You are on page 1of 13

ISSN 2407-4527

E-ISSN 2460-1047

LEMMA : Letters of Mathematics Education


Volume 8, No. 1, Nov 2021, pp. 39-51

PENGEMBANGAN MODUL TRIGONOMETRI BERBASIS


CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR
KREATIF MATEMATIS MAHASISWA

Yesi Gusmania1*, Nina Agustyaningrum2, Nailul Himmi Hasibuan3


1,2,3
Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Riau Kepulauan
Email: yesi@fkip.unrika.ac.id , nina@fkip.unrika.ac.id , nailul@fkip.unrika .

Abstract
Insufficient and supportive teaching materials for students' mathematical creative thinking skills in
the trigonometry course as the background of this research, with the aim of producing quality CTL-
based trigonometry modules by paying attention to terms of validity, module practicality,
effectiveness in terms of students' mathematical creative thinking abilities. The development of this
module uses the ADDIE stages (analysis, design, development, implementation, evaluation). The
research subjects are second semester students in the 2020/2021 academic year UNRIKA at
Mathematics Education study program. Data were obtained from instruments in the form of a
standard questionnaire for assessing teaching materials from BSNP to measure validity, student
response questionnaires to measure practicality, and mathematical creative thinking ability test
questions to measure effectiveness. Based on the results of the study, the percentage of achieving
module validity from the assessment of material experts is 87.75% and media experts is 96.25%.
These results are classified as very valid. For the practical aspect, the percentage of student
response questionnaire achievement is 85.75% with a very good category. However, the module
was declared to be not effective enough seen from the results of the mathematical creative thinking
ability test which showed an average score of 68.25 with a complete learning outcome of 50%.

Keywords: Trigonometry Module, Mathematical Creative Thinking Skills, Contextual Teaching


and Learning (CTL).

Abstrak
Bahan ajar yang belum memadai dan menunjang untuk kemampuan berpikir kreatif matematis
mahasiswa dalam mata kuliah trigonometri yang melatar belakangi penelitian ini, dengan tujuan
untuk menghasilkan modul trigonometri berbasis CTL yang berkualitas dengan memperhatikan
segi kevalidan, kepraktisan modul, keefektifan dalam hal kemampuan berpikir kreatif matematis
mahasiswa. Pengembangan modul ini menggunakan tahapan ADDIE (analysis, design,
development, implementation, evaluation). Adapun subjek penelitian yaitu mahasiswa semester II
di tahun ajaran 2020/2021 pada program studi Pendidikan Matematika UNRIKA. Data diperoleh
dari instrumen yang berupa angket standar penilaian bahan ajar dari BSNP untuk mengukur
kevalidan, angket respons mahasiswa untuk mengukur kepraktisan, dan soal tes kemampuan
berpikir kreatif matematis untuk mengukur keefektifan. Berdasarkan hasil penelitian, persentase
pencapaian kevalidan modul dari penilaian ahli materi sebesar 87,75 % dan ahli media sebesar
96,25% hasil ini diklasifikasikan sangat valid. Untuk aspek kepraktisan, persentase pencapaian
angket respon mahasiswa sebesar 85,75 % dengan kategori sangat baik. Akan tetapi, modul
tersebut dinyatakan belum cukup efektif dilihat dari hasil tes kemampuan berpikir kreatif
matematis yang menunjukkan perolehan skor rata-rata 68,25 dengan ketuntasan hasil belajar
sebesar 50 %.

39
LEMMA: Letters Of Mathematics Education Volume 8, No. 1, Nov 2021, hal. 39-51

Kata kunci: Modul Trigonometri, Kemampuan berpikir Kreatif Matematis, Pendekatan


Contextual Teaching and Learning (CTL).

Cara Menulis Sitasi: Y Gusmania, N Agustyaningrum, N Himmi Hasibuan. (2021).


Pengembangan Modul Trigonometri Berbasis Contextual Teaching and Learning untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Mahasiswa, Lemma: Letters Of
Mathematics Education, Nomor 1, volume 8, halaman 39-51.

