Professional Documents
Culture Documents
17 %
SIMILARIT Y INDEX
13%
INT ERNET SOURCES
4%
PUBLICAT IONS
12%
ST UDENT PAPERS
PRIMARY SOURCES
id.scribd.com
1 Int ernet Source 1%
Submitted to Universitas Muhammadiyah
2
Surakarta
1%
St udent Paper
Submitted to iGroup
13 St udent Paper <1%
Submitted to Universitas Jenderal Soedirman
14 St udent Paper <1%
Submitted to Universitas Indonesia
15 St udent Paper <1%
Submitted to Syiah Kuala University
16 St udent Paper <1%
ejournal.unsrat.ac.id
Int ernet Source
17
<1%
es.scribd.com
18 Int ernet Source <1%
ejournal.unud.ac.id
19 Int ernet Source <1%
bpptk.lipi.go.id
20 Int ernet Source <1%
Submitted to Politeknik Negeri Bandung
21 St udent Paper <1%
journal.unusida.ac.id
22 Int ernet Source <1%
Submitted to Universitas Sebelas Maret
23 St udent Paper <1%
Submitted to Universitas Brawijaya
24 St udent Paper <1%
repository.usu.ac.id
25 Int ernet Source <1%
repositori.uin-alauddin.ac.id
26 Int ernet Source <1%
Submitted to Universitas Diponegoro
27 St udent Paper <1%
clicandoaquicaxiasdosul.blogspot.com
28 Int ernet Source <1%
icelely01.blogspot.com
29 Int ernet Source <1%
edoc.site
30 Int ernet Source <1%
www.slideshare.net
31 Int ernet Source <1%
Suprijanto, A. Rakhmawati, E. Yuliastuti.
32
"Compact computer vision for black tea quality
<1%
evaluation based on the black tea particles",
2011 2nd International Conference on
Instrumentation Control and Automation, 2011
Publicat ion
ayukid.blogspot.com
33 Int ernet Source <1%
text-id.123dok.com
34 Int ernet Source <1%
Submitted to Udayana University
35 St udent Paper <1%
ar.scribd.com
36 Int ernet Source <1%
edyraguapo.blogspot.com
37 Int ernet Source <1%
jurnal.unpad.ac.id
38 Int ernet Source <1%
Erdiansyah Rezamela, Salwa Lubnan
39
Dalimoenthe. "The influence of El-Nino on
<1%
microclimate change and soil water content in
Gambung tea plantation", Jurnal Penelitian Teh
dan Kina, 2016
Publicat ion
VOLUME VII
NOMOR 2
HALAMAN 40-83
EDISI DESEMBER 2018
DESKRIPSI
Jurnal Farmasi Udayana merupakan jurnal elektronik yang dikelola oleh PS
Farmasi FMIPA Udayana. Jurnal ini yang merupakan media publikasi penelitian
dan review article pada semua aspek ilmu farmasi yang bersifat inovatif, kreatif,
original dan didasarkan pada scientific. Artikel yang dimuat dalam jurnal ini
meliputi penemuan obat, sistem penghantaran obat serta pengembangan obat.
Jurnal ini memuat bidang khusus di farmasi seperti kimia medisinal, farmakologi,
farmakokinetika, farmakodinamika, analisis farmasi, sistem penghantaran obat,
teknologi farmasi, bioteknolofi farmasi, obat herbal dan komponen aktif tanaman
serta evaluasi klinik obat.
PEMBACA
Ilmuwan di bidang kimia medisinal, farmasetika dan biofarmasetika, farmakologi,
kimia analisis, farmakologi klinik, mikrobiologi, bioteknologi, kimia dan statistika
PENDAHULUAN
Naskah yang diajukan ke jurnal harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: (1)
topik artikel akan melewati proses review terlebih dahulu oleh editor, dan (2)
artikel belum dipublikasikan atau akan dipublikasikan seluruhnya atau sebagian di
jurnal lain atau media publikasi yang lain.
