You are on page 1of 9

PENGARUH BUDAYA MOOI INDIË DAN RIJSTTAFEL

PADA DESAIN SAMPUL BUKU RESEP MASAKAN

Viki Restina Bela

Mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual


Pascasarjana ISI Yogyakarta
restinabelaviki@gmail.com

Abstract. The Dutch colonial occupation of the archipelago had a big influence on the growth and
development of culture in society. Social, political, economic and cultural conditions are closely related
which influence each other. In the 19th century, amidst the rapid economic development of the Dutch
East Indies government, there was a large migration of Europeans to the colonial lands. This led to the
emergence and development of Indis culture. Mooi Indië in the arts and rijsttafel in the culinary world
is a form of Indis culture. Both were major factors in the rapid development of Indis culture. Various
media are used to spread this culture, including one of them is a cookbook cover design. Cuisine and
food as basic human needs become a medium for acculturation, therefore the emergence of cookbooks
is one way to see the cultural influences that are formed in society. Researchers use historical methods
in this qualitative research, through a process of searching, selection, criticism, then analysis and
interpretation. As a result, visual elements such as stately houses, coconut trees, and exotic landscapes
in the style of a tropical country from Mooi Indië's painting style are found on the cover designs of the
cookbooks. Likewise, the presentation of food using plates arranged in a buffet style then brought by
dark-skinned waiters on the cover of the cookbook, indicating that the rijsttafel also influenced the
choice of cover designs that represented its era.
Keywords: Cover Designs, Cookbook, Mooi Indië, Rijsttafel

PENDAHULUAN tampilan penerbitan. Hal ini tidak dapat


dihindari mengingat seorang perancang
Perkembangan dan pertumbuhan parktik
visual mendapat banyak pengaruh dari
desain memiliki kaitan erat dengan
lingkungannya yang kemudian akan
perkembangan dan pertumbuhan
tercermin dalam hasil rancangannya.
masyarakat, di dalamnya termasuk kondisi
Kolonialisme bangsa Barat cukup
sosial, politik dan ekonomi yang sedang
memberi andil besar pada pembentukan
berlangsung. Pendudukan kolonial Belanda
kebudayaan di Hindia Belanda. Pada tahun
membawa pengaruh kuat pada
1977, di akhir masa kekuasaan VOC, menjadi
perkembangan budaya di Nusantara dalam
fase penanda perubahan sosial budaya yang
berbagai aspek, dari seni rupa sampai
mulai terbentuk pada awal abad ke-19.
budaya makan. Persentuhan budaya Barat
Meningkatnya kesejahteraan Eropa di wilayah
dengan Pribumi yang terjadi kemudian
koloni memengaruhi kehidupan sosial mereka
memberikan gambaran kondisi masyarakat
yang menetap, terutama di Hindia Belanda.
pada masa itu. Kehadiran kolonial Belanda
Banyak dari orang-orang Belanda yang
di Nusantara membawa serta gaya desain
menetap di Hindia Belanda datang dari kelas
Eropa yang kemudian tumbuh mewarnai
sosial rendah di negerinya. Namun ketika di

