You are on page 1of 13

UNGKAPAN KEMARAHAN MASYARAKAT MELAYU

PONTIANAK KALIMANTAN BARAT

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH:
SYARIFAH LUBNA
F 24111027

MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
UNGKAPAN KEMARAHAN MASYARAKAT MELAYU
PONTIANAK KALIMANTAN BARAT
Syarifah Lubna, Christanto Syam, Sisilya Saman
Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Tanjungpura
lubna_alkadrie@yahoo.com

Abstract
As the uniqueness of each language, the expression of anger is also something unique
and peculiar which is expressed differently depending on the culture of each
community, including the society of Pontianak Malay Kalimantan Barat. In connection
with this peculiarity, since childhood or nowadays the society of Pontianak Malay
Kalimantan Barat do not only reflect dislike, disapproval of things and differences of
opinion or understanding through anger, but more than that the expressions of anger
also shows caring, affection, love and even conveying advice in the closest environment
such as family and daily interactions. There are various expressions of anger in the
society of Pontianak Malay Kalimantan Barat including beleter. Beleter is the focus and
aim of the research to be described qualitatively. The research sample was 100
respondents selected randomly from the total population of the society of Pontianak
Malay Kalimantan Barat. This study applied descriptive statistics. The data collected
and disseminated through questionnaires and analyzed through tabulation of statistical
product and service solution (SPSS) based on the Likert scale which are: strongly
disagree (1), disagree (2), doubtful (3), agree (4), and strongly agree (5). Based on the
data, it could be concluded that society of Pontianak Malay still expressing their anger
through beleter in the closest social environment and family (86% of respondents agree
and even strongly agree).

Keywords: anger expressions, Pontianak Malay, Kalimantan Barat, beleter.

PENDAHULUAN (1998: 36-44) menyatakan bahwa “when


Bahasa sering dihubungkan dengan using the second or foreign language, the
emosi. Wierzbicka mengutarakan bahwa emotional component often gets lost; as a
“setiap bahasa memaksakan klasifikasi matter of course, writers (or speakers)
sendiri atas pengalaman emosional feel more detached and relate to the
manusia, dan kata-kata bahasa language as a tool rather than as a
Inggrisseperti kemarahan atau kesedihan means of cultural identification”. Artinya
adalahartefak budaya dari bahasa Inggris, ketika kita menggunakan bahasa kedua
bukan budaya bebas” (1992: atau asing, komponen emosional sering
456).Ketidakbebasan ini tampak pula hilang; penulis (atau penutur) biasanya
pada setiap bahasa lain. Sejak kecil kita secara terpisah telah menggunakan dan
telah berkomunikasi dengan bahasa ibu berhubungan dengan bahasa sebagai alat,
untuk menyampaikan semua pikiran, bukan sebagai sarana identifikasi budaya.
perasaandan keinginan termasuk Berdasarkan alasan inilah, bahasa ibu
mengeskpresikan kemarahan. William lebih sering digunakan untuk

