You are on page 1of 11

ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No.

2 │Oktober 2018

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PERMUKIMAN KUMUH DI KE-


LURAHAN LAPULU KOTA KENDARI
PLANNING SYSTEM SANITATION CONCERN UPON IN LAPULU VILLAGE
KENDARI CITY
Machmuddin Muhammad¹) Lukman Yunus ²) La Ode Muh. Magribi ³)
1)
Program Studi PerencanaanWilayah
2)
Fakultas Pertanian
3)
Fakultas Teknik UHO

ABSTRACT

A residential area is categorized as a slum when its drainage does not work well, there-
fore planning a sanitary system (drainage network) is needed in order that it can function opti-
mally in accordance to Standard of Minimum Service that can accommodate debit of normal wa-
ter, especially during a rainy season and high tide so that water puddle or flood can be prevent-
ed. This study aimed to find out the existing networks of drainage, floodplain area, and to plan a
development of optimum drainage that meets the standard in Lapulu sub-district. Result of the
study showed that many of the existing networks of drainage do not function optimally, for exam-
ple many drainagesare built higher than people’s house yard, and many are clogged by trashes,
soil, and sand, as well as disconnected due to water friction and damage. The total of problemat-
ic drainage network was 5.388 meters, or 92.7%, and of the total number of buildings there are
250 buildings or 43% around the floodplain. It is urgent for pertinent institutions, non-
governmental organizations, environmental enthusiasts, and higher education via community
service to socialize and raise people’s awareness of the importance of keeping their environment
clean, restraining themselves from disposing rubbish haphazardly, and keeping drainages clean
in order that they can channel water flowing from residential areas, rain fall, and floodplain.

Keywords: slums, drainage networking system

ABSTRAK

Kawasan permukiman dapat juga dikatakan kumuh apabila saluran drainasenya tidak ber-
fungsi dengan baik, untuk itu diperlukan perencanaan sistem Drainase (jaringan drainase) agar
dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) guna menam-
pung debit aliran air yang normal, terutama pada saat musim hujan dan terjadi pasang air laut se-
hingga tidak mengalami genangan atau banjir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ek-
sisting jaringan drainase, area genangan, dan merencanakan pembangunan drainase yang optimal
sesuai standar di Kelurahan Lapulu. Hasil penelitian menunjukkan eksisting jaringan drainase
masih banyak ditemukan tidak berfungsi dengan optimal, seperti letak saluran drainase yang lebih
tinggi dari pekarangan warga, adanya saluran drainase yang tersumbat oleh sampah, tertimbun
tanah dan pasir, terputus karena pergeseran air dan rusak. Jumlah total jaringan drainase yang ter-
dapat masalah yaitu sebesar 5.388 meter dengan prosentase 92,7% dan 250 bangunan yang
disekitarnya terdapat genangan atau 43% dari seluruh bangunan. Perlunya sosialisasi oleh instansi
yang terkait, Lembaga Swadaya Masyarakat, pemerhati lingkungan, maupun Perguruan Tinggi
melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Guna menumbuhkan kesadaran masyarakat
akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, tidak membuang sampah di saluran drainase
dan selalu menjaga saluran drainase agar tetap bersih sehingga dapat dengan lancar mengalirkan
air pembuangan dari permukiman, air hujan dan genangan.

Kata Kunci : Permukiman Kumuh, Sistem Jaringan Drainase.