Tipe artikel
Review article
Naskah review article harus memuat: judul, abstrak dan kata kunci (3-6 kata),
pendahuluan, pembahasan khusus oleh penulis, kesimpulan, ucapan terima kasih,
daftar pustaka, gambar dan tabel. Tiap pokok bahasan dari pendahuluan sampai
kesimpulan harus diberi nomor. Sub pokok bahasan juga harus dinomori dengan
1.1., 1.2., 1.3., dan seterusnya. Setiap halaman harus diberi nomor dan judul harus
diberi halaman 1.
Conflict of interest
Semua penulis wajib menghindari terjadinya Conflict of interest yang meliputi
pembiayaan atau hubungan dengan orang lain atau badan paling lama tiga tahun
sebelum pengajuan artikel ke jurnal yang dapat mempengaruhi secara langsung
maupun tidak langsung penelitian yang bersangkutan
Contoh hal yang potensial menyebabkan Conflict of interest antara lain pekerja,
konsultan, kepemilikan bahan, honor, pengajuan registrasi/paten, hibah atau
sumber dana yang lain.
Verifikasi Artikel
Artikel yang diajukan ke Jurnal Farmasi Udayana belum pernah dipublikasikan
sebelumnya (kecuali dalam bentuk abstrak atau sebagai bagian dari skripsi), tidak
dalam posisi akan diterbitkan pada jurnal lain, artikel telah mendapat persetujuan
semua penulis yang tercantum di dalam artikel yang bersangkutan dan secara
eksplisit telah mendapat persetujuan dari tempat dimana penulis melakukan
penelitian dan jika diterima, artikel tidak dipublikasikan di tempat lain dalam
bentuk yang sama dalam bahasa Indonesia atau bahasa lainnya untuk menghindari
plagiarisme
Konstribusi
Semua penulis harus berpartisipasi di dalam penelitian dan atau penyipan naskah,
sehingga fungsi dari masing-masing penulis harus didefinisikan.
Perubahan penulis
Pada jurnal ini dimungkingkan untuk menambahkan, pengurangi, mengubah
urutan penulis untuk naskah yang diterima. Hal-hal yang perlu dilakukan antara
lain: membuat permintaan untuk dapat menambahkan, mengurangi atau
mengubah urutan penulis kepada pengelola jurnal yang diajukan oleh
corresponding author yang dicantumkan di dalam naskah yang diajukan dan
meliputi: (a) alasan mengapa nama penulis harus ditambahkan, dikurangi atau
diubah susunannya (b) konfirmasi tertulis (e-mail, fax, surat) dari semua penulis
yang menyatakan persetujuan dengan perubahan tersebut di atas
Bahasa
Penulisan menggunakan bahasa Indonesia sesuai ejaan yang disempurnakan.
PERSIAPAN
Penggunaan program miscrosoft word. File dibuat dalam format asli
menggunakan program miscrosoft word. Teks harus dibuat dalam format satu
kolom, huruf font Times new roman 11, 1 spasi, ditulis dalam kertas ukuran A4.
Struktur Artikel
Sub pokok bahasan-penomoran
Artikel dibagi menjadi pokok bahasan dengan penomoran yang jelas. Sub pokok
bahasan harus diberi nomor 1.1 (kemudian 1.1.1, 1.1.2,...), 1.2 dan seterusnya.
Abstrak tidak dimasukkan dalam sistem penomoran.
Pendahuluan
Nyatakan tujuan dan landasan penelitian, hindari tinjauan pustaka yang terperinci
atau kesimpulan dari hasil penelitian
Hasil
Pengungkapan hasil harus jelas dan ringkas
Pembahasan
Bagian ini harus merupakan kajian mendalam dari hasil penelitian, jangan
mengulang pengungkapan hasil. Hindari kutipan dan pembahasan yang
berlebihan dari penelitian sebelumnya
Appendik
Jika apendik lebih dari satu maka harus dibuat sebagai A, B dan seterusnya.
Persamaan matematika harus diberi nomor terpisah: Pers. (A.1), Pers. (A.2) dan
seterusnya. Hal yang sama juga berlaku untuk tabel dan gambar: Tabel A.1;
Gambar. A.1
Alamat korespondensi
Tunjukkan dengan jelas siapa yang bertanggung jawab terhadap korespondensi
semua tahap dari pengajuan, revisi, publikasi maupun sampai pasca publikasi.
