Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Background. Porphyromonas gingivalis (P. gingivalis) is plaque bacteria caused periodontitis
with proteolitic characterised that makes some damages to the periodontal tissues.
Lymphocytes are chronic inflamed cells which have specific characteristic when periodontitis
was occured. Papaya is known as herbal plants, which contains substances which have
antimicroba and antiinflamation activities in its leaves. The purpose of this research is to
determinate the effect of papaya leaves extract to the number of limfocyte cells to the male-
wistar rats gingival that was periodontitis. Twenty male-wistar rats that were divided to the five
groups with different treatments. The first group is control of other group, the second group is
treatment group that was induced with P. gingivalis and assembled with a ligature, while the
remaining of groups were added with the extract of papaya leaves sondation by certain
concentration 25% for the third group, 50% for the fourth group, and 75% for the last group after
getting some treatments as the second group. The result of the research showed that the
highest lymphocytes cells was found to group that was induced by P. gingivalis and assembled
with a ligature. In the contrary, the lowest lymphocytes cells was found to the fifth group that
was treated with the extract of papaya leaves 75%. It concluded that papaya leaves extract
decreased the number of lymphocytes in periodontitis male-wistar rats gingival. The most
effectively of papaya leaves extract that was used is 75%. Advanced research about the
compound of the extract of papaya leaves which most influential and the mechanism to the
decrease of the number of lymphocytes cells are needed.
Abstrak
Latar belakang. Porphyromonas gingivalis (P. gingivalis) merupakan bakteri plak penyebab
periodontitis yang bersifat proteolitik dan dapat merusak jaringan periodontal. Sel limfosit
merupakan salah satu sel radang kronis yang bersifat spesifik saat terjadi periodontitis.
Tanaman pepaya dikenal sebagai tanaman herbal, di dalam daunnya memiliki kandungan
senyawa yang diduga memiliki aktivitas antimikroba dan antiinflamasi. Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui pengaruh ekstrak daun pepaya terhadap jumlah sel limfosit pada gingiva
tikus yang mengalami periodontitis. 20 ekor tikus wistar jantan dibagi menjadi 5 kelompok
perlakuan. Kelompok I merupakan kelompok kontrol, kelompok II kelompok perlakuan yang
diinduksi P. gingivalis dan dipasang ligature pada regio molar kiri rahang bawah, sedangkan
pada kelompok III, IV, dan V adalah kelompok perlakuan yang diiduksi P. gingivalis dan
dipasang ligature serta ditambahkan sondasi ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi berturut
25%, 50%, dan 75% . Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah sel limfosit tertinggi
didapatkan pada kelompok diinduksi P. gingivalis dan dipasang ligature, sedangkan jumlah sel
limfosit terendah didapatkan pada kelompok perlakuan V yang dilakukan sondasi ekstrak daun
pepaya 75%. Disimpulkan bahwa terjadi penurunan jumlah sel limfosit pada gingiva tikus wistar
jantan yang mengalami periodontitis setelah diberikan ekstrak daun pepaya. Konsentrasi
ekstrak daun pepaya yang paling efektif adalah 75%. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai senyawa dari ekstrak daun pepaya yang paling banyak berpengaruh terhadap
penurunan jumlah sel limfosit gingiva tikus wistar jantan yang mengalami periodontitis dan
mekanismenya.
dilanjutkan dengan sondasi ekstrak daun Dari data tersebut dapat diketahui bahwa
pepaya 25% sebanyak 1 kali sehari mulai hari pemasangan ligature dan induksi bakteri P.
ke-22 sampai hari ke-27, kelompok IV (4 ekor) gingivalis pada hewan coba dapat meningkatkan
merupakan kelompok periodontitis dengan jumlah sel limfosit. Hasil penelitian juga
perlakuan yang diberi ekstrak daun pepaya 50% mendapatkan jumlah sel limfosit pada kelompok
sebanyak 1 kali sehari, kelompok V (4 ekor) III, IV, dan V lebih rendah jika dibandingkan
merupakan kelompok periodontitis dengan dengan jumlah sel limfosit yang ada pada
perlakuan pemberian ekstrak daun pepaya 75%. kelompok II. Pemberian ekstrak daun pepaya
Seluruh hewan coba didekaputasi pada hari dengan konsentrasi berturut-turut 25%, 50%,
ke-28 dan diambil jaringanya dibagian rahang dan 75% dapat menurunkan jumlah sel limfosit.
bawah untuk dilakukan pemrosesan dan Semakin tinggi konsentrasi dari ekstrak daun
pembuatan preparat jaringan dan penghitungan pepaya yang disondasikan kepada hewan coba,
jumlah sel limfosit maka semakin sedikit jumlah sel limfosit.
