You are on page 1of 11

ANALISIS ETNOGRAFI MEDIA PADA FILM THE SOCIAL NETWORK

disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filmologi

Disusun oleh:

Lulu BJ Situmeang 192050437

Sevia Chairunnisa 192050493

Aisya Amanda 192050501

Wida Ningsih 192050461

Refly Alif 192050499

Sixsen P Sianturi 192050431

Kelas: G

Mata Kuliah: Filmologi

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

BANDUNG

2020
A. a. Abstract
This analysis was carried out because the researcher wanted to find out, the pros
and cons of the film's contents, so that the curiosity created led the researcher to want to
execute the events that occurred in the Social Networking film through Ethnographic
Media analysis. Starting from the relationship, communication, and behavior patterns
between film characters, conflicts, the influence of Facebook media on Hardvard,
Stanford students, the surrounding community, and the world at this time, the behavior
and culture that occurs in internet users through Facebook media in the film, and
changes behavior and culture that occurs in internet users through the media Facebook in
the current situation.
As we know, in this day and age, the use of social media is increasing, especially
Facebook. Even after a few days of releasing the application for the first time, Facebook
has been able to reap tens of thousands of users. The virtual world is not a separate area
from the real social life of humans. This can be seen from the increase in the number of
users and the time to use the internet each year. Likewise, the culture of internet users
that moves dynamically along with technological developments and social dynamics that
occur among users is in accordance with what was said by Garcia, et al., In 2009.
The research method used is qualitative research methods. The result of this
research is that the researchers found the new cultural values that we know about
cyberspace culture in the perspective of a media that can create processes, there are
several kinds of cultures that relate to human interaction in the virtual world of the
internet, even though the films are shown significantly, such as culture hack undertaken
by Mark Zuckerberg to start the first project. Although talking about cyberspace culture
through Facebook's media itself, this film does not really emphasize or focus on
Facebook itself, but rather focuses on Mark Zuckerberg's behavior patterns,
communication, and between film characters in their social context, and Mark
Zuckerberg's struggle to establish and defend rights, namely Facebook.

Keywords: Mark Zuckerberg, Facebook, Culture, Cyber World, The Social Netwok.

b. Abstrak
Analisis ini dilakukan karena peneliti ingin mencari tahu, pro dan kontra yang
terjadi mengenai isi film, sehingga curiosity yang tercipta mengantarkan peneliti ingin
mengeksekusi peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam film The Social Network melalui
analisis Etnografi Media. Mulai dari hubungan, komunikasi, dan pola perilaku antar
karakter film, konflik, pengaruh media Facebook terhadap mahasiswa Hardvard,
Stanford, masyarakat sekitar, dan dunia pada saat ini, perilaku dan kultural yang terjadi
pada pengguna internet melalui media Facebook pada film tersebut, dan perubahan
perilaku dan kultural yang terjadi pada pengguna internet melalui media Facebook pada
situasi saat ini.

Seperti yang kita ketahui bahwa di zaman sekarang ini peningkatan penggunaan
media sosial semakin terus meningkat, utamanya Facebook. Bahkan Facebook setelah
beberapa hari meliriskan aplikasinya untuk yang pertama kalinya sudah dapat meraup
pengguna hingga puluhan ribu pengguna. Dunia maya internet memang bukan ranah
yang terpisah dari kehidupan nyata sosial manusia. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan
jumlah pengguna dan waktu penggunaan internet setiap tahunnya. Demikian juga
dengan kultur para pengguna internet yang bergerak dinamis seiring dengan
perkembangan teknologi dan dinamika sosial yang terjadi diantara pengguna yang sesuai
dengan apa yang dikatakan oleh Garcia, dkk., pada tahun 2009.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Hasil dari
pada penelitian ini adalah peneliti menemukan nilai-nilai kultural yang baru kami
ketahui mengenai kultural dunia maya dalam perspektif proses suatu media tersebut
dapat tercipta, mengenali beberapa macam kultur yang berkaitan interaksi manusia di
dunia maya internet, walau dalam film tak ditunjukkan secara signifikan, seperti hack
culture yang dilakukan oleh Mark Zuckerberg untuk memulai proyek pertamanya.
Meskipun berbicara mengenai kultur dunia maya melalui media Facebook itu sendiri,
film ini tak terlalu menekankan atau berfokus mengenai Facebook itu sendiri, namun
lebih fokus kepada pola perilaku Mark Zuckerberg, komunikasi, dan hubungannya
dengan antar karakter film dalam konteks sosialnya, dan perjuangan seorang Mark
Zuckerberg untuk mendirikan dan mempertahankan hak miliknya, yaitu Facebook.

