You are on page 1of 8

Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-20

Universitas Hasanuddin, Makassar, 4 – 5 November 2017

PENILAIAN KINERJA PERKERASAN JALAN DAN


PROGRAM PENANGANAN (STUDI KASUS : SENTANI,
KABUPATEN JAYAPURA, PAPUA)
Made Budi Purnama Putra Latif Budi Suparma
Magister Sistem dan Teknik Transportasi Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada
Jl. Grafika No.2, Kampus UGM Yogyakarta Jl. Grafika No.2, Kampus UGM Yogyakarta,
Kode Pos: 55281, Telp: (0274) 545675 Kode Pos: 55281, Telp: (0274) 545675
madepurnama18@yahoo.co.id lbsuparma@ugm.ac.id

Abstract
The road pavement usually subjected to quality decrease before the planning time could known from the
presence of pavement surface distress. Inventory of types and rate of road deterioration need to be carried out
and PCI method is used to evaluate road conditions. Then value of PCI is used to determine alternative
programs of pavement preservation and calculate its cost. The results of section 1 of PCI value is 88
(Excellent), typical distress of Block Cracking (Low) is 47%, and the rest is below 25%; section 2 of PCI
value is 83,76 (Very Good), typical distress of Block Cracking (Low) is 22%, and the rest is below 20%;
section 3 of PCI value is 80,88 (Very Good), typical distress of Block Cracking (Low) is 19%, and the rest is
below 17%. Due to the value of PCI, program of pavement preservation is determined as preventive
maintenance because the road conditions remain good. The result of calculating its cost to section 1 is Rp.
570.592.137,62, section 2 is Rp. 503.453.953,51 and section 3 is Rp. 683.188.369,70 consequently,
alternative total cost is Rp. 1.757.234.460,83.

Keyword: pavement, road distress, PCI, pavement preservation, preventive maintenance

Abstrak
Perkerasan jalan biasanya mengalami penurunan mutu sebelum umur rencananya yang dapat diketahui dari
adanya kerusakan permukaan perkerasan. Inventarisasi jenis dan tingkat kerusakan jalan perlu dilakukan,
kemudian dalam penilaian kondisi jalan menggunakan Metode PCI. Selanjutnya digunakan untuk mencari
alternatif program penanganan jalan dan menghitung biayanya. Hasilnya pada section 1 nilai PCI 88
(Excellent), tipikal kerusakan Block Cracking (Low) sebesar 47%, sisanya dibawah 25%; section 2 sebesar
83,76 (Very Good), tipikal kerusakan Block Cracking (Low) sebesar 22%, sisanya dibawah 20%; dan section
3 dengan nilai PCI 80,88 (Very Good), tipikal kerusakan Block Cracking (Low) sebesar 19%, sisanya
dibawah 17%. Berdasarkan nilai PCI tersebut ditentukan program penanganan yaitu preventive maintenance
dikarenakan kondisi ruas jalan yang masih baik. Hasil perhitungan biaya penanganan pada section 1 sebesar
Rp. 570.592.137,62, section 2 sebesar Rp. 503.453.953,51 dan section 3 sebesar Rp. 683.188.369,70,
sehingga, jumlah biaya alternatif penanganan sebesar Rp. 1.757.234.460,83.

Kata Kunci: perkerasan, kerusakan jalan, PCI, program penanganan, preventive maintenance

854
Made Budi Purnama Putra, et al

PENDAHULUAN
Peranan jaringan jalan dalam meningkatkan pembangunan baik di daerah maupun
perkotaan menunjukkan bahwa jaringan jalan sebagai pondasi dalam peningkatan
kesejahteraan. Kenyataan ini juga menunjukan bahwa kondisi jalan yang baik akan
memudahkan dalam pergerakan (mobilitas) penduduk/masyarakat untuk melakukan
kegiatan ekonomi, sosial dan lainnya.

Menurut Hastuti (2016), pembangunan suatu negara tidak terlepas dari peran infrastruktur
sebagai komponen penting. Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh Bapak Presiden
Joko Widodo bahwa laju pertumbuhan ekonomi nasional dipengaruhi oleh sektor
infrastruktur yang menjadi salah satu prioritas pemerintah. Menurut data dari Kementerian
Perencanaan Pembangunan Negara/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(PPN/Bapenas), dalam lima tahun mendatang (2015-2019) pemerintah mencanangkan
pembangunan jalan tol sepanjang 1.000 km, jalan baru 2.650 km, dan pemeliharaan jalan
46.770 km.