Trigonometri merupakan matakuliah bagi calon guru yang menempuh studi di


Prodi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA. Kajian trigonometri fokus pada unsur-
unsur segitiga seperti sinus, cosinus, tangen, secan, cosecant, cotangent, serta aplikasinya
dalam kehidupan (Susanto, 2008). Aplikasi trigonometri banyak dikembangkan untuk
menyelesaikan masalah dalam kehidupan seperti yang terkait dengan konstruksi, geografi,
astronomi, musik, ekonomi, dan lainnya (Ishartono, et al, 2016). Selain itu, mata kuliah
trigonometri bagi mahasiswa calon guru matematika merupakan bekal dalam
mempersiapkan mahasiswa untuk membelajarkan konsep trigonometri pada jenjang
Sekolah Menengah Atas.
Konsep trigonometri mulai dipelajari pada jenjang sekolah Menengah Atas
(SMA/MA/SMK) sampai perguruan tinggi. Pada Permendikbud Tahun 2016 nomor 24
disebutkan kelas X trigonometri mulai dipelajari pada matematika wajib yang kemudian
dilanjutkan pada matematika peminatan di kelas XI dan kelas XII. Hal ini sejalan dengan
pernyataan (Weber, 2005) “Trigonometry is an important course in the high school
curriculum”. Selain itu, mata kuliah trigonometri di jenjang Perguruan Tinggi juga
mendukung mata kuliah yang lain seperti kalkulus, aljabar, persamaan diferensial, dan
kapita selekta (Iskandar & Andriyani, 2019).
Namun demikian, sebagian besar siswa ataupun mahasiswa menganggap
trigonometri merupakan salah satu materi matematika yang dianggap sulit (Nurhayati,
2017; Mustamir, 2019; Nurmeidina & Djamilah, 2019; Wulandari & Gusteti, 2019;
Gusmania & Agustyaningrum, 2020) dimana pada matakuliah trigonometri mahasiswa
kurang mampu melakukan pembuktian-pembuktian yang melibatkan hubungan antar
konsep trigonometri (Himmi, 2017), terutama dalam mengaplikasikan konsep trigonometri
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian (Mensah, 2017) yang
menyatakan “Trigonometry is one of the mathematics content that very few students like
and likely to succeed at, and which most students hate and struggle with.” Selain itu siswa
sulit untuk mengembangkan dan menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan
trigonometri (Orhun, 2010; Rohimah & Prabawanto, 2019).
Pengembangan Modul Trigonometri … Y.Gusmania, N. Agustyaningrum, N.H. Hasibuan

Mengembangkan media pembelajaran trigonometri dapat meningkatkan kualitas


pembelajaran trigonometri (Mardiyah et al., 2020). Lasmiyati & Harta (2014) menjelaskan
bahwa modul bagian dari bahan ajar yang memiliki isi yang relatif pendek dan spesifik
yang diatur untuk mencapai tujuan pembelajaran. Modul juga menjadi salah satu bahan
ajar yang memiliki karakteristik pembelajaran mandiri dimana siswa dapat
mengembangkan diri tanpa bergantung pada kehadiran guru dan pertemuan tatap muka di
kelas. Untuk itu, modul diperlukan keberadaannya dalam usaha untuk menunjang
pemahaman, minat baca dan kemandirian dalam belajar dikelas.
Berdasarkan pengamatan di kelas dalam mengampu mata kuliah trigonometri
terutama mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika, bahwa mahasiswa belum
mempunyai sumber belajar yang mendukung proses pembelajaran di kelas. Dalam
perkuliahan tidak semua mahasiswa yang mempunyai buku acuan (buku paket) dalam
belajar dan buku paket yang dimiliki oleh mahasiswa masih meminjam dari perpustakaan
dengan jumlahnya terbatas. Terkadang bahasa dan soal-soal yang terdapat dalam buku
paket masih sulit dipahami oleh mahasiswa. Dimana sebagian mahasiswa mempunyai latar
belakang sekolah yang berbeda (SMA dan SMK) dan kemampuan juga berbeda yang
diperoleh dalam proses pembelajaran di kelas. Selain itu, belum mempunyai bahan ajar
yang praktis dari dosen sebagai pegangan mahasiswa untuk belajar dalam perkuliahan
trigonometri juga menyebabkan sulitnya mencapai proses pembelajaran yang efektif
dikarenakan mahasiswa sulit untuk memahami buku-buku teks yang ada.
Selanjutnya, salah satu hal yang perlu menjadi perhatian pendidik dalam
menyusun bahan ajar adalah tentang kemampuan berpikir mahasiswa. Kemampuan
berpikir sangat diperlukan dalam belajar matematika khususnya dalam pemecahan masalah
tidak terkecuali dalam mempelajari materi trigonometri. Kesulitan mahasiswa dalam
memahami materi terutama dalam mengerjakan soal trigonometri membuat kebanyakan
mahasiswa hanya menyalin jawaban dari teman tanpa berpikir untuk bisa mengerjakan
sendiri dan malas bertanya kepada dosen, hal ini sebagai tolak ukur, dimana siswa kurang
memiliki kemampuan berfikir kreatif yang menyebabkan hasil belajar mahasiswa rendah
seperti data pada Tabel 1.
Tabel 1. Nilai Akhir Mahasiswa Mata Kuliah Trigonometri
Nilai
Kelas & Tahun Pelajaran Jumlah
A B C D E
Kelas A (2017/2018) 65 5 32 26 1 1
Kelas A (2018/2019) 28 4 12 8 4 -
Kelas A (2019/2020) 29 3 9 10 7 -
LEMMA: Letters Of Mathematics Education Volume 8, No. 1, Nov 2021, hal. 39-51

