You are on page 1of 5

Putra,Muslim Adi.

Simulasi Proses Fosilisasi Konvensional Pada Sisa Organisme

Simulasi Proses Fosilisasi Konvensional Pada Sisa Organisme


Muslim Adi Putra1a, Ayi Ulandari1, Dila Adveriya1, Maria Septi Susan Anjani1, Mohammad
Sachdan Tanjung1, Nurfadillah1, Nurul Azizah1, Raptama Situmorang1 Sepriansah1, Hissy Ijtiha
Sari1, Riyanto Dedinta Aganda1
1
Teknik Geologi, Teknik Manufaktur dan Mineral Kebumian, Institut Teknologi Sumatera
a
Email: muslim.120150035@student.itera.ac.id

Abstract

Fossilization is a process of sedimentation or accumulation of the remains of organisms that


have accumulated in sediments. Fossilization is divided into 2, namely conventional
fossilization processes and unconventional processes. Conventional fossilization is a
fossilization process that generally occurs in the remains of organisms, both animals and plants
that accumulate in sediments or deposits that have been fully preserved, partially or only in
traces. In the process of fossilization, there are many things that can affect the process, one of
which is the environmental conditions where it is deposited and the time it takes is quite long. In
the conventional fossilization simulation process, there are three experimental processes,
namely the first process of mold and cast fossilization, where the mold is the result of the
remains of organisms while the cast is the result of the mold product. In the second process,
namely the process of forming trace fossils or so-called trace fossils consisting of tracks, trails,
and burrows. While in the third process, namely fossils in strata burial, which simulates the
presence of the rest of organisms in a simple sedimentary deposition system.So by doing this
experiment, We can find out the fossilization process in the form of mold and cast, trace and
strata burial in nature through simple simulation experiments.

Keywords : Fossilization, conventional fossilization, mold and cast, trace fossil, and strata
burial

Abstrak

Fosilisasi adalah suatu proses sedimentasi atau penimbunan sisa organisme yang terakumulasi
dalam sedimen. Fosilisasi terbagi menjadi 2, yaitu proses fosilisasi konvesional dan proses
unkonvensional. Fosilisasi konvensional merupakan proses fosilisasi yang terjadi secara umum
pada sisa organisme baik hewan maupun tumbuhan yang terakumulasi dalam sedimen atau
endapan-endapan baik yang mengalami pengawetan secara menyeluruh, sebagian ataupun
jejaknya saja. Dalam proses fosilisasi banyak hal yang dapat mempengaruhi prosesnya salah
satunya yaitu kondisi lingkungan tempat pengendapannya dan waktu yang dibutuhkan cukup
lama. Dalam proses simulasi fosilisasi konvensional terdapat tiga proses percobaan, yaitu yang
pertama proses fosilisasi mold dan cast yaitu dimana mold adalah hasil cetakan sisa organisme
sedangkan cast yaitu hasil dari produk mold. Pada proses kedua yaitu proses pembentukan trace
fossil atau biasa disebut fosil jejak yang terdiri atas track, trail, dan burrow. Sedangkan pada
proses yang ketiga yaitu fosil dalam strata burial yaitu mensimulasikan keberadaan sisa
organisme dalam sistem pengendapan sedimen yang sederhana. Sehingga dengan melakukan
percobaan ini dapat mengetahui proses fosilisasi dalam bentuk mold dan cast, jejak dan strata
burial di alam melalui percobaan simulasi sederhana

Kata Kunci: Fosilisasi, fosilisasi konvensional, mold dan cast, trace fossil, dan strata burial

1
Putra,Muslim Adi. Simulasi Proses Fosilisasi Konvensional Pada Sisa Organisme

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fosilisasi atau dalam bahasa Inggris disebut fossilization merupakan proses sedimentasi
sisa-sisa organisme yang terakumulasi dalam batuan sedimen baik yang mengalami
pengawetan secara menyeluruh, sebagian maupun dari jejaknya saja. Pembentukan fosil
dapat terjadi melalui proses yang cukup lama serta melalui berbagai gabungan dari
berbagai faktor yang saling berkaitan, baik dari faktor fisikal, kimiawi, ataupun
biologikal. Ilmu mempelajari dari proses fosilisasi dalam paleontologi, yaitu
taphonomy, (dari bahasa Yunani ‘tapho’ yang berarti penguburan dan ‘nomos’ yang
berarti hukum).

