You are on page 1of 12

DAYA ANTIBAKTERI AIR PERASAN BUAH LEMON (Citrus limon (L.

)
Burm.f.) TERHADAP Porphyromonas gingivalis DOMINAN
PERIODONTITIS

(In Vitro)

Naskah Publikasi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran Gigi

Diajukan Oleh:

Pamela Lolita Berti

J520110005

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF LEMON (Citrus limon (L.) Burm.f.) JUICE
AGAINST Porphyromonas gingivalis
(In Vitro)

Pamela Lolita Berti1, Soetomo Nawawi2, Juwita Raditya Ningsih2


1
Students of Dentistry, Dentistry Faculty, University of Muhammadiyah Surakarta
2
Lecturer of Dentistry, Dentistry Faculty, University of Muhammadiyah Surakarta

ABSTRACT

Porphyromonas gingivalis is a pathogen bacteria that mostly found in


periodontitis. Porphyromonas gingivalis produces some virulence factors such as
gingipain, lipopolysaccharide (LPS), capsule and fimbriae, that can cause
inflamation respons, induce proinflamatory cytokine, and damage periodontal
ligaments. One of the treatment choices is antibiotic drugs that their properties
also can be found in lemon. Lemon (Citrus limon (L.) Burm.f.) as a herbal
medicine contains bioactived substances such as flavonoids, carotenoids,
limonoids, tannin, and terpenoids. The aims of this study were to understand
antibacterial activity of lemon juice, to understand antibacterial activity of lemon
juice with certain concentration was equal to positive control chlorhexidine 0,2%,
and to understand the developing of lemon juice concentration was followed by
the developing of antibacterial activity against Porphyromonas gingivalis.
This research was initiated by squeezing lemon to get lemon juice, and
devided into 5 concentration afterwards which each concentration contains 60%,
70%, 80%, 90%, and 100% lemon juice per volume. Bacterial sensitivity test was
done by dropping 30 μl each concentration of lemon juice using micropipette into
plate contained 7 wells. The other 2 wells were filled by 30 μl clorhexidine 0.2%
as positive control and 30 μl sterile aquadest as negative control.
The result was read by measuring inhibiton zone of each well and
analysed using one-way Anova with 95% confidence interval. Statistical result
showed that lemon juice concentration (60%, 70%, 80%, 90%, and 100%) have
antibacterial activity effects against Porphyromonas gingivalis (p=0,00).

Key words: antibacterial, lemon juice, periodontitis, Porphyromonas gingivalis


_______________________________________________________________

3
DAYA ANTIBAKTERI AIR PERASAN BUAH LEMON (Citrus limon (L.)
Burm.f.) TERHADAP Porphyromonas gingivalis DOMINAN
PERIODONTITIS
(In Vitro)

INTISARI

Porphyromonas gingivalis merupakan bakteri patogen dominan


periodontitis. Porphyromonas gingivalis menghasilkan beberapa faktor virulensi
seperti gingipain, lipopolisakarida (LPS), kapsul, dan fimbriae. Faktor virulensi
Porphyromonas gingivalis dapat memicu respon inflamasi, menginduksi sitokin
proinflamasi, dan menyebabkan kerusakan pada jaringan periodontal. Terapi obat
antibiotik merupakan salah satu perawatan yang diberikan kepada penderita
periodontitis. Bahan alami yang dapat digunakan sebagai antibiotik salah satunya
adalah air perasan buah lemon (Citrus limon (L.) Burm.f.) yang mengandung
banyak senyawa bioaktif seperti flavonoid, karotenoid, limonoid, tannin, dan
terpenoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya antibakteri air perasan
buah lemon terhadap Porphyromonas gingivalis, daya antibakteri air perasan
buah lemon konsentrasi 100% setara dengan kontrol positif chlorhexidine 0,2%
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Porphyromonas gingivalis, dan
kenaikan tingkat konsentrasi air perasan buah lemon (Citrus limon (L.) Burm.f)
mempengaruhi kenaikan daya hambat pertumbuhan bakteri Porphyromonas
gingivalis.
Penelitian diawali dengan pembuatan konsentrasi air perasan buah lemon.
Air perasan buah lemon kemudian dibuat menjadi lima konsentrasi yang berbeda
yakni konsentrasi 60%, 70%, 80%, 90%, dan 100%. Uji kepekaan bakteri
dilakukan dengan meneteskan air perasan buah lemon konsentrasi 60%, 70%,
80%, 90%, 100% menggunakan mikropipet sebanyak 30µL pada setiap lubang
sumuran. Satu sumuran ditetesi 30µL Chlorhexidine 0,2% sebagai kontrol positif
dan satu sumuran ditetesi 30µL akuades steril sebagai kontrol negatif. Tahap
pembacaan hasil dilakukan dengan mengukur zona hambatan (inhibition zone)
yaitu zona bening di sekeliling sumuran yang menunjukkan tidak adanya
pertumbuhan bakteri.
Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan one-way Anova
dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil analisis menunjukkan nilai p= 0,00 yang
berarti bahwa terdapat pegaruh daya antibakteri air perasan buah lemon
konsentrasi 60%, 70%, 80%, 90%, dan 100% terhadap Porphyromonas gingivalis.

