You are on page 1of 7

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

FAKTOR RISIKO KEJADIAN IRITASI MATA PADA PENGGUNA


KOLAM RENANG X DI KOTA SEMARANG

Bayu Wicaksono, Budiyono, Onny Setiani


Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
e-mail : bayu21wicaksono@gmail.com

Abstract : Chlorine is a disinfectant to kill pathogenic microorganisms in


swimming pool. Residual chlorine in swimming pool can cause eye irritation. The
purpose of this study was to determine the risk factors of eye irritation among
swimmers in swimming pool X in Semarang. The type of research was
observational analytic with cross-sectional design. The population in this study
were all swimmers in swimming pool X and samples taken as many as 80
peoples with accidental sampling technique. Analysis used Chi Square with the
level of error of 0.05. The results of this study showed that as many as 50% of
respondents have got eye irritation. The average of residual chlorine as many as
4,26±2,433 mg/l, 85% swimmers not wear goggles and the average of swimming
duration was 38,04±25,626 minutes. There was a significant association between
the wear of goggles with the incidence of eye irritation in swimmers in Swimming
Pool X (p-value = 0.002). While the variable levels of residual chlorine (p-value =
0.516) and the duration of the swim (p-value = 0.516) were no significant
association with the incidence of eye irritation among swimmers in swimming
pool X. The conclusion of this study was the swimmers who did not wear the
goggles had eye irritation.

Keywords : Eye Irritation, Residual Chlor, Swimming Pool,Swimming


Duration, Swimmers
Bibliography : 49 (1973-2015)

PENDAHULUAN (Ca(OCl)2) yang berfungsi untuk


Renang merupakan olahraga membunuh mikroorganisme yang
yang dapat meningkatkan kualitas bersifat patogen di dalam air dan
hidup dan kesehatan manusia. juga untuk menghilangkan bau.
Berenang di kolam renang Namun penggunaan kaporit sebagai
merupakan kegiatan olahraga atau desinfektan harus sesuai dengan
rekreasi yang banyak digemari oleh batas aman, sebab dalam
masyarakat termasuk anak – anak. konsentrasi yang kurang akan
Untuk menjamin kesehatan menyebabkan kuman dalam air tidak
pengunjung kolam renang, terdesinfeksi dengan baik,
desinfeksi merupakan langkah sedangkan dalam konsentrasi yang
penting. Klorin merupakan berlebih kaporit akan meninggalkan
desinfektan yang paling umum sisa klor yang tinggi dan dapat
digunakan untuk menjaga kualitas menimbulkan dampak buruk bagi
air kolam renang.1 kesehatan.2, 3 Efek kesehatan yang
Desinfeksi kolam renang umumnya muncul atau dirasakan
salah satunya adalah pemberian oleh seseorang sesaat setelah
senyawa kimia klor berupa kaporit terpapar klor antara lain adalah