Kata kunci: Mark Zuckerberg, Facebook, Kultur, Dunia Maya, The Social Netwok.
B. Latar Belakang

“Anda tidak bisa mendapatkan 500 juta teman tanpa membuat beberapa musuh”.

Film The Social Network yang terbit pada tahun 2010 ini berasal dari Amerika
Serikat dan proses syutingnya berlangsung di Amerika Serikat yang tempat utamanya
adalah Harvard University. Film ini dibintangi oleh Jesse Eisenberg sebagai Mark
Zuckerberg, Andrew Garfield sebagai Eduardo Savir, Justin Timberlake sebagai Sean
Parker, Rooney Mara sebagai Erica Albright, Dakota Johnson sebagai Amelia Ritter,
Brenda Song sebagai Christy Lee, Bill Gates sebagai Bill Gates, dan 43 pemain lainnya.
Film ini menceritakan sebuah sejarah berdirinya Facebook yang didirikan oleh
Mark Zuckerberg sebagai CEO dan Eduardo Savir sebagai Co-Founder. Semula nama
Facebook adalah The Facebook, namun diubah atas saran yang diberikan oleh Sean
Parker menjadi Facebook.
Keteranan dari Facebook sendiri dan keunikan daripada fitur-fitur yang diberikan
membuatnya banyak digemari oleh masyarakat dunia bahkan menjadi media sosial
dengan pengguna terbesar di seluruh dunia dan membuat pemiliknya, Mark Zuckerberg
menjadi pemuda terkaya di dunia pada masanya. Hal ini mendorong sutradara David
Fincer yang diproduseri oleh Scott Rudin, dkk untuk membuat film ini. Namun, film ini
sengaja dibuat dengan menyajikan seorang Mark Zuckerberg sebagai seorang pemuda
biasa, dengan kata kalian menekankan pada perjuangannya, konflik, dan hubungannya
secara sosial dibandingkan berfokus pada Facebook. Karena hal ini juga dipicu oleh
khalayak yang menginginkan Mark Zuckerberg tampil seperti orang biasa pada
umumnya yang juga punya permasalahan-permasalahan pribadi, kerja keras untuk
mendapatkan sesuatu, dan tak terhindar dari permasalahan-permasalahan hukum bukan
sebagai seorang miliarder yang sukses membangun perusahaannya.
Sehingga film tersebut hadir dengan menuai kontroversi. Dari pihak Mark
Zuckerberg sendiri, beliau tidak mengiyakan seluruh cerita yang ada di dalam film
tersebut itu adalah benar. Banyak bagian-bagian yang menurutnya dirasa berlebihan dan
tak sesuai dengan fakta yang ada. Contohnya, dalam film tersebut menggambarkan
bahwa Mark mendapatkan ide untuk menciptakan Facebook dalam keadaan mabuk
karena baru saja diputusi oleh kekasihnya, yaitu Erica. Dan dalam pernyataannya Mark
menyangkal hal itu. Dari banyaknya kesalahan yang dilakukan oleh pembuat film
membuat Mark Zuckerberg melarang dan tidak mau ada lagi rumah produksi yang
membuat film tentang dirinya dan Facebook. Keputusan yang diambil oleh Mark
Zuckerberg tentu disebabkan oleh kekhawatiran dan keresahan Mark terhadap image
dirinya dan image facebook itu sendiri dari stigma-stigma atau opini-opini secara garis
besar yang dibentuk oleh publik dan masyarakat mengenai Mark dan Facebook.
Seperti yang dikatakan oleh A Lang bahwa efek media yang dihasilkan
bergantung kepada apa jenis isi pesan yang disampaikan, dengan media apa, kepada
khalayak yang mana, dan dalam situasi apa yang nantinya akan membentuk opini dan
persepsi-persepsi tertentu suatu masyarakat dan publik terhadap sesuatu.
Analisis Etnografi Media hadir sebagai metode analisis peneliti yang berupaya
untuk fokus mengeksekusi bagian-bagian kultur dunia maya intenet melalui Facebook
itu sendiri yang terjadi pada film tersebut hingga saat ini dan bagaimana hubungan,
komunikasi, dan pola perilaku yang terjadi antar pemain film dalam film tersebut.