Cantumkan nomor telepon disamping alamat email, kode pos. Kontak terperinci
harus tetap diperbaharui oleh korespondensi penulis
Alamat penulis
Jika alamat penulis berbeda dibandingkan dengan tempat penelitian semula, maka
alamat terbaru atau tetap penulis sebagai catatan kaki dari nama penulis. Alamat
dimana penelitian semula dilakukan oleh penulis tetap digunakan sebagai alamat
utama. Penulisan catatan kaki untuk alamat terbaru maupun alamat tetap
menggunakan supercrip dengan penomoran Arabic
Abstrak
Dibutuhkan abstrak yang jelas, ringkas dan sesuai fakta penelitian. Abstrak harus
menunjukan tujuan penelitian secara tegas, hasil yang penting dan kesimpulan
umum. Untuk memenuhi persyaratan abstrak ini, disarankan untuk tidak
menyertakan tinjauan pustaka, tetapi jika sangat diperlukan wajib mengutip nama
penulis dan tahun. Disamping itu dihindari pencantuman singkatan yang tidak
umum tetapi jika sangat diperlukan maka harus dijelaskan pada awal abstrak itu
sendiri
Kata kunci
Kata kunci maksimal 6 kata diletakkan langsung di bawah abstrak, hindari
penggunaan frase dan penghubung (dan, dari dan sebagainya)
Singkatan
Deskripsikan singkatan yang tidak umum sebagai catatan kaki pada halaman
pertama artikel. Singkatan yang menjadi keharusan untuk diungkapkan pada
abstrak diwajibkan didefinisikan pada bagian sebelum singkatan tersebut ditulis.
Penulisan singkatan harus konsisten pada seluruh artikel.
Unit
Gunakan satuan internasional (SI). Jika satuan diungkapkan dalam unit yang
berbeda, sebaikknya diungkapkan kesetaraan dengan SI
Tabel
Penomoran tabel diurut berdasarkan urutan munculnya di dalam artikel. Tabel
dibuat dengan tiga garis horisontal, hindari penggunaan garis vertikal dan data
yang diungkapkan di dalam tabel tidak diungkapkan berulang pada bagian lain
dari artikel
Daftar pustaka
Pastikan daftar pustaka tercantum di dalam artikel. Hasil yang belum
dipublikasikan dan personal communication tidak direkomendasikan dimasukkan
di dalam daftar pustaka. Pustaka yang ditandai dengan In Press menunjukan
bahwa artikel tersebut telah disetujui untuk dipublikasikan dan dapat digunakan
sebagai sumber pustaka. Penulisan pustaka mengikuti aturan penulisan pustakan
jurnal ini.
Penulisan buku
INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2018
Vol 7 No 2
v
Penulis, A.A., Penulis, B.B., & Penulis, C.C. (tahun terbit). judul buku: sub judul.
(Edisi [jika bukan edisi pertama}). tempat terbit: penerbit
Contoh:
Buku dengan satu penulis
Nama penulis (tanpa singkatan). (tahun terbit). judul buku. Tempat terbit: penerbit
Reynords Hadi. (2000). Black pioners. Ringwood,Vic: Penguin
Artikel jurnal
Penulis, singkatan nama penulis. (tahun terbit). judul artikel. singkatan jurnal,
volume (issue), halaman
Skipsi/Tesis/Disertasi
Nama penulis, singkatan nama penulis. (tahun terbit). judul. skrispi/tesis/disertasi.
Universitas, kota
Submission checklist
Daftar isian di bawah ini dapat digunakan untuk memudahkan pemeriksaan akhir
sebelum artikel dikaji oleh editor.
