Professional Documents
Culture Documents
2 │Oktober 2018
ABSTRACT
A residential area is categorized as a slum when its drainage does not work well, there-
fore planning a sanitary system (drainage network) is needed in order that it can function opti-
mally in accordance to Standard of Minimum Service that can accommodate debit of normal wa-
ter, especially during a rainy season and high tide so that water puddle or flood can be prevent-
ed. This study aimed to find out the existing networks of drainage, floodplain area, and to plan a
development of optimum drainage that meets the standard in Lapulu sub-district. Result of the
study showed that many of the existing networks of drainage do not function optimally, for exam-
ple many drainagesare built higher than people’s house yard, and many are clogged by trashes,
soil, and sand, as well as disconnected due to water friction and damage. The total of problemat-
ic drainage network was 5.388 meters, or 92.7%, and of the total number of buildings there are
250 buildings or 43% around the floodplain. It is urgent for pertinent institutions, non-
governmental organizations, environmental enthusiasts, and higher education via community
service to socialize and raise people’s awareness of the importance of keeping their environment
clean, restraining themselves from disposing rubbish haphazardly, and keeping drainages clean
in order that they can channel water flowing from residential areas, rain fall, and floodplain.
ABSTRAK
Kawasan permukiman dapat juga dikatakan kumuh apabila saluran drainasenya tidak ber-
fungsi dengan baik, untuk itu diperlukan perencanaan sistem Drainase (jaringan drainase) agar
dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) guna menam-
pung debit aliran air yang normal, terutama pada saat musim hujan dan terjadi pasang air laut se-
hingga tidak mengalami genangan atau banjir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ek-
sisting jaringan drainase, area genangan, dan merencanakan pembangunan drainase yang optimal
sesuai standar di Kelurahan Lapulu. Hasil penelitian menunjukkan eksisting jaringan drainase
masih banyak ditemukan tidak berfungsi dengan optimal, seperti letak saluran drainase yang lebih
tinggi dari pekarangan warga, adanya saluran drainase yang tersumbat oleh sampah, tertimbun
tanah dan pasir, terputus karena pergeseran air dan rusak. Jumlah total jaringan drainase yang ter-
dapat masalah yaitu sebesar 5.388 meter dengan prosentase 92,7% dan 250 bangunan yang
disekitarnya terdapat genangan atau 43% dari seluruh bangunan. Perlunya sosialisasi oleh instansi
yang terkait, Lembaga Swadaya Masyarakat, pemerhati lingkungan, maupun Perguruan Tinggi
melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Guna menumbuhkan kesadaran masyarakat
akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, tidak membuang sampah di saluran drainase
dan selalu menjaga saluran drainase agar tetap bersih sehingga dapat dengan lancar mengalirkan
air pembuangan dari permukiman, air hujan dan genangan.
1
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018
2
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018
rumahan khususnya yang berbasis pada am- dimaksud tidak mengalami genangan atau
bang batas daya dukung lingkungan dan daya banjir.
tampung ruang. Pembangunan perumahan
dan permukiman yang kurang terpadu, ter-
arah, terencana, dan kurang memperhatikan Rumusan Masalah
kelengkapan prasarana dan sarana dasar sep- Dari permasalahan sistem Drainase
erti air bersih, Drainase (jamban), sistem yang ada di Kota Kendari, terdapat permasa-
pengelolaan sampah, dan saluran pembu- lahan yang dapat memberikan gambaran ten-
angan air hujan, akan cenderung mengalami tang perencanaan sistem Drainase per-
degradasi kualitas lingkungan atau yang mukiman kumuh yang ada di Kelurahan
kemudian diterminologikan sebagai “Kawa- Lapulu Kota Kendari, yaitu :
san Kumuh”. 1) Bagaimana mengidentifikasi eksisting
Kawasan kumuh meskipun tidak jaringan drainase di Kelurahan Lapulu
dikendaki namun harus diakui bahwa apakah berfungsi dengan optimal.
keberadaannya dalam perkembangan wilayah 2) Bagaimana mengidentifikasi area ge-
dan kota tidak dapat dihindari. Oleh karena nangan yang berada disekitar bangunan
itu, dalam rangka meminimalisir munculnya permukiman warga.
kawasan kumuh, maka perlu dilakukan 3) Bagaimana merencanakan pembangunan
upaya-upaya secara komprehensif yang drainase yang optimal sesuai standar
menyangkut berbagai aspek yang mampu agar tidak terjadi banjir dan genangan
menghambat timbulnya kawasan kumuh ter- air.
sebut (Surtiani, 2012).
