You are on page 1of 13

Vol. 4, No.

2, Agustus 2021 | P-ISSN: 2622-9862 | E-ISSN: 2622-707X

ANALISIS YURIDIS PERATURAN TERKAIT ARSITEKTUR


BANGUNAN BERCIRIKHAS DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Bagus Anwar Hidayatulloh
Universitas Widya Mataram
Yogyakarta, Indonesia
bagusanwar.responsif@gmail.com

ABSTRACT

This study examines the juridical analysis of regulations related to the architecture of the Yogyakarta Special
Region. Whereas the regulation of architectural buildings with cultural characteristics has been regulated in
several regional regulations, including regional regulations, governor regulations, and mayor regulations. This
research is a library research (library research) and combined with field research that is descriptive analytical.
So that bringing up the form of approach is a normative approach. The results of this study are regulations
related to architectural regulations that characterize the Special Region of Yogyakarta experiencing
strengthening in terms of its jurisdiction, especially with the birth of Regional Regulation with the birth of
Yogyakarta Special Region Regulation Number 1 Year 2017 Concerning Distinctive Characteristics of
Yogyakarta Special Region. In terms of the substance of the existing regulations will strengthen the legal
umbrella of Yogyakarta's architectural pluralism, strengthen the area of cultural heritage and the area of cultural
heritage. Then in terms of the laws and regulations, it is necessary to harmonize regulations related to building
architecture with special character of Yogyakarta Special Region so that the implementation of architectural
buildings unique to the Special Region of Yogyakarta can be maintained and optimally maintained.

Keywords: Regulation, Local Regulation, Architecture, Building, Yogyakarta

PENDAHULUAN
Pembangunan di kawasan Daerah perjuangan, nilai kesejarahan, dan nilai
Istimewa Yogyakarta terutama di daerah budaya yang menggambarkan segi
Kawasan Cagar Budaya (KCB). Semakin keistimewaan Yogyakarta sehingga harus
banyaknya bangunan baru yang muncul ini dijaga kelestariannya (Konsideran Peraturan
menyebabkan kawasan yang seharusnya Daerah Provinsi Daerah Istimewa
mempunyai nilai yang unik dan bersejarah, Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2012 Tentang
tidak tampak lagi nilainya. Apalagi Daerah Pelestarian Warisan Budaya Dan Cagar
Istimewa Yogyakarta merupakan daerah Budaya
yang memiliki filosofis dan historis tinggi. Peraturan yang mengatur tentang
Disamping itu, bahwa Daerah Istimewa bangunan baru pun kurang berfungsi dengan
Yogyakarta memiliki entitas atau tata maksimal semisal Peraturan Daerah Provinsi
pemerintahan berbasis kultural, sekaligus DIY Nomor 6 Tahun 2012 tentang
identitas lokal berupa nilai religi, nilai Pelestarian Warisan Budaya yang diteruskan
spiritual, nilai filosofis, nilai estetika, nilai tindak lanjutnya melalui Peraturan Gubernur

Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan- Universitas Banten Jaya | PROPATRIA 123
Vol. 4, No. 2, Agustus 2021 | P-ISSN: 2622-9862 | E-ISSN: 2622-707X

DIY Nomor 40 Tahun 2013 tentang Panduan Dalam uraian penjelasan di Peraturan
Arsitektur Bernuansa Budaya Daerah. Hal Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1
inilah yang menyebabkan munculnya Tahun 2017 Tentang Arsitektur Bangunan
peraturan Peraturan Daerah Daerah Istimewa Berciri Khas Daerah Istimewa Yogyakarta.
Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai
Arsitektur Bangunan Berciri Khas Daerah rangkaian sejarah yang cukup panjang. Pada
Istimewa Yogyakarta. abad ke-16 di wilayah Yogyakarta telah
Para ahli juga mengemukakan tentang berdiri Kerajaan Mataram Islam di Kotagede.
arsitektur bangunan bercirikhas Daerah Kemudian pada pertengahan abad ke-18 lahir
Istimewa Yogyakarta ternyata tidak semua Kasultanan Yogyakarta setelah adanya
seragam. Terdapat berbagai aspek bangunan Perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Hal ini
yang khas dari Daerah Istimewa Yogyakarta lah yang melatarbelakangi tentang Perda
(DIY). Bangunan khas DIY ternyata bukan yang mengatur tentang arsitektur bangunan
hanya bergaya tradisional Jawa Mataram berciri khas Daerah Istimewa Yogyakarta.
Islam semata, melainkan ada gaya lainnya. Salah satu Keistimewaan DIY adalah bidang
Apalagi Pemda DIY sedang mempersiapkan kebudayaan. Tidak banyak provinsi di
Yogyakarta sebagai salah satu warisan Indonesia yang memiliki sejarah budaya
budaya dunia, dengan engirimkan berkas- yang begitu panjang dan sekaligus menjadi
berkas yang dibutuhkan kepada pihak saksi peristiwa-peristiwa penting yang ikut
UNESCO (Apabila nantinya Yogyakarta menentukan perkembangan kehidupan
ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya manusia di tanah air ini, khususnya di Pulau
dunia, ada warisan yang dapat diberikan Jawa.
kepada generasi berikutnya. Dengan begitu Rangkaian sejarah ini dapat dilihat dari
pelestarian dapat terjaga, baik bangunan peninggalan yang berupa arsitektur bangunan
cagar budaya maupun tempat budaya tradisional antara lain di Kotagede dan Kota
lainnya. Sementara itu, terdapat 22 atribut Yogyakarta. Masa penjajahan Belanda juga
yang diusulkan pada nominasi UNESCO, meninggalkan banyak bangunan
salah satunya Sumbu Filosofi Yogyakarta berarsitektur kolonial di Yogyakarta yang
yang membentang dari Tugu Pal Putih, memiliki gaya arsitektur sebagaimana yang
menuju Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, berkembang di Eropa. Contohnya adalah
hingga Panggung Krapyak bangunan-bangunan di kawasan nol
(https://jogjaprov.go.id/berita/detail/8256- kilometer kota Yogyakarta. Selanjutnya
yogyakarta-siap-menjadi-warisan-budaya- pada awal abad-19 sampai awal abad-20
dunia akses 5 Maret 2020) banyak bangunan yang dibangun Belanda
Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan- Universitas Banten Jaya | PROPATRIA 124
Vol. 4, No. 2, Agustus 2021 | P-ISSN: 2622-9862 | E-ISSN: 2622-707X

