You are on page 1of 12

Jurnal Khasanah Ilmu Vol. VI No.

1 Maret 2015

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA SISTEM


AKUNTANSI PEMBELIAN DI PURI CHORUS BOUTIQUE HOTEL
YOGYAKARTA
Anita Primastiwi
Program Studi Kesekretariatan
Akademi Sekretari dan Manajemen BSI Jakarta
Jl. Kramat 168, Salemba, Jakarta Pusat
anita.apw@bsi.ac.id

Abstract

Purchasing transaction that requires money from the company could lead into fraud and or human
error. To prevent that, a company needs to apply a good internal control system. The purposes of
this research were to identify whether the internal control system of purchase accounting system at
Puri Chorus Boutique Hotel had been adequate, and to identify whether the internal control
system of purchase accounting system in this hotel had been done effectively. The analysis was
done by comparing the practice of internal control system in purchasing system applied in Puri
Chorus Boutique Hotel with the theories of appropriate internal control system. The information
was gained by interviewing, observing and giving questionnaire. The analysis was used to know
whether the internal control system in the purchasing accounting in this hotel was appropriate or
not. Attribute sampling with stop-or-go sampling method was used to test the effectiveness of the
internal control system in the purchasing accounting system. This finding showed that internal
control system in the purchasing accounting system at Puri Chorus Boutique Hotel was
inadequate (not fully in line with the theory). Based on compliance test on the internal control
system it was obtained that DUPL = AUPL. It proved that internal control system in the
purchasing accounting system implemented at this hotel was already effective (obeyed by the
staffs).

Key words: internal control system, purchase accounting system, adequate, obeyed, and stop-or-
go sampling.

PENDAHULUAN
Kas merupakan aktiva yang paling fiktif, adanya bukti kas keluar yang dibayar
likuid atau paling mudah untuk diubah lebih dari satu kali, dan adanya kesalahan
menjadi aktiva lainnya. Tanpa menggunakan yang tidak disengaja dalam menjumlahkan
kas, perusahaan, termasuk juga hotel, akan total kas yang harus dibayarkan oleh hotel
mengalami kesulitan dalam melakukan kepada pemasok. Untuk mencegah terjadinya
kegiatan operasional rutin sehari-hari. kecurangan dan/atau kekeliruan manusia ini,
Menurut Wiyasha (2010: 150), kas yang maka perlu diterapkan sistem pengendalian
diterima dari penjualan jasa hotel bersumber intern yang baik. Oleh karena itu, hotel perlu
dari penjualan kamar, makanan, minuman, menerapkan Sistem Pengendalian Intern
dan jasa terkait lainnya. Untuk memenuhi (SPI) pada sistem akuntansi pembelian di
kebutuhan barang dan atau jasa yang dalam pengelolaannya.
dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan Menurut Mulyadi (2014b: 163), SPI
penjualannya tersebut, hotel melakukan meliputi struktur organisasi, metoda, dan
kegiatan pembelian. Transaksi pembelian, ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk
baik secara tunai maupun secara kredit, akan menjaga kekayaan organisasi, mengecek
menjadi mudah jika menggunakan kas. ketelitian dan keandalan data akuntansi,
Namun di lain sisi, kas tidak mempunyai mendorong efisiensi dan mendorong
identitas kepemilikan dan mudah untuk dipatuhinya kebijakan manajemen. Unsur-
dipindah-tangankan, sehingga sangat mudah unsur dari pengendalian intern adalah 1)
untuk digelapkan. adanya struktur organisasi yang memisahkan
Di dalam transaksi pembelian sangat tanggungjawab fungsional secara tegas, 2)
dimungkinkan terjadinya kecurangan (fraud) sistem wewenang dan prosedur pencatatan
dan atau kekeliruan manusia (human error). yang memberikan perlindungan yang cukup
Contoh kecurangan dan kesalahan manusia terhadap kekayaan, utang pendapatan, dan
yang mungkin terjadi dalam transaksi biaya, 3) praktik yang sehat dalam
pembelian adalah adanya transaksi pembelian melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit

1
Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Pada Sistem Akuntansi Pembelian Di Puri Chorus Boutique
Hotel Yogyakarta

