You are on page 1of 14

Journal of Political Issues

Volume x, Nomor x, Bulan 20xx, pp. xx-xx


E-ISSN: 2685-7766
Analisis Terbentuknya Gerakan Nelayan Menolak Tambang
Laut di Toboali kabupaten Bangka Selatan Melalui Teori
Contentious Politics
Nur Khoiriyah 1, Jidan Rahmat Wijaya2 , Ayu Sephira, Syafitri Ahandini, Reffo, Septi Wijayanti, Talia
Salsa Bila Hariul Nita, Sandi Irawan1*
1
Department of Political Science, University of Bangka Belitung
*
Email Korespondensi: journalofpoliticalissues@gmail.com

Journal of Political Issues - 1


2 - JPI: Journal of Political Issues Volume … |Nomor … | Bulan 20xx
Abstract
A social movement is a social activity in the form of informal group action. This social movement focuses on social or
political issues by implementing or rejecting the issue. The open sea mine in Toboali, South Bangka has triggered the
emergence of a social movement. Where there are locations from the community, especially fishermen groups. a
The movement against marine mining carried out by fishing groups certainly did not form instantly but went through several
stages or processes before reaching a theory in which the theory used was political theory. Contentious politics theory is a
theory that uses disruptive techniques to convey an intention or a policy.
In Contentious Politic theory there is a hegemony, where this hegemony is a control of subordinate states with the
perception that they can control their political goals, and by force (physical actions to control their political goals). Where
the Toboali people, especially the fishermen, carry out a movement to achieve a goal of illegal mining. Of course, there are
various phases in the theory taken, namely the contentious politics theory. Where in contentious politics theory and in social
movements there is someone who has an interest called a political representative. Political representation itself means the
interests, values, goals of citizens are represented by the existing political and political system. This is very clearly seen by
the interests of illegal tin miners.

Keywords: Social Movement; Contentious Politics; Representative;

Abstrak
Gerakan sosial adalah sebuah aktivitas sosial berupa tindakan kelompok informal. Gerakan sosial ini berfokus pada isu - isu
sosial atau politik dengan melaksanakan atau menolak isu. Tambang laut terbuka yang ada di Toboali Bangka Selatan
memicu perdebatan sehingga muncullah sebuah gerakan sosial. Dimana terdapat perdebatan penolakan dari kalangan
masyarakat khususnya kelompok nelayan. Sebuah
Gerakan penolakan terhadap tambang laut yang dilakukan kelompok nelayan tentu tidak terbentuk secara instan namun
melalui beberapa tahap atau proses Sebelum mencapai sebuah teori yang dimana teori yang di pakai adalah terori
Contentious politics. Teori Contentious politics adalah sebuah teori yang menggunakan teknik mengganggu Untuk
menyampaikan maksud politik atau mengubah suatu kebijakan.
Dalam teori Contentious politics terdapat sebuah Hegemoni, yang di mana hegemoni ini merupakan suatu bentuk
pengendalian negara-negara bawahannya dengan kekuasaan (persepsi bahwa ia dapat memaksakan tujuan politiknya), dan
bukannya dengan kekuatan (tindakan fisik langsung untuk memaksakan tujuan politiknya). Dimana masyarakat Toboali
terutama tokoh nelayan melakukan sebuah gerakan untuk mencapai suatu tujuan dari adanya pertambangan ilegal. Hal ini
tentunya terdapat berbagai fase dalam teori yang di ambil yaitu teori Contentious politics. Dimana dalam teori Contentious
politics dan dalam gerakan sosial terdapat seseorang yang mempunyai kepentingan yang di sebut dengan representatif
politik. representasi politik sendiri berarti kepentingan, nilai, tujuan dari warga negara diwakili oleh sistem politik dan
politisi yang ada. Hal ini sangat jelas terlihat oleh kepentingan yang di miliki oleh Penambang timah ilegal.
Kata Kunci: Gerakan Sosial; Contentious Politics; Representatif;