Tabel 1 menunjukkan pada mata kuliah trigonometri mahasiswa memperoleh skor


kurang memuaskan. Dikarenakan mahasiswa belum bisa belajar secara mandiri,
mahasiswa tersebut sangat bergantung pada penjelasan materi dari dosen. Selain itu,
mahasiswa hanya bergantung untuk mencatat materi selama perkuliahan. Sebagian
mahasiswa dalam menyelesaikan persoalan dalam trigonometri cenderung masih terfokus
kepada contoh-contoh yang diberikan pada saat pembelajaran di kelas. Jika diberikan
latihan yang berbeda dengan contoh, mahasiswa kesulitan dalam menyelesaikannya.
Menurut (Magdalena et al., 2020) pendidik harus dapat mengembangkan bahan ajar yang
dapat membuat pembelajaran tidak melenceng dari tujuan pembelajaran, efektif, efisien
serta lebih menyenangkan. Oleh karena, sumber belajar yang melatih kemandirian
mahasiswa perlu dikembangkan selain buku teks yang ada.
Mengasah kemampuan berfikir kreatif matematis mahasiswa dengan memberikan
berbagai permasalahan sebagai stimulasi mengaitkan permasalahaan riil dengan materi.
Sehingga mahasiswa mampu menerapkan kemampuan hasil belajarnya dalam kehidupan
sehari-hari. Nabie et al., (2018) melaporkan bahwa trigonometri sebagai materi yang
abstrak, sulit, dan membosankan untuk dipelajari bagi calon guru. Selain itu mereka juga
mengalami kesulitan dalam menghubungkan konsep-konsep trigonometri sehingga
membatasi kemampuannya dalam menjelaskan konsep identitas dasar trigonometri atau
menerapkan hubungan antar konsep dalam pembuktian identitas trigonometri. Hal ini
membuktikan bahwa penguatan pemahaman konsep dalam mempelajari trigonometri
sangat penting untuk dilakukan. Menurut (Sari & Nurfauziah, 2019) metode yang
digunakan dalam mengajarkan konsep trigonometri harus mengutamakan makna
pembelajaran, bukan hanya mengajarkan siswa untuk sekedar menghafal konsep saja.
Oleh karena itu, diperlukan pengembangan sumber belajar salah satunya modul
trigonometri, yang kontennya memberikan permasalahan-permasalahan yang bermakna
dengan mengarahkan pada penemuan konsep. Pendekatan yang dirasa sesuai adalah
pendekatan contextual teaching and learning dimana konsep-konsep yang berkaitan
dengan materi trigonometri dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian
Wijayanti, et al, (2018) dan Saputro, et al, (2012) menunjukkan bahwa pendekatan
pembelajaran contextual teaching and learning mampu meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif matematis siswa pada materi trigonometri. Dengan demikian dalam
Pengembangan Modul Trigonometri … Y.Gusmania, N. Agustyaningrum, N.H. Hasibuan

