You are on page 1of 20

Sejarah dan Budaya:

Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Reserach/


Conseptual
Article/Book
Journal homepage: http://journal2.um.ac.id/index.php/sejarah-dan-budaya/index
Review

EVALUASI KUALITAS VISUAL LANSKAP PADA KAWASAN WISATA CANDI


SUMBERAWAN DI KECAMATAN SINGOSARI KABUPATEN MALANG

Martinus Toba Daranga, Hesti Triana Soelistyarib, Debora Budiyonoc


marthodarang@gmail.com, hestitriana61@gmail.com, Debora.budiyono@unitri.ac.id
a
Universitas Tribhuwana Tunggadewi (UNITRI). Jl. Telaga Warna, Tlogomas, Malang 65144, Indonesia.
b
Universitas Tribhuwana Tunggadewi (UNITRI). Jl. Telaga Warna, Tlogomas, Malang 65144, Indonesia.
c
Universitas Tribhuwana Tunggadewi (UNITRI). Jl. Telaga Warna, Tlogomas, Malang 65144, Indonesia.

ARTICLE INFO
ABSTRACT
Received: 16th December 2021 This study aims to determine the visual quality of the landscape and visual landscape in the Candi
Revised: 18th December 2021 Sumberawan area, Malang Regency through Scenic Beauty Estimation (SBE). The Scenic Beauty
Accepted: 20th December 2021 Estimation (SBE) method used is related to the location of the respondents, data analysis, and
Published: 30th December 2021 visual evaluation of the landscape. Based on the results of the analysis, it can be seen that the
tourist area of Sumberawan Temple is dominated by the visual quality of the landscape with
unknown criteria. Based on the perception of visitors to the tourist area of Sumberawan Temple,
Permalink/DOI the highest attraction is the attraction to the history and myths of the area, proper facilities with
10.17977/um020v13i22019p1 fairly clean quality, accessibility using private vehicles, promotion and tourist information
through friends and the beauty of the tourist area of Sumberawan Temple is very beautiful. In
addition, based on the preferences of visitors, the attraction of the Sumberawan Temple tourist
area is the Sumberawan Temple, the type of activity carried out is tracing the history of the
Copyright © 2021.
Sejarah dan Budaya temple and what needs to be improved to add to the beauty of the Sumberawan Temple is road
Email: jsb.journal@um.ac.id access and typical plants. Recommendations that can be made to improve the visual quality of the
Print ISSN: 1979-9993 landscape in the Sumberawan Temple area in the zone section. The zone recommendations in
Online ISSN: 2503-1147 question include: main entrance zone, pedestrian zone zone, core zone and design concept
recommendations.
KEYWORDS
Sumberawan Temple, landscape visual quality, Scenic Beauty Estimation (SBE)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kualitas visual lanskap dan mengevaluasi visual
lanskap di kawasan Candi Sumberawan, Kabupaten Malang melalui metode Scenic Beauty
Estimation (SBE). Metode Scenic Beauty Estimation (SBE) yang digunakan berkaitan dengan
penentuan lokasi responden, analisis data, dan evaluasi visual lanskap. Berdasarkan hasil analisis
dapat diketahui bahwa kawasan wisata Candi Sumberawan didominasi oleh kualitas visual
lanskap dengan kriteria tidak indah. Sedangkan berdasarkan persepsi pengunjung pada kawasan
wisata Candi Sumberawan yang tertinggi adalah daya tarik terhadap sejarah dan mitos kawasan,
fasilitas yang layak dengan kualitas cukup bersih, aksebilitas menggunakan kendaraan pribadi,
promosi dan informasi wisata melalui teman, dan keindahan pada kawasan wisata Candi
Sumberawan sangat indah. Selain itu, berdasarkam preferensi pengunjung yang menjadi daya
tarik kawasan wisata Candi Sumberawan adalah Candi Sumberawan, jenis kegiatan yang
dilakukan yaitu menelusuri history Candi dan yang perlu diperbaiki untuk menambah keindahan
Candi Sumberawan adalah askes jalan serta tanaman khas. Rekomendasi yang dapat dilakukan
terhadap peningkatan kualitas visual lanskap di di kawasan Candi Sumberawan dibagi
berdasarkan perzona. Adapun rekomendasi zona yang dimaksud meliputi: zona jalan utama pintu
masuk, zona jalur pejalan, zona inti dan rekomendasi konsep desain.

