Professional Documents
Culture Documents
Trimin Kartika
e-mail: triminkartika1969@gmail.com
1
Program Studi Biologi Fakultas MIPA, Universitas PGRI Palembang
ABSTRACT
The research entitled: The Effect of Planting Distance on Growth and Production of
Non Hybrid Maize (Zea Mays L) in the Land of Integrated Technology Agro Center
(ATP) ". Aim to get the optimal spacing (maximum production) in non-hybrid corn. The
study was conducted in February 2018 until July 2018, located at the Integrated Agro
Technology Land (ATP), Bakung Village, Inderalaya District, Ogan Ilir District (OI),
South Sumatra Province, South Sumatra Province. The design used was Completely
Randomized Design with 27 treatment combinations which were repeated as many as 3
replications. The results showed that the use of rare spacing could increase the growth
and production of corn plants, at spacing of 80 cm x 20 cm, and spacing of 100 cm x 50
cm x 20 cm, giving the best influence on the growth and production of corn plants, non
hybrid Srikandi corn with the use of a spacing of 75 cm x 15 cm giving the highest yield
of 4.9 tons / ha.
ABSTRAK
Penelitian yang berjudul : Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Jagung (Zea Mays L) Non Hibrida Di Lahan Balai Agro Teknologi Terpadu (Atp)”.
Bertujuan untuk mendapatkan jarak tanam yang optimal (Produksi yang maksimal)
pada jagung non hibrida. Penelitian dilaksanakan pada Februari 2018 sampai Juli 2018,
bertempat di Lahan Agro Teknologi Terpadu (ATP), Desa Bakung, Kecamatan
Inderalaya, Kabupaten Ogan Ilir (OI) Provinsi Sumatera Selatan Provinsi Sumatera
Selatan. Rancangan yang digunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 27 kombinasi
perlakuan yang diulang sebanyak 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Pemakaian jarak tanam yang jarang dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi
tanaman jagung, pada jarak tanam 80 cm x 20 cm, dan jarak tanam 100 cm x 50 cm x
20 cm, memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman
jagung, jagung non hibrida Srikandi dengan pemakaian jarak tanam 75 cm x 15 cm
memberikan hasil tertinggi sebesar 4,9 ton/ha
Kata Kunci: Pengaruh jarak tanam, Pertumbuhan, Produksi, Jagung Non Hibrida
PENDAHULUAN
Tabel 1. Hasil analisis keragaman pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamati.
Peubah yang diamati F.Hitung F Tabel
0,05 0,01
Tinggi tanaman (cm) 8,57** 2,51 3,71
**
Waktu Keluar bunga (hst) 11,98
Kandungan klorofil 1,14tn
2
Indeks Luas Daun (cm ) 7,21**
Berat berangkasan kering (g) 6,49**
Panjang tongkol (cm) 3,85**
Dianmeter tongkol (cm) 4,16**
Jumlah baris tongkol 11,32**
Jumlah biji/tongkol (buah) 9,91**
Berat kering klobot (g) 5,21**
Berat kering jenggel (g) 4,109**
Berat 1000 biji (g) 6,38**
Produksi (ton/ha) 5,12**
Pertumbuhan Tanaman
Tinggi Tanaman
Tabel 2. Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Tinggi Tanaman Umur 14, 28, 42, dan 56 hst.
Tinggi tanaman jagung non hibrida P2 (100 cm x 50 cm x 20 cm) yaitu 230 cm,
pada umur 14, 28, 42, dan 56 hst bervariasi. sedangkan terendah pada perlakuan P8 (60
Perlakuan jarak tanam P2 (100 cm x 50 cm cm x 20 cm). Hal ini disebabkan semakin
x 20 cm) pada umur tanaman jagung 14 hst semakin rapat jarak tanam maka akan
dengan nilai tertinggi 27 cm memberikan mempengaruhi rendahnya tinggi tanaman
hasil yang lebih baik, sedangankan pada jagung, sebaliknya semakin jarang jarak
perlakuan jarak tanam P9 (75 xm x 15 cm ) tanam maka semakin baik pertumbuhan
memberikan nilai hasil terendah yaitu 19 tanaman jagung.
