You are on page 1of 9

IMPLEMENTASI GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM (GIS)

SEBAGAI MEDIA PENCARIAN PONDOK PESANTREN DI KOTA


PEKANBARU DENGAN METODE DIJKSTRA
Muhammad Fauzi1, Ahmad Zamsuri2, Yogi Yunefri3

Program Studi Teknik Informatika


Fakultas Ilmu Komputer Universitas Lancang Kuning
Jl. Yos Sudarso KM. 08 Rumbai-Pekanbaru Telp. 08117532015 Fax. (0761) 52248
e-mail : 1muhamadfauzi519@gmail.com,
2 3
ahmadzamsuri@unilak.ac.id , yogiyune fri@unilak.ac.id
ABSTRACT - This research was conducted to study lebih popular dan banyak digunakan. Sehingga hasil
and develop Geographic Information Systems with the implementasi diharapkan dapat tercapai maksimal.
method of developing the Dijkstra Algorithm at the Kata Kunci : Sistem Informasi Geografis, PHP,
Ministry of Religion of Pekanbaru City. Data was MySQL, Algoritma Dijkstra
collected through observations and sampling data on
Islamic boarding schools in the Early Education I. PENDAHULUAN
Section and Islamic Boarding Schools to become the
object of research. The data obtained is then Lokasi pondok pesantren yang tersebar di berbagai
processed and studied based on the classification of kecamatan yang ada di Kota Pekanbaru diantaranya
Islamic boarding schools with each technique used. adalah Kecamatan Senapelan, Sukajadi, Lima Puluh,
Based on these data, the Dijkstra algorithm method is Bukit Raya, Marpoyan Damai, Payung Sekaki,
more appropriate to be used to build geographic Pekanbaru Kota, Rumbai, Rumbai Pesisir, Sail,
information system applications. Through testing of Tampan dan Tenayan Raya. Berdasarkan hasil survei
type A and B graphs and Black Box testing it can be lapangan dan wawancara dari pihak seksi pendidikan
seen that each testing technique has advantages and pondok pesantren di Kementrian Agama Kota
disadvantages. However, if associated with the case Pekanbaru menyatakan bahwa data pondok pesantren
studies found in the Pekanbaru Ministry of Religion di Kota Pekanbaru berdasarkan lembaga ada yang
Office, the Dijkstra algorithm method is more bersifat formal dan ada yang bersifat non-formal.
recommended for this case study because the Dijkstra Sehingga seksi pendidikan pondok pesantren di
algorithm method is more popular and widely used. Kantor Kementrian Agama tentu merasa kesulitan
So that the results of the implementation are expected dalam melengkapi data-data pondok pesantren dan
to be achieved maximally. masyarakat juga tidak mampu membedakan
Keywords: Geographic Information System, PHP, klasifikasi pondok pesantren tersebut. Terlebih lagi
MySQL, Dijkstra Algorithm masyarakat didalam kota maupun di luar kota yang
ingin mendaftarkan anak-anak mereka ke pondok
ABSTRAK - Penelitian ini dilaksanakan untuk pesantren tersebut dikategorikan masih awam karena
mempelajari dan mengembangkan Sistem Informasi mereka masih merasakan kesulitan dalam menggali
Geografis dengan metode pengembangan Algoritma informasi tentang pondok pesantren baik dari dari segi
Dijkstra pada Kantor Kementrian Agama Kota letak geografis maupun dari segi profil masing-masng
Pekanbaru. Data dikumpulkan melalui hasil pondok pesantren yang tersebar di Kota Pekanbaru.
pengamatan dan pengambilan sampel data pondok Pada saat masyarakat hendak menggali informasi
pesantren di bagian Seksi Pendidikan Diniyah dan tentang pondok pesantren tersebut mereka masih
Pondok Pesantren untuk dijadkan objek penelitian. memakai cara/teknik yang klasik yaitu dengan
Data yang didapat kemudian diolah dan dipelajari bertanya-tanya kepada masyarakat di sepanjang jalan
berdasarkan klasifikasi pondok pesantren dengan raya.
masing-masing teknik yang digunakan. Berdasarkan Salah satu media perolehan informasi yang
data tersebut, metode algoritma Dijkstra lebih tepat lengkap dan mudah diakses secara cepat dan akurat
untuk digunakan untuk membangun aplikasi sistem dimana saja dan kapan saja adalah dengan
informasi geografis. Melalui pengujian graph tipe A memanfaatkan teknologi website. Dari website inilah
dan B serta pengujian Black Box dapat diketahui diharapkan kepada pihak Kantor Kementrian Agama
bahwa masing-masing teknik pengujian memiliki Kota Pekanbaru akan menjadi terbantu dalam
kelebihan dan kekurangan. Namun demikian jika mengelola data pondok pesantren yang tersimpan di
dikaitkan dengan studi kasus yang ditemukan di arsip seksi pondok pesantren berdasarkan lembaga
Kantor Kementrian Agama Kota Pekanbaru metode serta sebagai sarana penyedia informasi kepada
algoritma Dijkstra lebih direkomendasikan untuk masyarakat tentang pondok pesantren baik dari segi
