You are on page 1of 10

DAMPAK TATA LETAK FASILITAS JASA TERHADAP EMOSI POSITIF KONSUMEN

DAN MINAT BELI (STUDI KASUS PADA PASAR WISATA KOTA PEKANBARU)

DAMPAK TATA LETAK FASILITAS JASA TERHADAP EMOSI


POSITIF KONSUMEN DAN MINAT BELI
(STUDI KASUS PADA PASAR WISATA KOTA PEKANBARU)

Zulia Khairani1); Efrita Soviyanti2) ; Faizah Kamilah3)*


1), 2), 3)
Tenaga Pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Lancang Kuning
*
E-mail : faizahkamilah@unilak.ac.id (korespondensi)

Abstract: This research was conducted to determine and analyze consumer perceptions on the
condition of the layout of service facilities, positive emotions of consumers, and buying
interest in the tourism market in Pekanbaru City. The layout of service facilities consists of 6
dimensions, namely spatial planning, room planning, equipment / furniture, lighting, colors,
and messages conveyed graphically. In this study also aims to analyze the effect of the layout
of service facilities on consumer positive emotions and buying interest. In addition, it also
analyzes the effect of the layout of service facilities on purchase intention with positive
emotions of consumers as a mediator variable. The sample in this study were 100 consumers
who had shopped at the Tourism Market in the last 3 months, using the incidental sampling
method and then analyzed the data obtained using quantitative and qualitative data analysis.
Quantitative analysis includes: validity and reliability tests, classic assumption tests, multiple
regression analysis, hypothesis testing through t test, and analysis of the coefficient of
determination (R2). Qualitative analysis is an interpretation of the data obtained in research
and the results of data processing that have been carried out by providing information and
explanations. The results of the study found that the layout of service facilities has a positive
and significant effect on purchase intention, the layout of service facilities has a positive and
significant effect on positive emotions of consumers, positive emotions of consumers have a
positive and significant effect on purchase intentions, and positive emotions are able to
mediate the effect of layout of service facilities. on buying interest in consumer tourism
market in Pekanbaru.

Keywords: Consumer Behavior, Layout of Service Facilities, Positive Emotions, Interest Bell

I. PENDAHULUAN Gambar 1
Dewasa ini kegiatan berwisata sangat Tingkat Kunjungan Wisatawan
digemari oleh berbagai kalangan masyarakat Mancanegara 2009 – 2018
dari berbagai golongan usia dan tingkat
pendapatan. Kemajuan teknologi melalui
akses internet mempermudah setiap orang
mendapatkan informasi mengenai objek
wisata yang ingin dikunjungi, kemudahan
membeli tiket sarana transportasi, dan
kemudahan memesan berbagai akomodasi
yang diinginkan. Terlihat dari tingkat
kunjungan wisatawan ke Indonesia yang
meningkat setiap tahunnya , sebagai berikut :
Sumber : bps.go.id

Dari data diatas diketahui bahwa angka


kunjungan wisatawan ke Indonesia terus
meningkat setiap tahunnya. Hal ini
merupakan peluang dan sekaligus tantangan
bagi pemerintah maupun pihak swasta
untuk menawarkan berbagai destinasi

56 JURNAL ECONOMICA
Vol. X No 1, April 2022
DAMPAK TATA LETAK FASILITAS JASA TERHADAP EMOSI POSITIF KONSUMEN
DAN MINAT BELI (STUDI KASUS PADA PASAR WISATA KOTA PEKANBARU)