1
mengekspresikan perasaan terutama atau agak monyong, nada suara
dalam keluarga dan lingkungan terdekat. meninggi, bahkan diam. Itu sebabnya,
Berbagai macam perasaan dapat keberagaman ungkapan kemarahan ini
diekspresikan atau diungkapkan dalam termasuk suatu kajian dan studi yang
keluarga dan lingkungan terdekat. menarik untuk diteliti. Namun, penelitian
Perasaan itu bisa berupa: kecintaan, terdahulu yang terkait dalam bidang ini
kepedulian, keakraban, sayang, bahkan belum peneliti temukan dalam
kemarahan. Ada banyak kegiatan dan penelusuran studi terdahulu di
aktivitas sehari-hari yang dapat Universitas Tanjungpura. Di luar institusi
menimbulkan kemarahan, misalnya Universitas Tanjungpura, terdapat tulisan
ketidaksetujuan akan suatu hal, selisih Lubna (2016) yang telah
pendapat atau paham, baik dalam dirinya, mendeskripsikan tentang ekspresi
maupun dari lingkungan sekitarnya. kemarahan dalam bahasa Melayu
Selanjutnya, ungkapan kemarahan Pontianak Kalimantan Barat. Ia
yang ditunjukkan pada keluarga dan mendeskripsikan tentang beleter,
lingkungan terdekat ini ngambol, nyumpah, nyeranah, dan
dapatdiungkapkan secara verbal dan pendek tongkeng. Sebelumnya, Lubna
nonverbal. Pada masyarakat Melayu (2011a) juga telah menulis tentang
Pontianak Kalimantan Barat, secara bagaimana ternyata beleter sebagai salah
verbal marah dapat diungkapkan dengan satu sikap marah dapat menjadi upaya
mengomentari kebiasaan orang lain, pemertahanan budaya Melayu melalui
meminta orang lain melakukan atau tidak ekspresi-ekspresi kemarahan yang
melakukan perbuatan, mengajar anak- diungkapkannya. Nilai-nilai budaya ini
anak bagaimana melakukan sesuatu selain mewariskan kearifan lokal dari
dalam rangka mencontohkan atau berbagi orang Melayu berusia tua ke orang
nilai-nilai moral kehidupan dan budaya Melayu berusia muda, juga sekaligus
yang sama yaitu beleter. memertahankan bahasa Melayu itu
Béleter adalah berbicara terlalu sendiri untuk dapat terus eksis di
banyak, banyak berkata-kata, cerewet, Pontianak, Kalimantan Barat (Lubna,
rewel, atau berbicara takhenti-hentinya 2011b).
tentang ketidaksenangan atau Hasil penelitian di atas dapat
ketidaksetujuan. Pada umumnya beleter menjadi rujukan pengetahuan tentang
dilakukan oleh ibu-ibu. Ada banyak hal sikap marah atau ungkapan kemarahan
yang dilakukan dan atau diucapkan dalam masyarakat Melayu Pontianak
beleter.Kekhasannya terletak pada Kalimantan Barat. Kedua tulisan bersifat
penggunaan peribahasa dan idiom yang kualitatif yang mendeskripsikan
diucapakan saat beleter. Peribahasa aek bagaimana cara marah atau sikap marah
kepalaleleh ke tengkok atau ungkapan yang berlaku pada masyarakat Melayu.
ngukor baju di badan menunjukkan Tulisan tersebut juga berpumpun pada
kearifan lokal yang berusaha diturunkan pengetahuan dan pengalaman penulisnya
oleh generasi tua kepada generasi muda yang juga berperan sebagai penutur asli
Melayu Pontianak Kalimantan Barat. bahasa Melayu Pontianak.
Ungkapan kemarahan secara verbal Secara lebih khusus, belum ada
juga dilengkapi dengan ekspresi yang penelitian yang mengulas mengenai
bersifat non verbal, misalnya mata ungkapan kemarahan dalam masyarakat
melotot, wajah memerah, bibir mencibir Melayu Pontianak Kalimantan Barat.

2
Padahal, data kualitatif dalam bentuk khususnya dalam bentuk beleterdalam
angka dan persentase diperlukan untuk masyarakat Melayu Pontianak
mendeskripsikan dan memberikan Kalimantan Barat dapat menjadi acuan
gambaran umum bagaimana masyarakat untuk penelitian sejenis dengan ranah lain
Melayu Pontianak mengungkapkan yang lebih khusus.Secara praktis
kemarahannya dalam keseharian penelitian ini diharapkan juga dapat
masyarakat Melayu Pontianak. Ungkapan memberikan gambaran atau
kemarahan khususnya dalam bentuk pendeskripsian tentang ungkapan
beleter, nyumpah, nyeranah, pendek kemarahan masyarakat Melayu Pontianak
tongkeng dan ngambol perlu kita petakan Kalimantan Barat khususnya dalam
setidaknya dalam bentuk umum sehingga bentuk beleter. Pendeskripsian yang baik
kita dapat melihat bagaimana ungkapan diharapkan menjadi muara yang baik
kemarahan masyarakat Melayu Pontianak dalam memahamitentang ungkapan
Kalimantan Barat. kemarahan dalam masyarakat Melayu
Jadi, untuk melengkapi rumpang Pontianak Kalimantan Barat sehingga
data penelitian tersebut, menjadi upaya dalam meminimalisasi
penelitimendeskripsikan ungkapan munculnya konflik dalam
kemarahan masyarakat Melayu masyarakatakibatnya kurangnya
Pontianak, Kalimantan Barat khususnya pemahaman terhadap masyarakat Melayu
beleter dalam bentuk deskriptif statistik. Pontianak Kalimantan Barat. Kepahaman
Hal ini perlu diteliti sebagai upaya yang baik juga dapat menciptakan
pemetaan bagaimana ungkapan pemahaman silang budaya dan
kemarahan dalam bahasa yang harmonisasi yang baik dalam hubungan
merupakan akar bahasa Indonesia ini. masyarakat multi etnis yang lazim terjadi
Pemaparan mengenai ungkapan di Indonesia termasuk di Pontianak
kemarahan secara persentase angka Kalimantan Barat.
diharapkan juga dapat menjadi rujukan
awal dalam pemetaan sikap bahasa METODE
masyarakat Melayu Pontianak Penafsiran deskriptif dalam bentuk
Kalimantan Barat pula secara umum.Cara statistika deskriptif yaitu cabang statistika
marah atau ungkapan kemarahan inilah yang berkaitan dengan prosedur-prosedur
yang diulas sehingga menjadi masalah yang digunakan untuk menjelaskan
penelitian yang akan dijawab dalam karakteristik data secara umum
tujuan penelitian. Jawaban pertanyaan (Kusnandar, dkk, 2019: 10) diterapkan
“Bagaimana ungkapan kemarahan dalam penelitian ini. Statistika data yang
masyarakat Melayu Pontianak digunakan untuk mengelompokkan,
Kalimantan Barat dalam bentuk beleter?” menyederhanakan, dan menyajikan data
diharapkan dapat memberikan masukan ke dalam bentuk yang mudah dimengerti.
pengetahuan dalam pengembangan Kemudahan dalam memahami data
linguistik khususnya sosiolinguistik memungkinkan pengguna data untuk
tentang simpulan mengenai ungkapan dapat menggali lebih banyak informasi
kemarahan masyarakat Melayu Pontianak tentang karakteristik data, yang biasanya
Kalimantan Barat dalam bentuk beleter. tidak terlihat dalam tampilan data
Selain itu, pemerolehan data mentahnya.
kualitatif dalam bentuk angka dan grafis Berikutnya, metode survei yaitu
mengenai ungkapan kemarahan suatu penelitian yang mengambil sampel