studi kasus tersebut karena metode algoritma Dijkstra profil maupun dari segi letak geografisnya.
Berdasarkan ungkapan permasalahan di atas, melakukan akses lokasi pondok pesantren serta
penulis ingin menciptakan aplikasi sistem informasi instansi yang terkait didalamnya. Maksud yang ingin
geografis berbasis web server untuk menyajikan dicapai dari penelitian ini adalah terciptanya aplikasi
informasi yang terintegrasi dari data spasial dan data web tentang informasi lengkap pondok pesantren
non-spasial, dan juga sistem ini diharapkan dapat secara geografis terkait posisi spasial dan informasi
memberi kemudahan kepada pengguna jika pengguna tentang klasifikasi pondok pesantren yang tersebar di
kota Pekanbaru sehingga dapat dengan mudah diakses dideskripsikan dengan dua cara, yaitu kualitatif dan
oleh masyarakat awam sekalipun kapanpun dan kuantitatif.
dimanapun.
B. Google Maps API
II. TINJAUAN PUSTAKA Menurut (Ariyanti, dkk : 2015) Google Maps
API merupakan suatu fitur untuk membangun aplikasi
A. Sistem Informasi Geografis pemetaan yang dikeluarkan oleh Google Inc. Google
Menurut Prahasta (2014) Sistem informasi Maps juga layanan gratis yang popular untuk
geografis merupakan suatu sistem yang berbasiskan memberi fasilitas pengguna yang ingin
komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, mengintegrasikan Google Maps ke dalam Website
menyimpan, menggabungkan, mengatur, masing-masing dengan menampilkan data Point milik
mentransformasi, memanipulasi, dan menganalisa sendiri. Google Maps API juga merupakan library
data-data yang bereferensi geografis. yang berbentuk JavaScript. Google Maps dapat
Data spasial merupakan suatu data yang menggunakan teknologi image digital, seperti gambar
mengacu pada posisi, objek, dan hubungan satelit sehingga pengguna dapat melihat landscape
diantaranya dalam ruang bumi. Data spasial planet bumi jika dilhat dari luar angkasa.
merupakan salah satu komponen dari informasi,
dimana didalam nya terdapat informasi mengenai C. Bahasa Pemrograman PHP
bentuk bumi, termasuk didalamnya permukaan bumi, Menurut (Arief, 2011) Hypertext Preprocessor
dibawah permukaan bumi, perairan, kelautan dan merupakan bahasa pemrograman server-side scripting
bawah atmosfir. yang menyatu dengan HTML untuk membuat halaman
Model data spasial raster mempunyai struktur web yang dinamis. Penemunya adalah Rasmus
data yang tersusun dalam bentuk matriks atau piksel Lerdrof pada tahun 1995. Karena PHP merupakan
dan membentuk grid. Setiap piksel/sel memiliki bahasa server-side scripting, maka sintaks dan
atribut tunggal. Akurasi horizontal model data ini perintah-perintah PHP akan dieksekusi di server
bergantung pada resolusi spasial /ukuran spasialnya. kemudian hasilnya dikirimkan ke browser dalam
Entitas spasial model raster dapat disimpan di dalam format HTML.
bentuk sejumlah layer yang secara fungsionalitas
direlasikan dengan unsur petanya. D. Database MySQL
Model data vektor merupakan model data yang Menurut (Arief, 2011) Database MySQL
paling banyak digunakan, model ini berbasiskan pada merupakan sebuah program database server yang
titik (points) dengan nilai koordinat (x,y) untuk mampu menerima dan mengirimkan datanya dengan
membangun objek spasialnya. sangat cepat, multi user serta menggunakan perintah
Model data vektor dapat menampilkan, dasar SQL (Structured Query Language). MySQL
menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan dikembangkan oleh sebuah perusahaan komersial
titik, garis/kurva, polygon beserta atributnya. Swedia yang bernama MySQL AB yang pada saat itu
Titik merupakan representasi grafis yang paling bernama TcX DataConsult AB berkisar tahun 1994-
sederhana. Representasi ini tidak memiliki dimensi 1995. Saat ini MySQL dapat di download secara
akan tetapi dapat diidentifikasi di atas peta dan gratis di website www.mysql.com. Keistimewaan
ditampilkan di monitor. yang dimiliki MySQL sebagai database Server adalah
Garis merupakan bentuk linier yang akan sebagai berikut:
menghubungkan beberapa titik atau paling sedikit dua 1. Portabilitas, dapat berjalan stabil di berbagai
titik. Biasanya digunakan untuk menggambarkan sistem operasi seperti windows, Linux, MacOS
objek berdimensi satu. dan lain-lain.
Data atribut merupakan data yang 2. Open Source, dapat didistribusikan secara
mendeskripsikan data spasial. Biasanya data atribut gratis dibawah lisensi GPL (General Public
dalam bentuk teks. Data atribut dapat juga License).
3. Multiuser, dapat digunakan oleh beberapa user
dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami
masalah.
4. Performance Tuning, memiliki kecepatan yang
