You are on page 1of 6

Jambura Journal of Animal Science E-ISSN: 2855-2280

Volume 1 No 2 Mei 2019 P-ISSN: 2655-4356

ANALISIS LIGNIN, SELULOSA DAN HEMI SELULOSA JERAMI


JAGUNG HASIL DI FERMENTASI TRICHODERMA VIRIDE
DENGAN MASA INKUBASI YANG BERBEDA

Ismail Pasue1), Ellen J. Saleh2), Syamsul Bahri2)


1. Alumni Program studi peternakan Fakultas pertanian Uuniversitas Negeri Gorontalo
2. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
Ismailpasue07@gmail.com, ellen.saleh@ung.ac.id, sbahri@ung.ac.id

ABSTACT

The research objective was to find out the different incubation period at the making of cron straw
fermentation with Trichoderma viride based on the content of lignin, cellulse, and hemicellulse.
The researchwas conducted based on completely randomized design (CRD) with four treatments
and four replications. The treatments were fermentation P0 = cron straw without incubation; P1 =
cron straw with 1 week incubation; P2 = cron straw with 2- week incubation; P3 = cron straw
with 3- week incubation. The data were analyzed by Analysis of Variance and having an
advenced test using the Duncan test. The finding of researsh revealed that the fermentation of
cron straw using Trichoderma viride with differnt incubation period had a significant effect (P<0.01)
on the content of of lignin, cellulse, and hemicellulse. The lowest lignin content was found in
treatment P2 (8.57b), the lowest cellulose content was found in treatment P0 (32.96 b), P1 (32.93 b,
and P2 (32.48 b), and the lowest hemicellulose content was foud intreatment P2 (11.78 c) and P3
(12.27 c). To conlude, the best incubtiontperiod for fermentationof cron straw with Trichoderma
viride was 2 weeks (treatment P2).

Keywords: Fermentation, Cron Straw, Trichoderma viride

PENDAHULUAN Fermentasi dapat di lakukan


Latar Belakang menggunakan mikroba bakteri, jamur,
Jerami jagung merupakan hasil dan yeast. Kapang trichoderma viride
ikutan bertanam jagung dengan tingkat telah digunakan dalam perrmentasi
produksi mencapai 4-5 ton/hari. beberapa bahan pakan terutuama bagi
Kandungan nutrisi jerami jagung limbah, yang mampu memberikan hasil
diantaranya protein 5,56%, serat kasar lebih baik dari pada aspergillus niger
33,58%, lemak kasar 1,25, abu 7,28 dan dalam meningkatkan kandungan
BETN 52,32% (Kota Gorontalo). Data protein kasar ( Heriana, 2011 ) manfaat
tersebut menunjukkan bahwa kendala fermentasi dengan teknologi antara lain
utama penggunaan limbah tanaman meninkatkan kandungan protein,
pertanian termasuk jerami jagung menurunkan kandungan serat kasar,
sebagai pakan adalah nilai nutrisi yang menurunkan kandungan tani.
rendah terutama tingginya kandungan Miseliumnya dapat tumbuh
serat kasar dan kandungan protein yang dengan cepat dan dapat memproduksi
rendah. Kandungan serat kasar yang berjuta–juta spora, karena sifatnya inilah
tinggi menyebabkan rendahnya Trichoderma dikatakan memiliki daya
kecernaan limbah tanaman jagung. kompetitif yang tinggi (Alexopoulos
dan Mims, 1979).