telah menyesuaikan terhadap iklim dan bertujuan untuk mengemukakan bahwa


budaya setempat yang kemudian dikenal butuh upaya yuridis untuk mengatur hal yang
dengan arsitektur Indis. Selain gaya bersifat budaya arsitektur asli Daerah
arsitektur kolonial dan Indis, terdapat pula Istimewa Yogyakarta. Yang menjadi
bangunan dengan arsitektur Cina di beberapa permasalahan adalah tentang masih adanya
kawasan di kota Yogyakarta, antara lain di tumpang tindih dan aturan yang belum
Pakuningratan, Ketandan, dan Pajeksan. efektif sebagai upaya penerapannya. Oleh
Seiring berjalannya waktu, wilayah DIY karena itu, perlu disusun suatu Peraturan
semakin berkembang. Banyak bangunan Daerah yang mengatur tentang arsitektur
baru yang dibangun dengan berbagai macam yang berciri khas Daerah Istimewa
fungsi, bentuk, dan gaya arsitektur. Yogyakarta yang lebih efektif lagi. Dalam
Bangunan-bangunan dengan arsitektur baru penelitian ini akan membahas tentang
ini tersebar di berbagai lokasi bercampur Analisis Yuridis Peraturan Terkait Arsitektur
dengan arsitektur bangunan lama yang ada di Bangunan Bercirikhas Daerah Istimewa
kawasan-kawasan yang telah mapan dengan Yogyakarta
karakter yang kuat, seperti kawasan cagar
budaya Kotabaru (Penjelasan Umum Atas METODE PENELITIAN
Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Obyek penelitian ini adalah peraturan-
Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Arsitektur perundang-undangan terkait aturan yang
Bangunan Berciri Khas Daerah Istimewa mengatur regulasi arsitektur bangunan
Yogyakarta)
bercirikhas Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pada dasarnya tiap kawasan perlu
Terutama Perda dan Peraturan Kepala
memiliki identitas yang menjadi ciri khas
Daerah. Cakupan sumber data pada
dari kawasan tersebut. Salah satu yang dapat
penelitian ini menggunakan studi hukum
menunjukkan identitas sebuah kawasan
normatif, dimana bahan yang diteliti adalah
adalah arsitektur bangunan. Dengan
bahan pustaka atau data sekunder yang
keragaman arsitektur yang ada di Yogyakarta
mencakup bahan hukum primer, bahan
saat ini, maka muncul pertanyaan bagaimana
hukum sekunder dan bahan hukum tersier.
arsitektur bangunan di DIY ini dapat
Adapun metode pengumpulan data
mendukung terwujudnya identitas
dalam penelitian ini dengan menerapkan
Yogyakarta. Sampai saat ini Pemerintah
membaca literatur, membaca teks
Daerah maupun Pemerintah.
perundang-undangan, serta dengan
Sehingga dengan latar belakang
melakukan sedikit wawancara untuk
pembuatan Perda yang mengatur akan hal ini
memberikan gambaran dan menguatkan
Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan- Universitas Banten Jaya | PROPATRIA 125
Vol. 4, No. 2, Agustus 2021 | P-ISSN: 2622-9862 | E-ISSN: 2622-707X

