You are on page 1of 9

Pengaruh penggunaan helm terhadap cedera kraniofasial berdasarkan

skor FISS dan CT Marshall

1
Hendrik Mengga, 2Mendy Hatibie, 3Eko Prasetyo, 3Maximillian Ch. Oley

1
Program Studi Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
KSM Ilmu Bedah Divisi Bedah Plastik RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
3
KSM Ilmu Bedah Divisi Bedah Saraf RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
Email: surgilicious@gmail.com

Abstract: Helmet can reduce head trauma as well as maxillofacial trauma due to motorcycle
accident. This study was aimed to prove the effect of helmet and its type in reducing
craniofacial injury. Any intracranial abnormalities were evaluated with the CT Marshall
scoring system and maxillofacial abnormalities were evaluated with FISS. This was an
analytical comparative study with a cross sectional design. The results showed that there were
72 patients with craniofacial trauma; 59 patients with intracranial abnormalities and 24
patients with maxillofacial abnormalities. There were 43.1% patients that wore helmet; 31.9%
of them wore open-face helmet. Data were analyzed by using the unpaired t-tests. Based on
FISS, the effect of helmet on maxillofacial injury obtained a t-value of 0.787 (P = 0.217)
which indicated that there was no difference in FISS scores between patients wearing helmet
and not. Based on the CT Marshall scoring system, the effect of helmet on the intracranial
injury obtained a t-value of 1.822 (P = 0.036) which indicated that there was a difference in
scores between patients wearing helmet and not. This meant that wearing helmets had some
influence on the occurence of head injuries. Based on FISS, the impacts of full-face helmet
and open-face helmet on maxillofacial injuries obtained a t-value of 1.890 (P = 0.034) which
indicated that there was a difference in FISS between the two types of helmets. Based on the
CT Marshall scoring system, the impacts of full-face helmet and open-face helmet on
intracranial injuries obtained a t-value of 1.714 (P = 0.049) which indicated that there was a
difference in CT Marshall scores between the two types of helmets. Conclusion: Helmet and
its type, full-face and open-face, had some influence on the occurence of either maxillofacial
or intracranial injuries.
Keywords: craniofacial injury, motorcycle, helmet

Abstrak: Penggunaan helm dapat mengurangi kejadian trauma kepala dan trauma
maksiofasial akibat kecelakaan sepeda motor. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan
bahwa pemakaian helm dan tipe helm berperan dalam menurunkan cedera kraniofasial.
Abnormalitas intrakranial dievaluasi dengan skoring CT Marshall dan abnormalitas
maksilofasial dievaluasi dengan FISS. Jenis penelitian ialah analitik komparatif dengan desain
potong lintang. Hasil penelitian mendapatkan 72 pasien dengan trauma kraniofasial; 59 pasien
dengan abnormalitas intrakranial dan 24 pasien dengan abnormalitas maksilofasial. Terdapat
43,1% pasien yang menggunakan helm; 31,9% menggunakan helm open-face. Data dianalisis
menggyunakan uji t tidak berpasangan. Berdasarkan FISS, efek helm terhadap cedera
maksilofasial mendapatkan t = 0,787 (P = 0,217) yag menunjukkan tidak terdapat perbedaan
skor antara pasien yang menggunakan dan tidak menggunakan helm. Berdasarkan skoring CT
Marshall, efek helm terhadap cedera intrakranial mendapatkan t = 1,822 (P = 0,036) yang
menunjukkan terdapat perbedaan skor antara pasien yang menggunakan dan tidak
menggunakan helm. Hal ini memperlihatkan bahwa penggunaan helm berpengaruh terhadap
kejadian cedera kepala. Berdasarkan FISS, dampak jenis helm full-face dan open-face
terhadap cedera maksilofasial mendapatkan t = 1,890 (P = 0,034) yang menyatakan terdapat

127
128 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 9, Nomor 2, Juli 2017, hlm. 127-135

perbedaan skor FISS antara pengggunaan kedua jenis helm. Berdasarkan skoring CT Marshall,
dampak helm full-face dan open-face terhadap cedera intrakranial mendapatkan t = 1,714 (P =
0,049) yang menunjukkan terdapat perbedaan skor CT Marshall antara penggunaan kedua
jenis helm. Simpulan: Penggunaan helm dan jenis helm (full-face dan open-face)
memengaruhi terjadinya cedera maksilofasial dan intrakranial.
Kata kunci: cedera kraniofasial, sepeda motor, helm

