You are on page 1of 15

BAHASA INDONESIA DAN TEKNIK PENULISAN

DOSEN PENGAJAR :
NURHALIFA, S.PD, M.PD

DISUSUN OLEH :

ABD. RISKI

2011422013

PROGRAM STUDI JENJANG STRATA -1 TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALU
TAHUN AJARAN 2020/2021
PROSEDUR PEMERIKSAAN BNO-IVP KASUS BATU URETER-HYDRONEPROSIS
DI INSTALASI RADIOLOGI RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

LAPORAN STUDI KASUS


Disusun guna memenuhi tugas Praktek Kerja Lapangan II

Disusun Oleh:
ABD. RISKI
2011422013

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI (TRR)
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2018
PROSEDUR PEMERIKSAAN BNO-IVP KASUS BATU URETER-HYDRONEPROSIS
DI INSTALASI RADIOLOGI RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

PROCEDURE BNO-IVP EXAMINATION


CAUSA URETER STONE-HYDRONEPROSIS
IN RADIOLOGICAL INSTALLATION RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

,1Murchayati2, Fisnandya Meita Astari


1
Universitas Aisyiyah Yogyakarta
2
RS PKU Muhammadiyah Gombong
3
Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Abstract
The procedure of examination BNO-IVP in Hydroneprosis case is done by using plain
AP projection, AP position of supine patient and PA prone, and injected in venous veins
diantebrahi using wing neddle to enter the contrast media. Conducted preparation of patients first
and the results of laboratory tests to determine the function of his kidneys. This study aims to
determine the procedure of examination BNO-IVP.
This research type is descriptive qualitative research with case study approach,
conducted in RS PKU Muhammadiyah Gombong. The study period from January to February
2018 was performed on 1 patient. examination procedure of BNO-IVP in case of Hydroneprosis
conis. Data collection was done by observation and interview with 1 patient, 1 radiographer and
1 radiology doctor.
The results of this study indicate that the procedure of BNO-IVP examination with
special preparation, laboratory examination and using preliminary photograph or plain AP photo,
with supine patient position and using PA prone for 30 minute check. Using injection wing
neddle injected in blood pembulu vein antebrhi section by using wing needle. Less adviceFor
suggestions there should be a loudspeaker at the exposure site so that the radiographer can give a
signal for respiration and to be able to reprimand the patient not to move at the exposure, without
having to reenter the room and drop the patient
Key words : BNO-IVP, projection AP Supine, PA Prone

Abstrak
Prosedur pemeriksaan BNO-IVP pada kasus Hydroneprosis dilakukan dengan
menggunakan proyeksi AP polos, AP posisi pasien supine dan PA prone, serta yang disuntikkan
pada pembuluh darah vena diantebrahi menggunakan wing neddle untuk memasukan media
kontrasnya. Dua hari sebelum pemeriksaan pasien di anjurkan makan makanan tidak berserat
seperti bubur kecap lalu pasien puasa, selama puasa pasien tidak terlalu banyak bicara juga tidak
merokok, pagi hari dua jam sebelum pemeriksaan pasien minum dulcolax dua tablet selang lima
belas menit pasien memasukkan dua tablet dulcolax melalui lubang anus. Lalu pasien datang ke
instalasi radiologi untuk mengisi infom konsen lalu pasien untuk mennggu sebentar menunggu
panggilan pemeriksaan. Persiapan pasien terlebih dahulu dengan mengganti baju dan hasil
pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui fungsi ginjalnya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui prosedur pemeriksaan BNO-IVP
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriftif dengan pendekatan studi kasus,
dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Gombong. Waktu penelitian dari bulan Januari – Februari
2018. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung dan wawancara dengan satu
pasien, satu radiogrfer dan satu dokter radiologi
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa prosedur pemeriksaan BNO-IVP dilakukan
dengan persiapan khusus, pemeriksaan laboratorium dan menggunakan polos AP, serta ada dua
posisi pasien, supine dan prone untuk pemeriksaan menit ke 30. Menggunakan alat suntik wing
neddle yang disuntikkan pada pembuluh darah vena. Saran sebaiknya ada pengeras suara di
tempat eksposur agar radiografer bisa memberi aba-aba dengan mudah dan jelas tanpa harus
masuk ke ruangan pemeriksaan.
Kata kunci: BNO-IVP, proyeksi AP Supine, PA Prone