argumentasi analisa. Sedangkan metode bertentangan, atau tidak boleh tidak


analisis penelitian ini adalah analisis data bersesuaian dengan norma yang di atasnya.
kualitatif, memperoleh data deskriptif berupa Setiap norma hukum memperoleh
kata-kata tertulis atau lisan dari sumber pengesahan dari norma hukum yang di
orang dan perilaku yang dapat diamati atasnya dan pada tingkat terakhir semua
(Moleong , 2005: 18) norma hukum memperoleh pengesahan dari
Penulis melakukan beberapa filter data norma dasar.
yang didapat, kemudian didiskripsikan dalam Terkait dengan pertisipasi masyarakat
bentuk penulisan yang standar kaidah dalam pembentukan peraturan perundang-
penelitian. Deduktif adalah mengumpulkan undangan sebagai upaya responsif negara
data umum untuk memperoleh kesimpulan kepada masyarakatnya, Konsekuensi-
khusus. Sedangkan induktif adalah konsekuensi ini akan memberikan
mengumpulkan data khusus untuk menuju kesempatan kepada rakyat selaku warga
kesimpulan yang bersifat umum dari hal ini negara untuk melakukan hak dan kewajiban
terdapat logika (silogisme) yang digunakan politiknya dalam bernegara.
adalah Deduktif-Induktif (Mundiri, 2012: 13- Menurut Bagir Manan tentang wet in
14). materiele zin mendefinisikan pengertian
perundang-undangan dalam arti materil yang
PEMBAHASAN esensinya (Kurniawan, 2007: 5).
Peraturan Perundang-undangan di Demokrasi akan memberikan
Indonesia kesempatan-kesempatan untuk, pertama,
Pembuatan peraturan perundang- partisipasi yang efektif; kedua, persamaan
undangan di berbagai negara secara umum dalam memberikan suara; ketiga,
tidak pernah melewatkan dalam penggunaan mendapatkan pemahaman yang jernih;
teori stufenbau yang mengajarkan bahwa keempat, melaksanakan pengawasan akhir
secara formal hukum merupakan susunan terhadap agenda; kelima, pencakupan orang
hirarki dari hubungan-hubungan normatif. dewas (Saifudin, 2009: 14-15) Peraturan
Norma yang satu berhubungan dengan perundang-undangan dalam arti materiil bisa
norma yang lain, norma yang pertama lebih dilihat diantaranya:
tinggi tingkatannya daripada norma yang a. Aturan berbentuk keputusan tertulis.
Karena merupakan keputusan tertulis,
kedua dan demikian selanjutnya berjenjang
peraturan perundang – undangan
dari atas ke bawah. Hal ini berarti, isi nilai sebagai kaidah hukum tertulis
(geschrevenrecht,written law)
dari suatu norma dari norma yang di bawah
b. Aturan dibentuk oleh pejabat atau
dan yang berikutnya tidak boleh lingkungan jabatan (badan, organ)
Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan- Universitas Banten Jaya | PROPATRIA 126
Vol. 4, No. 2, Agustus 2021 | P-ISSN: 2622-9862 | E-ISSN: 2622-707X

yang mempunyai wewenang untuk Republik Indonesia Tahun 1945 mengatur


membuat “peraturan” yang berlaku
tentang desentralisasi dan satuan
atau mengikat umum (algemeen)
c. Aturan bersifat mengikat umum, pemerintahan daerah di Indonesia, yaitu
tidak maknai harus selalu mengikat
selain menganut model desentralisasi
semua orang. Mengikat umum hanya
menunjukkan bahwa Peraturan simetris (seragam) dan mengakui pula
perundang-undangan tidak berlaku
desentralisasi asimetris (beragam). Dalam
terhadap peristiwa konkret atau
individu tertentu. pasal 18 UUD 1945 “Pembagian daerah
Indonesia atas daerah besar dan kecil,
Undang-undang Nomor 12 tahun 2011
dengan bentuk dengan bentuk susunan
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
pemerintahannya ditetapkan dengan Undang-
Undangan. Penjenjangan peraturan
undang, dengan memandang dan mengingati
perundang-undangan dijelaskan dalam pasal
dasar permusyawaratan dalam sistem
7 sebagai pengadopsian stuffenbautheorie.
pemerintahan negara, dan hak-hak asal-usul
Maka berdasarkan kewenangan mengurus
dalam daerah-daerah yang bersifat
rumahtangganya sendiri, karena terdapat asas
istimewa.” (Huda , 2014:53).
otonomi daerah. Daerah bisa membuat
Menurut Bagir Manan, ada istilah
peraturan daerah nya sendiri lguna
otonomi, otonomi bukan hanya pemencaran
melaksanakan roda pemerintahan di tinggkat
penyelenggaraan pemerintahan untuk
daerah. Secara yuridis terdapat dalam UUD
mencapai efisiensi dan sebuah tatanan
1945 pada Pasal 18 ayat (6) yang berbunyi:
ketatanegaraan (staatsrechtelijk) terkait
Pemerintahan daerah berhak
menetapkan Peraturan Daerah dan efektifitas pemerintahan, otonomi adalah
peraturan-peraturan lain untuk
bukan hanya tatanan administrasi negara.
melaksanakan otonomi dan tugas
pembantuan. Otonomi berkaitan dengan dasar-dasar
bernegara dan susunan organisasi negara
Kemudian juga diatur di dalam
sebagai tatanan ketatanegaraan (Manan ,
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
2001: 54).
tentang Pemerinah Daerah pada Pasal 136
Terdapat juga asas dekonsentrasi,
ayat (1), yang berbunyi sebagai berikut:
adalah pelimpahan sejumlah kewenangan
Perda ditetapkan oleh Kepala Daerah setelah
atau tanggung jawab administrasi kepada
mendapatkan persetujuan bersama DPRD.
cabang departemen atau badan pemerintah
Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala
yang lebih rendah. Harold F. Aldelfer
Daerah Istimewa Yogyakarta
menjelaskan, pelimpahan wewenang dalam
Konstitusi negara Republik Indonesia
bentuk dekonsentrasi untuk menyusun unit
dalam Undang-Undang Dasar Negara
administrasi atau field admnistration, baik
Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan- Universitas Banten Jaya | PROPATRIA 127
Vol. 4, No. 2, Agustus 2021 | P-ISSN: 2622-9862 | E-ISSN: 2622-707X