1
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018

PENDAHULUAN (DAS) di suatu kawasan. Kemudian jika sua-


tu perkotaan atau kawasan terjadi penurunan
Latar Belakang kapasitas sistem sekaligus terjadi peningkatan
debit aliran, maka banjir akan semakin
Banjir atau terjadinya genangan di suatu meningkat,baik frekuensinya, luasannya,
kawasan pemukiman atau perkotaan masih kedalamannya, maupun durasinya (Suripin,
banyak terjadi di berbagai kota di Indonesia. 2014).
Genangan tidak hanya dialami oleh kawasan Pemerintah telah mengeluarkan Standar
perkotaan yang terletak di dataran rendah Pelayanan Minimal (SPM) sektor Drainase.
saja, bahkan dialami kawasan yang terletak di Standar ini ada dalam Peraturan Menteri
dataran tinggi. Banjir atau genangan di suatu Pekerjaan Umum No 14/PRT/M/2010 ten-
kawasan terjadi apabila sistem yang berfungsi tang Standar Pelayanan Minimal bidang
untuk menampung genangan itu tidak mampu Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.
menampung debit yang mengalir, hal ini aki- Secara umum, di sub sektor drainase per-
bat dari tiga kemungkinan yang terjadi yaitu : mukiman, Standar Pelayanan Minimal (SPM)
kapasitas sistem yang menurun, debit aliran adalah tersedianya sistem jaringan drainase
air yang meningkat, atau kombinasi dari skala kawasan dan skala kota sehingga tidak
kedua-duanya. Pengertian sistem disini ada- terjadi genangan (lebih dari 30 cm, selama 2
lah sistem jaringan drainase di suatu kawa- jam) dan tidak lebih dari 2 kali setahun.
san. Sedangkan sistem drainase secara umum Pada umumnya perumahan merupakan
dapat didefinisikan sebagai serangkaian kebutuhan dasar manusia yang perlu
bangunan air yang berfungsi untuk mengu- didukung oleh sistem Drainase yang me-
rangi dan /atau membuang kelebihan air ( madai, perumahan juga mempunyai peranan
banjir ) dari suatu kawasan atau lahan, se- yang sangat strategis dalam pembentukan
hingga lahan dapat difungsikan secara opti- watak serta kepribadian dalam suatu ling-
mal, jadi sistem drainase adalah rekayasa kungan atau bangsa.
infrastruktur di suatu kawasan untuk me- Masalah perumahan dan permukiman
nanggulangi adanya genangan banjir (Suri- merupakan masalah tanpa akhir (the endless
pin, 2014). problems). Betapa tidak, masalah papan bagi
Sistem jaringan drainase di suatu kawa- manusia senantiasa menjadi pembicaraan
san sudah semestinya dirancang untuk me- yang seolah tanpa akhir. Bukan hanya di ko-
nanampung debit aliran yang normal, teruta- ta-kota besar saja masalah ini mengemuka,
ma pada saat musim hujan. Artinya kapasitas tetapi di kota kecil pun masalah perumahan
saluran drainase sudah diperhitungkan untuk dan permukiman tersebut menjadi bahan
dapat menampung debit air yang terjadi se- pembicaraan. Masalah perumahan dan per-
hingga kawasan yang dimaksud tidak men- mukiman berkaitan dengan proses pem-
galami genangan atau banjir. Jika kapasitas bangunan, serta kerap merupakan cerminan
sistem saluran drainase menurun dikarenakan dari dampak keterbelakangan pembangunan
oleh berbagai sebab maka debit yang normal umumnya. Munculnya masalah perumahan
sekalipun tidak akan bisa ditampung oleh dan permukiman ini disebabkan, karena ku-
sistem yang ada. Sedangkan sebab rang terkendalinya pembangunan perumahan
menurunnya kapasitas sistem antara lain, dan permukiman sehingga menyebabkan
banyak terdapat endapan, terjadi kerusakan munculnya kawasan kumuh pada beberapa
fisik sistem jaringan, adanya bangunan lain di bagian kota yang berdampak pada penurunan
atas sistem jaringan. Pada waktu-waktu ter- daya dukung lingkungan. Keterbatasan ke-
tentu saat musim hujan sering terjadi pening- mampuan dan kapasitas dalam penyediaan
katan debit aliran, atau telah terjadi pening- perumahan dan permukiman yang layak huni
katan debit yang dikarenakan oleh berbagai baik oleh pemerintah, swasta maupun
sebab, maka kapasitas sistem yang ada tidak masyarakat.
bisa lagi menampung debit aliran, sehingga Pembangunan sumberdaya manusia dan
mengakibatkan banjir di suatu kawasan. Se- kelembagaan masyarakat yang masih belum
dangkan penyebab meningkatnya debit antara optimal khususnya menyangkut kesadaran
lain, curah hujan yang tinggi di luar kebia- akan pentingnya hidup sehat.
saan, perubahan tata guna lahan, kerusakan Kurang dipahaminya kriteria teknis
lingkungan pada Daerah Aliran Sungai pemanfaatan lahan permukiman dan pe-

2
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018

rumahan khususnya yang berbasis pada am- dimaksud tidak mengalami genangan atau
bang batas daya dukung lingkungan dan daya banjir.
tampung ruang. Pembangunan perumahan
dan permukiman yang kurang terpadu, ter-
arah, terencana, dan kurang memperhatikan Rumusan Masalah
kelengkapan prasarana dan sarana dasar sep- Dari permasalahan sistem Drainase
erti air bersih, Drainase (jamban), sistem yang ada di Kota Kendari, terdapat permasa-
pengelolaan sampah, dan saluran pembu- lahan yang dapat memberikan gambaran ten-
angan air hujan, akan cenderung mengalami tang perencanaan sistem Drainase per-
degradasi kualitas lingkungan atau yang mukiman kumuh yang ada di Kelurahan
kemudian diterminologikan sebagai “Kawa- Lapulu Kota Kendari, yaitu :
san Kumuh”. 1) Bagaimana mengidentifikasi eksisting
Kawasan kumuh meskipun tidak jaringan drainase di Kelurahan Lapulu
dikendaki namun harus diakui bahwa apakah berfungsi dengan optimal.
keberadaannya dalam perkembangan wilayah 2) Bagaimana mengidentifikasi area ge-
dan kota tidak dapat dihindari. Oleh karena nangan yang berada disekitar bangunan
itu, dalam rangka meminimalisir munculnya permukiman warga.
kawasan kumuh, maka perlu dilakukan 3) Bagaimana merencanakan pembangunan
upaya-upaya secara komprehensif yang drainase yang optimal sesuai standar
menyangkut berbagai aspek yang mampu agar tidak terjadi banjir dan genangan
menghambat timbulnya kawasan kumuh ter- air.
sebut (Surtiani, 2012).
Di tempat penelitian yaitu di kawasan Tujuan Penelitian
permukiman Kelurahan Lapulu Kecamatan Tujuan dari penelitian ini, yaitu :
Abeli merupakan salah satu permukiman 1. Untuk mengetahui eksisting jaringan
yang ada di Kota Kendari. Keberadaan kawa- drainase di Kelurahan Lapulu apakah
san permukiman ini terbentuk dan tumbuh di berfungsi dengan optimal.
pesisir pantai. Penghuni kawasan ini sebagian 2. Untuk mengetahui area genangan yang
besar adalah penduduk yang menggan- berada disekitar bangunan permukiman
tungkan mata pencaharian dari sektor infor- warga di Kelurahan Lapulu.
mal dan nelayan. Tingkat kemampuan 3. Untuk merencanakan pembangunan
ekonomi yang sangat rendah dari masyarakat drainase yang optimal sesuai standar
dan keterkaitan yang tinggi dengan tempat agar tidak terjadi banjir dan genangan
memperoleh mata pencaharian, menyebabkan air.
berdirinya permukiman-permukiman yang
dipaksakan untuk berada Manfaat Penelitian
berdekatan dengan lokasi pekerjaan. Manfaat yang diharapkan dari penelitian
Ketidakmampuan masyarakat untuk memen- ini adalah:
uhi biaya hidupnya, tentu saja menyebabkan 1. Sebagai masukan kepada Pemerintah
masyarakat tidak mampu membenahi ling- Kota Kendari dalam menyusun strategi
kungannya dari kondisi yang di bawah kebijakan, penyempurnaan peraturan,
standar hidup layak, kondisi yang demikian pedoman dan standar teknis tentang
membuat kawasan ini cenderung berkembang pengelolaan sistem Drainase per-
menjadi kumuh. (Hariyanto, 2011). mukiman kumuh di Kota Kendari.
Kawasan permukiman dapat juga 2. Sebagai masukan dan usulan bagi pihak
dikatakan kumuh apabila saluran drainasenya pemerintah dan masyarakat yang akan
tidak berfungsinya dengan baik, untuk itu melakukan perencanaan dan pelaksa-
diperlukan perencanaan sistem Drainase da- naan peningkatan kualitas lingkungan di
lam hal ini perencanaan jaringan drainase permukiman kumuh khususnya per-
agar dapat berfungsi secara optimal sesuai mukiman kumuh di Kota Kendari.
dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) 3. Dapat memberikan informasi dan penge-
guna menampung debit aliran air yang nor- tahuan kepada masyarakat guna
mal, terutama pada saat musim hujan dan melakukan upaya-upaya pemeliharaan
terjadi pasang air laut sehingga kawasan yang Drainase permukiman.

