Professional Documents
Culture Documents
74 326 2 PB
74 326 2 PB
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of various concentration of NAA growt
regulators on the root process of red betel and knowing the best NAA
concentration in the roots of betel cuttings.The experimental design used in this
study was a completely randomized design with one treatment namely the
provision of NAA growt regulator with six levels of concentration namely without
NAA (KD0), NAA 500 ppm (KD1), NAA 1000 ppm (KD2), NAA 1500 ppm (KD3),
NAA 2000 ppm (KD4), NAA 2500 ppm(KD5) and repeated four times. The
similarity of data variety was tested by Bartlett’s test and data addition was tested
by Tukey test, the data were processed byanalysis of variance and the difference
in the mean value was tested by the BNT test at the 5% level.Based on the result of
research and observations that have been made to determine the effect of various
concentration of NAA growt regulators on the root process of red betel and
knowing the best NAA concentration in the roots of betel cuttings, so it can be
concluded that giving NAA was significant for the number of roots, percentage of
life and percentage of life and percentage of shoots. Meanwhile, giving NAA had
no sifgnificant effect on the number of leaves, root lebght and shoot height. The
best concentration are NAA 2000 ppm and 2500 ppm.
PENDAHULUAN
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2016 sampai dengan bulan
Januari 2017. Tempat penelitian di Langkapura Bandar Lampung Provinsi
Lampung. Bahan-bahan yang digunakan adalah setek tanaman sirih merah yang
berasal dari Langkapura, Bandar Lampung, tanah, kompos, NAA konsentrasi 500
ppm, NAA 1000 ppm, NAA 2000 ppm, NAA 2500 ppm, air, kertas label,
pena,spidol, lakban bening, tali plastik dan gelas plastik. Alat-alat yang digunakan
adalah pisau setek, cuter, sekop kecil, mistar, para-para (tempat bambu), paranet
hitam, timbangan digital/analitik dan gembor. Percobaan menggunakan rancangan
acak lengkap (RAL) dengan 1 perlakuan yaitu pemberian Zat Pengatur Tumbuh
dengan 6 taraf konsentrasi yaitu KD0 tanpa NAA, KD1 (NAA 500 ppm), KD2
(NAA 1000 ppm), KD3 (NAA 1500 ppm), KD4 (NAA 2000 ppm), KD5 (NAA
2500 ppm) setiap perlakuan diulang empat kali.
Kesamaan ragam data diuji dengan uji Bartlett dan ketidakaditifan data
diuji dengan uji Tukey, data diolah dengan analisis ragam dan perbedaan nilai
tengah diuji dengan uji BNT pada taraf 5%. Pelaksasanaan penelitian meliputi
persiapan alat dan bahan, penyaipan naungan, media tanam, pemberian
konsentrasi, penanaman, pemeliharaan dan pengamatan, Pengamatan dilakukan
pada 24 tanaman sampel yang ada pada 30 gelas plastik yang ada, dan dilakukan
pada minggu ke 10. Peubah-peubah yang diamati meliputi jumlah akar, persentase
kehidupan, persentase tunas, panjang akar (cm), jumlah daun (helai) ,tinggi tunas
(cm).
HASIL PENELITIAN
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 1. Akar sirih merah tanpa (a) NAA, (b) NAA 500 ppm, (c) NAA 1000
ppm, (d) NAA1500 ppm,dan (e) NAA 2000 ppm
Hal ini terlihat juga pada persentase kehidupan pada percobaan ini bahwa
konsentrasi NAA 2000 ppm adalah yang terbaik yaitu 100 persen. Untuk
beberapa tanaman sirih merah yang mengalami kematian dapat disebabkan oleh
faktor internal dan faktor eksterrnal. Ciri-ciri tanaman yang mati biasanya diawali
dari gugurnya daun kemudian setek batang yang ditanam mengalami pembusukan
dan selanjutnya batang menjadi hitam. Menurut Rusmaya (2006) bahwa
timbulnya akar merupakan indikasi berhasil tidaknya setek dan faktor-faktor yang
mempengaruhi penyetekan digolongkan menjadi 3 bagian, faktor tanaman,
lingkungan, dan pelaksanaan. Berdasarkan ketiga faktor tersebut semuanya
mendukung pada hasil data yang diperoleh untuk persentase kehidupan. Pada
NAA konsentrasi 500 ppm sama dengan 2500 ppm hal ini disebabkan bahwa
genotip tanaman sirih merah berasal dari genotip yang berbeda ketika diperoleh.