JURNAL DEKAVE VOL.1, NO.1, 2021 1


PENGARUH BUDAYA MOOI INDIË DAN RIJSTTAFEL PADA DESAIN SAMPUL BUKU RESEP MASAKAN

Hindia Belanda, mereka menjadi golongan ingin terpengaruh dan membawa budaya
sosial teratas sehingga memerlukan suatu Eropa yang lebih beradab. Mereka mulai
penyeimbang dengan bertingkah laku serba memadukan penggunaan alat makan seperti
Eropa (Rahman, 2016:13). sendok, garpu, piring, meja dan kursi.
Salah satu sisi Eropa yang ditonjolkan Rahman (2016:4) mengatakan bahwa
pada masa itu yakni aktivitas kesenian. Seni Rijsttafel menjadi sebuah cara pandang dan
rupa, khususnya seni lukis pada abad ke-19 cara kemas hidangan Pribumi yang
mulai menunjukkan eksistensinya dengan membuatnya menjadi populer.
datangnya pelukis-pelukis Eropa ke Hindia Meningkatnya jumlah orang Eropa
Belanda. Pameran seni lukis mulai yang tiba di Hindia Belanda pasca
menjamur, membawa dan memperkenalkan pembukaan Terusan Suez lambat laun
bentuk-bentuk visual Barat. Pada abad itu, memengaruhi perubahan sosial. Kehadiran
estetika romantik yang memiliki aliran seni lukis Mooi Indië dan budaya makan
kecenderungan visual berupa pemandangan rijsttafel sebagai akibat terjadinya akulturasi
dengan sifat personifikasinya sedang budaya yang tak dapat dihindari. Pengaruh
berkembang. Karakter visual tersebut akulturasi budaya ini tak hanya terjadi satu arah
kemudian membentuk sebuah gaya lukisan melainkan keduanya, baik bagi orang Belanda
yang dapat mewakili imajinasi mereka maupun orang Pribumi, mereka sama-sama
terhadap negara tropis. Mereka merekam menyerap dan memengaruhi satu sama lain.
keindahan alam dan eksotisme orang-orang Sebagaimana dikatakan Koentjoroningrat
Pribumi yang dikenal sebagai karya lukisan (1990:248) dalam Pengantar Antropologi,
dengan tema Mooi Indië (Burhan, 2008:27- akulturasi merupakan proses sosial yang timbul
36). bila suatu kelompok manusia dengan suatu
Mooi Indië yang secara harafiah berarti kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-
Hindia Indah merupakan pandangan unsur dari suatu kebudayaan asing yang
Kolonial Belanda yang takjub kepada sedemikian rupa. Sehingga unsur-unsur
pemandangan Hindia Belanda pada masa kebudayaan asing tersebut lambat laun diterima
itu. Selain Mooi Indië, hadir pula kebudayaan dan diolah ke dalam kebudayaan asli tanpa
Indis lain yang populer pada saat itu, menyebabkan hilangnya kepribadian
rijsttafel. Secara harafiah, rijst berarti nasi, kebudayaan itu sendiri.
dan tafel berarti meja, disatukan menjadi Persentuhan budaya Belanda dengan
“hidangan meja” yang kemudian oleh orang- Pribumi saat itu cukup memengaruhi
kemunculan buku-buku resep masakan. Pada
orang Belanda disebut sebagai jamuan
awalnya, orang Belanda yang datang ke Hindia
hidangan Indonesia yang ditata komplet di
Belanda tak dapat menyesuaikan selera
atas meja makan (Ganie dalam Rahman,
makannya, di sinilah para nyai yang mereka
2016: 2). Budaya makan menggunakan jari
kawini mengambil peranan besar. Pun bagi
tangan, tanpa piring sebagai alas makan, dan
pejabat tinggi, urusan dapur diserahkan kepada
duduk bersila di lantai yang berkembang
koki walaupun mereka membawa serta istri
pada pribumi menjadi alasan hadirnya
mereka datang ke Hindia Belanda. Istri pejabat
rijsttafel. Orang-orang Belanda yang melihat
Belanda ini kemudian belajar menyerap
budaya tersbut sebagai budaya rendah tidak
masakan pribumi, yang kemudian beberapa di