pariwisata yang menarik sehingga wisatawan atmosfer (suasana) yang dibentuk oleh
berminat untuk berkunjung. Destinasi eksterior dan interior fasilitas jasa yang
pariwisata tidak harus objek wisata alam saja, bersangkutan. Dalam Tjiptono (2014: 161),
akan tetapi banyak bentuk destinasi wisata ada enam faktor yang menjadi
yang dapat diciptakan untuk menarik minat pertimbangan dalam menentukan tata letak
wisatawan. Salah satu bentuk destinasi fasilitas jasa, yaitu perencanaan spasial,
wisata adalah wisata belanja, dimana perencanaan ruangan, perlengkapan/
wisatawan menjadikan kegiatan belanja perabotan, tata cahaya, warna, dan pesan-
sebagai salah satu bentuk rekreasi yang pesan yang disampaikan secara grafis.
menarik, untuk menghibur diri atau Persepsi konsumen terhadap tata letak
menghilangkan rasa lelah dari rutinitas fasilitas jasa yang baik diharapkan dapat
pekerjaan yang dilakukan sehari-hari. mepengaruhi faktor emosi positif
Kota Pekanbaru yang merupakan konsumen, yang tujuannya untuk
ibukota dan kota terbesar di provinsi Riau, meningkatkan minat beli dan keputusan
Indonesia. Kota ini merupakan kota pembelian konsumen. Berdasarkan
perdagangan dan jasa. (Id.Wikipedia.org). fenomena yang telah dijelaskan diatas,
Kota Pekanbaru yang terkenal dengan objek peneliti tertarik ingin menguji dan
wisata buatannya. Salah satunya pasar menganalisis persepsi konsumen pada tata
wisata atau yang juga lebih dikenal dengan letak fasilitas jasa dan pengaruhnya
nama pasar bawah merupakan salah satu ikon terhadap emosi positif konsumen dan minat
wisata belanja yang ada di kota Pekanbaru. beli pada pasar wisata kota Pekanbaru.
Pada tahun 2017, Provinsi Riau mendapatkan
penghargaan juara umum Anurgrah Pesona II. KERANGKA TEORI
Indonesia (API) sebagai juara umum dan Menurut Tjiptono (2014: 161), tata
memperoleh tujuh anugerah API (Amanda, letak fasilitas jasa erat kaitannya dengan
dalam republika.co.id ; 2017). Salah satu pembentukan persepsi pelanggan. Pada
anugerah yang didapatkan, objek wisata sejumlah tipe jasa, persepsi yang dibentuk
belanja terpopuler, yaitu pasar wisata (pasar dari interaksi antara pelanggan dengan
bawah). Lokasi pasar wisata berada di jalan fasilitas jasa berpengaruh terhadap kualitas
saleh abbas Kecamatan Senapelan. Sekitar 30 jasa tersebut di mata pelanggan. Persepsi
menit dari Bandara Sultan Syarif Kasim II pelanggan terhadap suatu jasa dapat
Pekanbaru. Akses menuju ke pasar wisata dipengaruhi oleh atmosfir (suasana) yang
pekanbaru mudah karena lokasinya masih dibentuk oleh eksterior dan interior fasilitas
berada di pusat kota. Pasar ini menjual jasa bersangkutan. Atmosfir elegan,
beragam barang antik, pernak pernik aksesori misalnya, seringkali menimbulkan persepsi
rumah tangga, oleh-oleh makanan, pakaian, status sosial tertentu.
perabotan, baik dari dalam maupun luar Masih banyak penyedia jasa yang tidak
negeri. menyadari bahwa tata letak fasilitas jasa
Pasar wisata (Pasar bawah) memiliki berpengaruh signifikan terhadap mood dan
peran yang sangat strategis bagi kegiatan respon pelanggan. Perusahaan jasa perlu
pariwisata kota Pekanbaru hendaknya selalu memahami respon pelanggan terhadap
mendapat perhatian khusus dari pemerintah berbagai aspek tata letak fasilitas jasa.
kota Pekanbaru dalam pengelolalaannya agar menurut mudie & pirrie dalam Tjiptono
pasar wisata tetap ramai pengunjung dan (2014), ada enam faktor yang
semakin diminati wisatawan. Pengelolalan dipertimbangkan menyangkut tata letak
pasar sebagai salah satu bentuk usaha jasa fasilitas jasa, yaitu :
seharusnya memperhatikan berbagai aspek, 1. Perencanaan Spasial
salah satunya tata letak dan fasilitas jasa yang Aspek-aspek seperti proporsi,
mendukung. Persepsi pelanggan terhadap simetri, tekstur dan warna perlu di
suatu tempat wisata belanja dipengaruhi oleh integrasikan dan dirancang secara

JURNAL ECONOMICA 57
Vol. X No 1, April 2022
DAMPAK TATA LETAK FASILITAS JASA TERHADAP EMOSI POSITIF KONSUMEN
DAN MINAT BELI (STUDI KASUS PADA PASAR WISATA KOTA PEKANBARU)