Tentang Penulis:
Nur Khoiriyah, adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Universitas Bangka Belitung
Jidan Rahmat Wijaya, adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Universitas Bangka Belitung
Ayu Sephira, adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Universitas Bangka Belitung
Syafitri Ahandini, adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Universitas Bangka Belitung
Reffo, adalah mahasiswa Universitas Jurusan Ilmu Politik Bangka Belitung
Septi Wijayanti, adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Universitas Bangka Belitung
Talia Salsa Bila Hairul Nita, adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Universitas Bangka Belitung

Nama Penulis:
Judul Artikel
Volume …| Nomor …| Bulan 20xx JPI: Journal of Political Issues - 3
PENDAHULUAN
Aktivitas Tambang Laut di Toboali bangka Selatan memicu berbagai perbedaan
persepsi dan pendapat antar golongan masyarakat. Pemberian izin tambang laut oleh
pemerintah juga memicu berbagai konflik baik yang bersifat laten maupun terbuka dalam
perkembangan dinamika kehidupan karakter konflik, baik soft conflict (tertutup/laten)
maupun hard conflict (terbuka/kekerasan fisik). Permasalahan ini bermula dengan
diberikannya izin kapal Induk produksi PT Timah tbk. setelah pemberian izin kapal induk
produksi ini ternyata menyebabkan datangnya penambang ilegal yang ikut menambang
bersama kapal induk produksi ini dan dengan terus berdatangannya penambang ilegal
membuat jumlah tambang laut ilegal lebih banyak dibandingkan tambang laut yang memiliki
legalitas. Serta aktivitas tambang ini dilakukan dititik 0km dari pantai.
Dengan masifnya aktifitas tambang laut tersebut tentu memiliki dampak yang sangat
besar baik bagi kondisi alam maupun kondisi sosial. tambang ilegal yang beroperasi tentu
tidak akan memikirkan dampak setelah pertambangan tidak seperti perusahaan pertambangan
yang memiliki legalitas yang dimana sebelum mendapatkan legalitas tersebut perusahaan
harus memenuhi prosedur yang ditetapkan seperti antisipasi dampak lingkungan,
kompensasi,csr dan lainnya yang termasuk beberapa prosedur yang harus dilakukan oleh
perusahaan sebelum mendapatkan izin beroperasi. Namun tentu penambang ilegal tidak
melalui proses tersebut. akibat dari masifnya pertambangan ilegal ini kelompok masyarakat
yang berprofesi sebagai nelayan mengambil kesimpulan bahwa PT Timah tbk selaku yang
badan usaha milik negara yang menjalankan pertambangan diwilayah tersebut lepas tangan
akan datangnya penambang-penambang ilegal tersebut.
Akibat kondisi tersebut memicu berbagai penolakan dari kalangan masyarakat
khususnya kelompok nelayan yang terdampak langsung oleh aktivitas tambang laut. Mulai
dari hancurkan ekosistem laut akibat tambang laut, tidak sesuainya kompensasi yang
diberikan PT Timah tbk, dana csr dan sikap lepas tangan pemerintah dan PT Timah tbk
terkait tambang ilegal yang diyakini kelompok nelayan dapat memicu berbagai konflik sosial
jika terus dibiarkan. Pemerintah provinsi kepulauan Bangka Belitung sebenarnya sudah
mengeluarkan perda yang mengatur mengenai tambang laut yaitu RZWP3K namun perda
tersebut masih menjadi perdebatan dimasyarakat dan merugikan bagi kelompok nelayan.
Serta kenyataannya masih banyak oknum yang melanggar dan meyalahgunakan perda
tersebut. Maka dari itu dalam jurnal ini kami akan menganalisis bagaimana terbentuknya
gerakan penolakan tambang laut yang dilakukan oleh kelompok nelayan terhadap pemerintah
dan pt timah tbk menggunakan teori fase pembentukan Contentious politics.