2 JURNAL DEKAVE VOL.1, NO.1, 2021


Viki Restina Bela

antaranya menerbitkan buku resep masakan. pendidikan bagi bumiputera. Terbukanya akses
Buku-buku yang terbit pada masa itu pun pendidikan bagi bumiputera kemudian
dikemas dengan sampul buku yang sedemikian memunculkan fungsi-fungsi baru dalam
rupa. Kehadiran pengaruh aliran seni lukis masyarakat. Fungsi baru yang menjadi wujud
Mooi Indië dan budaya makan rijsttafel yang kualitas perseorangan dalam struktur sosial
kental dapat dirasakan pada desain sampul juga terjadi pada lingkup kesenian yang
buku-buku resep masakan. Buku-buku resep kemudian menumbuhkan profesi pelukis,
masakan yang terbit pada masa itu diantaranya penulis hingga perancang, yang dalam hal ini
Ons Huis in Indie (1908), Makanlah Nasi! (Eet termasuk perancang sampul buku.
Rijst!) De Indische Rijsttafel (voor Holland)
PEMBAHASAN
(1922), Groot nieuw volledig Indisch kookboek
(1925), Onze Rijzttafel (t.th), Het Geheim van Persentuhan kebudayaan Barat dengan
de Rijsttafel (1934), dan lainnya. Pribumi di Hindia Belanda sudah dimulai
Pengkajian ini merupakan penelitian sejak abad ke-16. Meskipun aktivitasnya
kualitatif dengan menggunakan metode sejarah. tersegmentasi secara sosial, politik, dan
Melalui proses pencarian, seleksi, dan kritik, ekonomi, namun pada abad ke-19 silang
kemudian analisis dan interpretasi dari sumber- budaya antar keduanya mulai mewujud
sumber tersebut sampai pada penulisan yang kemudian dikenal dengan istilah
historiografi. Dengan menggunakan teori kebudayaan Indis. Setelah tahun 1870,
fungsionalisme struktural Talcott Parson, pemerintah kolonial Belanda
dikatakan bahwa realitas sosial sebagai memberlakukan kebijakan politik ekonomi
hubungan sistem: sistem masyarakat, yang liberal, begitu juga dengan keadaan ekonomi
berada dalam keseimbangan, yakni kesatuan di Barat mengalami kemajuan seperti
yang terdiri dari bagian-bagian yang saling dibukanya terusan Suez yang
tergantung, sehingga perubahan satu bagian mempersingkat perjalanan menuju tanah
dipandang menyebabkan perubahan lain dari jajahan. Hal tersebut menyebabkan populasi
sistem. Dalam hal ini, dasar-dasar perubahan orang Eropa di Hinda Belanda meningkat.
sosial dapat terjadi karena penyesuaian- Pulau Jawa sebagai tujuan utama
penyesuaian yang dilakukan oleh sistem sosial orang-orang Eropa, khususnya Belanda,
terhadap perubahan-perubahan yang datang
mulai menampakkan pertumbuhan
dari luar, pertumbuhan yang melalui proses
ekonominya dengan pembangunan gedung-
diferensiasi struktural dan fungsional dan
gedung modern. Salah satunya gedung
penemuan-penemuan baru oleh anggota
kesenian Bataviasche Kunstkring yang
Perubahan kebijakan ekonomi liberal setelah
mengelola seni pertunjukan dan seni rupa
1870 membawa perubahan besar pada sistem
dari Eropa. Kesenian menjadi salah satu
sosial masyarakat. Kebijakan tersebut
aspek untuk menyalurkan gaya hidup kelas
berdampak pada pesatnya pertumbuhan
atas dari kebudayaan Indis. Pelukis yang
ekonomi Hindia Belanda. Berdirinya pabrik
berpameran di gedung Bataviasche
dan perkebunan mendorong kebutuhan pada
Kunstkring juga dibatasi pada pelukis-
tenaga kerja terampil yang murah (Sitompul,
pelukis Eropa. Karya-karya mereka banyak
2015). Hal inilah yang kemudian mendorong
menggambarkan keindahan-keindahan
pemerintah kolonial membuka akses