menakjubkan dalam menangani query yang
sederhana, dapat memproses lebih banyak SQL
per satuan waktu.
5. Security, memiliki lapisan keamanan seperti
level subnet mask, nama host, izin akses user
dengan sistem perizinan yang mendetail serta
password yang terenkripsi.
6. Scalability and Limits, mampu menangani
database dalam skala besar, dengan jumlah
record lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel seta 7. Connectivity, dapat melakukan koneksi dengan
5 milyar baris. Selain itu batas indeks yang client menggunakan protocol TCP/IP, Unix
dapat ditampung mencapai 32 indeks tiap Socket, serta Named Pipes (NP).
tabelnya.
8. Localisation, dapat melakukan pendeteksian 8. Penelusuran selesai setelah dilakukan looping
kesalahan pada client dengan menggunakan (iterasi) sebanyak lintasan/edge pada graph
lebih dari 20 bahasa. tersebut.
9. Interface, memiliki antarmuka terhadap
aplikasi dan bahasa pemrograman dengan F. Konsep Perancangan Database
menggunakan funsi API (Application Menurut (Kristanto, 2008) Database merupakan
Programming Interface). kumpulan data yang dapat digambarkan sebagai
aktifitas dari satu atau lebih organisasi yang berelasi.
E. Algoritma Dijkstra Manajemen sistem Basis Data (DBMS) merupakan
Menurut (Ramadhani, 2015) Metode Dijkstra/ perangkat lunak yang di desain untuk membantu
Algoritma Dijkstra merupakan algoritma rakus dalam hal pemeliharaan dan utilitas kumpulan data
(Greedy Algorithm) yang bertujuan untuk dalam jumlah besar.
menyelesaikan permasalahan jalur-jalur/lintasan Proses normalisasi merupakan proses merancang
terpendek berdasarkan graph yang berbobot dan elemen-elemen data dan dikelompokkan menjadi
terarah pada sumber tunggal (the single-sources 3ntit-tabel, sehingga 3ntit tersebut terdapat entitas-
shortest-path problem) dengan vertex yang satu ke entitas dan relasi antar entitas tersebut (Kristanto,
semua vertex yang berbeda pada graph. Algoritma ini 2008). Dalam proses normalisasi, field kunci
ditemukan oleh Edger W. Dijkstra pada tahun 1959 memegang peranan yang penting dalam pembuatan
yang merupakan seorang ahli komputer 3ntit yang berisi 3ntity dan relasinya. Field kunci
berkebangsaan Belanda yang berasal dari Rotterdam. merupakan salah satu field atau satu paket yang
Algoritma ini menggunakan prinsip rakus (Greedy) terdapat dalam satu file yang merupakan kunci dan
karena menyatakan bahwa setiap langkah harus mewakili record. Field kunci terbagi ke dalam
memilih sisi yang berbobot minimum dan beberapa bagian diantaranya adalah sebagai berikut :
menerapkannya ke dalam sebuah himpunan solusi. 1) Kunci Kandidat
(Munir, 2012). Sesuai dengan kata Greedy yang Kunci kandidat merupakan satu atribut atau
secara harafiah berarti tamak atau rakus, namun bukan field yang mendeskripsikan secara unik dari
dalam konteks negatif, tetapi bobot dari graph tersebut suatu kejadian yang sifatnya khusus dari suatu
harus bernilai bilangan positif. (B. Hendro dkk, 2015). entitas.
Berikut ini adalah cara kerja dari algoritma dijkstra 2) Kunci Primer
diantaranya adalah : Kunci primer merupakan kunci kandidat yang
1. Tentukan vertex source dari daftar daftar vertex di dipilih untuk mewakili setiap kejadian dari
dalam Graph (Contoh : vertex A). suatu entitas. Karena pada dasarnya kunci ini
2. Untuk vertex source, nilai atribut distance = 0. bersifat kunci unik, karena kunci ini tidak akan
Lalu, masukkan semua atribut vertex A ke dalam pernah ada dalam menggandakan data.
antrian prioritas (nilai indeks dan distance-nya). 3) Kunci Alternatif
3. Keluarkan vertex A dari antrian, kemudian telusuri Kunci alternative merupakan kandidat yang
semua vertex lain yang berdampingan dengan tidak dipakai sebagi kunci primer.
vertex A (3ntity, vertex B) dan lakukan relaxation. 4) Kunci Tamu
Setelah relaxation selesai, masukkan distance dan Kunci tamu merupakan kunci primer yang
index vertex B ke dalam antrian prioritas. ditempatkan pada file lain dan biasanya
4. Nilai yang diurutkan dalam antrian priortas adalah menunjukkan dan melengkapi suatu hubungan
nilai distance dari masing-masing vertex.
(relationship) antara file yang satu dengan file
5. Ulangi langkah ke-2 dan ke-3 pada vertex lain
yang lain.
yang berdampingan dengan vertex A.
6. Selanjutnya, sesuai dengan aturan antrian prioritas,
vertex bernilai distance terkecil akan III. METODE PENELITIAN
diprioritaskan ke bagian depan antrian.
7. Setelah iterasi pertama selesai, vertex terdepan A. TAHAPAN PENELITIAN
dalam antrian akan diambil sebagai vertex source.
Vertex ini juga akan melakukan hal yang sama,
yaitu mencari vertex lain yang posisinya
berdampingan.