Kata kunci: air perasan buah lemon, antibakteri, periodontitis, Porphyromonas


gingivalis.
__________________________________________________________________

4
PENDAHULUAN dengan memberikan obat antibiotik
Penyakit periodontal adalah seperti amoxicillin, metronidazole,
penyakit pada jaringan pendukung dan azithromycin.[5] Penggunaan
gigi yang disebabkan oleh proses antibiotik yang kurang tepat dapat
inflamasi kronis.[1] Periodontitis mengakibatkan bakteri resisten
kronis merupakan salah satu penyakit terhapan obat antibiotik yang telah
periodontal yang paling umum. diberikan.[6] Menurut Ardila, bakteri
Periodontitis kronis adalah penyakit Porphyromonas gingivalis
jaringan pendukung gigi yang dilaporkan resisten terhadap
disebabkan oleh kelompok amoxicillin dan metronidazole jika
mikroorganisme spesifik yang dapat penggunaannya tidak tepat atau
mengakibatkan kerusakan jaringan berlebihan.[7]
pendukung gigi dan tulang alveolar. Penggunaan bahan alam
Kerusakan jaringan pendukung gigi sebagai obat herbal dinilai lebih
dan tulang alveolar berkaitan dengan aman daripada penggunaan obat
meningkatnya jumlah bakteri gram modern karena efek samping obat
negatif pada plak subgingiva.[2] herbal relatif kecil jika digunakan
Porphyromonas gingivalis secara tepat.[8] Salah satu tanaman
merupakan patogen utama yang herbal yang sering dimanfaatkan
dapat menyebabkan inisiasi dan yaitu buah lemon. Pemanfaatan buah
progesi periodontitis kronis.[1] lemon sebagai terapi kesehatan dapat
Porphyromonas gingivalis digunakan sebagai jus dan infused
merupakan bakteri gram negatif water.[9] Air perasan buah lemon
anaerob yang berkoloni di dalam (Citrus limon (L.) Burm.f.)
jaringan mulut dan tumbuh serta mengandung banyak senyawa
berkembang pada biofilm bioaktif seperti flavonoid,
[3]
subgingiva. Porphyromonas karotenoid, limonoid, tannin, dan
gingivalis menghasilkan beberapa terpenoid. Senyawa bioaktif yang
faktor virulensi seperti gingipain, terkandung dalam lemon masing-
lipopolisakarida (LPS), kapsul, dan masing memiliki sifat antibakteri.[10]
fimbriae. Gingipain dapat
menyebabkan kerusakan pada METODE PENELITIAN
jaringan periodontal karena berperan Penelitian ini menggunakan
sebagai pembawa antigen dan enzim metode eksperimen laboratoris murni
protease aktif. LPS dapat memicu dengan rancangan the post-test only
respon inflamasi. Fimbriae berfungsi control group design. Penelitian
sebagai perantara adhesi. Kapsul diawali dengan pembuatan
sebagai pertahanan untuk melawan konsentrasi air perasan buah lemon.
fagositosis.[4] Buah lemon segar diperoleh dari
Perawatan pada penderita salah satu pasar modern di kota
periodontitis kronis adalah dengan Surakarta. Buah lemon kemudian
melakukan scalling dan root dicuci dengan menggunakan akuades
planning disertai dengan terapi obat. steril dan dipotong secara melintang
Terapi obat yang diberikan kepada menggunakan pisau steril. Potongan
penderita periodontitis kronis adalah buah lemon kemudian diperas
5
dengan menggunakan alat pemeras Porphyromonas gingivalis diambil
jeruk steril dan airnya ditampung sebanyak 30µL dengan
dalam gelas ukur steril. Air hasil menggunakan mikropipet kemudian
perasan kemudian disaring dengan diteteskan diatas permukaan media
menggunakan kertas saring untuk MHA dalam cawan petri dan
