Professional Documents
Culture Documents
DAN MINAT BELI (STUDI KASUS PADA PASAR WISATA KOTA PEKANBARU)
Abstract: This research was conducted to determine and analyze consumer perceptions on the
condition of the layout of service facilities, positive emotions of consumers, and buying
interest in the tourism market in Pekanbaru City. The layout of service facilities consists of 6
dimensions, namely spatial planning, room planning, equipment / furniture, lighting, colors,
and messages conveyed graphically. In this study also aims to analyze the effect of the layout
of service facilities on consumer positive emotions and buying interest. In addition, it also
analyzes the effect of the layout of service facilities on purchase intention with positive
emotions of consumers as a mediator variable. The sample in this study were 100 consumers
who had shopped at the Tourism Market in the last 3 months, using the incidental sampling
method and then analyzed the data obtained using quantitative and qualitative data analysis.
Quantitative analysis includes: validity and reliability tests, classic assumption tests, multiple
regression analysis, hypothesis testing through t test, and analysis of the coefficient of
determination (R2). Qualitative analysis is an interpretation of the data obtained in research
and the results of data processing that have been carried out by providing information and
explanations. The results of the study found that the layout of service facilities has a positive
and significant effect on purchase intention, the layout of service facilities has a positive and
significant effect on positive emotions of consumers, positive emotions of consumers have a
positive and significant effect on purchase intentions, and positive emotions are able to
mediate the effect of layout of service facilities. on buying interest in consumer tourism
market in Pekanbaru.
Keywords: Consumer Behavior, Layout of Service Facilities, Positive Emotions, Interest Bell
I. PENDAHULUAN Gambar 1
Dewasa ini kegiatan berwisata sangat Tingkat Kunjungan Wisatawan
digemari oleh berbagai kalangan masyarakat Mancanegara 2009 – 2018
dari berbagai golongan usia dan tingkat
pendapatan. Kemajuan teknologi melalui
akses internet mempermudah setiap orang
mendapatkan informasi mengenai objek
wisata yang ingin dikunjungi, kemudahan
membeli tiket sarana transportasi, dan
kemudahan memesan berbagai akomodasi
yang diinginkan. Terlihat dari tingkat
kunjungan wisatawan ke Indonesia yang
meningkat setiap tahunnya , sebagai berikut :
Sumber : bps.go.id
56 JURNAL ECONOMICA
Vol. X No 1, April 2022
DAMPAK TATA LETAK FASILITAS JASA TERHADAP EMOSI POSITIF KONSUMEN
DAN MINAT BELI (STUDI KASUS PADA PASAR WISATA KOTA PEKANBARU)
pariwisata yang menarik sehingga wisatawan atmosfer (suasana) yang dibentuk oleh
berminat untuk berkunjung. Destinasi eksterior dan interior fasilitas jasa yang
pariwisata tidak harus objek wisata alam saja, bersangkutan. Dalam Tjiptono (2014: 161),
akan tetapi banyak bentuk destinasi wisata ada enam faktor yang menjadi
yang dapat diciptakan untuk menarik minat pertimbangan dalam menentukan tata letak
wisatawan. Salah satu bentuk destinasi fasilitas jasa, yaitu perencanaan spasial,
wisata adalah wisata belanja, dimana perencanaan ruangan, perlengkapan/
wisatawan menjadikan kegiatan belanja perabotan, tata cahaya, warna, dan pesan-
sebagai salah satu bentuk rekreasi yang pesan yang disampaikan secara grafis.
menarik, untuk menghibur diri atau Persepsi konsumen terhadap tata letak
menghilangkan rasa lelah dari rutinitas fasilitas jasa yang baik diharapkan dapat
pekerjaan yang dilakukan sehari-hari. mepengaruhi faktor emosi positif
Kota Pekanbaru yang merupakan konsumen, yang tujuannya untuk
ibukota dan kota terbesar di provinsi Riau, meningkatkan minat beli dan keputusan
Indonesia. Kota ini merupakan kota pembelian konsumen. Berdasarkan
perdagangan dan jasa. (Id.Wikipedia.org). fenomena yang telah dijelaskan diatas,
Kota Pekanbaru yang terkenal dengan objek peneliti tertarik ingin menguji dan
wisata buatannya. Salah satunya pasar menganalisis persepsi konsumen pada tata
wisata atau yang juga lebih dikenal dengan letak fasilitas jasa dan pengaruhnya
nama pasar bawah merupakan salah satu ikon terhadap emosi positif konsumen dan minat
wisata belanja yang ada di kota Pekanbaru. beli pada pasar wisata kota Pekanbaru.