KATA KUNCI
Candi Sumberawan, Kualitas Visual Lanskap, Scenic Beauty Estimation (SBE)

1
[Martinus Toba Darang]
SEJARAH DAN BUDAYA, VOL. 16 , NO.2 , TAHUN 2022

PENDAHULUAN
Kecamatan Singosari merupakan kecamatan yang berada dalam wilayah
Kabupaten Malang yang terdiri dari 3 kelurahan dan 14 desa salah satunya Desa
Toyomarto. Desa Toyomarto memiliki luas ± 905 Ha dan tujuh dusun salah satunya
Dusun Sumberawan. Dilain sisi Dusun Sumberawan Desa Toyomarto juga memiliki
kawasan yang dapat dijadikan objek wisata salah satunya objek wisata candi
Sumberawan.
Candi Sumberawan adalah salah satu wisata warisan budaya yang berada di
Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Candi Sumberawan dibangun pada masa
peninggalan kerajaan Majapahit dan digunakan oleh umat Budha sampai saat ini
sebagai pusat perayaan Hari Raya Waisak di Kabupaten Malang. Candi Sumberawan
juga diketahui sebagai sebuah stupa kecil yang terletak di Dusun Sumberawan, Desa
Toyomarto yang jarak sekitar 6 km dengan ketinggian 5,23 meter dan lebar sekitar
6,23 meter, Suwardono (2003). Candi Sumberawan berasal dari kata candika graha
yang artinya tempat Dewi Chandhika, yaitu Dewi maut atau Dewi kematian Durga,
sehingga candi selalu dihubungkan dengan monument untuk menghormati atau memuji
sang raja yang telah meninggal.
Kawasan Candi Sumberawan memiliki nilai sejarah yang tinggi sehingga
ditetapkan sebagai Cagar Budaya yang perlu dilestarikan, namun di sisi lain
Sumberawan memiliki potensi sebagai objek wisata yaitu memiliki visual lanskap yang
indah, sumber daya air, deretan lahan persawahan penduduk, terdapat banyak pohon
pinus pada sekitar kawasan wisata, dan juga beberapa tanaman khas pada sekitar
Candi. Oleh karena itu, kawasan Sumberawan dijadikan objek wisata sejarah yang
diatur Undang-Undang No.11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya dan Undang-Undang
No.10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan.
Namun dengan beberapa potensi tersebut ada beberapa kendala yang ditemukan
diantaranya akses jalur menuju objek wisata candi Sumberawan belum tertata dengan
baik, banyak pembangunan dilakukan terlalu berdekatan dengan tepi jalan menuju
objek wisata, ruang untuk pejalan menuju candi belum tertata dengan baik sehingga
menimbulkan lumpur ketika hujan, lahan parkir terlalu sempit, minimnya tempat
sampah dan gazebo pada lokasi, kurangnya vegetasi tanaman pada sekitar candi, dan
pola ruang belum tertata dengan baik. Permasalahan tersebut yang menimbulkan
kualitas estetika visual yang buruk dan kurang nyaman bagi para pengunjung.
Nassar (1998) mengatakan kualitas estetika pada suatu lanskap kawasan dapat
memberikan suatu kepuasan tersendiri kepada setiap individu secara tidak langsung
dapat mempengaruhi perilaku manusia. Budiyono (2014) juga mengatakan bahwa
semakin tinggi kualitas visual bentang alam dari suatu kawasan berpengaruh terhadap
nilai kualitas visual yang semakin tinggi. Selanjutnya Menurut Bell (1993) mengatakan
bahwa istilah estetika berasal bahasa Yunani yaitu ‘aesthenesthai’ yang berarti untuk
melihat dan ‘aistheta’ yang berarti hal-hal yang dirasakan dalam hal menggunakan
indera pengelihatan. Pada dasarnya estetika menggambarkan satu bentuk hubungan
dengan lingkungan kita.

2
[Martinus Toba Darang]
SEJARAH DAN BUDAYA, VOL. 16 , NO.2 , TAHUN 2022

Berdasarkan potensi dan kendala perlu dilakukan untuk mengevaluasi nilai


kualitas estetika visual lanskap pada Kawasan Wisata pada Candi Sumberawan di
Singosari Kabupaten Malang melalui metode Scenic Beauty Estimation (SBE) serta
melalui analisis penilaian persepsi dan preferensi responden pengunjung untuk
mengetahui nilai kualitas pada Kawasan Wisata Candi Sumberawan sehingga hal ini
dapat menjadi acuan Pemerintah Kabupaten dalam meningkatkan jumlah pengunjung
pada kawasan wisata Sumberaan. Adapun tujuan penelitian ini meliputi: 1)
Mengidentifikasi kualitas visual lanskap di Kawasan Candi Sumberawan, Kabupaten
Malang dan 2) Mengevaluasi visual lanskap di kawasan Candi Sumberawan, Kabupaten
Malang melalui metode Scenic Beauty Estimation (SBE).

METODE
Penelitian ini menggunakan metode Scienc Beauty Estimation (SBE) yang
berkaitan dengan penentuan lokasi responden, analisis data, dan evaluasi visual
lanskap. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder.
1. Data Primer adalah pengumpulan data melalui observasi berupa penentuan
vintage point, pengambilan dan seleksi foto, pengamatan langsung,
wawancara, dan penilaian evaluasi visual lanskap.
2. Data Sekunder adalah pengambilan data melalui studi pustaka, baik berupa
buku, statistik, laporan hasil penelitian, jurnal, majalah, internet dan
sebagainya yang berhubungan dengan penelitian.
Tahapan kegiatan yang dilakukan dalam metode penelitian ini adalah: Persiapan,
pengumpulan data dan informasi, penilaian, pengolahan data dan penyusunan
rekomendasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisa Deskriptif