Gambar 3.1. Alur Tahapan Penelitian


Perencanaan merupakan tahapan yang harus 1. Mendefinisikan Masalah
dilakukan pada saat akan melakukan penelitian. Mengamati dan mencari permasalahan yang
Langkah-langkah yang harus ditempuh pada saat akan dijadikan objek penelitian pada laporan
melakukan penelitian adalah sebagai berikut : skripsi ini bertujuan agar dapat dituangkan ke
dalam aplikasi sistem informasi geografis Proses membuat basis data dibangun agar
sesuai metode penelitian terkait. data dapat tertata dengan baik dan aman di
2. Penetapan Tujuan dalamnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah membangun 6. Membangun Program
aplikasi sistem informasi geografis di a) Perancangan Program
Kementrian Agama Kota Pekanbaru dengan Pada bagian ini penulis membangun
penerapan metode Dijkstra. program berdasarkan hasil perancangan
3. Studi Kepustakaan kode program melalui pseudocode. Di
Hal ini bertujuan agar teori-teori yang akan dalam perancangan program penulis
digunakan dapat menyelesaikan permasalahan merancang kode program menggunakan
yang terjadi, serta menjadi bahan referensi logika pemrograman atas-bawah dan bagan
yang sepadan dan tertuju bagi penulis. Penulis hirarki. Terdapat dua cara untuk menulis
mendapatkan bahan referensi melalui media rincian gambaran rancangan program
internet, buku-buku pustaka, serta penelitian diantaranya menggunakan pseudocode dan
skripsi yang telah lalu. diagram alur program.
4. Analisa Aplikasi b) Penulisan Program
Tahapan ini digunakan untuk mengetahui Penulisan program disebut sebagai coding.
permasalahan dan kebutuhan yang diperlukan Proses ngoding menggunakan bahasa
dalam membangun sistem informasi geografis pemrograman tingkat tinggi yang berbasis
dengan menggunakan metode Dijkstra. web server side PHP.
Adapun bahasa permodelan yang digunakan 7. Tahap Implementasi Sistem
dalam membangun sistem informasi geografis a) Pengujian Sistem
ini adalah bahasa model berorientasi objek/ Setelah tahap penulisan kode program
UML dengan memodelkan relasi antar objek selesai maka langkah selanjutnya adalah
menjadi terintegrasi. program itu harus diuji guna memastikan
5. Perancangan Aplikasi apakah sistem dapat bekerja sesuai yang
Setelah tahap analisa selesai, maka tahapan diinginkan. Tahap pengujian ini termasuk
selanjutnya adalah tahap merancang sistem. kegiatan sistem tahap akhir.
Keluaran/output yang didapat dari hasil analisa b) Implementasi Sistem
akan dibuat beberapa relasi agar dapat mudah Tahap implementasi dilakukan setelah
memahami serta mempermudah untuk tahap analisa dan perancangan, penulisan
membangun sistem. Perancang sistem program hingga pengujian program.
diarahkan kepada seorang system design dalam c) Tahap Penulisan Laporan
merancang perangkat lunak tersebut. Desain Tahap ini merupakan tahap akhir dari
sistem adalah suatu teknik pemecahan masalah kegiatan penelitian. Untuk kepentingan
yang saling melengkapi dengan cara publikasi maka penelitian ini harus
merangkai kembali bagian bagian komponen dilaporkan kepada yang berkepentingan.
menjadi sebuah sistem yang terintegrasi. B. METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam membangun sistem informasi geografis Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan
di Kantor Kementrian Agama Kota Pekanbaru pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
