Professional Documents
Culture Documents
)
Burm.f.) TERHADAP Porphyromonas gingivalis DOMINAN
PERIODONTITIS
(In Vitro)
Naskah Publikasi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran Gigi
Diajukan Oleh:
J520110005
ABSTRACT
3
DAYA ANTIBAKTERI AIR PERASAN BUAH LEMON (Citrus limon (L.)
Burm.f.) TERHADAP Porphyromonas gingivalis DOMINAN
PERIODONTITIS
(In Vitro)
INTISARI
4
PENDAHULUAN dengan memberikan obat antibiotik
Penyakit periodontal adalah seperti amoxicillin, metronidazole,
penyakit pada jaringan pendukung dan azithromycin.[5] Penggunaan
gigi yang disebabkan oleh proses antibiotik yang kurang tepat dapat
inflamasi kronis.[1] Periodontitis mengakibatkan bakteri resisten
kronis merupakan salah satu penyakit terhapan obat antibiotik yang telah
periodontal yang paling umum. diberikan.[6] Menurut Ardila, bakteri
Periodontitis kronis adalah penyakit Porphyromonas gingivalis
jaringan pendukung gigi yang dilaporkan resisten terhadap
disebabkan oleh kelompok amoxicillin dan metronidazole jika
mikroorganisme spesifik yang dapat penggunaannya tidak tepat atau
mengakibatkan kerusakan jaringan berlebihan.[7]
pendukung gigi dan tulang alveolar. Penggunaan bahan alam
Kerusakan jaringan pendukung gigi sebagai obat herbal dinilai lebih
dan tulang alveolar berkaitan dengan aman daripada penggunaan obat
meningkatnya jumlah bakteri gram modern karena efek samping obat
negatif pada plak subgingiva.[2] herbal relatif kecil jika digunakan
Porphyromonas gingivalis secara tepat.[8] Salah satu tanaman
merupakan patogen utama yang herbal yang sering dimanfaatkan
dapat menyebabkan inisiasi dan yaitu buah lemon. Pemanfaatan buah
progesi periodontitis kronis.[1] lemon sebagai terapi kesehatan dapat
Porphyromonas gingivalis digunakan sebagai jus dan infused
merupakan bakteri gram negatif water.[9] Air perasan buah lemon
anaerob yang berkoloni di dalam (Citrus limon (L.) Burm.f.)
jaringan mulut dan tumbuh serta mengandung banyak senyawa
berkembang pada biofilm bioaktif seperti flavonoid,
[3]
subgingiva. Porphyromonas karotenoid, limonoid, tannin, dan
gingivalis menghasilkan beberapa terpenoid. Senyawa bioaktif yang
faktor virulensi seperti gingipain, terkandung dalam lemon masing-
lipopolisakarida (LPS), kapsul, dan masing memiliki sifat antibakteri.[10]
fimbriae. Gingipain dapat
menyebabkan kerusakan pada METODE PENELITIAN
jaringan periodontal karena berperan Penelitian ini menggunakan
sebagai pembawa antigen dan enzim metode eksperimen laboratoris murni
protease aktif. LPS dapat memicu dengan rancangan the post-test only
respon inflamasi. Fimbriae berfungsi control group design. Penelitian
sebagai perantara adhesi. Kapsul diawali dengan pembuatan
sebagai pertahanan untuk melawan konsentrasi air perasan buah lemon.
fagositosis.[4] Buah lemon segar diperoleh dari
Perawatan pada penderita salah satu pasar modern di kota
periodontitis kronis adalah dengan Surakarta. Buah lemon kemudian
melakukan scalling dan root dicuci dengan menggunakan akuades
planning disertai dengan terapi obat. steril dan dipotong secara melintang
Terapi obat yang diberikan kepada menggunakan pisau steril. Potongan
penderita periodontitis kronis adalah buah lemon kemudian diperas
5
dengan menggunakan alat pemeras Porphyromonas gingivalis diambil
jeruk steril dan airnya ditampung sebanyak 30µL dengan
dalam gelas ukur steril. Air hasil menggunakan mikropipet kemudian
perasan kemudian disaring dengan diteteskan diatas permukaan media
menggunakan kertas saring untuk MHA dalam cawan petri dan
memisahkan biji dan bulir lemon. Air diratakan dengan menggunakan
perasan buah lemon digunakan spreader. Sebanyak 7 lubang
sebagai larutan uji pada saat itu juga sumuran dengan diameter 6 mm
tanpa mengalami proses dibuat pada plat agar yang akan
pendinginan. Air perasan buah lemon ditetesi oleh larutan uji.