organisasi, dan 4) karyawan yang mutunya 1. Apakah SPI pada sistem akuntansi
sesuai dengan tanggungjawabnya (Mulyadi, pembelian yang diterapkan di Puri
2014b: 164). Penerapan SPI pada sistem Chorus Boutique Hotel sudah memadai?
pembelian sangat penting bagi hotel. 2. Apakah SPI pada sistem akuntansi
Kemampuan manajemen hotel dalam pembelian di Puri Chorus Boutique
mengantisipasi adanya kecurangan dan/atau Hotel sudah dipatuhi atau sudah efektif?
penyimpangan melalui penerapan SPI yang
baik dapat menjaga aset milik hotel agar tetap TUJUAN PENELITIAN
aman. Dengan demikian, kelangsungan usaha Tujuan penelitian ini adalah:
hotel tersebut juga akan terjaga. 1. Untuk mengetahui apakah SPI pada
Puri Chorus Boutique Hotel adalah sistem akuntansi pembelian yang
sebuah hotel yang berlokasi di Jl. Samirono diterapkan Puri Chorus Boutique Hotel
Baru No. 50/55, Gejayan, Yogyakarta. Salah sudah memadai.
satu kegiatan operasional rutin sehari-hari 2. Untuk mengetahui apakah SPI pada
yang dilakukan hotel ini adalah transaksi sistem akuntansi pembelian yang
pembelian. Melalui transaksi pembelian, aset diterapka Puri Chorus Boutique Hotel
hotel ini juga akan terpengaruh. Aset ini sudah dipatuhi atau sudah efektif.
antara lain adalah kas dan persediaan. Untuk
menjaga kelangsungan usahanya, Puri Chorus TINJAUAN PUSTAKA
Boutique Hotel harus dapat menjaga asetnya 1. Sistem Akutansi dan Pembelian
dengan baik. Upaya yang dilakukan Puri Jogiyanto mendefinisikan sistem ke dalam
Chorus Boutique Hotel untuk menjaga dua kelompok pendekatan, yaitu pendekatan
asetnya ini antara lain adalah dengan yang menekankan pada prosedur dan
mengaplikasikan SPI di dalam sistem pendekatan yang menekankan pada
akuntansi pembeliannya. Namun demikian, komponen atau elemennya. Definisi sistem
SPI yang diaplikasikan oleh Puri Chorus dengan pendekatan prosedur menurut
Boutique Hotel belum dibangun dengan Jogiyanto (2005: 1), “suatu sistem adalah
memperhatikan prinsip-prinsip SPI yang suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur
memadahi. SPI di dalam hotel ini hanya yang saling berhubungan, berkumpul
dibangun berdasarkan keperluan yang bersama-sama untuk melakukan suatu
dirasakan oleh general manager saja. Sesuai kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu
dengan kepentingan manajemen, maka perlu sasaran tertentu”. Sedangkan definisi sistem
diketahui apakah SPI di dalam sistem dengan pendekatan komponen menurut
akuntansi pembelian di hotel ini sudah Jogiyanto (2005: 2), “sistem adalah
memadai dan sudah dipatuhi oleh kumpulan dari elemen-elemen yang
karyawannya (sudah efektif) ataukah belum. berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan
tertentu”.
RUMUSAN MASALAH Menurut Mulyadi (2014b: 3), “sistem
Salah satu kegiatan yang dijalankan akutansi pokok adalah organisasi formulir,
oleh Puri Chorus Boutique Hotel untuk catatan dan laporan yang dikoordinasikan
menjalankan usahanya adalah melakukan sedemikian rupa untuk menyediakan
transaksi pembelian. Terjadinya transaksi informasi keuangan yang dibutuhkan oleh
pembelian akan mempengaruhi komposisi anajemen guna memudahkan pengelolaan
atau besarnya aset yang dimiliki oleh hotel. perusahaan”. Berdasarkan definisi unsur
Kecurangan (fraud) dan atau kekeliruan akuntansi tersebut, maka unsur suatu sistem
manusia (human error) juga dapat terjadi di akutansi menurut Mulyadi (2014b: 3-5)
dalam transaksi pembelian. Agar transaksi adalah:
pembelian dapat berjalan dengan lancar dan a. Formulir; merupakan dokumen yang
aset Puri Chorus Boutique Hotel tetap terjaga, digunakan untuk merekam atau mencatat
maka hotel ini perlu menerapkan Sistem terjadinya transaksi keuangan yang terjadi
Pengendalian Intern (SPI) pada sistem di perusahaan.
akuntansi pembelian dengan baik. SPI yang b. Jurnal; merupakan catatan akutansi yang
sudah dibangun dengan baik tentunya juga digunakan untuk mencatat
harus dipatuhi oleh semua karyawan Hotel mengklasifikasikan dan meringkas data
ini. Permasalahan tersebut dapat dinyatakan keuangan.
sebagai berikut:

2
Jurnal Khasanah Ilmu Vol. VI No. 1 Maret 2015

c. Buku Besar; merupakan rekening- Menurut Mulyadi (2014b: 299), fungsi


rekening yang digunakan untuk yang terkait dalam sistem akutansi pembelian
meringkas data keuangan yang adalah a) fungsi gudang, b) fungsi pembelian,
sebelumnya telah dicatat di dalam jurnal. c) fungsi penerimaan, dan d) fungsi akutansi.
d. Buku Pembantu; adalah suatu kelompok Fungsi-fungsi ini saling terkait antara yang
rekening yang merupakan rincian data satu dengan yang lainnya. Sedangkan
keuangan yang tercantum dalam rekening jaringan prosedur yang membentuk sistem
tertentu dalam buku besar. akuntansi pembelian menurut Mulyadi
e. Laporan; yaitu hasil akhir dari proses (2014b: 301) adalah prosedur permintaan
akutansi yang disebut dengan laporan pembelian, prosedur permintaan penawaran
keuangan yang dapat berupa laporan harga dan pemilihan pemasok, prosedur order
laba/rugi, laporan perubahan laba yang pembelian, prosedur penerimaan barang,
ditahan, neraca, laporan arus kas, laporan prosedur pencatatan utang, dan prosedur
harga pokok produksi, laporan biaya distribusi pembelian. Di dalam menjalankan
pemasaran, laporan harga pokok sistem ini, perusahaan juga memerlukan
penjualan, daftar umur piutang, daftar adanya dokumen. Dokumen yang digunakan
utang yang akan dibayar, dan daftar saldo dalam sistem akutansi pembelian adalah surat
persediaan yang lambat penjualannya. permintaan pembelian, surat permintaan
Laporan ini berisi informasi dan penawaran harga, surat order pembelian,
merupakan keluaran dari sistem laporan penerimaan barang, surat perubahan
informasi. order, dan bukti kas keluar (Mulyadi, 2014b:
Heripracoyo (2009: 93) 303).
mendefinisikan bahwa “pembelian adalah
kegiatan pemilihan sumber pemesanan dan 3. Sistem Pengendalian Intern
perolehan barang serta jasa sebagai salah satu Menurut laporan Committee of
aktivitas operasi bisnis perusahaan”. Sponsoring Organizations (COSO) dalam
Pembelian merupakan salah satu kegiatan di Jusup (2010: 252), “pengendalian intern ialah
dalam perusahaan terkait dengan pengadaan suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan
barang yang diperlukan oleh perusahaan itu komisaris, manajemen, dan personil satuan
sendiri. Oleh karena itu, transaksi pembelian usaha lainnya, yang dirancang untuk
merupakan salah satu transaksi yang terjadi mendapat keyakinan memadai tentang
secara rutin di perusahaan. Berikut ini adalah pencapaian tujuan dalam hal-hal: keandalan
proses pembelian yang umumnya terjadi pada pelaporan keuangan, kesesuaian dengan
perusahaan (Heripracoyo, 2009: 93): undang-undang dan peraturan yang berlaku,
a. Konsultasi dengan supplier sebelum efektifitas, dan efisiensi operasi”. Sistem
pembelian berlangsung. pengendalian intern menurut Mulyadi
b. Pembuatan dokumen permintaan (2014b: 163) meliputi struktur organisasi,
pengadaan barang. metoda dan ukuran-ukuran yang
c. Mengadakan perjanjian dengan supplier. dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan
d. Penerimaan barang dari supplier. organisasi, mengecek ketelitian dan
e. Pengakuan kuwajiban atas barang atau keandalan data akuntansi, serta mendorong
jasa yang diterima dari supplier. efisiensi dan mendorong dipatuhinya
f. Pemilihan faktur yang akan dibayar. kebijakan manajemen. Tujuan pengendalian
g. Penulisan, penandatanganan, dan intern menurut Mulyadi (2014b: 163) adalah:
pengiriman cek kepada supplier menjaga kekayaan organisasi, mengecek
ketelitian dan keandalan data akuntansi,
2. Sistem Akutansi Pembelian mendorong efisiensi, dan mendorong
Sistem akuntansi pembelian digunakan dalam dipatuhinya kebijakan manajemen.
perusahaan untuk pengadaan barang yang Menurut Mulyadi (2014b: 164), unsur
diperlukan oleh perusahaan (Mulyadi, 2014b: pokok pengendalian intern adalah:
299). Transaksi pembelian dapat dilakukan a. Struktur organisasi yang memisahkan
secara tunai maupun secara kredit. Pembelian tanggungjawab fungsional secara tegas.
tunai dilakukan perusahaan dengan cara b. Sistem wewenang dan prosedur
membeli barang dan kemudian langsung pencatatan yang memberikan
membayar barang tersebut. Pembelian kredit perlindungan yang cukup terhadap
dilakukan oleh perusahaan dengan cara kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya.
membeli barang dan pembayarannya c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan
dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
kesepakatan antara pembeli dan pemasok.

3
Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Pada Sistem Akuntansi Pembelian Di Puri Chorus Boutique
Hotel Yogyakarta