menggunakan metode Dijkstra yang berbasis 1. Studi Lapangan
Web dengan prosedur : Dalam metode ini, penulis mengumpulkan data
a) Merancang Arsitektur Sistem dan informasi dengan cara meninjau keadaan
Yaitu kegiatan membuat arsitektur sistem sistem yang sedang beroperasi di Kantor
dengan cara membuat desain awal sistem. Kementrian Agama Pekanbaru seperti
b) Membangun Tampilan Antarmuka pengamatan dan wawancara terhadap suatu
Pengguna kegiatan yang akan dilakukan atau telah
Yaitu kegiatan membuat desain tampilan berjalan agar supaya hasil tinjauan dapat diolah
antarmuka agar sistem dapat beroperasi dengan baik.
sesuai kebutuhan pengguna. a) Pengamatan (Observation)
c) Perancangan Basis Data Pengamatan merupakan metode yang
menganalisa dan melakukan pencatatan
secara sistematis dengan data yang bersifat
manajemen di Kantor Kementrian Agama
kota Pekanbaru.
b) Tinjauan Kepustakaan
Metode ini penulis lakukan dengan cara
mencari buku-buku, literature/jurnal online
yang berhubungan dengan penulisan
proposal skripsi ini sebagai penujang dan
penganalisa terhadap proses yang berjalan membangun aplikasi sistem informasi
di lapangan. geografis diantaranya adalah sebagai berikut :
2. Tinjauan Laboratorium a) Perangkat Keras (Hardware)
Dalam penelitian ini penulis menggunakan 1) 1 unit Komputer Laptop Toshiba C640.
perangkat keras dan perangkat lunak untuk 2) 1 unit Printer Inkjet.
3) 1 unit Access Point dan Hotspot 2. Perancangan Sistem dan Perangkat Lunak
Portable. (System and Software Design)
b) Perangkat Lunak (Software) Tahap perancangan dan permodelan arsitektur
1) Sistem Operasi Microsoft Windows 7 sistem yang berfokus pada perancangan
32-bit. struktur data, arsitektur sistem informasi,
2) MySQL Server. tampilan antarmuka, serta algoritma
3) Bahasa pemrograman PHP. pemrograman. Tujuan dari tahap ini adalah
4) Adobe Dreamweaver CS6. untuk lebih memahami gambaran besar dari
apa yang akan dikerjakan.
C. MODEL PENGEMBANGAN YANG 3. Implementasi dan Pengujian Unit
DIGUNAKAN (Implementation and Unit Testing)
Pada penelitian kali ini metode pengembangan dan Terdapat tahapan implementasi sistem
kerangka penelitian akan dijalankan dalam prosedur informasi ke pengguna, perbaikan sistem,
penelitian ini. Kerangka penelitian ini merupakan evaluasi sistem, serta pengembangan sistem
langkah-langkah serta tahap-tahap yang akan informasi berdasarkan umpan balik yang
dilakukan dalam rangka penyelesaian masalah teknis diberikan agar sistem dapat tetap berjalan dan
serta memenuhi kebutuhan pengguna. Adapun berkembang sesuai dengan fungsinya.
tahapan dalam model pengembangan sistem ini adalah 4. Pengujian Sistem dan Integrasi (Integration
model pengembangan Waterfall. and System Testing)
Segara garis besar, model pengembangan Setelah proses masukan kode selesai, maka
Waterfall memiliki langkah-langkah pengembangan dilakukan proses pengujian terhadap
sistem yang begitu sistematis diantaranya perancangan dan kode yang telah dibuat.
Pengumpulan Kebutuhan, Peramcangan Sistem dan Pengujian integrasi merupakan suatu teknik
Perangkat Lunak, Implementasi dan Pengujian Unit, pengujian yang berfungsi untuk meninjau
Pengujian Sistem dan Integrasi sampai Pemeliharaan. kesalahan-kesalahan dengan menggabungkan
beberapa modul secara bersamaan. (Sasmito,
2017). Pada penelitian ini proses pengujian
sistem dilakukan dengan menggunakan metode
