You are on page 1of 14

Pengaruh Ketebalan Variasi Core (3D Print) Terhadap Kekuatan Tarik Komposit

Sandwich Menggunakan Metode Vacuum Assisted Resin Infussion (VARI)

Muhammad Ridlwan S.T., M.T.1), Azra Haidar Rahman2)


Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam
IndonesiaJl. Kaliurang Km 14.5, Sleman, Yogyakarta, 55581, Indonesia,)
E-Mail : 005250102@uii.ac.id1), 17525043@students.uii.ac.id2)

ABSTRACT

Sandwich composites are a combination of two materials consisting of two skins, between which there is
a core, where the skin is used to coat the core. In this study using a core (PLA+), fiberglass (skin) and glued
using a WNC2668 resin using the vacuum assisted resin infusion (VARI) method. In this study, varied the
thickness of the core, namely 3mm, 5mm and 7mm. The core is made using a 3D Print machine with PLA+ (Poly-
actic Acid) 20% infill and honeycomb fill pattern. This study uses tensile testing to determine the tensile strength,
strain, and modulus of elasticity in each test specimen. Specimens tested using the ASTM D638-01 standard.
Tensile testing was carried out at the Engineering Materials Laboratory, Gadjah Mada University. Based on
the tests that have been carried out, the highest maximum modulus of elasticity was obtained in the specimen
with a core variation of 3mm with a value of 2023.97 MPa. Dimensional changes after vacuuming, namely the
average weight and thickness of the test specimen increased by 5-6 grams and 1 – 1.5mm. The form of fractures
from the tensile test results are AGM (Angled Gage Middle), LGM (Lateral Gage Middle), LAB (Lateral At
grip/tab Bottom), and LGB (Lateral Gage Bottom)

Keywords: : Tensile Testing, Sandwich Composites, Core Thickness Variations, Vacuum Resin Assisted Infusion
(VARI), Honeycomb

ABSTRAK

Komposit Sandwich merupakan gabungan dua material yang terdiri dari dua buah skin, dimana diantara (skin)
tersebut terdapat core, letak skin digunakan untuk melapisi core. Pada penelitian ini menggunakan core (PLA+),
fiberglass (skin) dan direkatkan menggunakan resin jenis wnc2668 dengan metode vacuum assisted resin infusion
(VARI). Pada penelitian ini ,memvariasikan ketebalan core, yaitu 3mm, 5mm dan 7mm. Core dibuat
menggunakan mesin 3D Print dengan bahan PLA+ (Poly-actic Acid) infill 20% dan fill pattern honeycomb.
Penelitian ini menggunakan pengujian tarik untuk mengetahui kekuatan tarik, regangan, dan modulus elastisitas
pada masing – masing spesimen uji. Spesimen yang di uji menggunakan standar ASTM D638-01. Pengujian tarik
dilakukan di Laboraturim Bahan Teknik Universitas Gadjah Mada. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan,
maka didapatkan nilai modulus elastisitas maksimal tertinggi pada spesimen dengan variasi core 3mm dengan
nilai 2023,97 MPa,.Perubahan dimensi setelah melakukan vacuum yaitu berat spesimen uji rata-rata bertambah
berat dan tebal sebesar 5 – 6 gram dan 1 – 1,5mm. Bentuk patahan hasil uji tarik yang terdapat AGM (Angled
Gage Middle), LGM (Lateral Gage Middle), LAB (Lateral At grip/tab Bottom), dan LGB (Lateral Gage Bottom)