Kraniofasial meliputi bagian kepala dan kecelakaan ini diakibatkan ketidak


bagian wajah sedangkan cedera kranio- seimbangan antara permintaan dan
fasial terdiri dari cedera otak akibat trauma penawaran dalam bidang transportasi,
dan cedera maksilofasial. Penggunaan perkembangan kendaraan bermotor sekitar
istilah ini pertama kali dikemukakan oleh 10% pertahun yang hanya diikuti oleh
Huxley pada tahun 1855.1 Perbandingan kurang <1% pertumbuhan infrastruktur.6
laki-laki dan perempuan dalam hal cedera Pola cedera maksilofasial pada KLL
kraniofasial ialah 2,7 : 1, dan yang paling motor paling banyak pada bagian lower
sering mengalami fraktur ialah mandibula face (46,9%), diikuti bagian midface
(69%) dengan melibatkan angulus, (25,7%), kombinasi bagian lower face dan
parasimfisis, korpus, dan kondilus.2 midface (15%), sedangkan bagian yang lain
Sepeda motor terus berkembang hanya 12,4%.7
dengan pesat dan merupakan jenis Pada kecelakaan motor dapat terjadi
kendaraan bermotor yang paling banyak cedera kepala dan diperkirakan menyebab-
digunakan terutama oleh kelas ekonomi kan kematian sekitar 50% dari kejadian ini.
menengah dan rendah. Sepeda motor juga Hampir sepertiga dari seluruh korban hanya
berperan penting sebagai bagian dari mengalami cedera kepala akan tetapi dalam
kehidupan sosial di negara kelas atas.3 setiap penelitian hampir sekitar 90% cedera
Di Indonesia, jumlah kendaraan kepala ini terjadi bersamaan dengan cedera
bermotor yang meningkat setiap tahunnya organ lain. Dari data tersebut diperkirakan
dan kelalaian manusia menjadi faktor hanya sekitar 50% pengendara motor yang
utama terjadinya peningkatan kecelakaan menggunakan helm.8
lalu lintas (KLL). Data Kepolisian RI Jika pengendara motor menggunakan
menyebutkan pada tahun 2012 terjadi helm saat terjadinya kecelakaan maka
109.038 kasus KLL dengan korban risiko kematian bisa berkurang sekitar 42%
meninggal dunia sebanyak 27.441 orang, sedangkan pada pengendara tanpa helm
dan potensi kerugian sosial ekonomi sekitar mempunyai risiko cedera kepala dan
Rp 203 triliun - Rp 217 triliun per tahun kematian sekitar 3,1 kali lipat. Hasil
(2,9%-3,1% dari pendapatan domestik penelitian juga menunjukkan adanya
bruto/PDB Indonesia). Pada tahun 2011, pengaruh kebijakan hukum yang mengatur
terjadi KLL sebanyak 109.776 kasus, penggunaan helm dalam berkendara bisa
dengan korban meninggal sebanyak 31.185 menurunkan angka cedera.9 Penyebab
orang. 4 cedera otak akibat trauma (COT) yang
Berdasarkan data dari Direktorat sering ialah terjatuh sebanyak 28%,
Jenderal Perhubungan Darat tahun 2013, kecelakaan kendaraan bermotor sebanyak
angka KLL di Provinsi Sulawesi Utara saat 20%, pejalan kaki yang tertabrak sebanyak
ini masih cukup tinggi. Sebagaimana 19%, dan kekerasan sebanyak 11%. COT
dilaporkan dalam data Kepolisian RI mempunyai distribusi usia bimodal yakni
jumlah KLL mencapai 1.535 kejadian. pada usia 0-4 tahun dan usia 15-19 tahun.10
Dari jumlah korban KLL sebanyak 2.491 Kecenderungan akan berkurangnya
orang, 328 orang diantaranya meniggal mortalitas dan terjadinya perbaikan luaran
dunia, 822 orang mengalami luka berat,dan dari COT merupakan dampak dari
1.341 luka ringan.5 Tingginya angka penggunaan protokol berdasarkan
Mengga, Hatibie, Prasetyo, et al: Pengaruh penggunaan helm... 129