Kotak Hitam (Black Box). Pengujian Black
Box merupakan salah satu metode pengujian
aplikasi atau perangkat lunak yang berfokus
pada persyaratan fungsional perangkat lunak.
(Sasmito, 2017).
5. Operasi dan Pemeliharaan (Operation and
Maintenance)
Gambar 3.2. Model Waterfall Tahap pemeliharaan didasarkan pada
Tahapan-tahapan yang terdapat dalam model terselesainya tahap pengujian sistem pada
Pengembangan Waterfall adalah sebagai berikut : proses pengujian Black Box.
1. Mendefinisikan Kebutuhan (Requirement
Definition) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Mendefinisikan Kebutuhan memang
diperlukan kepada pengguna demi memahami
A. ANALISA MASALAH
dan mencapai tujuan yang diraih. Hasil yang
Berdasarkan Penelitian yang dilaksanakan di
diharapkan dari mendefinisikan kebutuhan ini
Kantor Kementrian Agama Kota Pekanbaru, maka
adalah terpenuhinya inisiasi proyek seperti
dapat diperoleh sebuah hasil dan pembahasan yang
analisa permasalahan yang dihadapi dan
rinci diantaranya adalah sebagai berikut :
mengumpulkan data-data yang dibutuhkan 1. Seiring dengan tersebarnya lokasi pondok
serta membantu mengartikan fitur dan fungsi pesantren yang ada di kota Pekanbaru belum
dari sistem informasi. pernah ada media informasi visual tentang
pemetaan untuk pencarian letak geografis pondok
pesantren dengan lengkap, maka penulis
memberikan sebuah solusi untuk mengatasi
masalah tersebut diantaranya dengan
memanfaatkan suatu sistem informasi yang
berbasiskan geografis menggunakan akses website
dan pencarian jalur tercepat menggunakan
algoritma Dijkstra.
2. Dengan memanfaatkan website tersebut maka
pengguna dapat menjadi terbantu untuk
mendapatkan informasi lengkap tentang lokasi
pondok pesantren yang tersebar di Kota membangun aplikasi pemetaan pondok pesantren di
Pekanbaru. Kota Pekanbaru menggunakan sistem informasi
Pembahasan yang dijabarkan diatas, maka penulis berbasis geografis dengan menerapkan metode
mengemukakan suatu pemecahan masalah disamping algoritma Dijkstra. Aplikasi ini diharapkan dapat
sistem yang sedang berjalan, yaitu dengan
menjadi media pencari yang praktis untuk
mempermudah masyarakat menemukan informasi C. PERANCANGAN SISTEM
lengkap tentang lokasi pondok pesantren yang 1. Use Case Diagram
tersebar di Kota Pekanbaru.
B. IMPLEMENTASI PERHITUNGAN
ALGORITMA DIJKSTRA
1. Cara Kerja Algoritma Dijkstra
Proses pengujian dilakukan untuk
mendapatkan keselarasan jarak dari titik awal
sampai titik akhir pada peta yang dihasilkan
oleh algoritma Dijkstra dengan jarak
pengukuran. Untuk memperoleh persentase
selisih nilai antara jarak pengukuran dengan
jarak yang dihasilkan algoritma Dijkstra dapat
dihitung dengan persamaan dibawah ini :
∑𝑛 (��1 −
sj = ( ��=1 𝑛 ) * 100 %
��2)
Keterangan :
sj = selisih jarak (nilai rata-rata)
p1 = jarak pengukuran
p2 = jarak yang dihasilkan
Dijkstra
2. Hasil Pengujian Algoritma Dijkstra pada
Beberapa Bentuk Graph Gambar 4.1. Use Case Diagram
a. Graph Tipe A
Tabel 5.1 Hasil Representasi Graph Tipe A
No Node Asal Node Tujuan Panjang
2. Class Diagram
1 4 3 6
2 4 2 6
3 3 0 7
4 2 0 5
5 4 1 3
6 1 0 2
Kondisi graph tipe A, setelah melakukan
eksekusi pencarian menggunakan algoritma
Dijkstra dari node asal 4 menuju node tujuan
0, maka didapatlah hasil rute tercepat nya yaitu
4 → 1 → 0 dengan total bobotnya adalah = 5.
b. Graph Tipe B
Tabel 5.2 Hasil representasi Graph tipe B