DOI: E-ISSN: 2685-7766


4 - JPI: Journal of Political Issues Volume … |Nomor … | Bulan 20xx

LANDASAN TEORITIK
Charles Tilly dan Sidney Tarrow (2007) menyatakan bahwa Contentious Politics
merupakan persoalan tuntutan yang melibatkan dua pelaku, yaitu pembuat tuntutan dan
penerima tuntutan atas kepentingan satu sama lain. Para aktor yang saling mengajukan
tuntutan ini menggunakan jalur institusional dan extrainstitusional untuk memperkuat
tuntutan terhadap kepentingan masng-masing yang formatnya bervariasi berdasarkan ruang
dan waktu. Persoalan tuntutan ini dimulai dari hal-hal yang kecil, seperti perdebatan seputar
tontonan televisi hingga ke hal-hal yang besar seperti perebutan kekuasaan.
Sementara itu, Gerry van Klinken (2007) menyatakan bahwa contentious politics
merupakan politik perseteruan yang terjadi hingga keluar batas politik formal dan bahkan
menggunakan kekerasan. Pola contentious politics ini ada yang bersifat relasional,
menyangkut lingkungan, dan juga menyangkut kesadaran. Masalah-masalah seperti identitas
kelompok dan patron-klien dapat diuraikan melalui pola contentious politics yang terjadi.
Adapun proses-proses yang terjadi dalam contentious politics ini dapat dikategorikan
menjadi Teori fase pembentukan Contentious politics menurut gerry van klinken
Dalam contentious politic, framing ini menghasilkan pigura terhadap bangunan kepercayaan
yang disebut Ideologi Inherent. Contoh deskripsi ideologi inherent dapat dilukiskan sebagai
sebuah kelompok yang homogen, yang memiliki hak-hak teritorial yang terbelenggu akibat
kelompok-kelompok pendatang baru. Ideologi ini juga meliputi kepercayaan bahwa seluruh
lingkungan makro menganggap orang-orang yang masuk dalam kelompok homogen itu
terbelakang, primitif, atau keduanya. Mereka pada satu fase tertentu bisa menunjukkan
kebuasan yang mengherankan, dan juga sekaligus mengagumkan jika diprovokasi. Ideology
inherent dipakai oleh para organisator gerakan sebagai seperangkat interpretasi mobilisasi
yang disebut Derived Ideology atau frame. Tugas inti derived ideology adalah mem-frame
setiap permasalahan kontemporer sedemikian rupa sehingga masalah itu bergaung bagi
pendengarnya. Para organisator harus melukiskan situasinya sebagai sebuah masalah,
menyodorkan sebuah solusi dan akhirnya melontarkan seruan untuk melakukan kekerasan
represif. Pendengar akan merespon framing ini jika apa yang dikatakannya menyentuh apa
yang sudah mereka yakini di titik-titik sentral. Proses ini disebut Frame Allignment (Klinken,
2010 : 115-116).

Nama Penulis:
Judul Artikel
Volume …| Nomor …| Bulan 20xx JPI: Journal of Political Issues - 5

Ideology Derived Frame


Framing Inherent Ideologi Allignment Movement

Fase Pembentukan Contentious Politic

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini penulis memutuskan untuk
menggunakan metode penelitian kualitatif. Deskripsi akan penelitian kualitatif ini beragam
menurut Norman K. Denzin dan Yvonna S. Lincoln, penelitian kualitatif mencakup
interpretasi dunia dan metode naturalistik. Artinya peneliti kualitatif yang mempelajari hal-
hal di lingkungan alam berusaha memahami atau menjelaskan fenomena berdasarkan makna
yang diberikan oleh manusia. (Bakry, 2016).
Kualitatif turun langsung
Kuantitatif tidak

