Professional Documents
Culture Documents
Chapter 10 11
Chapter 10 11
Pentingnya partisipasi dalam pembuatan standar telah banyak dibahas dalam literatur
akuntansi keperilakuan. Teori ketidakseuaian kognitif (theory of cognitive dissonance)
diharapkan untuk memperoleh pemahaman dan wawasan lebih mendalam mengenai
mengapa partisipasi lebih efektif dalam pembuatan standar kinerja. Teori ketidakseuaian
kognitif berfokus pada tiga konsep utama, yaitu kemauan (volition), ketidaksesuaian
(dissonance), dan komitmen. Teori ini menyatakan bahwa jika manajemen menginginkan
suatu komitmen yang jelas dan pasti terhadap suatu standar, maka individu yang dikendalikan
harus memiliki suatu pilihan untuk mau melakukannya (kemauan).
Tight versus Loose Standards
Untuk memfungsikan suatu standar sebagai alat untuk memotivasi, standar yang
ditetapkan tidak boleh terlalu ketat/keras maupun terlalu longgar/lemah. Bagi kebanyakan
individu dalam organisasi, standar yang terlalu ketat akan berpengaruh pada kemungkinan
gagalnya hasil yang diperoleh dan mendatangkan frustasi. Kinerja mereka akan menurun
sejak mereka memutuskan berhenti untuk meningkatkan kinerja karena standar yang terlalu
ketat tersebut.
Sedangkan standar yang terlalu longgar tidak dapat menyediakan manfaat
motivasional karena standar tersebut dirasakan individu terlalu mudah untuk dicapai dan
manajer akan tidak menghiraukan standar tersebut lagi.
Tingkat keketatan yang diharapkan dari suatu standar harus dievaluasi dalam tiap situasi yang
menjadi dasar pada jenis proses produksi, produk atau jasa yang dihasilkan, dan personaliti
dari individu yang terlibat dalam organisasi.
Overhead Absorption
Area lainnya yang cenderung terjadi disfungsi adalah penyerapan overhead. Praktik
ini mencakup overhead tetap dan variabel yang dilekatkan pada produk berdasar suatu tingkat
estimasi dalam tingkat kapasitas yang ditentukan (predetermined capacity level). Sehingga,
varians yang overapplied ataupun underapplied akan terjadi. Ukuran dari varians juga akan
dipengaruhi oleh tingkatan kapasitas yang dipilih sebagai denominator dalam penentuan
tingkat (rate).
Proporsi dari overhead tetap (kos periode) dikapitalisasi pada produk dan akan
dibiayakan hanya ketika produk tersebut dijual, sehingga manajer dapat memanipulasi laba
melalui tingkatan produksi aktual.
Alokasi Pada Kos Tidak Langsung
Salah satu dari kebanyakan kontroversi yang dialami organisasi adalah mengenai
apakah akan mengalokasikan kos tidak langsung pada produk dan/atau pusat
pertanggungjawaban dan basis alokasi apa yang akan digunakan. Studi yang dilakukan oleh
James Fremgen dan Shu S.Liao yang disponsori oleh Asosiasi Nasional Akuntan atau
National Association of Accountants (NAA), menemukan bahwa perusahaan merespon dua
jenis dari kos tidak langsung, yaitu kos layanan korporasi (corporate service costs) dan kos
administratif korporasi (corporate administrative costs).
Kos Layanan Korporasi (Corporate Service Costs)
Kos layanan korporasi (corporate service costs) adalah kos dari layanan yang
dilaksanakan korporasi untuk mendapatkan manfaat, baik bagi korporasi dan pusat
pertanggungjawaban yang ada di organisasi. Hal itu mencakup kos pada bagian akuntansi,
pemrosesan data, penelitian dan pengembangan, dan memiliki beberapa hubungan yang
teridentifikasi melalui tingkatan aktivitas dari pusat pertanggungjawaban yang bervariasi.
Kos Administratif Korporasi (Corporate Administrative Costs)
Kos administratif korporasi (corporate administrative costs) adalah kos yang
diperlukan untuk mengoperasikan korporasi. Kos tersebut mencakup penggajian korporasi,
hubungan atau relasi publik, dan seluruh kos lainnya yang terjadi untuk mempertahankan
korporasi sebagai suatu kesatuan.
Survei dilakukan untuk mengetahui tujuan dari alokasi kos tidak langsung. Responden
menyebutkan pelaporan keuangan eksternal, evaluasi kinerja internal, penetapan harga
berdasar kos, dan pembuatan keputusan. Sebagai kriteria dalam menyeleksi dasar alokasi,
kebanyakan responden fokus pada faktor yang menyebabakan kos tidak langsung terjadi,
manfaat yang diperoleh dari pusat laba, dan kewajaran.
Literatur mengenai kos tidak langsung kebanyakan fokus pada aspek komputasi atau
perhitungan dari alokasi. Literatur tersebut juga jarang menaruh perhatian atau sensitif pada
aspek keperilakuan. Hanya sedikit akuntan yang menghubungkan alokasi kos pada perilaku
manajemen.