852
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

iritasi saluran napas, dada terasa keberadaan virus dan bakteri dalam
sesak, gangguan pada tenggorokan, air kolam renang, pH air, bahan
batuk, iritasi pada kulit, dan iritasi kimia lain dan penggunaan
pada mata.4 kacamata renang.8, 9, 10
Patogenesis iritasi mata Di kolam renang X Kota
akibat paparan klorin dalam air Semarang sendiri terjadi
berawal dari kontak antara senyawa peningkatan jumlah pengunjung
klorin dalam air dengan bagian yang signifikan dari 34 ribu menjadi
mata. Senyawa klorin yang bersifat 51 ribu orang pada tahun 2013 –
iritatif kemudian akan menyebabkan 2015. Untuk jumlah pengunjung
peradangan pada lapisan mata harian terbanyak terdapat pada hari
bagian luar seperti lapisan sabtu dan minggu dengan rata – rata
konjungtiva maupun pada bagian 350 orang pengunjung per hari.
kornea mata. Gejala iritasi yang Dari uraian singkat latar
muncul akibat peradangan tersebut belakang tersebut, maka rumusan
diantaranya berupa mata merah, masalah untuk penelitian ini adalah :
mata terasa seperti berpasir, mata “Faktor risiko apa sajakah yang
terasa gatal, mata terasa pedih, menyebabkan terjadinya iritasi mata
mata berair, bengkak pada kelopak pada pengguna kolam renang X
mata, dan penglihatan menjadi Kota Semarang?”
kabur.5
Penelitian lain oleh Ibnu METODOLOGI PENELITIAN
Burhanudin tahun 2015, hasil Jenis Penelitian yang
pengukuran kadar awal sisa klor dilakukan adalah observasional
pada kolam renang Pemerintah analitik dengan rancangan penelitian
Jakarta Selatan sebesar 3 mg/l. cross-sectional. Populasi dalam
Ditemukan 74 orang pengguna penelitian ini adalah seluruh
kolam renang mengalami keluhan pengguna Kolam Renang X Kota
iritasi mata dan didapatkan hasil Semarang. Jumlah sampel diambil
bahwa ada hubungan bermakna berdasarkan perhitungan rumus
antara kadar sisa klor terhadap Lemeshow untuk data proporsi, yang
keluhan iritasi mata pada pengguna diperoleh sebesar 80 orang yang
kolam renang Pemerintah Jakarta merupakan pengguna kolam renang
Selatan.6 yang berjenis kelamin laki – laki usia
Penelitian terkait kadar sisa 15 – 45 tahun. Teknik pengambilan
klor di kolam renang umum di Kota sampel dilakukan secara accidental
Semarang juga pernah dilakukan sampling.
tahun 2015, didapatkan hasil Variabel bebas pada
pemeriksaan kadar sisa klor pada 5 penelitian ini yaitu kadar sisa klor,
tempat kolam renang semuanya penggunaan kacamata renang dan
tidak memenuhi persyaratan yaitu durasi berenang. Dengan variabel
masing - masing 4 mg/l, 4 mg/l, 7 terikat yaitu kejadian iritasi mata
mg/l, 7 mg/l, dan 5 mg/l. Dari batas pada pengguna kolam renang X di
sisa klor yang ditentukan pada Kota Semarang.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Pengambilan data dilakukan
No.416 Tahun 1990 untuk kategori dengan wawancara, pemeriksaan,
air kolam renang yaitu 0,2 - 0,5 dan pengukuran. Pengukuran kadar
mg/l.7 sisa klor air kolam renang
Faktor risiko lain yang menggunakan Test Kit Klorin,
menyebabkan iritasi mata adalah kuesioner untuk mendapatkan data

853
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

tentang karakteristik responden, terendah yaitu 0,3 mg/l dan yang


durasi berenang, dan penggunaan tertinggi 7 mg/l. Diketahui bahwa
kacamata renang. Pemeriksaan sebanyak 69 sampel air kolam
iritasi mata melalui diagnosis oleh renang (86,3%) tidak memenuhi
dokter. Kemudian data yang syarat kadar sisa klor dengan kadar
terkumpul dilakukan analisis secara lebih dari 0,5 mg/l, sebanyak 68
univariat dan bivariat. Analisis responden (85%) tidak memakai
bivariat menggunakan uji Chi- kacamata renang yang memenuhi
Square. standar (BS 5883: 1996),
responden dengan durasi ≥ 15 menit
HASIL DAN PEMBAHASAN sebanyak 69 orang (86,3%),
Berdasarkan hasil sebanyak 40 responden (50%)
pengukuran dan wawancara positif mengalami iritasi mata, dan
diperoleh data sebagai berikut : sebanyak 3 sampel air kolam renang
Hasil pengukuran kadar sisa klor (33,3%) mengandung pH 6.
diperoleh rata – rata 4,26 mg/l Berdasarkan hasil uji
dengan standar deviasi sebesar hubungan diperoleh hasil :
2,433, dengan kadar sisa klor

Tabel 1 Hasil Rekapitulasi Analisis Faktor Risiko Kejadian Iritasi Mata pada
Pengguna Kolam Renang X di Kota Semarang

Variabel p-value RP 95% Cl Keterangan


Kadar Sisa Klor 0,516 1,331 0,799 – Tidak ada Tidak mutlak
2,216 hubungan sebagai faktor
risiko