Arizona (2015), menyebutkan bahwa di Indonesia sering kurang tepat dalam memilih
program penanganan kerusakan jalan. Solusi cepat yang biasa dipilih untuk penanganan
kerusakan jalan adalah dengan overlay berdasarkan modulus efektif perkerasan. Namun
perbaikan struktural perkerasan perlu dilakukan sebelum melakukan overlay, ini karena
overlay tidak dapat digunakan untuk kerusakan jalan bersifat struktural. Apabila tidak
segera ditangani maka akan berimbas pada perkerasan yang lainnya. Hal ini merupakan
salah satu dampak naiknya biaya satuan pemeliharaan jalan nasional yang lebih tinggi dari
standar internasional.

Tenriajeng (2012), menyebutkan bahwa kerusakan-keruskan yang ada pada perkerasan


jalan perlu dievaluasi penyebab dan akibatnya sebelum dilakukan kegiatan penanganan
konstruksi perkerasan seperti pemeliharaan, penunjang, peningkatan, ataupun rehabilitasi.

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kinerja kerusakan perkerasan jalan pada Ruas
Jalan Raya Kemiri Sentani, Kabupaten Jayapura. Dengan panjang jalan ± 6,2 km untuk 2
jalur 4 lajur dengan median, kemudian melakukan survei visual yaitu mengukur lebar
jalan, tipikal dan tingkat kerusakan jalan dan dilakukan penilaian kondisi menggunakan
Metode Pavement Condition Index (PCI). Setelah itu, memilih program penanganan
terhadap kerusakan perkerasan jalan tersebut serta menghitung biaya perbaikannya.
Diharapkan dengan melakukan penelitian tersebut dapat diketahui kinerja kerusakan
perkerasan jalan pada Ruas Jalan Raya Kemiri Sentani di Kabupaten Jayapura.

PEMBAHASAN
Cara Penelitian
Pada penelitian ini berpedoman pada Department Of The Army (1982). Berikut ini adalah
tahapan dalam melakukan penelitian pada Ruas Jalan Raya Kemiri Sentani :

855
Made Budi Purnama Putra, et al

1. Gambaran khusus
Syarat yang digunakan untuk perkerasan aspal yaitu antara 1500-3500 square feet, dan
yang disarankan menggunakan 2500 square feet. Apabila dikonversikan kedalam meter
maka luas tersebut menjadi 139,4-325,3 m² untuk setiap sampel unit.

2. Membagi section jalan


Pada Ruas Jalan Raya Kemiri Sentani dibagi kedalam tiga bagian (section) dengan ukuran
panjang jalan yang berbeda. Section 1= 2,92 km, section 2= 1,52 km, section 3= 1,76 km,
sehingga jumlah panjang keseluruhan 6,2 km. Dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah ini.

1 2 3

Gambar 1. Pembagian Ruas Jalan

3. Pembagian sampel unit


Pada Ruas Jalan Raya Kemiri Sentani memiliki lebar 6 meter pada masing-masing jalur,
sehingga menetapkan panjang 40 meter untuk mendapatkan luasan ideal yaitu 240 m²,
seperti pada Gambar 2 dibawah ini.

240 m² 240 m² 240 m² 240 m² 240 m²


40 m 40 m 40 m 40 m 40 m
6m
Median
6m
Gambar 2. Pembagian Sampel Unit

4. Penomoran sampel unit


Karena ruas jalan yang akan diteliti memiliki median jalan, sehingga penomoran dilakukan
secara berbeda untuk tiap jalur, seperti pada Gambar 3 dibawah ini.

240 m² 240 m² 240 m² 240 m² 240 m²


40 m 40 m 40 m 40 m 40 m
6m 1 2 3 4 5
Median
6m 74 75 76 77 78
Gambar 3. Penomoran Sampel unit

856
Made Budi Purnama Putra, et al

5. Menghitung nilai PCI dan rating


Data hasil survei kemudian diolah untuk mendapatkan nilai PCI dan rating yang
berpedoman pada Department Of The Army (1982).

6. Menghitung biaya
Analisis biaya diperlukan untuk mengetahui seberapa besar biaya penanganan kerusakan
yang diperlukan. Dalam menghitung biaya, digunakan Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Bidang Pekerjaan Umum Revisi 3 tahun 2010 dengan basic price Kota Jayapura.

Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil perhitungan untuk masing-masing section dapat diuraikan kedalam
Tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1. Hasil Rekap Nilai PCI untuk 3 Bagian (section)


Jumlah Nilai PCI Rata - Nilai
Section Jumlah PCI Sampel Rata Kondisi
1 12848 146 88,00 Excellent
2 6366 76 83,76 Very Good
3 7117 88 80,88 Very Good
Nilai PCI Keseluruhan 84,21 Very Good

Berdasarkan Rekap nilai PCI pada section 1, 2, dan 3, maka dapat dibuat hubungan nilai
PCI dan persentase untuk setiap section, seperti pada Gambar 4 s.d. 6 dibawah ini.