memisahkan biji dan bulir lemon. Air diratakan dengan menggunakan
perasan buah lemon digunakan spreader. Sebanyak 7 lubang
sebagai larutan uji pada saat itu juga sumuran dengan diameter 6 mm
tanpa mengalami proses dibuat pada plat agar yang akan
pendinginan. Air perasan buah lemon ditetesi oleh larutan uji.
kemudian dibuat menjadi lima Uji kepekaan bakteri
konsentrasi yang berbeda yakni dilakukan dengan meneteskan air
konsentrasi 60%, 70%, 80%, 80%, perasan buah lemon konsentrasi
90%, 100%. Perhitungan pembuatan 60%, 70%, 80%, 90%, 100%
konsentrasi air perasan buah lemon menggunakan mikropipet sebanyak
dengan menggunakan rumus 30µL pada setiap lubang sumuran.
pengenceran sebagai berikut: Satu sumuran ditetesi 30µL
Chlorhexidine 0,2% sebagai kontrol
V1 x M1 = V2 x M2 positif dan satu sumuran ditetesi
30µL akuades steril sebagai kontrol
Keterangan: negatif. Plat agar yang telah ditetesi
V1: volume air perasan lemon yang larutan uji kemudian dimasukkan
akan diambil untuk diencerkan dalam wadah tabung kaca. Lilin yang
V2: volume air perasan lemon yang telah diyalakan diletakkan diatas
akan dibuat tumpukan plat agar dan wadah
M1: konsentrasi air perasan lemon tabung kaca ditutup rapat. Beberapa
yang akan diencerkan detik kemudian lilin akan padam dan
M2: konsentrasi air perasan lemon suasana dalam wadah kaca menjadi
yang akan dibuat anaerob. Plat agar dalam wadah
tabung kaca diinkubasi dalam
Tahap selanjutnya yaitu inkubator selama 48 jam dengan
pembuatan suspensi bakteri. suhu 37oC agar terjadi pertumbuhan
Pembuatan suspensi bakteri koloni bakteri.
dilakukan sesuai standart Mc Farland Tahap pembacaan hasil
yaitu beberapa koloni bakteri dilakukan dengan mengukur zona
Porphyromonas gingivalis diambil hambatan (inhibition zone) yaitu
dengan ose steril kemudian zona bening disekeliling sumuran
dilarutkan dalam 10 ml media BHI yang menunjukkan tidak adanya
cair pada tabung reaksi sehingga pertumbuhan bakteri. Pengukuran
didapatkan suspensi bakteri zona hambat dilakukan dengan
8
berjumlah 10 CFU/ml, selanjutnya menggunakan jangka sorong.
diinkubasi dalam inkubator selama Pengukuran dilakukan sebanyak tiga
48 jam pada suhu 37oC. Hasil kali, yaitu dengan mengambil dua
suspensi bakteri kemudian garis (AB dan CD) yang saling tegak
diinokulasi pada media Muller Hilton lurus melalui titik pusat sumuran dan
Agar (MHA) Suspensi bakteri satu garis bersudut 45o terhadap garis
6
AB atau CD (EF). Pengukuran pengukuran sebesar 2,17 mm; 3,58
pertama menggunakan diameter zona mm; 4,31 mm; 4,62 mm; dan 5,31
hambat AB dikurangi diameter mm. Hasil tersebut menunjukkan
lubang sumuran (ab) kemudian hasil bahwa rerata hasil pengukuran zona
dibagi dua. Pengukuran kedua bening pada air perasan buah lemon
menggunakan diameter zona semakin meningkat pada tingkat
hambatan CD dikurangi diameter konsentrasi yang lebih tinggi yang
lubang sumuran (cd) kemudian hasil berarti semakin tinggi konsentrasi air
dibagi dua. Pengukuran ketiga perasan buah lemon, semakin tinggi
menggunakan diameter zona pula daya antibakteri yang diberikan
hambatan EF dikurangi diameter terhadap Porphyromonas gingivalis
lubang sumuran (ef) kemudian hasil seperti yang ditunjukkan pada
dibagi dua. Hasil akhir ditentukan gambar 1.
dengan menghitung rata-rata dari
ketiga pengukuran. Tabel 1. Rerata Zona Hambat

