Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Keywords : Fossilization, conventional fossilization, mold and cast, trace fossil, and strata
burial
Abstrak
Fosilisasi adalah suatu proses sedimentasi atau penimbunan sisa organisme yang terakumulasi
dalam sedimen. Fosilisasi terbagi menjadi 2, yaitu proses fosilisasi konvesional dan proses
unkonvensional. Fosilisasi konvensional merupakan proses fosilisasi yang terjadi secara umum
pada sisa organisme baik hewan maupun tumbuhan yang terakumulasi dalam sedimen atau
endapan-endapan baik yang mengalami pengawetan secara menyeluruh, sebagian ataupun
jejaknya saja. Dalam proses fosilisasi banyak hal yang dapat mempengaruhi prosesnya salah
satunya yaitu kondisi lingkungan tempat pengendapannya dan waktu yang dibutuhkan cukup
lama. Dalam proses simulasi fosilisasi konvensional terdapat tiga proses percobaan, yaitu yang
pertama proses fosilisasi mold dan cast yaitu dimana mold adalah hasil cetakan sisa organisme
sedangkan cast yaitu hasil dari produk mold. Pada proses kedua yaitu proses pembentukan trace
fossil atau biasa disebut fosil jejak yang terdiri atas track, trail, dan burrow. Sedangkan pada
proses yang ketiga yaitu fosil dalam strata burial yaitu mensimulasikan keberadaan sisa
organisme dalam sistem pengendapan sedimen yang sederhana. Sehingga dengan melakukan
percobaan ini dapat mengetahui proses fosilisasi dalam bentuk mold dan cast, jejak dan strata
burial di alam melalui percobaan simulasi sederhana
Kata Kunci: Fosilisasi, fosilisasi konvensional, mold dan cast, trace fossil, dan strata burial
1
Putra,Muslim Adi. Simulasi Proses Fosilisasi Konvensional Pada Sisa Organisme
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fosilisasi atau dalam bahasa Inggris disebut fossilization merupakan proses sedimentasi
sisa-sisa organisme yang terakumulasi dalam batuan sedimen baik yang mengalami
pengawetan secara menyeluruh, sebagian maupun dari jejaknya saja. Pembentukan fosil
dapat terjadi melalui proses yang cukup lama serta melalui berbagai gabungan dari
berbagai faktor yang saling berkaitan, baik dari faktor fisikal, kimiawi, ataupun
biologikal. Ilmu mempelajari dari proses fosilisasi dalam paleontologi, yaitu
taphonomy, (dari bahasa Yunani ‘tapho’ yang berarti penguburan dan ‘nomos’ yang
berarti hukum).
Proses fosilisasi dipengaruhi oleh berbgai faktor, dari faktor itulah yang mempengaruhi
hasil dari pembentukan fosil. Dalam fosilisasi terdapat beberapa jenis proses atau
bentuk fosil seperti, mold and cast, trail, burrow, track, ataupun strata-burial. Fosil
terbagi menjadi berbagai jenis sesuai dengan daerah pembentukannya atau proses yang
dialami serta seperti apa sisa yang ditinggalkan. Dari hal ini pentingnya mengetahui
proses yang dialami oleh makhluk hidup di masa lampau. Karena dengan mengetahui
prosesnya akan sangat berguna untuk kehidupan masa yang akan mendatang.
2
Putra,Muslim Adi. Simulasi Proses Fosilisasi Konvensional Pada Sisa Organisme
yang terjadi secara umum pada sisa-sisa organisme baik hewan atau tumbuhan yang
terendapkan dan terawetkan secara menyeluruh, sebagian atau berupa jejaknya saja
(Sukandarrumidi, 2008). Fosil kadang kala terbentuk ketika organisme terendam dalam
air yang kaya kalsium dan terlapisi oleh mineral-mineral semacam travertine. Sambil
membusuk, organisme itu meninggalkan jejak dirinya di lapisan mineral (Djadja, 2014).
Struktur-struktur itu dan mineral-mineral terlarut yang terkandung dalam air-kalsit, pirit,
silica,dan besi, yang jauh lebih tahan erosi dan penguraian kimia perlahan-lahan mulai
menggantikan zat-zat kimia dalam jaringan.