Pada tahun 2017, Provinsi Riau mendapatkan
penghargaan juara umum Anurgrah Pesona II. KERANGKA TEORI
Indonesia (API) sebagai juara umum dan Menurut Tjiptono (2014: 161), tata
memperoleh tujuh anugerah API (Amanda, letak fasilitas jasa erat kaitannya dengan
dalam republika.co.id ; 2017). Salah satu pembentukan persepsi pelanggan. Pada
anugerah yang didapatkan, objek wisata sejumlah tipe jasa, persepsi yang dibentuk
belanja terpopuler, yaitu pasar wisata (pasar dari interaksi antara pelanggan dengan
bawah). Lokasi pasar wisata berada di jalan fasilitas jasa berpengaruh terhadap kualitas
saleh abbas Kecamatan Senapelan. Sekitar 30 jasa tersebut di mata pelanggan. Persepsi
menit dari Bandara Sultan Syarif Kasim II pelanggan terhadap suatu jasa dapat
Pekanbaru. Akses menuju ke pasar wisata dipengaruhi oleh atmosfir (suasana) yang
pekanbaru mudah karena lokasinya masih dibentuk oleh eksterior dan interior fasilitas
berada di pusat kota. Pasar ini menjual jasa bersangkutan. Atmosfir elegan,
beragam barang antik, pernak pernik aksesori misalnya, seringkali menimbulkan persepsi
rumah tangga, oleh-oleh makanan, pakaian, status sosial tertentu.
perabotan, baik dari dalam maupun luar Masih banyak penyedia jasa yang tidak
negeri. menyadari bahwa tata letak fasilitas jasa
Pasar wisata (Pasar bawah) memiliki berpengaruh signifikan terhadap mood dan
peran yang sangat strategis bagi kegiatan respon pelanggan. Perusahaan jasa perlu
pariwisata kota Pekanbaru hendaknya selalu memahami respon pelanggan terhadap
mendapat perhatian khusus dari pemerintah berbagai aspek tata letak fasilitas jasa.
kota Pekanbaru dalam pengelolalaannya agar menurut mudie & pirrie dalam Tjiptono
pasar wisata tetap ramai pengunjung dan (2014), ada enam faktor yang
semakin diminati wisatawan. Pengelolalan dipertimbangkan menyangkut tata letak
pasar sebagai salah satu bentuk usaha jasa fasilitas jasa, yaitu :
seharusnya memperhatikan berbagai aspek, 1. Perencanaan Spasial
salah satunya tata letak dan fasilitas jasa yang Aspek-aspek seperti proporsi,
mendukung. Persepsi pelanggan terhadap simetri, tekstur dan warna perlu di
suatu tempat wisata belanja dipengaruhi oleh integrasikan dan dirancang secara
JURNAL ECONOMICA 57
Vol. X No 1, April 2022
DAMPAK TATA LETAK FASILITAS JASA TERHADAP EMOSI POSITIF KONSUMEN
DAN MINAT BELI (STUDI KASUS PADA PASAR WISATA KOTA PEKANBARU)
58 JURNAL ECONOMICA
Vol. X No 1, April 2022
DAMPAK TATA LETAK FASILITAS JASA TERHADAP EMOSI POSITIF KONSUMEN
DAN MINAT BELI (STUDI KASUS PADA PASAR WISATA KOTA PEKANBARU)
JURNAL ECONOMICA 59
Vol. X No 1, April 2022
DAMPAK TATA LETAK FASILITAS JASA TERHADAP EMOSI POSITIF KONSUMEN
DAN MINAT BELI (STUDI KASUS PADA PASAR WISATA KOTA PEKANBARU)
tetapi tidak signifikan terhadap Emosi, warna sulit untuk mengetahui harga yang
terbukti berpengaruh signifikan terhadap ditawarkan oleh pedagang.
