You are on page 1of 35

Isolasi Kafein Dengan Metode

Sublimasi dari Fraksi Etil Asetat


Serbuk Daun Teh Hitam
(Camelia sinensis )
by Putu Dessy Wilantari

Submission date: 09-Jul-2019 07:37PM (UT C+0700)


Submission ID: 1150448869
File name: 45585-397-104238-3-10-20190415.pdf (525.33K)
Word count: 4008
Character count: 23518
Isolasi Kafein Dengan Metode Sublimasi dari Fraksi Etil Asetat
Serbuk Daun Teh Hitam (Camelia sinensis )
ORIGINALITY REPORT

17 %
SIMILARIT Y INDEX
13%
INT ERNET SOURCES
4%
PUBLICAT IONS
12%
ST UDENT PAPERS

PRIMARY SOURCES

id.scribd.com
1 Int ernet Source 1%
Submitted to Universitas Muhammadiyah
2
Surakarta
1%
St udent Paper

Himanshu Misra, Darshana Mehta, Bhupendra


3
Kumar Mehta, Dharam Chand Jain. " Extraction
1%
of Artemisinin, an Active Antimalarial
Phytopharmaceutical from Dried Leaves of L.,
Using Microwaves and a Validated HPTLC-
Visible Method for Its Quantitative
Determination ", Chromatography Research
International, 2014
Publicat ion

Submitted to Sriwijaya University


4 St udent Paper 1%
www.scribd.com
5 Int ernet Source 1%
docobook.com
Int ernet Source
Int ernet Source
6
1%
Submitted to West Virginia University
7 St udent Paper 1%
pt.scribd.com
8 Int ernet Source 1%
etheses.uin-malang.ac.id
9 Int ernet Source 1%
eprints.ums.ac.id
10 Int ernet Source 1%
digilib.unila.ac.id
11 Int ernet Source 1%
Submitted to University of Muhammadiyah
12
Malang
1%
St udent Paper

Submitted to iGroup
13 St udent Paper <1%
Submitted to Universitas Jenderal Soedirman
14 St udent Paper <1%
Submitted to Universitas Indonesia
15 St udent Paper <1%
Submitted to Syiah Kuala University
16 St udent Paper <1%
ejournal.unsrat.ac.id
Int ernet Source
17
<1%
es.scribd.com
18 Int ernet Source <1%
ejournal.unud.ac.id
19 Int ernet Source <1%
bpptk.lipi.go.id
20 Int ernet Source <1%
Submitted to Politeknik Negeri Bandung
21 St udent Paper <1%
journal.unusida.ac.id
22 Int ernet Source <1%
Submitted to Universitas Sebelas Maret
23 St udent Paper <1%
Submitted to Universitas Brawijaya
24 St udent Paper <1%
repository.usu.ac.id
25 Int ernet Source <1%
repositori.uin-alauddin.ac.id
26 Int ernet Source <1%
Submitted to Universitas Diponegoro
27 St udent Paper <1%
clicandoaquicaxiasdosul.blogspot.com
28 Int ernet Source <1%
icelely01.blogspot.com
29 Int ernet Source <1%
edoc.site
30 Int ernet Source <1%
www.slideshare.net
31 Int ernet Source <1%
Suprijanto, A. Rakhmawati, E. Yuliastuti.
32
"Compact computer vision for black tea quality
<1%
evaluation based on the black tea particles",
2011 2nd International Conference on
Instrumentation Control and Automation, 2011
Publicat ion

ayukid.blogspot.com
33 Int ernet Source <1%
text-id.123dok.com
34 Int ernet Source <1%
Submitted to Udayana University
35 St udent Paper <1%
ar.scribd.com
36 Int ernet Source <1%
edyraguapo.blogspot.com
37 Int ernet Source <1%
jurnal.unpad.ac.id
38 Int ernet Source <1%
Erdiansyah Rezamela, Salwa Lubnan
39
Dalimoenthe. "The influence of El-Nino on
<1%
microclimate change and soil water content in
Gambung tea plantation", Jurnal Penelitian Teh
dan Kina, 2016
Publicat ion

Exclude quotes Of f Exclude matches Of f


Exclude bibliography Of f
JURNAL FARMASI UDAYANA
VOLUME VII, NOMOR 2, DESEMBER 2018

VOLUME VII
NOMOR 2
HALAMAN 40-83
EDISI DESEMBER 2018

PENERBIT PROGRAM STUDI FARMASI FMIPA UNIVERSITAS UDAYANA


BUKIT JIMBARAN - BALI
JURNAL FARMASI UDAYANA
INFORMASI BAGI PENULIS
DAFTAR ISI
 Deskripsi
 Pembaca
 Editor
 Petunjuk Penulisan

DESKRIPSI
Jurnal Farmasi Udayana merupakan jurnal elektronik yang dikelola oleh PS
Farmasi FMIPA Udayana. Jurnal ini yang merupakan media publikasi penelitian
dan review article pada semua aspek ilmu farmasi yang bersifat inovatif, kreatif,
original dan didasarkan pada scientific. Artikel yang dimuat dalam jurnal ini
meliputi penemuan obat, sistem penghantaran obat serta pengembangan obat.
Jurnal ini memuat bidang khusus di farmasi seperti kimia medisinal, farmakologi,
farmakokinetika, farmakodinamika, analisis farmasi, sistem penghantaran obat,
teknologi farmasi, bioteknolofi farmasi, obat herbal dan komponen aktif tanaman
serta evaluasi klinik obat.

PEMBACA
Ilmuwan di bidang kimia medisinal, farmasetika dan biofarmasetika, farmakologi,
kimia analisis, farmakologi klinik, mikrobiologi, bioteknologi, kimia dan statistika

Pengarah : Drs. Ida Bagus Made Suaskara, M.Si


Penanggung jawab : Drs. I Made Satriya Wibawa, M.Si
Anak Agung Bawa Putra, S.Si., M.Si
Drs. I Wayan Santiyasa, M.Si
Dewa Ayu Swastini, S.Farm., M.Farm., Apt

Chief in Editor : Cokorda Istri Sri Arisanti, S.Farm., M.Si., Apt


Editor Board : Ni Kadek Warditiani, S.Farm., M.Sc., Apt
A A Gede Rai Yadnya Putra S.Farm., M.Si., Apt
Putu Sanna Yustiantara, S.Farm., M.Si., Apt
Made Ary Sarasmita, S.Farm., M.Farm.Klin., Apt

Reviewer Mitra Bestari : Prof. Dr. I Ketut Adnyana Apt (ITB)


Muhammad Aswad, PhD, Apt (UNHAS)
I G N Jemmy Anton P., S.Farm., M.Si., Apt (UNUD)
Ni Putu Eka Leliqia S.Farm., M.Si., Apt (UNUD)
Dr.rer.nat I Md Agus Gelgel W. M.Si., Apt (UNUD)
Ketut Widyani Astuti S.Farm., M.Biomed., Apt (UNUD)
EMAIL
jurnalfarmasiudayana@gmail.com
INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2018
Vol 7 No 2
i
PETUNJUK PENULISAN

PENDAHULUAN

Naskah yang diajukan ke jurnal harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: (1)
topik artikel akan melewati proses review terlebih dahulu oleh editor, dan (2)
artikel belum dipublikasikan atau akan dipublikasikan seluruhnya atau sebagian di
jurnal lain atau media publikasi yang lain.