3
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018

METODE PENELITIAN Dari teori di atas, dapat ditentukan vari-


abel yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu
Lokasi Penelitian
variabel eksisting jaringan drainase, area ge-
Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota
nangan dan perencanaan sistem Drainase
Kendari Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengga-
berupa perencanaan drainase untuk per-
ra, secara geografis berada pada bagian Se-
mukiman kumuh yang baik dan teratur.
latan Garis Khatulistiwa berada di antara
3º54` 30``- 4º3` 11`` Lintang Selatan dan
Teknik Pengumpulan Data
membentang dari Barat ke Timur diantara
Dalam penelitian ini pengumpulan data
122º23`- 122º39` Bujur Timur. Lokasi
primer dilakukan melalui metode survey dan
penelitian berada pada kawasan permukiman
observasi langsung ke lokasi penelitian.
kumuh di Kelurahan Lapulu Kecamatan
Dengan cara demikian dapat diketahui lang-
Abeli.
sung mengenai keadaan fisik lingkungan ka-
Waktu Penelitian wasan terhadap perencanaan sistem Drainase
Penelitian ini berlangsung setelah permukiman kumuh di Kelurahan Lapulu
dikeluarkan izin penelitian sampai pada tahap Kecamatan Abeli Kota Kendari.
penulisan tesis. Adapun alokasi waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan semua itu Teknik Analisis Data
selama 3 bulan. Analisis yang digunakan dalam kajian
ini adalah analisis deskriptif terhadap data
Populasi kualitatif dan didukung oleh analisis kuanti-
Populasi adalah keseluruhan obyek tatif, dengan cara mendeskripsikan semua
penelitian (Rianse dkk, 2008). Populasi da- informasi dari hasil analisis kuantitatif yang
lam penelitian ini adalah semua rumah yang disajikan ke dalam bentuk tabel, gambar,
berada pada kawasan Kelurahan Lapulu grafik dan peta.
Kecamatan Abeli. Adapun jumlah Rumah
Tangga di Kelurahan Lapulu Kecamatan Konsep Operasional
Abeli yaitu 793 Rumah Tangga. (BPS Kota Berkaitan dengan tujuan penelitian
Kendari, 2015). perencanan sistem Drainase permukiman
kumuh di Kelurahan Lapulu Kota Kendari,
Sampel maka konsep operasional substansial dibatasi
Sampel adalah sebagian yang diambil pada aspek-aspek tertentu. Batasan konsep
dari seluruh obyek yang diteliti yang diang- operasional atau dalam ruang lingkup sub-
gap mewakili terhadap seluruh populasi dan stansial ini perlu dilakukan agar dalam pem-
diambil dengan menggunakan teknik (Rianse bahasan tidak mengalami pelebaran yang
dkk, 2008). menyebabkan kekaburan tujuan penelitian.
Secara ideal pengumpulan data dil- Aspek-aspek yang membatasi materi adalah
akukan sebanyak mungkin, tetapi hal ini san- sebagai berikut:
gat tidak mungkin dilakukan, namun apabila 1. Perencanaan adalah suatu proses menen-
data diambil hanya beberapa saja, barangkali tukan apa yang ingin dicapai di masa
hasilnya tidak mewakili. Maka dari itu diper- yang akan datang serta menetapkan taha-
lukan suatu data yang cara pengambilannya pan-tahapan yang dibutuhkan untuk men-
tidak terlalu makan waktu, tenaga serta biaya capainya.
yang besar, akan tetapi hasilnya cukup dapat 2. Sistem Drainase permukiman merupakan
dipercaya. permukiman yang berwawasan ling-
Sesuai dengan tujuan dan sasaran serta kungan seharusnya dilengkapi dengan
data yang dibutuhkan dalam penelitian ini pengolahan air limbah rumah tangga
maka teknik pengambilan sampel yang dil- (Drainase) yang secara ekologis layak.
akukan dalam penelitian ini adalah Survey Drainase merupakan usaha kesehatan
dan Observasi langsung terhadap sampel yai- masyarakat yang menitikberatkan pada
tu kawasan permukiman yang berada di Ke- penguasaan terhadap berbagai faktor ling-
lurahan Lapulu Kecamatan Abeli Kota Ken- kungan yang mempengaruhi derajat
dari. kesehatan (Azwar, 2009).
3. Drainase merupakan suatu tindakan teknis
Variabel Penelitian untuk mengurangi kelebihan air, baik be-
rasal dari air hujan, rembesan, maupun