Emosi, Musik berpengaruh negatif dan tidak Penelitian yang dilakukan Julianty P
signifikan terhadap Emosi, Aroma terbukti (2014), dimana dari hasil penelitian
berpengaruh signifikan terhadap Emosi. menunjukkan bahwa store
Emosi berpengaruh signifikan dan positif atmosphere, product assortment dan minat
terhadap Struktur Keputusan Pembelian. beli konsumen pada The Secret factory
Menurut Levy & Weitz (2004 : 521) outlet termasuk dalam kategori baik.
pengaruh store atmosphere merupakan Berdasarkan analisis regresi linear
kombinasi dari karakteristik fisik toko seperti berganda, store atmosphere, product
arsitektur, tata letak, pemajangan warna, assortment berpengaruh terhadap minat beli
pencahayaan, sirkulasi udara, musik serta pada The Secret factory outlet Bandung
aroma yang secara menyeluruh akan baik secara parsial dan simultan. Store
menciptakan citra dalam benak konsumen. atmosphere adalah variabel yang
Fam et al. (2011) menjelaskan bahwa berpengaruh dominan terhadap minat beli
semakin lama waktu yang dihabiskan konsumen pada The secret Factory
konsumen di dalam gerai akan menimbulkan Outlet Bandung
probabilitas yang semakin tinggi akan Penelitian yang dilakukan Nugraha
terjadinya suatu pembelian. (2013) merupakan penelitian kuantitatif.
Penelitian yang dilakukan Pradipta Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
(2015) untuk mengetahui pengaruh harga dan persepsi terhadap store atmosphere,
store atmosphere terhadap minat beli sedangkan variabel terikatnya adalah minat
konsumen yang ada di pasar tradisional beli. Teknik pengambilan sampel yang
Bandung. Sampel yang akan diteliti sebanyak digunakan adalah Accidental Sampling dan
120 orang responden yang berada di pasar menggunakan 60 orang sebagai subjek.
tradisional Caringin kota Bandung. Pada Analisa dalam penelitian ini menggunakan
penelitian ini menggunakan analisis jalur analisa korelasi product moment dari
(analysis path) yang digunakan untuk Pearson's. Hasil yang diperoleh dari
menguji besarnya kontribusi dari hubungan penelitian ini adalah terdapat hubungan
kasual antara variabel harga dan store yang positif dan sangat signifikan (r=0,597;
atmosphere terhadap minat beli konsumen. p/sig=0,001) antara persepsi terhadap store
Metode penelitian yang digunakan adalah atmosphere dengan minat beli konsumen.
metode explanatory dimana penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan kejelasan III. METODOLOGI
fenomena yang terjadi secara empiris dan Populasi dalam penelitian ini adalah
berusaha untuk mendapatkan jawaban seluruh pengunjung Pasar Wisata Kota
hubungan kausal antar variabel melalui Pekanbaru. Metode pengambilan sampel
pengujian hipotesis. Hasil dari penelitian ini yang digunakan adalah sampling Insidental.
menunjukan bahwa harga dan store Sampling Insidental adalah teknik
atmosphere berpengaruh terhadap minat beli penentuan sampel berdasarkan kebetulan ,
konsumen di pasar tradisional Caringin. yaitu siapa saja yang secara kebetulan/
Harga memiliki pengaruh secara langsung Insidental bertemu dengan peneliti dapat
dan tidak langsung terhadap minat beli digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2014
sebesar 51,4% dan store atmosphere : 67). Syarat responden yaitu konsumen
memiliki pengaruh secara langsung dan tidak yang pernah berbelanja di Pasar Wisata
langsung sebesar 20,4%. Tidak adanya label dalam 3 bulan terakhir. Menurut Roscoe
harga produk menjadi permasalah utama di dalam Sugiyono (2014: 74), ukuran sampel
pasar tradisional Caringin menurut yang layak sesuai dengan penelitian ini
responden, sehingga membuat responden yaitu minimal 10 kali dari jumlah variabel
yang diteliti. Maka jumlah sampel yang
60 JURNAL ECONOMICA
Vol. X No 1, April 2022
DAMPAK TATA LETAK FASILITAS JASA TERHADAP EMOSI POSITIF KONSUMEN
DAN MINAT BELI (STUDI KASUS PADA PASAR WISATA KOTA PEKANBARU)
layak dalam penelitian ini yaitu minimal 10 x Dalam penelitian ini digunakan
3 = 30. Memperhatikan hal ini dan beberapa teknik pengumpulan data dengan kuesioner
pertimbangan yaitu kemudahan dalam kepada pengunjung pasar wisata Pekanbaru
pengolahan data, maka pada penelitian ini sebagai respondennya yang akan menjawab
digunakan sampel sebanyak 100 responden.. semua item pertanyaan. Pertanyaan yang
disajikan dalam kuesioner ini adalah
Tabel 1. Definisi Operasional Variabel pertanyaan tertutup, yaitu model pertanyaan
Variabe Definisi Indikator tersebut telah disediakan jawabannya,
l Operasional
Peneliti sehingga responden hanya memilih dari
an alternatif jawaban yang sesuai dengan
Tata Persepsi pelanggan 1. Saya merasa nyaman pendapat atau pilihannya. Dari jawaban
Letak terhadap suatu jasa berbelanja karena
Fasilitas dapat dipengaruhi pasar wisata daftar pertanyaan yang diajukan pada
Jasa oleh atmosfir memiliki sirkulasi responden diolah dengan skala likert.