Hasil
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
jumlah sel limfosit terendah adalah pada
kelompok I, yaitu 3,25 sel. Sedangkan jumlah
sel limfosit tertinggi terdapat pada kelompok II,
yaitu sebanyak 7,00. Hasil pengamatan pada
sampel penelitian diperoleh data sebagaimana
tercantum pada Tabel 1.
kelima kelompok perlakuan terhadap jumlah sel tidak diberikan perlakuan dan hanya sebagai
limfosit gingiva tikus wistar jantan memiliki pembanding dari keempat kelompok perlakuan
varians yang sama atau identik. yang lainya. Sedangkan pada kelompok II
Data yang diperoleh telah diketahui didapatkan jumlah sel limfosit tertinggi jika
normal dan homogen, maka selanjutnya dibandingkan dengan ketiga kelompok
dilakukan uji one-way ANOVA untuk mengetahui perlakuan lainya, yaitu kelompok III, IV, dan V
signifikansi perbedaan jumlah sel limfosit gingiva yang ditambahkan dengan pemberian ekstrak
tikus wistar jantan yang telah diinduksi P. daun pepaya dengan konsentrasi secara
gingivalis. berturut-turut sebesar 25%, 50%, dan 75%.
Bakteri P. gingivalis merupakan bakteri
Hasil dari uji one-way ANOVA
menunjukkan angka probabilitas yang didapat asakarolitik yang berkolonisasi pada daerah
subgingival dan dapat melekat pada berbagai
adalah 0,014. (p<0,05) mempunyai arti adanya
perbedaan signifikan terhadap rerata jumlah sel substrat yang berasal dari molekul-molekul
saliva, protein matriks, sel-sel epitelial dan
limfosit gingiva tikus wistar jantan antar
kelompok perlakuan. bakteri lain yang sudah ada pada permukaan
gigi dan epitel [3]. P. gingivalis memiliki aktivitas
Untuk mengetahui kelompok mana yang
mempunyai perbedaan signifikan tersebut, proteolitik yang sangat kuat, yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan lunak (ligamen
selanjutnya dilakukan uji beda LSD dengan
tingkat kepercayaan 95%. periodontal) atau bahkan jaringan keras (tulang
alveolar). Protease-protease P. gingivalis juga
Hasil dari uji LSD menunjukkan beda
signifikan antara kelompok I dengan kelompok dapat memecah protein-protein epithelial
junction, yang menyebabkan P. gingivalis dapat
II. Jumlah limfosit pada gingiva tikus wistar
jantan yang telah diinduksi P. gingivalis dan berinvasi jauh ke dalam jaringan ikat periodontal
dan merusaknya [3].
pemasangan ligature lebih banyak secara
signifikan dibandingkan dengan jumlah limfosit Ligature merupakan cincin yang
diletakkan pada regio molar rahang bawah
pada gingiva tikus wistar jantan yang tidak
diberikan perlakuan. hewan coba yang digunakan dalam penelitian
(tikus wistar jantan) dan dipasangakan pada
Perbedaan jumlah sel limfosit kelompok II
dengan kelompok III dan IV tidak menunjukkan daerah dekat sulkus gingiva mengelilingi gigi
molar dari hewan coba tersebut (tikus wistar
beda signifikan. Perbedaan signifikan
didapatkan antara kelompok II dengan kelompok jantan). Fungsi dari pemasangan ligature/cincin
ini ialah untuk membantu proses penimbunan
V. Jumlah limfosit pada kelompok V lebih sedikit
secara signifikan dibandingkan jumlah limfosit plak sehingga proses peradangan/inflamasi
yang ditimbulkan oleh bakteri yang telah
pada kelompok II. Penambahan ekstrak daun
pepaya konsentrasi 75% dapat menurunkan diinduksikan sebelumnya menjadi lebih cepat.
