You are on page 1of 12

Jurnal Keperawatan Priority, Vol 1, No.

1, Januari 2018
ISSN 2614-4719

HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA HIPERTENSI TENTANG


STROKE DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN STROKE
DI PUSKESMAS HELVETIA MEDAN
TAHUN 2016

Hamonangan Damanik
Dosen STIKes Imelda Medan
E-mail : hamonangandamanik1@gmail.com

ABSTRACT

The quality of working life is one way to improve the performance of


nurses as it will contribute to the success of the organization and the positive
impact for the organization. The aim of this study was to determine the
relationship of the quality of working life with the performance of nurses in a
private hospital in Medan in 2015. This study is a quantitative research with cross
sectional design. The population in this study are all nurses there diruang
inpatient Imelda Hospital as many as 134 people. The amount of sample is 57
people, the type of sampling using simple random sampling method. Analysis of
data using univariate analysis, bivariate analysis with Pearson Correlation test to
analyze the relationship between the quality of working life with the performance
of nurses at Imelda Hospital Medan. The findings of the data analysis with
Pearson Correlation test obtained by value p> 0.05 (p = 0.452), which means
there is no significant relationship between the quality of working life with nurse
performance, and quality of work life factors that have a significant relationship
with performance is a factor compensation A balanced, problem solving and the
factors factor pride for the institution, while other factors have no significant
relationship with performance. Recommended to the hospital management to
continue to improve the application of the quality of work life of nurses by
performing career development, job coaching nurses, monitor and evaluate on an
ongoing basis so that the performance of nurses continues to be improved.

Keywords: Quality of Work Life, Performance, Nurse, Hospital

PENDAHULUAN orang karena penyakit lainnya yang


Hipertensi merupakan berbahanya seperti: stroke, serangan
peningkatan dari tekanan darah jantung, gagal jantung, dan gagal
systolik diatas standar. Hipertensi ginjal (Vitahealth , 2008).
termasuk penyakit dengan angka Sesuai dengan survei di
kejadian (angka prevalensi) yang Indonesia yang dilakukan dalam
cukup tinggi dan dikaitkan dengan masyarakat, telah dikumpulkan
kematian dari hampir 14 ribu pria di angka-angkanya, prevalensi
Amerika setiap tahunnya. Hipertensi hipertensi berkisar 6 – 15 % dari
ikut berperan dalam kematian ribuan seluruh penduduk di Indonesia.

73
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 1, No. 1, Januari 2018
ISSN 2614-4719
Sedangkan data dari Depertemen biasanya dapat di atasi dan kondisi
Kesehatan Sumatra Utara Tahun pasien dapat pulih kembali
2009 didapatkan 11% penduduk di sepenuhnya bahkan segala aktifitas
Medan menderita hipertensi dari dan produktifitas dapat berlangsung
angka tersebut 60% penderita seperti semula. Dengan demikian
hipertensi terkena stroke (Marliani, perawatan terhadap pasien stroke
L 2009). harus dimulai sedini mungkin.
Stroke dapat menyerang Keterlambatan akan menimbulkan
siapa saja, terutama penderita hal-hal yang kurang baik dan tidak
penyakit-penyakit kronik seperti, di ingginkan. Jenis stroke sendiri ada
hipertensi, diabetes dan juga jantung. dua macam, stroke iskemik dan
Karenanya bagi penderita penyakit- stroke hemoragik (Lumbantobing,
penyakit kronik tersebut harus selalu 2000). Gejala stroke iskemik dapat
waspadai akan datangnya serangan berupa lumpuh sebelah, mati
stroke. Penyakit-penyakit kronik sebelah, kesulitan berbahasa dan
tersebut dapat di atasi dengan cara gangguan penglihatan, vertigo,
mengurangi rokok, minuman yang penglihatan rangkap, kelumpuhan
berakohol, makanan yang total, mati rasa, gagap, dan afasia.
mengandung banyak garam, Stroke hemoragik dapat
olahraga yang teratur, jangan menyebabkan pasien lebih tampak
melakukan aktifitas fisik dan otak parah sekitarnya. Kondisi pasien
yang berlebihan, menghindari stress cepat memburuk dari pada stroke
, depresi serta harus dapat iskemik, disertai dengan sakit kepala
mengontrol emosi, menerapkan pola yang berat kesadaran yang
dan gaya hidup yang teratur dan terganggu, mual dan muntah.
selaras dengan ajaran agama, serta Pada pasien stroke
rutin berkonsultasi dengan dokter kelumpuhan pada anggota gerak
(Pinzon, 2010). badan dapat mencapai sekitar 50-80
Gejala stroke tidak selalu %, sendangkan gangguan system
muncul pada kondisi yang berat, rasa terjadi sekitar 25 % yang berupa
serangan stroke yang ringan bisa kesemutan, baal, nyeri pada sisi
ditangani dengan tepat dan cepat , maupun pada seluruh tubuh. Kondisi