Kata kunci: Pengujian Tarik, Komposit sandwich, Variasi Ketebalan Core , Vacuum Resin Assisted Infusion
(VARI), Honeycomb
1. Pendahuluan
Perkembangan teknologi pada dunia (core) dan bagian atas bawah sebagai serat
industri di Indonesia sangat pesat. Hal ini yang (skin)yang direkatkan atau diikat menggunakan
membuat para peneliti terus melakukan inovasi resin (matriks).
dengan menggabungkan material lebih dari Core digunakan untuk memperkuat
satu untuk kebutuhkan para industri besar komposit sehingga sifat mekaniknya dapaat
maupun pada penggunaan sehari-hari. Material lebih kaku, kuat, dan tangguh bila
yang dibutuhkan dunia industri memiliki sifat dibandingkan dengan tidak menggunakan core.
kuat, tahan korosi, dan lebih ekonomis, Pada penelitian ini menggunakan core dengan
berbagai jenis material – material baru dibuat jenis honeycomb, yang berbentuk segi enam
guna memenuhi kebutuhan tersebut salah mirip dengan sarang lebah dan dibuat dengan
satunya komposit. menggunakan alat 3D Print sesuai dengan
Komposit merupakan material hasil standar uji tarik ASTM D638-01.
rekayasa yang terdiri dari dua atau lebih
2. Dasar Teori
dimana sifat masing-masing material berbeda
2.1. Kompsit Sandwich
satu sama lainnya,baik sifat fisik maupun Komposit sandwich, dianggap sebagai
kimianya tetap terpisah dalam hasil akhir kelas komposit struktural, terdiri dari dua
bahan tersebut. Kata komposit (Composite) lembaran luar yang kuat atau wajah (skin),
merupakan kata sifat yang berarti susunan atau dipisahkan oleh lapisan bahan yang kurang
gabungan. Composite ini berasal dari kata padat (inti), atau inti,yang memiliki kekakuan
kerja “to compose” berarti menyusun atau yang lebih rendah dan kekuatan yang lebih
menggabung. (Diharjo, 2011) rendah. Wajah menanggung sebagian besar di

Komposit sandwich merupakan dalam pesawat pembebanan, dan juga setiap

material yang terbentuk dari kombinasi antara tegangan lentur melintang. Bahan wajah yang

dua atau lebih material pembentuk yang umum termasuk paduan aluminium, plastik yang

memiliki sifat berbeda. Penggunaan komposit diperkuat serat, titanium, baja, dan kayu lapis.

sandwich telah berkembang pesat dikarenakan Secara struktural, inti melayani dua fungsi.

komposit memiliki keunggulan yaitu bahan Pertama, itu memisahkan wajah dan menahan

komposit mempunyai sifat lebih kuat, lebih deformasi tegak lurus terhadap bidang muka.

kaku, lebih ekonomis, dan tahan terhadap Kedua, ini memberikan kepastian derajat

korosi. kekakuan geser sepanjang bidang yang tegak


lurus terhadap permukaan. (Callister, 2001).
Komposit sandwich sendiri terdiri atas
Berikut ilustrasi gambar komposit sándwich
dua bagian yaitu bagian tengah sebagai inti
ditunjukkan pada gambar 2.1
2.3 Vacuum Assisted Resin Infusion
Gambar 2.1. Elemen Penyusun Komposit Vacuum Assisted Resin Infusion adalah metode
Sandwich pembuatan material komposit dengan
menggunakan tabung vacuum yang memiliki
menggunakan tabung vacuum yang memiliki
tekanan rendah untuk mengatur jalannya resin.
Gambar 2.1 Komposit Sandwich Metode Vacuum Assisted Resin Infusion (VARI)
2.2. Core menghasilkan material komposit yang

Salah satu bagian yang terpenting dari


mempunyai rasio fiber-resin yang lebih tinggi

komposit sandwich adalah Core, pada bagian ini jika dibandingkandengan metode hand lay-up.
harus cukup kaku agar jarak antar permukaan Metode hand lay-up menggunakan cara manual
terjaga. atau resin langsung dioleskan pada lapisan skin,
Struktur honeycomb umumnya terbuat dari sedangkan pada metode Vacuum Assisted Resin
material komposit, sehingga didapatkan massa yang Infusion (VARI) ini resin dialirkan dengan
ringan terhadap konstruksi tersebut. Selain ditujukan bantuan tabung vacuum yang memiliki tekanan
kepada massa material konstruksi yang ringan, juga
konstan. (Patrick E.,2003) Pada gambar 2.4
di dapatkan tingkat fleksibilitas yang cukup besar
menunjukkan gambaran dari skema Vacuum
dari pemilihan material komposit tersebut. Struktur
Assisted Resin infussion (VARI) yang kami
honeycomb sandwich yang sering digunakan untuk
lakukan pada penelitian ini.
mendapatkan kekakuan yang tinggi dan juga bobot
yang ringan.
Bahan yang diguanakann sebagai core itu
bermacam-macam seperti polimer, kayu , logam ,
dan bahan lainnya.
Berikut pada gambar 2.2 ilustrasi dari
struktur 3D Print Honeycomb Gambar 2.3 Skema Vacuum Infussion

2.4 Pengujian Tarik

Kekuatan Tarik (Tensile Strenght) suatu


bahan ditetapkan dengan membagi gaya
maksimum dengan luas penampang mula-mula.