cm. Umur 28 hst perlakuan jarak tanam P1
(80 cm x 20 cm) dengan nilai tertinggi Indeks Luas Daun
yaitu 117 cm, sedangkan nilai terendah Hasil analisis keragaman
pada perlakuan P8 (60 cm x 20 cm). menunjukkan perlakuan jarak tanam
Perlakuan jarak tanam P3 ( 75 cm x 20 cm) pengaruh sangat nyata terhadap indeks luas
memberikan nilai tertinggi yaitu 179 cm daun jagung non hibrida.
pada perlakuan umur 42 hst, sedangkan Uji Beda Nyata (BNT) pengaruh
nilai rata terendah pada perlakuan jarak perlakuan jarak tanam terhadap indeks luas
tanam P8 (60 cm x 20 cm) yaitu 170 cm. daun disajikan pada tabel 3.
Umur 56 hst nilai tertinggi pada perlakuan
Tabel 3. Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Indeks Luas Daun Umur 14, 28, 42, dan 56 hst.
Hasil indeks luas daun pada tabel 3 perlakuan P2 menunjukkan luas tertinggi
menunjukkan perlakuan jarak tanam jagung sebesar 3,6 cm2, umur 56 hst nilai tertinggi
non hibrida srikandi relatif sama belum pada perlakuan P2 sebesar 4,2 cm2.
berpengaruh terhadap luas daun pada umur Berdasarkan hasil analisis keragaman
14 hst, tetapi setelah umur 28 hst sudah ada menunjukkan perlakuan berpengaruh nyata
pengaruh nilai tertinggi dicapai pada terhadap indeks luas daun, hal dapat dilihat
perlakuan P2 (100 cm x 50 cm x 20 cm) jika semakin rapat jarak tanam maka indeks
sebesar 2,7 cm2. Pada umur 42 hst luas daun semakin menurun.
Tabel 4. Pengaruh perlakuan jarak tanam terhadap pertumbuhan tanaman jagung yang diamati
klorofil tanaman jagung pada umur 50 hst, berangkasan kering jagung tertinggi pada
sedangkan terendah pada perlakuan (P9) perlakuan P1 (80 cm x 20 cm) sebesar 163,5
sebesar 44,6. g tan-1, sedangkan nilai terendah pada
Berat berangkasan kering jagung perlakuan P9 yaitu 87,0 g tan-1.
hibrida tertinggi pada perlakuan P2 sebesar Hasil penelitian menunjukkan jarak
(227.6 g tanaman-1), dan terendah yaitu tanam yang semakin rapat akan
pada perlakuan P8 sebesar (78.20 g berpengaruh terhadap penurunan berat
tanaman-1), sedangkan nilai berat berangkasan, semakin tinggi populasi dan
berangkasan kering jagung non hibrida semakin rapat jarak tanam berat
pada perlakuan P1 sebesar (163.6 g berangkasan kering per tanaman semakin
tanaman-1), dan terendah yaitu pada rendah, sedangkan pada populasi tanaman
perlakuan P9 sebesar (87.0 g tanaman-1). yang renggang dan jarak tanam yang tidak
begitu rapat memberikan peluang terhadap
Berat Berangkasan Kering penyerapan unsur hara, air dan cahaya.
Hasil analisis keragaman Berat kering berangkasan menggambarkan
menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam hasil bersih dari fotosintesis (Nurjen et al.
berpengaruh sangat nyata terhadap berat 2002).
berangkasan kering. Nilai berat
Hasil dan Komponen Hasil Tanaman Jagung
Tabel. 5. Pengaruh perlakuan jarak tanam terhadap hasil dan komponen hasil diamati setelah
penelitian.
nyata terhadap diameter tongkol tanaman tanam berpengaruh sangat nyata terhadap
jagung non hibrida Srikandi. berat kering klobot.
Uji Beda Nyata (BNT) pengaruh Uji Beda Nyata (BNT) pengaruh
perlakuan jarak tanam terhadap diameter perlakuan jumlah populasi dan jarak
tongkol disajikan pada tabel 5 perlakuan tanam terhadap berat kering klobot.