kemudian dibuat menjadi lima Uji kepekaan bakteri
konsentrasi yang berbeda yakni dilakukan dengan meneteskan air
konsentrasi 60%, 70%, 80%, 80%, perasan buah lemon konsentrasi
90%, 100%. Perhitungan pembuatan 60%, 70%, 80%, 90%, 100%
konsentrasi air perasan buah lemon menggunakan mikropipet sebanyak
dengan menggunakan rumus 30µL pada setiap lubang sumuran.
pengenceran sebagai berikut: Satu sumuran ditetesi 30µL
Chlorhexidine 0,2% sebagai kontrol
V1 x M1 = V2 x M2 positif dan satu sumuran ditetesi
30µL akuades steril sebagai kontrol
Keterangan: negatif. Plat agar yang telah ditetesi
V1: volume air perasan lemon yang larutan uji kemudian dimasukkan
akan diambil untuk diencerkan dalam wadah tabung kaca. Lilin yang
V2: volume air perasan lemon yang telah diyalakan diletakkan diatas
akan dibuat tumpukan plat agar dan wadah
M1: konsentrasi air perasan lemon tabung kaca ditutup rapat. Beberapa
yang akan diencerkan detik kemudian lilin akan padam dan
M2: konsentrasi air perasan lemon suasana dalam wadah kaca menjadi
yang akan dibuat anaerob. Plat agar dalam wadah
tabung kaca diinkubasi dalam
Tahap selanjutnya yaitu inkubator selama 48 jam dengan
pembuatan suspensi bakteri. suhu 37oC agar terjadi pertumbuhan
Pembuatan suspensi bakteri koloni bakteri.
dilakukan sesuai standart Mc Farland Tahap pembacaan hasil
yaitu beberapa koloni bakteri dilakukan dengan mengukur zona
Porphyromonas gingivalis diambil hambatan (inhibition zone) yaitu
dengan ose steril kemudian zona bening disekeliling sumuran
dilarutkan dalam 10 ml media BHI yang menunjukkan tidak adanya
cair pada tabung reaksi sehingga pertumbuhan bakteri. Pengukuran
didapatkan suspensi bakteri zona hambat dilakukan dengan
8
berjumlah 10 CFU/ml, selanjutnya menggunakan jangka sorong.
diinkubasi dalam inkubator selama Pengukuran dilakukan sebanyak tiga
48 jam pada suhu 37oC. Hasil kali, yaitu dengan mengambil dua
suspensi bakteri kemudian garis (AB dan CD) yang saling tegak
diinokulasi pada media Muller Hilton lurus melalui titik pusat sumuran dan
Agar (MHA) Suspensi bakteri satu garis bersudut 45o terhadap garis
6
AB atau CD (EF). Pengukuran pengukuran sebesar 2,17 mm; 3,58
pertama menggunakan diameter zona mm; 4,31 mm; 4,62 mm; dan 5,31
hambat AB dikurangi diameter mm. Hasil tersebut menunjukkan
lubang sumuran (ab) kemudian hasil bahwa rerata hasil pengukuran zona
dibagi dua. Pengukuran kedua bening pada air perasan buah lemon
menggunakan diameter zona semakin meningkat pada tingkat
hambatan CD dikurangi diameter konsentrasi yang lebih tinggi yang
lubang sumuran (cd) kemudian hasil berarti semakin tinggi konsentrasi air
dibagi dua. Pengukuran ketiga perasan buah lemon, semakin tinggi
menggunakan diameter zona pula daya antibakteri yang diberikan
hambatan EF dikurangi diameter terhadap Porphyromonas gingivalis
lubang sumuran (ef) kemudian hasil seperti yang ditunjukkan pada
dibagi dua. Hasil akhir ditentukan gambar 1.