evidence-based dalam melakukan monitor standarisasi nasional dalam penggunaan


dan pemeliharaan perfusi serebral.11 helm sebagai upaya untuk mengurangi
Berdasarkan data Kepolisian Republik resiko cedera kepala. Standarisasi ini
Indonesia di tiga provinsi, kecelakaan yang menetapkan spesifikasi teknis untuk helm
berakibat fatal 61% dialami oleh pelindung yang digunakan oleh pengendara
pengendara sepeda motor.6 Studi Conrad et dan penumpang kendaraan bermotor roda
al.12 menyatakan bahwa di wilayah dua, meliputi klasifikasi helm standar
Yogyakarta sekitarnya terdapat 30% terbuka (open-face) dan helm standar
pengendara sepeda motor yang mengalami tertutup (full-face).19
KLL dan 26% harus dirawat di rumah Regulasi mengenai pemakaian helm di
sakit. Kematian dalam kecelakaan motor Indonesia terdapat pada UU Lalu Lintas
berkaitan dengan objek yang ditabrak Nomor 22 Tahun 2009 yang menggantikan
(pohon, rambu lalu lintas, pembatas jalan UU Nomor 14 Tahun 1992 dan mulai
atau kendaraan lain), perilaku berisiko efektif dalam bulan Januari 2010. Regulasi
(alkohol dan ugal-ugalan), juga dengan ini mengatur pemakaian helm standar yang
tingkat kecepatan. Cedera kepala sering sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI).
terjadi khususnya pada pengendara yang Pemakaian helm ini diatur dalam pasal 57
tidak memakai helm.13 Penelitian oleh ayat 2 dan pasal 106 ayat 8. Sanksi bagi
Czerwinzki et al.14 mendapatkan bahwa pelanggar aturan ini, pidana kurungan
penderita dengan fraktur mandibula 40% paling lama satu bulan atau denda paling
berhubungan dengan cedera kepala dan banyak Rp 250.000 (Pasal 291).20
34% berhubungan dengan cedera intra- COT banyak dijumpai pada
kranial. Sejak penemuan helm sekitar tahun pengendara sepeda motor dengan fraktur
1935 oleh Hugh Cairns terdapat penurunan pada tulang wajah bagian atas. Secara
cedera kepala yang nyata akibat kecelakaan dramatis fraktur tulang wajah yang disertai
motor.15 fraktur tulang tengkorak meningkatkan
Pemakaian helm efektif dalam risiko untuk terjadinya COT. Karena
mengurangi cedera maksilofasial pada fraktur fasial sangat dikaitkan dengan COT
suatu tabrakan sepeda motor. Bila pada penumpang yang menggunakan helm,
dibandingkan dengan yang menggunakan disarankan untuk skrining cedera kepala
helm, pengendara motor yang tidak walau dengan status pemakaian helm.21
menggunakan helm berpeluang tiga kali Penderita dengan helm tipe open face
lipat untuk menderita fraktur tulang wajah. lebih signifikan untuk mengalami cedera
Penggunaan alkohol juga mempunyai kepala dan leher yang serius terutama
hubungan dengan tidak menggunakan kontusio serebri jika dibandingkan dengan
helm.16 Selain efektif mencegah cedera penderita lain yang menggunakan helm tipe
kepala, penggunaan helm juga dapat full-face.22
menurunkan risiko terjadinya cedera tulang Skor facial injury severity score (FISS)
vertebra servikal pada KLL.17 diperkenalkan oleh Bagheri et al.23 pada
Pada kecelakaan motor dan sepeda tahun 2006. Pada sistem skoring ini setiap
terdapat dua prinsip mekanisme terjadinya tempat patah tulang dan luka robek
cedera otak yang utama, yakni melalui mendapatkan poin untuk ditambahkan
kontak langsung serta melalui akselerasi sebagai skor akhir. Penelitian Bagheri
dan deselerasi. Pada mekanisme akselerasi sendiri dengan total pasien 247 orang
dan deselerasi, otak dengan massa yang mendapatkan FISS berkorelasi dengan total
dimilikinya tetap maju kedepan hingga biaya operasi dan lama rawat inap.23
membentur bagian dalam tengkorak Walaupun sistem skoring ini telah banyak
kemudian terpantul ke bagian belakang ditampilkan dalam berbagai publikasi tetapi
tengkorak. Pemakaian helm dapat bekerja belum digunakan oleh banyak klinisi
untuk mengurangi mekanisme ini.18 karena mungkin belum mengetahui
Di Indonesia sendiri terdapat keuntungannya.
130 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 9, Nomor 2, Juli 2017, hlm. 127-135