Tipe artikel

Artikel hasil penelitian

Review article

Naskah review article harus memuat: judul, abstrak dan kata kunci (3-6 kata),
pendahuluan, pembahasan khusus oleh penulis, kesimpulan, ucapan terima kasih,
daftar pustaka, gambar dan tabel. Tiap pokok bahasan dari pendahuluan sampai
kesimpulan harus diberi nomor. Sub pokok bahasan juga harus dinomori dengan
1.1., 1.2., 1.3., dan seterusnya. Setiap halaman harus diberi nomor dan judul harus
diberi halaman 1.

FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN

Conflict of interest
Semua penulis wajib menghindari terjadinya Conflict of interest yang meliputi
pembiayaan atau hubungan dengan orang lain atau badan paling lama tiga tahun
sebelum pengajuan artikel ke jurnal yang dapat mempengaruhi secara langsung
maupun tidak langsung penelitian yang bersangkutan

Contoh hal yang potensial menyebabkan Conflict of interest antara lain pekerja,
konsultan, kepemilikan bahan, honor, pengajuan registrasi/paten, hibah atau
sumber dana yang lain.

Verifikasi Artikel
Artikel yang diajukan ke Jurnal Farmasi Udayana belum pernah dipublikasikan
sebelumnya (kecuali dalam bentuk abstrak atau sebagai bagian dari skripsi), tidak
dalam posisi akan diterbitkan pada jurnal lain, artikel telah mendapat persetujuan
semua penulis yang tercantum di dalam artikel yang bersangkutan dan secara
eksplisit telah mendapat persetujuan dari tempat dimana penulis melakukan
penelitian dan jika diterima, artikel tidak dipublikasikan di tempat lain dalam
bentuk yang sama dalam bahasa Indonesia atau bahasa lainnya untuk menghindari
plagiarisme

Konstribusi
Semua penulis harus berpartisipasi di dalam penelitian dan atau penyipan naskah,
sehingga fungsi dari masing-masing penulis harus didefinisikan.

INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2018


Vol 7 No 2
ii
Kepemilikan artikel
Semua penulis harus memiliki peran penting pada setiap tahap pengajuan artikel
yang meliputi: (1) konsep dan desain penelitian, pengolahan data atau
menganalisis atau menginterpretasi data, (2) memperbaiki naskah, (3) menyetujui
draf akhir yang akan dipublikasikan

Perubahan penulis
Pada jurnal ini dimungkingkan untuk menambahkan, pengurangi, mengubah
urutan penulis untuk naskah yang diterima. Hal-hal yang perlu dilakukan antara
lain: membuat permintaan untuk dapat menambahkan, mengurangi atau
mengubah urutan penulis kepada pengelola jurnal yang diajukan oleh
corresponding author yang dicantumkan di dalam naskah yang diajukan dan
meliputi: (a) alasan mengapa nama penulis harus ditambahkan, dikurangi atau
diubah susunannya (b) konfirmasi tertulis (e-mail, fax, surat) dari semua penulis
yang menyatakan persetujuan dengan perubahan tersebut di atas

Bahasa
Penulisan menggunakan bahasa Indonesia sesuai ejaan yang disempurnakan.

PERSIAPAN
Penggunaan program miscrosoft word. File dibuat dalam format asli
menggunakan program miscrosoft word. Teks harus dibuat dalam format satu
kolom, huruf font Times new roman 11, 1 spasi, ditulis dalam kertas ukuran A4.

Struktur Artikel
Sub pokok bahasan-penomoran
Artikel dibagi menjadi pokok bahasan dengan penomoran yang jelas. Sub pokok
bahasan harus diberi nomor 1.1 (kemudian 1.1.1, 1.1.2,...), 1.2 dan seterusnya.
Abstrak tidak dimasukkan dalam sistem penomoran.

Pendahuluan
Nyatakan tujuan dan landasan penelitian, hindari tinjauan pustaka yang terperinci
atau kesimpulan dari hasil penelitian

Bahan dan metode


Ungkapkan bahan dan metode secara terperinci untuk kemungkinan keterulangan
penelitian. Metode yang umum digunakan cukup menunjukkan sumber pustaka,
hanya modifikasi yang relevan yang harus dideskripsikan

Hasil
Pengungkapan hasil harus jelas dan ringkas

Pembahasan
Bagian ini harus merupakan kajian mendalam dari hasil penelitian, jangan
mengulang pengungkapan hasil. Hindari kutipan dan pembahasan yang
berlebihan dari penelitian sebelumnya

INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2018


Vol 7 No 2
iii
Kesimpulan
Kesimpulan utama dari penelitian sebaiknya ditampilkan dalam kalimat yang
singkat dan jelas, yang dapat menjadi bagian tersendiri di dalam pokok bahasan
kesimpulan atau menjadi bagian dari pembahasan atau hasil

Appendik

Jika apendik lebih dari satu maka harus dibuat sebagai A, B dan seterusnya.
Persamaan matematika harus diberi nomor terpisah: Pers. (A.1), Pers. (A.2) dan
seterusnya. Hal yang sama juga berlaku untuk tabel dan gambar: Tabel A.1;
Gambar. A.1

Informasi penting dalam struktur artikel


Judul
Ringkas, jelas dan informatif. Jika dimungkinkan hindari pencantuman persamaan
matematika dan singkatan

Nama penulis dan institusi


Ungkapkan institusi tempat bekerja (tempat dimana penelitian dilakukan) di
bawah nama penulis. Tunjukkan institusi penulis dengan supercript di belakang
nama penulis dan didepan nama institusi. Tuliskan alamat lengkap termasuk kode
pos dan nama kota, jika perlu disertakan alamat email masing-masing penulis

Alamat korespondensi
Tunjukkan dengan jelas siapa yang bertanggung jawab terhadap korespondensi
semua tahap dari pengajuan, revisi, publikasi maupun sampai pasca publikasi.
Cantumkan nomor telepon disamping alamat email, kode pos. Kontak terperinci
harus tetap diperbaharui oleh korespondensi penulis

Alamat penulis
Jika alamat penulis berbeda dibandingkan dengan tempat penelitian semula, maka
alamat terbaru atau tetap penulis sebagai catatan kaki dari nama penulis. Alamat
dimana penelitian semula dilakukan oleh penulis tetap digunakan sebagai alamat
utama. Penulisan catatan kaki untuk alamat terbaru maupun alamat tetap
menggunakan supercrip dengan penomoran Arabic

Abstrak
Dibutuhkan abstrak yang jelas, ringkas dan sesuai fakta penelitian. Abstrak harus
menunjukan tujuan penelitian secara tegas, hasil yang penting dan kesimpulan
umum. Untuk memenuhi persyaratan abstrak ini, disarankan untuk tidak
menyertakan tinjauan pustaka, tetapi jika sangat diperlukan wajib mengutip nama
penulis dan tahun. Disamping itu dihindari pencantuman singkatan yang tidak
umum tetapi jika sangat diperlukan maka harus dijelaskan pada awal abstrak itu
sendiri

INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2018


Vol 7 No 2
iv
Gambar
Gambar harus dibuat untuk menyimpulkan isi dari artikel secara jelas untuk dapat
menarik perhatian pembaca yang berasal dari berbagai bidang yang berhubungan
dengan farmasi. Gambar harus dibuat dalam bagian terpisah dari artikel. Ukuran
gambar: sediakan gambar dengan minimal setara 531x1328 pixel atau lebih, tetapi
dapat tetap terbaca pada layar 200x500 pixel (pada 91 dpi yang sama dengan 5
x13 cm). Program yang digunakan dapat berupa pdfatau MS Word

Kata kunci
Kata kunci maksimal 6 kata diletakkan langsung di bawah abstrak, hindari
penggunaan frase dan penghubung (dan, dari dan sebagainya)

Singkatan
Deskripsikan singkatan yang tidak umum sebagai catatan kaki pada halaman
pertama artikel. Singkatan yang menjadi keharusan untuk diungkapkan pada
abstrak diwajibkan didefinisikan pada bagian sebelum singkatan tersebut ditulis.
Penulisan singkatan harus konsisten pada seluruh artikel.

Ucapan terima kasih


Cantumkan ucapan terima kasih pada bagian terpisah di bagian akhir artikel
sebelum daftar pustaka, hindari penyertaan ucapan terima kasih pada judul,
sebagai catatan kaki judul atau bagian artikel lainnya. Buatlah rincian orang yang
berkontribusi di dalam penelitian (penerjemah, pengetik atau pembaca dan lain
sebagainya)

Unit
Gunakan satuan internasional (SI). Jika satuan diungkapkan dalam unit yang
berbeda, sebaikknya diungkapkan kesetaraan dengan SI

Tabel
Penomoran tabel diurut berdasarkan urutan munculnya di dalam artikel. Tabel
dibuat dengan tiga garis horisontal, hindari penggunaan garis vertikal dan data
yang diungkapkan di dalam tabel tidak diungkapkan berulang pada bagian lain
dari artikel

Daftar pustaka
Pastikan daftar pustaka tercantum di dalam artikel. Hasil yang belum
dipublikasikan dan personal communication tidak direkomendasikan dimasukkan
di dalam daftar pustaka. Pustaka yang ditandai dengan In Press menunjukan
bahwa artikel tersebut telah disetujui untuk dipublikasikan dan dapat digunakan
sebagai sumber pustaka. Penulisan pustaka mengikuti aturan penulisan pustakan
jurnal ini.

Aturan penulisan pustaka


Daftar pustaka harus diurut berdasarkan alfabetis dan kronologi. Jika terdapat
lebih dari satu sumber yang berasal dari penulis yang sama pada tahun yang sama,
maka harus ditambahkan a, b, c dan seterusnya di belakang tahun terbit.

Penulisan buku
INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2018
Vol 7 No 2
v
Penulis, A.A., Penulis, B.B., & Penulis, C.C. (tahun terbit). judul buku: sub judul.
(Edisi [jika bukan edisi pertama}). tempat terbit: penerbit
Contoh:
Buku dengan satu penulis
Nama penulis (tanpa singkatan). (tahun terbit). judul buku. Tempat terbit: penerbit
Reynords Hadi. (2000). Black pioners. Ringwood,Vic: Penguin

Buku dengan banyak penulis


Dua-enam penulis
Dua penulis: kedua penulis. (tahun terbit). judul buku. Tempat terbit: penerbit
Gilbert, R., & Gilbert, P. (1998). Maculinity goes to school. St. Leonards,
N.S.W.: Allen & Unwin
Lebih dari 6 penulis
Setelah nama dan singkatan nama penulis ke-enam gunakan dkk

Buku yang memiliki editor


Broinowski, A. (Ed.) (1990). ASEAN into 1990s. London: Macmillan
Nugent, S.L., Shore, C. (Eds.). (1997). Anthropologyband cultural study. London:
Pluto Press

Buku yang memiliki penulis dan editor


Valery, P. (1957). Oeuvres (J. Hytier, Ed). Paris: Gallimard

Bab yang terdapat di dalam buku


Penulis, singkatan nama penulis. (tahun terbit). judul bab:sub judul. editor. judul
buku. (hal. x-y). tempat terbit: penerbit

Artikel jurnal
Penulis, singkatan nama penulis. (tahun terbit). judul artikel. singkatan jurnal,
volume (issue), halaman

Skipsi/Tesis/Disertasi
Nama penulis, singkatan nama penulis. (tahun terbit). judul. skrispi/tesis/disertasi.
Universitas, kota

Sumber penulisan singkatan jurnal


Index Medicus journal abbreviations: http//www.nlm.nih.gov/tsd/serials/lji.html
List of titlle word abbreviations: http//www.issn.org/2-22661-LTWA-online.php
CAS (Chemical Abstract Service): http//www.cas.org/sent.html

Submission checklist
Daftar isian di bawah ini dapat digunakan untuk memudahkan pemeriksaan akhir
sebelum artikel dikaji oleh editor.
Satu orang penulis ditunjuk sebagai corresponding author:
 alamat email
 kode pos
 nomor telepon atau fax
Semua file yang dibutuhkan telah diupload

INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2018


Vol 7 No 2
vi
 Kata kunci
 Gambar
 Tabel (termasuk judul, deskrispi, catatan kaki)
Hal selanjutnya yang harus diperhatikan
 Gunakan penomoran baris (tiap 5 baris) untuk memudahkan pengkajian
naskah
 Naskah telah dicek tata bahasa dan pengucapannya
 Pustaka telah ditulis sesuao format di dalam jurnal ini
 Semua pustaka yang ditulis di dalam daftar pustaka disinggung di dalam
teks
 Izin telah didapat dari untuk materi yang memiliki hak cipta yang berasal
dari sumber lain (termasuk web)

SETELAH ARTIKEL DITERIMA


Perbaikan
Naskah yang telah dikoreksi akan dikirimkan kembali dalam bentuk pdf kepada
corresponding author (melalui alamat email) sehingga penulis dapat mengunduh
untuk keperluan pribadi. Gunakan perbaikan ini untuk mengecek urutan
penulisan, mengedit, menyempurnakan dan memperbaiki tulisan, tabel dan
gambar. Pengiriman naskah yang telah diperbaiki menyertakan koreksi pertama
dari editor ini. Perubahan signifikan dari artikel yang disetujui untuk
dipublikasikan dalam jurnal ini harus mendapat persetujuan dari penerbit. Kami
akan berusaha untuk mempublikasikan artikel anda akurat dan cepat sehingga
diharapkan kami menerima hasil koreksi anda paling lambat 5 hari kerja. Sangat
penting koreksi artikel dilakukan dalam satu kali komunikasi sehingga cermati
hal-hal yang harus dikoreksi sebelum dikirimkan kembali ke editor jurnal.

Naskah yang dipublikasikan


Artikel akan diberikan kepada corresponding author dalam bentuk pdf melalui
email. Penulis akan menerima artikel sesuai format yang terbit di dalam jurnal
dan disertai dengan cover jurnal.

INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2018


Vol 7 No 2
vii
DAFTAR ISI

hal
Halaman Judul …………………………………………………………………………........... i
Petunjuk Penulisan .............................................................................................................. ii
Daftar Isi ………………………………………………………………………….....………........ viii
1 Optimasi Konsentrasi Setil Alkohol Sebagai Agen Pengental Pada Formula Krim Ekstrak
Rimpang Kunyit (Curcuma domestica)................................................................................................ 40
2 Optimasi Konsentrasi Polivinil Pirolidon (PVP) Sebagai Bahan Pengikat Tehadap Sifat Fisik
Tablet Ekstrak Etanol Rimpang Bangle (Zingiber cassumunar Roxb).............................................. 45
3 Isolasi Kafein Dengan Metode Sublimasi Dari Dengan Fraksi Etil Asetat Serbuk Daun Camelia
sinensis..................................................................................................................................... 53
4 Pengaruh Ekstrak Buah Terung Belanda (Solanum betaceum Cav.) Terhadap Kadar Gula
Darah Mencit Jantan Galur Balb/C yang Diinduksi Aloksan............................................................ 63
5 Pemisahan, Isolasi, dan Identifikasi Senyawa Saponin Dari Herba Pegagan (Centella asiatica
L. Urban).................................................................................................................................................. 68
6 Perbandingan Pengaruh Lama Pengeringan Terhadap Rendemen Minyak Atsiri Kulit Jeruk
Manis (Citrus sinensis) dengan Destilasi Uap dan Identifikasi Linalool dengan KLT-
77
Spektrofotodensitometri........................................................................................................................

INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2018


Vol 7 No 2
viii
JURNAL FARMASI UDAYANA, VOL 8, NO 1 TAHUN 2019, XX-XXX

Wilantari dkk.
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 7, No 2, Tahun 2018, 53-62

Isolasi Kafein Dengan Metode Sublimasi dari Fraksi Etil Asetat Serbuk Daun
Teh Hitam (Camelia sinensis)
P. D. Wilantari1, N. R. A. Putri1, D. G. P. Putra1, I. G. A. A. K. Nugraha1, Syawalistianah1, Prawitasari, D.N.D1.,
P. O. Samirana1

1Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Badung,
80361

E-mail: dessywilantari@gmail.com

ABSTRAK
Kafein memiliki efek farmakologis yaitu sebagai stimulan dari sistem saraf pusat dan
metabolisme, digunakan secara baik untuk pengobatan dalam mengurangi keletihan fisik dan juga dapat
meningkatkan tingkat kewaspadaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil identifikasi dan
profil kromatografi senyawa kafein yang diisolasi dari fraksi etil asetat serbuk daun teh hitam (Camelia
sinensis) dengan metode sublimasi. Pemilihan sampel tanaman teh hitam berdasarkan atas pertimbangan
kandungan kafein teh yang lebih tinggi (2-5% dari berat kering) dibandingkan dengan kafein yang
terkandung dalam biji kopi (3% dari berat kering). Pemisahan kafein dari daun Camelia sinensis dilakukan
dengan ekstraksi menggunakan metode dekokta, fraksinasi dengan etil asetat, dan subfraksinasi dengan
metode sublimasi. Proses ekstraksi menghasilkan rendemen ekstrak sebesar 22,3 %, dan dari
keseluruhan proses didapatkan rendemen isolate kafein sebesar 0.53%. Identifikasi dan uji kemurnian
dilakukan dengan KLT spektrofotodensitometri dengan fase diam plat aluminium silica gel GF254 dan
fase gerak etil asetat : metanol (97:3) didapatkan nilai Rf 0,42 dan didapatkan hasil korelasi (start, maks)
sebesar 0,9998 dan korelasi (maks, end) sebesar 0,999075.
Kata kunci: Teh (Camelia sinensis), kafein, fraksinasi, sublimasi, KLT spektrofotodensitometri
ABSTRACT
Caffeine has pharmacological effects as a stimulant from the central nervous system and
metabolism, is used well for treatment to reduce physical fatigue and can also increase alertness. This
study aims to determine the results of identification and chromatographic profile of caffeine
compounds isolated from ethyl acetate fraction of black tea leaf powder (Camellia sinensis) by
sublimation method. The selection of black tea plants is based on consideration of higher caffeine of
tea (2-5% of dry weight) than in coffee beans (3% of dry weight). The separation of caffeine from
Camelia sinensis leaves was carried out by extraction using the decocta method, fractionation with ethyl
acetate, and subfractination using the sublimation method. The extraction process produced extract
yields of 22.3%, and from the whole process the yield of caffeine isolates was 0.53%. Identification and
purity tests were carried out by TLC-spectrophotodensitometry with the stationary phase of aluminum
silica gel GF254 plate and the mobile phase of ethyl acetate: methanol (97: 3) obtained Rf value of 0.42
and the correlation results (start, max) of 0.9998 and correlation (max, end) of 0.999075.
Keywords: Tea (Camellia sinensis), caffeine, fractination, sublimation, TLC- spectrophotodensitometry

53
JURNAL FARMASI UDAYANA, VOL 8, NO 1 TAHUN 2019, XX-XXX

Wilantari dkk.
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 7, No 2, Tahun 2018, 53-62