3
dari populasi dan mengumpulkan data ini dapat mengumpulkan 161 orang yang
melalui kuesioner sebagai alat pengumpul bersedia mengisi kuesioner dan dipilihlah
data yang pokok. Penerapan metode ini seratus responden yang mengisi
bertujuan untuk menggambarkan dan kuesioner penelitian bahasa.
menafsirkan hal yang berkenaan dengan Masyarakat Melayu yang mengisi
suatu kondisi atau gejala seperti apa kuesioner namun sudah tidak berdomisili
adanya atau mendeskripsikan gejala di kota Pontianak tidak dipilih atau
faktual dan kaitan berbagai variabel dieliminasi menjadi responden. Selain itu
masalah yang diteliti secara sistematis. masyarakat yang tidak menjadikan
Sumber Data dan Data bahasa Melayu Pontianak sebagai bahasa
Sumber data adalah populasi pertama juga tidak dipilih. Ada juga
masyarakat penutur bahasa Melayu responden yang menyebutkan bahasa
Pontianak, baik laki-laki maupun Indonesia sebagai bahasa pertamanya dan
perempuan. Dalam penelitian bahasa, bahasa Melayu sebagai bahasa keduanya.
sampel yang besar tidak diperlukan Mereka yang mengisi seperti ini tetap
karena perilaku linguistik cenderung dipilih menjadi responden karena
lebih homogen dibandingkan perilaku- berdomisili di Pontianak dan menguasai
perilaku lainnya (Mahsun, dengan baik bahasa Melayu Pontianak.
2005:210).Ahsen (dalam Mahsun, Penguasaan bahasa Melayu ini
2005:210) menyebutkan bahwa penelitian ditunjukkan dengan pemahaman terhadap
sosiolinguistik yang hasilnya telah bahasa Melayu yang baik. Pemahaman
diterbitkan ternyata menggunakan sampel yang baik dibuktikan oleh jumlah
dalam jumlah yang tidak besar. Sampel jawaban yang benar pada pertanyaan
atau data yang digunakan dalam yang diberikan oleh peneliti dalam
penelitian ini berjumlah 100 (seratus) kuesioner sebagai langkah awal
orang dari sumber data atau populasi pencocokan atau penyamaan persepsi
yang mewakili masyarakat Melayu mengenai berbagai ungkapan kemarahan
Pontianak Kalimantan Barat. yang berlaku dalam masyarakat Melayu
Penentuan data penelitian Pontianak dalam bentuk beleter.
dilakukan secara acak (random sample) Ungkapan kemarahan ini juga
sesuai dengan penjelasan Kusnandar, dkk menjadi variabel utama penelitian
(2019:93) sehingga anggota populasi ungkapan kemarahan dalam masyarakat
mempunyai kesempatan yang sama untuk Melayu Pontianak Kalimantan Barat ini.
terpilih sebagai anggota sampel. Selanjutnya, variabel pengamatan yaitu
Penentuan data dilakukan dengan ungkapan kemarahan dalam bentuk
menyebar tautan kuesioner dalam waktu beleter.
tiga hari melalui kelompok-kelompok Profil Data
percakapan dalam media sosial what’s up Data atau sampel penelitian atau
yang mempunyai basis anggota penutur selanjutkan akan disebut sebagai
bahasa Melayu Pontianak. responden adalah masyarakat yang
Setiap penutur yang mengklik menuturkan bahasa Melayu Pontianak.
tautan kuesioner yang terhubung dengan Responden penelitian terdiri atas laki-laki
google form ini dapat mengisi kuesioner yang berjumlah 28 orang dan perempuan
berdasarkan pada pemahaman dan yang berjumlah 72 orang. Responden
pendapatnya masing-masing melalui penelitian terdiri atas 5 orang yang
ponsel pintarnya. Penjaringan responden berusia kurang atau sama dengan 17