A. Persepsi Pengunjung
1. Persepsi Pengunjung Berdasarkan Aspek Daya Tarik
Tabel 4. Persepsi Pengunjung Berdasarkan Aspek Daya Tarik
No Indikator Frekuensi Persentase (%) (n = 51)
1 Keinginan Berkunjung    
a. Luas kawasan 3 5,88
b. Tema kawasan 2 3,92
c. Sejarah dan mitos kawasan 46 90,20
2 Keunikan Sumber Daya Alam    
a. Candi sumber awan 32 62,75
b. Flora dan Fauna 1 1,96
c. Pemandangan alam 18 35,29
3 Sumber Daya Alam Yang Menonjol    
a. Sumber air 45 88,24
b. Flora 3 5,88
c. Fauna 3 5,88
4 Kegiatan di Tempat Wisata    
a. Berfoto 21 41,18
b. Camping 2 3,92
c. Bersantai-santai 28 54,90
Sumber: Data Olahan, 2022

3
[Martinus Toba Darang]
SEJARAH DAN BUDAYA, VOL. 16 , NO.2 , TAHUN 2022

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa pada persepsi pengunjung


berdasarkan aspek daya tarik pada kawasan wisata Candi Sumberawan menunjukan
bahwa jumlah tertinggi keinginan berkunjung terdapat pada sejarah dan mitos kawasan
yaitu sebanyak 90,20% atau 46 responden, jumlah tertinggi keunikan sumber daya
alam terdapat pada Candi Sumberawan sebanyak 62,75% atau 32 responden, jumlah
tertinggi sumber daya alam yang menonjol terdapat pada sumber air sebanyak 88,24%
atau 45 responden dan jumlah tertinggi kegiatan di tempat wisata yaitu bersantai-
santai sebanyak 54,90% atau 28 responden. Hal ini menunjukan bahwa pada umunya
keinginan wisatawan yaitu mengetahui sejarah dan mitos kawasan, keunikan sumber
daya alam pada kawasan Candi Sumberawan yaitu Candi Sumberawan, sumberdaya
alam yang menonjol pada kawasan Candi Sumberawan yaitu sumber air sedangkan
kegiatan wisata yang dilakukan oleh wisatawan yaitu bersantai-santai.
2. Persepsi Pengunjung Berdasarkan Aspek Fasilitas
Tabel 5. Persepsi Pengunjung Berdasarkan Aspek Fasilitas
N
Indikator Frek uensi Persentase (%) (n = 51)
o
1 Kondisi Tempat Parkir    
a. Luas 17 33,33
b. Sangat Luas 1 1,96
c. Sempit 33 64,71
2 Kondisi Kios/Warung    
a. Layak 43 84,31
b. Sangat Layak 4 7,84
c. Tidak Layak 4 7,84
3 Penyediaan tempat sampah & gazebo    
a. Memadai 35 68,63
b. Sangat Memadai 5 9,80
c. Kurang Memadai 11 21,57
Sumber: Data Olahan, 2022
Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa persepsi pengunjung berdasarkan
aspek fasilitas pada kawasan wisata Candi Sumberawan menunjukan bahwa jumlah
tertinggi kondisi tempat parkir yaitu sempit sebanyak 64,71% atau 33 responden,
jumlah tertinggi kondisi kios atau warung yaitu layak 84,31% atau 43 responden, dan
jumlah tertinggi penyediaan tempat sampah dan gazebo yaitu memadai 68,63% atau 35
responden. Hal ini menunjukan bahwa kondisi tempat parkir pada kawasan wisata
Candi Sumberawan yaitu sempit, dan kondisi kios atau warung pada kawasan wisata
Candi Sumberawan pada umumnya masih terlihat laaayak sedangkan penyedian tempat
sampah dan gazebo pada kawasan wisata Candi Sumberawan menunjukan memadai.
3. Persepsi Pengunjung Berdasarkan Aspek Kualitas
Tabel 6. Persepsi Pengunjung Berdasarkan Aspek Kualitas
No Indikator Freku ensi Persentase (%) (n = 51)
1 Kondisi Kawasan Wisata    
a. Sangat Bersih 17 33,33
b. Cukup Bersih 33 64,71
c. Kotor 1 1,96
2 Perasaan Saat Berkunjung    
a. Sangat nyaman 23 45,10
b. Cukup nyaman 28 54,90
c. Tidak nyaman 0 0,00
Sumber: Data Olahan, 2022