d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan metoda ini merupakan metoda pengumpulan
tanggungjawabnya. data yang utama di dalam penelitian survei
Pengendalian intern yang baik akan (Sekaran dan Bougie, 2013: 116).
menjamin keamanan kekayaan para investor a. Wawancara dilakukan kepada pemilik
dan kreditur yang ditanamkan di dalam hotel yang juga merupakan general
perusahaan dan akan menghasilkan laporan manager hotel dan staf yang berkompeten
keuangan yang dapat dipercaya atau handal. dengan SPI di dalam sistem akuntansi
pembelian di Puri Chorus Boutique Hotel.
4. Pengujian Kepatuhan Data yang akan didapatkan melalui
Keandalan suatu laporan keuangan wawancara meliputi:
ditentukan oleh efektivitas sistem 1) Bagaimana sistem dan prosedur yang
pengendalian intern yang diterapkan dalam digunakan dalam aktivitas pembelian.
suatu perusahaan. Pengujian kepatuhan atau 2) Bagaimana otorisasi transaksi
yang sering disebut pengujian pengendalian pembelian oleh pihak yang
adalah pengujian terhadap efektivitas sistem berwenang.
pengendalian intern dalam mencapai tujuan b. Observasi dilakukan dengan cara
tertentu yang telah ditetapkan. Tujuan dari mengamati struktur pengendalian intern
pengujian kepatuhan adalah untuk yang dijalankan di Puri Chorus Boutique
memperoleh keyakinan yang memadai bahwa Hotel. Pengamatan ini meliputi
prosedur pengendalian telah diterapkan pengamatan terhadap prosedur yang
sebagaimana mestinya. digunakan dalam aktivitas pembelian,
Ada tiga model untuk menguji otorisasi oleh pihak yang berwenang,
efektivitas sistem pengendalian intern dengan struktur organisasi dan rincian tugas serta
menggunakan attribute sampling menurut tanggungjwabnya, dan kelengkapan
Mulyadi (2014a: 253-254), yaitu: dokumen pendukung dalam transaksi
a. Fixed-sample-size attribute sampling. pembelian. Observasi dilakukan pada
Pengambilan sampel dengan model ini tanggal 12 Januari hingga 24 Januari
ditujukan untuk memperkirakan 2015. Dalam masa tersebut telah terjadi
persentase terjadinya mutu tertentu beberapa transaksi pembelian di dalam
dalam suatu populasi. Model ini terutama hotel.
digunakan apabila dalam melakukan c. Kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan
pengujian kepatuhan diperkirakan akan rinci mengenai unsur-unsur pokok
menjumpai beberapa penyimpangan atau pengendalian intern untuk sistem
kesalahan. akuntansi pembelian sesuai yang
b. Stop-or-go sampling atau yang sering dikemukakan oleh Mulyadi (2014b: 312).
disebut dengan decision attribute Unsur pokok pengendalian intern ini
sampling. Model ini dapat mencegah terdiri dari organisasi, sistem otorisasi dan
pengambilan sampel yang terlalu banyak prosedur pencatatan, dan praktik yang
dengan cara menghentikan pengujian sehat (Mulyadi, 2014b: 312).
sedini mungkin. Model ini digunakan
jika peneliti yakin bahwa kesalahan yang 2. Metoda Analisis Data
diperkirakan dalam populasi sangat Analisa dilakukan dengan cara
kecil. membandingkan praktik SPI pada sistem
c. Discovery sampling. Model ini akuntansi pembelian yang diterapkan di Puri
digunakan jika tingkat kesalahan yang Chorus Boutique Hotel dengan kriteria SPI
diperkirakan sangat rendah atau yang memadai sesuai dengan teori. Hal ini
mendekati nol persen. Discovery untuk menilai apakah SPI pada sistem
sampling dipakai untuk menemukan akuntansi pembelian di hotel ini sudah
kecurangan, pelanggaran yang serius dari memadai ataukah belum. Sedangkan untuk
elemen pengendalian intern, dan menguji efektivitas SPI dalam sistem
ketidakberesan yang lain. akuntansi pembelian, digunakan pengujian
METODA PENELITIAN attribute sampling dengan metoda stop-or-go
1. Metoda Pengumpulan Data sampling. Adapun tahapan dalam pengujian
Metode pengumpulan data di dalam ini meliputi:
penelitian ini meliputi wawancara a. Menentukan attribute yang akan
(interview), observasi, dan kuesioner. Ketiga diperiksa. Attribute tersebut adalah:

4
Jurnal Khasanah Ilmu Vol. VI No. 1 Maret 2015

1) Untuk tujuan kelengkapan, attribute catatan yang tercantum dalam bukti


yang diperiksa adalah kelengkapan kas keluar dengan catatan yang
dokumen sumber (bukti kas keluar) tercantum dalam dokumen
dan dokumen pendukung (surat order pendukungnya.
pembelian, laporan penerimaan b. Menentukan populasi yang akan diambil
barang, dan faktur dari pemasok), sampelnya. Populasi yang akan diambil
serta penggunaan nomor urut tercetak sampelnya adalah bukti kas keluar bulan
dalam bukti kas keluar dan dokumen Januari–Desember 2014.
pendukungnya. c. Menentukan besarnya sampel. Besarnya
2) Untuk tujuan validitas (keabsahan), sampel yang akan diteliti ditentukan
attribute yang diperiksa adalah dengan menggunakan Tabel Besarnya
otorisasi dari bagian yang berwenang Sampel Minimal untuk pengujian
dalam bukti kas keluar dan dokumen kepatuhan yang dikemukakan oleh
pendukungnya. Mulyadi (2014a: 265).
3) Untuk tujuan penilaian, attribute yang
diperiksa adalah kesesuaian antara

Tabel 1: Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian Kepatuhan


Acceptable Upper Sample Size Based on Confidence Levels
Precision Limit 90% 95% 97,50%
10% 24 30 37
9 27 34 42
8 30 38 47
7 35 43 53
6 40 50 62
5 48 60 74
4 60 75 93
3 80 100 124
2 120 150 185
1 240 300 370

Sumber: Mulyadi (2014a: 265)

Setelah besarnya sampel minimal


ditentukan, maka dibuat Tabel Stop-or-
go-Decision.