Di tempat penelitian yaitu di kawasan Tujuan Penelitian
permukiman Kelurahan Lapulu Kecamatan Tujuan dari penelitian ini, yaitu :
Abeli merupakan salah satu permukiman 1. Untuk mengetahui eksisting jaringan
yang ada di Kota Kendari. Keberadaan kawa- drainase di Kelurahan Lapulu apakah
san permukiman ini terbentuk dan tumbuh di berfungsi dengan optimal.
pesisir pantai. Penghuni kawasan ini sebagian 2. Untuk mengetahui area genangan yang
besar adalah penduduk yang menggan- berada disekitar bangunan permukiman
tungkan mata pencaharian dari sektor infor- warga di Kelurahan Lapulu.
mal dan nelayan. Tingkat kemampuan 3. Untuk merencanakan pembangunan
ekonomi yang sangat rendah dari masyarakat drainase yang optimal sesuai standar
dan keterkaitan yang tinggi dengan tempat agar tidak terjadi banjir dan genangan
memperoleh mata pencaharian, menyebabkan air.
berdirinya permukiman-permukiman yang
dipaksakan untuk berada Manfaat Penelitian
berdekatan dengan lokasi pekerjaan. Manfaat yang diharapkan dari penelitian
Ketidakmampuan masyarakat untuk memen- ini adalah:
uhi biaya hidupnya, tentu saja menyebabkan 1. Sebagai masukan kepada Pemerintah
masyarakat tidak mampu membenahi ling- Kota Kendari dalam menyusun strategi
kungannya dari kondisi yang di bawah kebijakan, penyempurnaan peraturan,
standar hidup layak, kondisi yang demikian pedoman dan standar teknis tentang
membuat kawasan ini cenderung berkembang pengelolaan sistem Drainase per-
menjadi kumuh. (Hariyanto, 2011). mukiman kumuh di Kota Kendari.
Kawasan permukiman dapat juga 2. Sebagai masukan dan usulan bagi pihak
dikatakan kumuh apabila saluran drainasenya pemerintah dan masyarakat yang akan
tidak berfungsinya dengan baik, untuk itu melakukan perencanaan dan pelaksa-
diperlukan perencanaan sistem Drainase da- naan peningkatan kualitas lingkungan di
lam hal ini perencanaan jaringan drainase permukiman kumuh khususnya per-
agar dapat berfungsi secara optimal sesuai mukiman kumuh di Kota Kendari.
dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) 3. Dapat memberikan informasi dan penge-
guna menampung debit aliran air yang nor- tahuan kepada masyarakat guna
mal, terutama pada saat musim hujan dan melakukan upaya-upaya pemeliharaan
terjadi pasang air laut sehingga kawasan yang Drainase permukiman.
3
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018
4
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018
5
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018
permukiman penduduk yang belum memiliki mukiman warga. Faktor penyebab saluran
drainase dan masih banyaknya drainase yang drainase tidak berfungsi dengan optimal din-
tidak dijaga dengan baik akibatnya banyak taranya saluran dibangun lebih tinggi dari
drainase yang rusak berat dan perlu rehabili- halaman rumah sehingga air pembuangan
tasi. dari rumah tidak dapat mengalir, tersumbat
oleh pasir, dan ada juga yang saluran yang
3) RT 02 / RW 01 terputus. Jumlah panjang saluran drainase
Eksisting jaringan drainase yang telah yang tidak berfungsi dengan optimal sebesar
terbangun di RT 02 / RW 01 menggunakan 390 meter.
konstruksi pasangan batu dilicin. Hasil sur-
vey dan observasi di lapangan kondisi drain-
ase baik tetapi masih terdapat adanya masa-
lah pada saluran drainase permukiman warga.