4
[Martinus Toba Darang]
SEJARAH DAN BUDAYA, VOL. 16 , NO.2 , TAHUN 2022

Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa persepsi pengunjung berdasarkan


aspek kualitas pada kawasan wisata Candi Sumberawan menunjukan bahwa jumlah
tertinggi kondisi kawasan wisata yaitu cukup bersih sebanyak 64,71% atau 33
responden dan jumlah tertinggi perasaan saat berkunjung terdapat pada cukup nyaman
sebanyak 54,90% atau 28 responden. Hal ini menunjukan bahwa kondisi pada kawasan
wisata Candi Sumberawan pada umumnya cukup bersih sedangkan perasaan
pengunjung saat berada pada kawasan Wisata Candi Sumberawan menunjukan cukup
nyaman.
4. Persepsi Pengunjung Berdasarkan Aspek Aksebilitas
Tabel 7. Persepsi Pengunjung Berdasarkan Aksebilitas
No Indikator Frek uensi Persentase (%) (n = 51)
1 Waktu Tempuh ke Lokasi Wisata    
a. < 30 menit 21 41,18
b. 30 menit - 1 jam 25 49,02
c. > 2jam 5 9,80
2 Kondisi Jalan Menuju Lokasi    
a. Sangat terawat dengan baik 13 25,49
b. Cukup terawat dengan baik 28 54,90
c. Tidak terawat dengan baik 10 19,61
3 Moda Transportasi    
a. Jalan kaki 3 5,88
b. Kendaraan pribadi 47 92,16
c. Kendaraan Umum 1 1,96
4 Akses Jalan di Dalam Kawasan Wisata    
a. Sangat Mendukung 7 13,73
b. Cukup mendukung 18 35,29
c. Kurang mendukung 26 50,98
Sumber: Data Olahan, 2022
Berdasarkan pada Tabel 7 diatas diketahui bahwa persepsi pengunjung
berdasarkan aspek aksebilitas pada kawasan Candi Sumberawan bahwa jumlah
tertinggi waktu tempuh ke lokasi wisata terdapat pada 30 menit sampai 1 jam sebanyak
49,02% atau 25 responden, jumlah tertinggi kondisi jalan menuju lokasi yaitu cukup
terawat dengan baik sebanyak 54,90% atau 28 responden, jumlah tertinggi moda
transportasi yaitu kendaraan pribadi sebanyak 92,16% atau 47 responden dan jumlah
tertinggi akses jalan didalam kawasan wisata yaitu kurang mendukung sebanyak
50,98% atau 26 responden. Hal ini menunjukan bahwa pada umumnya para wisatawan
melakukan perjalanan menuju lokasi kawasan Wisata Candi Sumberawan dengan
waktu tempuh 30 menit sampai dengan 1 jam, kondisi jalan menunju lokasi kawasan
wisata Candi Sumberawan terlihat cukup terawat dengan baik, moda transportasi pada
umumnya yaitu kendaraan pribadi sedangkan akses jalan didalam kawasan wisata
Candi Sumberawan kurang mendukung.
5. Persepsi Pengunjung Berdasarkan Promosi dan Informasi
Tabel 8. Persepsi Pengunjung Berdasarkan Promosi dan Informasi
No Indikator Freku ensi Persentase (%) (n = 51)
1 Informasi Kawasan Wisata    
a. Teman 42 82,35
b. Internet 8 15,69
c. Web terkait 1 1,96
2 Informasi Setelah Berkunjung    
a. Sangat Mengetahui 15 29,41
b. Cukup Mengetahui 35 68,63

5
[Martinus Toba Darang]
SEJARAH DAN BUDAYA, VOL. 16 , NO.2 , TAHUN 2022

c. Tidak mengetahui 1 1,96


3 Kepuasan Informasi Yang Tersedia    
a. Sangat puas 17 33,33
b. Cukup puas 32 62,75
c. Kurang puas 2 3,92
Sumber: Data Olahan, 2022
Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa persepsi pengunjung berdasarkan
promosi dan informasi pada kawasan Candi Sumberawan bahwa jumlah tertinggi
informasi kawasan wisata berasal dari teman sebanyak 82,35% atau 42 responden,
jumlah tertinggi informasi setelah berkunjung yaitu cukup mengetahui sebanyak
68,63% atau 35 responden dan jumlah tertinggi kepuasan informasi yang tersedia yaitu
cukup puas sebanyak 62,75% atau 32 responden. Hal ini menunjukan bahwa pada
umumnya para wisatawan yang datang berkunjung di kawasan wisata Candi
Sumberawan banyak mengetahui sumber informasi kawasan wisata yaitu dari teman
dan informasi setelah berkunjung pada umumnya pengunjung merasa cukup
mengetahui sedangkan kepuasan informasi yang tersedia pada kawasan wisata Candi
Sumberawan yaitu cukup puas.
6. Persepsi Pengunjung Berdasarkan Aspek Keindahan
Tabel 9. Persepsi Pengunjung Berdasarkan Aspek Keindahan
No Indikator Freku ensi Persentase (%) (n = 51)
1 Kondisi Kawasan Candi    
a. Sangat indah 26 50,98
b. Cukup indah 25 49,02
c. Tidak indah 0 0,00
2 Kondisi Pada Area Candi    
a. Terang 39 76,47
b. Sangat terang 11 21,57
c. Tidak terang 1 1,96
3 Kondisi Pada Area Pemandian    
a. Bersih 39 76,47
b. Sangat bersih 11 21,57
c. Kotor 1 1,96
4 Suasana Dalam Kawasan Wisata    
a. Sangat sejuk 36 70,59
b. Cukup sejuk 15 29,41
c. Kurang Sejuk 0 0,00
5 Suasana Ketika di Dalam Area Candi    
a. Hening 33 64,71
b. Cukup hening 17 33,33
c. Ramai 1 1,96
Sumber: Data Olahan, 2022
Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui bahwa persepsi pengunjung berdasarkan
aspek keindahan pada kawasan wisata Candi Sumberawan bahwa jumlah tertinggi dari
kondisi kawasan Candi yaitu sangat indah sebanyak 50,98% atau 26 responden, jumlah
tertinggi dari kondisi pada area candi yaitu terang sebanyak 76,47% atau 39 responden,
jumlah tertinggi kondisi pada area pemandian yaitu bersi sebanyak 76,47% atau 39
responden, jumlah tertinggi suasana dalam kawasan wisata yaitu sangat sejuk sebanyak
70,59% atau 36 responden dan jumlah tertinggi suasana ketika didalam area Candi
yaitu suasana hening sebanyak 64,71% atau 33 responden. Hal ini menunjukan bahwa
kondisi pada kawasan Candi Sumberawan pada umumnya yaitu sangat indah, kondisi
pada area Candi yaitu terang, kondisi pada area pemandian yaitu bersih, suasana dalam