Analisis Varian
Hal yang paling esensial dalam kontrol cost adalah perbandingan periodik dari cost
aktual dengan cost yang tujuannya sudah ditentukan, apakah dalam bentuk anggaran atau
standar. Perbandingan ini akan menghasilkan sejumlah varian karena sangat tidak mungkin
bahwa biaya aktual yang terjadi akan sama dengan yang dianggarkan pada elemen
operasional untuk dikendalikan. Varian ini mungkin dihasil oleh berbagai penyebab, baik
yang dapat dijelaskan dan dikontrol maupun yang tidak dapat dijelaskan dan tidak dapat
dikontrol. Varian yang cukup signifikan diperlukan penyelidikan segera dan tindakan
perbaikan.
1. Keputusan Investigasi Varians
Keputusan manajemen semata-mata tergantung pada penilaian terhadap pentingnya
perbedaan diamati. Varians ini memiliki signifikan pengendalian hanya jika varians
berasal dari penyebab yang dapat ditentukan atau tidak bersifat acak dan rentan terhadap
tindakan perbaikan. Kompleksitas permasalah yang sebenarnya, terletak pada fakta bahwa
tanpa investigasi, manajemen tidak memiliki dasar untuk apakah varian tertentu dihasilkan
dari hal yang bisa dikontrol, atau apakah hal itu bersifat bebas atau tidak dikontrol.
Bahkan jika perbedaan tersebut diselidiki, manajemen tidak memiliki jaminan bahwa itu
akan mengidentifikasi penyebab dari varians dengan kepastian yang pasti karena
penyelidikan mungkin terbukti menjadi hanya berhasil sebagian atau bahkan mungkin
gagal total. Bila manajemen memutuskan untuk tidak melakukan investigasi, akan ada dua
kemungkinan, varian akan menghilang tanpa mengganggu operasi selanjutnya atau varian
akan berlanjut dan kondisi tersebut menjadi tidak bisa diperbaiki.
Terdapat desain model Variance Investigation Decisions (VID). Model VID merupakan
aplikasi teknik statistik mengontrol kualitas dimana kualitas produk digantikan dengan
biaya dikendalikan dan dimana cost standar atau dianggarkan bertindak sebagai kapan
sistem dalam kontrol. Model VID menentukan rentang variasi di mana investigasi dan
tindakan korektif dianggap tidak mungkin atau tidak dapat dibenarkan dari sudut pandang
cost benefit. Tidak ada model keputusan yang direkomendasikan untuk membuat
keputusan investigasi; kebalikannya, manajemen tetap menggunakan penilaian subyektif
dan peraturan saat memutuskan apakah investigasi dan aksi perbaikan dibutuhkan atau
tidak.
2. Aspek Perilaku
Reaksi individu dan kelompok yang dikontrol tidak dapat diprediksi dan dipengaruhi oleh
banyak faktor. Komponen spesifik dari kebijakan pengendalian yang mungkin
mempengaruhi respon manusia yaitu faktor batasan manajemen, hasil tipe umpan balik,
ketegasan pada penegakan, serta imbalan dan hukuman yang terdapat pada kebijakan
pengendalian.
a. Batas pengendalian
Batas pengendalian merupakan range dari hasil kinerja yang dipertimbangkan dapat
diterima oleh manajemen. Manajemen menetapkan seberapa mudah atau sulit hal itu
bagi individu yang dikendalikan untuk bekerja sesuai dengan batasan yang diterima dan
seberapa banyak peluang yang mereka punya untuk melakukan kesalahan. Bila individu
merasa range kinerja yang bisa diterima begitu kuat, ketakutan untuk gagal yang
mungkin akan membuat kinerja mereka lebih rendah. Jika range dari kinerja yang bisa
diterima begitu longgar, mereka mungkin akan menolak hal itu karena tidak
menantang.
b. Hasil umpan balik
Umpan balik dari informasi kinerja akan menghasilkan perasaan sukses atau gagal bagi
individu. Umpan balik positif akan memberi mereka informasi bahwa mereka ada di
jalur yang benar dan akan memotivasi mereka untuk melakukan usaha yang sama.
Umpan balik negatif tidak akan secara otomatis menyebabkan mereka melakukan usaha
lebih, tapi mungkin akan akan merendahkan level aspirasi mereka.
c. Ketegasan pada penegakan
Penegakan hukum secara tegas dari kebijakan pengendalian akan membuat individu
menjadi berada di dalam tekanan. Mungkin tekanan akan memperkuat beberapa
individu, tapi hal itu mungkin mengintimidasi yang lain dan mengurangi kinerja
mereka. Pelaksanaan yang longgar akan mengurangi motivasi mereka untuk berusaha
mencapai tujuan yang ada.
d. Struktur imbalan
Orang dan grup/kelompok akan memodifikasi perilaku yang tidak diinginkan dan
mengulangi perilaku yang diinginkan saat mereka merasa bahwa perilaku berubah atau
pengulangan diimbangi dengan imbalan instrinsik maupun ekstrinsik. Jenis dan tingkat
dari respon terhadap imbalan berbeda dari individu satu dan yang lainnya.
CHAPTER 11
BEHAVIORAL ASPECTS OF PERFORMANCE EVALUATION