Marshall computed tomography system cedera maksilofasial belum didokumen-


(CT Marshall) adalah sistem klasifikasi tasikan dengan baik.9 Juga belum pernah
neuroimaging yang paling luas digunakan dilakukan penelitian mengenai pengaruh
dalam COT. Kegunaanya penting sebagai penggunaan helm dalam mencegah cedera
suatu variabel prognostik yang independen kraniofasial secara keseluruhan.
berdasarkan temuan-temuan pada CT scan,
termasuk dalam keadaan daripada sisterna, METODE PENELITIAN
pergeseran midline, adanya lesi-lesi lokal Penelitian ini dilakukan di RSUP Prof.
yang membedakan penderita dalam enam Dr. R. D Kandou dan RS jejaring sejak
kelompok yang berbeda.24 bulan Mei 2016 hingga Desember 2016.
Penelitian mengenai hubungan antara Jenis penelitian ialah analitik komparatif
fraktur tulang wajah dengan lesi dengan desain potong lintang
intrakranial oleh Tanuhendrata et al.25 di Penderita yang datang ke Instalasi
Manado melaporkan adanya hubungan Gawat Darurat (IGD) Bedah akibat cedera
bermakna dimana semakin berat derajat kraniofasial, tetap menjalani prosedur
fraktur tulang wajah semakin besar pula penanganan sesuai prinsip ATLS. Pada
kemungkinan terjadinya lesi intracranial, secondary survey dilakukan pemeriksaan
dan fraktur tulang wajah bagian atas fisik yang lebih teliti terhadap cedera pada
merupakan risiko paling besar untuk kepala dan wajah termasuk pemeriksaan
terjadinya kelainan intrakranial. tulang wajah. Bila secara klinis ditemukan
Suatu tinjauan Cochrane yang atau pun persangkaan adanya fraktur tulang
26
dilakukan oleh Liu et al. mengenai wajah dan cedera kepala, dilakukan
efektivitas helm dalam mencegah cedera pemeriksaan radiologik CT Scan 3D
kepala dan juga cedera wajah menyimpul- maksilofasial dan CT scan kepala,
kan bahwa penelitian selama ini kemudian dievaluasi dengan CT Marshall
kualitasnya rendah ditinjau dari segi dan skor FISS. Dilakukan anamnesis
metodologi karena umumnya menggunakan kembali mengenai riwayat pemakaian
desain potong lintang dan juga terdapat helm, jenis helm yang dipakai, dan apakah
banyak bias dalam penelitian yang terkunci atau tidak.
diakibatkan oleh masalah etis yang akan Data yang diperoleh ditabulasi dan
muncul bila penelitian dibuat dalam diuji kemaknaannya dengan uji X2
randomized trial. menggunakan program SPSS 22.0
Komang et al.27 melakukan penelitian
mengenai efektivitas penggunaan helm HASIL PENELITIAN
pada pengendara sepeda motor dalam Dalam penelitian ini, dievaluasi
mencegah cedera kepala di Manado. Hasil sebanyak 72 pasien trauma maksilofasial
penelitian tersebut mendapatkan penderita yang datang ke IGD Bedah RSUP Prof. Dr.
cedera kepala sedang dan berat lebih R. D. Kandou Manado dan RS jejaring
banyak terjadi pada pengendara sepeda yang memenuhi kriteria inklusi, terdiri dari
motor yang tidak menggunakan helm, yaitu 59 laki-laki dan 13 perempuan.
cedera kepala sedang 10,2% dan cedera Dari keseluruhan pasien tersebut yang
kepala berat 20,4%. Komang et al. mengalami kelainan intrakranial sebanyak
menyimpulkan bahwa pengendara sepeda 59 orang, dan kelainan yang paling banyak
motor yang tidak menggunakan helm akan ditemukan pada CT scan ialah gambaran
mengalami cedera kepala sedang dan berat, epidural hemorrhage (EDH), intracranial
kemungkinannya dua kali lebih sering hemorrhage (ICH), dan ICH yang disertai
dibanding dengan pengendara yang kelainan intrakranial lain sebanyak 22,2%,
menggunakan helm. 19,4% dan 9,7 % secara berturut.
Selama ini dampak mengenai Pasien yang mengalami kelainan
penggunaan helm pada cedera kepala telah maksilofasial sebanyak 24 orang dari total
banyak diketahui tetapi dampaknya pada pasien. Jenis kelainan yang didapatkan dari
Mengga, Hatibie, Prasetyo, et al: Pengaruh penggunaan helm... 131

gambaran CT Scan rekonstruksi 3D ialah skor CT Marshall mendapatkan t = 1,822


fraktur zygoma sebanyak 9,7% dan fraktur dengan P = 0,036 yang menyatakan
tulang frontal serta laserasi >10 cm dengan terdapat perbedaan cedera intrakranial
frekuensi yang sama yakni 5,6%. menurut skor CT Marshall antara pasien
Dari total 72 pasien terdapat 41 orang yang menggunakan helm dan tidak, yang
(56,9%) dengan riwayat tidak mengguna- berarti terdapat pengaruh pemakaian helm
kan helm dan 31 orang (43,1%) dengan terhadap cedera kepala (Tabel 3).
riwayat menggunakan helm; 23 (31,9%) di
antaranya menggunakan helm tipe open- Tabel 3. Hasil uji cedera intrakranial yang
face dan 8 (11,1%) yang memakai tipe full- diukur dengan CT Marshall
face. Pakai
Kelainan intrakranial ditemukan pada Rerata SB t Kemaknaan
helm
35 orang (85,4%) dari total 41 pasien yang Tidak 3,10 1,562
tidak menggunakan helm saat kecelakaan, 1,822 P = 0,036
dan 24 orang (77,4%) dari total 31 pasien Ya 2,45 1,387
yang menggunakan helm saat kecelakaan. SB = Simpangan baku