HASIL DAN PEMBAHASAN Kelompok perlakuan N Rerata (mm) ±


Hasil penelitian menunjukkan Simpangan baku
adanya zona bening disekitar
Akuades steril (kontrol 4 0±0
sumuran yang menunjukkan adanya
hambatan pertumbuhan negatif)
Porphyromonas gingivalis oleh air Konsentrasi 60% 4 2,17±0,54
perasan buah lemon (Citrus limon Konsentrasi 70% 4 3,58±0,91
(L.) Burm.f.) dan kontrol positif
chlorhexidine 0,2%. Tabel 1 Konsentrasi 80% 4 4,31±1,22
menunjukkan hasil rerata Konsentrasi 90% 4 4,62±0,86
pengukuran zona hambat Konsentrasi 100% 4 5,31±1,19
pertumbuhan Porphyromonas
Chlorhexidine 0,2% 4 5,79±0,32
gingivalis setelah diberikan
perlakuan air perasan buah lemon. (kontrol positif)
Akuades steril sebagai control
negatif tidak menunjukkan adanya Rerata Zona Hambat
7
zona bening dengan hasil
6
pengukuran sebesar 0,00 mm yang 5
berarti bahwa akuades steril tidak 4
memberikan pengaruh daya 3 Rerata Zona Hambat
antibakteri. Chlorhexidine 0,2% 2

sebagai kontrol positif menunjukkan 1


0
adanya zona bening di sekitar Kontrol K60% K70% K80% K90% K100% Kontrol
sumuran dengan hasil pengukuran (-) (+)