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kultur dunia maya melalui Facebook yang terjadi pada film dan dunia
saat ini?
2. Bagaimana hubungan, komunikasi, dan pola perilaku dari konflik yang tercipta pada
film tersebut?
3. Bagaimana perilaku dan kultural yang terjadi pada pengguna Facebook pada film
tersebut dan dibandingkan dengan perubahan perilaku dan kultural yang terjadi pada
masa dan situasi saat ini?

D. Tujuan
1. Untuk mengetahui kultur dunia maya melalui Facebook yang terjadi pada film
tersebut.
2. Untuk mengetahui hubungan, komunikasi, dan pola perilaku dari konflik yang
tercipta pada film tersebut.
3. Untuk mengetahui perilaku dan kultural yang terjadi pada pengguna Facebook pada
film tersebut dibandingkan dengan perubahan perilaku dan kultural yang terjadi pada
masa dan situasi saat ini.

E. Metode Penelitian dan Analis

Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dan deskriptif. Dilakukan


dalam jangka waktu yang pendek. Dengan metode analisis Etnografi Media.

F. Hasil dan Pembahasan

1. Kultur Dunia Maya Melalui Facebook Pada Film Tersebut


Etnografi Media adalah adaptasi metode penelitian etnografi pada ranah maya.
Kultur dan manusia merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Malinowski (1942)
dalam karyanya yang berjudul Man's Culture And Man's Behavior secara jelas
menyatakan bahwa “Culture is clearly the fullest context of all human activities”
Setiap tindakan manusia pasti bermuatan kultural dan setiap kultural merupakan hasil
tindakan manusia. Hal serupa ada dalam segala aktivitas manusia yang berkaitan
dengan penggunaan internet. Sebaran budaya di ranah ini terbentang dari wilayah
personal hingga publik. Mulai dari pembentukan identitas pribadi, pemaknaan
kolektif terhadap segala aspek kehidupan dunia maya internet, hingga kepemilikan
terhadap kultur yang dibangun bersama merupakan segala yang mungkin berkaitan
kultur dan manusia di ranah maya internet (Bromseth & Sundén, 2011; Campbell,
2011).

Dalam film ini dapat tergambarkan bahwa Facebok adalah media berbasis internet
dengan memuat algoritma-algoritma yang rumit. Dengan kata lain Facebook
merupakan suatu pola interaksi yang dilakukan oleh manusia melalui sistem
komputer. Kelahiran Facebook dilatarbelakangi oleh Facemash sebagai embrio.
Perbedaan yang memang sangat matang dari apa yang dimiliki oleh Facemash
dibandingkan dengan Facebook, karena Facebook sendiri sudah menjadi bentuk yang
sempurna.