penelitian ini modul yang dikembangkan akan berpedoman pada pendekatan contextual
teaching and learning (CTL).
Adapun untuk penelitian pengembangan bahan ajar maupun modul trigonometri
yang telah dilakukan sebelumnya antara lain, berbasis kearifan lokal di tingkat SMK
(Nurafni, et al, 2020), terintegrasi dengan nilai-ditingkat MA (Ummah, et al, 2019), e-
modul dengan menggunakan differentiated instruction di tingkat SMA (Mardiyah, et al,
2020). Sementara itu di tingkat perguruan tinggi pengembangan bahan ajar trigonometri
yang telah dilakukan di antaranya berbasis kontekstual melalui metode Guided Discovery
(Nurhayati, 2017; Nurmala 2021), e-learning berbasis konstruktivisme (Munir, 2018), serta
untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematika. (Nurmeidina, et al,
2021). Sehingga keterbaharuan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
mengembangkan modul trigonometri berbasis pendekatan CTL dengan fokus dalam hal
kemampuan berpikir kreatif matematis mahasiswa. Adapun tujuan dari penelitian ini
secara spesifik adalah untuk mengembangkan modul trigonometri berbasis CTL secara
valid, praktis, serta efektif guna meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis
mahasiswa. Dengan modul trigonometri yang dihasilkan mahasiswa diharapkan memiliki
sumber belajar yang dapat memfasilitasi mahasiswa untuk belajar tanpa pendampingan
penuh oleh dosen serta dapat penguasaan materi yang baik.
ISSN 2407-4527
E-ISSN 2460-1047

LEMMA : Letters of Mathematics Education


Volume 8, No. 1, Nov 2021, pp. 39-51

METODE

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian R & D (Research and Development)
(Sugiyono, 2017). Metode yang digunakan dalam penelitian adalah model pengembangan
ADDIE (analysis, design, development, implementation, evaluation) (Pribadi, 2016).
dimana prosesnya seperti pada gambar 1.

Gambar 1. Tahapan ADDIE berbasis CTL


Subjek dalam penelitian adalah seluruh mahasiswa semester II tahun ajaran
2020/2021 Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA. Waktu pengambilan
data (uji coba modul) dilakukan secara daring pada bulan November 2020. Instrumen
lembar validasi digunakan untuk mengukur aspek valid, test berfikir kreatif matematis
dengan indikator fluency, flexibility, originality, dan elaboration untuk aspek keefektifan
serta angket respon mahasiswa untuk aspek kepraktisan.
Dalam mengolah data kevalidan dilakukan dengan menguji rerata skor validator
kemudian dikonversikan secara kualitatif. Modul dinyatakan layak digunakan apabila
tingkat kevalidan minimal berada pada kategori valid. Untuk melihat kepraktisan modul,
data angket respon mahasiswa dianalisis secara rerata dan diklasifikasikan tingkat
kepraktisannya. Dengan memperhatikan rerata angket respon mahasiswa, modul dikatakan

44
Pengembangan Modul Trigonometri … Y.Gusmania, N. Agustyaningrum, N.H. Hasibuan

praktis jika minimal pada kategori baik. Sedangkan untuk keefektifan modul dengan
menghitung ketuntasan klasikal yang kemudian diklasifikasikan tingkat keefektifannya.
Dengan memperhatikan ketuntasan klasikal mahasiswa minimal pada kategori baik, maka
modul dikatakan efektif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan model pengembangan ADDIE, langkah- langkah dalam pngembangan