Satu orang penulis ditunjuk sebagai corresponding author:
alamat email
kode pos
nomor telepon atau fax
Semua file yang dibutuhkan telah diupload
hal
Halaman Judul …………………………………………………………………………........... i
Petunjuk Penulisan .............................................................................................................. ii
Daftar Isi ………………………………………………………………………….....………........ viii
1 Optimasi Konsentrasi Setil Alkohol Sebagai Agen Pengental Pada Formula Krim Ekstrak
Rimpang Kunyit (Curcuma domestica)................................................................................................ 40
2 Optimasi Konsentrasi Polivinil Pirolidon (PVP) Sebagai Bahan Pengikat Tehadap Sifat Fisik
Tablet Ekstrak Etanol Rimpang Bangle (Zingiber cassumunar Roxb).............................................. 45
3 Isolasi Kafein Dengan Metode Sublimasi Dari Dengan Fraksi Etil Asetat Serbuk Daun Camelia
sinensis..................................................................................................................................... 53
4 Pengaruh Ekstrak Buah Terung Belanda (Solanum betaceum Cav.) Terhadap Kadar Gula
Darah Mencit Jantan Galur Balb/C yang Diinduksi Aloksan............................................................ 63
5 Pemisahan, Isolasi, dan Identifikasi Senyawa Saponin Dari Herba Pegagan (Centella asiatica
L. Urban).................................................................................................................................................. 68
6 Perbandingan Pengaruh Lama Pengeringan Terhadap Rendemen Minyak Atsiri Kulit Jeruk
Manis (Citrus sinensis) dengan Destilasi Uap dan Identifikasi Linalool dengan KLT-
77
Spektrofotodensitometri........................................................................................................................
Wilantari dkk.
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 7, No 2, Tahun 2018, 53-62
Isolasi Kafein Dengan Metode Sublimasi dari Fraksi Etil Asetat Serbuk Daun
Teh Hitam (Camelia sinensis)
P. D. Wilantari1, N. R. A. Putri1, D. G. P. Putra1, I. G. A. A. K. Nugraha1, Syawalistianah1, Prawitasari, D.N.D1.,
P. O. Samirana1
1Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Badung,
80361
E-mail: dessywilantari@gmail.com
ABSTRAK
Kafein memiliki efek farmakologis yaitu sebagai stimulan dari sistem saraf pusat dan
metabolisme, digunakan secara baik untuk pengobatan dalam mengurangi keletihan fisik dan juga dapat
meningkatkan tingkat kewaspadaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil identifikasi dan
profil kromatografi senyawa kafein yang diisolasi dari fraksi etil asetat serbuk daun teh hitam (Camelia
sinensis) dengan metode sublimasi. Pemilihan sampel tanaman teh hitam berdasarkan atas pertimbangan
kandungan kafein teh yang lebih tinggi (2-5% dari berat kering) dibandingkan dengan kafein yang
terkandung dalam biji kopi (3% dari berat kering). Pemisahan kafein dari daun Camelia sinensis dilakukan
dengan ekstraksi menggunakan metode dekokta, fraksinasi dengan etil asetat, dan subfraksinasi dengan
metode sublimasi. Proses ekstraksi menghasilkan rendemen ekstrak sebesar 22,3 %, dan dari
keseluruhan proses didapatkan rendemen isolate kafein sebesar 0.53%. Identifikasi dan uji kemurnian
dilakukan dengan KLT spektrofotodensitometri dengan fase diam plat aluminium silica gel GF254 dan
fase gerak etil asetat : metanol (97:3) didapatkan nilai Rf 0,42 dan didapatkan hasil korelasi (start, maks)
sebesar 0,9998 dan korelasi (maks, end) sebesar 0,999075.
Kata kunci: Teh (Camelia sinensis), kafein, fraksinasi, sublimasi, KLT spektrofotodensitometri
ABSTRACT
Caffeine has pharmacological effects as a stimulant from the central nervous system and
metabolism, is used well for treatment to reduce physical fatigue and can also increase alertness. This
study aims to determine the results of identification and chromatographic profile of caffeine
compounds isolated from ethyl acetate fraction of black tea leaf powder (Camellia sinensis) by
sublimation method. The selection of black tea plants is based on consideration of higher caffeine of
tea (2-5% of dry weight) than in coffee beans (3% of dry weight). The separation of caffeine from
Camelia sinensis leaves was carried out by extraction using the decocta method, fractionation with ethyl
acetate, and subfractination using the sublimation method. The extraction process produced extract
yields of 22.3%, and from the whole process the yield of caffeine isolates was 0.53%. Identification and
purity tests were carried out by TLC-spectrophotodensitometry with the stationary phase of aluminum
silica gel GF254 plate and the mobile phase of ethyl acetate: methanol (97: 3) obtained Rf value of 0.42
and the correlation results (start, max) of 0.9998 and correlation (max, end) of 0.999075.