Perhatian penelitian kualitatif lebih tertuju pada elemen manusia, objek, dan institusi,
serta hubungan atau interaksi di antara elemen-elemen tersebut, dalam upaya memahami
suatu peristiwa, perilaku, atau fenomena (Mohamed, Abdul Majid & Ahmad, 2010). Untuk
data yang digunakan dalam penelitian ini penulis menggunakan data primer yang didapatkan
dari hasil wawancara dan data sekunder yang didapatkan dari buku, artikel jurnal, serta situs
berita atau situs pemerintah.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Isu utama persoalan dalam kelompok masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan dimana
wilayah perairannya digunakan dalam aktivitas tambang laut baik legal maupun ilegal adalah
dihentikannya semua aktivitas tambang laut. isu tersebut tentu diakibatkan banyak nya faktor-
faktor yang merugikan bagi kelompok nelayan. Nelayan yang bermata pencaharian utama
dari laut tentu merupakan kelompok yang paling terkena dampak dari aktivitas tambang laut
tersebut. Banyaknya keresahan akan tambang laut yang dirasakan kelompok nelayan ini tentu
tidak akan berpengaruh terhadap kondisi yang terjadi jika semua keresahan dan tuntutan-
tuntutan yang ada dalam benak nelayan tidak disalurkan atau disampaikan tentu aktivitas
tambang laut akan semakin marak dan bukan sebuah hal yang mustahil jika tambang laut juga
akan mulai berpindah tempat atau meluaskan wilayah tambangnya jika timah di wilayah yang
sedang dieksploitasinya sekarang sudah habis. Dari isu diatas dan keresahan serta perbedaan

DOI: E-ISSN: 2685-7766


6 - JPI: Journal of Political Issues Volume … |Nomor … | Bulan 20xx
pandangan kelompok nelayan terhadap aktivitas tambang laut menjadi pemicu pak joni zuhri
selaku local strongman untuk melakukan mobilisasi terhadap kelompok nelayan toboali untuk
menolak segala aktivitas tambang laut. Didalam jurnal ini kami akan menganalisis fase
pembentukan Contentious politics menurut gerry van klinken yaitu mulai dari framing,
ideology Inherent,derived ideology, frame alignment, dan yang terakhir movement yang
terjadi didalam gerakan nelayan menolak aktivitas tambang laut ditoboali bangka selatan.

A. Framing yang dilakukan organisator terhadap PT Timah tbk


Framing merupakan bagian dari strategi komunikasi media dan/atau komunikasi
jurnalistik. Pengertian praktisnya, framing adalah menyusun atau mengemas
informasi tentang suatu peristiwa dengan misi pembentukan opini atau menggiring
persepsi publik terhadap suatu peristiwa. “dua komponen penting dalam mem-framing
gerakan, yaitu diagnosis elemen atau mendefinisikan masalah dan sumbernya dan
prediksi elemen sekaligus mengidentifikasi strategi yang tepat untuk memperjuangkan
masalah tersebut." (Situmorang, 2007). Dalam hal ini pak joni Zuhri selaku
organisator memframing PT Timah tbk sebagai sumber dari awal mula aktivitas
tambang laut diwilayahnya karena beroperasinya kapal isap produksi yang membuat
adanya kecemburuan sosial dengan penambang lainnya sehingga penambang lainnya
memiliki pemikiran bahwa mengapa mereka tidak boleh menambang diwilayahnya
sedangkan kapal isap produksi milik PT Timah tbk diperbolehkan untuk menambang.
Dengan datangnya kapal isap produksi memancing datangnya ratusan penambang
ilegal datang untuk ikut menambang diwilayah tersebut.
Dalam fase framing pak joni Zuhri menggunakan cara yang beragam mulai dari
melakukan diskusi dengan nelayan lainnya ,maupun memberikan opini melalui media
sosial.

Adapun beberapa framing yang dilakukan organisator terhadap P.T Timah tbk sebagai
berikut :
1. P.T Timah tbk menganggap kelompok masyarakat setuju dengan adanya
pertambangan laut meskipun masih ada suatu kelompok yang belum setuju.
2. PT Timah seakan sudah bertanggung jawab dengan adanya pembagian CSR
maupun kompensasi padahal pembagian CSR dan kompesansi hanya lancar
diawal itu pun tidak sesuai dengan pendapatan nelayan pada umumnya.

Nama Penulis:
Judul Artikel
Volume …| Nomor …| Bulan 20xx JPI: Journal of Political Issues - 7
3. PT. Timah melakukan antisipasi dampak lingkungan untuk Kapal Isap
Produksi atau KIP saja sedangkan banyak tambang laut ilegal lainnya dan PT
Timah tidak memikirkan dampak sosial dengan adanya aktivitas tambang laut
tersebut seperti konflik.