modul yang telah dilakukan sebagai berikut:
1. Tahap Analysis
Tahap analisis dalam penelitian ini meliputi analisis kebutuhan, analisis kurikulum,
analisis karakteristik mahasiswa, analisis materi, dan merumuskan tujuan.
a. Analisis Kebutuhan
Secara umum mahasiswa membutuhkan modul trigonometri yang dapat
dipergunakan secara mandiri dan klasikal. Berdasarkan pengamatan peneliti di kelas,
diperoleh informasi sebagai berikut: (1) Bahan ajar yang digunakan dalam
pembelajaran belum memadai, karena pada umumnya tidak semua mahasiswa yang
mempunyai buku ajar; (2) mahasiswa hanya mendengarkan penjelasan dosen, tanpa
melakukan pengulangan terhadap materi-materi ataupun soal-soal lainnya; (3)
mahasiswa cenderung pasif pada proses pembelajaan; (4) Bahan ajar yang
dipaparkan dosen harus diperbaiki dari segi tampilan da nisi yang memuat materi (5)
Materi-materi tertendu dalam trigonometri sulit dipahami mahasiswa secara
langsung.
b. Analisis Kurikulum
UNRIKA menggunakan kurikulum KKNI, sehingga peneliti harus menganalisis
Rencana Program Semester (RPS) trigonometri agar sesuai standart yang telah
ditetapkan serta sudah mencakup konten-konten materi yang ingin dicapai.
c. Analisis Karakteristik Mahasiswa
Mahasiswa memiliki latar belakang dan tingkat motivasi diri yang beraneka ragam.
Selanjutnya dengan terbatasnya bahan ajar menyebabkan kegiatan pembelajaran
kurang efektif untuk mendukung pembelajaran dikelas. Oleh karena itu, dirancang
sebuah modul dengan kriteria modul menggunakan bahasa yang sederhana, desain
tampilan bahan ajar yang menarik, ada contoh soal dan latihan soal sehingga dapat
dipergunakan oleh mahasiswa untuk mempelajari secara mandiri
LEMMA: Letters Of Mathematics Education Volume 8, No. 1, Nov 2021, hal. 39-51

d. Analisis Materi
Analisis materi berdasarkan observasi di kelas materi utama yang perlu dipelajari
adalah konsep definisi sudut dan pengukurannya dengan mengaitkan dalam
kehidupan sehari-hari, perbandingan trigonometri, konsep persamaan trigonometri
sederhana, identitas trigonometri, fungsi trigonometri sudut, dan perluasannya serta
fungsi trigonometri. Materi-materi tersebutlah yang menjadi dasar mahasiswa
dalam mempelajarai trigonometri (Gusmania & Agustyaningrum, 2020).
e. Merumuskan Tujuan
Sebelum menulis bahan ajar, diperlukannya tujuan pembelajaran dan kompetensi
yang ingin dicapai terlebih dahulu. Berdasarkan hasil analisis maka peneliti
merumuskan bahwa pengembangan modul yang akan dilakukan meliputi enam
BAB yaitu (1) sudut dan pengukurannya; (2) perbandingan trigonometri; (3)
persamaan trigonometri; (4) identitas trigonometri; (5) Fungsi Trigonometri (𝛼 +
𝛽) dan perluasannya; (6) grafik fungsi trigonometri.

2. Tahap Design
Tahapan yang digunakan pada tahapan design ini adalah:
a. Penentuan kerangka modul yang meliputi penyusunan garis besar modul,
sistematika penyusunan materi yang akan digunakan dalam pengembangan modul.
b. Menetapkan desain tampilan modul disesuaikan dengan tampilan modul yang akan
dikembangkan.
c. Penentuan elemen pendekatan CTL dalam rancangan modul dimunculkan pada
kasus-kasus, uraian materi dan contoh soal yang terdapat pada modul yang
meliputi: kontruktivisme, menemukan (inquiry), bertanya (questioning), komunitas
pembelajaran (learning commnity), pemodelan (modelling), refleksi (reflection),
penilaian yang sebenarnya (authentic assesment).
d. Mengelompokkan referensi yang bersesuaian untuk mengembangkan modul
e. Mengkonstruksi instrument-instrumen yang akan di manfaatkan dalam
mengembangkan modul
Pengembangan Modul Trigonometri … Y.Gusmania, N. Agustyaningrum, N.H. Hasibuan

3. Tahap Development
a. Penulisan draf modul
Draft ditulis menggunakan referensi yang ada, serta disesuaikan dengan kebutuhan
penelitian spesifikasi antara lain:
1) Cover modul, kata pengantar, daftar isi, pendahuluan, uraian materi, contoh
soal dan pembahasan, tugas kelompok, latihan, daftar pustaka.