cermat untuk menstimulasi respon dipergunakan untuk maksud tertentu


intelektual maupun respon emosional (misalnya, penunjuk arah/tempat,
dari para pemakai atau orang yang keterangan/informasi, dan
melihatnya. Respon semacam inilah sebagainya).
yang dipersepsikan sebagai kualitas Menurut Park, et al.,(2006) emosi
visual. Kualitas ini dapat adalah sebuah efek dari mood yang
dimanipulasi atau dikendalikan merupakan faktor penting konsumen dalam
perancang untuk menciptakan keputusan pembelian. Faktor
lingkungan tertentu yang mampu perasaan/emosi merupakan konstruk yang
mendorong terbentuknya respon bersifat temporer karena berkaitan dengan
pelanggan sesuai yang dikehendaki situasi atau objek tertentu. Emosi
penyedia jasa. diklasifikasikan menjadi dua dimensi emosi
2. Perencanaan Ruangan positif dan negatif. Emosi positif dapat
faktor ini mencakup perancangan ditimbulkan oleh suasana hati individu yang
interior dan arsitektur, seperti sudah ada sebelumnya, disposisi afektif,
penempatan perabotan dan dan reaksi terhadap lingkungan (misalnya
perlengkapannya dalam ruangan, item yang diinginkan, promosi penjualan).
desain aliran sirkulasi, dan lain-lain. Emosi sangat mempengaruhi tindakan
3. Perlengkapan / Perabotan termasuk iminat beli (Beatty dan Ferrell,
faktor ini mencakup sarana pelindung 1998; Hausman, 2000; Rook dan Gardner,
barang-barang berharga berukuran 1993; Youn dan Faber, 2000 dalam Park
kecil, sebagai barang pajangan, 2006). Saat berbelanja di dalam toko, emosi
sebagai tanda penyambutan bagi para dapat mempengaruhi niat pembelian dan
pelanggan, dan sebagai sesuatu yang pengeluaran sebagai persepsi kualitas,
menunjukkan status pemilik dan kepuasan, dan nilai (Babin dan Babin, 2001
penggunanya. dalam Park 2006 ). Beatty dan Ferrell
4. Tata Cahaya (2006) menemukan emosi positif konsumen
beberapa hal yang perlu diperhatikan dikaitkan dengan dorongan untuk membeli
dalam mendesain tata cahaya adalah secara impulsif. Hal ini mendukung temuan
cahaya disiang hari (day lighting), sebelumnya bahwa pembelian impulsif
warna, jenis dan sifat aktifitas, yang lebih emosional dibandingkan dengan
dilakukan didala ruangan, tingkat pembelian non impulsif (Weinberg dan
ketajaman penglihatan, dan suasana Gottwald, 1982 dalam Park, 2006).
yang diinginkan. Mehrabian dan Russel dalam
5. Warna Semuel (2006) menyatakan bahwa respon
Warna mempengaruhi perasaan dan afektif lingkungan atas perilaku pembelian
tindakan setiap orang. Tidak semua dapat duraikan dalam 3 (tiga) variabel
warna berdampak sama pada semua yaitu:
orang. Warna memiliki bahasa a. Pleasure
sendiri, dimana warna dapat Pleasure mengacu pada tingkat di
menstimulai perasaan dan emosi mana individu merasakan baik,
spesifik. penuh kegembiraan, bahagia yang
6. Pesan-Pesan Yang Disampaikan berkaitan dengan situasi tersebut.
Secara Grafis Pleasure diukur dengan penilaian
Aspek penting yang saling terkait reaksi lisan ke lingkungan (bahagia
dalam faktor ini adalah penampilan sebagai lawan sedih, menyenangkan
visual, penempatan, pemilihan bentuk sebagai lawan tidak menyenangkan,
fisik, pemilihan warna, pencahayaan, puas sebagai lawan tidak puas,
dan dan pemilihan bentuk perwajahan penuh harapan sebagai lawan
lambing atau tanda yang berputus asa, dan santai sebagai

58 JURNAL ECONOMICA
Vol. X No 1, April 2022
DAMPAK TATA LETAK FASILITAS JASA TERHADAP EMOSI POSITIF KONSUMEN
DAN MINAT BELI (STUDI KASUS PADA PASAR WISATA KOTA PEKANBARU)

lawan bosan). Konseptualisasi 3. Keinginan untuk mengetahui produk


terhadap pleasure dikenal dengan 4. Ketertarikan untuk mencoba produk
pengertian lebih suka, kegemaran dan 5. Keinginan untuk memiliki produk
perbuatan positif. Minat digambarkan sebagai situasi
b. Arousal seseorang sebelum melakukan tindakan
Arousal mengacu pada tingkat di yang dapat dijadikan dasar untuk
mana seseorang merasakan siaga, memprediksi perilaku atau tindakan
digairahkan, atau situasi aktif. tersebut, minat beli merupakan sesuatu
Arousal secara lisan dianggap sebagai yang berhubungan dengan rencana
laporan responden, seperti pada saat konsumen untuk membeli produk tertentu
dirangsang, ditentang, atau serta berapa banyak unit produk yang
diperlonggar (bergairah sebagai dibutuhkan pada periode tertentu, dapat
lawan tenang, hiruk pikuk sebagai dikatakan bahwa minat beli merupakan
lawan sepi, gelisah/gugup sebagai pernyataan mental dari diri konsumen yang
percaya diri, mata terbuka sebagai merefleksikan rencana pembelian sejumlah
lawan mengatuk) dan dalam produk dengan merek tertentu.
pengukurannya digunakan metode Minat beli dapat diidentifikasi
semantic differential, dan membatasi melalui indikator-indikator sebagai berikut
arousal sebagai sebuah keadaan (Ferdinand, 2006):
perasaan yang secara langsung 1. Minat transaksional, yaitu
ditaksir oleh laporan verbal. Beberapa kecenderungan seseorang untuk
ukuran non verbal telah diidentifikasi membeli produk.
dapat dihubungkan dan sesungguhnya 2. Minat referensial, yaitu
membatasi sebuah ukuran dari kecenderungan seseorang untuk
arousal dalam situasi sosial. mereferensikan produk kepada
c. Dominance orang lain.
Dominance ditandai dengan laporan 3. Minat preferensial, yaitu minat yang
responden yang merasa dikendalikan menggambarkan perilaku seseorang
sebagai lawan mengendalikan, yang memiliki preferensi utama
mempengaruhi sebagai lawan pada produk tersebut. Preferensi ini
dipengaruhi, terkendali sebagai lawan hanya dapat diganti jika terjadi
diawasi, penting sebagai lawan sesuatu dengan produk
dikagumi, dominan sebagai lawan preferensinya.
bersikap tunduk, dan otonomi sebagai 4. Minat eksploratif, minat ini
lawan dipandu. menggambarkan perilaku seseorang
Minat beli merupakan bagian dari yang selalu mencari informasi
komponen perilaku dalam sikap mengenai produk yang diminatinya
mengkonsumsi. Minat beli menurut Kotler dan mencari informasi untuk
dan Armstrong (2008 :155) adalah suatu mendukung sifat-sifat positif dari
minat yang timbul setelah menerima produk tersebut.
rangsangan dari produk yang dilihatnya, dari Atika Ayu Pragita, dkk (2013)
sana timbul ketertarikan untuk mencoba melakukan penelitian tentang pengaruh
produk tersebut sampai pada akhirnya timbul store atmosphere (suasana toko) terhadap
keinginan untuk membeli agar dapat emosi dan dampaknya kepada keputusan
memilikinya. Menurut Schiffman dan Kanuk pembelian (Survei pada Pengunjung
(2006), indikator minat beli seorang Baker’s Kings di Mall Olimpic Garden
konsumen adalah sebagai berikut: Malang). Hasil penelitian menunjukkan
1. Ketertarikan mencari informasi yang bahwa komunikasi visual berpengaruh
lebih tentang produk positif tetapi tidak signifikan terhadap
2. Mempertimbangan untuk membeli Emosi, pencahayaan berpengaruh positif