B. Ideology Inherent yang dimiliki oleh kelompok nelayan toboali


Ideology inherent di dalamnya mencakup seperangkat interpretasi terhadap
seperangkat nilai, simbol, budaya, karakter yang terlihat dari pola kehidupan sehari-
hari kelompok identitas tersebut. ideology inherent dipakai oleh para organisator
gerakan sebagai seperangkat interpretasi mobilisasi yang disebut Derived Ideology
atau frame. Dalam wawancara kami bersama pak joni zuhri beliau mengatakan bahwa
Para nelayan mempunyai pemikiran bahwa mereka bisa hidup tanpa adanya
penambangan timah. Tambang timah bukan satu - satunya mata pencaharian tetap
mereka. Bagi mereka, tanpa timah mereka bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Karena masih ada pekerjaan di sektor pertanian, perdagangan, dan lain sebagainya.
Hanya saja penambangan timah membawa penghasilan yang besar bagi mereka, tetapi
dalam skala waktu yang singkat. Jadi dapat di simpulkan bahwa masyarat di daerah
ini mempunyai pemikiran bahwa mereka bisa hidup tanpa adanya sektor
pertambangan / tambang laut. Serta profesi sebagai nelayan yang ditelah ditekuni
kelompok ini dalam kurun waktu yang cukup lama sehingga membuat profesi tersebut
menjadi identitas yang melekat bagi mereka bisa dikatakan melaut sudah menjadi
budaya kelompok nelayan toboali.
Pemikiran ini merupakan Ideology Inherent yang dimiliki oleh kelompok nelayan
toboali. ideology inherent ini dipakai oleh para organisator gerakan sebagai
seperangkat interpretasi mobilisasi yang disebut Derived Ideology.

C. Derived Ieology
Tugas inti derived ideology adalah mem-frame setiap permasalahan kontemporer
sedemikian rupa sehingga masalah itu bergaung bagi pendengarnya. Para organisator
harus melukiskan situasinya sebagai sebuah masalah, menyodorkan sebuah solusi dan
akhirnya melontarkan seruan untuk melakukan sebuah gerakan. (Klinken, 2010 : 115-
116).
Dalam gerakan nelayan menolak tambang laut ini masalah yang dilukiskan oleh
organisator sehingga bergaung ditelinga pendengarnya serta solusi yang diberikan

DOI: E-ISSN: 2685-7766


8 - JPI: Journal of Political Issues Volume … |Nomor … | Bulan 20xx
agar dapat menggerakkan massa untuk melakukan aksi penolakan tersebut sebagai
berikut.

Gambaran Sebuah Situasi Masalah di Toboali:


1) Kelompok nelayan merasa kompensasi tidak sesuai dengan pendapatan yang
biasa didapatkan sehari-hari.
2) Kelompok nelayan yang kalah jumlah dengan penambang meskipun
penambang bukan orang asli daerah tersebut karena kalah suara maka tetap
disetujui perizinan.
3) Nelayan merasa dana CSR tidak berpengaruh karena tidak sesuai.
4) Kelompok nelayan merasa untuk apa mendapat dana CSR tapi lautnya hancur.
5) Kelompok nelayan merasa PT. Timah lepas tangan dengan datangnya
penambang-penambang ilegal.
6) Kelompok nelayan merasa terjadi kerusakan pada laut mereka setelah adanya
tambang laut.
Solusi yang disodorkan:
1. Melakukan Gerakan penolakan terhadap tambang laut agar segala aktivitas
tambang laut dihentikan baik yang legal maupun ilegal.

2. Sektor pariwisata Bangka Selatan memiliki potensi yang bagus dan juga
menghasilkan tidak kalah dengan sektor pertambangan.

3. Sektor pariwisata dinilai lebih baik untuk masa depan Bangka Selatan
karena sektor pertambangan ini menghasilkan namun juga merusak dan
keuntungan yang diperoleh juga jangka pendek.