6
[Martinus Toba Darang]
SEJARAH DAN BUDAYA, VOL. 16 , NO.2 , TAHUN 2022

kawasan wisata Candi Sumberawan yaitu sangat sejuk sedangkan suasana ketika
berada di dalam Candi yaitu hening.

Grafik Presepsi Pengunjung


100.00 90.20 84.31 92.16
82.35 82.35
80.00 64.71
60.00
40.00
20.00
0.00
an ya
k ih di an ah
as la rs ba em nd
aw
ng be pr
i t ti
k
ya
p ui ga
os ku aa
n al an
it ng el
m u cu ar m is
n ar an nd as
i
nd
da /w as ke ca
os aw s rm
ra
h ta fo an
ja ki k
ili in as
as as w
se it sb n a
k li t al se da K
ri si Ku Ak
i
ta Fa os
a m
ay o
D Pr

Gambar 2. Grafik Persepsi Pengunjung


Berdasarkan Gambar 2 hasil persepsi pengunjung pada kawasan wisata Candi
Sumberawan dapat menunjukan bahwa daya tarik pada kawasan wisata Candi
Sumberawan yaitu sejarah dan mitos kawasan dengan persentase 90,20 % atau 46
orang. Fasilitas yang ada pada kwasan wisata Candi Sumberawan adalah layak dengan
84,31 % atau 43 responden. Kualitas pada kawasan wisata Candi Sumberawan cukup
bersih dengan persentase 64,71 % atau 33 responden. Aksebilitas pada kawasan wisata
Candi Sumberawan adalah kendaraan pribadi 92,16 % atau 47 responden. Promosi dan
informasi pada kawasan wisata Candi Sumberawan adalah teman dengan 82,35 % atau
42 responden, Sedangkan berdasarkan hasil persepsi pengunjung berdasarkan
keindahan pada kawasan wisata Candi Sumberawan adalah sangat indah dengan
persentase 82,35 % atau 42 responden.

B. Preferensi Pengunjung
Menurut Porteus (1977) dalam Dwiputra (2013) preferensi merupakan bagian
dari komponen pembuatan keputusan dari seorang individu. Hal ini preferensi sangat
penting dalam melakukan evaluasi kualitas visual pada kawasan wisata Candi
Sumberawan. Preferensi pengunjung pada kawasan wisata Candi Sumberawan dapat
dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Preferensi Pengunjung
N
Indikator Freku ensi Persentase (%) (n = 51)
o
1 Daya Tarik Pengunjung    
a. Candi sumberawan 30 58,82
b. Kolam pemandian 9 17,65
c. Keindahan hutan pinus 9 17,65
d. Flora dan Fauna 3 5,88
2 Jenis Kegiatan Pengunjung    
a. Menikmati keindahan kolam 14 27,45
b. Fotografi 4 7,84
c. Berkemah 3 5,88
d. Menulusuri histori candi 30 58,82
3 Harapan Pengunjung    
a. Akses jalan ke candi SA 56,86
29

b. Area parkir 3 5,88

7
[Martinus Toba Darang]
SEJARAH DAN BUDAYA, VOL. 16 , NO.2 , TAHUN 2022

c. Welcome area 2 3,92


d. Taman sekitar candi 17 33,33
4 Tanaman yang ingin ditambahkan    
a. Memiliki aroma wangi 6 11,76
b. Tanaman berbunga 6 11,76
c. Memiliki daun indah 2 3,92
d. Tanaman khas 37 72,55
Sumber: Data Olahan, 2022
Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui bahwa pada aspek preferensi pengunjung
pada kawasan wisata Candi Sumberawan menunjukan bahwa jumlah daya tarik
pengunjung tertinggi terdapat pada Candi Sumberawan dengan persentase sebanyak
58,082% atau 30 responden, jumlah tertinggi jenis kegiatan pengunjung sebanyak
58,82% atau 30 responden, jumlah tertinggi harapan pengunjung sebanyak 56,86%
atau 29 responden dan jumlah tertinggi tanaman yang ingin ditambahkan sebanyak
72,55% atau 37 responden. Hal ini menunjukan bahwa pada umumnya yang menjadi
daya tarik pengunjung pada kawasan wisata sumberawan yaitu Candi Sumberawan,
jenis kegiatan pengunjung yang dilakukan oleh para pengunjung yaitu menelusuri
history Candi, harapan para pengunjung yang datang di kawasan wisata Sumberawan
yaitu mengharapkan akses jalan menuju Candi Sumberawan serta tanaman yang ingin
ditambahkan yaitu tanaman khas.