Tabel 2: Tabel Stop-or-Go-Decision


Langkah ke- Besarnya sampel Berhenti jika Lanjutkan ke langkah Lanjutkan ke
kumulatif yang kesalahan berikutnya jika langkah 5 jika
digunakan kumulatif terjadi kesalahan yang terjadi kesalahan paling
sama dengan sama dengan tidak sebesar
1 60 0 1 4
2 96 1 2 4
3 126 2 3 4
4 156 3 4 4
5 Gunakan Fixed-Sample-Size Attribute Sampling
Sumber: Mulyadi (2014a: 266)

d. Memilih anggota sampel dengan excel, dan instruksi a menunjukkan


menggunakan program excel. Pemilihan jumlah populasi. Untuk menghasilkan
anggota sampel ini dilakukan dengan angka random sebanyak yang
menuliskan rumus berikut ini pada satu dikehendaki, maka rumus tersebut disalin
sel (Basalamah, 2003: 33): ke sel-sel lainnya sebanyak jumlah angka
=INT(RAND)()*(a+1)) random/sampel yang dikehendaki.
Instruksi INT dimaksudkan untuk e. Pemeriksaan terhadap sampel.
menghasilkan angka yang bulat (integer), Pemeriksaan terhadap kelengkapan
pengalian (*) dimaksudkan agar angka- attribute dari setiap sampel akan
angka tersebut memungkinkan untuk menunjukkan tingkat kepatuhan atau
dipilih sebagai sampel, instruksi RAND efektivitas sistem pengendalian intern.
dimaksudkan untuk menghasilkan angka
random dengan menggunakan program

5
Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Pada Sistem Akuntansi Pembelian Di Puri Chorus Boutique
Hotel Yogyakarta

f. Evaluasi hasil pemeriksaan sampel. dari hasil wawancara, observasi, dan


Evaluasi dilakukan dengan melihat kuesioner. Penelitian ini dilaksanakan pada
kesalahan-kesalahan yang terjadi. tanggal 12 – 24 Januari 2015. Berikut ini
struktur organisasi Puri Chorus Boutique
HASIL DAN PEMBAHASAN Hotel:
Data mengenai sistem pengendalian intern
untuk sistem akuntansi pembelian diperoleh

Pemilik /
General Manager

Marketing Storekeeper F&B Accounting Executive Front


Manager Manager Housekeeper Office

Cashier Loundry Security

Sumber: Puri Chorus Boutique Hotel, 2015


Gambar 1: Struktur Organisasi Puri Chorus Boutique Hotel

Sistem akuntansi pembelian yang pembelian dapat dilaksanakan secara


dilaksanakan di Puri Chorus Boutique Hotel efektif.
adalah sistem akuntansi pembelian dengan b. Sistem Wewenang dan Prosedur
pengadaan langsung, yaitu pemasok dipilih Pencatatan
secara langsung oleh general manager tanpa Sistem wewenang dan prosedur
melalui penawaran harga. Pembelian yang pencatatan yang baik dapat
dilakukan hotel ini adalah pembelian tunai. memberikan perlindungan yang cukup
1. Sistem Pengendalian Intern pada Sistem terhadap kekayaan, hutang,
Akuntansi Pembelian di Puri Chorus pendapatan, dan biaya. Dari struktur
Boutique Hotel organisasi di atas, dapat dijelaskan
a. Struktur Organisasi yang Memisahkan pembagian tugas dan tanggungjawab
Tanggungjawab Fungsional Secara masing-masing bagian yang terkait
Tegas dengan sistem akuntansi pembelian
Dari struktur organisasi di atas dapat adalah sebagai berikut:
dilihat bahwa Puri Chorus Boutique 1) Storekeeper atau bagian gudang
Hotel telah memisahkan yang mempunyai tugas dan
tanggungjawab fungsional secara tanggungjawab sebagai berikut:
tegas. Struktur organisasi yang baik, a) Membuat surat permintaan
yang meliputi pembagian tugas yang pembelian.
jelas dan tepat, serta diikuti dengan b) Mengatur alur masuk keluar
pelaksanaan yang konsisten akan (sirkulasi) barang di gudang.
menghasilkan mekanisme kerja yang c) Bertanggungjawab atas
baik dan dapat meminimalisir ketersediaan dan terjaganya
kemungkinkan terjadinya kecurangan kualitas barang di gudang.
dan atau kekeliruan manusia. Bagian- d) Membuat kartu gudang dan
bagian yang terlibat di dalam sistem summary bulanan atas
pembelian di hotel ini adalah bagian inventory (persediaan) untuk
gudang, front office atau bagian dilaporkan kepada general
pembelian dan penerimaan barang, manager.
bagian akuntansi, dan bagian kasir. e) Memeriksa kesesuaian
Bagian-nagian ini mempunyai batasan barang yang dikirim oleh
yang jelas mengenai tugas dan pemasok dengan Surat Order
tanggungjawab masing-masing, Pembelian dan faktur dari
sehingga memungkinkan proses pemasok.