Hasil uji X2 diperoleh X2 = 0,753 dengan P


= 0,192, yang menyatakan tidak terdapat Hasil uji t tidak berpasangan terhadap
hubungan antara penggunaan helm dengan skor FISS dan tipe helm mendapatkan t =
kejadian kelainan intrakranial (Tabel 1). 1,890 dengan P = 0,034, yang menyatakan
terdapat perbedaan cedera maksilofasial
Tabel 1. Tabulasi silang antara penggunaan menurut skor FISS antara pasien yang
helm dan kelainan intrakranial menggunakan helm full-face dan open-face
(Tabel 4).
Kelainan
Pakai intrakranial Jumlah Tabel 4. Hasil uji perbedaan skor FISS
helm
Tidak Ada berdasarkan tipe helm
6 35
Tidak 41 Jenis
(14,6%) (85,4%) Rerata SB t Kemaknaan
7 24 helm
Ya 31 Open
(22,6%) (77,4%) 1,35 1,799
Jumlah 13 59 72 face
1,890 P = 0,034
X2 = 0,753 (P=0,192) Full
0,13 0,354
face
SB = Simpangan Baku
Hasil uji t tidak berpasangan terhadap
skor FISS mendapatkan t = 0,787 dengan P Hasil uji t tidak berpasangan terhadap
= 0,217, yang menyatakan tidak terdapat skor CT Marshall dan tipe helm
perbedaan skor FISS antara pasien yang mendapatkan t = 1,714 dengan P = 0,049,
menggunakan helm dan tidak, yang berarti yang menyatakan terdapat perbedaan
tidak terdapat pengaruh pemakaian helm cedera maksilofasial menurut skor CT
terhadap cedera maksilofasial (Tabel 2). Marshall antara pasien yang menggunakan
helm full- face dan open-face (Tabel 5).
Tabel 2. Hasil uji cedera maksilofasial
berdasarkan skor FISS
Tabel 5. Hasil uji perbedaan skor CT Marshall
Pakai berdasarkan tipe helm
Rerata SB t Kemaknaan
helm
Jenis
Tidak 1,46 2,693 Rerata SB t Kemaknaan
helm
0,787 P = 0,217
Ya 1,03 1,643 Open
2,70 1,490
face
SB = Simpangan baku 1,714 P = 0,049
Full
1,75 0,707
face
Hasil uji t tidak berpasangan terhadap SB = Simpangan Baku
132 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 9, Nomor 2, Juli 2017, hlm. 127-135

BAHASAN Penggunaan helm yang tidak standar


Penderita yang mengalami kecelakaan dipengaruhi oleh hal-hal seperti biaya,
sepeda motor tanpa menggunakan helm berat helm, batasan pendengaran dan
berpeluang sangat besar untuk mengalami penglihatan, peningkatan suhu sekitar,
cedera maksilofasial. Seperti halnya cedera maupun karena kebiasaan setempat.32 Helm
otak akibat trauma, hal ini juga harus mempunyai sistem ventilasi yang
menyebabkan angka kematian dan baik sehingga pengguna tidak merasakan
kecacatan pada populasi usia muda. panas pada permukaan kepala. Hal ini
Penggunaan helm dapat mengurangi harus juga diperhatikan agar tidak
terjadinya hal tersebut.28 mengganggu konstruksi helm itu sendiri
Pada penelitian ini didapatkan angka sehingga fungsi proteksinya tetap ada.33
kepatuhan pemakaian helm hanya 43,1%. Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh
Data observasional yang dilaporkan oleh Ramli et al.34 di Malaysia, angka
Condrad et al.12 di Indonesia mendapatkan penggunaan helm jenis open-face sebesar
angka kepatuhan pemakaian helm 89%. 76,2% sedangkan jenis full-face sebesar
Perbedaan kepatuhan tidak memakai helm 1,2%.
disebabkan pemakaian helm yang rendah Hasil penelitian ini masih
pada malam dari juga berkaitan dengan mendapatkan kelainan intrakranial pada
faktor pengaruh alkohol saat berkendara. 77,4% pasien yang menggunakan helm.
Penelitian observasi di pinggiran jalan oleh Hal ini dapat diakibatkan oleh beberapa
Peek-asa et al.29 tahun 1998 di Los Angeles faktor diantaranya: pengendara motor
melaporkan kepatuhan pemakaian helm memakai helm secara tidak tepat atau
99% tetapi terdapat 15,5% yang mengguna- bahan helm yang tidak sesuai standar.
kan helm tidak standar. Disebutkan juga Fiksasi helm yang baik lebih penting
bahwa angka kepatuhan penggunaan helm dibandingkan jenis helm dalam melindungi
lebih rendah pada akhir pekan dan juga pengendara motor. Helm yang telepas saat
pada malam hari. Angka kepatuhan kecelakaan mempunyai peluang lima kali
penggunaan helm dipengaruhi oleh ada lebih besar untuk mengalami cedera kepala
tidaknya aturan penggunaan helm di negara dan empat kali lebih besar untuk
tersebut. Di Indonesia regulasi mengenai mengalami cedera kepala berat. 34
pemakaian helm di Indonesia terdapat Selain ketertiban pemakaian helm, cara
dalam UU Lalu Lintas Nomor 22 Tahun pemakaian pun turut berperan dalam
2009 yang menggantikan UU Nomor 14 mencapai perlindungan maksimal dari
Tahun 1992 dan mulai efektif dalam bulan helm. Dalam suatu penelitian di Malaysia,
januari 2010.20 dari 5000 pengendara motor terdapat hanya
Pemberlakuan aturan mengenai 54% yang menggunakan helm secara
penggunaan helm diberlakukan karena benar, 21% tidak menggunakan dengan
dampaknya dapat menurunkan angka benar, dan 24% tidak menggunakan helm.
trauma. Penelitian oleh Houston30 tahun Seluruh pengedara yang tidak
2007 mendapatkan penurunan 31% trauma menggunakan helm ialah berusia muda,
pada kelompok usia 15-20 tahun dengan dan yang tidak mendapatkan pendidikan
adanya aturan pemakaian helm secara formal cenderung untuk memakai helm
menyeluruh. Meskipun telah diberlakukan dengan tepat.35
aturan penggunaan helm, terdapat sekitar Thai et al.36 melaporkan bahwa tidak
41-69% pengendara motor tidak didapatkan hubungan antara ketepatan
menggunakan helm di negara dengan ukuran antara helm dan kepala walaupun
ekonomi rendah sampai menegah.31 hal tersebut akan meningkatkan resiko
Jenis helm yang paling banyak terlepasnya helm sewaktu kecelakaan.
didapatkan di dalam penelitian ini ialah Ketidaksesuaian ukuran helm dan kepala
open-face yaitu sebanyak 31,9% dari total berdasarkan ukuran yang direkomen-
43,1% pasien yang menggunakan helm. dasikan tidak tepat dengan ukuran pada
Mengga, Hatibie, Prasetyo, et al: Pengaruh penggunaan helm... 133