tunggal ataupun ada dalam hirarki, baik itu Peraturan Terkait Arsitektur Bangunan
terpisah atau tergabung, dengan perintah Bercirikhas Daerah Istimewa Yogyakarta
mengenai apa yang seharusnya mereka dalam Mempengaruhi Tata Bangunan
kerjakan atau bagaimana mengerjakannya DIY
(Nurcholis , 2007:19). Pemerintahan Daerah DIY adalah
Sistem pemerintahan daerah yang pemerintahan daerah dalam sistem Negara
bersifat desentralisasi ini berkaitan juga Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
tentang otonomi daerah sehingga berbicara Undang-Undang Dasar Negara Republik
juga terkait konteks negara kesatuan Indonesia Tahun 1945 yang
(Sesung, 2013: 47). Indonesia untuk saat ini menyelenggarakan urusan pemerintahan dan
memiliki aturan daearah yang bersifat khusus urusan keistimewaan yang dilaksanakan oleh
dan istimewa yakni : Pemerintah Daerah DIY dan Dewan
1. Undang-Undang Nomor 21 Tahun Perwakilan Rakyat Daerah DIY (Undang-
2001 tentang Otonomi Khusus
Undang Republik Indonesia Nomor 13
Provinsi Papua.
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun Tahun 2012 Tentang Keistimewaan Daerah
2006 tentang Pemerintahan Aceh,.
Istimewa Yogyakarta). Perda Daerah DIY
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun
2007 tentang Pemerintah Provinsi pun sangat banyak jumlahnya. Dalam hal ini
Daerah Khusus Ibukota Jakarta
yang dibahas terkait pengaturan yang ada
sebagai Ibukota Negara Kesatuan
Republik Indonesia. kaitannya dengan pengaturan tentang
4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun
arsitektur bangunan di Daerah Istimewa
2012 tentang Keistimewaan Daerah
Istimewa Yogyakarta Yogyakarta:
1) Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa
Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki
Yogyakarta Peraturan Daerah
keistimewaan tersendiri terkait hubungan Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2010
pusat dan daerah. Sehingga Peraturan
Tentang Rencana Tata Ruang
daerahnya pun memiliki karakteristik Wilayah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun 2009-2029
tersendiri, salah satunya tentang budayanya.
2) Peraturan Daerah Provinsi Daerah
Sehingga dalam hal gaya arsitektur bangunan Istimewa Yogyakarta Nomor 5 Tahun
2011 Tentang Pengelolaan Dan
pun memiliki karakteristik dan diatur dalam
Penyelenggaraan Pendidikan
Peraturan daerah, Peraturan Gubernur, Berbasis Budaya
3) Peraturan Daerah Daerah Istimewa
Peraturan Daerah Kab/kota, Peraturan
Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2017
Bupati/Walikota. Tentang Arsitektur Bangunan Berciri
Khas Daerah Istimewa Yogyakarta
4) Gubernur Daerah Istimewa
Yogyakarta Peraturan Gubernur
Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor
Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan- Universitas Banten Jaya | PROPATRIA 128
Vol. 4, No. 2, Agustus 2021 | P-ISSN: 2622-9862 | E-ISSN: 2622-707X

40 Tahun 2014 Tentang Panduan atau benda buatan manusia untuk memenuhi
Arsitektur Bangunan Baru Bernuansa
kebutuhan ruang berdinding dan/atau tidak
Budaya Daerah
5) Peraturan Daerah Kota Yogyakarta berdinding, dan beratap.
Nomor 1 Tahun 2015 Tentang
Situs Cagar Budaya yang selanjutnya
Rencana Detail Tata Ruang Dan
Peraturan Zonasi Kota Yogyakarta disebut situs adalah lokasi yang berada di
Tahun 2015 – 2035
darat dan/atau di air yang mengandung
6) Peraturan Daerah Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar
2012 Tentang Pelestarian Warisan
Budaya, dan/atau Struktur Cagar Budaya
Budaya Dan Cagar Budaya
7) Peraturan Gubernur Daerah Istimewa sebagai hasil kegiatan manusia atau bukti
Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2017
kejadian pada masa lalu.
tentang Mekanisme Pemberian
Persetujuan Substansi Rancangan Kawasan Cagar Budaya yang
Peraturan Daerah tentang Rencana
selanjutnya disebut KCB adalah satuan ruang
Rinci Tata Ruang Kabupaten/Kota
geografis yang memiliki dua Situs Cagar
Kekhususan tentang model bangunan
Budaya atau lebih yang letaknya berdekatan
diatur dalam Peraturan Daerah Daerah
dan/atau memperlihatkan ciri tata ruang yang
Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2017
khas.
Tentang Arsitektur Bangunan Berciri Khas
Kawasan Warisan Budaya yang
Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu tentang
selanjutnya disingkat KWB adalah satuan
bangunan fisiknya, gaya arsitekturnya
ruang geografis yang memiliki dua Situs
kemudian wilayah kaawasannya. telah
Cagar Budaya atau lebih yang letaknya
menyebutkan terkait definisi dari :
berdekatan dan/atau memperlihatkan ciri tata
Bangunan adalah wujud fisik hasil
ruang yang khas, yang perlu dilestarikan
pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan
keberadaanya karena memiliki nilai penting
tempat kedudukannya sebagian atau
bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan,
seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam
agama, dan/atau kebudayaan dan telah
tanah dan/atau air.
tercatat di Daftar Warisan Budaya Daerah.
Gaya Arsitektur adalah ciri khas yang
Gaya Arsitektur Tradisional Jawa
muncul dalam wajah fisik penampilan suatu
adalah gaya arsitektur tradisional Jawa
arsitektur bangunan, akibat dipilihnya suatu
Yogyakarta.
wujud bentuk, rupa, teknik desain, dan
Pasal 1 Peraturan Daerah Daerah
teknik pengerjaan tertentu yang mengacu
Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2017
pada satu periode masa budaya arsitektur.
Tentang Arsitektur Bangunan Berciri Khas
Bangunan Cagar Budaya adalah
Daerah Istimewa Yogyakarta, disana
susunan binaan yang terbuat dari benda alam

Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan- Universitas Banten Jaya | PROPATRIA 129
Vol. 4, No. 2, Agustus 2021 | P-ISSN: 2622-9862 | E-ISSN: 2622-707X

disebutkan terkait arsitektur bergaya Daerah (4) Gaya Arsitektur Bangunan di luar
kawasan sebagaimana dimaksud pada
Istimewa Yogyakarta:
ayat (2) menggunakan Gaya
Arsitektur Bangunan Berciri Khas Arsitektur Bangunan Tradisional
Jawa.
Daerah Istimewa Yogyakarta yang
(5) Gaya Arsitektur Bangunan
selanjutnya disebut Arsitektur Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
wajib mendapatkan rekomendasi dari
adalah arsitektur bangunan yang tumbuh dan
Dewan Pertimbangan Pelestarian
berkembang di Daerah Istimewa Yogyakarta Warisan Budaya. (6) Ketentuan
mengenai bentuk elemen gaya
yang terwujud pada peninggalan arsitektur
Arsitektur Bangunan sebagaimana
bangunan masa Mataram Kuno, dan Kerta, dimaksud pada ayat (1) diatur dalam
Peraturan Gubernur.
peninggalan arsitektur bangunan Kraton
Yogyakarta, serta peninggalan arsitektur Dalam Peraturan Gubernur Daerah
bangunan Masa Kolonial. Peninggalan Istimewa Yogyakarta Nomor 40 Tahun 2014
arsitektur bangunan masa awal Mataram Tentang Panduan Arsitektur Bangunan Baru
Islam yaitu Kotagede, Pleret. Bernuansa Budaya Daerah pasal 4
Tetapi dalam pasal 4 Perda tersebut menerangkan terkait kawasan-kawasan yang
mengklasifikasikan lagi kedalam 4 kategori: diperuntukkan arsitektur bangunan baru
Tabel 1 bernuansa budaya daerah pada situs dan
No Gaya Arsitektur Bangunan KCB.
Berciri Khas DIY Tabel 2
1. Tradisional Jawa No Arsitektur bangunan baru pada
situs dan kawasan Kawasan
2 Kolonial Cagar Budaya harus memenuhi
3 Indis ketentuan pola arsitektur
1 bangunan baru yang berada pada
4 Cina zona inti menggunakan pola
Sumber: diolah dari Peraturan Daerah Daerah arsitektur lestari asli atau selaras
Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2017 sosok;
Tentang Arsitektur Bangunan Berciri Khas 2 bangunan baru yang berada pada
Daerah Istimewa Yogyakarta zona penyangga, paling sedikit
menggunakan pola arsitektur selaras
Pasal 4 sosok;
3 bangunan baru yang berada pada
(2) Gaya Arsitektur Bangunan zona pengembangan, menggunakan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pola arsitektur selaras parsial; dan
diterapkan pada: a. KCB; b. KWB; 4 bangunan baru yang berada pada
dan c. kawasan sepanjang sumbu zona penunjang, menggunakan pola
filosofis. arsitektur selaras parsial.
(3) Gaya Arsitektur Bangunan Sumber: Diolah dari Peraturan Gubernur
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Daerah Istimewa Yogyakarta Peraturan
dikecualikan pada kawasan khusus Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
pengembangan arsitektur. Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Panduan
Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan- Universitas Banten Jaya | PROPATRIA 130
Vol. 4, No. 2, Agustus 2021 | P-ISSN: 2622-9862 | E-ISSN: 2622-707X