JURNAL DEKAVE VOL.1, NO.1, 2021 3


PENGARUH BUDAYA MOOI INDIË DAN RIJSTTAFEL PADA DESAIN SAMPUL BUKU RESEP MASAKAN

alam yang dihiasi gunung, sawah, Sulitnya menyesuaikan selera makan


pepohonan, bunga, pantai, pohon kelapa, dengan kondisi di Hindia Belanda
dengan suasana romantis seperti di surga, mendorong para koloni ini untuk
tenang, dan damai. Semua penggambaran menyerahkan urusan dapur kepada nyai yang
tersebut merujuk pada sebuah istilah yang mereka kawini. Para pejabat yang membawa
disebut Mooi Indië yaitu Hindia Belanda yang istrinya pun turut mempekerjakan koki untuk
indah (Burhan, 2008:17, 35-36). urusan dapur. Tidak hanya untuk urusan dapur,
Percampuran budaya yang terjadi kehidupan mewah, yang berbeda dengan
pada masa kolonial Belanda juga terjadi di kehidupan awal, ketika mereka pindah ke
atas meja makan. Budaya makan di masa Hindia Belanda mereka membangun rumah
kolonial tersebut dikenal dengan istilah besar, pekarangan luas, keberadaan pelayan
rijsttafel, jamuan hidangan yang ditata pribumi, sampai pesta dan resepsi dengan
komplet di atas meja makan. Budaya makan makanan yang melimpah. Tidak seperti
ini sendiri terbentuk karena kolonial kebudayaan Tiongkok, Perancis, dan Italia
Belanda tidak ingin disamakan dengan para yang memiliki tradisi kuliner adiluhung,
pribumi yang makan tanpa alat dan alas, kebiasaan makanan Pribumi kemudian dikemas
mereka lalu membawa cara makan pribumi untuk memenuhi gaya hidup orang-orang
ke atas meja makan dan menggunakan alat Eropa. Melalui rijsttafel, pandangan mengenai
makan lengkap. Kebiasaan makan kebiasaan makan Pribumi dan perubahan
merupakan salah satu bentuk dari gaya wacananya dimodifikasi secara Barat melaui
hidup, yang mana gaya hidup dalam sentuhan moral, etika, estetika, dan penunjuk
perspektif sejarah dikatakan Sartono status sosial dalam kehidupan masyarakat
kolonial (Rahman, 2016:2-8). Terbentuknya
Kartodirjo (1992 : 200-201) mencerminkan
budaya baru ini seperti yang dikatakan Fadly
status, peranan, kekuasaan dan
Rahman (2011: 10) mencerminkan bagaimana
keterampulan para pendukung gaya hidup
kebudayaan Indis saling membutuhkan,
tersebut. Perihal kebiasaan makan tersusun
tergantung dan saling menghidupi antar-
oleh beberapa hal (Hammond, 1971); apa
keduanya (symbiotic relation) (Rahman, 2011).
makanan yang sebaiknya dimakan,
Kehadiran kolonial Belanda di Indonesia
kombinasi makanan yang pantas, waktu
pun memunculkan buku resep masakan
yang pantas untuk makan, peralatan yang
Nusantara dengan sentuhan Eropa. Dikutip
tepat digunakan, dan tata penyajian yang
dalam peluncuran buku Rasa Nusantara, Fadly
baik.
mengatakan “Tapi, sebenarnya langka itu
Pesatnya kedatangan Belanda
bukan berarti tidak ada sumber. Sumber sejarah
merupakan dampak adanya perubahan
kita, teks serat misalnya, memang implisit
kebijakan dan dibukanya terusan Suez yang
sifatnya. Tetapi, sebenarnya serat itu lebih kaya
mampu mempercepat perpindahan
nuansa. Karena selain peristiwa ia juga
penduduk Belanda ke tanah koloni. Banyak merekam suasana. Itu yang tidak ditemukan
diantara penduduk Belanda yang datang ke dalam sumber Barat,” Hal ini menunjukkan
Hindia Belanda datang dari kelas bawah di perbedaan dari budaya menulis di Indonesia.
negara asalnya yang tak memungkinkan Dengan kehadiran kolonial Belanda, penulisan
mereka untuk turut serta membawa istrinya. resep masakan pun mengalami perubahan,

4 JURNAL DEKAVE VOL.1, NO.1, 2021


Viki Restina Bela

termasuk penyesuaian resep yang didominasi Sumber:


https://www.nitroburner.nl/salindo_com/koken/b
oleh unsur pribumi namun tetap mendapat itja.htm
sentuhan Eropa. Buku-buku resep masakan
Buku masak yang terbit pertama kali
yang kemudian muncul pada masa kolonial itu
terdiri dari bagaimana masakan dibuat, tahun 1857 berjudul Kokki Bitjia atau Kitab
dihidangkan, tata cara makan dan penggunaan Masak-Masakan India yang Bahroe dan
alat-alat pendukungnya. Hal ini turut serta Sempoerna. Buku yang disusun oleh
menggambarkan bagaimana perubahaan Cornelia ini berisi kumpulan resep masakan
kebiasaan yang terjadi akibat asimilasi yang dapat diolah di Hindia. Secara isi, buku
kebudayaan, disamping itu pula, budaya makan ini berisikan resep tradisional yang telah
tersebut menjadi alat dalam kebudayaan Indis disesuaikan. Namun, secara visual, pada
untuk memperlihatkan status sosialnya. sampul buku tersebut tidak tampak
Penyebaran budaya Eropa tidak terbatas pengaruh Mooi Indië yang khas yakni
melalui Mooi Indië ataupun risjttafel, buku keindahan eksotis Hindia Belanda yang
resep masakan yang muncul juga menjadi muncul. Tampilan muka buku ini masih
media penyebaran budaya. Apa yang tampak terlihat sederhana. Begitu pula dengan jejak
pada muka buku resep masakan yang terbit pula risjttafel yang tidak muncul, yang muncul
menggambarkan isi dari buku tersebut. Buku adalah gambaran dapur pada masa itu.
resep masakan ini pun secara langsung maupun
tidak memberikan gambaran bagaimana
kehidupan rumah tangga dan kebiasaan yang
terbentuk pada masyarakat pada masanya.
Budaya yang hidup di masyarakat dapat dilihat
melalui resep masakan, penggunaan piranti
makanan, dan cara konsumsi masyarakat