sebagian besar populasi hal ini karena sejalan dengan beberapa penelitian
terdapat perbedaan bentuk anatomi kepala. sebelumnya. Jenis hematoma yang dapat
Toleransi cedera kepala pada dihindari dengan penggunaan helm yaitu
pemakaian helm mempunyai beberapa hematoma epidural yang berkaitan dengan
prediktor yang telah diketahui diantaranya adanya fraktur tengkorak.40 Meskipun
linear head (brain) acceleration (PLA), demikian tetap didapatkan kelainan pada
head injury criteria (HIC), beberapa pengendara yang menggunakan helm.
kriteria akselerasi yang lain dan rotational Tingginya angka patah tulang bagian
acceleration of the brain. Yang paling samping tengkorak pada pengendara yang
banyak dipakai di helm standar sekarang menggunakan helm diakibatkan oleh sisi
yakni PLA dan HIC, dan PLA saja.37 dari tengkorak merupakan daerah yang
Dalam penelitian ini tidak didapatkan paling lemah karena pada daerah ini
pengaruh penggunaan helm terhadap ketebalan tulang paling rendah. Helm yang
adanya cedera maksilofasial yang dapat tersedia kurang dapat memroteksi daerah
disebabkan karena sebagian besar ini karena kurang tertutupi oleh bagian
pengendara motor memakai jenis helm helm, ketebalan cangkang helm yang tipis
half-face yang tidak memroteksi wajah di daerah ini, dan bagian helm pada daerah
bagian tengah dan bawah. Hasil ini sejalan ini tepinya fleksibel dan kurang kaku yang
dengan yang dikemukakan oleh Ramli et diakibatkan karena kurvatura cangkang
al.38 yaitu bahwa jenis helm, kondisi fiksasi yang lebih besar. Selain itu, bagian
helm saat kejadian, dan berat tidaknya samping kepala merupakan bagian yang
kerusakan visor helm berkaitan dengan paling sering terbentur dalam kecelakaan
trauma pada maksilofasial. Perlindungan motor.37
dari suatu helm tergantung pada semakin Hitosugi et al.22 mendapatkan tidak ada
besarnya area yang dicakup maka semakin perbedaan beratnya cedera pada kedua
efektif pula helm tersebut; dengan kata lain kelompok jenis helm bila diukur dengan
helm jenis full-face lebih superior dalam Abbreviated Injury Scale (AIS). Juga
memberikan perlindungan wajah terutama prevalensi terjadinya kelainan intrakranial
untuk bagian wajah bagian bawah. Juga tidak berbeda hanya saja kontusio jaringan
dari segi desain, helm jenis full-face tidak otak lebih banyak didapatkan pada tipe
mudah terlepas saat tabrakan.39 helm open-face (57,9%) dibanding tipe
Visor dari helm juga berkaitan dengan helm full-face (17,6%). Oleh Erhardt et
trauma fasial karena visor ini tidak di al.41 dikemukakan bahwa helm full-face
desain untuk menyerap dan mendistribusi lebih bisa menghindari cedera kepala
energi saat tubrukan. Pelindung yang dibandingkan dengan helm jenis half-face
terbuat dari bahan polikarbonat ini secara maupun jenis helm lainnya.
umum hanya memberi perlindungan wajah Berdasarkan FISS, pada penelitian ini
dari debu dan partikel kecil di jalan raya, didapatkan adanya perbedaan antara pasien
sehingga bagian protektif dari helm ialah yang menggunakan helm full-face dan
desainnya dan bukan ada tidaknya visor, open-face. Hal ini diakibatkan karena helm
bahkan fenomena seperti pecahnya visor open-face tidak dapat mencegah trauma
dapat menyebabkan laserasi dari wajah pada bagian bawah wajah. Hal ini sejalan
sendiri.38 Laserasi pada wajah merupakan dengan yang dikemukakan oleh Lopes et
salah satu komponen dalam penilaian FISS al.42 yaitu skor rerata FISS lebih tinggi
sehingga hal ini bisa merupakan salah satu pada yang tidak menggunakan helm
faktor yang menyebabkan tidak adanya dibandingkan dengan yang menggu-nakan
pengaruh antara pemakaian helm dan helm full-face tetapi tidak didapatkan
cedera maksilofasial. perbedaan FISS antara yang tidak
Dalam penelitian ini didapatkan menggunakan helm dan yang mengguna-
adanya pengaruh penggunaan helm kan helm open-face.
terhadap kejadian cedera kepala. Hal ini
134 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 9, Nomor 2, Juli 2017, hlm. 127-135

SIMPULAN Feliciano D, editors. Trauma (7th ed).