4
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018

kelebihan air irigasi dari suatu kawa-


san/rembesan sehingga fungsi kawa-
san/lahan tidak terganggu
4. Permukiman adalah bagian dari ling-
kungan hunian yang terdiri atas lebih dari
satu satuan perumahan yang mempunyai
prasarana, sarana, utilitas umum, serta
mempunyai penunjang kegiatan fungsi
lain dikawasan perkotaan maupun
perdesaan.
Permukiman kumuh adalah permukiman Gambar 1. Grafk Saluran Drainase
yang tidak layak huni karena ketidakteraturan
bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang Grafik di atas menunjukkan kondisi ek-
tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan sisting drainase yang telah terbangun dengan
prasarana yang tidak memenuhi syarat (UU persentase jumlah saluran drainase yang ada
No. 1, 2011). Salah satu ciri dari permukiman di RT 02/RW 03 yang perlu penanganan
kumuh dapat dilihat dari kondisi prasarana pemeliharaan drainase yang telah terbangun
Drainase lingkungan yang buruk (Siregar, sebesar 77 % dan rehabilitasi drainase yang
2010). rusak sebesar 23 %. Ini menunjukkan bahwa
masih perlunya peran serta masyarakat dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN menjaga dan memelihara saluran drainase di
sekitar permukiman agar drainase senantiasa
1. Kondisi Eksisting Jaringan Drainase bersih dan berfungsi optimal mengaliri air
Berdasarkan hasil survey dan observasi
yang tergenang.
di lapangan, eksisting jaringan drainase yang
telah dibangun oleh Pemerintah, NUSSP, 2) RT 01 / RW 04
P2MK, P2KP, dan swadaya masyarakat Eksisting jaringan drainase yang telah
masih banyak ditemukan jaringan/saluran terbangun di RT 01 / RW 04 menggunakan
drainase yang tidak berfungsi dengan opti- konstruksi pasangan batu dilicin. Hasil sur-
mal. Daftar nama jalan dan saluran drainase vey dan observasi di lapangan juga terdapat
di survey berdasarkan tiap RT/RW. Tercatat adanya masalah pada saluran drainase per-
ada 9 rona wilayah yang ada di Kelurahan mukiman warga. Faktor penyebab saluran
Lapulu. drainase tidak berfungsi dengan optimal din-
taranya saluran drainase rusak diakibatkan
1) RT 02 / RW 03 tertimbun batu pasir dan sampah, dan ada
Eksisting jaringan drainase yang telah
juga yang saluran yang terputus. Jumlah pan-
terbangun di RT 02 / RW 03 menggunakan
jang saluran drainase yang tidak berfungsi
konstruksi pasangan batu dilicin. Hasil sur- dengan optimal sebesar 406 meter.
vey dan observasi di lapangan terdapat adan-
ya masalah pada saluran drainase per-
mukiman warga. Ada beberapa faktor
penyebab saluran drainase tidak berfungsi
dengan optimal dintaranya air mengenang
pada saat pasang diakibatkan karena ter-
sumbat oleh sampah, banyak lubang dari
pekarangan rumah warga, tertimbun tanah,
tersumbat pasir dan rumput bahkan sampai
rusak. Jumlah panjang saluran drainase yang
tidak berfungsi dengan optimal sebesar 1.288 Gambar 2. Grafk Saluran Drainase
meter
Grafik di atas menunjukkan kondisi ek-
sisting drainase yang telah terbangun dengan
persentase jumlah saluran drainase yang ada
di RT 01 / RW 04 yang perlu penanganan
pembangunan drainase baru sebesar 41% dan
rehabilitasi drainase yang rusak sebesar 59%.
Ini menunjukkan bahwa masih terdapat area

5
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018

permukiman penduduk yang belum memiliki mukiman warga. Faktor penyebab saluran
drainase dan masih banyaknya drainase yang drainase tidak berfungsi dengan optimal din-
tidak dijaga dengan baik akibatnya banyak taranya saluran dibangun lebih tinggi dari
drainase yang rusak berat dan perlu rehabili- halaman rumah sehingga air pembuangan
tasi. dari rumah tidak dapat mengalir, tersumbat
oleh pasir, dan ada juga yang saluran yang
3) RT 02 / RW 01 terputus. Jumlah panjang saluran drainase
Eksisting jaringan drainase yang telah yang tidak berfungsi dengan optimal sebesar
terbangun di RT 02 / RW 01 menggunakan 390 meter.
konstruksi pasangan batu dilicin. Hasil sur-
vey dan observasi di lapangan kondisi drain-
ase baik tetapi masih terdapat adanya masa-
lah pada saluran drainase permukiman warga.
Faktor penyebab saluran drainase tidak ber-
fungsi dengan optimal dintaranya ada saluran
drainase yang belum difloor tertimbun oleh
pasir, tertimbun tanah dan sampah, dan ada
juga yang saluran yang terputus. Jumlah pan-
jang saluran drainase yang tidak berfungsi
dengan optimal sebesar 459 meter