(suasana) yang udara yang baik Dalam penelitian ini digunakan metode
dibentuk oleh 2. Penataan cahaya
eksterior dan dalam pasar wisata regresi linier untuk mengukur pengaruh tata
interior fasilitas tampak terang letak fasilitas jasa terhadap emosi positif
jasa yang 3. Aroma/ bau dalam konsumen dan metode regresi berganda
bersangkutan. pasar wisata
menambah
untuk mengukur pengaruh tata letak
kenyamanan fasilitas jasa dan emosi positif konsumen
berbelanja terhadap minat beli pengunjung pasar
4. Memiliki dekorasi
warna da nada
wisata kota Pekanbaru
gambar-gambar yang Keempat hipotesis yang
menarik dikemukakan diuji dengan persamaan
5. Ada music yang
diputar menimbulkan
regresi sebagai berikut
rasa nyaman dalam
berbelanja. Y1(MB) = α + β1 TFJ + β2 EP + ε
6. Memiliki tata letak
yang baik sehingga
konsumen mudah Y2 (EP) = α + β3 TFJ + ε
untuk bergerak
Emosi Uji reaksi (positif 1. Merasa Senang Dimana :
Positif atau negatif) dari Berbelanja di pasar
Konsu sistem saraf yang wisata MB : Minat Beli
men kompleks seseorang 2. Merasa nyaman EP : Emosi Positif Konsumen
terhadap berbelanja di pasar TFJ : Tata Letak Fasilitas Jasa
rangsangan wisata
eksternal maupun 3. Merasa antusias α : konstanta
internal dan sering berbelanja di pasar β1,2,3 : Koefisien Regresi
dikonseptualisasika wisata ε : error
n sebagai dimensi 4. Merasa puas ketika
umum, seperti berbelanja di pasar
pengaruh positif wisata IV. ANALISA DATA
dan negatif Hasil deskriptif penelitian
Minat Suatu minat yang 1. Ketertarikan mencari
Beli timbul setelah informasi yang lebih dirangkum dalam tabel berikut ini:
menerima tentang produk
rangsangan dari Tabel 2. Hasil Deskriptif Penelitian
produk yang 2. Mempertimbangan No. Pernyataan Skor Rata-
diliihatnya, dari untuk membeli
Rata
sana timbul
ketertarikan untuk 3. Keinginan untuk A. TATA LETAK FASILITAS JASA
mencoba produk mengetahui produk 1. Merasa nyaman berbelanja
tersebut sampai karena pasar wisata
pada akhirnya 4. Tertarik untuk memiliki sirkulasi udara
timbul keinginan mencoba produk
untuk membeli agar
yang baik 307 3,07
dapat memilikinya 2. Penataan cahaya dalam
pasar wisata tampak terang 300 3,00
3. Aroma / bau dalam pasar 283 2,83
JURNAL ECONOMICA 61
Vol. X No 1, April 2022
DAMPAK TATA LETAK FASILITAS JASA TERHADAP EMOSI POSITIF KONSUMEN
DAN MINAT BELI (STUDI KASUS PADA PASAR WISATA KOTA PEKANBARU)
62 JURNAL ECONOMICA
Vol. X No 1, April 2022
DAMPAK TATA LETAK FASILITAS JASA TERHADAP EMOSI POSITIF KONSUMEN
DAN MINAT BELI (STUDI KASUS PADA PASAR WISATA KOTA PEKANBARU)
signifikan terhadap emosi positif konsumen penelitian yang pernah dilakukan Pradipta
di pasar wisata Pekanbaru (2015) untuk mengetahui pengaruh tata
letak fasilitas jasa terhadap minat beli
Hasil pengujian pengaruh emosi positif konsumen yang ada di pasar tradisional
konsumen terhadap minat beli Bandung. Hasil dari penelitiannya
Berdasarkan tabel di lampiran 6 menunjukan tata letak berpengaruh
diperoleh nilai t hitung 2,864 sedangkan nilai t terhadap minat beli konsumen di pasar
tabel pada taraf α =5%, maka diperoleh t tabel tradisional Caringin. Hasil penelitian yang
1,98. Hasil tersebut menunjukkan bahwa t dilakukan Nugraha (2013) menjelaskan
hitung > t tabel (2,864 > 1,98) dan signifikansi terdapat hubungan yang positif dan sangat
(0,005 < 0,05) sehingga H0 ditolak dan H3 signifikan (r=0,597; p/sig=0,001) antara
diterima atau dapat disimpulkan bahwa persepsi terhadap tata letak jasa dengan
secara parsial emosi positif konsumen minat beli konsumen.