Dari hasil penelitian dan bahasan dapat Houston, Texas: McGraw-Hill, 2013;
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh p. 356-7.
pemakaian helm dan jenis helm full-face 11. Surgeons. BTFAA of NSC of N. Guidelines
dan open-face terhadap kejadian cedera for the Management of Severe
Traumatic Brain Injury 3rd Edition. J
kepala, baik cedera maksilofasial maupun Neurosurg. 2007;24, Suppl(212):S1-
cedera intrakranial. 106.
12. Conrad P, Bradshaw YS, Lamsudin R,
DAFTAR PUSTAKA Kasniyah N, Costello C. Helmets,
1. Huxley TH. The craniofacial apparatus of injuries and cultural definitions:
petromyzon. J Anat Phys. Motorcycle injury in urban Indonesia.
1876;10(16):411-31. Accid Anal Prev. 1996;28(2):193-200.
2. Bamjee Y, Lownie JF, Cleaton-Jones PE, 13. Nunn S. Death by motorcycle: Background,
Lownie MA. Maxillofacial injuries in a behavioral, and situational correlates of
group of South Africans under 18 years fatal motorcycle collisions. J Forensic
of age. Br J Oral Maxillofac Surg. Sci. 2011;56(2):429-37.
1996;34:298-302. 14. Czerwinski M, Parker WL, Chehade A,
3. De Rome L, Ivers R, Fitzharris M, Du W, Williams HB. Identification of
Haworth N, Heritier S, et al. mandibular fracture epidemiology in
Motorcycle protective clothing: Canada: Enhancing injury prevention
Protection from injury or just the and patient evaluation. Can J Plast
weather? Accid Anal Prev. Surg. 2008;16(1):36-40.
2011;43(6):1893-900. 15. Maartens NF, Wills AD, Adams CBT.
4. Hartanto PIP. Jadilah Pelopor Keselamatan Lawrence of Arabia, Sir Hugh Cairns,
Berlalu lintas dan Budayakan and the origin of motorcycle helmets.
Keselamatan sebagai Kebutuhan. Neurosurgery. 2002;50(1):176–9.
Jakarta: Korlantas Mabes Polri, 2012; 16. Johnson RM, McCa-thy MC, Miller SF,
p. 2. Peoples JB. Craniofacial trauma in
5. Direktur Jenderal Perhubungan Darat. injured motorcyclists: the impact of
Perhubungan darat dalam angka 2013. helmet usage. J Trauma.
Jakarta, 2014. 1995;38(6):876.
6. Soehodho S. Motorization in Indonesia and its 17. Lam C, Lin M, Chu S, Tsai S, Bai C, Chiu
impact to traffic accidents. IATSS Res. W. The effect of various types of
2007;31(2):27-33. motorcycle helmets on cervical spine
7. Ramli R, Abdul Rahman R, Abdul Rahman injury in head injury patients: A
N, Abdul Karim F, Krsna multicenter study in Taiwan. Biomed
Rajandram R, Mohamad MSF, et al. Res Int. 2015;2015:1-7.
Pattern of maxillofacial injuries in 18. World Health Organization. Helmets: A Road
motorcyclists in Malaysia. J Craniofac safety manual for decision-makers and
Surg. 2008;19(2):316-21. practictioners. WHO Library
8. MacLeod JB, Digiacomo JC, Tinkoff G. An Cataloguing in Publication Data, 2006.
evidence-based review: helmet efficacy 19. Badan Standarisasi Nasional. Helm
to reduce head injury and mortality in pengendara kendaraan bermotor roda
motorcycle crashes: EAST practice dua-Standar Nasional Indonesia. Vol.
management guidelines. J Trauma. 1811, SNI. Jakarta; 2007. p. 1-35.
2010;69(5): 1101–11. 20. Dewan Perwakilan Rakyat Republik
9. Cristina M, Maliska DS, Borba M, Asprino Indonesia. Undang Undang Republik
L, Moraes M De, Willian R, et al. Indonesia Nomor 22 Tahun 2009
Oral and maxillofacial surgery - Helmet tentang Lalu Lintas dan Angkutan
and maxillofacial trauma : a 10-year Jalan, 2009.
retrospective study. Braz J Oral Sci. 21. Kraus JF, Rice TM, Peek-Asa C,
2012;11(2):125-9. McArthur DL. Facial trauma and the
10. Post A, Boro T, Ecklund J. Injury to the risk of intracranial injury in motorcycle
brain. In: Mattox K, Moore E, riders. Ann Emerg Med.
Mengga, Hatibie, Prasetyo, et al: Pengaruh penggunaan helm... 135