Gambar 4. Grafik Saluran Darinase

Grafik di atas menunjukkan kondisi ek-


sisting drainase yang telah terbangun dengan
persentase jumlah saluran drainase yang ada
di RT 01/RW 01 yang perlu penanganan
pemeliharaan drainase yang telah terbangun
sebesar 68% dan pembangunan drainase baru
sebesar 32%. Ini menunjukkan bahwa masih
Gambar 3. Grafik Jumlah Saluran Dainase terdapat area permukiman yang belum mem-
iliki saluran drainase, selain itu juga perlunya
Grafik di atas menunjukkan kondisi ek- peran serta masyarakat dalam menjaga dan
sisting drainase yang telah terbangun dengan memelihara saluran drainase di sekitar per-
persentase jumlah saluran drainase yang ada mukiman agar drainase senantiasa bersih dan
di RT 02/RW 01 yang perlu penanganan berfungsi optimal mengaliri air yang terge-
pemeliharaan drainase yang telah terbangun nang.
sebesar 74% dan pembangunan drainase baru
sebesar 26 %. Ini menunjukkan bahwa masih 5) RT 01 / RW 01
terdapat area permukiman yang belum mem- Hasil survey dan observasi di lapangan
iliki saluran drainase, selain itu juga perlunya pada RT 02 / RW 02 tidak terdapat permasa-
peran serta masyarakat dalam menjaga dan lahan saluran drainase permukiman warga.
memelihara saluran drainase di sekitar per- Semua saluran drainase di sekitar per-
mukiman agar drainase senantiasa bersih dan mukiman warga dalam kondisi baik sehingga
berfungsi optimal mengaliri air yang terge- tidak ada air yang mengenang dan saluran
nang. berfungsi dengan optimal menyalurkan air.

4) RT 01 / RW 01 6) RT 01 / RW 02
Eksisting jaringan drainase yang telah Sama halnya dengan RT 02 / RW 02
terbangun di RT 01 / RW 01 menggunakan berdasarkan hasil survey dan observasi di
konstruksi pasangan batu dilicin. Hasil sur- lapangan juga tidak terdapat permasalahan
vey dan observasi di lapangan semua kondisi saluran drainase permukiman warga. Semua
drainase baik tetapi masih ada saja terdapat saluran drainase di sekitar permukiman warga
adanya masalah pada saluran drainase per- dalam kondisi baik sehingga tidak ada air

6
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018

yang mengenang dan saluran berfungsi drainase permukiman warga. Faktor


dengan optimal menyalurkan air. penyebab saluran drainase tidak berfungsi
dengan optimal dintaranya tersumbat sampah,
7) RT 01 / RW 03 tertimbun pasir, dan tertutup tanah. Jumlah
Eksisting jaringan drainase yang telah panjang saluran drainase yang tidak berfungsi
terbangun di RT 01 / RW 03 menggunakan dengan optimal sebesar 1.063 meter.
konstruksi pasangan batu dilicin. Hasil sur-
vey dan observasi di lapangan kondisi drain-
ase baik dan buruk. Juga terdapat adanya
masalah pada saluran drainase permukiman
warga. Faktor penyebab saluran drainase tid-
ak berfungsi dengan optimal dintaranya air
mengenang karena tersumbat sampah, tertim-
bun pasir, konstruksi yang salah, sedimentasi,
tertutup timbunan pelebaran jalan dan saluran
pecah. Jumlah panjang saluran drainase yang
tidak berfungsi dengan optimal sebesar 1.389
meter.

Gambar 6. Grafik Jumlah Drainase

Grafik di atas menunjukkan kondisi ek-


sisting drainase yang telah terbangun dengan
persentase jumlah saluran drainase yang ada
di RT 02 / RW 04 yang perlu penanganan
Gambar 5. Grafik Jumlah Drainase pemeliharaan drainase yang telah terbangun
sebesar 67 %, rehabilitasi saluran drainase
Grafik di atas dapat diketahui kondisi yang rusak berat sebesar 30% dan pem-
eksisting drainase yang telah terbangun bangunan drainase baru sebesar 3%. Ini
dengan persentase jumlah saluran drainase menunjukkan bahwa masih terdapat area
yang ada di RT 01/RW 03 yang perlu pe- permukiman yang belum memiliki saluran
nanganan pemeliharaan drainase yang telah drainase, terdapatnya kondisi saluran drainase
terbangun sebesar 78 %, rehabilitasi saluran yang rusak berat selain itu juga perlunya
drainase yang rusak berat sebesar 9 % dan peran serta masyarakat dalam menjaga dan
pembangunan drainase baru sebesar 13 %. Ini memelihara saluran drainase di sekitar per-
menunjukkan bahwa masih terdapat area mukiman agar drainase senantiasa bersih dan
permukiman yang belum memiliki saluran berfungsi optimal mengaliri air yang terge-
drainase, terdapatnya kondisi saluran drainase nang.
yang rusak berat selain itu juga perlunya
peran serta masyarakat dalam menjaga dan 9) RT 03 / RW 04
memelihara saluran drainase di sekitar per- Eksisting jaringan drainase yang telah
mukiman agar drainase senantiasa bersih dan terbangun di RT 03 / RW 04 menggunakan
berfungsi optimal mengaliri air yang terge- konstruksi pasangan batu dilicin. Hasil sur-
nang. vey dan observasi di lapangan kondisi drain-
ase baik dan buruk. Juga terdapat adanya
8) RT 02 / RW 04 masalah pada saluran drainase permukiman
Eksisting jaringan drainase yang telah warga. Faktor penyebab saluran drainase tid-
terbangun di RT 02 / RW 04 menggunakan ak berfungsi dengan optimal dintaranya ter-
konstruksi pasangan batu, pasangan batu sumbat sampah, tertimbun pasir, dan tertutup
dilicin dan tanah. Hasil survey dan observasi tanah. Jumlah panjang saluran drainase yang
di lapangan kondisi drainase baik dan buruk.
Juga terdapat adanya masalah pada saluran