P1 sampai P7 tidak berbeda nyata, tetapi Berdasarkan tabel 5 perlakuan P1 sampai
berbeda nyata dengan perlakuan P8 dan P7 menunjukkan perlakuan berpengaruh
P9. Perlakuan P3 diameter tongkol tidak nyata terhadap berat kering klobot,
tertinggi dengan rata-rata sebesar 5,1 cm, tetapi berbeda nyata pada perlakuan P8
sedangkan nilai terendah pada perlakuan dan P9. Pada perlakuan P1 dan P3 berat
P8 dan P9 yaitu sebesar 3,6 cm. kering klobot tertinggi yaitu rata-rata 21,8
gr sedangkan nilai terendah8 terendah
Jumlah Baris Per Tongkol terdapat pada perlakuan P9 sebesar 12,3
Berdasarkan hasil analisis gr.
keragaman menunjukkan perlakuan jarak
tanam berpengaruh sangat nyata terhadap Berat Kering Janggel
jumlah baris per tongkol. Berdasarkan Berdasarkan hasil analisis
tabel 5 perlakuan P1, P2, P3, P4,P5, P6, keragaman menunjukkan perlakuan jarak
dan P7 menunjukkan perlakuan tanam berpengaruh sangat nyata terhadap
berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah berat kering janggel.
baris per tongkol, tetapi berbeda nyata Uji Beda Nyata (BNT) pengaruh
pada perlakuan P8 dan P9. Pada perlakuan perlakuan jumlah populasi dan jarak
P1 mempunyai jumlah baris per tongkol tanam terhadap berat kering janggel.
tertinggi yaitu rata-rata 36,1 (tan-1) dan Berdasarkan tabel 5 perlakuan P1 sampai
jumlah baris per tongkol terendah terdapat P7 menunjukkan perlakuan berpengaruh
pada perlakuan P9 sebesar 21,8 (tan-1). tidak nyata terhadap berat kering janggel,
tetapi berbeda nyata pada perlakuan P8
Jumlah Biji Per Tongkol dan P9. Pada perlakuan P2 dengan nilai
Berdasarkan hasil analisis tertinggi yaitu rata-rata 27,133gr dan
keragaman menunjukkan perlakuan jarak terendah terdapat pada perlakuan P9
tanam berpengaruh sangat nyata terhadap sebesar 15,533 gr.
jumlah biji per tongkol.
Uji Beda Nyata (BNT) pengaruh Berat 1000 Butir
perlakuan jumlah populasi dan jarak Berdasarkan hasil keragaman
tanam terhadap jumlah biji per tongkol. berat 1000 butir biji jagung perlakuan
Berdasarkan tabel 5 perlakuan P1, P2, P3, jarak tanam menunjukkan bahwa
P4,P5, P6, dan P7 menunjukkan perlakuan perlakuan berpengaruh sangat nyata
berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah Uji Beda Nyata (BNT)
biji per tongkol, tetapi berbeda nyata pada pengaruh perlakuan jumlah populasi dan
perlakuan P8 dan P9. Pada perlakuan P1 jarak tanam terhadap berat kering janggel.
mempunyai jumlah biji per tongkol Berdasarkan tabel 5 perlakuan P1 sampai
tertinggi yaitu rata-rata 513,3 (tan-1) dan P7 menunjukkan perlakuan berpengaruh
jumlah baris per tongkol terendah terdapat tidak nyata terhadap berat kering janggel,
pada perlakuan P9 sebesar 250,3 (tan-1). tetapi berbeda nyata pada perlakuan P8
dan P9. Pada perlakuan P2 jumlah berat
Berat Kering Klobot 1000 biji nilai tertinggi yaitu rata-rata 303
Berdasarkan hasil analisis gr dan terendah terdapat pada perlakuan
keragaman menunjukkan perlakuan jarak P9 jumlah berat 1000 biji sebesar 245 gr.