1. PENDAHULUAN dari konsumsi kafein secara berlebihan antara lain


Teh (Camellia sinensis) yang masuk dalam kecemasan, insomnia, wajah memerah, diuresis,
famili Theaceae diyakini mempunyai manfaat gangguan saluran cerna, kejang otot, takikardia,
kesehatan, yakni memiliki khasiat sebagai anti- aritmia, peningkatan energi dan agitasi
inflamasi, anti oksidasi, anti alergi, dan anti psikomotor. Kafein dapat berinteraksi dengan
obesitas. Beberapa penelitian melaporkan bahwa siprofloksasin dimana mengakibatkan terjadinya
senyawa aktif yang terdapat pada teh juga dapat penurunan metabolism hepatik kafein sehingga
mencegah berbagai penyakit, seperti mengurangi efek farmakologi kafein dapat meningkat
kadar kolesterol dan mencegah penyakit jantung (Sukandar dkk, 2008).
berpotensi sebagai antioksidan, dan dapat menjadi Dalam metode yang digunakan pemilihan
salah satu alternatif dalam menangani penyakit pelarut juga menjadi hal yang perlu
infeksi bakteri (Martono dan Setiyono, 2014). dipertimbangkan. Sehingga pada tahapan proses
Teh mengandung beberapa senyawa fraksinasi dengan ekstraksi cair-cair digunakan etil
metabolit sekunder terutama bagian daun. asetat sebagai fase organik. Dimana pada
Kandungan kimia daun teh sangat bervariasi penelitian Senol dan Aydin (2006) menggunakan
tergantung pada musim, kondisi tanah, perlakuan kloroform dan air ditemukan bahwa kloroform
kultur teknis, umur daun, dan banyaknya sinar lebih efektif dalam mengisolasi kafein
matahari yang diterima (Pusat Penelitian Teh dan dibandingkan dengan air. Namun penggunaan
Kina [PPTK], 2008). Berdasarkan proses kloroform harus dibatasi karena efek
pengolahnya terdapat beberapa jenis teh salah toksisitasnya. Komponen fenolik dapat diekstraksi
satunya teh hitam. Teh hitam adalah jenis teh yang dari bahan tumbuhan dengan menggunakan
dibuat melalui proses pelayuan, penggilingan, pelarut polar seperti air, metanol etanol aseton
oksimatis dan pengeringan. Teh hitam memiliki atau pelarut semi polar seperti etil asetat (Katja,
kandungan kafein yang lebih tinggi dibandingkan 2008). Pelarut etil asetat bersifat semi polar yang
teh hijau (Rohdiana, 2015). memiliki titik didih yang relatif rendah yaitu 77oC
Keberadaan alkaloid biasanya sebagai sehingga mudah menguap (bersifat volatil),
garam organik dalam tumbuhan dalam bentuk berwujud cairan yang tidak beracun, tidak
senyawa padat berbentuk kristal dan kebanyakan berwarna, dan memiliki aroma khas (Susanti,
berwarna. Pada daun atau buah segar biasanya 2012).
keberadaan memberikan rasa pahit (Simbala,
2009). Kafein merupakan alkaloid putih dengan 2. BAHAN DAN METODE
rumus senyawa kimia C8H10N4O2, dan rumus Bahan dan Alat
bangun 1,3,7-trimethylxanthine (Isnindar et al.,2016).
Kafein memiliki efek farmakologi sebagai Bahan yang digunakan pada penelitian ini
stimulan dari sistem saraf pusat dan metabolisme, adalah serbuk daun C. sinensis yang ada di pasaran
digunakan secara baik untuk pengobatan dalam dan tidak mengalami dekafeinasi (Merk-X®),
mengurangi keletihan fisik dan juga dapat metanol p.a., etil asetat p.a., etanol 96% p.a.,
meningkatkan tingkat kewaspadaan sehingga rasa akuades, kertas saring, Plat KLT Al Silika Gel GF
ngantuk dapat ditekan. Kafein juga merangsang 254, asam sulfat P, NaOH, Pereaksi Mayer,
sistem saraf pusat dengan cara menaikkan tingkat Wagner, dan Dragendroff, kloroform p.a., N-
kewaspadaan, sehingga fikiran lebih jelas dan heksan p.a., HCl, kalsium hidroksida, KI, I2 dan
terfokus dan koordinasi badan menjadi lebih baik. aseton P.
Konsumsi kafein secara rutin dapat menyebabkan Alat yang digunakan pada praktikum ini
terjadinya toleransi. Tanda-tanda dan gejala-gejala yaitu Rotary Evaprator, Gelas beker, Erlenmeyer,

54
JURNAL FARMASI UDAYANA, VOL 8, NO 1 TAHUN 2019, XX-XXX

Wilantari dkk.
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 7, No 2, Tahun 2018, 53-62

Pipet tetes, Corong kaca, Penjepit kayu, Lap, Ekstraksi Cair-Cair


Pinset, Corong pisah, Hot plate (Corning PC 420 Ekstrak air C. sinensis ditambahkan natrium
D), Waterbath (MEMERT), klorida 78 gram. Selanjutnya ditambahkan
Spektrofotodensitometri (CAMAG), Lampu UV Ca(OH)2 sebanyak 1 gram. Selanjutnya disaring
254 dan 366 nm (CAMAG), Cawan Porselin, campuran ekstrak menggunakan kertas saring
Batang Pengaduk, Chamber (CAMAG), Botol vial, dengan bantuan vakum. Dimasukkan filtrat dalam
Aluminium Foil, Plastik Ikan, Blender (Miyako), corong pisah. Dilakukan ekstraksi cair-cair dengan
Oven Binder, Timbangan analitik (ADAM AFP- pelarut etil asetat 45 mL dengan pengulangan
360L). sebanyak 5 kali. Disatukan fraksi etil asetat dalam
tabung lalu diuapkan dengan rotary evaporator.
Metode
KLT Hasil Fraksinasi
Penyiapan Bahan
Bahan yang digunakan berupa serabut daun Ekstrak air serbuk daun C. sinensis, fraksi etil
C. sinensis siap konsumsi dalam kemasan kotak asetat, dan fraksi air masing-masing sebanyak 1
yang dapat dibeli di Toko Serba Ada (Toserba) mL setelah diuapkan kemudian masing-masing
Sumber Jaya Puri Gading, Jimbaran, Kecamatan ditambahkan 1 mL metanol untuk identifikasi
Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Serabut dengan KLT. Plat Al Silika Gel GF254 dipotong
daun C. sinensis merupakan serat kasar dari hasil dengan ukuran 5x10 cm. Fase gerak yang
penggilingan daun C. sinensis. digunakan adalah etil asetat: metanol: air
(100:13,5:10) (Mohammed and Al-Bayati, 2009).
Ekstraksi Setiap fraksi ditotolkan pada plat sebanyak 10 µL
Ekstraksi dilakukan dengan metode digesti dan dielusi sampai jarak 1 cm dari batas atas plat.
menggunakan 600 gram serbuk daun C. sinensis Diamati di bawah sinar UV pada panjang
dalam 1000 mL air bersuhu 90oC selama 30 menit. gelombang 254 nm dan 366 nm. Kemudian untuk
Campuran ekstrak kemudian disaring untuk mengidentifikasi ada tidaknya alkaloid kafein,
memisahkan residu padatan serbuk C. sinensis. dapat dilakukan dengan cara menyemprot plat
Digabungkan diuapkan hingga volume air kurang KLT setelah dielusi dengan campuran HCl 25%:
dari 200 mL Etanol 96% (1:1), kemudian dilanjutkan dengan
Skrinning Fitokimia menyemprot plat dengan reagen iod yang terbuat
Uji alkaloid dilakukan dengan metode dari 1 g KI dan 1 g Iod dilarutkan dalam 100 mL
Mayer dan Wagner. Sampel sebanyak 3 mL etanol. Bercak yang positif kafein ditandai dengan
diletakkan dalam cawan porselen kemudian adanya bercak berwarna coklat gelap yang diamati
ditambahkan 5 mL HCl 2 M dan 5 mL aquades, pada cahaya visibel (Mohammed and Al-Bayati,
lalu dipanaskan di atas penangas air selama 2 2009).
menit. Dinginkan sampel pada temperatur kamar Kristalisasi Sublimasi
dan disaring. Filtrat yang diperoleh dibagi 4 bagian Ditambahkan 10 mL aseton pada padatan
A, B, C, dan D. Filtrat A sebagai blanko, filtrat B kering hasil fraksinasi, dan saring larutan dengan
ditambah pereaksi Mayer, reaksi positif jika kertas saring. Diuapkan larutan aseton dengan
terbentuk endapan menggumpal berwarna putih hati-hati pada 56ºC. Sublimasi residu penguapan.
atau kuning. Sedangkan filtrat C ditambah Alat kristalisasi sublimasi terdiri atas hot plate,
pereaksi Wagner, reaksi positif ditandai dengan cawan porselen yang berisikan ekstrak padat yang
terbentuknya endapan berwarna coklat, dan filtrat ditutup dengan kertas saring dan corong kaca
D ditambah 3 tetes pereaksi Dragedroff, reaksi yang diletakkan terbalik. Ujung dari corong kaca
positif ditandai dengan terbentuknya endapan ditutup dengan tissu basah agar uap tidak keluar.
berwarna jingga (Agustina dkk., 2016; Bagian dinding dari corong kaca ditutup dengan
Simaremare, 2014). tissu dingin dan dijaga agar suhu corong kaca