Gambar 2.2 3D Print dengan Infill Honeycomb


Kekuatan tarik ditetapkan berdasarkan luas 2.5 Perhitungan Hasil Uji Tarik
penampang mula , sedangkan pada bahan ulet, Sifat kuat tarik suatu material komposit
luas penampang mengecil pada waktu beban adalah kekuatan untuk mengatasi gaya tarik
maksimum dilampaui. (Kristianto ,2018) persatuan luas permukaan yang diterima. Secara
sederhana kuat tarik (tegangan) yang bekerja pada
suatu material dirumuskan oleh persamaan:
σ tarik=F/A…………………………...(1)
dengan F adalah beban yang diberikan (N) dan
A adalah luas permukaan di mana beban bekerja
(m2). Tegangan pada suatu sistem akan
menyebabkan terjadinya regangan, yaitu
perubahan panjang atau perubahan ukuran
benda. Regangan dirumuskan dengan
Gambar 2.4 Universal Testing Machine
persamaan:
Sumber : Laboraturim Bahan Teknik UGM
𝜀 = l – lo/lo……………….(2)
Pada peneliotian pengujian tarik pada
adalah regangan, l adalah panjang akhir
komposit ini menggunakan standarisasi ASTM
bendadan lo adalah panjang awal benda.
D638-01. Dibawah ini adalah bentuk dan ukuran
Dari dua besaran ini didapatkan suatu
dari spesimen uji tarik.
besaran lain yang dinamakan sifat elastisitas
benda, atau lebih umum dinamakan modulus.
Modulus elastisitas adalah sifat mekanik
material yang menunjukkan seberapa besar
material untuk kembali ke bentuknya semula
setelah diberikan tegangan tertentu. Modulus
elastisitas benda dirumuskan
E = σ / 𝜀………………………………..(3)

dengan E merupakan tegangan dibagi


dengan regangan. Hubungan antara tegangan
dan regangan. (Pangestu, 2017)

Gambar 2.5 Dimensi Spesimen Uji


2.6 Water Jet 3. Metodelogi Penelitian

Proses pemesinan water jet terjadi 3.1 Alur Penelitian

sebagai yang paling efektif untuk operasi


permesinan. Waterjet digunakan untuk berbagai
operasi dalam tujuan pemesinan seperti
deburring, polishing, cutting, turning dan
milling..Bahan yang digunakan dalam mesin
waterjet adalah sebagai berikut: garnet,
fiberglass, aluminium oksida, silikon karbida,
(Sarvesh , 2020)

2.7 Jenis patahan dan Modus kegagalan

Jenis patahan yang terjadi dalam


pengujian tarik yaitu seperti gambar dibawah :

Gambar 3.1 Alur Penelitian

3.2 Peralatan dan Bahan

Dalam penelitian ini terdapat alat dan


Gambar 2.6 Jenis Patahan
bahan yang mendukung dalam melakukan
penelitian. Berikut peralatan dan bahan :

1. Pompa Vacuum

2. Tabung Reservoir

3. Filter
Gambar 2.7 Modus Kegagalan
4. Timbangan
1. kegagalan di bagian skin akibat beban tarik,
5. Kain Peelply
2. kegagalan bagian skin akibat beban buckling,
3. kegagalan geser pada bagian core 6. Kain Strimin dan Plastik Bagging