Keywords: Tea (Camellia sinensis), caffeine, fractination, sublimation, TLC- spectrophotodensitometry
53
JURNAL FARMASI UDAYANA, VOL 8, NO 1 TAHUN 2019, XX-XXX
Wilantari dkk.
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 7, No 2, Tahun 2018, 53-62
54
JURNAL FARMASI UDAYANA, VOL 8, NO 1 TAHUN 2019, XX-XXX
Wilantari dkk.
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 7, No 2, Tahun 2018, 53-62
55
JURNAL FARMASI UDAYANA, VOL 8, NO 1 TAHUN 2019, XX-XXX
Wilantari dkk.
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 7, No 2, Tahun 2018, 53-62
56
JURNAL FARMASI UDAYANA, VOL 8, NO 1 TAHUN 2019, XX-XXX
Wilantari dkk.
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 7, No 2, Tahun 2018, 53-62
A B C D
57
JURNAL FARMASI UDAYANA, VOL 8, NO 1 TAHUN 2019, XX-XXX
Wilantari dkk.
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 7, No 2, Tahun 2018, 53-62
KLT Spektrofotodensitometri
A B C
Gambar 6. Hasil Pengamatan pada Plat KLT UV 254 nm (A), UV 366 nm (B), dan Sinar Tampak (C);
pada plat KLT menunjukan adanya spot kafein (a) dan fluoresensi dari pelarut (b)
A B
Gambar 7. Profil Kromatogram UV 274 nm (A), UV 254 nm (B), dan 366 nm (C)
58
JURNAL FARMASI UDAYANA, VOL 8, NO 1 TAHUN 2019, XX-XXX
Wilantari dkk.
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 7, No 2, Tahun 2018, 53-62
A B
Gambar 8. Spektra kafein pada pustaka (Mirsa et al., 2009)(a); spektrum kafein pada praktikum
(b).
Gambar 9. Spektrum dari spot kafein pada start poin dengan peak maksimum dan peak maksimum
dengan end poin peak spot kafein
4. PEMBAHASAN jumlah senyawa yang akan terekstrak. Semakin
Tahap ekstraksi menggunakan air sebagai kecil ukuran partikel simplisia yang diekstrak, luas
pelarut didasarkan atas persentase rendemen yang permukaan kontak dengan pelarut semakin besar
dihasilkan lebih tinggi dibandingkan pelarut lain. sehingga senyawa yang kepolarannya sama dengan
Metode dekokta dipilih karena beberapa pelarut lebih optimal terekstrak atau tertarik
keuntungan yaitu pelarut yang digunakan murah, (Maulida dan Guntarti, 2015). Dengan metode ini,
proses cepat, dan sederhana (BPOM RI, 2010). perolehan rendemen ekstrak kental yang didapat
Sampel yang digunakan berupa serbuk yang adalah 22,3%.
bertujuan untuk memperluas bidang kontak Tujuan dari penambahan larutan asam pada
antara sampel dan pelarut ekstraksi. Pengecilan larutan uji ketika melakukan skrining fitokimia
ukuran partikel simplisia berpengaruh terhadap adalah untuk membuat suasana bersifat asam dan
59
JURNAL FARMASI UDAYANA, VOL 8, NO 1 TAHUN 2019, XX-XXX
Wilantari dkk.
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 7, No 2, Tahun 2018, 53-62
mengubah seluruh bentuk alkaloid menjadi air (polar) dan pelarut organik (semi polar). Kafein
bentuk garam sehingga apabila diberikan pereaksi memiliki kepolaran yang mendekati pelarut
warna dapat bereaksi dengan garam alkaloid pada organik, sehingga akan lebih larut dalam pelarut
larutan uji (Dewi dkk., 2013). Hasil positif organik dibandingkan dengan air. Faktor lain yang
ditunjukkan pada penambahan pereaksi mempengaruhi kepolaran pelarut adalah semakin
Dragendorff dan Wagner. Hasil positif uji alkaloid besar nilai konstanta dielektrik suatu pelarut maka
pada pereaksi Wagner ditandai dengan semakin polar pelarut tersebut. Pelarut etil asetat
terbentuknya endapan coklat merah. Sama seperti memiliki nilai konstanta dielektrik yang lebih
pada reaksi alkaloid dengan pereaksi Mayer, pada tinggi dibandingkan pelarut kloroform yaitu 6.0
perekasi wagner ini juga terjadi endapan kalium- sehingga etil asetat memiliki sifat lebih polar
alkaloid akibat dari adanya ion logam K+ yang dibandingkan pelarut kloroform dan dapat
membentuk ikatan kovalen koordinat dengan melarutkan kafein lebih banyak. Selain itu etil
nitrogen pada alkaloid. Namun, hasil yang asetat juga memiliki sifat yang tidak toksik.