PENDAHULUAN
Sistem urinari terdiri dari organ-organ yang memproduksi urine dan mengeluarkannya
dari tubuh. Sistem urinaria terdiri dari dua ginjal, dua ureter yang membawa urine ke dalam
sebuah kandung kemih untuk penampungan sementara, dan urethra yang mengalirkan urine
keluar tubuh melalui orifisium urethra eksterna (Ethel Sloanc, 2004).
Untuk anatomi BNO-IVP terbagi atas beberapa bagian yaitu: Ginjal yang Berbentuk
seperti kacang berwarna merah tua, panjang sekitar 12,5 cm dan tebalnya 2,5 cm. Pada laki-laki
beratnya antara 125-175 gram dan pada perempuan 115-155 gram. Ginjal dibagi tiga bagian
utama yaitu korteks (bagian luar), medulla (sumsum ginjal), pelvis renalis ( rongga ginjal )
Bagian Korteks ginjal mengandung banyak sekali nefron +_ 100juta sehingga permukaan
kapiler ginjal menjadi luas akibatnya perembesan zat buangan menjadi banyak. Ureter adalah
perpanjangan tubular berpasangan dan berotot dari pelvis ginjal yang merentang sampai kandung
kemih., panjangnya antara 25-30 cm dan diameter 4-6 mm. Vesika urinaria adalah organ
muskular berongga yang berfungsi sebagai kontainer penyimpanan urine, berukuran sebesar
kacang kenari dan terletak di pelvis saat kosong dan dapat mencapai umbilicus dalam rongga
abdominopelvis jika penuh berisi urin. Uretra adalah mengalirkan urin dari kandung kemih ke
bagian eksterior tubuh.
Hydroneprosis secara harfiah air di dalam ginjal menuju distensi dan pelebaran panggul,
kelopak ginjal  biasanya disebabkan oleh retensi urin karena penyumbatan batu pada aliran bebas
urin seperti dari ginjal. Tanpa diobati, ini menyebabkan atrofi progresif ginjal. Pada kasus
hydroureteronephrosis, ada distensi ureter, pelvis ginjal dan calosit ( Estrada CR) (July 2008).
Hydrineprosis merupakan sumbatan batu pada ureter ( saluran kemih ) menuju bagian
distal disistem urinaria. Batu saluran ureter terbentuk akibat adanya supersaturasi dari zat yang
terlarut dari urin, sumbatan ini menyebabkan stagnansi bagian urin menuju saluran ureter ( cahyo
baskoro 2013 ).
Menurut bontrager: Kolimasi: Untuk margin luar IR atau area yang diminati Respirasi:
Paparan pada akhir masa kedaluwarsa penuh. AP dan miring: Seluruh Sistem urin
divisualisasikan dari bayang-bayang ginjal sampai simfisis pubis Posisi: AP: Tidak ada rotasi;
jelas dengan simetri iliac sayap; simfisis pubis dan bagian atas ginjal termasuk, Ginjal sisi yang
ditinggikan dalam profil; Kelemahan ureter pergi dari tulang belakang Paparan, Sesuai
teknikm(kecerahan) dan Berbeda dengan visualisasi ginjal dan ureter tanpa overexposing
struktur lainnya; tidak gerakan Menit dan samping spidol terlihat R
Menurut meril’s, Sistem saluran kemih mencakup dua ginjal,dua ureter, satu kandung
kemih;dan satu uretra (Gambar 1 8- 1 dan 1 8-2). Fungsi ginjal termasuk mengeluarkan produk
limbah dari darah, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, dan zat eketing yang
mempengaruhi tekanan darah dan fungsi tubuh penting lainnya. Ginjal biasanya mengeluarkan 2
L urin per hari. Urin ini dikeluarkandari tubuh melalui sistem ekskretoris, seperti sistem kemih
sering disebut. Ekskretori sistem terdiri dari sejumlah pengeringan urincabang di ginjal disebut
caIycedan bagian yang diperluas disebutpanggul ginjal, yang bersama-samadikenal sebagai
sistem pelvicalyceal. Dua tabung panjang yang disebut ureter, dengan satu ureter membentang
dari panggul masing-masingginjal. Bagian saclike, kandung kemih;yang menerima bagian distal
dari ureter dan berfungsi sebagai reservoir. Bagian tubular ketiga dan lebih kecil,uretra, yang
menyampaikan urin kebagian luar. Kiri ginjalUreter kiriKandung kemihGambar 1 8- 1 Aspek
anterior sistem urin dalam kaitannya dengan struktur sekitarnya.A, struktur perut. B, struktur
tulang. ( dit,, tolong dikelompokkan penjelasan teori , missal tentang anatomi semua dijadikan
satu, terus kalau tentang klinis atau kasus ya disatukan jangan loncat-loncat, terus selanjutnya
tentang proyeksi juga khusus proyeksi. Gunakan teori dua macam yaahh..untuk perbandingan. )
Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada kasus batu ureter adalah pemeriksaan fisik dan
radiologi. Pemeriksaan radiologi yang digunakan untuk melihat lokasi tersumbatnya batu pada
uretra adalah salah satunya BNO-IVP. BNO-IVP adalah pencitraan uretra dengan memakai
bahan kontras. Bahan kontras dimasukkan melalui intra vena wing neddleyang disuntikan pada
pembulu darah vena. Gambaran yang mungkin terjadi pada BNO-IVP adalah: (1) jika terdapat
batu pada uretra akan tampak adanya pembengkakan pada ginjal , (2) salah satu ginjal belum
dimasuki oleh media kontrasSeperti pada kasus batu uretra yang terjadi pada pasien yang
bernama Ny. Tasem dengan klinis Hydroneprosis maka dilakukan pemeriksaan BNO-IVP.