Arsitektur Bangunan Baru Bernuansa Tradisional Jawa, Kolonial, Indis dan


Budaya Daerah.
Cina seperti dalam Undang-Undang
Tabel 3
Arsitektur bercirikhas kan DIY.
No Panduan gaya arsitektur
Rumah Tradisional Jawa merupakan
bangunan baru pada Kawasan
Cagar Budaya ditetapkan karya arsitektur yang mempunyai nilai
1 KCB Malioboro memakai gaya budaya tinggi terutama bangunan yang
arsitektur Indis atau Cina;
2 KCB Kraton memakai gaya dekat dengan pusat kebudayaan. Rumah
arsitektur Tradisional Jawa grand tradisional Jawa atau biasa orang
arsitektur atau kerakyatan/profan,
serta dimungkinkan memakai gaya menyebutnya omah adat Jawa, merupakan
arsitektur Indis; rumah-rumah yang mengacu pada
3 KCB Pakualaman memakai gaya
arsitektur Tradisional Jawa atau tradisional di pulau Jawa, Indonesia.
Indis; Rumah Jawa mempunyai arsitektur yang
4 KCB Kotabaru memakai gaya
arsitektur Indis atau Kolonial; ditandai dengan adanya aturan hierarki
5 KCB Kotagede memakai gaya yang dominan, seperti dalam bentuk atap
aritektur Tradisional Jawa atau
Klasik;dan rumah. Rumah model tradisional Jawa
6 KCB Imogiri memakai gaya mempunyai gaya dan tata letak yang
arsitektur Tradisional Jawa atau
Klasik. mirip antara satu dengan yang lainnya,
Sumber: Diolah dari Peraturan Gubernur akan tetapi bentuk atap bisa ditentukan
Daerah Istimewa Yogyakarta Peraturan
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta pada status sosial dan ekonomi dari
Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Panduan pemilik rumah
Arsitektur Bangunan Baru Bernuansa
Budaya Daerah (https://www.arsitag.com/article/arsitektur-
tradisional-omah-adat-jawa). Akulturasi
Analisis Yuridis Arsitektur Bangunan budaya terjadi ketika pendatang masuk
Bercirikhas Daerah Istimewa Yogyakarta dengan membawa nilai dan unsur
1) Memperkuat Payung Hukum budayanya yang kemudian bercampur
Kemajemukan Arsitektural dengan kebudayaan lokal. Akulturasi
Yogyakarta budaya mempengaruhi arsitektur lokal
Perkembangan sejarah di melalui ragam, pola ruang, dan
Yogyakarta, mengalami berbagai tatanannya, sehingga hasil percampuran
perkembangan terkait model bangunan budaya akan membentuk citra baru
yang dibuat. Hal ini akibat kemajemukan masyarakat local (Fauzy , 2015: 57).
penduduk di Yogyakarta. Secara umum Arsitektur kolonial Belanda di
gaya bangunan di Yogyakarta secara Indonesia merupakan fenomena yang unik
historisnya dipengaruhi oleh gaya karena terjadi dari percampuran budaya
Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan- Universitas Banten Jaya | PROPATRIA 131
Vol. 4, No. 2, Agustus 2021 | P-ISSN: 2622-9862 | E-ISSN: 2622-707X

Belanda dengan budaya Indonesia yang terjadi. Akulturasi ini muncul di Kota-
beraneka ragam, oleh karena itu arsitektur kota Jakarta, Semarang, Lasem, Surabaya
kolonial Belanda pada pelbagai tempat di dan Yogyakarta. Akulturasi sama dengan
Indonesia memiliki perbedaan dan ciri- kontak budaya yaitu bertemunya dua
ciri tersendiri. Pemukiman di Kota Baru kebudayaan yang berbeda dan melebur
mulai dibangun pada akhir perang dunia I, menjadi satu, sehingga menghasilkan
sebagai suatu kompleks hunian modern adanya kontak kebudayaan baru dan tidak
yang terdiri dari rumah-rumah tinggal melenyapkan kebudayaan aslinya
yang dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas (Nugraha, 2015: 281). Gaya bangunan
umum Cina/Tionghoa mempunyai beberapa
(http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/det Keunikan arsitektur tradisional Tionghoa
ail/74848 akses 1 Maret 2020). yaitu terkait penggunaan kayu sebagai
Kebudayaan Indis merupakan material konstruksi utama (Kupier, 2011).
pencerminan dari pola gaya hidup yang Bangunan arsitektur di Tionghoa
dianut oleh sebagian kecil penghuni umumnya memiliki karakteritik utama
Nusantara pada masa kolonial. Gaya yaitu: 1) prestasi terbesarnya yaitu maha
hidup Indis mengalami masa kejayaan karya istana kerajaan dan penataan kota,
hingga awal abad 20. yang mencerminkan sistem pemerintahan
Bentuk bangunan tempat tinggal kekaisaran dan struktur sistem sosial, 2)
para pejabat pemerintah Hindia Belanda Court yard didepan bangunan, secara
yang memiliki ciri-ciri perpaduan antara simetris menjadi umbu bangunan utama,
bentuk bangunan Belanda dan rumah 3) Menyesuaikan dengan alam. Ciri khas
tradisional disebut arsitektur Indis. Situasi arsitektur Tionghoa di Asia Tenggara
pemerintahan kolonial mengharuskan diantaranya: courtyard, Elemen-elemen
penguasa bergaya hidup, berbudaya, serta struktural yang terbuka (yang kadang-
membangun gedung dan rumah tempat kadang disertai dengan ornamen ragam
tinggalnya berbeda dengan rumah hias), Penekanan pada bentuk atap yang
pribumi. Ciri khas ini dipergunakan untuk khas (Khaliesh, 2014: 1989).
menunjukkan jati diri mereka sebagai Sehingga dari 4 khas bangunan
anggota kelompok golongan yang tersebutlah gaya arsitektur di Daerah
berkuasa dan untuk membedakan dengan Istimewa memiliki ciri khasnya. Sehingga
rakyat pribumi (Kartodirjo , 1990:211). perlu adanya pengaturan khusus
Akulturasi budaya Akulturasi berdasarkan kemajemukan masyarakat
budaya Tionghoa di Indonesia sudah lama yang tinggal di DIY.
Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan- Universitas Banten Jaya | PROPATRIA 132
Vol. 4, No. 2, Agustus 2021 | P-ISSN: 2622-9862 | E-ISSN: 2622-707X