6
Jurnal Khasanah Ilmu Vol. VI No. 1 Maret 2015

2) Front office atau bagian c) Mengerjakan buku kas dan


pembelian dan penerimaan barang bank, baik harian maupun
mempunyai tugas dan bulanan.
tanggungjawab sebagai berikut: d) Menyimpan bukti-bukti kas
a) Memeriksa Surat Permintaan masuk dan kas keluar untuk
Pembelian yang sudah diserahkan kepada bagian
disetujui oleh general akuntansi.
manager untuk dicarikan e) Menyetor dan mengambil
barang ke pemasok uang di bank atas perintah
(supplier). atasan
b) Membuat Surat Order f) Bertanggungjawab langsung
Pembelian dan kepada bagian akuntansi.
mengirimkannya kepada c. Praktik yang Sehat
pemasok. Praktik yang sehat dapat dipahami
c) Memeriksa kesesuaian sebagai terciptanya suasana kerja yang
barang yang dikirim oleh dapat meminimalisir kemungkinan
pemasok dengan Surat Order terjadinya kesalahan yang dapat
Pembelian dan faktur dari dilakukan oleh staf, baik akibat dari
pemasok. kecurangan (fraud) dan atau
d) Membuat Laporan kekeliruan manusia (human error).
Penerimaan Barang. Praktik sistem pengendalian intern
e) Membuat summary purchase pada sistem akuntansi pembelian di
bulanan untuk dilaporkan Puri Chorus Boutique Hotel dapat
kepada general manager. dikatakan kurang kondusif untuk
3) Accounting atau bagian akuntansi menjalankan sistem akuntansi
mempunyai tugas dan pembelian. Hal ini ditunjukkan dengan
tanggungjawab untuk: masih dirangkapnya fungsi pembelian
a) Bertanggungjawab langsung dan penerimaan barang oleh bagian
kepada manajer front office. Namun demikian,
b) Menyusun laporan keuangan mekanisme pembagian fungsi atau
tiap periode. bagian di dalam hotel ini relatif sudah
c) Membuat bukti kas masuk dapat dijalankan dengan baik dan
dan kas keluar konsisten oleh semua karyawan. Hal
d) Menyimpan bukti-bukti ini diindikasikan dengan minimnya
pendukung untuk tiap-tiap tingkat kesalahan di dalam
transaksi melaksanakan pekerjaan. Berikut ini
4) Cashier atau bagian kasir yang flowchart yang menggambarkan aliran
mempunyai tugas dan dokumen pada sistem akuntansi
tanggungjawab untuk: pembelian di Puri Chorus Boutique
a) Mempersiapkan kas Hotel:
b) Melakukan pembayaran
kepada pemasok (supplier).

7
Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Pada Sistem Akuntansi Pembelian Di Puri Chorus Boutique
Hotel Yogyakarta

Storekeeper atau Bagian Gudang


4
Mulai

Laporan 1
Membuat surat
Pada saat Penerimaan Barang
permintaan
reorder point
pembelian

2 Kartu
Gudang T
Surat Permintaan 1
Pembelian

1
T

Sumber: Data primer, 2015.


Gambar 2: Sistem Akuntansi Pembelian

Bagian gudang bertanggungjawab Bagian gudang juga


untuk mengajukan permintaan bertanggungjawab untuk membuat
pembelian sesuai dengan posisi kartu gudang dan menyimpan barang
persediaan yang ada di gudang dan yang telah diterima oleh fungsi
meneruskannya ke bagian pembelian. penerimaan.

Front Office (Bagian Pembelian dan Bagian Penerimaan)


1 2 Dari Pemasok
Menerima barang dari
pemasok disertai
dengan faktur

Surat Permintaan 1 Surat Order 2 Faktur


Pembelian Pembelian

Membuat Surat Memeriksa


Order barang yang
Pembelian dikirim

Membuat laporan
penerimaan
Surat Permintaan 1
barang
Pembelian
3

2 Surat Order 2
Pembelian
Surat Order 1 Faktur
Pembelian T
3

3 2
2 Laporan 1
Penerimaan Barang
Dikirim ke
pemasok T
Dikirim ke Bagian
5
Gudang bersamaan
dengan barang

Sumber: Data primer, 2015.


Gambar 3: Sistem Akuntansi Pembelian (Lanjutan)

Setelah menerima surat permintaan sebagai bagian penerimaan. Bagian ini


pembelian dari bagian gudang, bagian bertanggungjawab untuk melakukan
front office yang berfungsi sebagai pemeriksaan terhadap jenis, mutu, dan
bagian pembelian mempunyai kuantitas barang yang dikirimkan oleh
tanggungjawab untuk membuat surat pemasok guna menentukan dapat atau
order pembelian, dan mengirimkannya tidaknya barang tersebut diterima oleh
kepada pemasok dan bagian akuntansi. hotel. Jika barang tersebut dapat
Bagian front office juga berfungsi diterima oleh hotel, maka bagian ini

8
Jurnal Khasanah Ilmu Vol. VI No. 1 Maret 2015

membuat dan mengirimkan Laporan bertanggungjawab membuat dan


Penerimaan Barang beserta barangnya mengirimkan laporan penerimaan
kepada bagian gudang. Selain itu, barang dan faktur kepada bagian
bagian penerimaan juga akuntansi.

Accounting atau Bagian Akuntansi


3 5 7

Faktur
Surat Order 3 Faktur
Pembelian Laporan 2
Penerimaan Barang Bukti Kas Keluar 2

Membandingkan
faktur dari Jurnal
pemasok dengan Pembelian T
SOP dan LPB

Membuat
Bukti Kas Selesai
Buku Besar
Keluar

Faktur
Laporan 2
Penerimaan Barang
Surat Order 3
Pembelian
2
Bukti Kas 1
Keluar

6
T

Sumber: Data primer, 2015.


Gambar 4: Sistem Akuntansi Pembelian (Lanjutan)

Bagian akuntansi menerima Surat Kas Keluar. Bukti Kas Keluar beserta
Order Pembelian, faktur, dan Laporan faktur ini kemudian dikirimkan
Penerimaan Barang dari front office kepada bagian kasir. Setelah bagian
yang juga berfungsi sebagai bagian kasir melakukan pembayaran kepada
penerimaan barang. Bagian ini pemasok dan mengirimkan kembali
kemudian memeriksa kesesuaian faktur dan Bukti Kas Keluar yang
antara Surat Order Pembelian, faktur, telah dicap “lunas”, bagian akuntansi
dan Laporan Penerimaan Barang kemudian membukukannya ke dalam
sebagai dasar untuk membuat Bukti jurnal hingga laporan keuangan.

