Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Based on the results of a preliminary survey in dr. Moewardi, BOR value data and the incidence of forced return Bed
ward in the period 2013-2015 there were 86.44% and 1,377 events with the percentage of patients forced return of
5.55%. According to the Minister of Health Decree No. 129 / Menkes / SK / II / 2008 on the SPM forced discharge is ≤
5%, each year the value of BOR and the incidence of forced return Melati ward has increased and decreased. The aim of
research to determine their relationship with the occurrence value BOR forced discharge ward Melati in dr. Moewardi
year 2013-2015.This study was descriptive analytic time series. BOR value of independent variables and the dependent
variable incidence of forced discharge. Subjects are jasmine ward clerk and medical records clerk in dr. Moewardi and
the object is a data SIM-RS. The data collection instrument with observation and interview guides. The analysis used
bivariate analysis using chi square. The results showed that a forced return characteristics of patients in the ward bud-
get 2013-2015 has forced patients go home the highest class III class care to cancer diagnosis, long cared for >12 days
and in 2013 the highest use how to pay Jamkesnas, in 2014-2015 the highest use BPJS payment method. BOR Value
per month wards Bed in dr. Moewardi years 2013-2015 the average was 86.44%, with the number of occurrences of
forced return are 1,377 patients and chi square test results showed that the value 6,013 >χ² tabeland the p-value 0,049 <
0,05. This means there is a significant correlation between the value of BOR with the incidence of forced discharge ward
jasmine in dr. Moewardi years 2013-2015. Based on the research, suggested the officer needs to provide information
about health insurance the government, especially BPJS detailed Health and clearly before patients get the service, that
in case of incident patients return force and conduct inpatient returned within 7 days with the same diagnosis can not
be guaranteed by BPJS Health and officer should report incidents of forcible return the patient in writing in order to be
monitored and can be lowered incidence of forced return
ABSTRAK
Berdasarkan hasil survey pendahuluan di RSUD dr. Moewardi, data nilai BOR dan kejadian pulang paksa bangsal
Melati dalam periode tahun 2013-2015 terdapat 86,44% dan 1.377 kejadian pasien pulang paksa dengan persentase
5,55%. Menurut KepMenKes No. 129/Menkes/SK/II/2008 tentang SPM pasien pulang paksa adalah ≤ 5%, tiap tahun
nilai BOR dan kejadian pulang paksa bangsal Melati mengalami kenaikan dan penurunan. Tujuan penelitian untuk
mengetahui adanya hubungan nilai BOR dengan kejadian pasien pulang paksa bangsal Melati di RSUD dr. Moewardi
tahun 2013-2015. Jenis penelitian ini deskriptif analitik dengan pendekatan time series. Variabel bebas nilai BOR dan
variabel terikat kejadian pasien pulang paksa. Subyek adalah petugas bangsal melati dan petugas rekam medis di RSUD
dr. Moewardi dan obyek adalah data SIM-RS. Instrumen Pengumpulan data dengan pedoman observasi dan pedoman
wawancara. Analisis yang digunakan analisa bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
karakteristik pasien pulang paksa bangsal melati pada tahun 2013-2015 memiliki pasien pulang paksa tertinggi pada
Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa pasien pulang paksa berdasarkan karakteristik lama dirawat bangsal Melati
di RSUD dr. moewardi tahun 2013 terdapat pasien yang mempunyai lama dirawat tinggi yaitu >12hari sebanyak
67 pasien.
Tabel 6 Karakteristik Pasien Pulang Paksa Bangsal Melati Berdasarkan Lama Dirawat
di RSUD dr. Moewardi Tahun 2014
Lama Dirawat (hari)
Bln
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 >12
Januari 7 9 9 4 8 2 6 1 2 3 1 1 2
Februari 7 8 5 5 2 0 3 2 3 0 1 0 1
Maret 5 2 3 2 2 2 4 3 5 1 1 0 3
April 4 5 1 4 3 3 3 2 0 0 2 1 4
Mei 1 3 5 5 1 2 2 2 0 4 2 0 5
Juni 2 9 4 5 6 3 0 2 7 0 2 1 7
Juli 9 7 5 8 1 1 3 5 4 0 0 2 7
Agustus 6 4 3 5 3 1 2 1 1 2 1 0 7
September 3 4 5 4 4 6 3 0 0 0 3 1 5
Okttober 13 6 2 4 4 1 2 3 1 3 1 1 3
Nopember 6 8 2 2 6 1 2 2 0 1 0 2 10
Desember 6 6 8 5 5 0 1 3 0 2 2 5 7
Jumlah 69 71 52 53 45 22 31 26 23 16 16 14 61
Dari tabel 6 dapat diketahui bahwa pasien pulang paksa berdasarkan karakteristik lama dirawat bangsal Melati
di RSUD dr. moewardi tahun 2014 mempunyai lama dirawat tertinggi pada lama dirawat 2 hari yaitu 71 pasien
dan terendah 2 hari yaitu 14 pasien.