Penulis tertarik untuk mengkaji dan mempelajari lebih mendalam tentang prosedur
pemeriksaan BNO-IVP di Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah Gombong pada kasus
Hydroneprosis dan batu ureter. Alasan-alasan itu yang mendasari penulis tertarik untuk
menuangkannya dalam jurnal yang berjudul “Prosedur Pemeriksaan BNO-IVP Pada Kasus batu
ureter-Hydronefrosis di Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah Gombong”

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara observasi langsung terhadap jalannya
pemeriksaan BNO-IVP pada pasien dengan kasus Batu Ureter- Hydroneprosis di Instalasi
Radiologi RS PKU Muhammadiyah Gombong, wawancara dengan satu pasien, satu radiografer,
dan satu dokter spesialis radiologi, serta dokumentasi hasil radiograf. Setelah data terkumpul,
dibuat transkip kemudian dianalisis dengan koding terbuka untuk dijadikan pembahasan yang
akan ditarik suatu kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosedurpemeriksaan BNO-IVP pada kasus batu ureter-Hydroneprosisdi Instalasi


Radiologi RS PKU Muhammdiyah Gombong, dilakukan menggunakan persiapan khusus. Dua
hari sebelum pemeriksaan pasien di anjurkan untuk tidak memakan makanan yang tidak berserat
seperti bubur kecap,lalu puasa selama puasa pasien tidak terlalu banyak bicara dan tidak
merokok. Pagi hari dua jam sebelum pemeriksaan pasien minumdua tablet dulcolax selang lima
belas menit pasien memasukkan dua jeel dulcolax melalui anus, lalu datang ke instalasi radiologi
untuk melalakukan pemeriksaan. Sebelum pemeriksaan dilakukan, pasien harus mengisi
Informet Consent terlebih dahulu dan dijelaskan tentang pemeriksaan yang akan di lalukan serta
di, pasien dianjurkan untuk buang air kecil, serta melepas benda logam atau segala sesuatu yang
dapat mengganggu hasil radiograf pada bagian Abdomen, dan diminta untuk ganti baju pasien.
Persiapan alat dan bahan terdiri dari pesawat x-ray, kaset dan film ukuran 35 cm x 43 cm, marker
R/L, wing neddle 21G, Spuit 20cc sebanyak 2 buah, kapas alcohol atau wipes, dexametason
sebagai anti alergi, media kontras xolmetras 50% 350ml, handscoone, masker,baju pasien, dan
prossesing film Computer Radiograph (CR).