JURNAL ECONOMICA 59
Vol. X No 1, April 2022
DAMPAK TATA LETAK FASILITAS JASA TERHADAP EMOSI POSITIF KONSUMEN
DAN MINAT BELI (STUDI KASUS PADA PASAR WISATA KOTA PEKANBARU)

tetapi tidak signifikan terhadap Emosi, warna sulit untuk mengetahui harga yang
terbukti berpengaruh signifikan terhadap ditawarkan oleh pedagang.
Emosi, Musik berpengaruh negatif dan tidak Penelitian yang dilakukan Julianty P
signifikan terhadap Emosi, Aroma terbukti (2014), dimana dari hasil penelitian
berpengaruh signifikan terhadap Emosi. menunjukkan bahwa store
Emosi berpengaruh signifikan dan positif atmosphere, product assortment dan minat
terhadap Struktur Keputusan Pembelian. beli konsumen pada The Secret factory
Menurut Levy & Weitz (2004 : 521) outlet termasuk dalam kategori baik.
pengaruh store atmosphere merupakan Berdasarkan analisis regresi linear
kombinasi dari karakteristik fisik toko seperti berganda, store atmosphere, product
arsitektur, tata letak, pemajangan warna, assortment berpengaruh terhadap minat beli
pencahayaan, sirkulasi udara, musik serta pada The Secret factory outlet Bandung
aroma yang secara menyeluruh akan baik secara parsial dan simultan. Store
menciptakan citra dalam benak konsumen. atmosphere adalah variabel yang
Fam et al. (2011) menjelaskan bahwa berpengaruh dominan terhadap minat beli
semakin lama waktu yang dihabiskan konsumen pada The secret Factory
konsumen di dalam gerai akan menimbulkan Outlet Bandung
probabilitas yang semakin tinggi akan Penelitian yang dilakukan Nugraha
terjadinya suatu pembelian. (2013) merupakan penelitian kuantitatif.
Penelitian yang dilakukan Pradipta Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
(2015) untuk mengetahui pengaruh harga dan persepsi terhadap store atmosphere,
store atmosphere terhadap minat beli sedangkan variabel terikatnya adalah minat
konsumen yang ada di pasar tradisional beli. Teknik pengambilan sampel yang
Bandung. Sampel yang akan diteliti sebanyak digunakan adalah Accidental Sampling dan
120 orang responden yang berada di pasar menggunakan 60 orang sebagai subjek.
tradisional Caringin kota Bandung. Pada Analisa dalam penelitian ini menggunakan
penelitian ini menggunakan analisis jalur analisa korelasi product moment dari
(analysis path) yang digunakan untuk Pearson's. Hasil yang diperoleh dari
menguji besarnya kontribusi dari hubungan penelitian ini adalah terdapat hubungan
kasual antara variabel harga dan store yang positif dan sangat signifikan (r=0,597;
atmosphere terhadap minat beli konsumen. p/sig=0,001) antara persepsi terhadap store
Metode penelitian yang digunakan adalah atmosphere dengan minat beli konsumen.
metode explanatory dimana penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan kejelasan III. METODOLOGI
fenomena yang terjadi secara empiris dan Populasi dalam penelitian ini adalah
berusaha untuk mendapatkan jawaban seluruh pengunjung Pasar Wisata Kota
hubungan kausal antar variabel melalui Pekanbaru. Metode pengambilan sampel
pengujian hipotesis. Hasil dari penelitian ini yang digunakan adalah sampling Insidental.
menunjukan bahwa harga dan store Sampling Insidental adalah teknik
atmosphere berpengaruh terhadap minat beli penentuan sampel berdasarkan kebetulan ,
konsumen di pasar tradisional Caringin. yaitu siapa saja yang secara kebetulan/
Harga memiliki pengaruh secara langsung Insidental bertemu dengan peneliti dapat
dan tidak langsung terhadap minat beli digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2014
sebesar 51,4% dan store atmosphere : 67). Syarat responden yaitu konsumen
memiliki pengaruh secara langsung dan tidak yang pernah berbelanja di Pasar Wisata
langsung sebesar 20,4%. Tidak adanya label dalam 3 bulan terakhir. Menurut Roscoe
harga produk menjadi permasalah utama di dalam Sugiyono (2014: 74), ukuran sampel
pasar tradisional Caringin menurut yang layak sesuai dengan penelitian ini
responden, sehingga membuat responden yaitu minimal 10 kali dari jumlah variabel
yang diteliti. Maka jumlah sampel yang