Preferensi Pengunjung
80.00
72.55
70.00
58.82 58.82 56.86
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
Daya tarik Candi Jenis kegiatan Harapan akses jalan Tanaman khas
Sumberawan menelusuri histori Candi SA
candi

Gambar 3. Grafik Preferensi Pengunjung


Berdasarkan pada Gambar 3 dapat diketahui bahwa hasil preferensi pengunjung
pada kawasan wisata Candi Sumberawan yang menjadi daya tarik pengunjung
pengunjung adalah Candi Sumberawan dengan 58,82 % atau 30 responden, jenis
kegiatan yang paling disukai pada saat berkunjung pada kawasan wisata Candi
Sumberawan adalah menelusuri history Candi dengan 56,86 % atau 29 responden, yang
perlu diperbaiki untuk menambah keindahan Candi Sumberawan adalah askes jalan
menuju Candi Sumberawan dengan sedangkan tanaman yang ingin ditambahkan pada
sekitar Candi Sumberawan adalah tanaman khas dengan 72,55 % atau 37 responden.

C. Evaluasi Kualitas Visual Lanskap


Evaluasi kualitas visual lanskap pada kawasan Candi Sumberawan di Kecamatan
Singosari, Kabupaten Malang dilakukan dengan memberikan penilaian pada foto yang
diambil dengat empat angel yang berbeda pada satu titik pemotretan atau vintage point
yang terlebih dahulu dipetakan. Pada penentuan titik vintage point dilakukan

8
[Martinus Toba Darang]
SEJARAH DAN BUDAYA, VOL. 16 , NO.2 , TAHUN 2022

pengambilan data berdasarkan batas fisik jalan dengan jarak masing-masing titik 100
meter. Sedangkan untuk lebar kawasan dilakukan pengambilan data berdasarkan jarak

pengambilan foto dari badan jalan dengan jarak 100 meter yang dimana masih bisa
terlihat komposisi lanskapnya sehingga mempengaruhi penglihatan. Jumlah vintage
point adalah 15 dengan setiap vintage point diambil 4 gambar yang mewakili dari
karakter pada kawasan lanskap di candi sumberawan Kabupaten Malang.
Gambar 4. Peta Titik Pengambilan Foto
Titik 1 (lanskap 1-4), titik 2 (lanskap 5-8), titik 3 (lanskap 9-12), titik 4 (lanskap
13-16), titik 5 (lanskap 17-20), titik 6 (lanskap 21-24), titik 7 (lanskap 25-28), titik 8
(lanskap 29-32), titik 9 (lanskap 33-36), titik 10 (lanskap 37-40), titik 11 (lanskap 41-
44), titik 12 (lanskap 45-48), titik 13 (lanskap 49-52), titik 14 (lanskap 53-56), dan titik
15 (lanskap 57-60) dari setiap titik memiliki karakter dan visual lanskap yang berbeda-
beda disetiap titik pengambilan gambar.

D. Analisis Penilaian Scenic Beauty Estimation (SBE)


Menurut Budiyono (2015) baik secara fisik maupun estetika, lingkungan
berpengaruh terhadap perilaku pengguna, oleh karena itu diperlukan sebuah penilaian.
Dalam penilaian ini digunakan metode SBE (Scenic Beautiful Estimation), untuk
mengetahui tingkat analisis estetika di kawasan Candi Sumberawan. Gambar 5
menunjukan grafik penilaian potensi visual yang dinilai oleh 30 responden dengan
jumlah gambar 60 buah, dimana setiap gambar memiliki karakter lanskap yang
berbeda. Responden terdiri dari 30 mahasiswa lanskap yang telah mengikuti mata
kuliah estetika. Dari hasil evaluasi penilaian keindahan dapat diklasifikasikan menjadi 3
kriteria yaitu, lanskap dengan kualitas estetika sangat indah (SI), lanskap dengan
estetika cukup indah (CI), serta lanskap dengan kualitas estetika tidak indah (TI).
Tabel 23. Klasifikasi Kualitas Estetika Berdasarkan Penilaian SBE
Kualitas Estetika Nomor Lanskap Jumlah

Sangat Indah (SI)


L13, L14, L25, L29, L30,L33,L35,L36,L37,L38,L39,L40,L55 13
(SBE 116- 170)