Publish: Animal husbandry department, Gorontalo State University 62


Jambura Journal of Animal Science E-ISSN: 2855-2280
Volume 1 No 2 Mei 2019 P-ISSN: 2655-4356

METODE PENELITIAN Perhitungan :


Penelitian ini telah dilakukan dalam b-a
dua tahap, tahap pertama yaitu Kadar NDF = ---------------- x 100%
fermentasi. Sebelum dilakukan Berat contoh
fermentasi, terlebih dahulu dilakukan ADF
pembuatan media tempat pertumbuhan 1. Timbang sampel lebih kurang 0,2
jamur dari serbuk gergaji kayu sebanyak gram
100 kg, kapur 0,5 kg (Chazali dan 2. Masukkan kedalam tabung reaksi
Pratiwi, 2009) dan Dedak sebanyak 15 50 ml
kg. Setelah itu ditambahkan air sebayak 3. Tambah 30 ml larutan NDF ,
70% kemudian diayak hingga merata. kemudian tutup rapat tabung
1. Kandungan Selulosa Jerami Jagung tersebut
2. Kandungan Hemiselulosa Jerami 4. Rebus dalam air mendidih selama 1
Jagung jam (sekali-kali dikocok)
3. Kandungan Lignin Jerami Jagung 5. Saring ke dalam sintered glass No.1
Perlakuan dalam penelitian ini yang diketahui beratnya (a gram)
adalah : sambal diisap dengan pompa
P0 = Jerami jagung tanpa inkubasi vacuum
P1 = Jerami jagung lama inkubasi 1 6. Cuci dengan air panas lebih kurang
minggu 100 ml (secukupnya)
P2 = jerami jagung lama inkubasi 2 7. Cuci dengan lebih kurang 50 ml
minggu alcohol
P3 = jerami jagung lama inkubasi 3 8. Ovenkan pada suhu 1050 C selama
minggu 8 jam atau biarkan bermalam
Untuk menentukan kadar lignin, 9. Dinginkan dalam eksikator selama
selulosa dan hemiselulosa maka sampel ½ jam kemudian timbang (b gram)
terlebih dahulu ditentukan kadar ADF Perhitungan :
dan NDF (Van Soest, 1985). b-a
NDF Kadar ADF = ---------------- x 100%
1. Timbang sampel lebih kurang 0,4 Berat contoh
gram kemudian masukkan
kedalam tabung reaksi 50 ml Lignin
2. Tambah 40 ml larutan ADF 1. Sintered glass yang berisi ADF
kemudian tutup rapat tabung diletakkan diatas petridisk
tersebut 2. Tambahkan 20 ml H2SO4 72%,
3. Rebus dalam air mendidih selama 1 diaduk untuk memastikan bahwa
jam sambil sesekali dikocok. serat terbasahi dengan H2SO4 72%
4. Saring dengan sintered glass No. 1 dan biarkan selama 2 jam 20
yang telah diketahui beratnya (a 3. Hisap dengan pompa vacuum
gram) sambil diidap dengan sambil dibilas dengan air panas
pompa vacuum. secukupnya
5. Cuci dengan lebih kurang 100 ml 4. Ovenkan selama 8 jam pada suhu
air mendidih dan 50 ml alcohol. 1000 C atau dibiarkan bermalam
6. Ovenkan pada suhu 1050 C selama 5. Masukkan kedalam eksikator
8 jam atau dibiarkan bermalam kemudian timbang (c gran),
7. Dinginkan dalam eksikator lebih Masukkan kedalam tanur listrik
kurang ½ jam kemudian timbang (b atau panaskan hingga 5000 C
gram) selama 2 jam, biarkan agak dingin
kemudian masukkan kedalam
eksikator selama ½ jam

Publish: Animal husbandry department, Gorontalo State University 63


Jambura Journal of Animal Science E-ISSN: 2855-2280
Volume 1 No 2 Mei 2019 P-ISSN: 2655-4356