dengan menghitung rata-rata dari
ketiga pengukuran. Tabel 1. Rerata Zona Hambat
9
karotenoid, limonoid, tannin, dan Kandungan vitamin C dan asam
terpenoid. Mekanisme aktifitas sitrat membuat derajat keasaman
antibakteri flavonoid dan tannin yaitu (pH) air perasan buah lemon menjadi
dengan merusak membran sel asam. pH asam dapat mengakibatkan
bakteri. Flavonoid membentuk pH internal sel bakteri menurun
senyawa kompleks terhadap protein sehingga dapat mengganggu aktivitas
ekstraseluler yang dapat merusak sel bakteri dan pertumbuhan bakteri
membran sel Porphyromonas menjadi terhambat.[15]
gingivalis dan diikuti dengan Porphyromonas gingivalis
keluarnya senyawa intraseluler merupakan patogen utama dari
bakteri.[12] Tanin memiliki penyakit periodontal dan ditemukan
kemampuan untuk menginaktifkan hampir disemua regio subgingiva.
adhesin dan enzim sel Porphyromonas gingivalis
Porphyromonas gingivalis serta menghasilkan beberapa faktor
mengganggu transport protein pa da virulensi seperti gingipain,
lapisan dalam sel.[13] Tanin juga lipopolisakarida (LPS), kapsul, dan
dapat menyebabkan sel fimbriae. Faktor virulensi
Porphyromonas gingivalis menjadi Porphyromonas gingivalis dapat
lisis karena tanin memiliki target memicu respon inflamasi,
pada polipeptida dinding sel bakteri menginduksi sitokin proinflamasi,
sehingga pembentukan dinding sel dan menyebabkan kerusakan pada
menjadi kurang sempurna dan jaringan periodontal.[16]
kemudian sel bakteri akan mati.[8] Chlorhexidine 0,2% adalah
Mekanisme aktivitas kontrol positif yang digunakan dalam
antibakteri senyawa terpenoid belum penelitian ini. Chlorhexidine adalah
diketahui secara pasti, namun larutan desinfeksi yang bersifat
terpenoid diketahui aktif melawan bakteriostatik dan bakterisidal
bakteri yang diduga dengan terhadap bakteri gram positif dan
melibatkan pemecahan membran gram negatif. Chlorhexidine pada
oleh komponen-komponen konsentrasi rendah dapat
lipofilik.[13] Senyawa karotenoid dan menyebabkan peningkatan
limonoid diketahui aktif melawan permeabilitas pada sel bakteri
bakteri namun mekanisme aktivitas sehingga terjadi kebocoran dari
antibakteri belum diketahui secara komponen interseluler bakteri.
pasti.[14] Chlorhexidine pada konsentrasi
Air perasan buah lemon tinggi dapat menyebabkan
selain bermanfaat sebagai antibakteri pengendapan sitoplasma bakteri
juga bermanfaat sebagai antioksidan. sehingga terjadi kematian sel.
Vitamin C merupakan kandungan
utama yang terdapat pada air perasan KESIMPULAN
buah lemon yang bermanfaat sebagai Berdasarkan hasil penelitian yang
antioksidan. Kandungan utama air telah dilakukan, maka dapat
perasan buah lemon lainnya adalah disimpulkan bahwa:
asam sitrat. Asam sitrat merupakan 1. Air perasan buah lemon
asam organik yang terkandung paling (Citrus limon (L.) Burm.f)
banyak pada air perasan buah lemon. memiliki daya antibakteri
10
terhadap Porphyromonas 5. Cionca, N., Giannopoulou,
gingivalis. C., Ugolotti, G., and
2. Daya antibakteri air perasan Mombelli, A., 2009,
buah lemon (Citrus limon (L.) Amoxicillin and
Burm.f) konsentrasi 100% Metronidazole as an Adjunct
setara dengan kontrol positif to Full-Mouth Scaling and
chlorhexidine 0,2% dalam Root Planing of Chronic
menghambat pertumbuhan Periodontitis, J Periodontol;
bakteri Porphyromonas 80(3): 364-371.