4. Hasil laut atau sektor perikanan Bangka Selatan juga sangat menghasilkan
dalam jangka waktu yang Panjang.

Solusi dan penggambaran masalah diatas nyatanya berhasil membuat massa kelompok
nelayan tergerak dan meyakini bahwa menutup segala aktivitas tambang laut akan berdampak
baik untuk mereka bahkan jika terus dibiarkan tambang laut tersebut akan membuat banyak
dampak negatif dan merugikan bagi mereka.
Nama Penulis:
Judul Artikel
Volume …| Nomor …| Bulan 20xx JPI: Journal of Political Issues - 9

D. Frame alignment kepentingan seperti apa, ada 2 kepentingan. Masalah apa yang
digunakan munculnya konflik
Frame Alignment merupakan bagian dari kajian mengenai gerakan sosial yang
membahas mengenai peran aktor-aktor tersebut dalam membentuk persepsi orang lain
terhadap keresahan terkait gejala yang muncul dan menentukkan apakah orang lain
tersebut ingin terlibat dalam gerakan atau tidak. Frame Alignment, ditujukan pada
keterkaitan antara orientasi interpretif dari individual dan organisasi gerakan sosial,
seperti didalamnya terdapat susunan kepentingan individu, nilai-nilai, dan
kepercayaan, serta aktivitas, tujuan, dan ideologi organisasi gerakan sosial yang
kongruen dan saling mengisi (Snow dan Rochford, 1986). Bisa disimpulkan bahwa
frame allignment adalah ketika semua frame yang telah dilakukan selaras atau dan
bisa merubah atau makin yakin dengan persepsi yang diyakini sehingga seseorang
bisa terlibat dalam suatu gerakan. tentu masyarakat kelompok nelayan toboali
memiliki keresahan yang sama namun tentu masih ada perbedaan pandangan dan
persepsi maka dari itu frame alignment dinilai merupakan fase yang sangat penting
dalam menjembatani keresahan,ide maupun kepentingan sehingga selaras dan sejalan.
Fase ini juga penting untuk menentukan visi,misi maupun strategi dalam gerakan.
Dalam kejadian ini tentu bermula dari banyak nya keluhan serta keresahan
masyarakat khususnya yang berprofesi sebagai nelayan karena terdampak langsung
oleh aktivitas tambang laut namun keluhan keresahan ini masih ditahap masing
individu maka dari itu melihat hal tersebut organisator menjadi jembatan untuk
menyatukan keluhan, keresahan dan aspirasi masyarakat sehingga masyarakat yang
merasa dirugikan tersebut dapat bersatu dan dimobilisasi untuk melakukan suatu aksi.
Proses frame alignment yang dilakukan organisator beragam bentuk nya mulai dari
membuat diskusi sesama kelompok nelayan baik yang formal maupun nonformal.
Tentu masyarakat kelompok nelayan sendiri sudah memiliki nilai-nilai dalam dirinya
yang bisa dibilang meskipun nelayan memiliki berbagai kelompok namun kesamaan
nilai-nilai yang dimiliki nelayan membuat proses penyatuan atau penyelarasan
persepsi ini bisa dibilang lancar dan minim kendala. Karena mereka sebagai orang
yang bermata pencaharian nelayan memiliki perasaan senasib ketika terjadi perusakan
ditempat atau wilayah nya mencari peruntungan. Sehingga proses frame alignment
dalam kelompok nelayan dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Dan kelompok

DOI: E-ISSN: 2685-7766


10 - JPI: Journal of Political Issues Volume … |Nomor … | Bulan 20xx
nelayan sendiri sudah selarah dan setuju akan masalah-masalah apa saja yang telah
dilukiskan oleh organisator dan beserta solusinya

E. Movement gerakannya dalam bentuk apa


Metode aksi Gerakan yang telah dilakukan kelompok nelayan meliputi pengumpulan
tanda tangan petisi,audiensi, sampai dengan demonstrasi.