Perhitungan : Ket : Superskrip berbeda pada baris


c-d yang sama menunjukkan
Kadar Lignin = ---------------- x berpengaruh sangat nyata
100% (P<0,01)
Kadar Selulosa = % ADF - % Lignin - %
Abu yang tak larut Lignin adalah gabungan
beberapa senyawa yang hubungannya
Kadar Hemiselulosa = %NDF-%ADF erat, mengandung karbon, hidrogen dan
oksigen, namun proporsi karbonnya
Data yang diperoleh diolah lebih tinggi dibanding senyawa
dengan menggunakan sidik ragam karbohidrat. Hasil analisis proksimat
sesuai dengan Rancangan Acak kandungan lignin jerami jagung yang
Lengkap (RAL) menurut (Gasperz, hasil fermentasi dengan Trichoderma
1991). Viride dengan masa inkubasi yang
Model matematikanya adalah : berbeda disajikan pada Grafik 1.
Yij = μ + τi + Ɛij
Keterangan :
Yij =Nilai Pengamatan dengan
ulangan ke-j
μ =Rata - rata umum (nilai tengah
pengamatan)
τi = Pengaruh Perlakuan ke- i ( i = 1,
2, 3, 4)
Ɛij = Galat percobaan dari perlakuan
ke-i pada pengamatan ke –j ( j = 1, Grafik 1. Analisis lignin jerami jagung
2, 3, 4) hasil fermentasi Trichoderma
Viride dengan masa inkubasi
HASIL DAN PEMBAHASAN yang berbeda.
Berdasarkan hasil uji proksimat Rataan kandungan lignin jerami
untuk analisis lignin, selulosa dan jagung hasil fermentasi trichoderma viride
hemiselulosa jerami jagung hasil dengan masa inkubasi berbeda yang
fermentasi Trichoderma Viride dengan tertinggi terdapat pada P1 (masa
masa inkubasi yang berbeda terhadap inkubasi satu minggu ) yaitu 11,15% dan
variabel yang diamati yaitu Lignin, yang terendah terdqapat pada
Selulosa dan Hemiselulosa tertera pada perlakuan P2 ( masa inkubasi dua
tabel 1. minggu ) yaitu 8,57% (Tabel 1). Hasil
Tabel 1. Rataan Analisis Lignin Selulosa analisis ragam menunjukan bahwa
dan Hemiselulosa jerami Jagung jerami jagung hasil fermentasi
hasil Fermentasi Menggunakan trichoderma viride dengan masa
Trichoderma viride dengan masa inkubasi yang berpengaruh nyata (P <
inkubasi yang Berberda 0,05) terhadap kandungan lignin
(Lampiran 1). Berdasarkan uji
Variabel Perlakuan berdasarkan hasil analisis antar
P0 P1 P2 P3 perlakuan P0,P1 dan P3 tidak berbeda
Lignin 10,60a 11,15a 8,57b 10,55a nyata (P> 0,05), tetapi perlakuan
tersebut berbeda nyata (P<0,05) lebih
Selulosa 32,96b 32,93b 32,48b 34,55a tinggi dari perlakuan P2 (Tabel 1). Hal
Hemiselulosa 22,59a 15,30b 11,78c 12,27c ini di duga pada perlakuan P2 lebih
rendah di karenakan pada masa
inkubasi 2 minggu kandungan lignin
menurun. Hal ini sesuai dengan

Publish: Animal husbandry department, Gorontalo State University 64


Jambura Journal of Animal Science E-ISSN: 2855-2280
Volume 1 No 2 Mei 2019 P-ISSN: 2655-4356