Selain itu hal genotip tanaman hormon juga mempengaruhi persentase kehidupan
dan tunas.
Auksin (NAA) dosis tinggi dapat merangsang produksi Etilen. Kelebihan
Etilen justru dapat menghalangi pertumbuhan, menyebabkan gugur daun (daun
amputasi), dan bahkan membunuh tanaman. Penggunaan ZPT dengan konsentrasi
terlalu tinggi justru akan menghambat pertumbuhan dan proses fisiologis tanaman
(Abidin, 1993).
Berdasarkan hasil perhitungan analisis sidik ragam, perlakuan konsentrasi
NAA tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah daun,panjang akar,
dan tinggi tunas yang tumbuh pada tanaman sirih merah. Untuk jumlah daun
konsentrasi NAA 2000 ppm adalah yang terbaik yang dapat direspons oleh
tanaman sirih merah. Untuk panjang akar,dan tinggi tunas pada sirih merah
konsentrasi NAA terbaik yaitu pada 1000 ppm, kemungkinan tanaman sirih merah
dapat merespons NAA pada konsentrasi tersebut. Terbentuknya akar pada setek
tanaman sirih merah dengan jumlah yang banyak dan panjang akar yang
maksimal akan menjadi tanaman yang lebih baik karena mampu menyerap
mineral dan unsur hara akan lebih banyak sesuai dengan kebutuhan tanaman
tersebut.
Dari penjelasan-penjelasan tersebut terbukti bahwa zat pengatur tumbuh
(ZPT) NAA dapat meningkatkan pengakaran pada setek batang pada semua jenis
tanaman yang digunakan. NAA tidak hanya meningkatkan pengakaran tapi juga
meningkatkan jumlah akar pada semua tanaman. Berdasarkan analisis ragam
menunjukkan bahwa pengaruh jenis tanaman sangat nyata terhadap jumlah akar
primer. Demikian pula dengan pengaruh konsentrasi NAA 2000 ppm sangat nyata
terhadap jumlah akar primer. Hal ini disebabkan karena tanaman sirih merah
merespons dengan baik NAA sehingga meningkatkan pengakaran pada setek
batang masing-masing tanaman tersebut. Menurut Salisbury dan Ross (1995),
NAA bekerja lebih efektif daripada IAA, tampaknya NAA tidak dirusak oleh IAA
oksidase atau enzim lain sehingga bisa bertahan lebih lama.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa 1) Pemberian Zat
Pengatur Tumbuh NAA berpengaruh nyata terhadap jumlah akar, persentase
kehidupan dan persentase tunas, sedangkan pemberian NAA berpengaruh tidak
nyata terhadap jumlah daun, panjang akar, dan tinggi tunas dan. Konsentrasi
NAA terbaik untuk setek sirih merah adalah NAA 2000 ppm dan 2500 ppm
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Maulida, D., Rugayah, dan T.D. Andalasari. 2013. Pengaruh Pemberian Iba
(Indole Butyric Acid) dan Konsentrasi Naa (Naphthalene Acetic Acid)
terhadap Keberhasilan Penyetekan Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz and
Pav.). Jurnal Penelitian Pertanian Terapan. 13 (3): 151-158
Rosyidah, N urhayati, Bambang Guritno, Nurul Aini. 2017. Pengaruh Dosis Zat
Pengatur Tumbuh dan Bahan Tanam Terhadap Pertumbuhan Bibit Sirih
Merah (Piper crocatum Tuiz and Pav). Jurnal Produksi Tanaman.
5.(11):1791-1799.
Salisbury, Frank B dan Cleon W Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1.
Bandung: ITB.