Dari tabel 7 dapat diketahui bahwa pasien pulang paksa berdasarkan karakteristik lama dirawat bangsal Melati di
RSUD dr. moewardi tahun 2013 terdapat pasien yang mempunyai lama dirawat tinggi yaitu >12hari sebanyak
55 pasien dan terendah pada lama dirawat 11 hari yaitu 7 pasien.
Cara Bayar
Bln Dinas
PKMS PKMS Kerja Jamkesda Jamkesmas Umum Askes Jamsos BRI
Sos-
Silver Gold sama tek ial
Jan 4 0 0 5 16 14 0 0 0 0
Feb 1 0 0 0 15 5 2 0 0 0
Mar 0 0 0 4 21 9 7 1 0 0
Apr 1 0 0 3 27 16 1 0 0 0
Mei 2 1 0 4 8 12 1 0 0 0
Jun 6 1 0 2 21 20 8 0 1 0
Jul 4 0 0 1 19 11 3 1 0 0
Agu 3 0 0 3 36 12 5 0 0 1
Sep 0 0 0 20 23 13 5 0 0 0
Okt 0 0 7 9 16 11 5 0 0 0
Nop 0 0 0 1 24 11 7 0 0 0
Des 1 0 0 2 24 15 4 0 1 0
Jml 22 2 7 54 250 149 48 2 2 1
Dari tabel 8 dapat diketahui bahwa karakteristik pasien pulang paksa bangsal melati tahun 2013 berdasarkan
karakteristik cara bayar, terdapat 10 jenis cara pembayaran yang digunakan dan cara pembayaran tertinggi
menggunakan jamkesmas yaitu 250 pasien dan terendah mengunakan BRI yaitu 1 pasien.
Dari tabel 9 dapat diketahui bahwa karakteristik pasien pulang paksa bangsal melati tahun 2014 berdasarkan
karakteristik cara bayar, terdapat 10 jenis cara pembayaran yang digunakan dan cara pembayaran tertinggi
menggunakan BPJS yaitu 341 pasien.
Dari tabel 10 dapat diketahui bahwa karakteristik pasien pulang paksa bangsal melati tahun 2015 berdasarkan
karakteristik cara bayar, terdapat 6 jenis cara pembayaran yang digunakan dan cara pembayaran tertinggi
menggunakan BPJS yaitu 190 pasien dan terendah menggunakan PKMS Gold yaitu 2 pasien.
Thn Bln Mela- Mela- Melati Jmlh Dari tabel 12 dapat diketahui bahwa kejadia
ti I ti II III pasien pulang paksa pada tahun 2013-2015 secara
2013 Jan 26 10 3 39 keseluruhan bangsal melati terdapat 1.377 pasien,
Feb 13 8 2 23 dengan jumlah tertinggi pada melati I yaitu 642
Mar 24 8 10 42 pasien dan tiap bulannya terdapat kejadian pasien
Apr 27 13 8 48 pulang paksa tertinggi.
Mei 11 13 4 28
Jun 24 13 9 46 4. Hubungan Nilai BOR dengan Kejadian Pulang
Paksa Bangsal Melati.
Jul 20 14 6 40
Agu 35 15 10 60
a. Kategori nilai BOR bangsal melati
Sep 20 9 16 45
Okt 19 7 19 45
Tabel 13 Kategori nilai BOR perbulan bangsal
Nop 16 13 18 47
melati tahun 2013-2015
Des 22 14 12 48
2014 Jan 24 13 18 55
No Bulan Tahun BOR Kategori
Feb 16 4 17 37 (%)
Mar 14 8 14 36 1 Januari 2013 84,55 Sedang
Apr 11 5 15 31 2 Februari 2013 88,90 Tinggi
Mei 17 5 10 32 3 Maret 2013 93,74 Tinggi
Jun 19 5 24 48 4 April 2013 85,24 Tinggi
Jul 21 4 27 52 5 Mei 2013 84,64 Sedang
Agt 16 5 15 36 6 Juni 2013 71,37 Rendah
Sep 17 8 13 38 7 Juli 2013 83,23 Sedang
Okt 25 6 25 56 8 Agustus 2013 78,93 Sedang
Nop 20 12 12 44 9 September 2013 80,33 Sedang
Des 24 11 15 50 10 Oktober 2013 82,97 Sedang
11 November 2013 83,76 Sedang
12 Desember 2013 83,23 Sedang
Tabel 14 Kategori Pasien Pulang Paksa bangsal melati perbulan tahun 2013-2015
Dari tabel 14 dapat diketahui bahwa pasien Sehingga nilai BOR dengan kejadian pulang
pulang paksa dari tahun 2013-2015 terdapat paksa bangsal melati di RSUD Dr. Moewardi
21 periode yang melebihi Standar Pelayanan 2013-2015 dapat diketahui dengan menggunakan
Minimal yang disarankan dan 15 periode yang rumus chi squere yang dibantu program SPSS
memenuhi Standar Pelayanan Minimal. diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 15 Hasil Perhitungan Hubungan Nilai BOR dengan Kejadian Pulang Paksa Bangsal Melati
2013-2015
Berdasarkan tabel 15 diperoleh bahwa tingkat paksa bangsal melati di RSUD Dr. Moewardi
nilai BOR pada kategori tinggi pada pasien dengan menggunakan uji chi square diperoleh
yang terjadi pasien pulang paksa yang standar nilai signifikan asymp.sig (p) sebesar 0.049 dan
sebanyak 36,1% kategori sedang 5,6% dan untuk 6,013 dan kemudian dibandingkan dengan .