2003;41(1):18-26. 32. Tsui CK, Rice TM, Pande S. Predictors of


22. Hitosugi M, Shigeta A, Takatsu A, nonstandard helmet use among San
Yokoyama T, Tokudome S. Analysis Francisco Bay – Area motorcyclists.
of fatal injuries to motorcyclists by Traffic Inj Prev. 2014;15(2):151-5.
helmet type. Am J Forensic Med 33. Bogerd CP, Rossi RM, Brühwiler PA.
Pathol.. 2004;25(2):125–8. Thermal perception of ventilation
23. Bagheri SC, Dierks EJ, Kademani D, changes in full-face motorcycle
Holmgren E, Bell RB, Hommer L, et helmets: Subject and manikin study.
al. Application of a facial injury Ann Occup Hyg. 2011;55(2):192–201.
severity scale in craniomaxillofacial 34. Ramli R, Oxley J. Motorcycle helmet
trauma. J Oral Maxillofac Surg. fixation status is more crucial than
2006;64:408–14. helmet type in providing protection to
24. Wang F, Huang X, Wen L, Gong J, Wang the head. Injury. 2016;47(11):2442-9.
H, Li G, et al. Prognostic value of the 35. Kulanthayan S, Radin URS, Ahmad HH,
Marshall computed tomography Mohd NMT, Harwant S. Compliance
classification for traumatic of proper safety helmet usage in
subarachnoid hemorrhage. Asian motorcyclists. Med J Malaysia.
Biomed. 2014;8(5):609-13. 2000;55(2):40–4.
25. Tanuhendrata A, Hatibie M, Oley M, 36. Thai KT, McIntosh AS, Pang TY. Factors
Prasetyo E. Hubungan antara trauma affecting motorcycle helmet use: size
kraniofasial dengan cedera kepala selection, stability, and position. Traffic
(Thesis). Manado: Universitas Sam Inj Prev. 2015;16(3):276–82.
Ratulangi; 2015. 37. Shuaeib FM, Hamouda AMS, Radin URS,
26. Liu BC, Ivers R, Norton R, Boufous S, Hamdan MM, Hashmi MSJ.
Blows S, Lo SK. Helmets for Motorcycle helmet - Part I.
preventing injury in motorcycle riders. Biomechanics and computational
Cochrane Database of Syst Rev. 2008 issues. J Mater Process Technol.
Jan 23;(1):CD004333. doi: 2002;123(3):406-21.
10.1002/14651858.CD004333.pub3. 38. Ramli R, Oxley J, Hillard P, Sadullah MA,
27. Komang A, Kalesaran L, Prasetyo E. McClure R. The effect of motorcycle
Efektivitas penggunaan helm pada helmet type, components and fixation
pengendara sepeda motor dalam status on facial injury in Klang Valley,
pencegahan cedera kepala di RSU Prof. Malaysia: a case control study. BMC
Dr. R.D. Kandou (Thesis). Manado: Emerg Med. 2014;14(1):17.
Universitas Sam Ratulangi; 2004. 39. Rutledge R, Stutts J. The association of
28. Erdogan MO, Sogut O, Colak S, Ayhan H, helmet use with the outcome of
Afacan MA, Satilmis D. Roles of motorcycle crash injury when
motorcycle type and protective clothing controlling for crash/injury severity.
in motorcycle crash injuries. Emerg Accid Anal Prev. 1993;25(3):347-53.
Med Int. 2013;2013:760205. 40. Servadei F, Begliomini C, Gardini E,
29. Peek-Asa C, Mcarthur DL, Kraus JF. The Giustini M, Taggi F, Kraus J. Effect
prevalence of non-standard helmet use of Italy’s motorcycle helmet law on
and head injuries among motorcycle traumatic brain injuries. Inj Prev.
riders. Accid Anal Prev 2003;9(3):257-60.
1999;31(3):229–33. 41. Erhardt T, Rice T, Troszak L, Zhu M.
30. Houston DJ. Are helmet laws protecting Motorcycle helmet type and the risk of
young motorcyclists? J Safety Res. head injury and neck injury during
2007;38(3):329-36. motorcycle collisions in California.
31. Sung KM, Noble J, Kim SC, Jeon HJ, Kim Accid Anal Prev. 2016;86:23-8.
JY, Do HH, et al. The preventive 42. Lopes ACE, Nogueira AFP, Cristino-Filho
effect of head injury by helmet type in G, Mont’Alverne Lopes-Filho A, De
motorcycle crashes: A rural Korean Almeida CP, Prado R, et al. How safe
single-center observational study. is your motorcycle helmet? J Oral
Biomed Res Int. 2016;2016:1-7. Maxillofac Surg. 2014;72(3):542–9.

You might also like