7
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018

tidak berfungsi dengan optimal sebesar 849 Ada 5388 92,7%


meter. Tidak Ada 425 7,3%
Jumlah Total 5813 100,0%

Gambar 7. Grafik Jumlah Drainase


Gambar 8. Grafik jaringan Drainase Pemukiman
Grafik di atas menunjukkan kondisi ek- Berdasarkan tabel dan grafik di atas
sisting drainase yang perlu penanganan menunjukkan jumlah total jaringan/saluran
pemeliharaan drainase yang telah terbangun drainase yang terdapat masalah cukup banyak
sebesar 68 %, rehabilitasi saluran drainase yaitu sebesar 5.388 meter jika diprosentasek-
yang rusak berat sebesar 29 % dan pem- an sebesar 92,7%, dan hanya 425 meter
bangunan drainase baru sebesar 3 %. Ini dengan prosentase 7,3% saluran drainase
menunjukkan bahwa masih terdapat area yang tidak bermasalah dan kondisinya baik
permukiman yang belum memiliki saluran berfungsi dengan optimal. Jumlah total pan-
drainase, terdapatnya kondisi saluran drainase jang drainase yang telah terbangun di Ke-
yang rusak berat selain itu juga perlunya lurahan Lapulu sebesar 5.813 meter.
peran serta pemeliharaan saluran drainase di
2. Lokasi Genangan
sekitar permukiman agar senantiasa.
Kondisi lingkungan permukiman juga
Jumlah total keseluruhan jaringan drain-
sangat menentukan derajat kesehatan dari
ase permukiman yang ada di Kelurahan
warga. Selain kebersihan lingkungan tetap
Lapulu dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
dijaga, tingkat kekumuhan permukiman ter-
Tabel 1. Jumlah Jaringan Permukiman sebut bisa juga dipengaruhi oleh adanya ge-
Panjang nangan air di sekitar bangunan.
Kondisi Drainase Prosentase Khusus di Kelurahan Lapulu, terkait pem-
(M)
anfaatan lahan, yaitu Kelurahan Lapulu ter-
Baik 3263 56,1%
masuk kawasan khusus, mengakibatkan ban-
Sedang 945 16,3% yak terdapat daerah genangan. Daerah ge-
Buruk 1605 27,6% nangan ini terbentuk karena disebabkan oleh :
1) Tidak meratanya proses reklamasi pantai,
Jumlah Total 5813 100%
yaitu berupa daerah pasang surut yang
tidak mempunyai saluran buangan ke laut,
Berdasarkan tabel 1 di atas menunjuk- dikarenakan daerah sekelilingnya telah
kan jumlah total panjang kondisi drainase ditimbun, atau karena tertutup oleh jarin-
yang dalam kondisi baik sebesar 3.263 meter gan drainase.
dengan prosentase 56,1%, sedang 945 meter 2) Daerah Rawa / Cekungan yang merupa-
dengan prosentase 16,3% dan buruk 1.605 kan tempat penampungan air alami (water
meter dengan prosentase 27,6%. Jumlah total catchment area)
panjang drainase yang telah terbangun di 3) Cekungan yang dijadikan tempat menga-
Kelurahan Lapulu sebesar 5.813 meter. lirnya air limbah dari bangunan.
Jumlah total keseluruhan jarin- 4) Genangan pada Jaringan Drainase yang
gan/saluran drainase permukiman yang tertutup oleh sampah/ sedimentasi.
bermasalah di Kelurahan Lapulu dapat 5) Genangan pada jaringan drainase akibat
dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini : proses pasang surut.
Tabel 2. Jumlah saluran drainase yang bermasalah Daerah genangan ini, apabila dibiar-
Bermasalah Panjang (M) Prosentase kan,akan dapat memunculkan permasalahan
kesehatan. Apalagi bagi genangan yang juga
difungsikan sebagai penampung limbah,

8
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018

bahkan sebagai lokasi buangan WC Gantung, pur maupun bergantian, sangat cocok dengan
akan sangat buruk akibatnya bagi kesehatan. fungsinya yaitu mengalirkan air buangan
Indikasi awal yang dapat ditangkap adalah rumah tangga dan air hujan secara bersa-
polusi bau di sekitar lokasi buangan tersebut. maan.