55
JURNAL FARMASI UDAYANA, VOL 8, NO 1 TAHUN 2019, XX-XXX

Wilantari dkk.
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 7, No 2, Tahun 2018, 53-62

tetap dingin (sebagai kondensor). Rangkaian alat 3. HASIL


kristalisasi sublimasi dipasang dengan baik, diatur Ekstraksi
suhu hot plate sebesar 2500C. Ditunggu hingga Serbuk daun C. sinensis yang digunakan
terbentuk kristal kafein yang berbentuk jarum sebanyak 600 gram dengan bobot rendemen
berwarna putih pada kertas saring. Dijaga selama ekstrak 134 gram (22,3%) dengan warna ekstrak
proses kristalisasi sublimasi uap pada corong kaca merah gelap kecoklatan.
tidak bocor dan corong kaca tetap dalam suhu Skrining Fitokimia
dingin. Kristal kafein yang diperoleh selanjutnya
ditimbang dan simpan dalam botol vial. Hasil skrinning fitokimia menggunakan
reagen Dragendoff yaitu terbentuknya endapan
KLT Dua Dimensi berwarna jingga, pada reagen Wagner
Sebanyak 1 mg isolat kristal kafein terbentuknya endapan coklat muda dan pada
dilarutkan dalam 1 mL metanol untuk identifikasi reagen Mayer tidak ada endapan yang terbentuk.
dengan KLT. Plat Al Silika Gel GF254 dipotong
dengan ukuran 10x10 cm. Fase gerak pertama Ekstraksi Cair-cair
yang digunakan yaitu campuran kloroform : Ekstraksi kafein menggunakan metode
aseton : metanol (20 : 3 : 2) sebanyak 10 ml. Fase ekstraksi cair-cair menghasilkan 2 fase yaitu fase
gerak kedua berupa campuran kloroform : etil asetat dan fase air. Lapisan etil asetat berada
metanol (9:1) sebanyak 10 ml. Sampel ditotolkan pada bagian atas sedangkan lapisan air berada
pada plat sebanyak 10 µL dengan jarak 1 cm dari pada bagian bawah.
bawah dan samping. Plat diletakkan pada chamber KLT Hasil Fraksinasi
yang telah jenuh lalu dielusi dengan fase gerak Pengamatan spot yang dihasilkan
pertama sampai jarak 1 cm dari batas atas plat. menggunakan metode KLT pada 4 sampel
Kemudian dielusi kembali dengan memutar 90o penotolan menghasilkan data Rf pada pengamatan
plat KLT dan dielusi menggunakan fase gerak UV 254 nm yaitu pada penotolan 1 menghasilkan
kedua. Diamati di bawah sinar UV 254 nm dan 1 spot dengan Rf 0,57, pada penotolan 2
366 nm. Hasil positif alkaloid jika terdapat spot menghasilkan 3 spot dengan Rf 0,57, 0,83, dan
berwarna biru intensif pada pengamatan panjang 0,96, pada penotolan 3 menghasilkan 2 spot
gelombang 366 nm bila terdapat spot lain pada dengan Rf 0,57 dan 0,83, dan pada penotolan 4
pengamatan uv 366 nm menandakan adanya menghasilkan 1 spot dengan Rf 0,57. Sedangkan
pengotor pada kristal kafein (Murtadlo, dkk, pengamatan UV 366 nm pada penotolan 1 tidak
2013). menghasilkan spot, penotolan 2, 3 dan 4
KLT Spektrofotodensitometri menghasilkan 1 spot dengan Rf 0,83.
Isolat kristal kafein sebanyak 1 mg Kristalisasi Sublimasi
dilarutkan dalam 1 mL campuran kloroform : Kristalisasi kafein menggunakan metode
metanol (1:1). Plat Al Silika Gel GF254 dipotong sublimasi mendapatkan kristal sebanyak 3,18 gram
dengan ukuran 2x10 cm. Plat dielusi dengan fase atau 0,53% dengan warna putih, bentuk kristal
gerak pada chamber yang telah jenuh. Diamati jarum, dan bau khas aromatik.
spektrum dalam densitometer dengan panjang
gelombang 274 nm. KLT Dua Dimensi
Pengamatan pada elusi pertama KLT dua
dimensi menghasilkan 1 spot dengan Rf 0,75 dan
pada elusi kedua menghasilkan 1 spot dengan Rf
0,3125.

56
JURNAL FARMASI UDAYANA, VOL 8, NO 1 TAHUN 2019, XX-XXX

Wilantari dkk.
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 7, No 2, Tahun 2018, 53-62

Gambar 3. Hasil Pengamatan Plat KLT elusi


pertama dibawah UV 254 nm.

Gambar 1. Hasil Pengamatan Plat KLT dibawah


UV 254 nm.

Gambar 4. Hasil Pengamatan Plat KLT elusi


kedua dibawah UV 254 nm.

A B C D

Gambar 2. Hasil Pengamatan Plat KLT dibawah


UV 366 nm.

Gambar 5. Hasil Skrinning Fitokimia; A (pereaksi


Wagner), B (pereaksi Dragendoff), C (pereaksi
Mayer), dan D (blanko)

57
JURNAL FARMASI UDAYANA, VOL 8, NO 1 TAHUN 2019, XX-XXX

Wilantari dkk.
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 7, No 2, Tahun 2018, 53-62

KLT Spektrofotodensitometri
A B C

Gambar 6. Hasil Pengamatan pada Plat KLT UV 254 nm (A), UV 366 nm (B), dan Sinar Tampak (C);
pada plat KLT menunjukan adanya spot kafein (a) dan fluoresensi dari pelarut (b)

A B

Gambar 7. Profil Kromatogram UV 274 nm (A), UV 254 nm (B), dan 366 nm (C)

58
JURNAL FARMASI UDAYANA, VOL 8, NO 1 TAHUN 2019, XX-XXX

Wilantari dkk.
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 7, No 2, Tahun 2018, 53-62

A B

Gambar 8. Spektra kafein pada pustaka (Mirsa et al., 2009)(a); spektrum kafein pada praktikum
(b).