diperoleh pada skrining fitokimia dengan pereaksi Karena BJ air sebesar 1 g/ml, sedangkan BJ etil
Mayer adalah larutan berwarna kuning muda asetat adalah 0,8 g/ml sehingga lapisan terbawah
tanpa endapan putih yang menunjukkan bahwa adalah fase air (Soraya N., 2008).
ekstrak negatif mengandung alkaloid. Hasil positif Hasil yang diperoleh pada tahap identifikasi
alkaloid dengan uji Dragendorff ditandai dengan dengan KLT fraksinasi ini adalah adanya spot
terbentuknya endapan coklat muda sampai berwarna coklat muda pada sampel kristal kafein,
kuning. Endapan tersebut adalah kalium alkaloid. fase etil asetat dan fase air yang berwarna coklat.
Pada pembuatan pereaksi Dragendorff, bismut Rf yang diperoleh masing-masing sebesar 0,57;
nitrat dilarutkan dalam HCl agar tidak terjadi 0,57; 0,58. Berdasarkan nilai Rf yang didapat,
reaksi hidrolisis karena garam-garam bismut diketahui sampel mengandung kafein karena hasil
mudah terhidrolisis membentuk ion bismutil Rf sesuai atau mendekati Rf dari standar kristal
(BiO+). kafein yang juga ditotolkan.
Ekstrak air yang diperoleh dari hasil Proses subfraksinasi dilakukan untuk
ekstraksi sebelumnya diambil kemudian memisahkan senyawa kafein dari pengotor
ditambahkan NaCl. Penambahan NaCl berfungsi sehingga diperoleh isolat kafein yang lebih murni.
untuk menaikan polaritas air yang berarti Metode subfraksinasi dilakukan dengan proses
menurunkan kelarutannya dalam pelarut organik. kristalisasi sublimasi untuk memperoleh kristal
Selain itu, dalam ekstrak air yang diperoleh tidak kafein secara langsung dan selektif untuk
hanya mengandung kafein tetapi terdapat pula memisahkan kafein dari pengotornya dalam
senyawa lain yang ikut terekstraksi terutama ekstrak padat atau crude extract. Pada prosesnya
senyawa tanin. Karena tanin merupakan senyawa digunakan cawan porselen yang berisikan ekstrak
fenolik yang bersifat asam maka senyawa tanin ini padat yang ditutup dengan kertas saring yang
diubah dahulu menjadi garam dengan mana kertas saring ini berfungsi untuk menyaring
menggunakan Ca(OH)2 yang bersifat basa uap yang terbentuk sehingga pengotor-pengotor
sekaligus mengubah bentuk alkaloid kafein tidak ikut naik menuju kondensor dan kristal yang
seluruhnya menjadi alkaloid basa. Dengan dihasilkan merupakan kristal kafein yang berwarna
mengubah tanin menjadi garamnya maka tanin putih bersih. Corong kaca yang digunakan
akan berubah menjadi anion fenolik yang larut diletakkan dalam posisi terbalik dan pada bagian
dalam air namun tidak larut dalam etil asetat. ujung ditutup dengan tissue basah untuk mencegah
Penggunaan pelarut etil asetat bertujuan uap keluar dari alat sublimasi. Dinding corong
untuk memisahkan komponen kafein dari filtrat. kaca juga diselimuti dengan tissue yang basah
Kafein merupakan senyawa polar yang larut dalam untuk menjaga kondisi di dalam corong seperti
60
JURNAL FARMASI UDAYANA, VOL 8, NO 1 TAHUN 2019, XX-XXX
Wilantari dkk.