Tahap pertama dilakukan pengambilan foto polos Abdomen dengan proyeksi (AP) supine
menggunakan kaset ukuran 35x43, tujuannya untuk melihat persiapan pasien sudah baik atau
belum, serta untuk melihat ketepatan penggunaan faktor eksposi. Posisi pasien supine di atas
meja pemeriksaan, kedua tangan berada di samping tubuh, arah sinar vertical tegak lurus kaset,
titik bidik pada pertengahan kedua krista iliaka dengan fakto eksposi kv 75 mAs 18.

Gambar 01: Foto polos Abdomen proyeksi AP


Ny.TS sebelum dimasukkan media kontras
(RS PKU Muhammadiyah Gombong, 2018)

Setelah dilihat persiapan pasien sudah baik dan memungkinkan untuk pemeriksaan
selanjutnya yaitu berikutnya ketahap penyuntikkan media kontras. Metode pemeriksaan
dilakukan dengan menyuntikkan media kontras xolmetras yang mengandung larutan ionic dan
dicampur dexa metason, media kontras dan xolmetras dimasukkan ke dalam spuit 20 cc 2
buah,dan pasangkan wing neddle. Pemasukan media kontras dilakukan oleh dokter spesialis
radiologi. Sebelum penyuntikkan media kontras melalui intra vena, bagian pembuluh darah vena
disterilkan dulu menggunakan kapas alcohol. Pemasukan kontras dilakukan dengan posisi pasien
supine, wing neddle dimasukkan perlahan dibagian intra vena pasien dan spuit yang terisi penuh
media kontras diinjeksikan 5 cc lebih dahulu untuk tes alergi dan tunggu 5-10 jika pasien tidak
ada reaksi maka dimasukan kontras 50 cc. dilakukan proyeksi AP supine eksposi kV 75 dan
mAs 18.

Gambar 02: Foto AP Supine


Ny.TS Foto 5 menit
(RS PKU Muhammadiyah Gombong, 2018)

Tampak media kontras mulai memasuki ginjal tapi hanya sebelah kanan dan ureter juga sudah
mulai dimasuki media kontras dan VU, maka dilakukan lagi foto 15 menit post injeksi dengan
posisi AP supine menggunakan kaset 35x 43 menggunakan kV 75 mAs 18 .
Gambar 03: Foto AP Supine
Ny.TS Foto 15 menit
(RS PKU Muhammadiyah Gombong, 2018)

Tampak bagian ginjal kanan sudah tampak ureter beserta VU sudah dimasuki media kontras
tetapi ginjal yang satunya belum terisi dan masih kurang dimasuki media kontras, Tampak
gambaran pelviocalyseal, ureter dan bladder , selanjutnya dilakukan Foto 30 menit post injeksi
dengan posisi PA Proneuntuk melihat gambaran VU terisi penuh media kontras, kaset yang
digunakan ukuran 35 x 43 dengan eksposi faktorkV 75 mAs 18.
Gambar 04: Foto PA Prone
Ny.TS Foto 30 menit
(RS PKU Muhammadiyah Gombong, 2018)

Tampak VU belum terisi penuh media kontras dan ureter kanan belum terisi kontras, kemudian
konsultasi ke kedokter spesialis radiologi dan dokter melihat hasil foto ke 30menit, dokter
mengatakan sudah cukup, pasien diminta buang air kecil untuk membuang media kontras yang
ada dalam tubuh pasien dan kembali berbaring di meja pemeriksaann untuk dilakukan foto
postmiksi dengan posisi AP supine ( perbaiki) kaset yang digunakan ukuran 35 x 43
Gambar 05: Foto AP SUPINE
Ny.TS Foto PM menit
(RS PKU Muhammadiyah Gombong, 2018)