Menurut Amin (2014),berbagai keadaan dapat dijumpai selama mineralisasi yaitu jika
rangka sepenuhnya berisi larutan cair dan penguraian terjadi pada tahap lanjutan,
struktur dalam membatu. Secara umum ada tiga jenis fosil, yaitu bagian dari organisme
itu sendiri, dari sisa-sisaaktifitasnya, juga ada fosil palsu (yaitu bentuknya mirip fosil
tetapi sebenarnya bukan)(Lestari, 2014). Fosil sisa aktifitasnya sering juga disebut
dengan Trace Fosil (fosil jejak), karena yang terlihat hanyalah sisa-sisa aktifitasnya.
Jadi ada kemungkinan fosilitu bukan bagian dari tubuh binatang atau tumbuhan itu
sendiri (Lestari, 2002). Penyimpanan atau pengawetan fosil cangkang ini dapat berupa
cetakan. Cetakan tersebut dapat pula berupa cetakan bagian dalam (internal mould)
dicirikan bentuk permukaan yang halus, atau (external mould) dengan ciri permukaan
yang kasar. Keduanya bukan binatang yang tersimpan, tapi hanyalah cetakan dari
binatang atau organisme itu. Hampir semua fosil ditemukan dilapisan endapan.
Mold merupakan cetakan sisa organisme, jika tercetak bagian luar maka disebut
external mold, sedangkan jika tercetak bagian dalam disebut internal mold. Cast adalah
produk mold yang terisi oleh mineral sekunder menjadi sebuah cetakan. Pada percobaan
ini dilakukan dengan cara memasukkan adonan gypsum ke dalam nampan plastic, lalu
permukaannya diratakan. Kemudian, letakkan dan tekan kerangka bekicot pada adonan
gypsum hingga adonan gypsum setengah mengeras. Selanjutnya, angkat kerangka
bekicot tersebut maka akan terlihat hasil mold dan cast. Dari percobaan ini bertujuan
untuk dapat mengetahui suatu fosilisasi yang terbentuk dengan cara mold dan cast, serta
cata mengidentifikasi dari fosil mold dan cast.
3
Putra,Muslim Adi. Simulasi Proses Fosilisasi Konvensional Pada Sisa Organisme
Dalam proses ini terdapat tiga bentuk jejak fosil atau trace fossil, yaitu track, trail dan
burrow. Track merupakan jejak dari perpindahan organisme berupa jejak tapak kaki di
atas permukaan sedimen, dalam percobaan ini, kegiatan pertama yang dilakukan yaitu
dengan memasukkan adonan gypsum ke nampan lalu diletakkan anak ayam agar
berjalan diatas adonan untuk membentuk track. Trail adalah jejak perpindahan
organisme dalam bentuk seretan. Hal pertama yang dilakukan adalah dengan
meletakkan cacing diatas adonan dan tunggu hingga cacing berjalan membentuk jejak
seretan diatas adonan gypsum. Sedangkan burrow yaitu jejak berupa sisa penggalian
lubang suatu organisme dalam sedimen. Dalam simulasi burrow dilakukan dengan
menggunakan paku yang di timbun dengan adonan gypsum hingga ditunggu beberapa
saat dan ditarik sampai membentuk sebuah lubang.
4
Putra,Muslim Adi. Simulasi Proses Fosilisasi Konvensional Pada Sisa Organisme
Pada proses strata-burial ini mensimulasikan pengendapan sisa organisme dalam strata
sedimentasi serta mengilustrasikan lingkungan pembentukan secara sederhana. Pada
proses percobaan ini diawali dengan memasukkan pasir ke dalam impraboard , lalu
kemudian memasukkan sisa organisme secara bertahap sampai tiga kali dan setelahnya
dilapisi adonan gypsum pada lapisan teratas.
3. KESIMPULAN
4. REFERENSI
Djadja. (2011). Buku 2: Bidang Mineral. Direktorat Investasi Sumber Daya Mineral Ternate
Lestari, Pipit Puji. (2014). Identifikasi dan Konservasi Fosil Temuan Masyarakat di Situs
Semedo. Jurnal Sangiran No 3