60 JURNAL ECONOMICA
Vol. X No 1, April 2022
DAMPAK TATA LETAK FASILITAS JASA TERHADAP EMOSI POSITIF KONSUMEN
DAN MINAT BELI (STUDI KASUS PADA PASAR WISATA KOTA PEKANBARU)

layak dalam penelitian ini yaitu minimal 10 x Dalam penelitian ini digunakan
3 = 30. Memperhatikan hal ini dan beberapa teknik pengumpulan data dengan kuesioner
pertimbangan yaitu kemudahan dalam kepada pengunjung pasar wisata Pekanbaru
pengolahan data, maka pada penelitian ini sebagai respondennya yang akan menjawab
digunakan sampel sebanyak 100 responden.. semua item pertanyaan. Pertanyaan yang
disajikan dalam kuesioner ini adalah
Tabel 1. Definisi Operasional Variabel pertanyaan tertutup, yaitu model pertanyaan
Variabe Definisi Indikator tersebut telah disediakan jawabannya,
l Operasional
Peneliti sehingga responden hanya memilih dari
an alternatif jawaban yang sesuai dengan
Tata Persepsi pelanggan 1. Saya merasa nyaman pendapat atau pilihannya. Dari jawaban
Letak terhadap suatu jasa berbelanja karena
Fasilitas dapat dipengaruhi pasar wisata daftar pertanyaan yang diajukan pada
Jasa oleh atmosfir memiliki sirkulasi responden diolah dengan skala likert.
(suasana) yang udara yang baik Dalam penelitian ini digunakan metode
dibentuk oleh 2. Penataan cahaya
eksterior dan dalam pasar wisata regresi linier untuk mengukur pengaruh tata
interior fasilitas tampak terang letak fasilitas jasa terhadap emosi positif
jasa yang 3. Aroma/ bau dalam konsumen dan metode regresi berganda
bersangkutan. pasar wisata
menambah
untuk mengukur pengaruh tata letak
kenyamanan fasilitas jasa dan emosi positif konsumen
berbelanja terhadap minat beli pengunjung pasar
4. Memiliki dekorasi
warna da nada
wisata kota Pekanbaru
gambar-gambar yang Keempat hipotesis yang
menarik dikemukakan diuji dengan persamaan
5. Ada music yang
diputar menimbulkan
regresi sebagai berikut
rasa nyaman dalam
berbelanja. Y1(MB) = α + β1 TFJ + β2 EP + ε
6. Memiliki tata letak
yang baik sehingga
konsumen mudah Y2 (EP) = α + β3 TFJ + ε
untuk bergerak
Emosi Uji reaksi (positif 1. Merasa Senang Dimana :
Positif atau negatif) dari Berbelanja di pasar
Konsu sistem saraf yang wisata MB : Minat Beli
men kompleks seseorang 2. Merasa nyaman EP : Emosi Positif Konsumen
terhadap berbelanja di pasar TFJ : Tata Letak Fasilitas Jasa
rangsangan wisata
eksternal maupun 3. Merasa antusias α : konstanta
internal dan sering berbelanja di pasar β1,2,3 : Koefisien Regresi
dikonseptualisasika wisata ε : error
n sebagai dimensi 4. Merasa puas ketika
umum, seperti berbelanja di pasar
pengaruh positif wisata IV. ANALISA DATA
dan negatif Hasil deskriptif penelitian
Minat Suatu minat yang 1. Ketertarikan mencari
Beli timbul setelah informasi yang lebih dirangkum dalam tabel berikut ini:
menerima tentang produk
rangsangan dari Tabel 2. Hasil Deskriptif Penelitian
produk yang 2. Mempertimbangan No. Pernyataan Skor Rata-
diliihatnya, dari untuk membeli
Rata
sana timbul
ketertarikan untuk 3. Keinginan untuk A. TATA LETAK FASILITAS JASA
mencoba produk mengetahui produk 1. Merasa nyaman berbelanja
tersebut sampai karena pasar wisata
pada akhirnya 4. Tertarik untuk memiliki sirkulasi udara
timbul keinginan mencoba produk
untuk membeli agar
yang baik 307 3,07
dapat memilikinya 2. Penataan cahaya dalam
pasar wisata tampak terang 300 3,00
3. Aroma / bau dalam pasar 283 2,83

