You are on page 1of 2

Perlindugan Al-Qur’an Terhadap Korban Kekerasan seksual di Ponpes Shidiqiyah

Ghalib Nabil Putra


Ahmad Nasyaruddin Syah
Universitas Negeri Malang
ghalib.nabil.2205236@students.um.ac.id
ahmad.nasyarudin.2205236@stundents.um.ac.id

Keywords: Abstract

Sexual harassment, Zina is an illegal sexual relationship carried out by a man and a woman
sexual harassment outside the marriage bond. The prohibition of adultery, both contained in
criminal sanctions the Qur'an and hadith, in addition to enjoining good and evil, is also
intended to maintain offspring and/or honor. Humans were created by
Allah SWT as cultural creatures (civilized). As a cultured creature, the
biological impulses of humans are arranged in such a way with various
living institutions. Even though humans are biological creatures, human
sex life is different from animal sex behavior. The definition of adultery
according to Islamic law is different from the definition of adultery
(overspel/adultery) in the Indonesian Criminal Code, or adultery in the
Pakistan Criminal Code and the Indian Criminal Code. One of the primary
objectives of Islamic law, (maqosid al-Shariah) is to protect offspring,
human honor and human existence. It is not easy to prove the occurrence
of adultery. To accuse someone of adultery requires at least four witnesses
who saw the act. (Surat an-Nuur verse 4). In order to impose
sanctions/criminal stoning (Sura An-Nuur verse 2-3) and (Sura An-Nissa
verse 15) as the principle of Legi aposteriori derogat legi a priori, the
punishment for stoning in the hadith has been included by Surah An-Nuur
verse 2-3 
Keywords: Abstrak
Pelecehan
Zina adalah hubungan seksual yang tidak sah yang dilakukan oleh laki- laki dan
seksual, sanksi
perempuan di luar ikatan perkawinan. Larangan zina baik yang terdapat dalam Al-
pidana pelecehan Qur’an maupun hadis, selain dalam rangka amar makruf nahi munkar juga
seksual dimaksudkan untuk memelihara keturunan dan/atau kehormatan. Manusia
diciptakan Allah SWT sebagai makhluk budaya (beradab). Sebagai makhluk
berbudaya, maka dorongan-dorongan biologis manusia diatur sedemikian rupa
dengan berbagai pranta hidup. Sekalipun manusia merupakan makhluk biologis,
namun kehidupan seks manusia berbeda dengan perilaku seks binatang.
Pengertian zina menurut hukum Islam berbeda dengan pengertian zina
(overspel/adultery) dalam KUHP Indonesia, atau adultery dalam KUHP Pakistan
dan KUHP India. Salah satu tujuan primer hukum Islam, (maqosid al-Syariah)
adalah menjaga keturunan, kehormatan manusia dan eksistensi manusia. Tidak
mudah untuk membuktikan terjadinya perzinaan. Untuk menuduh seseorang
berzina diperlukan sekurang-kurangnya empat orang saksi yang melihat
perbuatan tersebut. (Surat an-Nuur ayat 4).Untuk memberikan sanksi/pidana
rajam (Surat An-Nuur ayat 2-3) dan (Surat An-Nissa ayat 15) sebagaimana asas
Legi aposteriori derogat legi apriori maka pidana rajam dalam hadis tersebut telah
dimasukan oleh surat An-Nuur ayat 2-3  

Pendahuluan
A. Latar Belakang
Zina adalah setiap persetubuhan yang terjadi bukan karena pernikahan yang sah,
bukan karena syubhat, dan bukan pula karena pemilikan (budak). Secara garis besar
pengertian ini telah disepakati oleh para ulama‟ Islam, meskipun mereka masih berselisih
pendapat tentang penerapan hukumannya.
Maraknya kasus perzinaan yang terjadi dan terus meningkat pada kalangan anak-anak
muda bahkan juga orang yang sudah menikah sangatlah meresahkan masyarakat. Karena
hal itu dikhawatirkan akan merusak moral seseorang. Disamping rusaknya moral
sesorang, dengan terjadinya kasus perzinaan yang terus meningkat ditakutkan akan
menimbukan beberapa penyakit diantaranya HIV, AIDS, Sipilis dan lain sebagainya
Di dalam agama Islam kasus perzinaan dianggap sebagai suatu perbuatan yang sangat
terkutuk dan dianggap juga sebagai tindak kejahatan yang disebut sebagai jarimah. Islam
dengan tegas melarang perzinaan seperti halnya firman Allah SWT

You might also like