Gambar 1. Penulisan Draf Modul

2) Modul disusun dengan menerapkan elemen pendekatan CTL untuk melatih


kemampuan berpikir kreatif matematis mahasiswa.
3) Tampilan layout sesuai tahap desain.
b. Memvalidasi modul kepada ahli materi dan ahli media
Modul divalidasi oleh 3 orang dosen pendidikan matematika selaku ahli
materi dan ahli media. Hasil validitas ini, dilakukan analisis data untuk melihat
tingkat kevalidannya. Hasil data analisis menunjukkan rerata skor sebesar 3,51
(sangat valid) dengan ahli materi sebesar 3,85 (sangat valid) dan ahli media sebesar
3,68 (sangat valid). Kemudian arahan dan masukkan dari reviewer menjadi bahan
perbaikan modul agar lebih baik.
c. Revisi awal modul
Revisi awal dilakukan berdasarkan masukkan dari validator ahli media dan
materi, dimana diberikannya masukan-masukan perbaikan untuk mengembangkan
modul ini jauh lebih baik. Adapun perbaikan terjadi mulai dari cover modul,
penggunaan bahasa dan isi modul.
LEMMA: Letters Of Mathematics Education Volume 8, No. 1, Nov 2021, hal. 39-51

4. Tahap Implementasi
Modul yang valid dan dinyatakan layak digunakan oleh ketiga validator baik ahli
materi maupun media maka selanjutnya modul tersebut dibagikan kepada mahasiswa
secara daring untuk diujicobakan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran trigonometri.

Gambar 2. Ujicoba terbatas Modul Trigonometri


Peneliti melakukan uji coba produk sebanyak 3 kali pertemuan pada bulan
November 2020 pada mahasiswa semester II Program Studi Pendidikan Matematika
UNRIKA. Karena masa pandemi covid-19 maka ujicoba dilakukan secara daring dengan
menggunakan platform Edmodo dan meeting virtual menggunakan aplikasi webex meet.
Selanjutnya, mahasiswa di instruksikan untuk mengisi pengisian angket terkait modul yang
dikembangkan, serta memberikan masukan dan saran terhadap modul ini, yang
menjadikan sebagai bahan masukan sebagai acuan revisi sehingga modul menjadi lebih
baik.

5. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi untuk melihat tingkat keefektifan dan kepraktisan dari modul
tigonometri yang dikembangkan. Aspek efektifitas dilihat dari skor tes kemampuan
berpikir kreatif mahasiswa dengan rerata yang diperoleh 68,25. Hasil ini memang
dikatakan belum memuaskan karena masih belum memenuhi standar nilai B yang berlaku
pada kurikulum prodi Pendidikan Matematika Universitas Riau Kepualauan yaitu minimal
70. Dimana dari 14 responden terdapat 7 orang responden atau sebanyak 50% responden
memperoleh nilai lebih dari 70.
Proses pembelajaran secara daring merupakan salah satu kendala dalam hal
keefektifan modul ini. Dimana proses pembelajaran secara daring meminimalkan interaksi
dosen dan mahasiswa menjadi kurang leluasa. Selanjutnya jenis soal tes yang merupakan
Pengembangan Modul Trigonometri … Y.Gusmania, N. Agustyaningrum, N.H. Hasibuan

soal kontekstual yang mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis merupakan salah
satu kemampuan berpikir tingkat tinggi sehingga tidak mudah untuk dilatihkan kepada
mahasiswa dalam waktu yang terbatas. Penelitian yang dilakukan oleh (Sugiantara et al.,
2013) dimana jenis masalah kontekstual dalam trigonometri sulit untuk dipahami oleh
siswa. Ishartono et al., (2016) beropini dalam topik turunan rumus trigonometri terdapat
setidaknya 25 rumus yang harus dipahami dan juga konsep yang harus diingat. Permintaan
untuk memahami dan mengingat jumlah rumus dan konsep yang ada tentunya tidak akan
mudah bagi siswa. Oleh karena itu perlu tahapan-tahapan penguatan konsep yang intens
dengan memanfaatkan waktu yang terbatas.
Tahap evaluasi merupakan tahap akhir dari pengembangan akhir modul, dimana
modul direvisi sesuai dengan masukan dari mahasiswa saaat mengimplementasikan modul
dalam proses belajar mengajar. Adapun perbaikan yang dilakukan tersebut adalah sebagai
berikut.
a. Memperbaiki beberapa tata penulisan dalam simbol trigonometri seperti dalam
penulisan sudut alfa dan penulisan simbol derajat
b. Memperbaiki contoh soal ke dalam bahasa kontekstual
c. Memperbaiki penggunaan huruf kapital dalam penulisan modul yang digunakan.
d. Memperbaiki desain cover agar lebih menarik
e. Memperbaiki penggunaan jenis huruf yang digunakan dalam modul agar lebih
terbaca.
Aspek kepraktisan dilihat dari penilaian angket respon mahasiswa setelah
pemberian modul. Mahasiswa memberikan respon yang positif dalam penggunaan modul
dengan rerata 3,43 dari skor maksimum 4 atau persentase pencapaian kepraktisannya
adalah sebesar 85,75% dikategorikan sangat baik. Sejalan dengan penelitian yang
dilaksanakan oleh (Risnawati, Amir, & Defi, 2013) yang juga menunjukkan bahwa bahan
ajar berupa modul mampu memberikan motivasi tersendiri dan memudahkan mahasiswa
dalam belajar trigonometri.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, persentase pencapaian kevalidan modul dari penilaian