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dalam penelitian ini ditemukan
minat beli konsumen di pasar wisata hasil bahwa tata letak fasilitas jasa
Pekanbaru berpengaruh positif dan signifikan terhadap
emosi positif konsumen. Sutisna (2005)
Emosi Positif konsumen memediasi tata mengatakan tata letak adalah “penataan
letak fasilitas jasa terhadap minat beli ruang dalam (instore) dan ruang luar
Untuk menjelaskan hipotesis ini, kita (outstore) yang dapat menciptakan
menghitung pengaruh tidak langsung tata kenyamanan bagi pelanggan”. Menurut
letak fasilitas jasa terhadap minat beli Utami (2006), adalah desain lingkungan
melalui emosi positif konsumen dengan tata letak fasilitas jasa melalui komunikasi
menggunakan nilai standardized coefficents visual, pencahayaan, warna, musik, dan
pada tabel 5.5 dan 5.6 wangi-wangian untuk merangsang respon
Pengaruh langsung dari TFJ ke EP emosional dan persepsi pelanggan dan
= 0,445 untuk memengaruhi pelanggan dalam
Pengaruh langsung dari EP ke MB membeli barang.
= 0,230 Dalam penelitian ini ditemukan
Pengaruh tidak langsung TFJ ke MB hasil bahwa emosi positif konsumen
melalui EP= 0,445 X 0,230 = 0,102 berpengaruh positif dan sinifikan terhadap
Dari hasil tersebut terlihat bahwa minat beli. Hal ini sesuai dengan Hal ini
pengaruh tidak langsung tata letak fasilitas sesuai dengan pendapat Park,et al (2006),
jasa terhadap minat beli dengan skor 0,102 emosi adalah sebuah efek dari mood yang
lebih tinggi nilainya dibanding kan pengaruh merupakan faktor penting konsumen dalam
langsung store atmosphere terhadap minat keputusan pembelian. Faktor
beli dengan skor 0,039 dan signifikan . Hal perasaaan/emosi merupakan konstruk yang
ini membuktikan bahwa emosi positif bersifat temporer karena berkaitan dengan
mampu memediasi pengaruh tata letak situasi objek tertentu. Saat berbelanja
fasilitas jasa terhadap minat beli konsumen. didalam toko, emosi dapat mempengaruhi
Dalam penelitian dapat terbukti niat pembelian dan pengeluaran sebagai
bahwa tata letak fasilitas Jasa secara persepsi kualitas, kepuasan, dan nilai
langsung berpengaruh positif dan signifikan (babin,2001 dalam Park,2006). Selain itu
terhadap minat beli konsumen di Pasar penelitian kurniawan dkk (2013) juga
Wisata Pekanbaru. Dari hasil penelitian ini menemukan ada pengaruh emosi positif
diketahui bahwa sangat penting untuk konsumen terhadap pembelian impulsif
meningkatkan tampilan dari tata letak konsumen Matahari Departemen Store
fasilitas jasa agar minat beli konsumen di Cabaang SuperMall Surabaya. Marianti,
pasar wisata juga meningkat secara resti (2015) juga menemukan adanya
signifikan. Hasil tersebut sejalan dengan pengaruh yang signifikan emosi positif
JURNAL ECONOMICA 63
Vol. X No 1, April 2022
DAMPAK TATA LETAK FASILITAS JASA TERHADAP EMOSI POSITIF KONSUMEN
DAN MINAT BELI (STUDI KASUS PADA PASAR WISATA KOTA PEKANBARU)
konsumen terhadap impulse buying pada emosi positif konsumen dan minat
pada seluruh mahasiswa di kota Yogyakarta beli pada konsumen.