Gambar 2 Desain sampul Ons Huis in Indie, ditulis


oleh Cantenius-van der Meijden, 1908.
Sumber:
https://auction.catawiki.com/kavels/6849615-
indonesia-m-j-catenius-van-der-meijden-ons-huis-
in-indie-handbook-1908, diakses 19 Desember
Gambar 1 Desain sampul Kokki Bitja, disusun oleh 2019.
Cornelia, 1857.

JURNAL DEKAVE VOL.1, NO.1, 2021 5


PENGARUH BUDAYA MOOI INDIË DAN RIJSTTAFEL PADA DESAIN SAMPUL BUKU RESEP MASAKAN

Tren saintifikasi mulai berkembang di


awal abad ke-20 (Rahman, 2017:7), seorang
gastronom Catenius-van der Meijden
mendalami pengetahuan mengenai
makanan di Hindia. Pada masa ini, gambaran
mengenai keindahan Hindia Belanda (Mooi
Indië) mulai memengaruhi bentuk muka
buku resep masakan yang terbit. Ons Huis in
Indië (rumah kita di Hindia) karya Catenius-
van der Meijden terbit pada tahun 1908.
Desain sampulnya menggambarkan Gambar 3 Desain sampul Groot nieuw volledig
kemegahan rumah orang Belanda di Hindia. Indisch kookboek, ditulis oleh Cantenius-van der
Bangunan megah, dikelilingi pekarangan Meijden, 1925.
Sumber: https://www.amazon.com/Oost-Indisch-
luas, dengan kesejukan dari pohon kelapa Volledige-Rijsttafel-Belangrijk-
dan rerumputan di sekitar serta suasana Aanhangsel/dp/B0073HSSI4, diakses 19 Desember
yang tampak tentram. Selain itu, Cantenius 2019.

juga menerbitkan buku lagi pada tahun Buku resep masakan berikutnya Onze
1925, berjudul Groot nieuw volledig Indisch Rijsttafel disusun oleh E.W.K. Steinmetz yang
kookboek (buku masak Hindia terbesar, tidak diketahui kapan terbitnya. Desain
terbaru, dan terlengkap). Desain sampulnya sampul pada buku ini menggambarkan
menggambarkan seorang perempuan Eropa seorang pramusaji atau pelayan dengan
yang sedang sibuk memasak. Dapat dilihat warna kulit yang lebih gelap yang dapat
dari penampilannya yang menggunakan dilihat sebagai penggambaran pribumi.
pakaian terusan (dress) dengan celemek Gambaran ini menunjukkan posisi pribumi
atau apron, dan rambut pendek yang ditata yang dianggap lebih rendah karena
rapi. Pada buku kedua ini, dapat dilihat pula pekerjaannya yang melayani orang-orang
bagaimana perpaduan antara budaya Belanda. Kehadiran pelayan pada masa itu
pribumi dan Eropa bertemu. Dapat dilihat, dapat menjadi tolak ukur martabat atau
ada siluet seorang perempuan dengan kelas sosial keluarga yang dilayani. Semakin
gelungan rambut yang khas konde, banyak jumlah pelayan yang dimiliki,
menggambarkan bagaimana koki pribumi semakin tinggi pula kelas sosialnya.
menjadi latar belakang munculnya resep-
resep yang ada.

6 JURNAL DEKAVE VOL.1, NO.1, 2021


Viki Restina Bela

Gambar 4 Desain sampul Onze Rijzttafel, disusun


oleh E.W.K. Steinmetz
Sumber:
https://www.kompasiana.com/detikhidup/55005
6b28133119f19fa7701/selayang-pandang-sejarah-
budaya-makan-rijsttafel, diakses 19 Desember
2019.