4
tahun, 31 orang berusia 18-25 tahun, 26 Data yang telah terkumpul
orang berusia 26 sampai dengan 35 selanjutnya diolah dengan langkah-
tahun. Responden dengan rentang usia langkah sebagai berikut.
36-45 tahun berjumlah 31 orang, (1) Membuat tabulasi skor kuesioner
responden dengan rentang usia 46 sampai ungkapan kemarahan masyarakat
dengan 55 tahun berjumlah 4 orang, dan Melayu Pontianak Kalimantan Barat.
responden dengan rentang usia 56-65 (2) Deskripsi infografis dalam bentuk
tahun berjumlah 1 orang. Yang terakhir, tabel dan grafik dengan menggunakan
responden dengan rentang usia diatas 65 SPSS dan Microsoft Excell.
tahun berjumlah 2 orang. (3) Deskripsi infografis dalam bentuk
Pendidikan tertinggi responden kalimat.
penelitian adalah tamatan SMP 2 orang, Kuesioner yang didistribusikan
SMA 35 orang, strata 1 sejumlah 52 terdiri atas (1) profil responden dengan 8
orang, dan strata 2 berjumlah 11 orang. pertanyaan tertutup dan (2) pertanyaan
Pekerjaan responden penelitian adalah mengenai berbagai ungkapan kemarahan
rumah tangga berjumlah 13 orang, PNS dalam masyarakat Melayu Pontianak
berjumlah 16 orang, TNI/Polri berjumlah Kalimantan Barat (3) pernyataan yang
6 orang. Responden yang bekerja terkait dengan ungkapan kemarahan
padasektor swasta berjumlah 30 orang beleter.
dan wiraswasta berjumlah 5 orang. Responden diharapkan menjawab
Terdapat honorer berjumlah 1 orang, dengan jawaban sangat tidak setuju, tidak
pegawai BUMN 1 orang, pelajar setuju, ragu-ragu, setuju, dan sangat
berjumlah 6 orang, mahasiswa 14 orang, setuju. Terdapat enam pernyataan yang
tenaga pendidik berjumlah 5 orang, merupakan penjabaran dari ungkapan
dokter intern 1 orang dan responden yang kemarahan dalam bentuk beleter.
belum bekerja berjumlah 1 orang. Responden diberikan kesempatan untuk
17 orang responden tinggal di menjawab salah satu dari lima buah opsi
kawasan Pontianak Timur, 19 orang di pilihan jawaban dengan bobot skala
kawasan Pontianak Barat, 33 orang di 5,4,3,2, dan 1. Pada opsi yang memiliki
kawasan Pontianak Kota, 10 orang di bobot 5 berarti ungkapan kemarahan
kawasan Pontianak Tenggara, 17 orang di responden dalam bentuk beleter semakin
kawasan Pontianak Selatan dan 4 orang positif, sedangkan opsi yang mengandung
di kawasan Pontianak Utara. bobot 1 berarti sikap responden terhadap
Data yang digunakan adalah data ungkapan kemarahan dalam Masyarakat
yang diperoleh melalui penyebaran Melayu Pontianak Kalimantan Barat
angket atau kuesioner yang berpedoman sangat negatif.
pada Skala Likert untuk mengetahui Seseorang dianggap bersifat positif
ungkapan kemarahan dalam bentuk terhadap sebuah bahasa apabila orang itu
beleter. Data yang diperoleh adalah data mempunyai kemampuan yang baik
kualitatif, yaitu data yang berupa angka- terhadap bahasa itu, mempunyai impresi
angka dari hasil pengukuran yang berupa yang baik, masih menggunakan bahasa
pertanyaan atau pernyataan yang terkait itu dalam berbagai ranah, dan mampu
dengan ungkapan kemarahan dalam menurunkan penggunaan bahasa itu
bentuk beleter pada masyarakat Melayu kepada generasi di bawahnya (Sugiyono
Pontianak, Kalimantan Barat. dan Sasangka, 2011:68).

