Professional Documents
Culture Documents
E-ISSN 2460-1047
Abstract
Insufficient and supportive teaching materials for students' mathematical creative thinking skills in
the trigonometry course as the background of this research, with the aim of producing quality CTL-
based trigonometry modules by paying attention to terms of validity, module practicality,
effectiveness in terms of students' mathematical creative thinking abilities. The development of this
module uses the ADDIE stages (analysis, design, development, implementation, evaluation). The
research subjects are second semester students in the 2020/2021 academic year UNRIKA at
Mathematics Education study program. Data were obtained from instruments in the form of a
standard questionnaire for assessing teaching materials from BSNP to measure validity, student
response questionnaires to measure practicality, and mathematical creative thinking ability test
questions to measure effectiveness. Based on the results of the study, the percentage of achieving
module validity from the assessment of material experts is 87.75% and media experts is 96.25%.
These results are classified as very valid. For the practical aspect, the percentage of student
response questionnaire achievement is 85.75% with a very good category. However, the module
was declared to be not effective enough seen from the results of the mathematical creative thinking
ability test which showed an average score of 68.25 with a complete learning outcome of 50%.
Abstrak
Bahan ajar yang belum memadai dan menunjang untuk kemampuan berpikir kreatif matematis
mahasiswa dalam mata kuliah trigonometri yang melatar belakangi penelitian ini, dengan tujuan
untuk menghasilkan modul trigonometri berbasis CTL yang berkualitas dengan memperhatikan
segi kevalidan, kepraktisan modul, keefektifan dalam hal kemampuan berpikir kreatif matematis
mahasiswa. Pengembangan modul ini menggunakan tahapan ADDIE (analysis, design,
development, implementation, evaluation). Adapun subjek penelitian yaitu mahasiswa semester II
di tahun ajaran 2020/2021 pada program studi Pendidikan Matematika UNRIKA. Data diperoleh
dari instrumen yang berupa angket standar penilaian bahan ajar dari BSNP untuk mengukur
kevalidan, angket respons mahasiswa untuk mengukur kepraktisan, dan soal tes kemampuan
berpikir kreatif matematis untuk mengukur keefektifan. Berdasarkan hasil penelitian, persentase
pencapaian kevalidan modul dari penilaian ahli materi sebesar 87,75 % dan ahli media sebesar
96,25% hasil ini diklasifikasikan sangat valid. Untuk aspek kepraktisan, persentase pencapaian
angket respon mahasiswa sebesar 85,75 % dengan kategori sangat baik. Akan tetapi, modul
tersebut dinyatakan belum cukup efektif dilihat dari hasil tes kemampuan berpikir kreatif
matematis yang menunjukkan perolehan skor rata-rata 68,25 dengan ketuntasan hasil belajar
sebesar 50 %.
39
LEMMA: Letters Of Mathematics Education Volume 8, No. 1, Nov 2021, hal. 39-51
penelitian ini modul yang dikembangkan akan berpedoman pada pendekatan contextual
teaching and learning (CTL).
Adapun untuk penelitian pengembangan bahan ajar maupun modul trigonometri
yang telah dilakukan sebelumnya antara lain, berbasis kearifan lokal di tingkat SMK
(Nurafni, et al, 2020), terintegrasi dengan nilai-ditingkat MA (Ummah, et al, 2019), e-
modul dengan menggunakan differentiated instruction di tingkat SMA (Mardiyah, et al,
2020). Sementara itu di tingkat perguruan tinggi pengembangan bahan ajar trigonometri
yang telah dilakukan di antaranya berbasis kontekstual melalui metode Guided Discovery
(Nurhayati, 2017; Nurmala 2021), e-learning berbasis konstruktivisme (Munir, 2018), serta
untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematika. (Nurmeidina, et al,
2021). Sehingga keterbaharuan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
mengembangkan modul trigonometri berbasis pendekatan CTL dengan fokus dalam hal
kemampuan berpikir kreatif matematis mahasiswa. Adapun tujuan dari penelitian ini
secara spesifik adalah untuk mengembangkan modul trigonometri berbasis CTL secara
valid, praktis, serta efektif guna meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis
mahasiswa. Dengan modul trigonometri yang dihasilkan mahasiswa diharapkan memiliki
sumber belajar yang dapat memfasilitasi mahasiswa untuk belajar tanpa pendampingan
penuh oleh dosen serta dapat penguasaan materi yang baik.
ISSN 2407-4527
E-ISSN 2460-1047
METODE
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian R & D (Research and Development)
(Sugiyono, 2017). Metode yang digunakan dalam penelitian adalah model pengembangan
ADDIE (analysis, design, development, implementation, evaluation) (Pribadi, 2016).
dimana prosesnya seperti pada gambar 1.
44
Pengembangan Modul Trigonometri … Y.Gusmania, N. Agustyaningrum, N.H. Hasibuan
praktis jika minimal pada kategori baik. Sedangkan untuk keefektifan modul dengan
menghitung ketuntasan klasikal yang kemudian diklasifikasikan tingkat keefektifannya.
Dengan memperhatikan ketuntasan klasikal mahasiswa minimal pada kategori baik, maka
modul dikatakan efektif.
d. Analisis Materi
Analisis materi berdasarkan observasi di kelas materi utama yang perlu dipelajari
adalah konsep definisi sudut dan pengukurannya dengan mengaitkan dalam
kehidupan sehari-hari, perbandingan trigonometri, konsep persamaan trigonometri
sederhana, identitas trigonometri, fungsi trigonometri sudut, dan perluasannya serta
fungsi trigonometri. Materi-materi tersebutlah yang menjadi dasar mahasiswa
dalam mempelajarai trigonometri (Gusmania & Agustyaningrum, 2020).
e. Merumuskan Tujuan
Sebelum menulis bahan ajar, diperlukannya tujuan pembelajaran dan kompetensi
yang ingin dicapai terlebih dahulu. Berdasarkan hasil analisis maka peneliti
merumuskan bahwa pengembangan modul yang akan dilakukan meliputi enam
BAB yaitu (1) sudut dan pengukurannya; (2) perbandingan trigonometri; (3)
persamaan trigonometri; (4) identitas trigonometri; (5) Fungsi Trigonometri (𝛼 +
𝛽) dan perluasannya; (6) grafik fungsi trigonometri.