Produksi Jagung Pipilin Kering terjadi kompetisi terhadap unsur hara, air,
Berdasarkan hasil keragaman radiasi matahari, dan ruang tumbuh
produksi jagung pipilin kering perlakuan sehingga akan mengurangi jumlah biji
jarak tanam menunjukkan bahwa pertanaman (Irfan 1999). Yulisma (2011),
perlakuan berpengaruh sangat nyata jarak tanam yang terlalu rapat akan
Uji Beda Nyata (BNT) pengaruh menghambat pertumbuhan tanaman,
perlakuan jumlah populasi dan jarak tetapi jika terlalu jarang akan mengurangi
tanam terhadap produksi jagung pipilin populasi per satuan luas.
kering. Berdasarkan tabel 5 perlakuan P1 Pada penelitian ini, jumlah
sampai P8 menunjukkan perlakuan populasi yang optimum akan dipengaruhi
berpengaruh tidak nyata terhadap pada semua peubah yang diamati, dimana
produksi jagung pipilin kering, tetapi pada perlakuan jumlah populasi yang
berbeda nyata pada perlakuan P9. Pada rendah, semua peubah menunjukkan hasil
perlakuan P9 jumlah berat produksi terbaik. Misalnya peubah pertumbuhan
jagung pipilin kering nilai tertinggi yaitu tanaman hasil serta komponen hasil.
rata-rata 4,9 ton/ha dan terendah terdapat Menurut Soeprapto.1993 dalam Trimin.
pada perlakuan P6 produksi jagung 2014:46, bahwa jarak tanam yang tepat
sebesar 3,1 ton/ha pipilin kering adalah penting dalam pemanfaatan cahaya
matahari secara optimum untuk proses
Dari hasil penelitian perlakuan fotosintesis. Fotosintesis adalah proses
jarak tanam P1 dan P2 merupakan dimana karbondioksida dan air dibawah
pengaturan jarak tanam yang baik pengaruh cahaya matahari diubah
terhadap penanaman jagung, kedalam persenyawaan organik yang
mendapatkan pertumbuhan dan produksi berisi karbon dan kaya energi. Laju
jagung yang baik. Hal ini diduga pada fotosintesis berhubungan dengan
jarak tanam yang tepat mengakibatkan ketersediaan bahan mentah, yaitu air dan
tidak terjadi persaingan untuk karbondioksida dan energi yang tersedia
mendapatkan unsur hara, faktor yang dalam benrtuk panas.
mendapatkan sinar matahari, tidak terjadi Populasi yang semakin rapat dan
saling ternaungi antara tanaman yang yang semakin renggang (melebihi batas
dibutuhkan oleh tanaman. optimum) cenderung menurunkan hasil
Pengaturan jarak tanam P1 (80 cm tanaman. Terjadinya penurunan hasil pada
x 20 cm), dan P2 (100 cm x 50 cm x 20 jarak tanam yang rapat disebabkan karena
cm) berpengaruh sangat nyata terhadap daun-daun pada populasi tersebut saling
pertumbuhan jagung pada tinggi tanaman, menaungi, sehingga hanya daun-daun
indeks luas daun. Hal ini diduga bagian atas saja yang menerima cahaya
(Erawati.dkk.2016: 609), Populasi matahari. Hal ini mengakibatkan aktivitas
tanaman (jarak tanam) merupakan salah fotosintesis pada populasi yang optimum,
satu faktor yang dapat mempengaruhi sehingga berpengaruh terhadap proses-
hasil tanaman. Peningkatan hasil jagung proses metabolisme tanaman dan
dapat diupayakan melalui pengaturan akibatnya translokasi hasil-hasil
kerapatan tanam hingga mencapai fotosintesis ke biji berkurang.
populasi optimal. Menurut Gardner et al. Pada jumlah populasi yang rendah
(1996), pengaturan kerapatan tanaman dan jarak tanam yang semakin renggang
bertujuan untuk meminimalkan kompetisi (melebihi batas optimum), area
intrapopulasi agar kanopi dan akar permukaan tanah yang tidak ternaungi
tanaman dapat memanfaatkan lingkungan tanaman lebih lebar sehingga evaporasi
secara optimal. Jumlah tanaman yang tanah lebih tinggi dan unsur yang
berlebihan akan menurunkan hasil karena terkandung di dalam tanah lebih banyak