1. Pada 6 juli 2020 kelompok nelayan melakukan demonstrasi didepan kantor Pusat
PT Timah Tbk, di Kota Pangkalpinang. Dilansir dari inewsBabel.id Massa
menuntut PT Timah mencabut izin tambang timah yang mereka keluarkan di Laut
Sukadamai Toboali, Bangka Selatan, lantaran dinilai mengganggu aktivitas
nelayan setempat.
2. Demonstrasi didepan kantor bupati Bangka Selatan pada 28 Desember 2021
Dilansir dari bangkapos.com demonstrasi ini terjadi karena adanya isu rencana
tambang ilegal yang akan beroperasi di Perairan Laut Tanjung Ketapang, Batu
Perahu dan Gusung Toboali, Bangka Selatan
3. Audiensi dengan pemkab Bangka Selatan dan PT Timah tbk, pada 6 April 2022
perihal menolak aktivitas pertambangan ilegal di perairan Tanjung Ketapang, Batu
Perahu dan Merbau, Toboali, Bangka Selatan.

Untuk konflik terbuka baru terjadi antara pt timah dan kelompok nelayan. Sebab :
masalah kompensasi dan csr yang tidak sesuai, kerusakan lingkungan yang
ditimbulkan KIP, PT timah lepas tangan perihal tambang laut ilegal. Nelayan dan
penambang ilegal baru konflik laten/terpendam konflik ini masih tersembunyi
masih hanya dalam perbincangan antara masing-masing kelompok.
Sebab : penambang ilegal sering melewati batas yang ditetapkan, kerusakan
lingkungan dampak tambang ilegal,tambang ilegal tidak ada timbal balik seperti
pemberian kompensasi ataupun csr.

Aksi demonstrasi ini merupakan jalan terakhir yang dipilih para nelayan untuk
menyampaikan aspirasi mereka kepada pihak pemerintah. Banyak aksi gerakan
sosial penolakan tambang timah yang dilakukan oleh komunitas nelayan, salah
satunya saat pemerintah menentapkan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir Pulau
Pulau Kecil (RZWP3K). Dimana saat itu kelompok nelayan bersama masyarakat
Nama Penulis:
Judul Artikel
Volume …| Nomor …| Bulan 20xx JPI: Journal of Political Issues - 11
juga melakukan aksi demonstrasi hingga Pemprov Bangka Belitung. Namun
sampai saat ini dampak dari aksi gerakan nelayan belum memiliki pengaruh yang
cukup besar untuk merubah kebijakan maupun situasi diwilayah tersebut. aktivitas
tambang laut masih berjalan bahkan menurut pak joni zuhri selaku organisator
gerakan ini mengatakan aktivitas tambang laut makin banyak. ia mengatakan
banyak penambang baru datang untuk menambang. Dan bahkan ada beberapa
nelayan yang tidak bisa melaut lagi karena perahu miliknya tidak bisa keluar dari
pantai karena sudah terkepung tambang-tambang ilegal diakibatkan aktivitas
tambang laut ilegal dilakukan tepat dipinggir pantai. Meskipun demikian beliau
mengatakan ada sedikit dampak dari aksi gerakan yang dilakukan nelayan namun
masih terbilang kecil dampaknya seperti pencabutan izin beberapa tambang yang
bukan dikelola PT Timah dan penertiban tambang ilegal namun hal ini tidak
berlangsung lama karena dalam waktu yang tidak begitu lama para penambang
akan datang kembali dan melakukan aktivitasnya sebagai sebelumnya.