4 kegagalan delaminasi antara komposit skin 7. Resin Wnc2668 dan Katalis


dan core (Hartopo, 2020) 8. Selang Spiral

9. Fillament 3D Print PLA


3.3 Komposisi Komposit Sandwich

Gambar 3.3 Komposisi Komposit Sandwich Gambar 3.4 Lapisan Susunan Komposit
Pada gambar 3.3 menunjukkan ilustrasi Sandwich
lapisan komposit sandwich yang digunakan Pada gambar 3.4 menunjukkan
dalam penelitian ini, lapisan yang berwarna susunan komposit sandwich, sesuai dengan
merah muda merupakan 3mm/5mm/7mm. gambar 3.3 dengan menggunakan core 3mm,
5mm, dan 7mm dan 2 lapisan fiberglass
3.4 Proses Pengerjaan dibagian atas dan bawah core guna
3.4.1 Pembuatan D e s a i n Core dengan membentuk sandwich.
mesin 3D printing 2. Pemasangan Selang Spiral
Proses pembuatan desain core berbentuk
Pemasangan selang spiral mengelilingi
persegi dengan ukuran 180 x 80 x 3, 180 x 80
lapisan komposit sandwich dan berbentuk
x 5, dan 180 x 80 x 7 mm dan desain ukuran
later U agar ketika proses vacuum dilakukan,
spesimen astm D638-01 dengan menggunakan
maka resin akan menyebar keseluruh bagian
aplikasi solidworks 2016. Selanjutnya print
dari fiberglass.
spesimen berbentuk persegi dengan mesin 3D
3. Pencampuran antara Resin dan Katalis
print Desain ASTM D638-01 yang telah
Katalis dicampurkan dengan resin jenis 2668
dibuat akan digunakan saat pemotongan
wnc, dan dengan perbandingan 100:1. Jadi
spesimen dengan water jet. Spesimen uji
apabila resin dengan berat 200gr, maka
dibuat dengan menggunakan bahan PLA+
katalis yang dicampurkan sebanyak 2gr.
dengan infill 20%, tebal layer 0,2 mm, suhu
4. Proses Vacuum Assisted Resin Infussion
meja 70 ºC, suhu nozzle 215 ºC, speed 50 (VARI)
mm/s, dan menggunakan honeycomb sebagai Proses vacuum infusion dapat dilihat
fill patternnya. pada gambar 3.3 diatas yang memiliki 2
3.4.2 Proses Vacuum Infussion input, input pertama dari cairan resin, dan
1. Menyusun Skin, Core, Strimin dan peelply input yang kedua dari pompa vacuum.
4. Hasil dan Pembahasan

Pengujian dilakukan menggunakan


pengujian tarik, untuk mengetahui nilai
kekuatan Tarik dari 9 spesimen yang telah
dilapisi dan 3 spesimen yang tidak dilapisi
komposit untuk dibandingkan. Dari ketiga
Gambar 3.5 Proses Vacuum Infussion
variasi ketebalan yaitu 3mm, 5mm, dan 7mm
3.4.3 Water Jet Cutting untuk mengetahui kekuatan tarik maksimal dan
modulus elastisitas .Pada pengujian Tarik ini
1. Memotong hasil vacuum assisted resin
infusion menggunakan gerinda menggunakan standar uji ASTM D638-01 yang
dilakukan di Laboraturium Bahan Teknik UGM.
Gambar Universal Testing Machine dapat dilihat
pada gambar 2.4

Gambar 3.6 Pemotongan dengan gerinda

2. Hasil potongan kemuadian di potong


menggunakan water jet sesuai dengan
ukuran ASTM D638-01 yang telah di
desain.

Gambar 4.1 Proses Pengujian Tarik


Pada gambar 4.1 menunjukkan gambaran
spesimen uji yang telah diletakkan pada mesin
universal testing machine, dan selanjutnya
proses pengujian Tarik. Berikut proses
pengujian tarik dilakukan. Sebelum melakukan
uji tarik diberi kode terlebih dahulu agar
memudahkan dalam proses input data dan
menganalisinya. Pada gambar 4.2 dibawah ini
Gambar 3.6 Water Jet Cutting menunjukkan spesimen yang sudah diberi kode
sesuai dengan ukuran variasi core.
Tabel 4.2 Data Hasil Pengujian tarik

Kode Tebal Lebar Pmax ΔL Tegangan Regangan


Spesimen (mm) (mm) (KN) (mm) (MPa) (%)