ahli materi sebesar 87,75 % dan ahli media sebesar 96,25% hasil ini diklasifikasikan
sangat valid. Untuk aspek kepraktisan, persentase pencapaian angket respon mahasiswa
sebesar 85,75 % dengan kategori sangat baik. Akan tetapi, modul tersebut dinyatakan
LEMMA: Letters Of Mathematics Education Volume 8, No. 1, Nov 2021, hal. 39-51

belum cukup efektif dilihat dari hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis yang
menunjukkan perolehan skor rata-rata 68,25 dengan ketuntasan hasil belajar sebesar 50 %.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan dari
Universitas Riau Kepulaun (UNRIKA) yang telah memberikan pendanaan dalam
penelitian ini melalui program penelitian hibah internal perguruan tinggi pada tahun 2020
sesuai dalam surat kontrak penelitian No 06/KP-PID/LPPM/UNRIKA/VI/2020.
DAFTAR PUSTAKA

Gusmania, Y., & Agustyaningrum, N. (2020). Analisis pemahaman konsep matematis


mahasiswa pada mata kuliah trigonometri. Jurnal Gantang, V(2), 123-132.
https://doi.org/10.31629/jg.v5i2.2493
Himmi, N. (2017). Korelasi self efficacy terhadap kemampuan penalaran matematis
mahasiswa semester pendek mata kuliah trigonometri UNRIKA T.A. 2016/2017.
Pythagoras: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, 6(2), 143–150.
Lasmiyati & Harta, I. (2014). Pengembangan modul pembelajaran untuk meningkatkan
pemahaman konsep dan minat SMP. PYTHAGORAS: Jurnal Pendidikan Matematika,
9(2), 161-174.
Magdalena, I., Prabandani, R. O., Rini, E. S., Fitriani, M. A., & Putri, A. A. (2020).
Analisis pengembangan bahan ajar. Nusantara: Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Sosial,
2(2), 170–187.
Mardiyah, Johar, R., & Mailizar. (2020). The development of trigonometry e-modules for
senior high school using differentiated instruction (DI) approach. Journal of Physics:
Conference Series, 1462(012017), 1–5. https://doi.org/10.1088/1742-
6596/1462/1/012017
Mensah, F. S. (2017). Ghanaian senior high school students’ error in learning of
trigonometry. International Journal of Environmental & Science Education, 12(8),
1709–1717.
Munir, Nilam P. (2018). Pengembangan buku ajar trigonometri berbasis konstruktivisme
dengan media e-learning pada Prodi Tadris Matematika IAIN Palopo. Al-Khwarizmi:
Jurnal Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 6(2), 167-178.
Mustamir, A. (2019). Application of demonstration methods to improve learning
achievement in cultural arts subject and skills of filter art graphic materials in Class
IX E Students of SMP Negeri 3 Surabaya. Indonesian Journal of Contemporary
Education, 1(1), 15–17.
Nabie, M. J., Akayuure, P., Ibrahim, U. A., & Sofo, S. (2018). Trigonometric concepts :
pre-service teachers perceptions and knowledge. Journal on Mathematics Education,
9(2), 169–182.
Nurhayati, N. (2017). Pengembangan bahan ajar trigonometri berbasis kontekstual melalui
metode guided discovery untuk meningkatkan pemahaman konsep mahasiswa. Jurnal
Pendidikan Matematika Dan Matematika, 3(1), 31–44.
Nurmala R. (2021). Pengembangan buku ajar trigonometri berbasis contextual teaching
and learning untuk mahasiswa pendidikan matematika. Mathematic Education and
Application, 3(1), 10-19.
Nurmeidina, R., & Djamilah, S. (2019). Pelatihan tips dan trik trigonometri mudah untuk
Pengembangan Modul Trigonometri … Y.Gusmania, N. Agustyaningrum, N.H. Hasibuan