Proses fosilisasi dipengaruhi oleh berbgai faktor, dari faktor itulah yang mempengaruhi
hasil dari pembentukan fosil. Dalam fosilisasi terdapat beberapa jenis proses atau
bentuk fosil seperti, mold and cast, trail, burrow, track, ataupun strata-burial. Fosil
terbagi menjadi berbagai jenis sesuai dengan daerah pembentukannya atau proses yang
dialami serta seperti apa sisa yang ditinggalkan. Dari hal ini pentingnya mengetahui
proses yang dialami oleh makhluk hidup di masa lampau. Karena dengan mengetahui
prosesnya akan sangat berguna untuk kehidupan masa yang akan mendatang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses fosilisasi dari mold dan cast ?
2. Bagaimana proses fosilisasi pembentukan trace fossil ?
3. Bagaimana proses fosilisasi dari strata burial ?

1.3 Maksud dan Tujuan


1. Mengetahui bagaimana proses fosilisasi dari mold dan cast
2. Mengetahui bagaimana proses fosilisasi dari trace fossil
3. Mengetahui bagaimana proses fosilisasi dari strata burial

1.4 Potensi dan Manfaat Praktikum


1. Praktikan dapat memahami mengenai fosilisasi konvensional
2. Praktikan dapat memahami proses-proses dari fosilisasi konvensional
3. Praktikan dapat mengetahui apa saja manfaat fosil bagi kehidupan manusia

1.5 Tinjauan Pustaka


Fosil dalam bahasa Latin ‘fossa’ yang berarti menggali keluar dari dalam tanah adalah
sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batu atau mineral. Sedangkan
syarat-syarat terbentuknya fosil yaitu: mempunyai bagian keras, terhindar proses-proses
kimia (oksidasi dan reduksi), tidak menjadi mangsa binatang lain, terendapkan pada
batuan yang berbutir halus agar tidak larut atau dalam batuan sedimen, terawetkan
dalam waktu geologi (minimal 500.000 tahun) (Amin, 2014). Apabila rongga ini terisi
oleh mineral maka terbentuklah hasil cetakan (cast) binatang atau tumbuhan tersebut.
Keadaan lingkungan organisme berperan penting dalam pembentukan fosil. Fosilisasi
terjadi atau tidak atas dasar lingkungan organisme. Fosilisasi dibagi menjadi dua, yaitu
fosilisasi konvensional dan fosilisasi unkonvensional. Fosilisasi konvensional adalah proses

2
Putra,Muslim Adi. Simulasi Proses Fosilisasi Konvensional Pada Sisa Organisme

yang terjadi secara umum pada sisa-sisa organisme baik hewan atau tumbuhan yang
terendapkan dan terawetkan secara menyeluruh, sebagian atau berupa jejaknya saja
(Sukandarrumidi, 2008). Fosil kadang kala terbentuk ketika organisme terendam dalam
air yang kaya kalsium dan terlapisi oleh mineral-mineral semacam travertine. Sambil
membusuk, organisme itu meninggalkan jejak dirinya di lapisan mineral (Djadja, 2014).
Struktur-struktur itu dan mineral-mineral terlarut yang terkandung dalam air-kalsit, pirit,
silica,dan besi, yang jauh lebih tahan erosi dan penguraian kimia perlahan-lahan mulai
menggantikan zat-zat kimia dalam jaringan.
Menurut Amin (2014),berbagai keadaan dapat dijumpai selama mineralisasi yaitu jika
rangka sepenuhnya berisi larutan cair dan penguraian terjadi pada tahap lanjutan,
struktur dalam membatu. Secara umum ada tiga jenis fosil, yaitu bagian dari organisme
itu sendiri, dari sisa-sisaaktifitasnya, juga ada fosil palsu (yaitu bentuknya mirip fosil
tetapi sebenarnya bukan)(Lestari, 2014). Fosil sisa aktifitasnya sering juga disebut
dengan Trace Fosil (fosil jejak), karena yang terlihat hanyalah sisa-sisa aktifitasnya.
Jadi ada kemungkinan fosilitu bukan bagian dari tubuh binatang atau tumbuhan itu
sendiri (Lestari, 2002). Penyimpanan atau pengawetan fosil cangkang ini dapat berupa
cetakan. Cetakan tersebut dapat pula berupa cetakan bagian dalam (internal mould)
dicirikan bentuk permukaan yang halus, atau (external mould) dengan ciri permukaan
yang kasar. Keduanya bukan binatang yang tersimpan, tapi hanyalah cetakan dari
binatang atau organisme itu. Hampir semua fosil ditemukan dilapisan endapan.

2. HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Proses Fosilisasi Mold and Cast

Mold merupakan cetakan sisa organisme, jika tercetak bagian luar maka disebut
external mold, sedangkan jika tercetak bagian dalam disebut internal mold. Cast adalah
produk mold yang terisi oleh mineral sekunder menjadi sebuah cetakan. Pada percobaan
ini dilakukan dengan cara memasukkan adonan gypsum ke dalam nampan plastic, lalu
permukaannya diratakan. Kemudian, letakkan dan tekan kerangka bekicot pada adonan
gypsum hingga adonan gypsum setengah mengeras. Selanjutnya, angkat kerangka
bekicot tersebut maka akan terlihat hasil mold dan cast. Dari percobaan ini bertujuan
untuk dapat mengetahui suatu fosilisasi yang terbentuk dengan cara mold dan cast, serta
cata mengidentifikasi dari fosil mold dan cast.

3
Putra,Muslim Adi. Simulasi Proses Fosilisasi Konvensional Pada Sisa Organisme

Gambar 1. Hasil Mold dan Cast

2.2 Proses Pembentukan Trace Fossil

Dalam proses ini terdapat tiga bentuk jejak fosil atau trace fossil, yaitu track, trail dan
burrow. Track merupakan jejak dari perpindahan organisme berupa jejak tapak kaki di
atas permukaan sedimen, dalam percobaan ini, kegiatan pertama yang dilakukan yaitu
dengan memasukkan adonan gypsum ke nampan lalu diletakkan anak ayam agar
berjalan diatas adonan untuk membentuk track. Trail adalah jejak perpindahan
organisme dalam bentuk seretan. Hal pertama yang dilakukan adalah dengan
meletakkan cacing diatas adonan dan tunggu hingga cacing berjalan membentuk jejak
seretan diatas adonan gypsum. Sedangkan burrow yaitu jejak berupa sisa penggalian
lubang suatu organisme dalam sedimen. Dalam simulasi burrow dilakukan dengan
menggunakan paku yang di timbun dengan adonan gypsum hingga ditunggu beberapa
saat dan ditarik sampai membentuk sebuah lubang.

Gambar 2.1 Track Gambar 2.2 Trail Gambar 2.3 Burrow

4
Putra,Muslim Adi. Simulasi Proses Fosilisasi Konvensional Pada Sisa Organisme

2.3 Proses Percobaan Strata-Burial

Pada proses strata-burial ini mensimulasikan pengendapan sisa organisme dalam strata
sedimentasi serta mengilustrasikan lingkungan pembentukan secara sederhana. Pada
proses percobaan ini diawali dengan memasukkan pasir ke dalam impraboard , lalu
kemudian memasukkan sisa organisme secara bertahap sampai tiga kali dan setelahnya
dilapisi adonan gypsum pada lapisan teratas.

Gambar 3 Proses Strata-Burial

3. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil kegiatan praktikum mengenai proses fosilisasi konvensional kami


mengetahui serta mengidentifikasi baik pada percobaan mold and cast, trace fossil
ataupun strata-burial. Dapat dijelaskan bahwa fosilisasi konvensional adalah proses yang
terjadi secara umum pada sisa-sisa organisme baik hewan atau tumbuhan yang
terendapkan dan terawetkan secara menyeluruh, sebagian atau berupa jejaknya saja.
Selain itu dapat dijelaskan secara umum bahwa proses mold and cast yaitu cetakan sisa
organisme lalu terendapkan pada batuan sedimen, sedangkan trace fossil yaitu berupa
jejak dari kehidupan organisme berupa lubang yang terakumulasi pada batuan sedimen,
dan dapat dijelaskan pula bahwa strata-burial merupakan fosil yang terawetkan pada
batuan sedimen yang mana organisme tersebut dapat ditentukan usianya berdasarkan
pada lapisan batuan sedimen tersebut.

4. REFERENSI

Amin.(2014). Paleontologi. Kementrian dan Kebudayaan Indonesia 2013: Jakarta

Djadja. (2011). Buku 2: Bidang Mineral. Direktorat Investasi Sumber Daya Mineral Ternate

Lestari. (2002). Fosilisasi Konvensional. Bandung : Institut Teknologi Bandung

Lestari, Pipit Puji. (2014). Identifikasi dan Konservasi Fosil Temuan Masyarakat di Situs
Semedo. Jurnal Sangiran No 3

Sukandarrumi. (2008). Paleontologi Aplikasi. Yogyakarta : Gadjah Mada University

You might also like