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 7, No 2, Tahun 2018, 53-62
kondensor, sehingga dengan adanya proses tidak terdapat puncak dari kromatogram spot
pendinginan ini maka uap akan berubah wujud analit, hanya terdapat 2 puncak yang merupakan
menjadi padatan dalam bentuk kristal (Sunardi, kromatogram dari pelarut atau pengotor. Deteksi
2004). kemudian dilanjutkan dengan melakukan scanning
Penggunaan hotplate ialah sebagai pemanas plat pada spektrofotodensitometer pada panjang
yang mana diatur suhunya sebesar 250°C. gelombang maksimum kafein sebesar 274 nm dan
Pemanasan ini bertujuan untuk mengubah bentuk pada rentang panjang gelombang 200-400 nm
padat dari ekstrak menjadi bentuk uap dan akan sehingga didapatkan data berupa spektrum dari
berubah bentuk menjadi padat apabila kafein dan dibandingkan dengan pustaka.
didinginkan. Pemanasan dilakukan pada suhu Berdasarkan hasil spektra pada praktikum
250°C untuk dapat menguapkan kafein karena menunjukan hasil yang sesuai dengan kafein pada
kafein memiliki titik didih sebesar 178°C dan pada pustaka jika dibandingkan sesuai pada gambar
suhu tersebut diharapkan yang dapat menguap Kemudian dilakukan scanning pada panjang
hanya senyawa kafein sehingga akan diperoleh gelombang maksimum tersebut sehingga
kristal kafein. Bobot kristal kafein yang diperoleh diperoleh nilai Rf kafein sebesar 0,42. Hasil yang
yaitu sebanyak 3,18 gr dari 600 gr serbuk teh dan diperoleh tersebut, apabila dibandingkan dengan
rendemen kristal kafein yang diperoleh sebesar penelitian Mirsa et al. (2009) maka Rf yang
0,53%. diperoleh dari kafein isolasi selama praktikum
Identifikasi hasil subfraksinasi dilakukan menunjukkan hasil mendekati dengan pustaka
dengan metode KLT dua dimensi untuk sebesar 0,39. Hal ini menandakan bahwa senyawa
memastikan bahwa kristal yang diperoleh yang diperoleh merupakan senyawa alkaloid
merupakan kristal kafein murni, yang mana pada kafein. Selain itu, dilakukan juga uji kemurnian
proses ini diharapkan hanya diperoleh satu spot kafein dengan melihat korelasi pada puncak spot
setelah dilakukan elusi dari dua arah dengan kafein. Korelasi puncak dari spot kafein
campuran fase gerak yang berbeda. dibandingkan pada start point peak kafein dengan
Proses elusi plat KLT dilakukan sebanyak puncak maksimum dari spot kafein dan peak
dua kali dengan arah yang berbeda (dua dimensi) maksimum dari spot kafein dengan end poin peak
dan menggunakan pelarut yang berbeda diperoleh spot kafein. Sehingga didapatkan hasil korelasi
nilai Rf 0,3125 dan hanya terbentuk satu spot. Hal (start, maks) sebesar 0,9998 dan korelasi (maks, end)
ini menunjukkan bahwa isolat yang diperoleh sebesar 0,999075. Hal ini menunjukan bahwa spot
merupakan isolat tunggal karena tidak terdapat kafein yang didapatkan bebas pengotor karena
spot lain, namun dapat pula dilakukan identifikasi korelasi yang didapatkan mendekati 1.
lebih lanjut untuk memastikan bahwa senyawa 5. KESIMPULAN
tunggal tersebut adalah kafein serta memastikan Pada penelitian ini ini berhasil diperoleh
kemurnian isolat yang diperoleh. senyawa alkaloid kafein dengan rendemen ekstrak
Profil kromatogram UV 254 nm dan sebesar 22,3 %, dan rendemen isolat kafein
panjang gelombang maksimum 274 nm pada KLT sebesar 0.53%. Nilai Rf 0,42 dan didapatkan hasil
spektrofotodensitometri didapatkan hasil berupa korelasi (start, maks) sebesar 0,9998 dan korelasi
4 puncak. Pada profil kromatogram tersebut (maks, end) sebesar 0,999075.
terdiri dari 1 puncak tinggi yang merupakan spot
kafein, puncak pertama merupakan kromatogram 6. UCAPAN TERIMAKASIH
dari pelarut dan puncak lainnya merupakan Terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa
kromatogram dari pengotor maupun pelarut karena atas berkat rahmat beliau penulis dapat
akibat elusi yang tidak sempurna. Sedangkan pada menyelesaikan penelitian ini, serta terimakasih
pengamatan profil kromatogram UV 366 nm
61
JURNAL FARMASI UDAYANA, VOL 8, NO 1 TAHUN 2019, XX-XXX
Wilantari dkk.