5
Validitas dan Reliabilitas Kusnandar (2019:10) juga
Teknik pengolahan data dalam mengatakan bahwa statistik deskriptif
penelitian ini menggunakan penghitungan digunakan untuk mengelompokkan,
komputasi program SPSS (Statistical menyederhanakan, dan menyajikan data
Product and Service Solution) karena ke dalam bentuk yang mudah dimengerti.
program ini memiliki kemampuan Pada penelitian ini, metode statistika
analisis statistik cukup tinggi serta sistem deskriptif yang digunakan adalah tabel
manajemen data pada lingkungan grafis dan grafik atau diagram.
menggunakan menu-menu deskriptif dan Penyajian data dalam bentuk tabel
kotak-kotak dialog sederhana, sehingga bertujuan untuk mengelompokkan nilai-
mudah dipahami cara pengoperasiannya nilai pengamatan ke dalam beberapa
(Sugianto, 2007: 1). kelompok yang masing-masing
Uji validitas dan reliabilitas item mempunyai karakteristik yang sama.
kuesioner dalam penelitian ini Sedangkan penyajian data dalam bentuk
menggunakan SPSS. Berdasarkan uji grafik atau diagram bertujuan untuk
validitas dalam SPSS semua item valid memvisualisasikan data secara
untuk dijadikan instrumen pengumpulan keseluruhan dengan menonjolkan
data. Sedangkan berdasarkan uji karakteristik tertentu dari data
reliabilitas dengan tehnik split half tersebut.Diagram yg digunakan dalam
menggunakan SPSS semua kuesioner penelitian ini adalah diagram dalam
dalam penelitian Ungkapan Kemarahan bentuk lingkaran dan batang.
Masyarakat Melayu Pontianak Penyajian data ini menggunakan
Kalimantan Barat ini juga tergolong bantuan aplikasi SPPS (Statistics
reliabel. Package for Social Scientist) dan
Teknik Analisis Data Microsoft Excell. Data yang ada diolah
Data tersebut dianalis secara dan diproses untk disajikan kembali
statistika deskriptif. Analisis dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif
berdasarkan jawaban-jawaban atas dan kros-tabulasi (crosstabulation).
pertanyaan yang dilakukan dan diberi Statistik deskriptif ini akan
bobot berdasarkan skala Likert. Materi dideskripsikan juga dalam bentuk kalimat
kuesioner terdiri atas profil responden, untuk menjawab masalah penelitian yang
pertanyaan dan pernyataan mengenai hal- telah dirumuskan.
hal yang terkait dengan ungkapan
kemarahan dalam masyarakat Melayu HASIL DAN PEMBAHASAN
Pontianak, Kalimantan Barat. Ungkapan kemarahan yang akan
Statistika deskriptif dilakukan dideskripsikan adalah ungkapan
karena setiap set data hampir dapat kemarahan dalam bentuk
dipastikan mempunyai keragaman atau beleter.Terdapat enam pernyataan
variasi, tidak semuanya bernilai sama berkaitan dengan ungkapan kemarahan
atau dengan kata lain terdapat nilai ini.
pengamatan yang berbeda dengan nilai Pernyataan pertama yaitu saya
pengamatan lainnya. Akan tetapi, beleter untuk menunjukkan rasa marah
keragaman nilai-nilai pengamatan saya pada keluarga dan teman saya.
tersebut seringkali mengikuti suatu pola Reaksi responden terhadap pernyataan ini
atau bentuk tertentu yang khas, yang tampak pada gambardi bawah ini.
merupakan ciri atau karakteristik data.

6
Gambar1.Sayabeleteruntukmenunjukkan rasa Gambar1. Saya beleter untuk menunjukkan
marahsayapadakeluargadantema rasa marah saya pada orsang
nsaya yang tidak dekat dengan saya

Berdasarkan respons di atas, Berdasarkan respons di atas,


terlihat dan terbaca bahwa 5 responden terlihat dan terbaca bahwa 10 responden
sangat tidak setuju, 25 responden tidak sangat tidak setuju, 58 responden tidak
setuju, dan 5 responden merasa ragu setuju, dan 4 responden merasa ragu
untuk menyatakan bahwa saat mereka untuk menyatakan bahwa saat mereka
beleter, mereka menunjukkan rasa marah beleter untuk mengungkapkan kemarahan
pada keluarga dan temannya. Sedangkan atau menunjukkan rasa marah pada
48 responden setuju dan 17 responden orangyang tidak dekat dengannya.
lainnya sangat setuju menyatakan bahwa Sedangkan 20 responden setuju dan 8
mereka beleter untuk menunjukkan rasa responden lainnya sangat setuju
marah pada keluarga dan temannya. menyatakan bahwa mereka beleter untuk
Secara persentase ini berarti 5 menunjukkan rasa marah pada orang
persen responden sangat tidak setuju, 25 yang tidak dekat dengannya.
persen responden tidak setuju, dan 5 Secara persentase ini berarti 10
persen responden merasa ragu untuk persen responden sangat tidak setuju, 58
menyatakan bahwa saat mereka beleter, persen responden tidak setuju, dan 4
mereka menunjukkan rasa marah pada persen responden merasa ragu untuk
keluarga dan temannya. Selanjutnya 48 menyatakan bahwa saat mereka beleter
persen responden setuju dan 17 persen untuk menunjukkan rasa marah pada
responden lainnya sangat setuju orang yang tidak dekat dengannya.
menyatakan bahwa mereka beleter untuk Sedangkan 20 persen responden setuju
menunjukkan rasa marah pada keluarga dan 8 persen responden lainnya sangat
dan temannya. setuju menyatakan bahwa mereka beleter
Pernyataan kedua mengenai untuk menunjukkan rasa marah pada
ungkapan kemarahan dalam bentuk orang yang tidak dekat dengannya.
beleter yaitu Saya beleter untuk Pernyataan ketiga mengenai
menunjukkan rasa marah saya pada ungkapan kemarahan dalam bentuk
orang yang tidak dekat dengan saya. beleter yaitu saya beleter untuk
Reaksi responden terhadap pernyataan ini menunjukkan kepedulian dan kasih
juga tentu beragam. Tanggapan sayang saya pada orang lain. Berikut
responden tergambar pada gambarberikut respons yang ditunjukkan oleh responden
ini. dalam bentuk gambar di bawahini.