Faktor penyebab saluran drainase tidak ber-
fungsi dengan optimal dintaranya ada saluran
drainase yang belum difloor tertimbun oleh
pasir, tertimbun tanah dan sampah, dan ada
juga yang saluran yang terputus. Jumlah pan-
jang saluran drainase yang tidak berfungsi
dengan optimal sebesar 459 meter
4) RT 01 / RW 01 6) RT 01 / RW 02
Eksisting jaringan drainase yang telah Sama halnya dengan RT 02 / RW 02
terbangun di RT 01 / RW 01 menggunakan berdasarkan hasil survey dan observasi di
konstruksi pasangan batu dilicin. Hasil sur- lapangan juga tidak terdapat permasalahan
vey dan observasi di lapangan semua kondisi saluran drainase permukiman warga. Semua
drainase baik tetapi masih ada saja terdapat saluran drainase di sekitar permukiman warga
adanya masalah pada saluran drainase per- dalam kondisi baik sehingga tidak ada air
6
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018
7
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018
8
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018
bahkan sebagai lokasi buangan WC Gantung, pur maupun bergantian, sangat cocok dengan
akan sangat buruk akibatnya bagi kesehatan. fungsinya yaitu mengalirkan air buangan
Indikasi awal yang dapat ditangkap adalah rumah tangga dan air hujan secara bersa-
polusi bau di sekitar lokasi buangan tersebut. maan.
4) Konstruksi
Untuk konstruksinya, digunakan 2 jenis
konstruksi saluran yaitu :
1. Saluran Terbuka
Untuk saluran terbuka yaitu bagian
atasnya terbuka dan berhubungan dengan
Gambar 9. Genangan Sekitar Bangunan
udara luar. Saluran ini lebih sesuai untuk
Berdasarkan grafik di atas, ditemukan drainase hujan yang terletak di bawah
250 bangunan yang disekitarnya terdapat yang mempunyai luasan yang cukup,
genangan atau 43% dari seluruh bangunan ataupun drainase non-hujan yang tidak
dan 336 bangunan yang aman dari genangan membahayakan kesehatan/mengganggu
atau 57% dari seluruh bangunan. lingkungan. Saluran terbuka baik
digunakan pada permukiman yang tidak
3. Perencanaan Drainase Permukiman padat penduduknya seperti di RT 01/RW
Menelaah hasil teori tinjauan pustaka un- 04, RT 02/RW 01, RT 02/RW 02, dan RT
tuk dituangkan ke dalam proses perencanaan, 01/RW 02. Untuk menyaring Saluran
didapatkan teori-teori yang dapat mendukung Pembuangan Air Limbah (SPAL) warga
perencanaan sistem jaringan drainase yang agar tidak langsung mengalir ke laut
baik sesuai dengan standar agar mampu ber- dibeberapa titik saluran drainase dise-
fungsi dengan optimal mengalirkan air yang diakan sumur resapan.
terjadi akibat pembuangan saluran per- 2. Saluran tertutup.
mukiman dan genangan sekaligus menjawab Untuk saluran tertutup digunakan di
permasalahan jaringan drainase yang ada di lokasi-lokasi permukiman yang padat
permukiman Kelurahan Lapulu. penduduknya. Saluran tertutup baik
Adapun teori-teori yang digunakan dalam digunakan pada permukiman yang padat
proses perencanaan sistem jaringan drainase penduduknya seperti di RT 03/RW 04,
di permukiman Kelurahan Lapulu, yaitu : RT 02/RW 04, RT 02/RW 03, RT 01/RW
03 dan RT 01/RW 01. Karena bentuk
1) Jenis Drainase saluran drainasenya tertutup untuk
Untuk sebuah proses perencanaan jenis mengantisipasi agar tidak tersumbat oleh
drainase merupakan drainase buatan (Artifi- sampah, maka dibeberapa titik dekat per-
cial Drainage). Drainase ini dibuat dengan mukiman disediakan bak sampah agar
maksud dan tujuan perencanaan drainase masyarakat tidak membuang sampah
sehingga memerlukan bangunan khusus yaitu sembarangan dan untuk menyaring Salu-
pasangan batu/beton, selain cocok untuk ran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
permukiman, anggaran perencanaannya pun warga agar tidak langsung mengalir ke
lebih murah dan efisien. laut dibeberapa titik saluran drainase
disediakan sumur resapan.