Penggunaan 0,002 0,131 0,020 – Ada Faktor


Kacamata 0,869 hubungan protektif
Renang

Durasi Berenang 0,516 0,697 0,309 – Tidak ada Tidak mutlak


1,573 hubungan sebagai faktor
protektif

Tabel 1 menunjukkan bahwa adalah kadar sisa klor dan durasi


terdapat 1 variabel yang memiliki berenang. Hal tersebut dibuktikan
hubungan yang signifikan dengan dengan p-value >0,05 dan dan nilai
kejadian iritasi mata pada pengguna 95% Cl dengan lower limit <1 dan
kolam renang X di Kota Semarang upper limit >1 sehingga variabel
yaitu penggunaan kacamata renang, yang diteliti cenderung faktor risiko
dimana variabel tersebut memiliki p- namun belum bisa dikatakan secara
value <0,05 dan nilai RP<1 dengan mutlak sebagai faktor risiko.
nilai lower limit dan upper limit 95% Sisa klor yang dihasilkan
<1. Pada penelitian ini variabel yang oleh air kolam renang berasal dari
tidak mempunyai hubungan yang penggunaan kaporit yang berfungsi
signifikan dengan kejadian iritasi sebagai desinfektan. Banyaknya
mata pada pengguna kolam renang penggunaan kaporit bisa

854
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

menyebabkan banyaknya sisa klor renang dapat berpengaruh terhadap


yang dihasilkan. Berdasarkan iritasi mata pada pengguna kolam
informasi pihak pengelola kolam renang.11 Hal ini karena air yang
renang, kolam renang X selalu terlalu bersifat asam dapat
melakukan pembubuhan kaporit mengubah protein jaringan pada
setiap harinya, yaitu pada pukul mata, sedangkan air yang terlalu
17.30 WIB. Jenis kaporit yang bersifat basa tidak mengubah sifat
digunakan yaitu kaporit dengan klor protein jaringan namun cenderung
aktif 90%. cepat menyusup ke dalam jaringan
Menurut PERMENKES RI konjungtiva dan menyebabkan
No. 416/MENKES/Per/IX/1990 kadar kerusakan yang bergantung dari
sisa klor yang diperbolehkan dalam konsentrasi molar dan jumlah yang
air kolam renang adalah 0,2 - 0,5 masuk.8 Penelitian ini tidak sejalan
mg/l. Kadar sisa klor dikatakan tidak dengan penelitian yang dilakukan
memenuhi syarat apabila kadar sisa oleh Chiswell yang menyatakan
klor pada saat pengukuran kurang bahwa kejadian iritasi pada
dari 0,2 mg/l atau melebihi dari 0,5 konjungtiva berkaitan erat dengan
mg/l. Namun sebagai pembanding, kolam renang yang diklorinasi.46
menurut WHO tahun 2006, batas Pada penelitian Bradley S King juga
aman kadar sisa klor yang menunjukkan hubungan yang positif
diperbolehkan yaitu 1 – 3 mg/l. Dan antara konsentrasi klorin terlarut
Approves American National dengan kejadian gejala iritasi mata.12
Standard (ANSI) tahun 2009 Pengguna kolam renang X
menganjurkan kadar sisa klor yang masih sedikit yang menggunakan
diperbolehkan pada air kolam kacamata renang, dari total sampel
renang yaitu sebesar 1 – 4 mg/l. responden yang diambil hanya 12
Kadar sisa klor air kolam orang yang menggunakan kacamata
renang juga dipengaruhi oleh sesuai standar yaitu tidak
banyaknya jumlah pengguna kolam kemasukan air saat dipakai dan
renang. Kadar sisa klor akan tidak menimbulkan kabut. Sebagian
semakin berkurang ketika pengguna lainnya sebanyak 10 orang
semakin banyak. Semakin banyak responden juga menggunakan
pengguna kolam renang akan kacamata renang, namun kacamata
mengakibatkan semakin banyak renang yang dipakai tidak sesuai
terbawanya kotoran ataupun standar karena sering kemasukan
mikroorganisme yang melekat pada air saat dipakai.
tubuh pengguna kolam renang ke air Kacamata renang responden
kolam renang, sehingga sisa klor yang tidak sesuai standar umumnya
akan bereaksi sebagai desinfektan. merupakan barang imitasi dari
Tidak terdapatnya hubungan berbagai merk terkenal dan
yang signifikan pada penelitian ini sebagian lain tidak memiliki merk,
dapat terjadi antara lain disebabkan sehingga bahan dan bentuknya tidak
karena faktor – faktor lain yang memiliki kualitas yang bagus.
berhubungan dengan iritasi mata Keluhan banyak terjadi karena
pada pengguna kolam renang. Iritasi bentuk dari kacamata renang yang
mata dapat disebabkan oleh faktor kurang nyaman saat dipakai dan
lain, salah satunya adalah pH air. karet dari kacamata juga mudah
Hasil pengukuran pH air kolam kendor setelah beberapa kali
renang X didapatkan rata – rata pH pemakaian.
air yaitu 6,7. pH air dalam kolam