2) Memperkuat Kawasan Cagar Budaya dengan kebudayaan. Penguatan


Dan Kawasan Warisan Budaya karakteristik tentang gaya bangunan yang
Dengan munculnya beberapa sudah ada sejak lama atau warisan
peraturan tentang gaya arsitektur sejarah. Jika aturan tentang bangunan
bangunan di DIY, menandakan DIY pasca bercirikhas Daerah Istimewa Yogyakarta
diundangkannya UU Keistimewaan tidak diatur secara jelas dan tegas, maka
membuat terobosan untuk memperkuat dikhawatirkan akan terjadi industrialisasi
kawasan cagar budaya dan kawasan jenis model bangunan di kawasan-
warisan budaya. Terutama munculnya kawasan cagar budaya dan kawasan
Peraturan Daerah Daerah Istimewa warisan budaya. Jika hal ini terjadi maka,
Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2017 Yogyakarta akan kehilangan arsitektur
Tentang Arsitektur Bangunan Berciri khas nya.
Khas Daerah Istimewa Yogyakarta. 3) Harmonisasi Peraturan terkait
Sri Sultan Hamengkubuwono ke X Arsitektur Bangunan Bercirikhas
juga memberikan memberikan statement Daerah Istimewa Yogyakarta
tentang hal ini : Harmonisasi peraturan terkait
Dalam keistimewaan DIY arsitektur bangunan bercirikhas Daerah
memberikan kewenangan untuk
Istimewa Yogyakarta perlu
mengimplementasikan empat urusan.
Salah satunya bidang kebudayaan. diimplementasikan kedalam sebuat
Raja Keraton Yogyakarta ini
aturan baru. Dalam hal ini perlu adanya
mengatakan, Yogyakarta merupakan
kota pendidikan dan wisata yang produk hukum peraturan daerah dan
makin banyak dikunjungi masyarakat
peraturan dibawahnya. Dengan luasnya
dari dalam dan luar DIY. Jadi, tidak
heran untuk saat ini terus Daerah Istimewa Yogyakarta yang terdiri
berkembang, termasuk
dari 1 Kota dan 4 Kabupaten membuat
pembangunannya. Saat ini dengan
mudah dijumpai pelaksanaan aturan ini perlu adanya harmonisasi antar
pembangunan gedung, baik oleh
daerah.
Pemda, masyarakat, maupun swasta.
Kabupaten/kota telah mempunyai
kewenangan untuk menetapkan wilayah
Bangunan atau gedung memang
dan kawasan yang khusus, guna
seharusnya harus memperlihatkan dan
pengembangan artitertur. Dalam rapat
mementingkan lingkungan di sekitar,
pansus pembentukan Perda DIY Nomor 1
apalagi Yogyakarta merupakan derah
Tahun 2017 Tentang Arsitektur Bangunan
Istimewa, yang salah satu urusan
Berciri Khas Daerah Istimewa
implementasi keistimewaannya terkait
Yogyakarta. Ketua Pansus Raperda
Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan- Universitas Banten Jaya | PROPATRIA 133
Vol. 4, No. 2, Agustus 2021 | P-ISSN: 2622-9862 | E-ISSN: 2622-707X

Berciri Khas DIY Aslam Ridlo KESIMPULAN


mengatakan, terdapat satu satu poin Pengaturan tentang gaya arsitektur
penting dalam perda ini adalah bangunan bercirikhas Daerah Istimewa
mengendalikan atau menata bangunan Yogyakarta mampu memperkuat payung
yang akan dibangun harus berpedoman hukum tentang kemajemukan arsitektur
pada perda ini. Jika tidak diatur, Yogyakarta yang sudah ada secara
pembangunan tidak terkendali historisnya. Dalam pengaturannya ditetapkan
(http://koran-sindo.com jenis bangunan di wilayah KCB, KWB dan
Perda_Arsitektur_Harus_Kuatkan_Keistimew kawasan sepanjang sumbu filosofis yaitu
aan). Tradisional Jawa, Kolonial, Indis dan Cina.
Perda juga mengakomodasi Sehingga dari 4 khas bangunan tersebutlah
perkembangan ilmu pengetahuan dan gaya arsitektur di Daerah Istimewa.
teknologi dalam bidang arsitektur.Salah Aturan secara yuridis aturan tersebut
satu bukti bahwa harmonisasi antara bertujuan untuk menguatkan kawasan cagar
aturan satu dengan aturan lainnya adalah budaya dan kawasan warisan budaya agar
tentang aturan Undang-Undang dan Perda bentuk bangunan di wilayah tersebut bisa
tidak bersesuaian. Undang-Undang terjaga. Tetapi, perlu adanya harmonisasi
Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar peraturan terkait arsitektur bangunan
Budaya, ketentuan dalam Peraturan bercirikhas Daerah Istimewa Yogyakarta.
Daerah Nomor 11 Tahun 2005 tentang Perda tentang arsitektur bangunan juga harus
Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Dan menyelaraskan dengan aturan-aturan
Benda Cagar Budaya tidak sesuai lagi diatasnya serta perda-perda lainnya. Secara
dengan Undang-Undang dan juga tuntutan yuridis Perda di DIY terdapat dua jenis yaitu
kebutuhan Pelestarian, sehingga Perda Perda DIY dan Perda Istimewa DIY. Hal ini
tersebut dicabut. Dan pada tahun 2012 disebabkan Perda tentang warisan budaya
muncul Peraturan Daerah Provinsi Daerah dan cagar budaya.sudah beberapakali
Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun dicabut. Sehingga perlu adanya harmonisasi
2012 Tentang Pelestarian Warisan baik dengan peraturan yang lebih tinggi atau
Budaya Dan Cagar Budaya. dengan substansi daerah istimewa itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA Surabaya, Jurnal RUAS, Volume 13