74
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 1, No. 1, Januari 2018
ISSN 2614-4719
demikian harus benar-benar kesadaran mau mempernbaiki
dipahami oleh masyarakt dalam kebiasaan yang mengundang
melakukan perilaku pencegahan munculnya stroke ini (terutama bagi
stroke. yang beresiko tinggi).
Usaha pencegahan serangan Perilaku pencegahan
stroke adalah menyingkirkan factor masyarakat akan stroke di wilayah
resiko (konsumsi alcohol, rokok, dan kerja Puskesmas Helvetia Medan
lain-lain), terutama bagi mereka sangat di pengaruhi oleh tingkat
yang memiliki tekanan darah tinggi, pengetahuan masyarakat yang
penyaikt jantung trasien iskemik sebagian besar masih kurang
(gangguan pasokan darah sesaat), mengenal stroke. Pada observasi
diabetes meletus, kolestrol darah yang di lakukan oleh peneliti
tinggi dan kebiasaan riwayat sebanyak 5 orang tidak tahu
keluarga atau keturunan, usia, jenis bagaimana perilaku pencegahan
kelamin (pria beresiko) dan rasa. Hal stroke. Proses terjadinya
ini masalah usaha pencegahan lebih pengetahuan menjadi masalah
di utamakan dari pada pengobatan mendasar dalam usaha upaya
dengan menjahui faktor resiko pencegahan stroke. Kurangnya
sehingga melakukan prilaku pengetahuan masyarakat tentang
pencegahan stroke. stroke di wilayah kerja Puskesmas
Penanganan stroke harus Helvetia Medan akan dapat
ditangani dengan tuntas meskipun mempengaruhi oleh prilaku
memerlukan biaya yang besar. Bila pencegahan stroke yang diakibatkan
pasien stroke ditangani dengan oleh merokok, minum alkohol,
segera yaitu dalam waktu 60 menit makan garam banyak, makanan
setelah terkena stroke (the golden berlemak, dan tidak mengontrol
moment) peluang untuk sembuh emosi. Karma itu, upaya untuk
tanpa cacat cukup besar. Dengan membentuk prilaku pencegahan
perilaku pencegahan stroke, orang terhadap stroke pada pencegahan
dapat menyadari risiko yang akan di hendaknya dilakukan.
alaminya. Resiko yang akan di Data yang didapati peneliti,
alaminya dan dengan penuh sekitar 599 orang menderita