Dengan kata lain, penggunaan ligature/cincin
jumlah sel limfosit secara signifikan pada hewan
coba yang mengalami periodontitis. Terdapat dapat membantu mempercepat timbulnya
radang pada jaringan periodontal [9] ; [10].
sedikit perbedaan jumlah sel limfosit antara
kelompok I dengan kelompok V. Hasil juga Radang terjadi setelah dilatasi arteriol
lokal yang didahului vasokonstriksi singkat.
menunjukkan tidak didapatkan beda signifikan
jumlah limfosit antara kelompok I dengan Peningkatan permeabilitas vaskuler tersebut
disertai keluarnya protein plasma dan sel-sel
kelompok V. Dapat dikatakan bahwa,
penambahan ekstrak 75% mampu darah putih ke dalam jaringan [11]. Saat terjadi
proses kerusakan/cedera yang diakibatkan oleh
mengembalikan sel limfosit dalam jumlah yang
hampir normal seperti pada hewan yang bakteri, jaringan yang cedera akan melepaskan
berbagai zat yang dapat menimbulkan
terdapat pada kelompok I.
perubahan sekunder yang dramatis di sekeliling
jaringan yang tidak cedera [12]. Proses radang
Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan adanya merupakan suatu proses komplek yang
efek pemberian ekstrak daun pepaya terhadap melibatkan berbagai macam sel radang,
jumlah sel limfosit gingiva tikus wistar jantan misalnya sel leukosit seperti neutrofil, eosinofi,
yang telah diinduksi P. gingivalis. Pada basofil, limfosit, dan monosit yang berinteraksi
kelompok I didapatkan jumlah sel limfosit satu sama lain dalam proses radang [13].
terendah karena pada kelompok ini hewan coba Peradangan kronis yang terjadi dalam jangka
waktu yang lama dapat menghasilkan suatu antimikroba, sedangkan alkaloid carpain
adaptasi yang dinamakan respon imun spesifik. berfungsi sebagai antibakteri [6]. Daun
Respon imun spesifik ini dilakukan oleh limfosit terkumpul di ujung batang, berbagi menjari.
yang mempunyai dua jenis reseptor untuk Daun pepaya mengandung enzim papain,
menghasilkan respon imun spesifik (reseptor alkaloid karpain, pseudo karpain, glikosida,
antigen sel-B / BCR dan reseptor antigen sel-T). karposid, dan saponin [6]. Selain itu dalam daun
Respon host yang berinteraksi dengan mikroba pepaya terdapat pula tocophenol dan flavonoid
pada periodontitis dilakukan dengan yang juga memiliki daya antimikroba. Selain
mengeluarkan berbagai sel radang, salah sebagai antimikroba, Flavonoid ini juga memiliki
satunya adalah limfosit. Selain dapat aktivitas sebagai antiinflamasi.
berpengaruh pada proses perbaikan (healing) Jumlah limfosit pada kelompok III
pada jaringan periodontal, respon host pada menurun jika dibandingkan dengan jumlah
periodontitis juga dapat mengakibatkan limfosit pada kelompok perlakuan II. Namun,
destruksi pada jaringan periodontal dengan jumlah limfosit pada kelompok III lebih banyak
mengeluarkan mediator peradangan yang jika dibandingkan dengan kelompok perlakuan
berkontribusi dalam destruksi jaringan seperti IV, V, dan kelompok kontrol I. Jumlah limfosit
proteinase, cytokines, dan prostaglandin. pada kelompok IV juga menurun jika
Proteinase (MMPs) merupakan enzim proteolitik dibandingkan dengan jumlah limfosit pada
yang dapat mendegradasi matriks molekul kelompok perlakuan II dan III. Namun, jumlah
seperti kolagen, gelatin dan elastin. Cytokines limfosit pada kelompok IV lebih banyak jika
yang dapat berupa IL-1 ( IL-1 dan IL-1) dan dibandingkan dengan kelompok perlakuan V
TNF ( TNF- dan TNF-) merupakan mediator dan kelompok kontrol I.