7
Gambar2. Saya beleter untuk menunjukkan
kepedulian dan kasih sayang saya
Gambar3. Saat beleter, saya menggunakan
pada orang lain
idiom (contohnya: muke duwak,
busuk ati, garam tukuk) untuk
Berdasarkan respons di atas, mengekspresikan rasa marah saya.
terlihat dan terbaca bahwa 2 responden
sangat tidak setuju, 24 responden tidak Berdasarkan respons yang
setuju, dan 1 responden merasa ragu tampakpadagambardi atas, terlihat dan
untuk menyatakan bahwa saat beleter, terbaca bahwa 3 responden sangat tidak
mereka menunjukkan kepedulian dan setuju, 29 responden tidak setuju, dan 3
kasih sayang mereka pada orang lain. responden merasa ragu untuk menyatakan
Sedangkan 51 responden setuju dan 22 bahwa saat beleter, mereka menggunakan
responden lainnya sangat setuju idiom (contohnya: muke duwak, busuk
menyatakan bahwa mereka beleter untuk ati, garam tukuk) untuk mengekspresikan
menunjukkan kepedulian dan kasih rasa marah mereka. Sedangkan 50
sayang mereka pada orang lain. responden setuju dan 15 responden
Secara persentase ini berarti bahwa lainnya sangat setuju menyatakan bahwa
2 persen responden sangat tidak setuju, mereka beleter untuk menunjukkan
24 persen responden tidak setuju, dan 1 kepedulian dan kasih sayang mereka pada
persen responden merasa ragu untuk orang lain.
menyatakan bahwa saat beleter, mereka Secara persentase ini berarti bahwa
menunjukkan kepedulian dan kasih 3 persen responden sangat tidak setuju,
sayang mereka pada orang lain. 29 persen responden tidak setuju, dan 3
Sedangkan 51 persen responden setuju persen responden merasa ragu untuk
dan 22 persen responden lainnya sangat menyatakan bahwa saat beleter, mereka
setuju menyatakan bahwa mereka beleter menggunakan idiom (contohnya: muke
untuk menunjukkan kepedulian dan kasih duwak, busuk ati, garam tukuk) untuk
sayang mereka pada orang lain. mengekspresikan rasa marah mereka.
Pernyataan keempat mengenai Sedangkan 50 persen responden setuju
ungkapan kemarahan dalam bentuk dan 15 persen responden lainnya sangat
beleter yaitu saat beleter, saya setuju menyatakan bahwa mereka beleter
menggunakan idiom (contohnya: muke untuk menunjukkan kepedulian dan kasih
duwak, busuk ati, garam tukuk) untuk sayang mereka pada orang lain.
mengekspresikan rasa marah saya. Pernyataan kelima mengenai
Berikut tanggapan yang ditunjukkan oleh ungkapan kemarahan dalam bentuk
responden dalam bentuk gambar. beleter yaitu saat beleter, saya
menggunakan peribahasa (contohnya:
base tak mahal, kecik telapak tangan