A_NS 2,78 13,34 0,99 1,98 26,70 3,47


A_1 4,10 13,36 2,96 1,52 54,04 2,67
A_2 4,12 13,32 3,25 2,84 59,22 4,98
A_3 4,10 13,30 3,28 2,02 60,15 3,54
B_NS 4,72 13,38 1,00 2,00 15,83 3,51
B_1 6,10 13,42 3,31 3,10 40,43 5,44
B_2 6,14 13,42 3,24 1,42 39,32 2,49
B_3 6,00 13,40 3,29 2,52 40,92 4,42
C_NS 6,88 13,68 1,02 2,02 10,84 3,54
Gambar 4.2 Spesimen sebelum di uji
C_1 8,08 13,56 3,32 2,42 30,30 4,25
C_2 8,26 13,60 3,42 3,12 30,44 5,47
Berikut keterangan spesimen yang akan diuji ;
C_3 8,12 13,60 3,35 2,58 30,34 4,53
Tabel 4.1 Keterangan Kode Spesimen
Keterangan Variasi Tebal Core (mm)
A_NS 3_tanpa skin
B_NS 5_tanpa skin Pada gambar 4.3 spesimen uji yang
C_NS 7_tanpa skin
A 3 telah dilakukan pengujian tarik . Jika dilihat pada
B 5
masing-masing spesimen yang telah diuji terjadi
C 7
beberapa modulus kegagalan dan jenis patahan
4.1 Hasil Pengujian Tarik
yang terjadi. Pada tabel 4.2 data hasil pengujian
Dari proses pengujian tarik pada spesimen A_3 mendapatkan nilai tegangan
spesimen uji yang dilakukan pada maksimal tertinggi sebesar 60,15 MPa untuk
Laboraturium Bahan Teknik UGM spesimen variasi core 3mm dengan skin. Untuk
mendapatkan hasil seperti pada gambar 4.3 beban maksimal yaitu pada spesimen C_2
sebesar 3,42 KN.
Tabel 4.3 Perbandingan Tebal dan Berat
Berat Berat Tebal Tebal
Awal Akhir Awal Akhir
No Spesimen (g) (g) (mm) (mm)
1. A_1 6,80 12,02 2,78 4,10
2. A_2 6,80 12,50 2,78 4,12
3. A_3 6,80 12,60 2,78 4,10
4. B_1 8,30 15,00 4,72 6,10
5. B_2 8,30 13,70 4,72 6,14
6. B_3 8,30 14,80 4,72 6,00
7. C_1 10,10 16,20 6,88 8,08
8. C_2 10,10 15,90 6,88 8,26
9. C_3 10,10 15,70 6,88 8,12
Tabel 4.3 merupakan perbandingan
pertambahan berat dan tebal dari setiap
Gambar 4.3 spesimen setelah diuji
spesimensebelum dan setelah pengujian.
Data hasil pertambahan berat dan tebal 𝜀 = 0,0267 𝑥 100 %

tidak berbeda jauh karena proses vacuum 𝜀 = 2,67 %


dilakukan secara bersamaan. Pertambahan
3. Mencari nilai modulus elastisitas
berat yaitu rata - rata 5 - 6 gram dan tebal 1 –
1,5 mm. 𝜎
𝐸=
𝜀
4.2 Analisis Data dan Pembahasan
54,77 MPa
Pada pengujian ini spesimen yang di uji 𝐸=
0,0267
adalah komposit sandwich dengan variasi
ketebalan core 3mm , 5mm, dan 7mm. Dari 𝐸 = 2023,97 Mpa

hasil pengujian tarik didapatkan sifat- sifat 4.2.1 Kekuatan Tarik


mekanik yaitu kekuatan tarik, regangan, dan
Pengujian tarik mendapatkan hasil nilai
modulus elastisitas.
kekuatan tarik di setiap spesimennya. Setiap
Berikut adalah contoh perhitungan yang variasi core dilakukan sebanyak 3 spesimen
digunakan untuk mendapatkan hasil pada untuk di rata-rata serta membandingkan dengan
pengujian ini, mengambil contoh dari table 4.2 core yang tanpa skin. Berikut hasil data hasil
hasil pengujian tarik kode spesimen A_1 kekuatan tarik yang diperoleh :
1. Menghitung nilai kekuatan tarik , sebelum Tabel 4.4 Kekuatan Tarik
menghitung nilai kekuatan tarik pada Kekuatan Tarik (Mpa)
spesimen harus dicari terlebih dahulu. No Spesimen 1 2 3 Rata-rata
1 A 54,04 59,22 60,15 57,80
A = Lebar x Tebal 2 B 40,43 39,32 40,92 40,22
3 C 30,30 30,44 30,34 30,36
= 13,36 x 4,10 4 A_NS 26,70
5 B_NS 15,83
= 54,77 𝑚𝑚2 6 C_NS 10,84
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 (𝑃)
Kekuatan Tarik =
𝐴
Pada data hasil variasi ketebalan core kode
2960 𝑁
Kekuatan Tarik = A,B,C yaitu 3mm, 5mm, dan 7mm dengan skin
54,77 𝑚𝑚2
dan tanpa skin. Hasil yang digunakan sebagai
= 54,77 MPa
perbandingan untuk grafik yaitu dari rata – rata.
2. Mencari nilai regangan