Tabel 1. Tabel Korelasi Spot Kafein


Track Rf Substansi R(start,max) R(max,stop)
1 0,42 Kafein 0,999800 0,999075

Gambar 9. Spektrum dari spot kafein pada start poin dengan peak maksimum dan peak maksimum
dengan end poin peak spot kafein
4. PEMBAHASAN jumlah senyawa yang akan terekstrak. Semakin
Tahap ekstraksi menggunakan air sebagai kecil ukuran partikel simplisia yang diekstrak, luas
pelarut didasarkan atas persentase rendemen yang permukaan kontak dengan pelarut semakin besar
dihasilkan lebih tinggi dibandingkan pelarut lain. sehingga senyawa yang kepolarannya sama dengan
Metode dekokta dipilih karena beberapa pelarut lebih optimal terekstrak atau tertarik
keuntungan yaitu pelarut yang digunakan murah, (Maulida dan Guntarti, 2015). Dengan metode ini,
proses cepat, dan sederhana (BPOM RI, 2010). perolehan rendemen ekstrak kental yang didapat
Sampel yang digunakan berupa serbuk yang adalah 22,3%.
bertujuan untuk memperluas bidang kontak Tujuan dari penambahan larutan asam pada
antara sampel dan pelarut ekstraksi. Pengecilan larutan uji ketika melakukan skrining fitokimia
ukuran partikel simplisia berpengaruh terhadap adalah untuk membuat suasana bersifat asam dan

59
JURNAL FARMASI UDAYANA, VOL 8, NO 1 TAHUN 2019, XX-XXX

Wilantari dkk.
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 7, No 2, Tahun 2018, 53-62

mengubah seluruh bentuk alkaloid menjadi air (polar) dan pelarut organik (semi polar). Kafein
bentuk garam sehingga apabila diberikan pereaksi memiliki kepolaran yang mendekati pelarut
warna dapat bereaksi dengan garam alkaloid pada organik, sehingga akan lebih larut dalam pelarut
larutan uji (Dewi dkk., 2013). Hasil positif organik dibandingkan dengan air. Faktor lain yang
ditunjukkan pada penambahan pereaksi mempengaruhi kepolaran pelarut adalah semakin
Dragendorff dan Wagner. Hasil positif uji alkaloid besar nilai konstanta dielektrik suatu pelarut maka
pada pereaksi Wagner ditandai dengan semakin polar pelarut tersebut. Pelarut etil asetat
terbentuknya endapan coklat merah. Sama seperti memiliki nilai konstanta dielektrik yang lebih
pada reaksi alkaloid dengan pereaksi Mayer, pada tinggi dibandingkan pelarut kloroform yaitu 6.0
perekasi wagner ini juga terjadi endapan kalium- sehingga etil asetat memiliki sifat lebih polar
alkaloid akibat dari adanya ion logam K+ yang dibandingkan pelarut kloroform dan dapat
membentuk ikatan kovalen koordinat dengan melarutkan kafein lebih banyak. Selain itu etil
nitrogen pada alkaloid. Namun, hasil yang asetat juga memiliki sifat yang tidak toksik.
diperoleh pada skrining fitokimia dengan pereaksi Karena BJ air sebesar 1 g/ml, sedangkan BJ etil
Mayer adalah larutan berwarna kuning muda asetat adalah 0,8 g/ml sehingga lapisan terbawah
tanpa endapan putih yang menunjukkan bahwa adalah fase air (Soraya N., 2008).
ekstrak negatif mengandung alkaloid. Hasil positif Hasil yang diperoleh pada tahap identifikasi
alkaloid dengan uji Dragendorff ditandai dengan dengan KLT fraksinasi ini adalah adanya spot
terbentuknya endapan coklat muda sampai berwarna coklat muda pada sampel kristal kafein,
kuning. Endapan tersebut adalah kalium alkaloid. fase etil asetat dan fase air yang berwarna coklat.
Pada pembuatan pereaksi Dragendorff, bismut Rf yang diperoleh masing-masing sebesar 0,57;
nitrat dilarutkan dalam HCl agar tidak terjadi 0,57; 0,58. Berdasarkan nilai Rf yang didapat,
reaksi hidrolisis karena garam-garam bismut diketahui sampel mengandung kafein karena hasil
mudah terhidrolisis membentuk ion bismutil Rf sesuai atau mendekati Rf dari standar kristal
(BiO+). kafein yang juga ditotolkan.
Ekstrak air yang diperoleh dari hasil Proses subfraksinasi dilakukan untuk
ekstraksi sebelumnya diambil kemudian memisahkan senyawa kafein dari pengotor
ditambahkan NaCl. Penambahan NaCl berfungsi sehingga diperoleh isolat kafein yang lebih murni.
untuk menaikan polaritas air yang berarti Metode subfraksinasi dilakukan dengan proses
menurunkan kelarutannya dalam pelarut organik. kristalisasi sublimasi untuk memperoleh kristal
Selain itu, dalam ekstrak air yang diperoleh tidak kafein secara langsung dan selektif untuk
hanya mengandung kafein tetapi terdapat pula memisahkan kafein dari pengotornya dalam
senyawa lain yang ikut terekstraksi terutama ekstrak padat atau crude extract. Pada prosesnya
senyawa tanin. Karena tanin merupakan senyawa digunakan cawan porselen yang berisikan ekstrak
fenolik yang bersifat asam maka senyawa tanin ini padat yang ditutup dengan kertas saring yang
diubah dahulu menjadi garam dengan mana kertas saring ini berfungsi untuk menyaring
menggunakan Ca(OH)2 yang bersifat basa uap yang terbentuk sehingga pengotor-pengotor
sekaligus mengubah bentuk alkaloid kafein tidak ikut naik menuju kondensor dan kristal yang
seluruhnya menjadi alkaloid basa. Dengan dihasilkan merupakan kristal kafein yang berwarna
mengubah tanin menjadi garamnya maka tanin putih bersih. Corong kaca yang digunakan
akan berubah menjadi anion fenolik yang larut diletakkan dalam posisi terbalik dan pada bagian
dalam air namun tidak larut dalam etil asetat. ujung ditutup dengan tissue basah untuk mencegah
Penggunaan pelarut etil asetat bertujuan uap keluar dari alat sublimasi. Dinding corong
untuk memisahkan komponen kafein dari filtrat. kaca juga diselimuti dengan tissue yang basah
Kafein merupakan senyawa polar yang larut dalam untuk menjaga kondisi di dalam corong seperti

60
JURNAL FARMASI UDAYANA, VOL 8, NO 1 TAHUN 2019, XX-XXX

Wilantari dkk.
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 7, No 2, Tahun 2018, 53-62