Di dalam film tersebut Facebook sangat diminati oleh seluruh mahasiswa


Harvard, hampir seluruh mahasiswa Harvard telah menggunakannya. Dengan fitur-
fitur menarik yang hadir pada masanya, seperti memposting status, penyimpanan
identitas, memposting foto, gambar, video, saling bertukar pesan, ketertarikan
terhadap lawan jenis, pencarian teman dan menciptakan pertemanan baru, dan
membuat bio. Facebook membuat manusia berinteraksi dengan mempertukarkan dan
membentuk tata nilainya sendiri, itu semua merupakan kebebasan penuh pengguna
untuk mengatur halaman dan privasinya. Hal itu merupakan sesuatu yang fantastis
bagi mahasiswa Harvard yang mengetahuinya dan berbondong-bondong tertarik
untuk menggunakannya.
Dalam kulturnya Facebook sendiri dibangun oleh Mark tidak hanya memberikan
kemudahan praktis untuk berkomunikasi jarak jauh, mengekspresikan diri, dan
menemukan teman-teman lama di kalangan mahasiswa Harvard, akan tetapi
koneksinya telah diperbesar ke Stanford, dan area sekitar, menjadikan lebih banyak
manusia yang mengetahui Facebook.

Hasil daripada tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Mark ini menghasilkan


Facebook dengan 20 ribu lebih pengguna hanya dalam waktu beberapa hari dengan
dominasi pengguna, yaitu anak-anak muda. Dalam setiap harinya Facebook terus
aktif digunakan oleh para pengguna yang semakin bertambah jumlahnya, dengan
peminat yang jumlahnya terus meningkat, hal ini mengantarkan Facebook
mendapatkan investor yang menyumbang puluhan juta US dollar.

2. Hubungan, Komunikasi, dan Pola Perilaku dari Konflik yang Tercipta

Hubungan yang terjadi di dalam film ini sangat erat kaitannya terhadap
pembangunan proyek Facebook itu sendiri antara Mark dengan Eduardo dan teman-
teman lainnya yang hadir disana untuk magang di Facebook. Disini juga sangat erat
kaitannya dengan etika bisnis dimana di dalam film ini terjadi konflik antara Mark
dengan Cameron, Tyller, dan Divyaz, karena Mark dituduh telah mencuri ide
mereka. Tiga sekawan itu menganggap bahwa Facebook merupakan idenya yang
akhirnya memutuskan untuk membawanya ke pengadilan.

Potret situasi di pengadilan.


Potret Eduardo dan Mark bertengkar besar, memicu konflik baru di dalam
Facebook.

Di dalam film ini komunikasi yang terjalin sangat intens dan penuh diskusi
mengenai pembangunan proyek Facebook hingga konflik pertemanan yang terjadi
antara Mark dan Eduardo seperti di atas dan sifatnya cukup rumit. Film ini tak
menghabiskan waktu untuk memperlihatkan panorama-panorama Amerika Serikat,
Harvard, dan rumah perusahaan Facebook itu sendiri. Penonton akan benar-benar
sangat dibawa untuk berkonsentrasi mendengarkan apa yang mereka katakan. Film
ini sangat menitikberatkan pada komunikasi verbal secara lisan yang sangat padat
dan cara mereka berbicara dengan sangat cepat sehingga perlu mengulangnya
beberapa kali atas apa yang mereka katakana untuk memahami isinya.

Perilaku-perilaku yang muncul sangatlah emosional dan berekspresi, kami


berpendapat bahwa para pemain sangat baik dan natural dalam membawakan
karakternya sehingga sukses mengambil perhatian para penonton. Perilaku-perilaku
yang ditampilkan sangat khas dan tak kaku, utamanya bagi seorang Mark Zuckerberg
dengan pembawaan diri yang cukup arogan, cuek, tak peduli pandangan lingkungan
sekitar, dan hanya berfokus pada dirinya sendiri. Namun, perilaku-perilaku yang
tercipta tidak menjadi masalah dalam film ini antara individu dengan individu yang
lain, bukan fokus utama, dan tak perlu dihiraukan.
3. Perilaku dan Kultural yang Terjadi Pada Pengguna Facebook pada Film dan
Perubahannya Pada Masa dan Situasi Saat Ini

Fokus subjeknya adalah mahasiswa Harvard dan Standford, Mahasiswa Harvard


dan Standford sangat menikmati dan menyambut baik keberadaan Facebook di
tengah-tengah mereka. Mereka sangat antuasias dan bersemangat untuk
menggunakan Facebook dan mencoba fitur-fitur yang disana, meskipun aktivitasnya
terbatas, karena bergantung pada fitur-fitur yang diberikan. Di dalam film tersebut,
Facebook tak seluas fungsinya seperti sekarang ini, Facebook hanya dapat saling
bertukar pesan, menyimpan identitas pribadi, membuat bio, memposting foto,
gambar, dan video, berteman, dan mencari teman.