siswa SMA. Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat, 2(3), 362–365.


Nurmeidina, R., Lazwardi, A., & Nugroho, A. G. (2021). Pengembangan modul
trigonometri untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematika.
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, 10(1), 15-27.
Orhun, N. (2010). Student’s mistakes and misconceptions on teaching of trigonometry.
Journal of Curriculum Studies, 32(1), 208–211.
Pribadi, B. A. (2016). Desain dan pengembangan program pelatihan berbasism
kompetensi: implementasi model ADDIE. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Ishartono, N., Juniati, D., & Lukito, A. (2016). Developing mathematics teaching devices
in the topic of trigonometry based on guided discovery teaching method. Journal of
Research and Advances in Mathematics Education, 1(2), 154-171.
Iskandar, R. S. F., & Andriyani, R. (2019). Pengembangan bahan ajar trigonometri untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis mahasiswa. PRISMA Prosiding
Seminar Nasional Matematika, 2, 759–763.
Risnawati, Amir, Z. & Defi. (2013). Trigonometry module development approach using
aptitude treatment and interaction ( ATI ) for education and teacher training faculty
students at mathematics. 1st SEA-DR Proceeding, 381–390.
Rohimah, S. M., & Prabawanto, S. (2019). Student’s difficulty identification in completing
the problem of equation and trigonometry identities. International Journal of Trends
in Mathematics Education Research, 2(1), 34. https://doi.org/10.33122/ijtmer.v2i1.50
Saputro, A. H., Suhartono, & Ngatman. (2012). Penggunaan pendekatan kontekstual dalam
peningkatan pembelajaran matematika di Kelas IV SD. Kalam Cendekia PGSD
Kebumen, 4(6).
Sari, V., & Nurfauziah, P. (2019). Development of trigonometry teaching materials with
knisley mathematical models. Proceedings of the 1st International Conference on
Science and Technology for an Internet of Things (ICSTI), 20 Oktober 2018,
Yogyakarta, Indonesia. https://doi.org/10.4108/eai.19-10-2018.2281364
Sugiantara, I. G. P. A., Sadra, I. W., & Suparta, I. N. (2013). Matematika realistik dengan
peta konsep pada materi trigonometri di kelas XI SMK. E-Journal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 2(2).
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian & Pengembangan. Bandung: Alfabeta.
Susanto, R. H. (2008). Trigonometri: Membangun Kekuatan Konstruksi Kognitif.
Yogyakarta: CV. Grafika Indah.
Ummah, E. D. R. Solichah, N. L., Purnomo, Moh. A. Lailiyah, S., & Kurniawati, N.
(2019). The development of learning module trigonometry equation material
integrated islamic values to improve students learning outcomes. Matematika dan
Pembelajaran, 7(2), 70 – 80.
Weber, K. (2005). Students’ understanding of trigonometric functions. Mathematics
Education Research Journal, 17(3), 91–112. https://doi.org/10.1007/BF03217423
Widyoko, E. P. (2017). Evaluasi Program Pembelajaran. Pustaka Pelajar.
Wijayanti, D., Maulida, N., Hutajulu, M., & Hendriana, H. (2018). Meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif matematis dan habits of mind siswa SMA melalui
pendekatan contextual teaching and learning. Jurnal Edukasi dan Sains Matematika
(JES-MAT), 4(2), 121-130.
Wulandari, S., & Gusteti, M. U. (2019). Analisis kesalahan menyelesaikan soal
trigonometri siswa kelas X SMA. Math Educa Journal, 4(1), 64–80.

You might also like