kondensor, sehingga dengan adanya proses tidak terdapat puncak dari kromatogram spot
pendinginan ini maka uap akan berubah wujud analit, hanya terdapat 2 puncak yang merupakan
menjadi padatan dalam bentuk kristal (Sunardi, kromatogram dari pelarut atau pengotor. Deteksi
2004). kemudian dilanjutkan dengan melakukan scanning
Penggunaan hotplate ialah sebagai pemanas plat pada spektrofotodensitometer pada panjang
yang mana diatur suhunya sebesar 250°C. gelombang maksimum kafein sebesar 274 nm dan
Pemanasan ini bertujuan untuk mengubah bentuk pada rentang panjang gelombang 200-400 nm
padat dari ekstrak menjadi bentuk uap dan akan sehingga didapatkan data berupa spektrum dari
berubah bentuk menjadi padat apabila kafein dan dibandingkan dengan pustaka.
didinginkan. Pemanasan dilakukan pada suhu Berdasarkan hasil spektra pada praktikum
250°C untuk dapat menguapkan kafein karena menunjukan hasil yang sesuai dengan kafein pada
kafein memiliki titik didih sebesar 178°C dan pada pustaka jika dibandingkan sesuai pada gambar
suhu tersebut diharapkan yang dapat menguap Kemudian dilakukan scanning pada panjang
hanya senyawa kafein sehingga akan diperoleh gelombang maksimum tersebut sehingga
kristal kafein. Bobot kristal kafein yang diperoleh diperoleh nilai Rf kafein sebesar 0,42. Hasil yang
yaitu sebanyak 3,18 gr dari 600 gr serbuk teh dan diperoleh tersebut, apabila dibandingkan dengan
rendemen kristal kafein yang diperoleh sebesar penelitian Mirsa et al. (2009) maka Rf yang
0,53%. diperoleh dari kafein isolasi selama praktikum
Identifikasi hasil subfraksinasi dilakukan menunjukkan hasil mendekati dengan pustaka
dengan metode KLT dua dimensi untuk sebesar 0,39. Hal ini menandakan bahwa senyawa
memastikan bahwa kristal yang diperoleh yang diperoleh merupakan senyawa alkaloid
merupakan kristal kafein murni, yang mana pada kafein. Selain itu, dilakukan juga uji kemurnian
proses ini diharapkan hanya diperoleh satu spot kafein dengan melihat korelasi pada puncak spot
setelah dilakukan elusi dari dua arah dengan kafein. Korelasi puncak dari spot kafein
campuran fase gerak yang berbeda. dibandingkan pada start point peak kafein dengan
Proses elusi plat KLT dilakukan sebanyak puncak maksimum dari spot kafein dan peak
dua kali dengan arah yang berbeda (dua dimensi) maksimum dari spot kafein dengan end poin peak
dan menggunakan pelarut yang berbeda diperoleh spot kafein. Sehingga didapatkan hasil korelasi
nilai Rf 0,3125 dan hanya terbentuk satu spot. Hal (start, maks) sebesar 0,9998 dan korelasi (maks, end)
ini menunjukkan bahwa isolat yang diperoleh sebesar 0,999075. Hal ini menunjukan bahwa spot
merupakan isolat tunggal karena tidak terdapat kafein yang didapatkan bebas pengotor karena
spot lain, namun dapat pula dilakukan identifikasi korelasi yang didapatkan mendekati 1.
lebih lanjut untuk memastikan bahwa senyawa 5. KESIMPULAN
tunggal tersebut adalah kafein serta memastikan Pada penelitian ini ini berhasil diperoleh
kemurnian isolat yang diperoleh. senyawa alkaloid kafein dengan rendemen ekstrak
Profil kromatogram UV 254 nm dan sebesar 22,3 %, dan rendemen isolat kafein
panjang gelombang maksimum 274 nm pada KLT sebesar 0.53%. Nilai Rf 0,42 dan didapatkan hasil
spektrofotodensitometri didapatkan hasil berupa korelasi (start, maks) sebesar 0,9998 dan korelasi
4 puncak. Pada profil kromatogram tersebut (maks, end) sebesar 0,999075.
terdiri dari 1 puncak tinggi yang merupakan spot
kafein, puncak pertama merupakan kromatogram 6. UCAPAN TERIMAKASIH
dari pelarut dan puncak lainnya merupakan Terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa
kromatogram dari pengotor maupun pelarut karena atas berkat rahmat beliau penulis dapat
akibat elusi yang tidak sempurna. Sedangkan pada menyelesaikan penelitian ini, serta terimakasih
pengamatan profil kromatogram UV 366 nm

61
JURNAL FARMASI UDAYANA, VOL 8, NO 1 TAHUN 2019, XX-XXX

Wilantari dkk.
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 7, No 2, Tahun 2018, 53-62

kepada semua pihak yang telah membantu Daun Tempuyung (Sonchus Arvensis Linn)
sehingga penelitian ini dapat diselesaikan. dan Uji Sitotoksik Dengan Metode BSLT
7. DAFTAR PUSTAKA
(Brine Shrimp Lethality Test). Chem info. Vol
Agustina S., Ruslan, A. Wiraningtyas. 2016. 1(1): 379 – 385.
Skrining Fitokimia Tanaman Obat Di Pusat Penelitian Teh dan Kina. (2008). Petunjuk
Kabupaten Bima. Cakra Kimia (Indonesian E- teknis pengelolaan teh (p. 109). Gambung:
Journal of Applied Chemistry). Vol. 4(1): 71-76. Pusat Penelitian Teh dan Kina.
BPOM RI. 2010. Acuan Sediaan Herbal. Volume Rohdiana, D. 2015. Teh: Proses, Karakteristik dan
Kelima, Edisi Pertama. Jakarta: BPOM RI. Komponen Fungsionalnya. Food Review
Isnindar, S. Wahyuono, S. Wadyarini dan Indonesia. Vol. 10 (1): 34-37
Yuswanto. 2016. Analisis Kandungan Simaremare, E. S. 2014. Skrining Fitokimia
Kafein Pada Ekstrak Buah Kopi Mentah Ekstrak Etanol Daun Gatal (Laportea
Dari Perkebunan Merapi Daerah Istimewa decumana (Roxb.) Wedd). Pharmacy. Vol.
Yogyakarta Menggunakan Spektrofotometri 11(01): 98-107.
Uv-Vis. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi –
Unsrat. Vol. 5 No. 2, 187-190. Simbala, H.E.I., 2009, Analisis Senyawa Alkaloid
Beberapa Jenis Tumbuhan Obat Sebagai
Matono B. dan R. T. Setiyono. 2014. Skrining Bahan Aktif Fitofarmaka, Pasific Journal, Vol.
Fitokimia Enam Genotipe Teh. J.TIDP . 1(4) : 489-494.
Vol. 1(2), 63-68.
Sukandar, E. Y., Andrajati, R., Sigit, J. I.,
Misra, H., D. Mehta, B.K. Mehta, M. Soni and Adnyana, I. K., Setiadi, A. P. & Kusnandar.
D.C. Jain. 2009. Study of Extraction and 2008. ISO Farmakoterapi. Ikatan Sarjana
HPTLC-UV Method for Estimation of Farmasi Indonesia, Jakarta.
Kafeine in Marketed Tea (Camellia sinensis)
Granules. International Journal of Green Sunardi. 2004. Diktat Kuliah cara-cara pemisahan.
Pharmacy Vol.3 Issue.1. Pp.47-51. Depok: Departemen Kimia FMIPA
Universitas Indonesia.
Mohammed, M. dan F. A. Al-Bayati. 2009.
Isolation, Identification and Purification of Susanti A.d, Ardiana D, Gumelar G.P, Bening
Caffeine frm Coffea arabica L. and Camellia Y.G. (2012). Polaritas Pelarut Sebagai
sinensis L.: A Combination Antibacterial Pertimbangan Dalam Pemilihan Pelarut Untuk
Study. International Journal of Green Pharmacy, Ekstraksi Minyak Bekatul Dari Bekatul
52-57. Varietas Ketan (Oriza sativa glatinosa).
Simposium Nasional RAPI IX FT, 8-14.
Murtaldo, Y., D. Kusrini, E. Fachriyah. 2013.
Isolasi, Identifikasi Senyawa Alkaloid Total

62

You might also like