No Node Asal Node Tujuan Panjang

1 4 3 6 Gambar 4.2. Class Diagram


2 4 2 6

3 3 0 7 3. Activity Diagram
4 2 0 5
Pada kondisi Graph tipe B, setelah melakukan
eksekusi pencarian menggunakan algoritma
Dijkstra dari node asal 4 menuju node tujuan
0, maka didapatlah hasil rute tercepat nya yaitu
4 → 2 → 0 dengan total bobotnya adalah = 11.

Gambar 4.3. Activity Diagram


4. Sequence diagram

Gambar 4.4. Sequence


Diagram

D. IMPLEMENTASI
SISTEM
Di bawah ini merupakan hasil pengembangan admin mendapat informasi baru tentang lokasi
desain form ke dalam pemrograman untuk pondok pesantren.
mengembangkan sistem informasi berbasis geografis c. Halaman Data Lokasi Pondok Pesantren
untuk pencarian jarak lokasi pondok pesantren dan
letak lokasi pondok pesantren di Daerah Kota
Pekanbaru menggunakan algoritma Dijkstra.
1. Halaman Admin
a. Halaman Login

Gambar 4.7. Tampilan Form Lokasi

Gambar 4.5. Halaman Login Pondok Pesantren

Admin diwajibkan mengisi username dan


password untuk mendapat hak Akses ke
aplikasi pengelola data pondok pesantren se-
kota Pekanbaru. Form ini berfungsi untuk
menjaga keamanan data-data pondok pesantren
dari tangan-tangan yang tidak berkepentingan.
b. Halaman Dashboard
Gambar 4.7. halaman Tambah Data Pondok

Pesantren

Form ini diakses oleh admin jika admin


ingin memantau perkembangan informasi yang
terbaru tentang pondok pesantren. Form ini
menampilkan data pondok pesantren, untuk
menambahkan data baru maka klik tombol
Gambar 4.6. Halaman Dashboard tambah data, untuk mengubah data pilih menu
Setelah admin meng-inputkan akun ke edit, dan untuk menghapus data maka admin
tampilan login maka admin masuk ke tampilan tinggal pilih menu hapus sebelah tombol edit.
dashboard. Di Form ini, admin telah mendapat d. Halaman Ubah Data Pondok Pesantren
hak kendali untuk mengelola data-data pondok
pesantren. Di tampilan dashboard ini admin
dapat menambahkan, mengubah, menghapus,
mencetak data-data pondok pesantren
sekaligus admin dapat juga memposting peta
lokasi keberadaan pondok pesantren jika

Gambar 4.8. Halaman Ubah Data Pondok


Pesantren
Di dalam form ini, admin dapat Mengubah,
menghapus field, serta meng-update data
pondok pesantren jika admin mendapat
kebutuhan untuk melakukan manipulasi data
pondok pesantren tersebut.
e. Halaman Laporan Data Pondok Pesantren

Gambar 4.9. Halaman Cetak Data Pondok


Pesantren c. Halaman Profil
Form laporan Pondok Pesantren digunakan
admin untuk mencetak data pondok Pesantren
Jika terdapat kebutuhan mencetak data-data
pondok pesantren.
2. Halaman User
a. Halaman Beranda

Gambar 4.12. Halaman Profil Pondok


Pesantren
Melalui form inilah pengguna dapat
mengetahui informasi kualifikasi pondok
pesantren, alamat pondok pesantren serta,
rute terpendek yang harus dilalui oleh
pengguna jika mereka bermaksud untuk
mencari lokasi pondok pesantren.
Gambar 4.10. Halaman Utama d. Halaman Dijkstra
Form beranda merupakan tampilan utama
untuk akses ke aplikasi sistem informasi
geografis untuk pengguna biasa jika ingin
mencari informasi tentang pondok
pesantren. Form ini berisi tentang visi dan
misi pondok pesantren se-kota Pekanbaru.
b. Halaman Lokasi Pondok Pesantren