75
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 1, No. 1, Januari 2018
ISSN 2614-4719
hipertensi di wilayah Puskesmas Helvetia Medan selama periode
Medan Helvetia selama Desember waktu penelitian. Dengan jumlah
2016 dan penderita stroke yang pasien rata-rata perbulannya
disebabkan oleh hipertensi adalah sebanyak 599 orang.
sekitar 100 pasien. Klien yang Pengambilan data dilakukan
menderita stroke berat sebanyak 30 menggunakan kuesioner. Analisis
orang, sedang 34 orang, dan ringan data menggunakan analisis univariat,
36 orang. Berdasarkan data tersebut dan analisis bivariat dengan uji chi
dapat disimpulkan bahwa pasien square.
yang menderita hipertensi
mempunyai faktor resiko terkena HASIL PENELITIAN
Identitas Responden
stroke. Serangan stroke dapat terjadi
Tabel 1
tiba-tiba, umumnya karena pasien Distribusi Frekuensi Karakteristik
Responden Di Puskesmas Helvetia
tidak mengetahui gejala terjadinya
Medan 2016 (n=35)
serangan stroke dan tidak melakukan No Karakteristik Responden f %
upaya yang tepat untuk mengurangi 1 Usia <35 tahun 1 2,9
36-40 tahun 11 31,4
stroke. Upaya mengurangi stroke
41-65 tahun 23 65,7
dapat dilakukan dengan olah raga Total 35 100
2 Pendidikan SMP 12 34,4
secara teratur, diet teratur, perubahan SMA 23 65,7
pola hidup. Agar seorang dapat Total 35 100
3 Pekerjaan Tidak bekerja 7 20,0
mengurangi serangan stroke Wiraswasta 12 34,3
diperlukan pengetahuan yang cukup Karyawan 6 17,1
PNS 10 28,6
dan perawatan hipertensi.
Total 35 100
Dari tabel 1 diatas dapat
METODOLOGI PENELITIAN diketahui bahwausia responden
Penelitian ini merupakan mayoritas 41-65 tahun yaitu 65,7 %,
penelitian kuantitatif dengan desain menurut pendidikan responden
diskriptif korelatif dengan mayoritas SMA yaitu 65,7%,
pendekatan cross sectional. menurut pekerjaan responden
Populasi dalam penelitian ini mayoritas wiraswasta yaitu 34,3 %
adalah pasien yang menderita dan jenis kelamin responden
hipertensi di Wilayah Puskesmas mayoritas perempuan yaitu 51,4 %.

76
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 1, No. 1, Januari 2018
ISSN 2614-4719
Analisis Univariat Berdasarkan tabel 4 diatas
Tabel 2
dapat diketahui bahwa evaluasi
Distribusi Frekuensi Pemahaman
Responden Tentang Stroke di responden tentang stroke di
Puskesmas Helvetia Medan 2016
Puskesmas Helvetia Medan
(n=35)
No
Pemahaman
f %
mayoritas kurang yaitu 77,1%.
Responden
1 Baik 4 11,4 Tabel 5
2 Cukup 6 17,1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan
3 Kurang 25 71,4 Responden tentang Stroke di
Total 35 100 Puskesmas Helvetia Medan 2016
Berdasarkan tabel 2 diatas (n=35)
Pengetahuan
dapat diketahui bahwa pemahaman No f %
Responden
responden tentang stroke di 1 Baik 6 17,1
2 Cukup 5 14,3
Puskesmas Helvetia Medan 3 Kurang 24 68,6
Total 35 100
mayoritas kurang yaitu 71,4%.
Berdasarkan tabel 5 diatas
Tabel 3
dapat diketahui bahwa pengetahuan
Distribusi Frekuensi Aplikasi
Responden Tentang Pencegahan responden tentang stroke di
Stroke di Puskesmas Helvetia
Puskesmas Helvetia Medan
Medan 2016 (n=35)
No
Aplikasi
f %
mayoritas cukup yaitu 68,6%.
Responden
1 Baik 6 17,1 Tabel 6
2 Cukup 8 22,9 Distribusi Frekuensi Perilaku
3 Kurang 21 60,0 Pencegahan Responden tentang
Total 35 100 stroke di Puskesmas Helvetia
Berdasarkan tabel 3 diatas Medan 2016 (n=35)
Perilaku
dapat diketahui bahwa aplikasi No f %
Responden
responden tentang stroke di 1 Baik 2 5,7
2 Cukup 14 40,0
Puskesmas Helvetia mayoritas 3 kurang 19 54,3
Total 35 100
kurang yaitu 60%.
Berdasarkan tabel 6 diatas
Tabel 4
dapat diketahui bahwa Perilaku
Distribusi Frekuensi Evaluasi
Responden Tentang Pencegahan pencegahan stroke pada responden
Stroke di Puskesmas Helvetia
di Puskesmas Helvetia mayoritas
Medan 2016 (n=35)
No
Evaluasi
f %
kurang yaitu 54,3%.
Responden
1 Baik 5 14,3
2 Cukup 3 8,6
3 kurang 27 77,1
Total 35 100