855
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Adanya hubungan yang yaitu 120 menit didiagnosis negatif


signifikan penggunaan kacamata iritasi mata.
renang dengan iritasi mata dapat Hal ini dapat terjadi antara
terjadi karena dengan menggunakan lain karena respon dari setiap
kacamata renang yang memenuhi individu terhadap suatu paparan
standar maka akan terhindar dari akan sangat bervariasi tergantung
percikan maupun masuknya air ke pada tingkat kepekaan atau
dalam kacamata sehingga tidak sensitivitas dari masing-masing
akan terjadi kontak langsung antara individu, sehingga kejadian iritasi
mata dengan air kolam yang mata yang dialami oleh pengguna
mengandung klor. Sehingga dapat kolam renang dapat diperoleh dalam
terhindar dari iritasi mata. durasi waktu yang berbeda – beda
Penelitian ini sejalan dengan antar pengguna kolam renang.14
yang dilakukan oleh Kelsall (2001) di Pertimbangan lain yang dapat
Victoria, Australia. Bahwa terdapat berpengaruh adalah gaya berenang
hubungan yang signifikan antara dan pengalaman berenang.
penggunaan kacamata renang Pengguna kolam renang yang
dengan kejadian iritasi mata dengan menggunakan gaya punggung tentu
nilai p = 0,001. Dan disimpulkan juga lebih sedikit terpapar air kolam
bahwa menggunakan kacamata renang karena wajah menghadap ke
merupakan langkah pencegahan atas dan berada di atas permukaan
dan sangat dianjurkan bagi para air. Berbeda dengan gaya bebas
perenang.13 atau gaya kupu – kupu dimana
Durasi berenang berkaitan wajah menghadap ke bawah
dengan lamanya kontak langsung sehingga lebih banyak terjadi
antara sisa klor dengan mata. paparan oleh air kolam renang yang
Berdasarkan teori, semakin lama mengandung klor. Dan pengalaman
pengguna kolam renang melakukan berenang yang lebih banyak juga
renang maka akan semakin tinggi berpengaruh pada teknik renang
pula risiko untuk mengalami iritasi yang digunakan. Teknik berenang
mata hingga mengalami iritasi mata yang benar dapat mengurangi
pada tingkat yang lebih parah. paparan atau percikan air kolam
Durasi berenang responden pada renang ke bagian mata. Hal lain
peneltian ini diperoleh rata – rata yang berpengaruh yaitu penggunaan
38,04 menit, dengan durasi kacamata renang, beberapa
berenang tercepat yaitu 5 menit dan responden yang berdurasi
yang terlama 120 menit. Pada renangnya cukup lama namun tidak
beberapa responden dengan durasi mengalami iritasi mata, diantaranya
berenang yang sama ditemukan karena menggunakan kacamata
perbedaan dalam mengalami iritasi renang.
mata. Pada durasi yang sama, Hal ini sejalan dengan
sebagian responden mengalami penelitian yang telah dilakukan oleh
iritasi mata dan sebagian lainnya Burhanudin Tahun 2015, dimana
tidak mengalami iritasi mata. hasil penelitian tersebut juga
Ditemukan juga responden dengan menyatakan bahwa tidak ada
durasi yang lebih cepat yaitu 9 menit hubungan antara durasi berenang
hasilnya didiagnosis positif iritasi (waktu kontak dengan klor) dengan
mata, sedangkan responden dengan keluhan iritasi mata pada pengguna
durasi berenang yang cukup lama kolam renang Pemerintah Jakarta
Selatan. Dengan p-value =0,183,