Memasuki tahun 1930-an, kondisi


ekonomi Belanda mengalami masa krisis.
Kesadaran kaum intelek pribumi mulai
menunjukkan eksistensinya. Seperti para
pelukis Pribumi mulai membentuk sebuah
kelompok untuk bergerak bersama
menciptakan jalan bagi kesenian Indonesia,
maka dibentuklah Persagi yaitu Persatuan
Ahli Gambar Indonesia yang digagas oleh
Sudjojono pada tahun 1938. Setahun
sebelumnya, yaitu 1937 muncul Dr. Poorwo
Soedarmo menjadi penggagas berdirinya
Lembaga Makanan Rakjat.
Gerakan-gerakan kaum Pribumi tersebut
tentu saja mempengaruhi perkembangan seni
lukis dan budaya makan Indonesia. Mereka
mulai mengkritisi Mooi Indië maupun rijsttafel Gambar 5 Atas: desain sampul “Lajang
Panoentoen Bab Olah-Olah Kanggo para Wanita”,
dengan caranya masing-masing. Dalam seni ditulis oleh R.A.Kardinah, 1936. Bawah: desain
lukis, mereka membawa semangat realisme sampul “Masakan Sareng Amis-Amis”, 1934.
kondisi sosial yang perlu dilukiskan, tidak Sumber: https://docplayer.info/95527353-
Kuliner-di-indonesia.html,
melulu keindahan-keindahannya saja. Kritik https://www.bukalapak.com/p/hobi-
yang dilontarkan oleh Sudjojono mengenai koleksi/buku/masak/fm3tix-jual-n-marlina-76-
Mooi Indië ini hanya menggambarkan yang rupi-masakan-sareng-amis-amis, diakses 19
Desember 2019.
serba molek, serba indah dan melenakan dari
kondisi sesungguhnya yakni kondisi terjajah.
Pada tahun 1936, Raden Ajoe Adipati
Sudjojono melihat Mooi Indië ini merupakan
Arija Reksa-Nagara alias R.A. Kardinah
bentuk yang digunakan hanya untuk menghibur
(saudari R.A. Kartini), seorang gastronom
orang-orang asing. Sedangkan dalam hal
didikan Eropa menerbitkan buku resep
makanan, mulai muncul dan ditempatkan ke
masakan yang berjudul “Lajang Panoentoen
dalam ruang pers pribumi. Munculnya buku-
Bab Olah-Olah Kanggo para Wanita”. Balai
buku resep masakan yang disusun Pribumi
Pustaka turut menerbitkan buku resep
tidak saja mengimbangi karya orang Belanda,
masakan dengan bahasa daerah, salah satu
bahkan mereka mulai berani menandinginya.
contohnya buku berbahasa Sunda “Masakan
Sareng Amis-Amis” (masakan dan manis-

JURNAL DEKAVE VOL.1, NO.1, 2021 7


PENGARUH BUDAYA MOOI INDIË DAN RIJSTTAFEL PADA DESAIN SAMPUL BUKU RESEP MASAKAN

manis) yang terbit pada tahun 1934. Desain rubrik Rahasia Dapur di majalah mingguan
sampulnya masih terlihat sederhana dengan Star Weekly dengan nama pena Nyonya
elemen visual yang memainkan besar kecil Rumah. Atas permintaan pembaca,
huruf dan beberapa macam jenis huruf yang kumpulan resep-resep tersebut dibukukan
dipakai. Buku ini hadir tanpa menggunakan menjadi sebuah buku resep masakan
ilustrasi, yang terlihat hanyalah ornamen “Pandai Masak”, terbit tahun 1957. Desain
yang membingkai judul buku tersebut. sampulnya masih sangat terpengaruh
dengan rijsttafel, tampak dari pakaian yang
digambarkan bercirikan modern,
hidangannya berupa makanan dan minuman
Indonesia yang disajikan di atas piring dan
gelas seperti budaya prasmanan. Namun,
penggambaran ilustrasi wanita yang
nampak tidak lagi terlihat sangat Eropa
dengan menampilkan wanita dengan kulit
sawo matang khas Asia Tenggara.