L − Lo
𝜀=
𝐿𝑜

1,52
𝜀=
57
Tabel 4.5 Regangan
Kekuatan Tarik
80,00 Regangan (%)
Tegangan Tarik (MPa)

57,80
60,00 No Spesimen 1 2 3 Rata-rata
40,22
30,36 1 A 2,67 4,98 3,54 3,73
40,00 26,70
15,83 10,84 2 B 5,44 2,49 4,42 4,12
20,00 3 C 4,25 5,47 4,53 4,75
0,00 4 A_NS 3,47
A_NS B_NS C_NS A B C 5 B_NS 3,51
TANPA SKIN DENGAN SKIN 6 C_NS 3,54

Ganbar 4.4 Grafik Kekuatan Tarik Spesimen


Tanpa Skin dan Dengan Skin Pada data hasil variasi ketebalan core kode
A,B,C yaitu 3mm, 5mm, dan 7mm dengan skin
Pada gambar 4.4 diatas menunjukkan dan tanpa skin. Hasil yang digunakan sebagai
grafik kekuatan tarik, dimana semakin tebal perbandingan untuk grafik yaitu dari rata – rata:
core tidak membuat nilai kekuatan tariknya
semakin tinggi. Data pada tabel 4.4 Regangan 4,75
5 4,12
menunjukkan bahwa kekuatan tarik yang telah 3,47 3,51 3,54 3,37
Regangan (%)

4
3
dilapisi skin pada spesimen kode A_3
2
memiliki nilai tertinggi dengan 60,15 MPa dan 1
nilai terendah yang telah dilapisi skin terdapat 0
A_NS B_NS C_NS A B C
pada kode C_1 dengan 30,30 MPa Pada grafik TANPA SKIN DENGAN SKIN
ini juga menunjukkan bahwa spesimen uji
yang dilapisi skin (fiberglass) dengan metode Gambar 4.5 Grafik Regangan Spesimen Tanpa
Skin dan Dengan Skin
Vacuum Resin Assisted Infussion (VARI)
memiliki kekuatan tarik yang lebih tinggi
Pada gambar 4.5 diatas menunjukkan grafik
dibandingkan dengan spesimen uji yang tidak
regangan , dimana semakin tebal core maka nilai
dilapisi dengan komposit sandwich.
regangannya semakin besar. Data pada tabel 4.5
Penambahan kekuatan tariknya bisa mencapai
menunjukkan bahwa nilai regangan yang telah
2-3 kali lipat setiap variasi corenya.
dilapisi skin pada spesimen C_2 yaitu 5,47 %
4.2.2 Regangan dan nilai terendah pada spesimen B_2 yaitu
Regangan merupakan pertambahan 2,49%. Nilai hasil regangan tersebut kecil
panjang spesimen setelah melakukan karena mengalami patahan diluar batas
pengujian. Saat pengujian selesai akan maksimal pada spesimen uji yang telah diberi
dihitung regangan setiap spesimen yang tanda berwarna putih dapat dilihat pada gambar
selanjutnya akan diolah datanya. Berikut data 4.3. Pada grafik ini juga menunjukkan bahwa
hasil regangan :
spesimen uji yang dilapisi skin (fiberglass) Pada gambar 4.4 diatas menunjukkan
dengan metode Vacuum Resin Assisted grafik modulus elastisitas, dimana semakin
Infussion (VARI) regangan yang lebih tinggi tebal core tidak membuat nilai kekakuan suatu
dibandingkan dengan spesimen uji yang tidak bahan semakin tinggi. Data pada tabel 4.4
dilapisi dengan komposit sandwich. menunjukkan bahwa modulus elastisitas yang