Nilai PCI
5%
2% 0 - 25
3%
3% 14%
25 - 40
40 - 55
73% 55 - 70
70 - 85
85 - 100

Gambar 4. Diagram Persentase PCI Section 1

1% 4%
8% 15% 0 - 25
4%
25 - 40
40 - 55
68% 55 - 70
70 - 85
85 - 100

Gambar 5. Diagram Persentase PCI Section 2

857
Made Budi Purnama Putra, et al

6%
2% 8% 10% 0 - 25

8% 25 - 40
40 - 55
66% 55 - 70
70 - 85
85 - 100

Gambar 6. Diagram Persentase PCI Section 3

Pembahasan
1. Jenis kerusakan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan dilapangan, ada terdapat 10 jenis kerusakan yang
terjadi pada section 1, 2, dan 3. Sepuluh jenis kerusakan itu adalah sebagai berikut:
alligator cracking, bleeding, block cracking, depresion, edge cracking, jt. Reflection
cracking, long & trans cracking, patching & util cut patching, potholes, dan weathering
and ravelling dari 310 sampel unit yang disurvei. Maka dapat dibuat persentase hubungan
antara jenis dan tingkat kerusakan serta luas area kerusakan dalam Gambar 7 s.d. 9
dibawah ini.

Gambar 7. Hubungan Tipikal dan Tingkat Kerusakan serta Luas Area Kerusakan
Section 1

Gambar 8. Hubungan Tipikal dan Tingkat Kerusakan serta Luas Area Kerusakan
Section 2

858
Made Budi Purnama Putra, et al

Gambar 9. Hubungan Tipikal dan Tingkat Kerusakan serta Luas Area Kerusakan
Section 3

Keterangan section :
a) Alligator Cracking (AC), Tingkat Kerusakan (Low, Medium, High)
b) Bleeding (B), Tingkat Kerusakan (Medium)
c) Block Cracking (BC), Tingkat Kerusakan (Low, Medium)
d) Depression (D), Tingkat Kerusakan (Low, Medium, High)
e) Edge Cracking (EC), Tingkat Kerusakan (Low, Medium, High)
f) Jt. Reflection Crackingg (JRC), Tingkat Kerusakan (High)
g) Long & Trans Cracking (LTC), Tingkat Kerusakan (Low, Medium, High)
h) Patching & Util Cut Patching (PCP), Tingkat Kerusakan (Low, Medium, High)
i) Potholes (P), Tingkat Kerusakan (Low, Medium, High)
j) Weathering and Ravelling (WR), Tingkat Kerusakan (Low, Medium)

2. Penentuan alternatif penanganan


Dalam melakukan pilihan perbaikan dapat disesuaikan dengan grafik hubungan nilai PCI
dan umur perkerasan pada Gambar 10 dibawah ini.

Gambar 10. Hubungan Nilai PCI dan Umur Perkerasan

859
Made Budi Purnama Putra, et al

Ketiga bagian dari ruas jalan tersebut perlu dilakukan upaya berupa pavement preservation
treatment. Pada pavement preservation yang berbentuk lingkaran dan berwarna kuning
pada Gambar 10. tersebut, masuk kedalam 2 bagian program penanganan yaitu routine
maintenance dan preventive maintenance. Pelaksanaan program tersebut disesuaikan
dengan kondisi daerah, ketersediaan alat, biaya dan sumber daya manusia. Sehingga pada
Ruas Jalan Raya Kemiri Sentani program penanganan yang tepat dan dapat dilakukan
adalah preventive maintenance.

Preventive maintenance merupakan strategi penghematan biaya penanganan untuk dapat


menjaga kerusakan jalan dimasa yang akan datang, mempertahankan atau meningkatkan
kondisi fungsional (tanpa meningkatkan kapasitas struktural). Penerapannya dilakukan
pada perkerasan dengan kondisi relatif baik dan umur perkerasan yang masih panjang.
Oleh sebab itu penentuan program penanganan pada preservasi jalan dalam penelitian ini
mengacu pada Department Of The Army (1982) dan Department Of The Army (1995).
Dalam Undang-Undang no.22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ)
mengenai terminologi dan aturan Undang-Undang tersebut menjelaskan bahwa preservasi
jalan merupakan bagian dari kegiatan konstruksi untuk memantapkan kinerja pelayanan
jalan selama umur perencanaan, meliputi pemeliharaan, rehabilitasi, dan rekonstruksi.
Didalam UU 22/2009 tentang preservasi menjelaskan juga tentang pendanaannya. Dana
preservasi jalan adalah dana yang khusus digunakan untuk kegiatan pemeliharaan,
rehabilitasi, dan rekonstruksi jalan secara berkelanjutan sesuai dengan standar yang
ditetapkan.