kategori rendah 0%, sedangkan yang tidak standar Berdasarkan hasil diatas bahwa nilai signifikan
kategori tinggi 2,6%, kategori sedang 25%, p≤ 0,05 dan maka H0 tolak dan H1 diterima. Hal
dan kategori rendah 27, 8%. Hasil uji statistik ini berarti terdapat hubungan yang signifikan
hubungan nilai BOR dengan kejadian pulang antara nilai BOR dengan kejadian pulang paksa
1. Karakteristik Pasien Pulang Paksa Bangsal Cara pembayaran pasien pulang paksa tahun 2013
Melati di RSUD dr. Moewardi Tahun 2013-2015. tertinggi menggunakan cara bayar Jamkesmas
karena kelas perawatan bangsal melati I dan melati
Pasien pulang paksa bangsal melati tertinggi pada II digunakan khusus kelas III sehingga penggunaan
kelas perawatan kelas III, di RSUD dr. Moewardi Jamkesmas sangat berpengaruh dan pada tahun
bangsal melati dibagi menjadi 3 bangsal dengan 2014-2015 tertinggi menggunakan cara bayar
kekhususan SMF dan kelas perawatan masing- BPJS Kesehatan, karena pada tahun 2014 sudah
masing yaitu melati I khusus SMF penyakit dalam diberlakukan kebijakan peraturan presiden RI
dengan kelas perawatan kelas III, melati II kesehatan nomor 111 tahun 2013 tentang jaminan kesehatan
anak kelas perawatan III dan melati III digunakan nasional yaitu BPJS Kesehatan. Banyaknya pasien
untuk campuran dengan kelas perawatan I dan BPJS Kesehatan baik PBI maupun Non PBI karena
II, namun jika ada bangsal lain yang sudah penuh RSUD Dr. Moewardi merupakan salah satu
dan bangsal melati masih tersedia maka pasien rumah sakit rujukan tingkat 3 dan kejadian pasien
dapat dirawat dibangsal melati walaupun tidak pulang paksa dengan jaminan BPJS Kesehatan
sesuai dengan SMF bangsal melati. Berdasarkan biaya perawatannya tetap akan ditanggung BPJS
karakteristik diagnosis pasien pulanng paksa Kesehatan akan tetapi apabila pasien tersebut
tertinggi yaitu cancer. Penanganan penyakit cancer melakukan rawat inap kembali dalam jangka waktu 7
diantaranya adalah dengan terapi dan operasi, tetapi hari dengan diagnosis yang sama tidak dapat dijamin
terdapat pasien yang tidak bersedia menjalankan oleh BPJS Kesehatan dan pasien harus membayar
terapi atau tidak mau menunggu kamar operasi secara umum serta akan dimonitoring oleh BPJS
tersedia sehingga hal tersebut menyebabkan Kesehatan. Hal tersebut sesuai dengan Surat BPJS
terjadinya kejadian pasien pulang paksa. Kesehatan Nomor 2321/VI.06/0715 hal penjaminan
kasus APS poin 2.a bahwa pasien yang pulang rawat
Rata-rata lama dirawat pasien pulang paksa inap atas permintaan sendiri /APS (pulang paksa),
cukup panjang yaitu >12 hari. Lama dirawat yang maka apabila pasien tersebut rawat inap kembali
lama dipengaruhi kondisi pasien tersebut seperti dalam ±7 hari dengan diagnose yang sama baik pada
keaadaan yang kronis, berdasarkan hasil wawancara Rumah Sakit yang sama maupunpada Rumah Sakit
dengan petugas bangsal melati fakor penyebab yang berbeda dan yang masuk melalui IGD maupun
pasien pulang paksa salah satunya adalah keadaan poli rujukan, maka tidak dijamin BPJS Kesehatan /
pasien yang kronis. Sesuai dengan Sudra (2010) tidak dibuatkan SEP.