pendapat (Fitria, 2008) yang nyata (P>0,05), tetapi perlakuan tersebut


menyatakan bahwa jenis berbeda nyata (P<0,05) lebih rendah dari
mikroorganisme yang diteliti secara perlakuan P3 (Tabel 3). Hal ini di duga
intensif untuk mendegradasi lignin pada perlakuan P3 (masa inkubasi 3
adalah jamur pelapuk putih dari kelas minggu) kandungan selulosa
basidiomicetes. Jenis jamur ini meningkat. Hal ini sesuai pendapat
merupakan satu-satunya kelompok Lynd et al, (2002). Menyatakan
mikroorganisme yang memiliki kandungan selulosa pada dinding sel
kemampuan memecah lignin secara tanaman tingkat tinggi sekitar 35-50%
ekstensif menjadi karbon dioksida dan dari berat kering tanaman (Lynd et al,
air. 2002).
Selulosa merupakan komponen Menurut Landecker, (1990)
utama penyusun dinding sel tanaman. menyatakan bahwa dalam pendegrasian
Selulosa merupakan polimer glukosa selulosa akan di ubah menjadi rantai-
dengan ikatan ß -1,4 glukosida dalam rantai linear dan unit-unit disakarida
rantai lurus. Hasil uji proksimat untuk (selubiosa) oleh enzim selulosa, lalu
analisis selulosa jerami jagung hasil selubiosa dihirolisis menjadi glukosa
fermentasi Trichoderma Viride dengan oleh enzim selulosa. Zeng et al., (2010)
masa inkubasi yang berbeda di sajikan menambahkan bahwa hasil perombakan
pada Grafik 1. komponen lignoselulosa akan di
Grafik 2. Analisis selulosa jerami jagung manfaatkan oleh jamur untuk
hasil fermentasi Trichoderma pertumbuhannya.
Viride dengan masa inkubasi Hemiselulosa merupakan
yang berbeda kelompok polisakarida heterogen
dengan berat molekul rendah. Jumlah
hemiselulosa biasanya antara 15 dan 30
persen dari berat kering bahan
lignoselulosa (Taherzadeh, 1999).
Hemiselulosa relatif lebih mudah
dihidrolisis dengan asam menjadi
monomer yang mengandung glukosa,
mannosa, galaktosa, xilosa dan
arabinosa. Hemiselulosa mengikat
lembaran serat selulosa membentuk
mikrofibril yang meningkatkan
Rataan kandungan selulosa stabilitas dinding sel. Hasil uji
jerami jagung hasil fermentasi proksimat untuk analisis Hemiselulosa
trichoderma viride dengan masa inkubasi jerami jagung hasil fermentasi
yang berbeda. Yang tertinggi terdapat Trichoderma Viride dengan masa
pada perlakuan P3 (masa inkubasi 3 inkubasi yang berbeda dapat dilihat
minggu) yaitu 34,56% dan yang pada Crafik 3.
terendah tedapat pada perlakuan P2 (2012) mengatakan bahwa Ekstraksi
(masa inkubasi 2 minggu) yaitu 32,48% hemiselulosa dapatmenggunakan
(Tabel 3). Hasil analisis ragam pelarutseperti NaOH, NH4OH dan
menunjukan bahwa jerami jangung hasil KOH. Di antara ketiga pelarut tersebut
fermentasi trichoderma viride dengan yangpaling baik digunakan adalah
masa inkubasi yang berbeda NaOH. Hemiselulosa memiliki struktur
berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap amorf sehingga penggunaan NaOH
kandungan selulosa (lampiran 3). dapat menghilangkan lignin sekaligus
Berdasarkan hasil analisis antar mengekstraksi hemiselulosa. Dalam
perlakuan P0,P1 dan P2 tidak berbeda penelitian Safaria (2013) larutan NaOH

Publish: Animal husbandry department, Gorontalo State University 65


Jambura Journal of Animal Science E-ISSN: 2855-2280
Volume 1 No 2 Mei 2019 P-ISSN: 2655-4356