proinflamatori yang diproduksi untuk Dengan uji LSD, didapatkan hasil
mengaktifkan makrofag ataupun limfosit saat bahwa pada kelompok III dan IV tidak terdapat
terjadi peradangan dan merupakan molekul perbedaan yang signifikan dengan kelompok II.
kunci dalam patogenesis periodontitis. Hal ini terjadi karena konsentrasi pemberian
Sedangkan prostaglandin berupa PGE 2 ekstrak daun pepaya yang rendah pada
merupakan metabolisme asam arakidonat yang kelompok III maupun kelompok IV. Pada
dihasilkan dari proses siklooksigenase (COX-1 konsentrasi rendah efek flavonoid hanya
dan COX-2). COX-2 diregulasi oleh IL-1 dan menghambat jalur lipooksigenase saat terjadi
TNF- [2]. proses peradangan. Sedangkan pada kelompok
Berdasarkan hasil penelitian kelompok V terdapat perbedaan yang signifikan jika
perlakuan yang diinduksi P. gingivalis dan dibandingkan dengan kelompok II karena pada
pemasangan ligature selama 3 minggu (21 hari), kelompok ini konsentrasi yang diberikan cukup
kelompok II memiliki jumlah limfosit yang lebih tinggi. Konsentrasi tinggi ini dapat
banyak dibandingkan dengan kelompok kontrol I mengakibatkan penghambatan jalur
dan perlakuan III, IV, V. Hal ini disebabkan siklooksigenase dan lipooksigenase [14].
setelah induksi P. gingivalis dan pemasangan Apabila kedua jalur ini terhambat maka produksi
ligature pada kelompok III, IV, dan V diberikan prostaglandin, leukotrin dan tromboksan akan
perlakuan tambahan berupa sondasi ekstrak menurun sehingga jumlah sel limfosit juga akan
daun pepaya dengan konsentrasi masing- menurun karena migrasi dari mediator
masing 25% (pada kelompok III), 50% (pada proinflamatori dapat ditekan.
kelompok IV), dan 75% (pada kelompok V) pada Pada kelompok perlakuan V memiliki
hari ke 22 sampai hari ke 27 sebelum dilakukan jumlah limfosit yang paling sedikit jika
dekaputasi pada seluruh kelompok hewan coba dibandingkan dengan kelompok perlakuan
(kelompok I, II, III, IV, V) pada hari ke 28. lainya ( kelompok II, III, dan IV). Dalam hal ini,
Sedangkan pada kelompok II tidak diberikan jumlah limfosit pada kelompok perlakuan V ini
perlakuan tambahan berupa sondasi ekstrak masih lebih besar dari kelompok kontrol I.
daun pepaya. Namun, perbedaan jumlah limfosit antara
Tanaman pepaya merupakan tanaman kelompok perlakuan V dan kelompok perlakuan
herbal yang populer di kalangan masyarakat. Di I tidak terlihat signifikan.
dalam ekstrak daun pepaya terkandung enzim Jadi, dapat disimpulkan bahwa
papain yang memiliki aktivitas proteolitik dan penambahan ekstrak daun pepaya dengan
konsentrasi 75% merupakan penambahan [2] Newman, M. G., Takei, H. H., Klokkevold
ekstrak daun pepaya yang paling efektif dalam P. R., Carranza, F. A., Carranzas Clinical
medikasi periodontitis. Hal ini dibuktikan dengan Periodontology ninth Edition, Chapter:
penurunan jumlah limfosit secara berturut-turut 4,6,8,11,47,48 . St. Louis, Missouri :
mulai dari kelompok perlakuan II (tanpa Saunders Company, Elsevier Inc. 2006
perlakuan sondasi ekstrak daun pepaya) sampai
[3] Susilawati, I.D.A. Induksi Porphyromonas
ke kelompok perlakuan III, IV, dan V sesuai
gingivalis terhadap Aktivitas Kolagenolisis
dengan penambahan konsentrasi ekstrak daun
pepaya yang disondasikan yaitu, 25% (pada Neutrofil pada Kolagen Tipe IV (Studi in
kelompok III), 50% (pada kelompok IV), dan vitro Mekanisme Kolagenolisis Plak
75% (pada kelompok V). Dengan demikian, Aterosklerotik. Tidak diterbitkan. Disertasi.