sebesar 5,79 mm. Gambar 1. Diagram Rerata Zona


Air perasan buah lemon Hambat
konsentrasi 60%, 70%, 80%, 90%, Data yang telah diperoleh
dan 100% masing-masing kemudian dilakukan uji normalitas
menunjukkan adanya zona bening di Shapiro-wilk dengan nilai
sekitar sumuran dengan hasil signifikansi (p>0,05) untuk
7
mengetahui data terdistribusi normal. kelompok perlakuan air perasan buah
Hasil uji normalitas menunjukkan lemon konsentrasi 60%, 70%, 80%,
bahwa sampel terdistribusi normal 90%, 100%, kontrol negatif akuades
seperti yang ditunjukkan dalam tabel steril, dan kontrol positif
2. Selanjutnya dilakukan uji chlorhexidine 0,2%.
homogenitas Levene’s test dengan Hasil uji Post Hoc LSD
nilai signifikansi (p>0,05) untuk (p<0,05) menunjukkan bahwa
mengetahui varian data pada terdapat perbedaan rerata zona
kelompok perlakuan sama. Hasil uji hambat yang signifikan antara
homogenitas menunjukkan p=0,168 kelompok kontrol positif
yang berarti bahwa sampel bersifat Chlorhexidine 0,2% terhadap air
homogen. perasan buah lemon konsentrasi
Data yang telah terbukti 60%, 70%, dan 80%. Air perasan
normal dan bersifat homogen buah lemon konsentrasi 100%
selanjutnya dilakukan uji one-way menunjukkan perbedaan rerata zona
Anova yang bertujuan untuk hambat yang signifikan terhadap
mengetahui pengaruh air perasan konsentrasi 60%, 70%, dan 80%.
buah lemon (Citrus limon (L.) Air perasan buah lemon konsentrasi
Burm.f.) terhadap pertumbuhan 90% dan 80% menunjukkan
Porphyromonas gingivalis. Hasil uji perbedaan rerata zona hambat yang
one-way Anova pada tabel 3 signifikan terhadap konsentrasi
menunjukkan nilai signifikansi 60%. Sedangkan terdapat hasil yang
sebesar p= 0,000 (p<0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat
berarti bahwa terdapat pengaruh daya perbedaan rerata zona hambat tetapi
antibakteri air perasan buah lemon tidak signifikan pada kelompok air
konsentrasi 60%, 70%, 80%, 90%, perasan buah lemon konsentrasi 60%
dan 100% terhadap Porphyromonas terhadap konsentrasi 70%,
gingivalis. konsentrasi 70% terhadap
konsentrasi 80% dan 90%,
Tabel 2. Hasil Uji one-way Anova konsentrasi 80% terhadap
konsentrasi 90%, konsentrasi 90%
Sumber JK df RK F Sig terhadap konsentrasi 100%
variansi kelompok kontrol positif
Antar 96,984 6 16,164 23,176 0,000 Chlorhexidine 0,2%, dan konsentrasi
kelompok 100% terhadap kelompok kontrol
Dalam 14,647 21 0,697 positif Chlorhexidine 0,2%.
Kelompok
Air perasan buah lemon
dalam penelitian ini diujikan pada
Total 111,631 27
Porphyromonas gingivalis yang
merupakan bakteri patogen dominan
Uji Post hoc LSD dengan periodontitis. Hasil penelitian
tingkat kepercayaan 95% selanjutnya menunjukkan adanya zona bening
dilakukan untuk mengetahui disekitar sumuran yang berarti
signifikansi perbedaan rerata terdapat hambatan pertumbuhan
diameter zona hambat pertumbuhan Porphyromonas gingivalis oleh air
Porphyromonas gingivalis pada tiap perasan buah lemon (Citrus limon
8
Tabel 3. Hasil uji Post Hoc LSD terbentuknya perbedaan diameter
Perlakuan akuades 60% 70% 80% 90% 100% Chlorhexidine
Akuades - 0.001* 0.000* 0.000* 0.000* 0.000* 0.000*
60% - - 0.027 0.002* 0.000* 0.000* 0.000*
70% - - - 0.225 0.093 0.008* 0.001*
80% - - - - 0.614 0.105* 0.020*
90% - - - - - 0.251 0.059
100% - - - - - - 0.423
Chlorhexidine - - - - - - -

zona hambat. Diameter zona hambat


(L.) Burm.f.). Kontrol positif
chlorhexidine 0,2% menunjukkan
adanya zona bening disekitar yang terbentuk semakin besar pada
sumuran yang berarti terdapat tingkat konsentrasi yang lebih tinggi.
hambatan pertumbuhan Hal ini menunjukkan bahwa setiap
Porphyromonas gingivalis. Hasil konsentrasi air perasan buah lemon
analisis data tentang daya antibakteri memberikan pengaruh yang berbeda
air perasan buah lemon (Citrus limon dalam menghambat pertumbuhan
(L.) Burm.f.) terhadap Porphyromonas gingivalis.
Porphyromonas gingivalis Diameter zona hambat
menunjukkan air perasan buah lemon pertumbuhan bakteri dibagi menjadi
memiliki pengaruh yang signifikan tiga kategori. Diameter 0-3 mm
dalam menghambat pertumbuhan merupakan agen antibakteri kategori
Porphyromonas gingivalis (p<0,05) lemah, diameter 3-6 mm adalah agen
seperti yang tertera pada tabel 2. antibakteri kategori sedang, dan
Hasil uji statistik mengacu diameter lebih dari 6 mm adalah
pada tabel 3 menunjukkan bahwa air agen antibakteri kategori kuat.[11]
perasan buah lemon konsentrasi Hasil rerata diameter zona hambat air
60%, 70%, 80%, 90%, 100%, dan perasan buah lemon konsentrasi 60%
kontrol positif chlorhexidine 0,2% termasuk dalam agen antibakteri
memiliki perbedaan rerata zona kategori lemah. Air perasan buah
hambat yang signifikan. Air perasan lemon konsentrasi 70%, 80%, 90%,
buah lemon konsentrasi 100% 100%, dan kontrol positif
merupakan konsentrasi yang paling chlorhexidine 0,2% termasuk dalam
tinggi dalam menghambat agen antibakteri kategori sedang.
pertumbuhan bakteri. Konsentrasi Daya antibakteri terbesar
60% merupakan konsentrasi paling ditunjukkkan oleh air perasan buah
rendah dan perbedaan zona hambat lemon konsentrasi 100% yang
yang terbentuk terlihat signifikan termasuk dalam agen antibakteri
dibandingkan dengan kontrol negatif. kategori sedang.
Perbedaan perlakuan konsentrasi air Air perasan buah lemon
perasan buah lemon mengakibatkan mengandung banyak senyawa
bioaktif seperti flavonoid,