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 7, No 2, Tahun 2018, 53-62
kepada semua pihak yang telah membantu Daun Tempuyung (Sonchus Arvensis Linn)
sehingga penelitian ini dapat diselesaikan. dan Uji Sitotoksik Dengan Metode BSLT
7. DAFTAR PUSTAKA
(Brine Shrimp Lethality Test). Chem info. Vol
Agustina S., Ruslan, A. Wiraningtyas. 2016. 1(1): 379 – 385.
Skrining Fitokimia Tanaman Obat Di Pusat Penelitian Teh dan Kina. (2008). Petunjuk
Kabupaten Bima. Cakra Kimia (Indonesian E- teknis pengelolaan teh (p. 109). Gambung:
Journal of Applied Chemistry). Vol. 4(1): 71-76. Pusat Penelitian Teh dan Kina.
BPOM RI. 2010. Acuan Sediaan Herbal. Volume Rohdiana, D. 2015. Teh: Proses, Karakteristik dan
Kelima, Edisi Pertama. Jakarta: BPOM RI. Komponen Fungsionalnya. Food Review
Isnindar, S. Wahyuono, S. Wadyarini dan Indonesia. Vol. 10 (1): 34-37
Yuswanto. 2016. Analisis Kandungan Simaremare, E. S. 2014. Skrining Fitokimia
Kafein Pada Ekstrak Buah Kopi Mentah Ekstrak Etanol Daun Gatal (Laportea
Dari Perkebunan Merapi Daerah Istimewa decumana (Roxb.) Wedd). Pharmacy. Vol.
Yogyakarta Menggunakan Spektrofotometri 11(01): 98-107.
Uv-Vis. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi –
Unsrat. Vol. 5 No. 2, 187-190. Simbala, H.E.I., 2009, Analisis Senyawa Alkaloid
Beberapa Jenis Tumbuhan Obat Sebagai
Matono B. dan R. T. Setiyono. 2014. Skrining Bahan Aktif Fitofarmaka, Pasific Journal, Vol.
Fitokimia Enam Genotipe Teh. J.TIDP . 1(4) : 489-494.
Vol. 1(2), 63-68.
Sukandar, E. Y., Andrajati, R., Sigit, J. I.,
Misra, H., D. Mehta, B.K. Mehta, M. Soni and Adnyana, I. K., Setiadi, A. P. & Kusnandar.
D.C. Jain. 2009. Study of Extraction and 2008. ISO Farmakoterapi. Ikatan Sarjana
HPTLC-UV Method for Estimation of Farmasi Indonesia, Jakarta.
Kafeine in Marketed Tea (Camellia sinensis)
Granules. International Journal of Green Sunardi. 2004. Diktat Kuliah cara-cara pemisahan.
Pharmacy Vol.3 Issue.1. Pp.47-51. Depok: Departemen Kimia FMIPA
Universitas Indonesia.
Mohammed, M. dan F. A. Al-Bayati. 2009.
Isolation, Identification and Purification of Susanti A.d, Ardiana D, Gumelar G.P, Bening
Caffeine frm Coffea arabica L. and Camellia Y.G. (2012). Polaritas Pelarut Sebagai
sinensis L.: A Combination Antibacterial Pertimbangan Dalam Pemilihan Pelarut Untuk
Study. International Journal of Green Pharmacy, Ekstraksi Minyak Bekatul Dari Bekatul
52-57. Varietas Ketan (Oriza sativa glatinosa).
Simposium Nasional RAPI IX FT, 8-14.
Murtaldo, Y., D. Kusrini, E. Fachriyah. 2013.
Isolasi, Identifikasi Senyawa Alkaloid Total
62