Cashier atau Bagian Kasir

Faktur
2
Bukti Kas 1
Keluar

Menyiapkan
Kas

Faktur
2
Bukti Kas 1
Keluar

Diserahkan kepada
pemasok beserta 7
dengan kas

Kepada pemasok

Sumber: Data primer, 2015


Gambar 5: Sistem Akuntansi Pembelian (Lanjutan)

Bagian kasir menerima faktur dan Setelah memeriksa jumlah yang harus
bukti kas keluar dari bagian akuntansi. dibayarkan dan menyerahkan kas

9
Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Pada Sistem Akuntansi Pembelian Di Puri Chorus Boutique
Hotel Yogyakarta

beserta bukti kas keluar lembar dipertanggungjawabkan kepada


pertama kepada pemasok, bagian kasir general manager. General manager
kemudian menyerahkan faktur dan juga sering melakukan pemeriksaan
bukti kas keluar yang telah dicap secara mendadak di seluruh bagian
“lunas” kepada bagian akuntansi. atau fungsi di dalam hotel ini. Rotasi
Bagian ini membuat buku harian kas jabatan dan kewajiban pengambilan
dan bank. cuti memang tidak pernah dilakukan
Puri Chorus Boutique Hotel di dalam Puri Chorus Boutique Hotel.
mempunyai bagian/fungsi yang Hal ini dikarenakan skala hotel ini
terpisah antara fungsi pengeluaran kas belum besar, sehingga tidak
(kasir) dengan fungsi akuntansi. dilaksanakannya kedua hal tersebut
Fungsi pembelian juga terpisah tidak akan mengganggu praktik yang
dengan fungsi akuntansi. Fungsi sehat di hotel ini.
gudang terpisah dengan fungsi
pembelian, sedangkan fungsi d. Karyawan yang Mutunya Sesuai
pembelian dan fungsi penerimaan Dengan Tanggungjawabnya
dikerjakan oleh satu bagian, yaitu Puri Chorus Boutique Hotel
bagian kantor depan (front office). mempunyai karyawan yang mutunya
Meskipun demikian, kondisi ini tidak kompeten di bagian-bagian yang
menghambat terjadinya praktik yang terkait dengan sistem akuntansi
sehat di dalam sistem akuntansi pembelian. Karyawan di bagian
pembelian, dikarenakan pemasok telah gudang (storekeeper) dan bagian front
ditentukan oleh general manager dan office atau bagian pembelian
bagian gudang harus ikut serta dalam mempunyai latar belakang pendidikan
pengecekan kesesuaian jenis, diploma tiga jurusan perhotelan.
spesifikasi, kuantitas, mutu, dan Sedangkan karyawan di bagian
tanggal pengiriman barang yang akuntansi (accounting) dan bagian
sesungguhnya terjadi dengan yang kasir (cashier) berlatar belakang
tercantum dalam surat order pendidikan diploma tiga jurusan
pembelian. Dengan demikian, setiap akuntansi.
transaksi pembelian ditangani oleh
empat bagian, yaitu bagian gudang, 2. Pengujian Kepatuhan dengan
bagian pembelian yang merangkap Menggunakan Attribute Sampling
sebagai bagian penerimaan, bagian Seluruh bukti kas keluar untuk
akuntansi, dan bagian kasir. Keempat tujuan pembelian yang terjadi pada bulan
bagian ini akan saling melakukan Januari–Desember 2014 merupakan
pengecekan silang (cross check), populasi dalam penelitian ini. Dengan
sehingga kemungkinkan terjadinya tingkat keandalan (confidence level) atau
kecurangan dan atau kekeliruan R sebesar 95% dan batas ketepatan atas
manusia akan terminimalisir. yang diinginkan (desired upper precision
Rekonsiliasi antara fungsi limit) atau DUPL sebesar 5%,
gudang dengan fungsi akuntansi berdasarkan cara pencarian besarnya
dilakukan setiap akhir minggu, sampel minimal untuk pengujian
sedangkan rekonsiliasi antara fungsi pengendalian, maka besarnya sampel
akuntansi dengan kasir dilakukan minimal yang diambil adalah 60. DUPL
setiap hari. Selain itu, formulir- sebesar 5% ini mempunyai makna bahwa
formulir yang digunakan oleh Puri batas maksimum kesalahan yang
Chorus Boutique Hotel telah ditemukan dalam sampel yang akan
bernomor urut tercetak, sehingga diambil tidak melebihi 5%.
pemakaiannya dapat secara jelas

10
Jurnal Khasanah Ilmu Vol. VI No. 1 Maret 2015

Tabel 3. Besarnya Sampel Minimum Untuk Pengujian Pengendalian

Sumber: Mulyadi (2014a: 266)