8
nyiruk kamek tadahkan, dunie kaki kerete ketidaksukaan/ketidaksetujuan mereka
sekali orang sekali kite, aek kepala leleh terhadap sesuatu.
ke tengkok) untuk mengekspresikan Secara persentase ini berarti bahwa
ketidaksukaan/ketidaksetujuan saya 6 persen responden sangat tidak setuju,
terhadap sesuatu. Berikut tanggapan 38 persen responden tidak setuju, dan 4
yang ditunjukkan oleh responden dalam persen responden merasa ragu untuk
bentuk gambar. menyatakan bahwa saat beleter, mereka
menggunakan peribahasa (contohnya:
base tak mahal, kecik telapak tangan
nyiruk kamek tadahkan, dunie kaki kerete
sekali orang sekali kite, aek kepala leleh
ke tengkok) untuk mengekspresikan
ketidaksukaan/ketidaksetujuan mereka
tterhadap sesuatu. Sedangkan 41 persen
responden setuju dan 11 persen
responden lainnya sangat setuju
menyatakan bahwa saat beleter, mereka
menggunakan peribahasa (contohnya:
Gambar 4. Saat beleter, saya menggunakan base tak mahal, kecik telapak tangan
peribahasa (contohnya: base tak mahal, kecik nyiruk kamek tadahkan, dunie kaki kerete
telapak tangan nyiruk kamek tadahkan, dunie sekali orang sekali kite, aek kepala leleh
kaki kerete sekali orang sekali kite, aek kepala
ke tengkok) untuk mengekspresikan atau
leleh ke tengkok) untuk mengekspresikan
ketidaksukaan/ketidaksetujuan saya terhadap mengungkapkan
sesuatu ketidaksukaan/ketidaksetujuan mereka
terhadap sesuatu.
Berdasarkan respons di atas, Pernyataan keenam mengenai
terlihat dan terbaca bahwa 6 responden ungkapan kemarahan dalam bentuk
sangat tidak setuju, 38 responden tidak beleter yaitu beleter dilakukan oleh
setuju, dan 4 responden merasa ragu orang yang lebih tua kepada orang yang
untuk menyatakan bahwa saat beleter, lebih muda. Berikut tanggapan yang
mereka menggunakan peribahasa ditunjukkan oleh responden dalam bentuk
(contohnya: base tak mahal, kecik telapak gambar.
tangan nyiruk kamek tadahkan, dunie
kaki kerete sekali orang sekali kite, aek
kepala leleh ke tengkok) untuk
mengekspresikan
ketidaksukaan/ketidaksetujuan mereka
terhadap sesuatu. Sedangkan 41
responden setuju dan 11 responden
lainnya sangat setuju menyatakan bahwa
saat beleter, mereka menggunakan
peribahasa (contohnya: base tak mahal,
kecik telapak tangan nyiruk kamek
tadahkan, dunie kaki kerete sekali orang
sekali kite, aek kepala leleh ke tengkok) Gambar5.Beleter dilakukan oleh orang yang
untuk mengekspresikan lebih tua kepada orang yang lebih
muda

9
Berdasarkan respons di atas, itu, ungkapan kemarahan dalam
terlihat dan terbaca bahwa 1 responden bentuk beleter dilakukan untuk
sangat tidak setuju, 25 responden tidak menunjukkan kepedulian dan kasih
setuju, dan 5 responden merasa ragu sayang pada orang lain dengan
untuk menyatakan bahwa beleter menggunakan atau mengutip idiom
dilakukan oleh orang yang lebih tua dan peribahasa khas Melayu.
kepada orang yang lebih muda. 2) Respons tidak setuju berjumlah 33%
Sedangkan 47 responden setuju dan 22 dan sangat tidak setuju untuk
responden lainnya sangat setuju mengungkapkan kemarahan dalam
menyatakan bahwa beleter dilakukan bentuk beleter pada orang yang tidak
oleh orang yang lebih tua kepada orang dekat. Ini membuktikan bahwa beleter
yang lebih muda. adalah ungkapan kemarahan
Secara persentase ini berarti bahwa ‘eksklusif’ karena umumnya dilakukan
1 persen responden sangat tidak setuju, oleh orang Melayu yang berusia lebih
25 persen responden tidak setuju, dan 5 tua pada orang Melayu yang berusia
persen responden merasa ragu untuk lebih muda khususnya dalam ruang
menyatakan bahwa beleter dilakukan lingkup keluarga, teman dekatnya,
oleh orang yang lebih tua kepada orang bukan pada orang asing atau yang
yang lebih muda. Sedangkan 47 persen tidak dekat secara emosi.
responden setuju dan 22 persen
responden lainnya sangat setuju Saran
menyatakan bahwa beleter dilakukan Hasil penelitian mengenai
oleh orang yang lebih tua kepada orang ungkapan kemarahan dalam masyarakat
yang lebih muda. Melayu Pontianak Kalimantan Barat ini
adalah bagaimana masyarakat Melayu
Kesimpulan Pontianak Kalimantan Barat
Adisi pernyataan responden mengungkapkan kemarahannya
berkenaan dengan ungkapan kemarahan dalambentuk beleter. Hasil penelitian
dalam bentuk beleter dapat disimpulkan menunjukkan bahwa ungkapan
melalui akumulasi enam tanggapan kemarahan ini masih dipertahankan
responden dalam infografis berupa dalam masyarakat Melayu Pontianak
diagram di atas menunjukkan membenatu Kalimantan Barat.
penulis dalam menyimpulkan beberapa Selanjutnya terdapat beberapa saran
hal sebagai berikut. dalam bentuk rekomendasi hal-hal yang
1) Ungkapan kemarahan dalam bentuk dapat dilakukan terkait dengan penelitian
beleter ini masih ada dalam ini, yaitu sebagai berikut.
masyarakat Melayu Pontianak 1) Penelitian lebih lanjut mengenai
Kalimantan Barat. Terdapat 43% berbagai ungkapan marah dalam
responden setuju dan 16% responden masyarakat Melayu Pontianak
yang sangat setuju untuk menyatakan Kalimantan Barat ini
bahwa beleter adalah ungkapan direkomendasikan untuk dilanjutkan
kemarahan untuk menunjukkan rasa agar kita dapat mengetahui dan
marah orang yang berusia lebih tua menganalisis lebih rinci mengenai
kepada yang lebih mudah khususnya bagaimana berbagai jenis ungkapan
pada keluarga dan teman dekat (bukan marah itu dapat bertahan atau bahkan
dengan orang yang tidak dekat). Selain hilang praktiknya dalam kehidupan