Cukup Indah (CI) L5,L9,L11,L17,L18,L21,L22,L26,L28,L31,


16
(SBE 62 – 116) L34,L41,L51,L57,L58,L59

9
[Martinus Toba Darang]
SEJARAH DAN BUDAYA, VOL. 16 , NO.2 , TAHUN 2022

L1,L2,L3,L4,L6,L7,L8,L10,L12,L15,L16,L19,
Tidak Indah (TI)
L20,L23,L24,L27,L32,L42,L43,L44,L45,L46, 31
(SBE < 62)
L46,L48,L49,L50,L52,L53,L54,L56,L60

P EN ILA IA N SBE KA WA SA N C A N D I SU M BER A WA N


KEC . SIN GOSA RI KA B. M A LA N G

180 170 167


159
160
142 143
136 139
126129 129 129
140
119 119
120

95 93 93 93
100 89 90 86
NI LAI SB E

Series 1
76 79
80 71 74
63 66 65 66 66
55 55 56 56
60 48 48 47 51
44 44 41 43 41
36 36 39
40 31 31 33 30 32
24 24 24 22 21
11
20
7 9
0 0
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L
L

LANSKAP

Gambar 5. Grafik Penilain SBE Kawasan Sumberawan


Dari Tabel 23 dan Gambar 5 dapat dilihat bahwah lanskap dengan nilai SBE 116
hingga 170 yaitu: L13, L14, L25, L29, L30, L33, L35, L36, L37, L38, L39, L40 dan L55
termasuk ke dalam lanskap yang berkualitas Sangat Indah (SI) artinya lanskap tersebut
merupakan lanskap yang dianggap Sangat Indah dan disukai sehingga memperoleh
tingkat preferensi yang paling tinggi dari responden. Lanskap dengan kualitas
keindahan tinggi pada umumnya memiliki nilai SBE 116-170 terletak pada zona inti
kawasan Sumberawan, kawasan situs candi, kawasan hutan pinus, area air bendungan
serta pada area sawah yang terdapat pada jalur pejalan kaki menuju Sumberawan juga
mendapat preferensi sangat indah. Pada zona ini dapat diketahui dengan keteraturan
pola penataan vegetasi pada area kawasan situs, tegakan pohon pinus, air bendungan
dan juga komposisi lanskap yang seimbang yang sangat bersih sehingga memberikan
orientasi visual yang indah. Lanskap dengan kualitas estetika tertinggi tedapat pada
lanskap 37 dengan nilai SBE 170 yaitu terletak pada area Candi dengan memiliki
ornament bentuk dan warna yang unik serta ukuran yang proposional dan juga
memiliki elemen vegetasi yang sangat tinggi sehingga menambah kualitas visual.
Lanskap dengan kualitas keindahan Cukup Indah (CI) memiliki nilai SBE 62 hingga
116. Lanskap yang memiliki nilai keindahan sedang setara dengan jumlah lanskap yang
memiliki nilai keindahan tinggi, artinya lanskap tersebut merupakan lanskap yang
dianggap cukup indah atau cukup disukai sehingga memperoleh tingkat preferensi
sedang dari responden. Lanskap yang termasuk nilai keindahannya sedang pada
umumnya terdapat pada area jalur utama pintu masuk menuju kawasan wisata
melewati pemukiman, area parkir, dan area sekitar warung jualan serta akses jalur
pejalan kaki menuju Candi Sumberawan dengan vegetasi yang relatif seperti pohon
bambu, pohon pisang, semak dan hutan campur dengan sedikit berjarak namun bisa
ditemukan dibeberapa titik lanskap dengan vegetasi. Terdapat bangunan, area parkir,
persawahan, sungai serta terdapat elemen vegetasi yang saling mendungkung sehingga
menciptakan nilai keindahan tersendiri pada lanskap mejadi cukup indah serta
memberikan karakter lanskap tersendiri bagi lanskap tersebut.

10
[Martinus Toba Darang]
SEJARAH DAN BUDAYA, VOL. 16 , NO.2 , TAHUN 2022

Sedangkan lanskap yang memiliki nilai kualitas estetik Tidak Indah (TI) memiliki
nilai SBE < 62 termasuk lanskap yang berkualitas rendah, artinya lanskap tersebut
merupakan karakter lanskap yang dianggap tidak indah dan tidak disukai sehingga
memiliki preferensi rendah dari responden. Lanskap yang memiliki nilai kualitas
estetika rendah terdapat pada beberapa area seperti jalan masuk melewati pemukiman
warga yang diketahui banyak bangunan yang dibangun terlalu berdekatan dengan
badan jalan dengan kondisi yang terlihat kurang tertata dan jaringan utilitas kabel yang
tidak teratur. Akan tetapi lanskap yang memiliki nilai kualitas Tidak Indah dengan nilai
SBE <62 pada umumnya terdapat pada zona jalur pejalan kaki melewati persawahan
menuju Candi Sumberawan. Pada zona jalur pejalan kaki melewati persawahan
didominasi oleh pohon bambu dan semak yang bervariasi dan mencondong keluar ke
badan jalan sehingga menutup visual jalan sehingga menciptakan kesan yang tidak
indah pada lanskap. Lanskap dengan kualitas estetika terendah tedapat pada lanskap 15
dan 24 dengan nilai SBE 0.