Hasil baca Dokter Spesialis Radiologi menyatakan :

 Anatomi dan fungsi mkisi VU baik


 Fungsi bilateral normal
 Anatomi ren kiri normal
 Hydroneprosis ren kanan oleh kausa obstruksi di velvico ureter jangseng kanan
mungkin et kausa batu

Kriteria Radiograf :
 Foto 5 menit post injeksi
 Tampak kontras mengisi ginjal kanan dan kiri.
 Foto 15 menit post injeksi 
 Tampak kontras mengisi ginjal saja tapi kiri belum sepenuhnya, ureter.
 Foto 30 menit post injeksi (full blass)
 Tampak VU yang belum terlau terisi penuh oleh kontras 
 Foto Post Mixi 
 Tampak VU yang masi ada sisa kontras
Proteksi radiasi yang diterapkan diantaranya :
Terhadap petugas Radiografer berlindung di belakang tabir, menutup pintu, memakai film
badgedan menyalakan lampu.Terhadap pasien pengaturan luas penyinaran kolimasi dan jarak
tabung dengan kaset, serta pemakaian faktor eksposi yang tepat.Terhadap masyarakat umum
pintu ditutup.
Untuk saran sebaiknya ada pengeras suara di tempat ekspos agar radiographer bisa memberi aba-
aba untuk respirasi dan agar bisa menegur pasien agar tidak bergerak pada saat ekspos, tanpa
harus masuk lagi ke ruangan dan menugur pasien.
KESIMPULAN

Prosedur pemeriksaan BNO-IVP pada kasus batu uretra dan Hydroneprosis di Instalasi Radiologi
RS PKU Muhammdiyah Gombong, dilakukan menggunakan persiapan khusus, sebelum
pemeriksaan dilakukan, pasien harus makan bubur kecap selama 2 hari dan tidak boleh minum
susu dan makan sayuran yang mengandung seraat lalu puasa kurangi bicara dan tidak boleh
merokok, lalu 6 jam sebelum pemeriksaan pasien minum dulcolax 2 tablet dan 4 jam sebelum
pemeriksaan masukan 2 tablet dulcolax lewat anus, sebelum pemeriksaan dimulai pasien diminta
untuk mengisi Informet Consent terlebih dahulu, pasien dianjurkan untuk buang air kecil, serta
melepas benda logam atau segala sesuatu yang dapat mengganggu hasil radiograf pada bagian
Abdomen, dan diminta untuk ganti baju pasien. Tahap pertama dilakukan pengambilan foto
polos pelvis dengan proyeksi Anterior Posterior (AP supine), untuk melihat persiapan pasien
sudah baik atau belum, serta untuk melihat ketepatan penggunaan faktor eksposi Pemasukkan
media kontras dilakukan dengan cara menyuntikan 2 spuit yang berisi media kontras terdiri dari
media kontras Xometras yang mengandung larutan ionik dan dicampur dengan pengkal alergi
dexametason yang dimasukan bersama, pencampuran dilakukan dengan masukkan media
kontras ke dalam spuit 20 cc kemudian dimasukan lagi dexametason pada salah satu spuit yang
besisi media kontras xolmetras penuh dan pasangkan wing neddle. Pemasukan kontras
dilakukan dengan posisi pasien supine, wing neddledimasukkan perlahan dibagian intravena
pasien bagian antebrahi pasien dan spuit yang terisi penuh media kontras diinjeksikan 50cc,
selanjutnya dilakukan foto dengan proyeksi AP supine dan PA prone untuk menit ke 30

SARAN

Sebaiknya ada pengeras suara di tempat ekspos agar radiographer bisa memberi aba-aba untuk
respirasi dan agar bisa menegur pasien agar tidak bergerak pada saat ekspos, tanpa harus masuk
lagi ke ruangan dan menugur pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC

Cahyo baskoro, FK UI, 2013

Estrada CR (July 2008). "Prenatal hydronephrosis: early evaluation". Current Opinion in


Urology 18 (4): 401–3. PMID 18520762. doi:10.1097/MOU.0b013e328302edfe.

Bontrager 2014

meril’s Volt 1

You might also like