mengatakan bahwa rata-rata lama dirawat yang
lebih dari 12 hari disebabkan karena pasien kronis 2. Nilai BOR per bulan bangsal Melati di RSUD dr.
dirawat di rumah sakit.Kejadian pasien pulang Moewardi tahun 2013-2015
paksa karena lama dirawat yang cukup panjang juga
disebabkan karena kurangnya efisinsi pelayanan Bangsal Melati di RSUD Dr. Moewardi dibagi
yang diberikan, menurut Bustami(2011) mengatakan menjadi 3 bangsal yaitu bangsal melati I, melati
bahwa efisiensi pelayanan kesehatan merupakan II, dan melati III. Nilai BOR bangsal melati tahun
dimensi yang penting dari mutu karena efisiensi 2013 sampai 2015 cukup tinggi yaitu 86,44 dan
akan mempengaruhi hasil pelayanan, apalagi rata-rata tertinggi tiap bulannya terjadi pada bangsal
sumber daya pelayanan kesehatan pada umumnya melati I dengan rata-rata dalam 3 tahun mencapai
92,12%. Hal ini dikarenakan pada banngsal melati I
Rumah Sakit Umum dr. Moewardi pada tahun 2013 4. Hubungan Nilai BOR dengan Kejadian Pulang
sampai 2015 terdapat kejadian pasien pulang paksa Paksa Bangsal Melati.
bangsal melati sebanyak 1.377 pasien dan tertinggi
terjadi pada melati I yaitu 642 pasien. Kejadian Berdasarkan hasil perhitungan rumus chi squere
pasien pulang paksa bangsal melati memiliki dengan program SPSS menunjukan bahwa H0
persentase melebihi standar yang disarankan oleh ditolak dan H1 diterima sehingga ada hubungan
Kepmenkes RI No. 129/Menkes/SK/II/2008 yaitu antara nilai BOR dengan kejadian pasien pulang
≤ 5% sedangkan bangsal melati pada tahun 2013- paksa pada nilai p = 0,049. Bangsal melati merupakan
2015 terdapat 5,5%. Dari hasil wawancara dengan bangsal dengan kelas perawatan tertinggi kelas III,
petugas bangsal melati I, II, dan III dapat diketahui semakin tinggi penggunaan tempat tidur dibangsal
berbagai faktor alasan dari pasien pulang paksa yang kelas III akan berpengaruh pada keamanan dan
sering muncul yaitu karena faktor kondisi pasien itu kenyamanan pasien. Hal ini dapat mempengaruhi
sendiri. kejadian pasien pulang paksa, menurut Bustami
(2011) keamanan merupakan salah satu dimensi
RSUD Dr. Moewardi merupakan pelayanan kesehatan dari mutu, keamanan berarti mengurangi risiko
rujukan tingkat ke-3 rata-rata adalah pasien rujukan cedera, infeksi, efek samping atau bahaya lain yang
dengan jaminan kesehatan, akan tetapi untuk pasien berkaitan dengan pelayanan,keamanan pelayanan
kelas perawatan I dan II kebanyakan adalah pasien melibatkan petugas dan pasien. Sedangkan
umum sehingga biaya sangat berpengaruh untuk kenyamanan berkaitan dengan pelayanan kesehatan
pasien meminta dirawat dirumah, sedangkan kelas III yang tidak berhubungan langsung dengan efektifitas
dengan rata-rata pasien memiliki jaminan kesehatan klinis, tetapi dapat mempengaruhi kepuasan pasien
pemerintah maka faktor yang paling berpengaruh dan tersedianya untuk kembali ke fasilitas kesehatan
bukan faktor biaya akan tetapi kondisi pasien yang untuk memperoleh pelayanan berikutnya.
tidak ada perubahan, kritis atau dokter sudah angkat
tangan, tidak ada yang mengunggu pasien, dan juga Menurut penelitian Widiarti (2013) faktor
pasien inggin pindah ketempat pelayanan kesehatan penyebab pasien pulang paksa meliputi kurangnya
yang lain. Untuk menekan angka kejadian pasien ketanggapan dokter dalam pelayanan. Tingginya
pulang paksa petugas perlu memberikan informasi nilai BOR akan mempengaruhi tingkat kesibukan
mengenai jaminan kesehatan pemerintah dan dokter sehingga ketangapan dokter terhadap pasien
memotivasi pasien agar mau dirawat secara utuh dari dapat terganggu, menurut Sudra (2010) semakin
awal sampai akhir dengan harapan pulang sembuh. tinggi nilai BOR berarti semakin tinggi pula