77
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 1, No. 1, Januari 2018
ISSN 2614-4719
Tabel 7 Tabel 8
Tabulasi Silang Pemahaman
Tabulasi Silang Aplikasi
Penderita Hipertensi dengan
Penderita Hipertensi dengan
Perilaku Pencegahan Stroke di
Perilaku Pencegahan Stroke di
Puskesmas Helvetia Medan 2016
Puskesmas Helvetia Medan 2016
(n=35)
Perilaku pencegahan stroke
(n= 35)
Pema- Total p
Baik Cukup Buruk
haman Perilaku pencegahan stroke
f % f % f % f % 0.002 Total p
Aplikasi Baik Cukup Buruk
Baik 2 5, 1 2,9 1 2,9 4 11,4
f % f % f % f % 0.002
7
Baik 2 5, 1 2,9 1 2,9 4 11,4
Cukup 0 0 3 8,6 3 8,6 6 17,1
7
Buruk 0 0 10 28,6 15 42,9 25 71,4
Cukup 0 0 3 8,6 3 8,6 6 17,1
Total 2 5,7 14 40,0 19 54,3 35 100
Buruk 0 0 10 28,6 15 42,9 25 71,4
Berdasarkan tabel 7 diatas Total 2 5,7 14 40,0 19 54,3 35 100,0

dapat diketahui bahwa dari 11,4 % Tabel 8 diatas dapat

reponden yang mempunyai diketahui bahwa dari 17,1%

Pemahamanterhadap stroke dengan reponden yang mempunyai aplikasi

baik 5,7 %responden mempunyai terhadap stroke dengan baik 8,6%

perilaku pencegahan stroke responden mempunyai perilaku

yangbaik. Dari 17,1 % reponden pencegahan stroke yang cukup. Dari

yang mempunyai Pemahaman 22,9% reponden yang mempunyai

terhadap stroke dengan cukup8,6% aplikasi terhadap stroke dengan

responden mempunyai perilaku cukup14,3% responden mempunyai

pencegahan stroke yang buruk. Dan perilaku pencegahan stroke yang

dari 71,4 % responden yang cukup. Dan dari 60,0% responden

mempunyai pemahaman yang buruk yang mempunyai aplikasi yang

42,9 % responden yang mempunyai buruk 45,7% responden yang

perilaku pencegahan stroke mempunyai perilaku pencegahan

yangburuk.Hasil uji statistik stroke yang buruk. Hasil uji statistik

menunjukkan bahwa ada hubungan menunjukkan bahwa ada hubungan

antarapemahaman penderita antara aplikasi penderita hipertensi

hipertensi dengan perilaku dengan perilaku pencegahan stroke

pencegahan stroke dengan nilai p = dengan nilai p = 0,001.

0,002.

78
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 1, No. 1, Januari 2018
ISSN 2614-4719
Tabel 9 Tabel 10
Tabulasi Silang Evaluasi Tabulasi Silang Pengetahuan
Penderita Hipertensi dengan Penderita Hipertensi dengan
Perilaku Pencegahan Stroke di Pencegahan Stroke di Puskesmas
Puskesmas Helvetia Medan 2016 Helvetia Medan 2016 (n=35)
(n=35) Berdasarkan tabel 10 diatas
Perilaku pencegahan stroke
Evaluasi Baik Cukup Buruk
Total p dapat diketahui bahwa dari
f % f % f % f % 0.002
Baik 2 5, 3 8,6 0 0 5 14,3
17,1 % reponden yang
7 mempunyai Pengetahuan
Cukup 0 0 2 5,7 1 2,9 3 8,6
Buruk 0 0 9 25,7 18 51,4 27 77,1 terhadap stroke dengan baik
Total 2 5, 14 40,0 19 54,3 35 100,0
7 11,4 % responden mempunyai
Berdasarkan tabel 9 diatas
perilaku pencegahan stroke yang
dapat diketahui bahwa dari 14,3 %
cukup.
reponden yang mempunyai evaluasi
terhadap stroke dengan baik 8,6 Pengeta- Perilaku pencegahan stroke
Total
p
huan Baik Cukup Buruk
%responden mempunyai perilaku f % f % f % f % 0.000
Baik 2 5, 4 11,4 0 0 6 147,1
pencegahan stroke yang cukup. Dari 7
Cukup 0 0 4 11,4 1 2,9 5 14,3
8,6 % reponden yang mempunyai Buruk 0 0 6 17,1 18 51, 24 68,6
4
evaluasi terhadap stroke dengan Total 2 5, 14 40,0 19 54, 35 100,0
7 3
cukup 5,7% responden mempunyai Dari 14,3 % reponden yang
perilaku pencegahan stroke yang mempunyai Pengetahuan terhadap
buruk. Dan dari 77,1% responden stroke dengan cukup 11,4%
yang mempunyai evaluasi yang responden mempunyai perilaku
buruk 51,4% responden yang pencegahan stroke yang cukup. Dan
mempunyai perilaku pencegahan dari 68,6 % responden yang
stroke yang buruk. Hasil uji statistik mempunyai pengetahuan yang buruk
menunjukkan bahwa ada hubungan 51,4 % responden yang mempunyai
antaraevaluasi penderita hipertensi perilaku pencegahan stroke yang
dengan perilaku pencegahan stroke buruk. Hasil uji statistik
dengan nilai p = 0,002 menunjukkan bahwa ada hubungan
antara pengetahuan penderita
hipertensi dengan perilaku
pencegahan stroke dengan nilai p =
0,000