2) Letak Bangunan
Untuk letak bangunannya saluran drainase 5) Pola Jaringan Drainase
dibangun dalam bentuk Drainase Permukaan Karena lokasi penelitian yaitu di Ke-
Tanah (Surface Drainage) yaitu saluran lurahan Lapulu yang merupakan area yang
drainase yang berada di atas permukaan tanah padat akan bangunan rumah penduduknya
yang berfungsi mengalirkan air limpasan maka ada 3 pola jaringan drainase yang co-
permukaan. cok digunakan yaitu :
1. Pola Siku karena disesuaikan dengan dae-
3) Fungsinya rah diKelurahan Lapulu yaitu daerah yang
Untuk fungsinya, jenis drainase yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi
digunakan yaitu drainase Multi Purpose, di- dari pada sungai sehingga sungai
mana saluran ini berfungsi mengalirkan be- digunakan sebagai saluran pembuangan
berapa jenis air buangan baik secara bercam- akhir.
9
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018
2. Pola Paralel, karena saluran utama ter- lilingnya telah ditimbun, atau karena
letak sejajar dengan saluran cabang. tertutup oleh jaringan drainase.
Dengan saluran cabang (sekunder) yang - Daerah Rawa / Cekungan yang merupa-
cukup banyak dan pendek-pendek. Apabi- kan tempat penampungan air alami (wa-
la terjadi perkembangan permukiman di ter catchment area)
Kelurahan Lapulu, saluran-saluran dapat - Cekungan yang dijadikan tempat men-
menyesuaikan diri. galirnya air limbah dari bangunan.
Pola Jaring-jaring, karena saluran-saluran - Genangan pada Jaringan Drainase yang
pembuangan yang mengikut arah jalan raya, tertutup oleh sampah/ sedimentasi.
dan cocok digunakan di Kelurahan Lapulu - Genangan pada jaringan drainase aki-
karena ada juga area kawasan dengan topo- bat proses pasang surut. Daerah ge-
grafinya yang datar. nangan ini, apabila dibiarkan, akan
dapat memunculkan permasalahan
6) Jenisnya kesehatan. Apalagi bagi genangan yang
Untuk jenisnya saluran yang digunakan juga difungsikan sebagai penampung
yaitu saluran berbentuk trapezium dan limbah, akan sangat buruk akibatnya
persegi empat. Saluran ini menggunakan bagi kesehatan. Selain kebersihan ling-
kontruksi pasangan batu isi di beri plesteran kungan tetap dijaga, tingkat kekumuhan
semen yang mulus untuk mengurangi perge- permukiman tersebut bisa juga di-
saran dan melancarkan laju air. Kedua bentuk pengaruhi oleh adanya genangan air di
konstruksi saluran ini sudah sesuai standard sekitar bangunan. Ditemukan 250
dan selain cocok digunakan untuk per- bangunan yang disekitarnya terdapat
mukiman, anggaran perencanaannya pun genangan atau 43% dari seluruh
lebih murah dan efisien. bangunan.
3. Berdasarkan hasil survey dan observasi di
KESIMPULAN DAN SARAN Kelurahan Lapulu, mengacu pada area
Kesimpulan yang terdapat genangan di sekitar kawa-
Dari hasil pembahasan yang dil- san permukiman di RT 01/RW 03, RT
akukan terhadap permasalahan yang ada, 02/RW 03, dan RT 02/RW 02.
maka dapat disimpulkan bebrapa hal sebagai Perencanaan jaringan drainase didasari
berikut: berdasarkan urutan prioritas.
1. Berdasarkan hasil survey dan observasi di
Kelurahan Lapulu, eksisting jaringan Saran
drainase yang telah dibangun oleh Adapun saran yang dapat diberikan ada
Pemerintah, NUSSP, P2MK, P2KP, dan beberapa hal, yaitu :
swadaya masyarakat masih banyak 1. Eksisting jaringan drainase yang telah
ditemukan jaringan/saluran drainase yang dibangun tetapi tidak berfungsi dengan
tidak berfungsi dengan optimal, seperti le- optimal maka sudah perlu dilakukan re-
tak saluran drainase yang lebih tinggi dari habilitasi, disamping perbaikan yang ter-
pekarangan warga, adanya saluran drain- putus dan rusak, serta dapat berfungsi lagi
ase yang tersumbat oleh sampah, tertim- sesuai dengan fungsinya yaitu untuk
bun tanah dan pasir, terputus karena mengalirkan air pembuangan per-
pergeseran air dan bahkan ada saluran mukiman, mengalirkan air hujan masuk
yang sama sekali tidak berfungsi/rusak. ke dalam badan saluran, sehingga tidak
Jumlah total jaringan/saluran drainase melimpas di pekarangan dan jalan serta
yang terdapat masalah yaitu sebesar 5.388 tidak lagi menggenangi lahan.