2. Tahap Design
Tahapan yang digunakan pada tahapan design ini adalah:
a. Penentuan kerangka modul yang meliputi penyusunan garis besar modul,
sistematika penyusunan materi yang akan digunakan dalam pengembangan modul.
b. Menetapkan desain tampilan modul disesuaikan dengan tampilan modul yang akan
dikembangkan.
c. Penentuan elemen pendekatan CTL dalam rancangan modul dimunculkan pada
kasus-kasus, uraian materi dan contoh soal yang terdapat pada modul yang
meliputi: kontruktivisme, menemukan (inquiry), bertanya (questioning), komunitas
pembelajaran (learning commnity), pemodelan (modelling), refleksi (reflection),
penilaian yang sebenarnya (authentic assesment).
d. Mengelompokkan referensi yang bersesuaian untuk mengembangkan modul
e. Mengkonstruksi instrument-instrumen yang akan di manfaatkan dalam
mengembangkan modul
Pengembangan Modul Trigonometri … Y.Gusmania, N. Agustyaningrum, N.H. Hasibuan
3. Tahap Development
a. Penulisan draf modul
Draft ditulis menggunakan referensi yang ada, serta disesuaikan dengan kebutuhan
penelitian spesifikasi antara lain:
1) Cover modul, kata pengantar, daftar isi, pendahuluan, uraian materi, contoh
soal dan pembahasan, tugas kelompok, latihan, daftar pustaka.
4. Tahap Implementasi
Modul yang valid dan dinyatakan layak digunakan oleh ketiga validator baik ahli
materi maupun media maka selanjutnya modul tersebut dibagikan kepada mahasiswa
secara daring untuk diujicobakan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran trigonometri.
5. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi untuk melihat tingkat keefektifan dan kepraktisan dari modul
tigonometri yang dikembangkan. Aspek efektifitas dilihat dari skor tes kemampuan
berpikir kreatif mahasiswa dengan rerata yang diperoleh 68,25. Hasil ini memang
dikatakan belum memuaskan karena masih belum memenuhi standar nilai B yang berlaku
pada kurikulum prodi Pendidikan Matematika Universitas Riau Kepualauan yaitu minimal
70. Dimana dari 14 responden terdapat 7 orang responden atau sebanyak 50% responden
memperoleh nilai lebih dari 70.
Proses pembelajaran secara daring merupakan salah satu kendala dalam hal
keefektifan modul ini. Dimana proses pembelajaran secara daring meminimalkan interaksi
dosen dan mahasiswa menjadi kurang leluasa. Selanjutnya jenis soal tes yang merupakan
Pengembangan Modul Trigonometri … Y.Gusmania, N. Agustyaningrum, N.H. Hasibuan
soal kontekstual yang mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis merupakan salah
satu kemampuan berpikir tingkat tinggi sehingga tidak mudah untuk dilatihkan kepada
mahasiswa dalam waktu yang terbatas. Penelitian yang dilakukan oleh (Sugiantara et al.,
2013) dimana jenis masalah kontekstual dalam trigonometri sulit untuk dipahami oleh
siswa. Ishartono et al., (2016) beropini dalam topik turunan rumus trigonometri terdapat
setidaknya 25 rumus yang harus dipahami dan juga konsep yang harus diingat. Permintaan
untuk memahami dan mengingat jumlah rumus dan konsep yang ada tentunya tidak akan
mudah bagi siswa. Oleh karena itu perlu tahapan-tahapan penguatan konsep yang intens
dengan memanfaatkan waktu yang terbatas.
Tahap evaluasi merupakan tahap akhir dari pengembangan akhir modul, dimana
modul direvisi sesuai dengan masukan dari mahasiswa saaat mengimplementasikan modul
dalam proses belajar mengajar. Adapun perbaikan yang dilakukan tersebut adalah sebagai
berikut.
a. Memperbaiki beberapa tata penulisan dalam simbol trigonometri seperti dalam
penulisan sudut alfa dan penulisan simbol derajat
b. Memperbaiki contoh soal ke dalam bahasa kontekstual
c. Memperbaiki penggunaan huruf kapital dalam penulisan modul yang digunakan.
d. Memperbaiki desain cover agar lebih menarik
e. Memperbaiki penggunaan jenis huruf yang digunakan dalam modul agar lebih
terbaca.
Aspek kepraktisan dilihat dari penilaian angket respon mahasiswa setelah
pemberian modul. Mahasiswa memberikan respon yang positif dalam penggunaan modul
dengan rerata 3,43 dari skor maksimum 4 atau persentase pencapaian kepraktisannya
adalah sebesar 85,75% dikategorikan sangat baik. Sejalan dengan penelitian yang
dilaksanakan oleh (Risnawati, Amir, & Defi, 2013) yang juga menunjukkan bahwa bahan
ajar berupa modul mampu memberikan motivasi tersendiri dan memudahkan mahasiswa
dalam belajar trigonometri.
KESIMPULAN
belum cukup efektif dilihat dari hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis yang
menunjukkan perolehan skor rata-rata 68,25 dengan ketuntasan hasil belajar sebesar 50 %.