79
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 1, No. 1, Januari 2018
ISSN 2614-4719
PEMBAHASAN Perilaku pencegahan stroke sangat
Hubungan pemahaman penderita didasari oleh pemahaman seseorang
hipertensi tentang stroke dengan tentang pengetahuan akan stroke itu
Perilaku pencegahan sendiri.Pemahaman perilaku
Hasil penelitian diperoleh pencegahan stroke di dapat dari
bahwa pemahaman penderita pendidikan kesehatan, pada dasarnya
hipertensi tentang stroke mayoritas pendidikan mempengaruhi proses
buruk yaitu 71,4 % dengan perilaku belajar, makin tinggi pendidikan
pencegahan stroke dengan kategori seeorang makin mudah orang
buruk yaitu 42,9%. Hal ini dapat tersebut untuk memahami suatu
dilihat dari hasil kuesioner yang materi.
telah dibagikan kepada
responden,dimana dari hasil jawaban Hubungan Aplikasi penderita
responden menyatakan hipertensi tentang stroke dengan
ketidaktahuan responden terhadap Perilaku pencegahan
penyakit stroke, sehingga Dari hasil penelitian
pemahaman untuk diperoleh bahwa aplikasi penderita
melakukanperilaku pencegahan hipertensi tentang stroke mayoritas
stroke pada penderita hipertensi juga buruk yaitu 60% dengan perilaku
buruk. Menurut Notoadmojo (2007) pencegahan stroke dengan kategori
pemahaman (comprehension) buruk yaitu 45,7% %. Hal ini dapat
diartikan sebagai suatu kemampuan dilihat dari hasil kuesioner yang
untuk menjelaskan secara benar telah dibagikan kepada responden,
tentang objek yang di ketahui dan dimana dari hasil jawaban responden
dapat menginterprestasikan materi menyatakan ketidaktahuan akan
secara benar, orang yang telah penyakit stroke sehingga aplikasi
paham terhadap suatu objek materi untuk melakukan perilaku
harus dapat menjelaskan, pencegahan strok juga buruk.
menyebutkan contoh dan Menurut Notoadmojo (2007)
menyimpulkan, objek yang telah aplikasi diartikan apabila orang yang
dipelajari. telah memahami objek yang
dimaksud sehingga dapat