4.2.3 Modulus Elastisitas telah dilapisi skin pada spesimen kode A_1
memiliki nilai tertinggi dengan 2023,97 MPa
Nilai modulus elastisitas suatu bahan untuk
dan nilai terendah yang telah dilapisi skin
mengetahui nilai kekauan pada bahan tersebut.
terdapat pada kode C_2 dengan 556,49 MPa
Modulus elastisitas dapat dianalsis jika telah
Pada grafik ini juga menunjukkan bahwa
mendapatkan nilai teganagn dan regangannya.
spesimen uji yang dilapisi skin (fiberglass)
Berikut nilai modulus elastisitas:
dengan metode Vacuum Resin Assisted
Tabel 4.6 Modulus Elastisitas
Infussion (VARI) memiliki modulus elastisitas
Modulus Elastisas (MPa)
Rata- yang lebih tinggi dibandingkan dengan
No Spesimen 1 2 3 rata
1 A 2023,97 1189,16 1699,15 1637,43
spesimen uji yang tidak dilapisi dengan
2 B 743,20 1579,12 925,79 1082,70 komposit sandwich.
3 C 712,94 556,49 669,76 646,40
4 A_NS 768,50 4.2.4 Beban Maksimum
5 B_NS 451, 28
6 C_NS 305,81 Beban maksimum merupakan beban atau
Pada data hasil variasi ketebalan core gaya maksimal untuk mematahkan spesimen uji
kode A,B,C yaitu 3mm, 5mm, dan 7mm dengan tarik. Data beban tersebut dapat lihat langsung
skin dan tanpa skin. Hasil yang digunakan saat spesimen patah melalui Universal Testing
sebagai perbandingan untuk grafik yaitu dari Machine. Berikut data beban maksimal :
rata – rata: P Max (N)
No Spesimen 1 2 3 Rata-rata
Modulus Elastisitas (MPa) 1 A 2960 3250 3280 3163
2000 1637,43
Modulus Elastisitas (E)

2 B 3310 3240 3290 3280


1600
1082,70 3 C 3320 3420 3350 3363
1200
768,50 4 A_NS 990
646,40
800 451,28
305,81 5 B_NS 1000
400
6 C_NS 1020
0
A_NS B_NS C_NS A B C Pada data hasil variasi ketebalan core kode
TANPA SKIN DENGAN SKIN A,B,C yaitu 3mm, 5mm, dan 7mm dengan skin
Gambar 4.6 Grafik Modulus Elastisitas dan tanpa skin. Hasil yang digunakan sebagai
Spesimen Tanpa Skin dan Dengan Skin perbandingan untuk grafik yaitu dari rata – rata:
Beban Maksimum
4000 3463
3163 3280
3200
P max (N)

2400
1600 990 1000 1020
800
0
A_NS B_NS C_NS A B C
TANPA SKIN DENGAN SKIN Gambar 4.6 Bentuk Patahan Spesimen Kode A
Pada gambar 4.6 diatas spesimen Kode A_1
Gambar 4.7 Grafik Beban Maksimal Spesimen
dengan jenis patahan yang terjadi yaitu AGM
Tanpa Skin dan Dengan Skin
(Angled Gage Middle), dimana tipe kegagalan
Pada gambar 4.5 diatas menunjukkan
berbentuk sudut dan letak patahan terjadi
grafik beban maksimal , dimana semakin tebal
dibagian tengah. Spesimen kode A_1 dengan
core maka nilai beban maksimalnya semakin
bentuk patahan LGB (Lateral Gage Bottom)
besar. Data pada tabel 4.5 menunjukkan
dimana tipe kegagalan berbentuk lateral dan
bahwa nilai beban maksimal pada spesimen
letak patahan terjadi pada bagian bawah.
yang telah dilapisi skin pada spesimen C_2
Spesimen kode A_2 dengan bentuk patahan
yaitu 3420 N dan nilai terendah pada spesimen
LGM (Lateral Gage Middle) dimana tipe
C_1 yaitu 2960 N. Pada grafik ini juga
kegagalan berbentuk lateral dan letak patahan
menunjukkan bahwa spesimen uji yang
terjadi pada bagian tengah.
dilapisi skin (fiberglass) dengan metode
Vacuum Resin Assisted Infussion (VARI)
memiliki beban maksimum yang lebih tinggi
dibandingkan dengan spesimen uji yang tidak
dilapisi dengan komposit sandwich.
Perbandingan beban maksimun untuk
mematahkan spesimen antara skin dan tanpa
Gambar 4.7 Bentuk Patahan Spesimen Kode B
skin hingga 3-4 kali lipat.
Pada gambar 4.7 diatas kode spesimen
4.4 Jenis Patahan dan Modus Kegagalan
B_1 dengan jenis patahan yang terjadi yaitu
Setelah melakukan pengujian tarik AGM (Angled Gage Middle), dimana tipe
komposit sandwich dengan variasi ketebalan kegagalan berbentuk sudut dan letak patahan
core 3, 5, dan 7mm. Selanjutnya akan terjadi dibagian tengah.
menganalisis bentuk patahan dan modus
kegagalan.
dua material komposit dengan metode
vacuum assisted resin infusion (VARI)