dapat menyerang dan merusak struktur mudah dibandingkan selulosa dan tidak
lignin pada bagian kristalin dan amorf berbentuk serat-serat yang panjang.
serta memisahkan sebagian Selain itu, umumnya hemiselulosa larut
hemiselulosa . dalam alkali dengan konsentrasi rendah,
dimana semakin banyak cabangnya
Grafik 3. Analisis Hemiselulosa jerami semakin tinggi kelarutannya.
jagung hasil fermentasi Hemiselulosa dapat dihidrolisis dengan
Trichoderma Viride dengan enzim hemiselulase (xylanase).
masa inkubasi yang berbeda
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa
lama inkubasi berpengaruh sangat
nyata (P<0,01) terhadap kandungan
lignin dan hemiselulosa jerami jagung
hasil fermentasi trichoderma viride
dengan masa inkubasi yang berbeda.
Hasil fermentasi terbaik terdapat pada
perlakuan P2 yaitu pada masa inkubasi
2 minggu karena mampu menurunkan
Rataan kandungan hemiselulosa kadar lignin, kadar selulosa dan
jerami jagung hasil fermentasi hemiselullosa.
Trichoderma Viriden dengan masa SARAN
inkubasi yang berbeda. Nilai tertinggi Perlu dilakuakan penelitian lebih
terdapat pada perlakuan P0 (tampa lanjut untuk melihat pengaruh
inkubasi, kontrol) yaitu 22,59% dan pemberian jerami jagung hasil
yang terendah terdapat pada perlakuan fermentasi Trichoderma Viride dengan
P2 (masa inkubasi 2 minggu) yaitu masa inkubasi yang berbeda pada
11,78% (Tabel 3). Hasil analisis ragam ternak unggas.
menunjukan bahwa jerami jagung hasil
fermentasi Trichoderma Viride dengan DAFTAR PUSTAKA
masa inkubasi yang berbeda Alexopoulus CJ, Mims CW, Blackwell
berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap M, 1996. Introductory
kandungan hemiselulosa (Lampiran 5). Mycology. Fourth Edition. Q
Berdasarkan hasil analisis antar Canada. John Wiley.
perlakuan P2 dan P3 tidak berbeda
nyata (P>0,05), tetapi perlakuan tersebut Fitria, 2008. Pengolahan biomassa
berbeda nyata (P<0,05) lebih rendah dari berlignoselulosa secara
perlakuan P1 dan P0 (Tabel 3). Hal ini di enzimatis dalampembuatan
duga pada perlakuan P2 (masa inkubasi pulp: studi kepustakaan. Jurnal
2 minggu) nilai kandungan Teknologi Pertanian Vol. 9 No.2.
hemiselulosa menurun sedangkan pada
perlakuan P0 (tampa inkubasi, kontrol) Gaspersz, V. 1995. Teknik Analisis
nilai kandungan hemiselulosa dalam Penelitian Percobaan 1.
meningkat. Menurut Nelson dan Tarsito, Bandung.
Suparjo (2011), bahwa degradasi lignin
akan membuka akses untuk Heriana, A,Tumbuhan Obat dan
perombakan selulosa dan hemiselulosa. Khasiatnya, Penebar Swadaya
Menurut (Kusnandar, 2010) ;Jakarta, 2007,Hal 111.
Hemiselulosa memiliki derajat
polimerisasi yang lebih rendah, lebih

Publish: Animal husbandry department, Gorontalo State University 66


Jambura Journal of Animal Science E-ISSN: 2855-2280
Volume 1 No 2 Mei 2019 P-ISSN: 2655-4356

Lynd L.R., P.J. Weimer, W.H. van Zyl


WH and I.S. Pretorius. 2002.
Microbial Cellulose
Utilization:Fundamentals and
Biotechnology. Microbiol. Mol.
Biol. Rev. 66(3)

Nelson dan Suparjo, 2011. Penentuan


Lama Fermentasi kulit buah
kakao dengan Phanerochaete
chrysosporium: evaluasi
kualitas nutrisi secara kimiawi
AGRINAK. Vol. 01 No. 1
September 2011:1-10

Safaria, S. 2013. Efektivitas Campuran


Enzim Selulase dari
Aspergillus Nigerdan
Trichoderma Reesei Dalam
Menghidrolisis Substrat Sabut
Kelapa. Jkk. 2 (1).

Publish: Animal husbandry department, Gorontalo State University 67

You might also like