DOI: E-ISSN: 2685-7766


12 - JPI: Journal of Political Issues Volume … |Nomor … | Bulan 20xx

SIMPULAN
Gerakan penolakan terhadap tambang laut yang dilakukan kelompok nelayan tentu
tidak terbentuk secara instan namun melalui beberapa tahap atau proses Sebelum mencapai
Contentious politics. dalam gerakan ini yang menjadi organisator kelompok nelayan adalah
pak joni zuhri. Selaku local strongman yang memiliki kemampuan dalam menyampaikan
aspirasi masyarakat kelompok nelayan. Fase untuk mencapai aksi yang dilalui gerakan ini
masih memiliki kekurangan terutama ditahap derived ideology karena isu atau masalah yang
digaungkan masih belum berskala besar dan membuat isu ini menjadi besar atau isu skala
nasional tentu dengan begitu pemerintah baru akan bergerak dan serius menanggapi karena
ada dorongan dan tekanan dari berbagai golongan masyarakat. Dan ditahap movement pun
masih memiliki kekurangan karena masa yang ikut dalam aksi terbilang masih kecil
jumlahnya dan strategi aksi yang masih bisa dibilang biasa saja sehingga pemerintah maupun
PT Timah sebagai pihak yang dituntut tidak merasa terganggu dan merasa tertekan untuk
segera mencari jalan keluar dari masalah ini. Gerakan penolakan terhadap tambang laut yang
dilakukan kelompok nelayan tentu masih berlanjut sampai sekarang. dikarenakan masih
belum ditemukan titik terang antara kelompok nelayan dengan aktivitas tambang laut baik itu
yang legal maupun ilegal. Beragam aksi yang dilakukan oleh kelompok nelayan nyatanya
belum bisa merubah kebijakan pemerintah serta kondisi yang sekarang terjadi
ditoboali,bangka Selatan. Aktivitas eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan dan
merusak lingkungan alam maupun lingkungan sosial masih terjadi diwilayah tersebut.
Konflik yang terjadi akibat adanya kepentingan beberapa kelompok yang memiliki kekuasaan
menjadikan pantai serta laut toboali hancur dan menghilangkan potensi perikanan serta
potensi pariwisata yang memiliki hasil serta keuntungan bagi warga dalam jangka waktu
yang panjang serta tidak mengakibatkan kerusakan lingkungan. Meskipun aksi yang
dilakukan belum banyak berdampak namun pak joni zuhri serta masyarakat kelompok
nelayan lainnya masih tetap bertekad dan memiliki semangat untuk menyampaikan aspirasi
mereka untuk mendapatkan kehidupan sejahtera,aman,damai,tentram seperti dulu dan

Nama Penulis:
Judul Artikel
Volume …| Nomor …| Bulan 20xx JPI: Journal of Political Issues - 13
menyelamatkan lingkungan tempat tinggal mereka yang waktu demi waktu makin dekat
dengan kerusakan akibat aktivitas tambang laut.

DAFTAR PUSTAKA
Ayodya, B. P., & Rusmana, D. S. A. (n.d.). Memandang Konflik Pertamina VI Balongan
Melalui Contentious Politics: Repertoar Warga Balongan Sebagai Sarana Komunikasi
Politik. https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4998/3455
Febrianto, R. F. (2014). Feminisme dan Aktivisme Laki-Laki: Analisis Frame Alignment
dalam Gerakan Laki-Laki Pro-Feminis (Studi Sosiologi Gerakan Sosial mengenai
Upaya Pengorganisasian Gerakan Aliansi Laki-Laki Baru).
https://adoc.pub/queue/ryan-fajar-febrianto-abstrak.html#:~:text=Frame Alignment
merupakan bagian dari,orang lain tersebut ingin terlibat
Haryanto. (2020). Protes Tambang Apung, Ratusan Nelayan Demo Kantor PT Timah.
INewsBabel.Id. https://babel.inews.id/berita/protes-tambang-apung-ratusan-nelayan-
demo-kantor-pt-timah
Hidayat, R. A. (n.d.). Pengembangan Konstruksi Contentious Politic Theory Dalam
Konstestasi Demokrasi Politik Lokal Pasca Reformasi Politik 1998.
https://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/Formil/article/download/784/717
Yuranda. (2021). Dengar Isu Tambang Ilegal Bakal Beroperasi, Nelayan Langsung Datangi
Kantor Bupati Lakukan Penolakan. Bangkapos.Com.
https://bangka.tribunnews.com/2021/12/28/dengar-isu-tambang-ilegal-bakal-beroperasi-
nelayan-langsung-datangi-kantor-bupati-lakukan-penolakan

DOI: E-ISSN: 2685-7766


14 - JPI: Journal of Political Issues Volume … |Nomor … | Bulan 20xx

Nama Penulis:
Judul Artikel

You might also like