Pengujian ini dilakukan dengan (surat order pembelian, laporan


metode stop-or-go sampling. Setelah penerimaan barang, dan faktur dari
memilih sampel secara acak, langkah pemasok). Bukti kas keluar dan dokumen
selanjutnya adalah memeriksa ketiga pendukungnya bernomor urut tercetak.
attribute terkait dengan transaksi Otorisasi dari bagian yang berwenang
pembelian. Tiga attribute yang diuji dalam bukti kas keluar dan dokumen
menunjukkan sejauh mana para staf pendukungnya telah lengkap. Catatan
memenuhi aspek pembelian yang baik yang tercantum dalam bukti kas keluar
dalam melaksanakan dan mencatat dengan catatan yang tercantum dalam
transaksi pembelian. Dari hasil dokumen pendukungnya juga telah sesuai.
pemeriksaan terhadap attribute-attribute Dari pemeriksaan terhadap sampel
dalam sampel ini dapat diketahui bahwa sebanyak 60 ini, tidak ada kesalahan yang
dokumen sumber (bukti kas keluar) sudah ditemukan.
dilengkapi dengan dokumen pendukung

Tabel 2. Attribute Sampling Table for Determining Stop-Or-Go-Sample Size and Upper
Precision Limit Population Accurance Rate Based on Sample Results

Sumber: Mulyadi (2014a: 268)

Berdasarkan Tabel 2 di atas, nol (0), maka AUPL dapat dihitung


dengan tingkat keandalan (R) sebesar sebagai berikut:
95% dan tingkat kesalahan sama dengan

=3/60=5%

Pada tingkat kesalahan sama


dengan 0 dan besarnya AUPL sama
dengan DUPL, dapat disimpulkan bahwa
sistem pengendalian intern pada sistem
akuntansi pembelian di Puri Chorus
Boutique Hotel sudah dipatuhi atau sudah
efektif .

11
Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Pada Sistem Akuntansi Pembelian Di Puri Chorus Boutique
Hotel Yogyakarta

KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA

Puri Chorus Boutique Hotel Basalamah, Anies S.M. 2003. Audit


mempunyai SPI pada sistem akuntansi Sampling dengan Statistik: Teori dan
pembelian yang kurang memadai atau belum Aplikasi. Depok: Usaha Kami.
sepenuhnya sesuai dengan teori. Hartono, Jogiyanto. 2005. Analisis dan
Ketidaksesuaian ini adalah tidak terpisahnya Disain Sistem Informasi: Pendekatan
fungsi pembelian dengan fungsi penerimaan. Terstruktur Teori dan Praktik Aplikasi
Kedua fungsi ini dikerjakan oleh satu bagian, Bisnis. Yogyakarta: Penerbit Andi.
yaitu bagian kantor depan (front office),. Heripracoyo, Sulistyo. 2009. Analisis dan
Namun demikian, SPI pada sistem akuntansi Perancangan Sistem Informasi
pembelian di Puri Chorus Boutique Hotel Akuntansi Pembelian dan Hutang
sudah dipatuhi oleh karyawannya atau sudah Usaha. Konferensi Nasional dan
efektif. Hal ini ditunjukkan dengan tidak Informatika, (pp. 108-116).
adanya kesalahan dalam attribute-attribute Jusup, Al. Haryono. 2010. Auditing.
yang diteliti. Meskipun selama ini tidak Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE
terjadi kecurangan (fraud) dan kekeliruan YKPN.
manusia (human error), sebaiknya Mulyadi. 2014a. Auditing. Jakarta: Salemba
manajemen Puri Chorus Boutique Hotel Empat.
memisahkan antara fungsi pembelian dengan Mulyadi. 2014b. Sistem Akuntansi. Jakarta:
fungsi penerimaan. Penerbit Salemba Empat.
Sistem akuntansi pembelian di Puri Sekaran, Uma; Bougie, Roger. 2013.
Chorus Boutique Hotel sudah dideskripsikan Research Methods for Business. West
dengan baik di dalam job description masing- Sussex: John Wiley & Sons Ltd.
masing bagian di dalam hotel ini. Namun Wiyasha, IBM. 2010. Akuntansi Perhotelan.
demikian, sistem ini belum didokumentasikan Yogyakarta: Penerbit Andi.
dalam bentuk flowchart. Sebaiknya Puri
Chorus Boutique Hotel mendokumentasikan
sistem ini dalam bentuk flowchart agar dapat
membantu para karyawan dalam memahami
alur dari tugas masing-masing bagian dan
memahami kaitan antara bagian yang satu
dengan yang lainnya. Flowchart juga dapat
mempermudah general manager di dalam
mengawasi, mengevaluasi, dan memperbaiki
sistem yang sedang berjalan. Lebih dari itu,
flowchart juga dapat membantu general
manager dalam mengembangkan sistem yang
sudah ada yang nantinya akan dibutuhkan
pada saat hotel ini semakin berkembang dan
transaksinya menjadi semakin kompleks.
Peneliti berikutnya disarankan
menggunakan obyek penelitian, yaitu hotel,
yang lebih kompleks transaksinya agar dapat
menghasilkan kajian yang lebih luas
mengenai penerapan sistem pengendalian
intern di dalam sistem akuntansi pembelian di
hotel. Hendaknya peneliti selanjutnya juga
memperluas penelitiannya pada sistem
pengendalian intern pada sistem akuntansi
yang lainnya yang ada di dalam hotel. Hal ini
dimaksudkan agar dapat diperoleh gambaran
secara utuh mengenai sistem pengendalian
intern dalam semua sistem akuntansi yang
ada di dalam hotel.

12

You might also like