yang membeli produk fashion. 2. Bagi pengelola pasar wisata
Dalam penelitian ini ditemukan hasil Pekanbaru, dapat lebih
bahwa emosi positif konsumen mampu memperhatikan faktor-faktor
memediasi pengaruh tata letak fasilitas jasa penting yang mempengaruhi emosi
terhadap minat beli. Emosi positif konsumen positif konsumen dalam berbelanja
menjadi faktor penting dalam mempengaruhi sehingga meningkatkan minat beli
minat beli pada konsumen pasar wisata konsumen berbelanja di pasar
pekanbaru. Hal ini sesuai dengan pernyataan wisata Pekanbaru
Ko (1993) dalam Park et al.,(2006)
menemukan bahwa faktor emosional VI. DAFTAR PUSTAKA
(perasaan positif) menyebabkan berorientasi
pada minat beli produk fashion. Oleh karena Ali, F. (2019). Pengaruh Store Atmosphere
itu sangat penting untuk meningkatkan Terhadap Minat Beli Konsumen
kualitas tata letak fasilitas jasa agar pada PT Karsa Utama
konsumen merasa nyaman dan memiliki Departement
emosi positif sehingga nantinya akan Store. Skripsi, 1(931414151).
meningkatkan minat beli di Pasar Wisata
Pekanbaru Amanda, Gita. 2017. Riau Juara Umum
Anugerah Pesona Indonesia 2017.
V. KESIMPULAN DAN SARAN Diakses tanggal 22 Januari 2020
Kesimpulan melalui http://www.riau.go.id
Dalam penelitian ini dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut : Baron, R. A., & Byrne, D. (2005).
1. Tata letak fasilitas jasa berpengaruh Psikologi sosial. Jakarta:
positif dan signifikan terhadap minat Erlangga.
beli konsumen pada pasar wisata
Pekanbaru. Badan Pusat Statistik Jakarta Pusat , 2019.
2. Tata letak fasilitas jasa berpengaruh Tingkat Kunjungan Wisatawan
positif dan signifikan terhadap emosi Mancanegara 2009 – 2018. Jakarta
positif konsumen pada pasar wisata Pusat : Badan Pusat Statistik
Pekanbaru
Fatma, R. P., Rahmawati, R., &
3. Emosi positif konsumen berpengaruh
Tricahyadinata, I. (2020).
positif dan signifikan terhadap minat
Pengaruh Visual Merchandising
beli pada konsumen pasar wisata
Terhadap Positive Emotion dan
Pekanbaru
Impulse Buying Pada Konsumen
4. Emosi positif konsumen mampu
Zoya Lembuswana
memediasi pengaruh tata letak fasilitas
Samarinda. Jurnal Ilmu
jasa terhadap minat beli pada
Manajemen Mulawarman
konsumen Pasar wisata Pekanbaru
(JIMM), 4(4).
Saran Kotler, Philip. 2009. Manajemen
Selanjutnya, berikut saran penulis dari Pemasaran : Jilid 1, Edisi Bahasa
hasil penelitian ini adalah: Indonesia. Jakarta : PT Indeks
1. Bagi Akademisi, penelitian ini dapat Kelompok Gramedia
memberikan kontribusi terhadap
pemahaman sejauh mana peran dari Kotler, Philip. 2009. Manajemen
tata letak fasilitas jasa terhadap Pemasaran : Jilid 1I, Edisi Bahasa
64 JURNAL ECONOMICA
Vol. X No 1, April 2022
DAMPAK TATA LETAK FASILITAS JASA TERHADAP EMOSI POSITIF KONSUMEN
DAN MINAT BELI (STUDI KASUS PADA PASAR WISATA KOTA PEKANBARU)
JURNAL ECONOMICA 65
Vol. X No 1, April 2022