80
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 1, No. 1, Januari 2018
ISSN 2614-4719
menggunakan atau mengaplikasikan usaha-usaha mencegah penyakit
prinsip yang telah diketahui tersebut yang datang. Dan ketiga perilaku
seperti merencanakan progam peran sakit (the sidk role behavior)
kesehatan. adalah segala tindakan atau kegiatan
. Becker (1979) dalam buku yang dilakukan oleh individu yang
Notoadmojo mengklafisikasikan sedang sakit untuk memperoleh
perilaku yang berhubungan dengan kesembuhan.
progam kesehatan yaitu pertama Dari hasil penelitian
perilaku kesehatan (health behavior) diperoleh bahwa aplikasi penderita
adalah hal-hal yang berkaitan hipertensi terhadap stroke dalam
dengan tindakan atau kegiatan katagori buruk adalaha 60,0 %
seseorang dalam memelihara dan dengan 45,7% perilaku pencegahan
meningkatkan kesehatannya, stroke dengan kategori buruk dan
termasuk juga tindakan-tindakan 14,3 % perilaku pencegahan stroke
untuk mencegah penyakit, dengan kategori cukup. Hal ini
kebersihan perorangan, memilih diperkuat dari hasil uji statistik
makanan dan pola hidup sehat. dengan menggunakan uji korelasi
Pencegahan stroke seperti makan Chi square menunjukkan bahwa
dengan menu yang seimbang, sering terdapat hubungan antaraaplikasi
berolahraga, tidak merokok, tidak penderita hipertensi dengan perilaku
minum minuman keras, istirahat pencegahan strok dengan nilai p =
yang cukup, pengendalian stress dan 0,002.
perilaku gaya hidup yang positif. Penelitian ini juga didukung
Kedua perilaku sakit (illness oleh penelitian Indra Setiawan
behaviour) segala tindakan atau (2009) mengenai gambaran perilaku
kegiatan yang dilakukan oleh penderita hipertensi tentang stroke
individu yang merasa sakit, untuk terhadap perilaku pencegahan
merasakan dan mengenal keadaan dimana hasil penelitiannya
kesehatannya, termasuk disni menyebutkan bahwa ada pengaruh
kemampuan atau pengetahuan langsung aplikasi pengetahuan
individu untuk megidentifikasikan penderita hipertensi dengan perilaku
penyakit, sebab penyakit, serta

81
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 1, No. 1, Januari 2018
ISSN 2614-4719
pencegahan stroke yang ditunjukkan sendirinya didasarkan pada suatu
dengan nilai p = 0,002 kriteria.
Jadi diharapkan kepada Dalam evaluasi pencegahan
penderita hipertensi untuk suatu penyakit ada tiga hal evaluasi
mengetahui aplikasi dari penyakit yang berkaitan dengan progam
stroke sehingga penderita hipertensi kesehatan yang dilakukan yakni
dapat melakukan progam kesehatan pertama evaluasi proses pelaksanaan
untuk pencegahan sehinga dapat di tujukan terhadap pelaksanaan
mengurangi factor resiko terkena progam yang menyangkut
penyakit stroke. penggunaan sumber daya seperti
Hubungan Evaluasi penderita tenaga, dan fasilitas yang ada, yang
hipertensi tentang stroke dengan mana seseorang penderita hipertensi
Perilaku pencegahan dapat menggunakan fasilitas
Dari hasil penelitian kesehatan seperti puskesmas. Kedua
diperoleh bahwaevaluasi penderita evaluasi hasil progam ditujukan
hipertensi tentang stroke mayoritas untuk menilai sejauh mana progam
buruk yaitu 77,1 % dengan perilaku tersebut berhasil, misalnya sejauh
pencegahan stroke dengan kategori mana penderita hipertensi
buruk yaitu 51,4% %. Hal ini dapat melakukan control tekanan darah,
dilihat dari hasil kuesioner yang pencegahan dan sebagainya.Dan
telah dibagikan kepada responden, ketiga evaluasi dampak progam yang
dimana dari hasil jawaban responden ditujukan untuk menilai sejauh mana
menyatakan ketidaktahuan akan progam ini mempunyai dampak
evaluasi tentang stroke, sehingga terhadap peningkatan kesehatan.
perilaku untuk melakukan Dari hasil penelitian
pencegahan strok juga buruk. diperoleh bahwa evaluasi penderita
Evaluasi berkaitan dengan hipertensi terhadap stroke dalam
kemampuan seseorang untuk katagori buruk adalah 77,1 %
melakukan justifikasi atau penilaian dengan 51,4% perilaku pencegahan
terhadap suatu objek tertentu stroke dengan kategori buruk dan
sehingga penilaian ini dengan 25,7 % perilaku pencegahan stroke
dengan kategori cukup. Hal ini