10
masyarakat Melayu Pontianak hasil penelitian mengenai ungkapan
Kalimantan Barat. kemarahan ini) mencerminkan
2) Penelitian lanjutan dengan kepedulian dan kasih sayang dengan
menggunakan analisis variabel bentuk berbeda. Atau sebaliknya, tidak
berbeda juga dapat menjadi fokus semua suara mendayu lembut tidak
penelitian lanjutan karena hasil berlandaskan rasa kesetujuan tampak
penelitian ini baru membahas pada ungkapan kemarahan dalam bentuk
ungkapan kemarahan yang secara ngambol. Atas dasar pemahaman yang
umum terjadi diantara masyarakat baik mengenai hal ini, konflik karena
Pontianak Kalimantan Barat. kekurangpahaman terhadap sesuatu tentu
Pengerucutan analisis dengan dapat diminimalisasi dan kerukunan antar
menggunakan krostabulasi pada data suku dalam kehidupan multietnis di
ordinal responden, seperti: jenis Indonesia selalu terjaga dan terpelihara.
kelamin, usia, status, lokasi tempat
tinggal, bidang pekerjaan, bahasa DAFTAR PUSTAKA
pertama dan kedua, dan atau latar Kusnandar, Dadan dkk. (2019). Metode
belakang keluarga juga dapat menjadi Statistika serta Aplikasinya dengan
bahasan menarik yang lebih Minitab, Excel dan R. Pontianak:
terpumpun pada penelitian lanjutan. Untan Press.
3) Penelitian korelasi juga bisa menjadi Mahsun, M.S. (2005). Metode Penulisan
pilihan jika pihak lain ingin membuat Bahasa: Tahapan, Strategi, Metode
penelitian lanjutan mengenai relasi dan Tehniknya. Jakarta: Rajawali
atau hubungan antara pengetahuan Press.
terhadap ungkapan kemarahan dengan --- (2007). Metode Penelitian Bahasa.
sikap bagaimana mengungkapkan Tahapan Strategi, Metode, dan
kemarahan tersebut dalam masyarakat Tekniknya. Jakarta: PT
Melayu Pontianak Kalimantan Barat. RajaGrafindo Persada.
Berbagai penelitian ini dapat Lubna, Syarifah. (2011). Beleter for
menjadi rujukan pengetahuan yang sangat Transfering Language and Cultural
rinci dan akomodatif mengenai Moral Values to Young Malays at
bagaimana suatu suku dalam hal ini suku Pontianak, Kalimantan Barat
atau masyarakat Melayu Pontianak dalam Timothy Mc Kinnon, dkk
Kalimantan Barat mengekspresikan atau (ed): 251-255. International
mengungkapkan kemarahannya. Dasar Seminar Proceeding: Language
pengetahuan ini sejatinya dapat Maintenance and Shift. Semarang:
mencegah konflik karena saling Master’s Program in Linguistics,
memahami tentang cara bersikap dan Diponegoro University.
bertutur termasuk cara marah. ---. (2011). Beleter Pemertahanan
Pengetahuan tentang ungkapan Budaya Melayu dalam Ekspresi
kemarahan dalam bentuk menyumpah Kemarahan dalam Subyantoro, dkk
yang terkesan kasar misalnya dapat (ed): 73-78. Prosiding Bahasa dan
memberikan pemahaman bahwa tidak Sastra. Semarang: Universitas
semua makian dan suara tinggi Negeri Semarang.
menggambarkan kemarahan atau ---. (2016). Ekspresi Kemarahan dalam
ketaksetujuan tanpa batas. Bisa jadi hal Bahasa Melayu Pontianak
itu (sebagaimana yang tampak dalam Kalimantan Barat-Ekspression of

11
Anger in Pontianak Malay West
Kalimantan. Tuah Talino, 10(8),
60-68.
Wierzbicka, Anna. (1992). Defining
Emotion Concepts. Cognitive
Science, 16.
--- (1991). Cross Cultural Pragmatics.
The Semantic of Human
Interaction. Mouten de Gruyter.
William, Angela A. (1998). Mother
Tongue: Interviews with
Musaemura B. Zimunya and
Solomon Mutswairo. The Journal of
African Travel-Writing, Number 4,
April 1998.

12

You might also like