4) Konstruksi
Untuk konstruksinya, digunakan 2 jenis
konstruksi saluran yaitu :
1. Saluran Terbuka
Untuk saluran terbuka yaitu bagian
atasnya terbuka dan berhubungan dengan
Gambar 9. Genangan Sekitar Bangunan
udara luar. Saluran ini lebih sesuai untuk
Berdasarkan grafik di atas, ditemukan drainase hujan yang terletak di bawah
250 bangunan yang disekitarnya terdapat yang mempunyai luasan yang cukup,
genangan atau 43% dari seluruh bangunan ataupun drainase non-hujan yang tidak
dan 336 bangunan yang aman dari genangan membahayakan kesehatan/mengganggu
atau 57% dari seluruh bangunan. lingkungan. Saluran terbuka baik
digunakan pada permukiman yang tidak
3. Perencanaan Drainase Permukiman padat penduduknya seperti di RT 01/RW
Menelaah hasil teori tinjauan pustaka un- 04, RT 02/RW 01, RT 02/RW 02, dan RT
tuk dituangkan ke dalam proses perencanaan, 01/RW 02. Untuk menyaring Saluran
didapatkan teori-teori yang dapat mendukung Pembuangan Air Limbah (SPAL) warga
perencanaan sistem jaringan drainase yang agar tidak langsung mengalir ke laut
baik sesuai dengan standar agar mampu ber- dibeberapa titik saluran drainase dise-
fungsi dengan optimal mengalirkan air yang diakan sumur resapan.
terjadi akibat pembuangan saluran per- 2. Saluran tertutup.
mukiman dan genangan sekaligus menjawab Untuk saluran tertutup digunakan di
permasalahan jaringan drainase yang ada di lokasi-lokasi permukiman yang padat
permukiman Kelurahan Lapulu. penduduknya. Saluran tertutup baik
Adapun teori-teori yang digunakan dalam digunakan pada permukiman yang padat
proses perencanaan sistem jaringan drainase penduduknya seperti di RT 03/RW 04,
di permukiman Kelurahan Lapulu, yaitu : RT 02/RW 04, RT 02/RW 03, RT 01/RW
03 dan RT 01/RW 01. Karena bentuk
1) Jenis Drainase saluran drainasenya tertutup untuk
Untuk sebuah proses perencanaan jenis mengantisipasi agar tidak tersumbat oleh
drainase merupakan drainase buatan (Artifi- sampah, maka dibeberapa titik dekat per-
cial Drainage). Drainase ini dibuat dengan mukiman disediakan bak sampah agar
maksud dan tujuan perencanaan drainase masyarakat tidak membuang sampah
sehingga memerlukan bangunan khusus yaitu sembarangan dan untuk menyaring Salu-
pasangan batu/beton, selain cocok untuk ran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
permukiman, anggaran perencanaannya pun warga agar tidak langsung mengalir ke
lebih murah dan efisien. laut dibeberapa titik saluran drainase
disediakan sumur resapan.
2) Letak Bangunan
Untuk letak bangunannya saluran drainase 5) Pola Jaringan Drainase
dibangun dalam bentuk Drainase Permukaan Karena lokasi penelitian yaitu di Ke-
Tanah (Surface Drainage) yaitu saluran lurahan Lapulu yang merupakan area yang
drainase yang berada di atas permukaan tanah padat akan bangunan rumah penduduknya
yang berfungsi mengalirkan air limpasan maka ada 3 pola jaringan drainase yang co-
permukaan. cok digunakan yaitu :
1. Pola Siku karena disesuaikan dengan dae-
3) Fungsinya rah diKelurahan Lapulu yaitu daerah yang
Untuk fungsinya, jenis drainase yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi
digunakan yaitu drainase Multi Purpose, di- dari pada sungai sehingga sungai
mana saluran ini berfungsi mengalirkan be- digunakan sebagai saluran pembuangan
berapa jenis air buangan baik secara bercam- akhir.

9
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018

2. Pola Paralel, karena saluran utama ter- lilingnya telah ditimbun, atau karena
letak sejajar dengan saluran cabang. tertutup oleh jaringan drainase.
Dengan saluran cabang (sekunder) yang - Daerah Rawa / Cekungan yang merupa-
cukup banyak dan pendek-pendek. Apabi- kan tempat penampungan air alami (wa-
la terjadi perkembangan permukiman di ter catchment area)
Kelurahan Lapulu, saluran-saluran dapat - Cekungan yang dijadikan tempat men-
menyesuaikan diri. galirnya air limbah dari bangunan.
Pola Jaring-jaring, karena saluran-saluran - Genangan pada Jaringan Drainase yang
pembuangan yang mengikut arah jalan raya, tertutup oleh sampah/ sedimentasi.
dan cocok digunakan di Kelurahan Lapulu - Genangan pada jaringan drainase aki-
karena ada juga area kawasan dengan topo- bat proses pasang surut. Daerah ge-
grafinya yang datar. nangan ini, apabila dibiarkan, akan
dapat memunculkan permasalahan
6) Jenisnya kesehatan. Apalagi bagi genangan yang
Untuk jenisnya saluran yang digunakan juga difungsikan sebagai penampung
yaitu saluran berbentuk trapezium dan limbah, akan sangat buruk akibatnya
persegi empat. Saluran ini menggunakan bagi kesehatan. Selain kebersihan ling-
kontruksi pasangan batu isi di beri plesteran kungan tetap dijaga, tingkat kekumuhan
semen yang mulus untuk mengurangi perge- permukiman tersebut bisa juga di-
saran dan melancarkan laju air. Kedua bentuk pengaruhi oleh adanya genangan air di
konstruksi saluran ini sudah sesuai standard sekitar bangunan. Ditemukan 250
dan selain cocok digunakan untuk per- bangunan yang disekitarnya terdapat
mukiman, anggaran perencanaannya pun genangan atau 43% dari seluruh
lebih murah dan efisien. bangunan.
3. Berdasarkan hasil survey dan observasi di
KESIMPULAN DAN SARAN Kelurahan Lapulu, mengacu pada area
Kesimpulan yang terdapat genangan di sekitar kawa-
Dari hasil pembahasan yang dil- san permukiman di RT 01/RW 03, RT
akukan terhadap permasalahan yang ada, 02/RW 03, dan RT 02/RW 02.
maka dapat disimpulkan bebrapa hal sebagai Perencanaan jaringan drainase didasari
berikut: berdasarkan urutan prioritas.
1. Berdasarkan hasil survey dan observasi di
Kelurahan Lapulu, eksisting jaringan Saran
drainase yang telah dibangun oleh Adapun saran yang dapat diberikan ada
Pemerintah, NUSSP, P2MK, P2KP, dan beberapa hal, yaitu :
swadaya masyarakat masih banyak 1. Eksisting jaringan drainase yang telah
ditemukan jaringan/saluran drainase yang dibangun tetapi tidak berfungsi dengan
tidak berfungsi dengan optimal, seperti le- optimal maka sudah perlu dilakukan re-
tak saluran drainase yang lebih tinggi dari habilitasi, disamping perbaikan yang ter-
pekarangan warga, adanya saluran drain- putus dan rusak, serta dapat berfungsi lagi
ase yang tersumbat oleh sampah, tertim- sesuai dengan fungsinya yaitu untuk
bun tanah dan pasir, terputus karena mengalirkan air pembuangan per-
pergeseran air dan bahkan ada saluran mukiman, mengalirkan air hujan masuk
yang sama sekali tidak berfungsi/rusak. ke dalam badan saluran, sehingga tidak
Jumlah total jaringan/saluran drainase melimpas di pekarangan dan jalan serta
yang terdapat masalah yaitu sebesar 5.388 tidak lagi menggenangi lahan.
meter dengan prosentase 92,7%. 2. Rumusan Sistem Pendukung Ke-
2. Berdasarkan hasil survey dan observasi di bijakan prioritas rehabilitasi dan
Kelurahan Lapulu, terdapat banyak area perencanaan pembangunan jaringan
genangan, yaitu di RT 01/RW 03, RT drainase di Kelurahan Lapulu ini dapat di-
02/RW 03,dan RT 02/RW 02. Ini jadikan rujukan untuk pengajuan dana
disebabkan karena : stimulan kepada Pemerintah Kota Kendari
- Tidak meratanya proses reklamasi pan- secara bertahap pada setiap tahun ang-
tai, yaitu berupa daerah pasang surut garan.
yang tidak mempunyai saluran buangan 3. Perlunya sosialisasi oleh instansi yang
ke laut, dikarenakan daerah seke- terkait, Lembaga Swadaya Masyarakat,