JURNAL ECONOMICA 61
Vol. X No 1, April 2022
DAMPAK TATA LETAK FASILITAS JASA TERHADAP EMOSI POSITIF KONSUMEN
DAN MINAT BELI (STUDI KASUS PADA PASAR WISATA KOTA PEKANBARU)

wisata menambah Y = 6,061 + 0.445 SA + e


kenyamanan berbelanja
4. Memiliki dekorasi warna
Persamaan diatas dapat digunakan
dan ada gambar-gambar
yang menarik 261 2,61 sebagai prediksi untuk mengetahui tingkat
5. Music yang diputar bid ask spread yang diukur, dengan
menimbulkan rasa nyaman memasukkan data-data variabel bebas yang
dalam berbelanja. 295 2,95 dibutuhkan.
6. Memiliki tata letak yang
baik sehingga konsumen
mudah untuk bergerak 309 3,09 Pengujian Hipotesis
B. EMOSI POSITIF KONSUMEN Hasil Uji F
7. Merasa Senang Berbelanja Pada pengujian secara simultan (Uji
di Tempat ini 369 3,69 F) diperoleh F hitung sebesar 23,038
8. Merasa nyaman berbelanja dengan signifikansi sebesar 0,000.
di tempat ini 324 3,24
Diperoleh F tabel sebesar 2,06. Dengan
9. Merasa antusias
berbelanja di tempat ini 348 3,48 demikian dapat diketahui F hitung > F tabel
10. Merasa puas ketika dengan signifikansi (0,000 < 0,05), artinya
berbelanja di tempat ini 346 3,46 variabel tata letak fasilitas jasa dan emosi
C. MINAT BELI positif konsumen secara bersama-sama
11. Ketertarikan mencari berpengaruh signifikan terhadap variabel
informasi yang lebih
minat beli.
tentang produk 317 3,17
12. Mempertimbangkan untuk
membeli 348 3,48 Hasil Uji t
13 Keinginan untuk
mengetahui produk 357 3,57 Hasil pengujian pengaruh tata letak
14. Tertarik untuk mencoba fasilitas jasa terhadap minat beli
produk 359 3,59
Berdasarkan tabel di lampiran 6
diperoleh nilai t hitung 3,245 sedangkan nilai
Hasil Uji Regresi Berganda
t tabel pada taraf α =5%, maka diperoleh t
Persamaan regresi berganda yang
tabel 1,98. Hasil tersebut menunjukkan
dihasilkan adalah sebagai berikut :
bahwa t hitung > t tabel (3,245 > 1,98) dan
signifikansi (0,002 < 0,05) sehingga dan H1
Y = 7,184 + 0.099 TFJ + 0,230 EP + e diterima dan H0 ditolak atau dapat
disimpulkan bahwa secara parsial tata letak
Persamaan diatas dapat digunakan
fasilitas jasa berpengaruh positif dan
sebagai prediksi untuk mengetahui tingkat
signifikan terhadap minat beli konsumen di
bid ask spread yang diukur, dengan
pasar wisata kota Pekanbaru
memasukkan data-data variabel bebas yang
dibutuhkan. Selain itu, model regresi ini juga
Hasil pengujian pengaruh tata letak
dapat menjelaskan variabel yang paling
fasilitas jasa terhadap emosi positif
mempengaruhi minat beli. Variabel bebas
konsumen
terhadap variabel terikat dapat dilihat melalui
Berdasarkan tabel di lampiran 6
standardized coefficents nya. Dalam
diperoleh nilai t hitung 7,321 sedangkan nilai
penelitian ini dapat dilihat bahwa variabel
t tabel pada taraf α =5%, maka diperoleh t
yang memiliki pengaruh paling besar adalah
tabel 1,98. Hasil tersebut menunjukkan
emosi positif konsumen dengan standardized
bahwa t hitung > t tabel (7,321 > 1,98) dan
coefficents yaitu 0,230
signifikansi (0,000 < 0,05) sehingga H0
ditolak dan H2 diterima atau dapat
Hasil Uji Regresi Linier
disimpulkan bahwa secara parsial tata letak
Persamaan regresi linier yang dihasilkan
fasilitas jasa berpengaruh positif dan
adalah sebagai berikut|:

62 JURNAL ECONOMICA
Vol. X No 1, April 2022
DAMPAK TATA LETAK FASILITAS JASA TERHADAP EMOSI POSITIF KONSUMEN
DAN MINAT BELI (STUDI KASUS PADA PASAR WISATA KOTA PEKANBARU)