9
karotenoid, limonoid, tannin, dan Kandungan vitamin C dan asam
terpenoid. Mekanisme aktifitas sitrat membuat derajat keasaman
antibakteri flavonoid dan tannin yaitu (pH) air perasan buah lemon menjadi
dengan merusak membran sel asam. pH asam dapat mengakibatkan
bakteri. Flavonoid membentuk pH internal sel bakteri menurun
senyawa kompleks terhadap protein sehingga dapat mengganggu aktivitas
ekstraseluler yang dapat merusak sel bakteri dan pertumbuhan bakteri
membran sel Porphyromonas menjadi terhambat.[15]
gingivalis dan diikuti dengan Porphyromonas gingivalis
keluarnya senyawa intraseluler merupakan patogen utama dari
bakteri.[12] Tanin memiliki penyakit periodontal dan ditemukan
kemampuan untuk menginaktifkan hampir disemua regio subgingiva.
adhesin dan enzim sel Porphyromonas gingivalis
Porphyromonas gingivalis serta menghasilkan beberapa faktor
mengganggu transport protein pa da virulensi seperti gingipain,
lapisan dalam sel.[13] Tanin juga lipopolisakarida (LPS), kapsul, dan
dapat menyebabkan sel fimbriae. Faktor virulensi
Porphyromonas gingivalis menjadi Porphyromonas gingivalis dapat
lisis karena tanin memiliki target memicu respon inflamasi,
pada polipeptida dinding sel bakteri menginduksi sitokin proinflamasi,
sehingga pembentukan dinding sel dan menyebabkan kerusakan pada
menjadi kurang sempurna dan jaringan periodontal.[16]
kemudian sel bakteri akan mati.[8] Chlorhexidine 0,2% adalah
Mekanisme aktivitas kontrol positif yang digunakan dalam
antibakteri senyawa terpenoid belum penelitian ini. Chlorhexidine adalah
diketahui secara pasti, namun larutan desinfeksi yang bersifat
terpenoid diketahui aktif melawan bakteriostatik dan bakterisidal
bakteri yang diduga dengan terhadap bakteri gram positif dan
melibatkan pemecahan membran gram negatif. Chlorhexidine pada
oleh komponen-komponen konsentrasi rendah dapat
lipofilik.[13] Senyawa karotenoid dan menyebabkan peningkatan
limonoid diketahui aktif melawan permeabilitas pada sel bakteri
bakteri namun mekanisme aktivitas sehingga terjadi kebocoran dari
antibakteri belum diketahui secara komponen interseluler bakteri.
pasti.[14] Chlorhexidine pada konsentrasi
Air perasan buah lemon tinggi dapat menyebabkan
selain bermanfaat sebagai antibakteri pengendapan sitoplasma bakteri
juga bermanfaat sebagai antioksidan. sehingga terjadi kematian sel.
Vitamin C merupakan kandungan
utama yang terdapat pada air perasan KESIMPULAN
buah lemon yang bermanfaat sebagai Berdasarkan hasil penelitian yang
antioksidan. Kandungan utama air telah dilakukan, maka dapat
perasan buah lemon lainnya adalah disimpulkan bahwa:
asam sitrat. Asam sitrat merupakan 1. Air perasan buah lemon
asam organik yang terkandung paling (Citrus limon (L.) Burm.f)
banyak pada air perasan buah lemon. memiliki daya antibakteri
10
terhadap Porphyromonas 5. Cionca, N., Giannopoulou,
gingivalis. C., Ugolotti, G., and
2. Daya antibakteri air perasan Mombelli, A., 2009,
buah lemon (Citrus limon (L.) Amoxicillin and