Analisis Biaya
Untuk dapat memaksimalkan anggaran/biaya perbaikan jalan maka preventive
maintenance perlu dilakukan secara tepat. Hal ini untuk mencegah meningkatnya biaya
perbaikan jalan apabila kerusakan jalan tidak segera ditangani. Dalam penelitian ini,
perhitungan menggunakan Analisa Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum
Revisi 3 Tahun 2010 dengan memakai harga satuan pekerjaan jalan Kota Jayapura untuk
menghitung besarnya biaya perbaikan jalan yang dibutuhkan.

Pada section 1 jumlah biaya yang dibutuhkan untuk melakukan penanganan/perbaikan


adalah sebesar Rp. 570.592.137,62, dengan biaya kerusakan paling besar adalah pada Edge
Cracking (H) sebesar Rp. 109.442.448,29 dan untuk jenis pemilihan program penanganan
menggunakan metode Partial Depth Path.

Pada section 2 jumlah biaya yang dibutuhkan untuk melakukan penanganan/perbaikan


adalah sebesar Rp. 503.453.953,51 dengan biaya kerusakan paling besar adalah pada Long
& Trans Cracking (M) sebesar Rp 96.269.155,09 dan untuk jenis pemilihan program
penanganan menggunakan metode Crack Seal/Aggregate Seal Coat.

Pada section 3 jumlah biaya yang dibutuhkan untuk melakukan penanganan/perbaikan


adalah sebesar Rp 683.188.369,70 dengan biaya kerusakan paling besar adalah pada
Alligator Cracking (M) sebesar Rp. 168.026.347,07 dan untuk jenis pemilihan program
penanganan menggunakan metode Partial Depth Path.

Berdasarkan perhitungan biaya dari ketiga section tersebut, maka jumlah besarnya biaya
yang diperlukan untuk melakukan penanganan/perbaikan yaitu sebesar Rp.

860
Made Budi Purnama Putra, et al

1.757.234.460,83. Dengan pemilihan program penanganan yang tepat dan efisien tidak
hanya mengurangi beban pengeluaran anggaran/biaya, namun hal ini juga akan
meningkatkan mobilitas dan tingkat kepuasan masyarakat sebagai pengguna jalan.

KESIMPULAN
Penelitian pada Ruas Jalan Raya Kemiri Sentani dibagi kedalam 3 bagian (section) yang
memiliki tipikal dan tingkat kerusakan yang berbeda. Block Cracking (Low) adalah tipikal
dan tingkat kerusakan terbanyak yang ditemukan pada ketiga section ruas jalan, sedangkan
penyebab kerusakannya dipengaruhi oleh tergenangnya air pada badan jalan dan pengaruh
drainase yang tersumbat akibat banjir serta iklim tropis (musim hujan dan kemarau).

Program penanganan kerusakan jalan pada Ruas Jalan Raya Kemiri Sentani adalah
preventive maintenance, dikarenakan ruas jalan masih dalam kondisi baik sehingga
diperlukan penanganan untuk menjaga kerusakan dimasa depan dan mempertahankan atau
meningkatkan kondisi fungsional jalan, jumlah biaya penanganan yang diperlukan sebesar
Rp. 1.757.234.460,83.

DAFTAR PUSTAKA
Arizona, F. 2015. Biaya Penanganan Jalan Nasional Berdasarkan Kondisi Kerusakan Jalan
Dan Modulus Efektif Perkerasan Pada Ruas Jalan Nasional Di Demak. Jurnal
Transportasi. Vol. 15. No. 2, hal. 79-88.
Department Of The Army. 1982. Technical Manual: Pavement Maintenance Management.
TM 5-623. Washington, DC. hal. 1-1 – 4-17.
Department Of The Army. 1995. Technical Manual: Maintenance and Repair Surface
Area. TM 5–624. Washington, DC. hal. 3-32 – 3-38
Galehouse, L., Moulthrop, J.S., Hicks, R.G. 2003. Principles Of Pavement Preservation.
Highway Infrastructure Preservation. TR News. Vol. 228, hal. 4-9.
Hastuti, F.D. 2016. Strategi Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Melalui Investasi
Infrastruktur Jalan Dan Jembatan Di Provinsi Banten. Tesis. Bogor: IPB (tidak
dipublikasikan)
Kementerian Pekerjaan Umum. 2012. Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum. Jakarta: Balitbang PU.
Tenriajeng, A.T. 2012. Rekayasa Jalan Raya 2. Jakarta: Gunadarma, hal. 163.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009. Tentang Lalu Lintas Dan
Angkutan Jalan. (LLAJ). http://hubdat.dephub.go.id/uu/288-uu-nomor-22-tahun-
2009-tentang-lalu-lintas-dan-angkutan-jalan.

861

You might also like