82
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 1, No. 1, Januari 2018
ISSN 2614-4719
diperkuat dari hasil uji statistik penderita hipertensi tentang stroke
dengan menggunakan uji korelasi mayoritas buruk yaitu 68,6% dengan
Chi square menunjukkan bahwa 51,4% perilaku pencegahan terhadap
terdapat hubungan antaraaplikasi stroke buruk. Hal ini diperkuat dari
penderita hipertensi dengan perilaku hasil uji statistik dengan
pencegahan strok dengan nilai p = menggunakan uji korelasi Chi
0,002. square menunjukkan bahwa terdapat
Jadi diharapkan kepada hubungan pengetahua penderita
penderita hipertensi untuk hipertensi terhadap stroke dengan
mengetahui bagaimana penilaian perilaku pencegahan di Puskesmas
terhadap penyakit stroke sehingga Helvetia Medan 2011 dengan nilai p
penderita hipertensi dapat = 0,002.
melakukan progam kesehatan Penelitian ini juga didukung
melalui evaluasi sehingga oleh penelitian Agustin Setiawani
pencegahan akan penyakit stroke (2008) mengenai faktor-faktor yang
dapat diatasi. mempengaruhi perilaku pencegahan
stroke pada penderita hipertensi
Hubungan Pengetahuan penderita dimana hasil penelitiannya
hipertensi tentang stroke dengan menyebutkan bahwa ada pengaruh
Perilaku pencegahan. langsung pengetahuan responden
Dari hasil pengabungan tentang stroke terhadap perilaku
antara pemahaman, aplikasi dan pencegahan yang ditunjukkan
evaluasi pengetahuan penderita dengan nilai p = 0,000
terhadap perilaku pencegahan stroke Jadi diharapkan kepada
maka di dapati pengetahuan penderita hipertensi untuk
penderita tentang stroke mayoritas mempunyai pengetahuan terhadap
buruk sebanyak 68,6 % dengan stroke dengan memahamitentang
perilaku pencegahan strokeburuk pencegahan stroke sehingga dapat
51,4 %. mengaplikasikan sutatu progam
Dari hasil penggabungan kesehatan terhadap pencegahan
antara pemahaman, aplikasi dan stroke dan dapat meminimalis factor
evaluasi maka pengetahuan

83
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 1, No. 1, Januari 2018
ISSN 2614-4719
resiko terkena stroke pada penderita Notoatmojo, S. (2010). Metodologi
hipertensi. penelitian Kesehatan. Jakarta
:Rineka Cipta
DAFTAR PUSTAKA Pinzon, R. (2010), Awas Stroke.
Brunner, Sudart (2001). Andi Publiser: Jakarta.
Keperawatan Medical Rogers. (1974), Dalam Buku
Bedah, Jakarta: Rineka Cipta. Notoadmojo: Pendidikan
Doenges. (2000). Rencana Asuhan Dalam Perilaku Kesehatan,
Keperawatan. Jakarta: Buku Jakrta: Rineka Cipta
Kedokteran EGC. Setiawan, A. (2008). Peneanganan
Indra, S. (2009). Gaya Hidup stroke dan penatalaksanaan.
Penderita Hipertensi. Rinerka Cipta: Jakarta
Jakarta : Rinerka Cipta Skiner. (1997). Dalam Buku
Lumbatobing, S (2003). Metodologi Notoadmojo: Promosi
Penelitian Keperawatan, Kesehatan dan Perilaku
Jakarta: Rineka Cipta. kesehatan, Jakarta: Rineka
Lowrence, G. (1980). Dalam Buku Cipta
Notoadmojo: Pendidikan dan Sutrisno, A. (2008), Stroke?.
Perilaku Kesehatan (2003). Gramedia: Jakarta
Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana (2005). Metode Statistika.
Marliani, L. (2009), 100 Question Bandung: Tarsito
and Answer. Jakarta: Teramirja, J. (1997).
Gramedia. Penatalaksanaan Stroke
Nursalam, (2003). Konsep dan Akut. Jakarta: Gramedia
Penerapan Metodologi Vitahealth. (2008). Hipertensi.
Penelitian Ilmu Gramedia: Jakarta.
Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika:
Notoatmojo, S. (2007), Promosi
Kesehatan dan Perilaku
Kesehatan. Jakarta: Rinerka
Cipta.

84

You might also like