signifikan terhadap emosi positif konsumen penelitian yang pernah dilakukan Pradipta
di pasar wisata Pekanbaru (2015) untuk mengetahui pengaruh tata
letak fasilitas jasa terhadap minat beli
Hasil pengujian pengaruh emosi positif konsumen yang ada di pasar tradisional
konsumen terhadap minat beli Bandung. Hasil dari penelitiannya
Berdasarkan tabel di lampiran 6 menunjukan tata letak berpengaruh
diperoleh nilai t hitung 2,864 sedangkan nilai t terhadap minat beli konsumen di pasar
tabel pada taraf α =5%, maka diperoleh t tabel tradisional Caringin. Hasil penelitian yang
1,98. Hasil tersebut menunjukkan bahwa t dilakukan Nugraha (2013) menjelaskan
hitung > t tabel (2,864 > 1,98) dan signifikansi terdapat hubungan yang positif dan sangat
(0,005 < 0,05) sehingga H0 ditolak dan H3 signifikan (r=0,597; p/sig=0,001) antara
diterima atau dapat disimpulkan bahwa persepsi terhadap tata letak jasa dengan
secara parsial emosi positif konsumen minat beli konsumen.
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dalam penelitian ini ditemukan
minat beli konsumen di pasar wisata hasil bahwa tata letak fasilitas jasa
Pekanbaru berpengaruh positif dan signifikan terhadap
emosi positif konsumen. Sutisna (2005)
Emosi Positif konsumen memediasi tata mengatakan tata letak adalah “penataan
letak fasilitas jasa terhadap minat beli ruang dalam (instore) dan ruang luar
Untuk menjelaskan hipotesis ini, kita (outstore) yang dapat menciptakan
menghitung pengaruh tidak langsung tata kenyamanan bagi pelanggan”. Menurut
letak fasilitas jasa terhadap minat beli Utami (2006), adalah desain lingkungan
melalui emosi positif konsumen dengan tata letak fasilitas jasa melalui komunikasi
menggunakan nilai standardized coefficents visual, pencahayaan, warna, musik, dan
pada tabel 5.5 dan 5.6 wangi-wangian untuk merangsang respon
 Pengaruh langsung dari TFJ ke EP emosional dan persepsi pelanggan dan
= 0,445 untuk memengaruhi pelanggan dalam
 Pengaruh langsung dari EP ke MB membeli barang.
= 0,230 Dalam penelitian ini ditemukan
 Pengaruh tidak langsung TFJ ke MB hasil bahwa emosi positif konsumen
melalui EP= 0,445 X 0,230 = 0,102 berpengaruh positif dan sinifikan terhadap
Dari hasil tersebut terlihat bahwa minat beli. Hal ini sesuai dengan Hal ini
pengaruh tidak langsung tata letak fasilitas sesuai dengan pendapat Park,et al (2006),
jasa terhadap minat beli dengan skor 0,102 emosi adalah sebuah efek dari mood yang
lebih tinggi nilainya dibanding kan pengaruh merupakan faktor penting konsumen dalam
langsung store atmosphere terhadap minat keputusan pembelian. Faktor
beli dengan skor 0,039 dan signifikan . Hal perasaaan/emosi merupakan konstruk yang
ini membuktikan bahwa emosi positif bersifat temporer karena berkaitan dengan
mampu memediasi pengaruh tata letak situasi objek tertentu. Saat berbelanja
fasilitas jasa terhadap minat beli konsumen. didalam toko, emosi dapat mempengaruhi
Dalam penelitian dapat terbukti niat pembelian dan pengeluaran sebagai
bahwa tata letak fasilitas Jasa secara persepsi kualitas, kepuasan, dan nilai
langsung berpengaruh positif dan signifikan (babin,2001 dalam Park,2006). Selain itu
terhadap minat beli konsumen di Pasar penelitian kurniawan dkk (2013) juga
Wisata Pekanbaru. Dari hasil penelitian ini menemukan ada pengaruh emosi positif
diketahui bahwa sangat penting untuk konsumen terhadap pembelian impulsif
meningkatkan tampilan dari tata letak konsumen Matahari Departemen Store
fasilitas jasa agar minat beli konsumen di Cabaang SuperMall Surabaya. Marianti,
pasar wisata juga meningkat secara resti (2015) juga menemukan adanya
signifikan. Hasil tersebut sejalan dengan pengaruh yang signifikan emosi positif

JURNAL ECONOMICA 63
Vol. X No 1, April 2022
DAMPAK TATA LETAK FASILITAS JASA TERHADAP EMOSI POSITIF KONSUMEN
DAN MINAT BELI (STUDI KASUS PADA PASAR WISATA KOTA PEKANBARU)