Burm.f) konsentrasi 100% Metronidazole as an Adjunct
setara dengan kontrol positif to Full-Mouth Scaling and
chlorhexidine 0,2% dalam Root Planing of Chronic
menghambat pertumbuhan Periodontitis, J Periodontol;
bakteri Porphyromonas 80(3): 364-371.
gingivalis. 6. Brooks, G. F., Butel, J. S.,
3. Peningkatan konsentrasi air dan Morse, S. A., 2005,
perasan buah lemon (Citrus Mikrobiologi Kedokteran,
limon (L.) Burm.f) sebanding Salemba Medika, Jakarta,
pengaruhnya terhadap 234-235.
peningkatan daya hambat 7. Ardila, C. M., Lopez, M. A.,
pertumbuhan bakteri Resistance Against
Porphyromonas gingivalis. Clindamycin, Metronidazole
and Amoxicillin in
DAFTAR PUSTAKA Porphyromonas gingivalis
1. Samad, R., 2012, and Aggregatibacter
Periodontitis dan Resiko actinomycetemcomitans
Penyakit Jantung Koroner, Isolates of Periodontal
IPB Press, Bogor, 1-13. Disease, Med Oral Patol
2. Newman, M.G., Takei, H. H., Oral Cir Bucal, 15 (6):e947-
Klokkevold, P. R., and 51.
Carranza, F. A., 2012, 8. Sari, Maria A. N., 2013, Daya
Carranza’s Clinical Hambat Ekstrak Daun
Periodontology, 11th ed., Belimbing Wuluh (Averrhoa
Elsevier, Singapore, 244- bilimbi L.) Terhadap
245. Pertumbuhan Streptococcus
3. Yilmaz, O., 2008, The mutans, Karya Ilmiah:
Chronicles of Skripsi, Jember: Universitas
Phorphyromonas gingivalis: Jember Baian Mikrobiologi
The Microbium, The Human Fakultas Kedokteran Gigi
Oral Epithelium, and Their 9. Puspaningtyas, D. E. dan
Interplay, Microbiology; Prasetyaningrum, Y. I., 2014,
(154): 2897-2903. Variasi Favorit Infused
4. Mysak, J., Podzimek, S., Water Berkhasiat, FMedia,
Sommerova, P., Lyuya-Mi, Jakarta, 70.
Y., Bartova, J., Janatova, T., 10. Russo, M., Bonaccorsi, I.,
Prochazkova, J., and Duskova Torre, G., Saro, M., Dugo, P.,
J., 2014, Porphyromonas and Modello, L., 2014,
gingivalis: Major Underestimated Sources of
Periodonthic Pathogen Flavonoids, Limonoids, and
Overview, J Immun Res; (1): Dietary Fibre: Availability in
1-8.
11
Lemon’s by-Products, J o
Funct Foods; (9): 18-26.
11. Pan, X., Chen, F., Wu, T.,
Tang, H., Zhao, Z., 2009, The
Acid Bile Tolerence dan
Antimicrobial Property of
Lactobacillus Acidhophitus
NIT, J Food Control, 20:598-
602.
12. Juliantina. F.R , D.A. Citra,
B. Nirwani, T. Nurmasitoh,
E.T. Bowo. 2008. Manfaat
Sirih Merah (Piper crocatum)
Sebagai Agen Anti Bakteri
Terhadap Gram Positif dan
Gram Negatif. Jurnal
Kedokteran dan Kesehatan
Indonesia.
13. Ngajow, M., Abidjulu, J., dan
Kamu, V.S., Pengaruh
Antibakteri Ekstrak Kulit
Batang Matoa (Pometia
pinnata) terhadap Bakteri
Staphylococcus aureus secara
In Vitro, J MIPA UNSRAT,
2(2).
14. Hindi, N. K. K. and Chabuck,
Z. A. G., 2013, Antimicrobial
Activity of Different
Aqueous Lemon Extracts, J o
App Pharm Sci; 3(06): 074-
078.
15. Molina, E.G., Perles, R.D.,
Moreno, D.A., and Viguera,
C.G., 2009, Natural Bioactive
Compounds of Citrus limon
for Food and Health. JPBA;
(51): 327-345.
16. Samaranayake, L., 2012,
Essential Microbiology for
Dentistry, 4th ed., Elsevier,
Toronto, 58-59.

12

You might also like