gingivalis. 6. Brooks, G. F., Butel, J. S.,
3. Peningkatan konsentrasi air dan Morse, S. A., 2005,
perasan buah lemon (Citrus Mikrobiologi Kedokteran,
limon (L.) Burm.f) sebanding Salemba Medika, Jakarta,
pengaruhnya terhadap 234-235.
peningkatan daya hambat 7. Ardila, C. M., Lopez, M. A.,
pertumbuhan bakteri Resistance Against
Porphyromonas gingivalis. Clindamycin, Metronidazole
and Amoxicillin in
DAFTAR PUSTAKA Porphyromonas gingivalis
1. Samad, R., 2012, and Aggregatibacter
Periodontitis dan Resiko actinomycetemcomitans
Penyakit Jantung Koroner, Isolates of Periodontal
IPB Press, Bogor, 1-13. Disease, Med Oral Patol
2. Newman, M.G., Takei, H. H., Oral Cir Bucal, 15 (6):e947-
Klokkevold, P. R., and 51.
Carranza, F. A., 2012, 8. Sari, Maria A. N., 2013, Daya
Carranza’s Clinical Hambat Ekstrak Daun
Periodontology, 11th ed., Belimbing Wuluh (Averrhoa
Elsevier, Singapore, 244- bilimbi L.) Terhadap
245. Pertumbuhan Streptococcus
3. Yilmaz, O., 2008, The mutans, Karya Ilmiah:
Chronicles of Skripsi, Jember: Universitas
Phorphyromonas gingivalis: Jember Baian Mikrobiologi
The Microbium, The Human Fakultas Kedokteran Gigi
Oral Epithelium, and Their 9. Puspaningtyas, D. E. dan
Interplay, Microbiology; Prasetyaningrum, Y. I., 2014,
(154): 2897-2903. Variasi Favorit Infused
4. Mysak, J., Podzimek, S., Water Berkhasiat, FMedia,
Sommerova, P., Lyuya-Mi, Jakarta, 70.
Y., Bartova, J., Janatova, T., 10. Russo, M., Bonaccorsi, I.,
Prochazkova, J., and Duskova Torre, G., Saro, M., Dugo, P.,
J., 2014, Porphyromonas and Modello, L., 2014,
gingivalis: Major Underestimated Sources of
Periodonthic Pathogen Flavonoids, Limonoids, and
Overview, J Immun Res; (1): Dietary Fibre: Availability in
1-8.
11
Lemon’s by-Products, J o
Funct Foods; (9): 18-26.
11. Pan, X., Chen, F., Wu, T.,
Tang, H., Zhao, Z., 2009, The
Acid Bile Tolerence dan
Antimicrobial Property of
Lactobacillus Acidhophitus
NIT, J Food Control, 20:598-
602.
12. Juliantina. F.R , D.A. Citra,
B. Nirwani, T. Nurmasitoh,
E.T. Bowo. 2008. Manfaat
Sirih Merah (Piper crocatum)
Sebagai Agen Anti Bakteri
Terhadap Gram Positif dan
Gram Negatif. Jurnal
Kedokteran dan Kesehatan
Indonesia.
13. Ngajow, M., Abidjulu, J., dan
Kamu, V.S., Pengaruh
Antibakteri Ekstrak Kulit
Batang Matoa (Pometia
pinnata) terhadap Bakteri
Staphylococcus aureus secara
In Vitro, J MIPA UNSRAT,
2(2).
14. Hindi, N. K. K. and Chabuck,
Z. A. G., 2013, Antimicrobial
Activity of Different
Aqueous Lemon Extracts, J o
App Pharm Sci; 3(06): 074-
078.
15. Molina, E.G., Perles, R.D.,
Moreno, D.A., and Viguera,
C.G., 2009, Natural Bioactive
Compounds of Citrus limon
for Food and Health. JPBA;
(51): 327-345.
16. Samaranayake, L., 2012,
Essential Microbiology for
Dentistry, 4th ed., Elsevier,
Toronto, 58-59.
12