konsumen terhadap impulse buying pada emosi positif konsumen dan minat
pada seluruh mahasiswa di kota Yogyakarta beli pada konsumen.
yang membeli produk fashion. 2. Bagi pengelola pasar wisata
Dalam penelitian ini ditemukan hasil Pekanbaru, dapat lebih
bahwa emosi positif konsumen mampu memperhatikan faktor-faktor
memediasi pengaruh tata letak fasilitas jasa penting yang mempengaruhi emosi
terhadap minat beli. Emosi positif konsumen positif konsumen dalam berbelanja
menjadi faktor penting dalam mempengaruhi sehingga meningkatkan minat beli
minat beli pada konsumen pasar wisata konsumen berbelanja di pasar
pekanbaru. Hal ini sesuai dengan pernyataan wisata Pekanbaru
Ko (1993) dalam Park et al.,(2006)
menemukan bahwa faktor emosional VI. DAFTAR PUSTAKA
(perasaan positif) menyebabkan berorientasi
pada minat beli produk fashion. Oleh karena Ali, F. (2019). Pengaruh Store Atmosphere
itu sangat penting untuk meningkatkan Terhadap Minat Beli Konsumen
kualitas tata letak fasilitas jasa agar pada PT Karsa Utama
konsumen merasa nyaman dan memiliki Departement
emosi positif sehingga nantinya akan Store. Skripsi, 1(931414151).
meningkatkan minat beli di Pasar Wisata
Pekanbaru Amanda, Gita. 2017. Riau Juara Umum
Anugerah Pesona Indonesia 2017.
V. KESIMPULAN DAN SARAN Diakses tanggal 22 Januari 2020
Kesimpulan melalui http://www.riau.go.id
Dalam penelitian ini dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut : Baron, R. A., & Byrne, D. (2005).
1. Tata letak fasilitas jasa berpengaruh Psikologi sosial. Jakarta:
positif dan signifikan terhadap minat Erlangga.
beli konsumen pada pasar wisata
Pekanbaru. Badan Pusat Statistik Jakarta Pusat , 2019.
2. Tata letak fasilitas jasa berpengaruh Tingkat Kunjungan Wisatawan
positif dan signifikan terhadap emosi Mancanegara 2009 – 2018. Jakarta
positif konsumen pada pasar wisata Pusat : Badan Pusat Statistik
Pekanbaru
Fatma, R. P., Rahmawati, R., &
3. Emosi positif konsumen berpengaruh
Tricahyadinata, I. (2020).
positif dan signifikan terhadap minat
Pengaruh Visual Merchandising
beli pada konsumen pasar wisata
Terhadap Positive Emotion dan
Pekanbaru
Impulse Buying Pada Konsumen
4. Emosi positif konsumen mampu
Zoya Lembuswana
memediasi pengaruh tata letak fasilitas
Samarinda. Jurnal Ilmu
jasa terhadap minat beli pada
Manajemen Mulawarman
konsumen Pasar wisata Pekanbaru
(JIMM), 4(4).
Saran Kotler, Philip. 2009. Manajemen
Selanjutnya, berikut saran penulis dari Pemasaran : Jilid 1, Edisi Bahasa
hasil penelitian ini adalah: Indonesia. Jakarta : PT Indeks
1. Bagi Akademisi, penelitian ini dapat Kelompok Gramedia
memberikan kontribusi terhadap
pemahaman sejauh mana peran dari Kotler, Philip. 2009. Manajemen
tata letak fasilitas jasa terhadap Pemasaran : Jilid 1I, Edisi Bahasa

64 JURNAL ECONOMICA
Vol. X No 1, April 2022
DAMPAK TATA LETAK FASILITAS JASA TERHADAP EMOSI POSITIF KONSUMEN
DAN MINAT BELI (STUDI KASUS PADA PASAR WISATA KOTA PEKANBARU)

Indonesia. Jakarta : PT Indeks Intention Konsumen di


Kelompok Gramedia Surabaya. CALYPTRA, 7(1), 1642-
1656.
Kurniawan dan Sondang Kunto. (2013).
Pengaruh Promosi dan Store Sugiyono, 2014. Statistika Untuk Pelelitian,
Atmosphere Terhadap Impulse Alfabeta, Bandung
Buying dengan Shopping Emotion
sebagai Variabel Intervening Studi Tjiptono, F. (2014). Pemasaran Jasa–
Kasus di Matahari Departement prinsip, penerapan, dan
Store Cabang Supermall Surabaya. penelitian. Yogyakarta: Andi
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Offset.
Vol.1 No.2 (2013) 1-8
Girsang, P. J. (2014). Pengaruh Store
Park, J., & Lennon, S. J. (2006). Atmosphere dan Product
Psychological and environmental Assortment Terhadap Minat Beli
antecedents of impulse buying Pada The Secret Factory Outlet
tendency in the multichannel Bandung. Image: Jurnal Riset
shopping context. Journal of Manajemen, 3(1).
consumer Marketing.

Pragita, A. A., DH, A. F., & Kumadji, S.


(2013). Pengaruh Store Atmosphere
(Suasana Toko) Terhadap Emosi
Dan Dampaknya Kepada Keputusan
Pembelian (Survei pada Pengunjung
Baker’s Kings di Mall Olimpic
Garden Malang). PROFIT (JURNAL
ADMINISTRASI BISNIS), 7(1).

Purwaningsih, A. (2013). Pengaruh Suasana


Toko Terhadap Minat Beli
Konsumen Pada Swalayan Jadi Baru
Di Kebumen. SEGMEN Jurnal
Manajemen dan Bisnis, 9(1).

Pradipta, K. A. (2015). PENGARUH HARGA


DAN STORE ATMOSPHERE
TERHADAP MINAT BELI
KONSUMEN DI PASAR
TRADISIONAL CARINGIN
BANDUNG (Doctoral dissertation,
Universitas Widyatama).

Purnomo, A. K. (2017). Fashion Leadership,


Sikap Positif, Dan Dampaknya Pada
Minat Beli E-Commerce Fashion

Wahyuni, D. (2018). Pengaruh Authenticity


dan Emotional Attachment Chelsea
Olivia di Instagram terhadap Word
of Mouth (WOM) dan Purchase

JURNAL ECONOMICA 65
Vol. X No 1, April 2022

You might also like