Seiring dengan perkembangan zaman, Facebook telah menambahkan fitur-fitur


baru dan menciptakan Facebook Adsense yang berfungsi untuk menjalankan bisnis,
sehingga publik dan masyarakat dapat bergabung dan memasarkan produknya lewat
Facebook Ads. Selain itu fitur-fitur yang terus diperbaharui dan ditambah setiap
tahunnya memperlihatkan perubahasan yang signifikan antar Facebok di dalam film
atau pada tahun 2004 lalu hingga mencapai kejayaannya hingga saat ini di tahun
2020. Fitur-fitur baru yang diberikan adalah tampilan baru dengan desain putih,
adanya dark mode, news feed dan grup, story, live, games, fitur komunitas dan bisa
membuat membentuk akun organisasi pula di Facebook, dsb.

Hal-hal tersebut telah memicu perubahan perilaku para pengguna mana disaat ini
pengguna cenderung lebih aktif dan memiliki aktivitas Facebook yang lebih luas
lagi, dan bahkan banyak para pengguna yang lebih aktif memanfaatkan akun
Facebooknya untuk memasarkan produknya.

G. Kesimpulan dan Saran


The Social Network hadir dengan memberikan pengetahun mengenai sejarah
Facebook secara garis besar dan bagaimana prosesnya. Hal ini merupakan pengetahuan
baru yang menyenangkan untuk dipelajari. Dari sini kita dapat melihat bahwa untuk
mencapai tujuan dan sukses dalam berbisnis kita harus memiliki alasan, tujuan,
keyakinan yang kuat, jiwa kompetitif, dan kerja keras. Memilih orang-orang yang tepat
untuk selalu berada di dalam lingkaran dan membuat lingkaran pertemanan yang kecil
namun berkualitas adalah hal yang terpenting dan harus dilakukan. Seperti yang
dilakukan oleh Mark Zuckerberg bersama sahabatnya Eduardo Savir untuk mendirikan
Facebook hingga menjadi media sosial dengan jumlah pengguna terbanyak di dunia.
Saran yang dapat peneliti berikan untuk film sendiri adalah perlunya memastikan
keakuratan dari cerita-cerita yang disampaikan di dalam film tersebut sehingga tak
menimbulkan pro dan kontra. Sedangkan saran untuk para peneliti sendiri adalah agar
lebih memanfaatkan waktu untuk melakukan penelitian dan cekatan untuk bersama-sama
membangun kerja sama yang menyeluruh.

H. Ucapan Terima Kasih


Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen matakuliah
Filmologi kami, yaitu Dosen Achmad Abdul Basit, S.I.Kom., M.I.Kom.
yang senantiasa memberikan bimbingan terbaik kepada kami, sehingga
kami bisa belajar membuat penelitian melalui metode analisis Etnografi
Media, meskipun analisis ini masih jauh dari kata sempurna.
Ucapan terima kasih juga kami ucapkan untuk para penulis yang
telah mempublikasikan karya-karya tulisnya yang dimana sangat berguna
bagi kami sebagai referensi penunjang dalam pembuatan makalah ini.

I. Daftar Isi
4 Oktober 2020. Etnografi Siber. Dikutip dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Etnografi_siber

25 Agustus 2020. Fitur-fitur Terbaru Facebook 2020. Dikutip dari


https://kumparan.com/berita-update/makin-canggih-inilah-fitur-fitur-terbaru-fb-tahun-
2020-1u4WBAkkAEI

You might also like