No 1, Juni 2015.
Cahyani, Risqi, Lisa Dwi Wulandari,
Antariksa Pengaruh Arsitektur Fauzy, Bachtiar, 2012Konsep Kearifan
Tradisional Jawa dalam Hunian Lokal dalam Arsitektur Rumah
Kolonial di Kampung Bubutan
Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan- Universitas Banten Jaya | PROPATRIA 134
Vol. 4, No. 2, Agustus 2021 | P-ISSN: 2622-9862 | E-ISSN: 2622-707X

Tinggal Masyarakat Kota Pesisir Mundiri, 2012, Logika, Jakarta: Rajawali


Utara Jawa. LPPM Unpar. Pers, 2012, hlm 13-14
http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/d Nugraha, Dimas Hastama dan Dessy
etail/74848 akses 1 Maret 2020 Febrianty, Kawasan Permukiman
Tionghoa Dan Akulturasi di
https://jogjaprov.go.id/berita/detail/8256-
Kampung Ketandan Yogyakarta.
yogyakarta-siap-menjadi-warisan-budaya-
Seminar Nasional, “Finding The
dunia
Fifth Element… After Water, Earth,
http://koran-sindo.com/page/news/2017- Wind, and Fire” Local Wisdom and
05- Cultural Sustainability, 2015.
14/4/9/Perda_Arsitektur_Harus_Kuatkan_
Nurcholis, Hanif, 2007, Teori dan Praktik
Keistimewaan
Pemerintahan dan otonomi Daerah,
https://www.arsitag.com/article/arsitektur- Jakarta: Grasindo.
tradisional-omah-adat-jawa
Peraturan Daerah Daerah Istimewa
Huda, Ni‟matul, “Desentralisasi Asimetris Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2017
Dalam NKRI, Kajian Terhadap Tentang Arsitektur Bangunan Berciri
Daerah Isitmewa Daerah Khusus Khas Daerah Istimewa Yogyakarta
dan Otonomi Khusus”, Cetakan 1,
Peraturan Daerah Provinsi Daerah
Penerbit: Nusa Media, Agustus
Istimewa Yogyakarta Nomor 6
2014, Bandung.
Tahun 2012 Tentang Pelestarian
Kartodirjo, Sartono, 1990. Pengantar Warisan Budaya Dan Cagar Budaya
Sejarah Indonesia Baru: Sejarah
Prastiwi, Resti Eka dkk, Sejarah
Pergerakan Nasional dari
Perkembangan Arsitektur Bangunan
Kolonialisme sampai Nasionalisme
Indis di Purworejo Tahun 1913-
Jilid 2. Jakarta: PT Gramedia.
1942, Journal of Indonesian History
Khaliesh, Hamdil, Arsitektur Tradisional 8 Vol 1 2019.
Tionghoa: Tinjauan Terhadap
Saifudin, 2009, Partisipasi Publik dalam
Identitas, Karakter Budaya dan
Pembentukan Peraturan Perundang-
Eksistensinya, Jurnal Langkau
Undangan, Cetakan Pertama,
Betang, Vol. 1 No. 1 2014.
Yogyakarta: UII Press.
Kupier, Kathleem, The Culture Of
Sesung, Rusdianto, 2013, Hukum Otonomi
Tionghoa. Britannica Educational
Daerah; Negara Kesatuan, Daerah
Publishing, 2011, New York.
Istimewa dan Daerah Otonomi
Kurniawan, Mahendra dkk, 2007, Khusus, Cetakan Kesatu, Bandung:
Pedoman Naska Akademik PERDA PT Refika Aditama.
Partisipatif, Yogyakarta: Kreasi
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Total Media, Cet. Ke 1.
Tahun 1945 Amandemen ke empat
Manan, Bagir, 2001, Menyongsong Fajar
Undang-Undang Republik Indonesia
Otonomi Daerah, Cetakan I,
Nomor 13 Tahun 2012 Tentang
Yogyakarta Pusat Studi Hukum
Keistimewaan Daerah Istimewa
Fakultas Hukum Universitas Islam
Yogyakarta
Indonesia.
Undang-Undang Republik Indonesia
Moleong, Lexi, 2005, Metodologi
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerinah
Penelitian Kualitatif, Bandung:
Remaja Rosdakarya. Daerah

Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan- Universitas Banten Jaya | PROPATRIA 135

You might also like