10
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018

pemerhati lingkungan, maupun Perguruan Suripin. (2014). Sistem Drainase Perkotaan


Tinggi melalui kegiatan pengabdian yang Berkelanjutan, Penerbit Andi,
kepada masyarakat. Guna menumbuhkan Jogyakarta.
kesadaran masyarakat akan pentingnya Surtiani Eny Endang, 2012. Faktor-faktor
menjaga kebersihan lingkungan, tidak yang Mempengaruhi Terciptanya Ka-
membuang sampah di saluran drainase wasan Permukiman Kumuh di Kawa-
dan selalu menjaga saluran drainase agar san Pusat Kota (Studi Kasus : Kawa-
tetap bersih sehingga dapat dengan lancar san Pancuran Salatiga. Program Studi
mengalirkan air pembuangan dari per- Magister Teknik Pembangunan Wila-
mukiman, air hujan dan genangan. yah dan Kota. Semarang.

DAFTAR PUSTAKA
Data/Laporan
Agung Ridlo,2009, Perumahan dan Per-
mukiman yang Sinergis, Semarang:
Pedoman Standar Pelayanan Minimal (SPM)
PT. Jayakarta Agung.
Pedoman Penentuan Standar Pela-
Amien, Sjukrul MM, 2011. Materi Drain-
yanan Minimal Bidang Penataan Ru-
ase. Direktur Pengembangan PLP.
ang, Perumahan dan Permukiman dan
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Ke-
Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri
menterian Pekerjaan Umum. Jakarta
Permukiman dan Prasarana Wilayah
Azwar, Asrul. M.P.H. 2009. Pengantar Ilmu
No.n534/KPTS/M/2001) Menteri
Lingkungan. Jakarta: Mutiara Sumber
Permukiman danPrasarana Wilayah.
Wijaya.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
Hadihardjaja, dkk. 2010. Drainase
14/PRT/M/2010 tentang Standar Pe-
Perkotaan. Universitas Guna Dharma.
layanan Minimal bidang Pekerjaan
Jakarta Hariyanto Asep. 2011.
Umum dan Penataan Ruang.
Strategi PenangananKawasan Ku-
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
muh Sebagai Upaya Menciptakan
Kendari. Pemerintah Kota Kendari
Lingkungan Perumahan dan Per-
Bappeda kota Kendari, Tahun 2010 –
mukiman Yang Sehat. Program Studi
2030. SKKNI (Standar Kompetensi
Perencanaan Wilayah dan Kota.
Kerja Nasional Indonesia), Ahli
UNISBA. Bandung
Perencanaan Sistem Drainase Ling-
Hasmar, Halim. 2012. Drainase Perkotaan.
kungan (Air Limbah Permukiman).
UII Press. Yogyakarta.
Badan Pembinaan Konstruksi dan
Kodoatie, Robert. (2013), Manajemen dan
Sumber Daya Manusia. Departemen
Rekayasa Infrastruktur, Penerbit
Pekerjaan Umum.
Pustaka Pelajar, Jogyakarta.
UU RI No. 1 Tahun 2011. Tentang Pe-
Rianse, Usman, dkk. 2008. Metode Penelitian
rumahan dan Kawasan Permukiman.
Sosial dan Ekonomi, Teori dan Ap-
likasi. Bandung : Penerbit Alfabeta.
Siregar Tety Juliany, 2010. Tesis Kepedu-
lian Masyarakat Dalam Perbaikan
Drainase Lingkungan Permukiman
Kumuh di Kelurahan Matahalasan
Kota Tanjung Balai. Program Studi
Magister Teknik Pembangunan Wila-
yah dan Kota.
Semarang
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuanti-
tatif Kualitatif dan R&D. Cetakan Ke-
14. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Sunjoto. (2010), Sistem Drainase Air Hujan
yang Berwawasan Lingkungan, Maka-
lah Seminar Pengkajian Sitem Hi-
drologi dan Hidrolika, PAU Ilmu
Teknik Universitas Gajah Mada.

11

You might also like