ekstrak daun pepaya dapat menurunkan jumlah Malang: Program Doktor Imu Kedokteran
sel limfosit dengan bertindak sebagai antibiotik Universitas Brawijaya. 2008
yang dapat menurunkan/merusak aktifitas [4] Ernawati D.S dan Maduratna E, Infeksi
bakteri P. gingivalis sehingga mediator radang dan Imunitas Phorpyromonas gingivalis,
dari sel limfosit yang juga bersifat merusak Majalah Kedokteran Gigi Universitas
jaringan periodontal yang disebabkan oleh
Airlangga, 34 hal. 239-241. (2001).
karena keberadaan bakteri P. gingivalis dapat
[5] Pelezar, Jr. M. J dan E. C. S Chan. Dasar-
diminimalkan.
dasar Mikrobiologi. Jakarta : Universitas
Simpulan dan Saran Indonesia. UI Press. 1988.
Berdasarkan hasil penelitian yang [6] Ardina Y. 2007. Development of antiacne gel
dilakukan dapat disimpulkan bahwa Pemberian formulation and minimum inhibitory
ekstrak daun pepaya dapat menurunkan jumlah concentration determination from Carica
sel limfosit pada gingiva tikus wistar jantan yang Papaya leaves extract (CaricaPapayaA
telah diinduksi P. gingivalis. Selain itu dapat Linn). http://digilib.itb.ac.id/gdl.php ( 27
diketahui bahwa ekstrak daun pepaya yang oktober 2008 )
paling efektif digunakan untuk menurunkan [7] Seighler S. D. Plant Secondary Metabolism.
jumlah limfosit pada gingiva tikus wistar jantan
USA : Kluwer Academic Publisher. 2002.
yang telah diinduksi P. gingivalis adalah ekstrak
[8] Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian
daun pepaya dengan konsentrasi 75%.
Saran-saran yang dapat diberikan dari Kesehatan.Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2005.
penelitian ini adalah sebagai berikut : [9] Praptiwi H. Inokulasi bakteri dan
1)Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pemasangan cincin atau ligatur untuk
mengenai senyawa dari ekstrak daun pepaya induksi periodontitis pada tikus. Majalah
yang paling banyak berpengaruh terhadap Kedokteran Gigi, 15(1) : 81-84. 2008.
penurunan jumlah sel limfosit gingiva tikus [10] Heliel Oz. S, Puleo David A. Animal models
wistar jantan yang mengalami periodontitis for Periodontal Disease. Journal of
2)Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut biomedicine and biotechnology, artikel ID
mengenai kemampuan spesifik
754857. 2011.
(antiinflamasi/antibakteri) dari senyawa ekstrak
[11] Robbins, Kumar, Buku Ajar Patologi,
daun pepaya terhadap proses keradangan pada
jaringan periodontal (periodontitis). Edisi:7, Volume.1. Alih Bahasa oleh Awal
Prasetyo, dkk. Jakarta: Buku Kedokteran
Daftar Pustaka EGC. 2006.
[1] Wahyukundari M.A. Perbedaan Kadar [12] Guyton, Hall. Buku Ajar Fisiologi
Matrix Metalloproteinase-8 Setelah Scalling Kedokteran, Edisi:11. Jakarta: Buku
dan Pemberian Tetrasiklin Pada Penderita Kedokteran EGC. 2007.
Periodontitis Kronis. Jurnal PDGI, Vol 58 [13] Mansjoer, S. Efek Antiradang Minyak Atsiri
No.1, Surabaya : Fakultas Kedokteran Gigi Temu Putih (Curcuna Zeodaria Rosch).
Universitas Airlangga. 2009. Media Farmasi Indonesia 8(1): 35-36. 1999.
[14] Sabir, Ardo. Pemanfaatan Flavonoid di Kedokteran Gigi (Dental Journal). Edisi
Bidang Kedokteran Gigi. Majalah Temu Ilmiah Nasional III:84-85. 2003.