Professional Documents
Culture Documents
1
Laboratorium Farmasi Fakultas Kedokteran Hewan UWKS
2
Laboratorium Klinik HewanFakultas Kedokteran Hewan UWKS
Jl. Dukuh Kupang Barat VI/1 Surabaya
Email : era.hari@yahoo.co.id
ABSTRACT
The aim of this research was to find out the effects of zoletil–acepromacin and
ketamin–acepromacin as general anaesthetics on heartbeat, respiratory rate, body
temperature, onset of action and duration of action in rat. This research used much as
27 rats and were divided into 3 group of treatments. P0 as a control group was injected
with aquabidest by intraperitoneal injection. P1 was injected with atropine sulphate
(0,05mg.kg BW) SC for premedication and ketamin (75mg/kgBW) - acepromacin (2,5
mg/kg BW) by IP as anaesthetic. P2 was injected with atropine sulphate (0,05mg/kg
BW) SC for premedication and zoletil (50mg/kgBW) - acepromacin (2,5 mg/kg BW)
by intraperitoneal as anesthetic. The results showed that the combination of Ketamin-
Acepromacin and Zoletil-Acepromacin depress the heart beat and respiratory rate. The
body temperature in P2 were recorded lower than in P1. However, the onset of action
and duration were longer in P1 than in P2.
PENDAHULUAN
113
Yunani et al Jurnal Kajian Veteriner
Hal ini disebabkan hampir semua jenis karenanya menjadi anastetika pilihan
obat anestesi menimbulkan efek yang memberikan tingkat keamanan
samping terhadap sistem yang tinggi dan maksimal (Hilbery et
kardiovaskuler, sistem respirasi dan al. 1992; Dana et al. 1998; Sophia,
temperatur tubuh (Hall dan Clarke, 1998).
1983). Penggunaan hewan coba dalam
Ketamin merupakan jenis obat penelitian biomedis, akhir-akhir ini
anestesi yang dapat digunakan pada semakin banyak dilakukan. Sejalan
hampir semua jenis hewan (Hall dan dengan hal tersebut, perlu suatu
Clarke, 1983). Ketamin dapat pengetahuan yang mendasar mengenai
menimbulkan efek yang manajemen, penanganan dan kesehatan
membahayakan, yaitu takikardia, hewan coba (Susilo, 2009). Hewan
hipersalivasi, meningkatkan ketegangan percobaan yang sering digunakan untuk
otot, nyeri pada tempat penyuntikan, penelitian antara lain mencit, tikus,
dan bila diberikan dalam dosis yang kelinci dan marmut. Tikus putih (Rattus
berlebihanakan menyebabkan norvegicus) adalah salah satu hewan
pemulihan berjalan lamban dan bahkan percobaan yang sering dipakai dalam
membahayakan (Jones et al., 1997). penelitian. Pada penelitian ini akan
Zoletil sebagai preparat diteliti efektifitas zoletil – acepromacin
anestetika berisikan tiletamin sebagai dan ketamin-acepromacin pada tikus
transquilizer mayor dan zolazepam putih (Rattus norvegicus) yang dilihat
sebagai musclerelaxant. Obat ini berdasarkan frekuensi denyut jantung,
memberikan anestesi general dengan frekuensi respirasi, temperatur, mula
waktu induksi yang singkat dan sangat kerja obat dan lama kerja obat.
sedikit memberikan efek samping
METODE PENELITIAN
114
Jurnal Kajian Veteriner Desember 2015 Vol. 3 No. 2 : 113-119
Hasil Pemeriksaan Pulsus Tikus signifikan. Hal yang sama juga teramati
Hasil analisis data dengan SPSS pada waktu penyuntikkan menit ke-30
didapatkan hasil P≥ 0,05 yang menit dan menit ke-60.
menunjukkan tidak berbeda nyata, Hasil rata–rata jumlah pulsus
sehingga dapat diartikan tidak ada pada pemberian ketamin-acepromacin
hubungan antara waktu dengan dan zoletil-acepromacin, masing–
perlakuan. Namun, berdasarkan masing mengalami penurunan setelah
hubungan antar perlakuan menunjukkan 30 menit penyuntikan, sedangkan pada
P≤0,01 dan P ≥0,05 menyatakan bahwa menit ke-60 setelah penyuntikan
ada perbedaan antara perlakuan mengalami peningkatan pulsus. Hal
terhadap pulsus. Dan antara waktu tersebut sesuai dengan pendapat
menunjukkan P≤0,01 dan P ≥0,05 Stoelting (2006), bahwa efek ketamin
menyatakan bahwa ada perbedaan terhadap kardiovaskuler dapat
antara waktu terhadap pulsus. meningkatkan tekanan darah arteri paru
Pada masing-masing perlakuan dan sistemik, begitu pula dengan zoletil.
terdapat perbedaan antara P0 dengan P1 Menurut pendapat Wilson et al (1993),
dan P2 , tetapi antara P1 dan P2 tidak Tiletamin dan Zolazepam merupakan
berbeda ditunjukkan dengan superskrip. cardiostimulator, yaitu agen yang dapat
Pada masing-masing waktu merangsang kerja jantung. Sedangkan
penyuntikkan terdapat perbedaan antara penurunan pulsus pada 30 menit
sebelum penyuntikan, tetapi antara pertama disebabkan efek acepromazin
waktu pada menit ke-30 dan ke-60 tidak yang menghambat reseptor postsinapis
ada perbedaan. dopamin dalam sistem saraf pusat dan
P1 dan P2 dapat menurunkan menekan sistem dalam tubuh yang
pulsus walaupun tidak berbeda mengatur tekanan darah sehingga
115
Yunani et al Jurnal Kajian Veteriner
116
Jurnal Kajian Veteriner Desember 2015 Vol. 3 No. 2 : 121-137
117
Yunani et al Jurnal Kajian Veteriner
SIMPULAN
118
Jurnal Kajian Veteriner Desember 2015 Vol. 3 No. 2 : 121-137
DAFTAR PUSTAKA
119