Gambar 4.13. Halaman Dijkstra


Form Output Map Pondok Pesantren
berisi tentang informasi lengkap tentang
pondok pesantren. Melalui form inilah
pengguna dapat mengetahui informasi
kualifikasi pondok pesantren, alamat
pondok pesantren serta, rute terpendek
yang harus dilalui oleh pengguna jika mereka
bermaksud untuk mencari lokasi pondok
Gambar 4.11. Halaman Lokasi Pondok pesantren yang tersebar di Kota Pekanbaru.
Pesantren
Form Lokasi Pondok Pesantren merupakan V. PENUTUP
form yang berisi tentang peta, link tujuan
A. Kesimpulan
pondok pesantren serta kolom pencarian yang
Hasil kegiatan yang diperoleh dalam
dibutuhkan pengguna.
pembahasan laporan skripsi ini, maka penulis
mengungkapkan sebuah simpulan yaitu :
1. Implementasi dari Sistem Informasi
Geografis untuk pemetaan pondok pesantren
di Kantor Kementrian Agama Kota Pekanbaru
menggunakan metode Dijkstra, dimana
metode ini bertujuan untuk mencari rute
tercepat antara 1 node dengan node yang
lain.
2. Implementasi Sistem Informasi Geografis
untuk data Pondok Pesantren dapat diakses
melalui Web Browser, sehingga pengguna
dapat merasa termudahkan untuk melakukan
pencarian pondok pesantren untuk area Kota
Pekanbaru.
B. Saran DAFTAR PUSTAKA
Penulis berharap Hasil Implementasi Sistem
Informasi Geografis Pondok Pesantren dapat Arief, M. Rudiyanto. 2011. Pemrograman Web
berguna untuk masyarakat luas terutama untuk Dinamis menggunakan PHP dan MySQL.
para orang tua. Penerbit CV. Andi Offset : Yogyakarta.
Hasil implementasi ini dapat dipublikasikan
lebih luas lagi agar perkembangan teknologi ini
menjadi lebih lebih terpercaya dan akurat. Ariyanti, Rena., Khairil., Kanedi, Indra. 2015.
“Pemanfaatan Google Maps API Pada Sistem
Informasi Geografis Direktori Perguruan Tinggi Geomatika) Edisi Revisi, Penerbit Informatika :
di Kota Bengkulu,” Jurnal Media Infotama Vol. Bandung.
11 No. 2, pp. 119-129.
Raja, B. Hendro P. Manik., Putra N, Arif B.,
Fajrizal, Fajrizal, Mhd Arief Hasan, and Yogi Irwansyah, M. Azhar. 2015. “Rancang Bangun
Yunefri. "Aplikasi Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis Berbasis Web
Kelurahan Sei. Mempura Berbasis Web." Digital
Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Kota
Zone: Jurnal Teknologi Informasi dan
Komunikasi 6.2 (2015): 18-23. Pontianak,” Jurnal Edukasi dan Penelitian
Informatika (JEPIN) vol. 1 No. 2, pp. 64-71.
Kristanto, Andri. 2008. Perancangan Sistem Informasi
dan Aplikasinya. Penerbit Gava Media : Ramadhani, Cipta. 2015. Dasar Algoritma dan
Yogyakarta. Struktur Data dengan Bahasa Java. Penerbit CV.
Andi Offset : Yogyakarta.
Madcoms. 2012. Adobe Dreamweaver CS6 dengan
PHP dan MySQL Untuk Pemula. Penerbit CV. Rizky, Yuliansyah Rachman Nur., Nugraha, Arief
Andi Offset : Yogyakarta. Laila., Wijaya, Arwan Putra. 2015. “Aplikasi
Sistem Informasi Geografis Berbasis Web untuk
Munir, Rinaldi. 2012. Matematika Diskrit, Revisi Penyebaran Sekolah Menengah Atas (Studi
Kelima. Penerbit Informatika : Bandung. Kasus : Kota Semarang)” Jurnal Geodesi Undip
Vol. 4, No. 1, pp. 172-182.
Prahasta, Eddy. 2014. Sistem Informasi Geografis,
Konsep-Konsep Dasar (Perspektif Geodesi & Sasmito, Ginanjar Wiro. 2017. “Penerapan Metode
Waterfall pada Perancangan Sistem Informasi
Geografis Industri Kabupaten Tegal,” Jurnal
Informatika. Jurnal Pengembangan IT (JPIT),
Vol. 2, No. 1, pp. 6-12.

Williams, Bryan K., Sawyer, Stacey C. 2007. Using


Information Technology. Seventh Edition,
Mc.Graw-Hill : New York.

Yunefri, Yogi, Mariza Devega, and Dwi Kristanto.


"Geographic Information System (Gis) for
Culinary in Pekanbaru using Herversine
Formula." IOP Conference Series: Earth and
Environmental Science. Vol. 97. No. 1. IOP
Publishing, 2017.

You might also like