You are on page 1of 13

KELOMPOK 4

Persekongkolan Tender
Dosen Pengampu : Ibu Rismawati, S.H., M.Hum
KELOMPOK 4

M.Farhan Husni (2003101010367)


Azmy Sahara Sitorus (1903101010001)
Kurnianda (1903101010002)
Nurfahlita Dewi Rambe (1903101010004)
Aina Sulfi Hsb (1903101010008)
Risnalisa.sb(1903101010053)
Muhammad Chiesa Handaya (1903101010172)
Firly Anggreini Rananto (1903101010334)
Dedi Harry Alfitra (1903101010384)
Berdasarkan kamus hukum,

Apa itu persekongkolan adalah suatu
persekongkolan kerjasama antara dua pihak atau

tender? lebih yang secara bersama-sama


melakukan tindakan yang melanggar
hukum.

Pengertian tentang persekongkolan persekongkolan dalam tender


dalam tender menurut beberapa sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal
negara adalah suatu perjanjian 22 UU No. 5 Tahun 1999 adalah
antara beberapa pihak untuk kerjasama antara dua pihak atau lebih
memenangkan pesaing dalam suatu dalam rangka memenangkan peserta
tender. tender tertentu.
Persekongkolan dalam tender
dapat dibedakan pada tiga jenis :

Persekongkolan
persekongkolan Persekongkolan
Horizontal dan
horizontal Vertikal Vertikal
KASUS POSISI

Pada proses pelaksanaan salah satu tender dari beberapa


kerangka pembangunan kawasan wisata Danau Toba
terdapat isu persekongkolan tender, yaitu pada
pelaksanaan tender proyek pembangunan jalan akses
Bandara Sibisa di Kabupaten Toba, Provinsi Sumatera
Utara . pada proses penentuan pemenangan tender
Pembangunan Jalan Akses Bandara Sibisa ditemukan
berbagai unsur pelanggaran yang dilakukan oleh POKJA
untuk memenangkan PT. Mitha Sarana Niaga yang
ditetapkan sebagai pemenang utama dan PT. Razasa
Karya sebagai pemenang Cadangan.

PERS E K O NGKOLAN T ENDER


Pasal yang dilanggar:

Adanya rangkap jabatan tentu saja melanggarPasal 7 Ayat (2) Peraturan


Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah mengenai Etika Pengadaan Barang/Jasa. Dan adanya
rangkap jabatan personil inti dari perusahaan yang sama-sama
mengikuti tender tersebut tentu pula melanggar ketentuan Pasal 26
Undang-Undang No 5 Tahun 1999.
Pasal 22 Undang-Undang No. 5
Tahun 1999
tentang persekongkolan.

Pasal 7 Ayat (2) Peraturan


Presiden Nomor 16 Tahun 2018
Unsur- Unsur tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
yang dilanggar mengenai Etika Pengadaan
Barang/Jasa.

Pasal 26 Undang-Undang No 5
Tahun 1999.
adanya rangkap jabatan
personil inti dari perusahaan
yang sama-sama mengikuti
tender.
Pembuktian terkait jabatan rangkap yang melanggar ketentuan
Pasal 26 Undang-Undang No 5 Tahun 1999 dan Pasal 7 Ayat (2)
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018

pada isi dari dokumen kualifikasi yang diunggah oleh PT.


Mitha Sarana Niaga pada LPSE, ditemukan bahwa Daniel
Riandy Darmawan Panggabean menjabat sebagai Komisaris
dari PT. Mitha Sarana Niaga. Selain menjabat sebagai
Komisaris pada PT. Mitha Sarana Niaga ditemukan fakta
pada dokumen kualifikasi yang diunggah oleh PT. Razasa
Karya, Daniel Riandy Darmawan Panggabean juga menjabat
sebagai Direktur.
Pembuktian mengenai keterkaitan yang erat dalam bidang usaha
yang melanggar Pasal 26 Undang-Undang No 5 Tahun 1999

ditemukan bukti di dalam perjanjian sewa menyewa alat Daniel Riandy Panggabean yang
dalam dokumen diketahui bahwa kedua perusahaan menjabat baik sebagai Komisaris
penawaran bahwa tersebut memiliki alamat yang sama yaitu PT Mitha Sarana Niaga mau
Notaris yang di Jalan Sisingamangaraja KM. 6,3 No. 40, pun Direktur pada PT Razasa Karya
mengesahkan Medan. Selain itu dari pemeriksaan adalah keponakandari Raja
perjanjian sewa dokumen perjanjian sewa alat PT Miduk Pangihutan Sirait yang menjabat
menyewa kedua Arta, diketahuibahwa perusahaan sebagai DirekturUtama PT Miduk
perusahaan tersebut tersebut juga memberikan dukungan alat Arta semakin memperkuat
adalah Notaris yang kepada PT Razasa Karya. keyakinan bahwa terdapat adanya
sama. hubungan kekerabatan di antara
kedua belah pihak yang tentu
menimbulkan adanya persaingan
semu pada proses pelelangan
tender ini.
Pada penjelasan Pasal 22 Undang-Undang No.5
Tahun 1999 yang menjabarkan adanya jenis-jenis
persekongkolan, kerjasama antara PT Mitha Sarana
Niaga dengan PT Razasa Karya pada saat mengikuti
proses tender yang sama termasuk dalam jenis
persekongkolan horizontal di mana terdapat
kerjasama antar sesama pelaku usaha yang mengikuti
tender yang sama. Kerja sama kedua pelaku usaha
tersebut dengan POKJA termasuk dalam kategori
persekongkolan vertikal karena terjadi antara pelaku
usaha atau lebih dengan panitia tender.
PUTUSAN

Dalam Putusan Nomor 681/Pdt.Sus.KPPU/2019/PN-


Mdn diketahuibahwa perbuatan para pihak seperti PT
Mitha Sarana Niaga , PT Razasa Karya serta POKJA telah
memenuhi unsur Pasal 22 UU Nomor 5 Tahun 1999
seperti unsur pelaku usaha, unsur pelaku usaha lain,
unsur bersekongkol, unsur mengatur dan/atau
menentukan pemenang tender, dan unsur dapat
mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat
dalam pelaksanaan tender Proyek Pembangunan Jalan
Akses Bandara Sibisa Sumatera Utara.

KESIMPULAN
Dalam proses penentuan pemenangan tender Proyek
Pembangunan Jalan Akses Bandara Sibisa Sumatera Utara
ditemukan banyak bukti-bukti yang mengarahkan bahwa dalam
penentuan pemenangan tender tersebut telah diatur, sehingga PT
Mitha Sarana Niaga dan PT Razasa Karya dapat dimenangkan
sebagai pemenang tender oleh POKJA. Dalam penentuan
pemenangan tender ini terdapat persekongkolan antara POKJA
dengan PT Mitha Sarana Niaga dan PT Razasa Karya.
PERS E K O NGKOLAN T ENDER

THANK YOU

You might also like