Gambar 6 Desain sampul “Pandai Masak”, disusun


oleh Julie Sutardjana, 1957.
Sumber: https://www.bukalapak.com/p/hobi-
koleksi/buku/masak/8ypkzz-jual-buku-pandai-
masak, diakses 19 Desember 2019.

Seiring berakhirnya pendudukan Gambar 7 Desain sampul “Mustika Rasa”,1967.


Sumber:
kolonial Belanda di Hindia, kelompok- https://www.thejakartapost.com/files/images2/2
kelompok yang dibentuk pada masa 4mustikasrasa.jpg
tersebut dibubarkan ketika Jepang datang.
Kelesuan di banyak bidang mulai terasa, Pada tahun 1950-an Presiden Sukarno
seperti seretnya aktivitas kesenian maupun yang sedang gencar dengan program
perbukuan. Baru setelah Indonesia “revolusi makanan rakjat” kemudian
mendapatkan kemerdekaannya, semangat menghasilkan sebuah buku resep masakan
kelompok-kelompok tadi mulai dilanjutkan Indonesia “Mustika Rasa”. Desain sampulnya
oleh generasi-generasi berikutnya. Pada mulai meninggalkan konsep Mooi Indië dan
tahun 1951, seorang peranakan Tionghoa, rijsttafel, perempuan yang digambarkan
Julie Sutardjana, menjadi penanggungjawab sesuai realitas orang Pribumi dengan

8 JURNAL DEKAVE VOL.1, NO.1, 2021


Viki Restina Bela

pakaian kebaya dan rambut yang disanggul. ekonomi dan politik yang berlangsung
Suasana sekelilingnya juga menggambarkan memiliki pengaruh terhadap praktik desain.
situasi dapur Pribumi dengan peralatan dan
KEPUSTAKAAN
cara memasak tradisional. Judul buku pun
menggunakan bentuk huruf dengan [1] Burhan, M. Agus. 2008. Perkembangan
lengkung khas ukiran tradisional. Seni Lukis Mooi Indië sampai Persagi di
Batavia, 1900-1942. Jakarta: Galeri
KESIMPULAN Nasional Indonesia.
[2] Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu
Dari pemaparan di atas, dapat dilihat bahwa Antropologi. Jakarta: Penerbit PT Rineka
kondisi sosial suatu masyarakat dapat Cipta.
tergambarkan dalam banyak hal, mulai dari [3] Rahman, Fadly. 2016. Rijsttafel Budaya
resep hingga desain sampul buku yang Kuliner di Indonesia Masa Kolonial 1870-
terbit. Seperti ungkapan yang muncul 1942. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
bagaimana perubahan budaya dapat dilihat
[4] Rahman, Fadly. 2017. “Dari Indische
dari perkembangan atau perbedaan satu Keuken ke Boga Indonesia 1857-1967”,
resep masakan yang sama. Desain sampul Mata Jendela, Edisi 2 – 2017.
buku pun dapat memberikan gambaran [5] Sitompul, Martin. 2015. “Dari OSVIA
budaya yang tengah terbentuk. Perubahan Sampai IPDN, Riwayat Sekolah Birokrat”,
sosial yang terjadi pada masa kolonial Historia.id
Belanda sampai masa kemerdekaan pun
turut terekam dan tersebar melalui desain
sampul buku yang muncul. Termasuk
bagaimana kemudian budaya Indis, Mooi
Indië dan rijsttafel disebarluaskan melalui
medium desain buku resep masakan. Ide-ide
yang disebarkan ini kemudian berdampak
pada kemunculan gerakan nasionalis
Pribumi,
Penggambaran kemegahan bangunan,
keindahan panorama Hindia Belanda,
keeksotisan negri tropis menjadi sudut
pandang utama gaya lukisan Mooi Indië. Pun
perkembangan dari ide ‘keindahan’ yang
digadang-gadang oleh para kolonial Belanda
memengaruhi bagaimana budaya makan,
yang terangkum dalam rijsttafel di
masyarakat. Makan tidak lagi perkara
mengisi perut tetapi menjadi alat untuk
menunjukkan kelas sosial. Hal-hal ini
menunjukkan bagaimana kondisi sosial,

JURNAL DEKAVE VOL.1, NO.1, 2021 9

You might also like