856
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

dimana p-value lebih besar dari 0,05 4. New York State Departement of
(0,183 > 0,05).6 Health. The Facts About
Chlorine. New York: New York
KESIMPULAN State Departement of Health;
Didapatkan responden yang 2004.
positif mengalami iritasi mata 5. Georgia Optometric Association.
sebanyak 40 orang (50%). Faktor Pool Chemicals May Cause
penggunaan kacamata renang “Chemical Conjunctivitis and
mempunyai hubungan yang Keratitis.”
signifikan dengan kejadian iritasi http://www.goaeyes.com.
mata pada pengguna kolam renang Published 2013. Accessed April
X di Kota Semarang. Faktor kadar 5, 2016.
sisa klor dan durasi berenang tidak 6. Burhanudin, Ibnu. Analisis Klorin
mempunyai hubungan yang Terhadap Keluhan Iritasi Mata
signifikan dengan kejadian iritasi Pada Pengguna Kolam Renang
mata pada pengguna kolam renang Pemerintah Di Jakarta Selatan
X di Kota Semarang. Tahun 2015 (Skripsi).
Disarankan pengelola kolam Universitas Islam Negeri Syarif
renang untuk melakukan Hidayatullah; 2015.
pengecekkan kadar sisa klor dan pH 7. Rozanto, Novan Esma. Tinjauan
secara berkala untuk memonitor Kondisi Sanitasi Lingkungan
kebutuhan kaporit dan soda ash Kolam Renang, Kadar Sisa
yang digunakan. Untuk pengguna Khlor, dan Keluhan Iritasi Mata
kolam renang sebaiknya pada Perenang di Kolam
meningkatkan kesadaran tentang Renang Umum Kota Semarang
pentingnya memakai kacamata Tahun 2015 (Skripsi).
renang, pakaian renang dan Universitas Negeri Semarang;
perlengkapan keselamatan renang 2015.
lainnya saat berenang. Dan segera 8. Riordan-Eva, Paul dan John P
membersihkan diri dengan air bersih Whitcher. Vaughan and Asbury:
mengalir setelah selesai berenang Oftalmologi Umum. Edisi 17.
untuk menghilangkan zat kimia Diterjemahkan Oleh: Brahm
maupun bakteri dari air kolam U.Pendit. Jakarta: EGC; 2009.
renang. 9. Dawes, Colin dan Carey L
Boroditsky. Rapid and Severe
DAFTAR PUSTAKA Tooth Erosion from Swimming in
an Improperly Chlorinated Pool:
1. Thompson, K Clive et.al.
Case Report. Journal of the
Disinfection By-Product in
Canadian Dental Association.
Drinking Water. United Kingdom:
2008;74(4):159-161.
The Royal Society of Chemistry;
10. Teberik, Kuddusi et.al. The
2015.
Effects of Swimming Goggles on
2. Cita, Dian Wahyu dan Retno
Intraocular Pressure in Children.
Andriyani. Kualitas Air Dan
Ethno Medicine. 2015;9(3):419-
Keluhan Kesehatan Pengguna
423.
Kolam Renang Di Sidoarjo.
11. CDC. Your Disinfection Team:
Jurnal Kesehatan Lingkungan.
Chlorine & pH.
2013;7(1):26-31.
http://www.cdc.gov/healthywater/
3. Joko, Tri. Unit Produksi Dalam
swimming/pools/disinfection-
Sistem Penyediaan Air Minum.
team-chlorine-ph.html. Published
Yogyakarta: Graha Ilmu; 2010.

857
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

2003. Accessed April 29, 2016.


12. King, Bradley S et.al. Eye and
Respiratory Symptoms in Poultry
Processing Workers Exposed to
Chlorine By-Products. American
Journal of Industrial Medicine.
2006;49:119-126
13. Kelsall, Helen and Malcolm R.
Skin Irritation in Users of
Brominated Pools. International
Journal of Environmental Health
Research. 2001;11:29-40.
14. Soemirat, Juli. Epidemiologi
Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press; 2000.
ISBN 979-420-467-6.

858

You might also like