meter dengan prosentase 92,7%. 2. Rumusan Sistem Pendukung Ke-
2. Berdasarkan hasil survey dan observasi di bijakan prioritas rehabilitasi dan
Kelurahan Lapulu, terdapat banyak area perencanaan pembangunan jaringan
genangan, yaitu di RT 01/RW 03, RT drainase di Kelurahan Lapulu ini dapat di-
02/RW 03,dan RT 02/RW 02. Ini jadikan rujukan untuk pengajuan dana
disebabkan karena : stimulan kepada Pemerintah Kota Kendari
- Tidak meratanya proses reklamasi pan- secara bertahap pada setiap tahun ang-
tai, yaitu berupa daerah pasang surut garan.
yang tidak mempunyai saluran buangan 3. Perlunya sosialisasi oleh instansi yang
ke laut, dikarenakan daerah seke- terkait, Lembaga Swadaya Masyarakat,
10
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 3 │ No. 2 │Oktober 2018
DAFTAR PUSTAKA
Data/Laporan
Agung Ridlo,2009, Perumahan dan Per-
mukiman yang Sinergis, Semarang:
Pedoman Standar Pelayanan Minimal (SPM)
PT. Jayakarta Agung.
Pedoman Penentuan Standar Pela-
Amien, Sjukrul MM, 2011. Materi Drain-
yanan Minimal Bidang Penataan Ru-
ase. Direktur Pengembangan PLP.
ang, Perumahan dan Permukiman dan
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Ke-
Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri
menterian Pekerjaan Umum. Jakarta
Permukiman dan Prasarana Wilayah
Azwar, Asrul. M.P.H. 2009. Pengantar Ilmu
No.n534/KPTS/M/2001) Menteri
Lingkungan. Jakarta: Mutiara Sumber
Permukiman danPrasarana Wilayah.
Wijaya.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
Hadihardjaja, dkk. 2010. Drainase
14/PRT/M/2010 tentang Standar Pe-
Perkotaan. Universitas Guna Dharma.
layanan Minimal bidang Pekerjaan
Jakarta Hariyanto Asep. 2011.
Umum dan Penataan Ruang.
Strategi PenangananKawasan Ku-
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
muh Sebagai Upaya Menciptakan
Kendari. Pemerintah Kota Kendari
Lingkungan Perumahan dan Per-
Bappeda kota Kendari, Tahun 2010 –
mukiman Yang Sehat. Program Studi
2030. SKKNI (Standar Kompetensi
Perencanaan Wilayah dan Kota.
Kerja Nasional Indonesia), Ahli
UNISBA. Bandung
Perencanaan Sistem Drainase Ling-
Hasmar, Halim. 2012. Drainase Perkotaan.
kungan (Air Limbah Permukiman).
UII Press. Yogyakarta.
Badan Pembinaan Konstruksi dan
Kodoatie, Robert. (2013), Manajemen dan
Sumber Daya Manusia. Departemen
Rekayasa Infrastruktur, Penerbit
Pekerjaan Umum.
Pustaka Pelajar, Jogyakarta.
UU RI No. 1 Tahun 2011. Tentang Pe-
Rianse, Usman, dkk. 2008. Metode Penelitian
rumahan dan Kawasan Permukiman.
Sosial dan Ekonomi, Teori dan Ap-
likasi. Bandung : Penerbit Alfabeta.
Siregar Tety Juliany, 2010. Tesis Kepedu-
lian Masyarakat Dalam Perbaikan
Drainase Lingkungan Permukiman
Kumuh di Kelurahan Matahalasan
Kota Tanjung Balai. Program Studi
Magister Teknik Pembangunan Wila-
yah dan Kota.
Semarang
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuanti-
tatif Kualitatif dan R&D. Cetakan Ke-
14. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Sunjoto. (2010), Sistem Drainase Air Hujan
yang Berwawasan Lingkungan, Maka-
lah Seminar Pengkajian Sitem Hi-
drologi dan Hidrolika, PAU Ilmu
Teknik Universitas Gajah Mada.
11