. Spesimen kode B_1 dan B_3 dengan mengalami pertambahan berat dan tebal pada

bentuk patahan LGM (Lateral Gage Middle) spesimen setelah dilapisi komposit yaitu 5-6

dimana tipe kegagalan berbentuk lateral dan gram dan 1-1,5 mm.

letak patahan terjadi pada bagian tengah. . 2. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa
Spesimen kode B_2 dengan bentuk patahan modulus elatisitas tertinggi terdapat pada variasi
LAB (Lateral At grip/tab Bottom) dimana tipe core 3mm yaitu sebesar 2023,97 MPa, core
kegagalan berbentuk lateral dan letak patahan 5mm yaitu sebesar 1579,12 MPa, dan core 7mm
terjadi di luar batas spesimen uji. yaitu sebesar 712, 94 MPa.

3. Hasil analisis dan perhitungan bahwa beban


maksimal,, tegangan tarik, dan modulus
elastisitas pada spesimen yang menggunakan
skin memiliki nilai lebih tinggi jika
dibandingkan dengan nilai spesimen yang tidak
menggunakan skin. Pertambahan kekuatan
tariknya 2 – 3 kali lipat

Gambar 4.8 Bentuk Patahan Spesimen Kode C 4. Bentuk patahan yang terdapat pada hasil uji
tarik yaitu AGM (Angled Gage Middle), LGM
Pada gambar 4.6 diatas spesimen Kode (Lateral Gage Middle), LAB (Lateral At
C_1 dengan jenis patahan yang terjadi yaitu grip/tab Bottom), dan LGB (Lateral Gage
AGM (Angled Gage Middle), dimana tipe Bottom).
kegagalan berbentuk sudut dan letak patahan
Daftar Pustaka
terjadi dibagian tengah. Spesimen kode B_1
Pangestu (2017) Pengaruh Sudut dan Jarak Z-
dan B_3 dengan bentuk patahan LGM (Lateral Pin Terhadap Kekuatan Tekan dan Tarik
Gage Middle) dimana tipe kegagalan Komposit Sandwich dengan Inti Plyurethane
foam yang dibuat dengan Metode VARI
berbentuk lateral dan letak patahan terjadi (Vacuum Assisted Resin Infussion)
pada bagian tengah. . Patrick E. Mack, CCT and Mitchell D. Smitch.
(2003). Verdant Technologies, Inc, Rhode
5. Kesimpulan Island, Advanced in Vacuum Infusion
Processing Using Spacer Fabrics as Enginered
Berdasarkan hasil pengujian dan Analisa
Renforcing Interlaminar Infusion Media
yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan Kristanto (2018) Pengaruh Persentase Serat
sebagai berikut : Fiberglass terhadap Kekuatan Tarik
Diharjo, (2011) Kekuatan Bending Komposit
1. Perbedaan dimensi hasil penggabungan
sandwich serat gelas dengan core
DIVINYCELL-PVC H-60.
Callister (2001) Fundamentals of Materials
Science and Enggineering

Sarvesh (2020) Water Jet Cutting


Hartopo (2020) Analisis Perbandingan
Kekuatan Tarik Komposit Rami/Epoksi dan
Hibrid Rami

You might also like