Gambar 6. Peta Kualitas Visual Candi Sumberawan


Berdasarkan pada Gambar 6 dapat diketahui bahwa hasil analisis kualitas visual
pada kawasan wisata Candi Sumberawan, Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari,
Kabupaten Malang terdapat tiga kriteria yaitu tingkat kualitas visual kawasan dengan
tingkat kualitas visual sangat indah, tingkat kualitas visual cukup indah dan tingkat
kualitas visual tidak indah. Hasil analisis kualitas visual dari ketiga kelas pada kawasan
wisata Candi Sumberawan menunjukan sebagai kualitas estetika lanskap dengan
kriteria Tidak Indah (TI). Area dengan tingkat kualitas visual sangat indah memiliki luas
4,9 Ha dengan tingkat persentase 20,5 %, area dengan tingkat kualitas visual cukup
indah memiliki luas 5,5 Ha dengan tingkat persentase 23,1%, sedangkan tingkat
kualitas visual tidak indah memiliki luas 13,2 Ha dengan tingkat persentase 55,4 % dari
luas keseluruhan kawasan.

D. Keterkaitan Persepsi dan Preferensi Pengunjung Dengan Analisis Kualitas


Keindahan Kawasan Wisata Candi Sumberawan

11
[Martinus Toba Darang]
SEJARAH DAN BUDAYA, VOL. 16 , NO.2 , TAHUN 2022

Persepsi berdasarkan kriteria fasilitas menunjukan bahwa adanya penataan dan


pemeliharaan fasilitas pada objek wisata Candi Sumberawan akan memepengaruhi
kualitas visualnya pada objek wisata itu sendiri. Hal ini menunjukan bahwa
berdasarkan hasil dari 51 responden pengunjung diketahui 64,71% atau 33 responden
mengatakan bahwa fasilitias yang ada kawasan wisata Candi Sumberawan adalah
tempat parkir sangat sempit. Fasilitias tempat parkir tersebut berada pada zona inti.
Persepsi pengunjung berdasarkan kriteria daya tarik dan keindahan kawasan wisata
Candi Sumberawan berdasarkan 51 responden pengunjung diketahui bahwa 62,75%
atau 32 responden mengatakan yang menjadi daya tarik dan keindahan adalah Candi
Sumberawan. Candi Sumberawan berada pada zona inti dimana pada objek Candi
Sumberawan mendapatkan nilai SBE tertinggi berdasarkan analisis kualitas visual
lanskap sangat indah (SI).
Preferensi pengunjung berdasarkan kegitan pengunjung menunjukan bahwa
kegitan yang paling disukai saat berkunjung pada kawasan wisata Sumberawan
menurut preferensi 51 responden pengunjung diketahui bahwa 58,82% atau 30
responden melakukan kegiatan yaitu menelusuri history Candi. Pada zona inti yang
terdapat Candi Sumberawan berdasarkan penilaian analisis SBE pada umumnya
mendapatkan hasil kualitas visual lanskap yang sangat indah. Hal ini menunjukan
bahwa pengunjung lebih tertarik pada zona inti. Pada zona inti terdapat objek wisata
seperti hutan pinus, candi, tempat pemandian dan bendungan air.
Sedangkan preferensi berdasarkan fasilitas yang perlu diperbaiki pada kawasan
wisata Candi Sumberawan menurut hasil preferensi 51 responden pengunjung
diketahui bahwa 56,86% atau 29 responden adalah akses jalan menuju Candi
Sumberawan dan penambahan vegetasi tanaman khas. Akses jalan menuju Candi
Sumberawan sebagian masih sangat alami yaitu masih menggunakan jalan tanah
sehingga mengakibatkan lumpur ketika hujan, kurangnya penataan vegetasi pengarah
jalan dan papan arah sehingga mengurangi kualitas visual pada kawasan wisata Candi
Sumberawan.

E. Rekomendasi
Rekomendasi pada penelitian ini dibagi berdasarkan perzona pada lokasi
penelitian. Hal ini dikarenakan setiap zona memiliki kualitas estetika yang bervariasi.
Berdasarkan hasil penilaian kualitas estetika yang telah dilakukan pada lanskap
kawasan wisata Candi Sumberawan disusun dalam rekomendasi seperti kegiatan
pengelolaan dan rekomendasi konsep desain.
a. Rekomendasi Pada Zona Jalan Utama Pintu Masuk

12
[Martinus Toba Darang]
SEJARAH DAN BUDAYA, VOL. 16 , NO.2 , TAHUN 2022

Gambar 7. Zona Pada Jalan Utama Pintu Masuk


Berdasarkan pada Gambar 7 dapat diketahui bahwa pada lokasi zona jalan utama
pintu masuk menuju lokasi kawasan Candi Sumberawan terdapat lanskap dengan
kualitas rendah dan sedang. Pada zona jalan utama pintu masuk direkomendasikan
seperti penataan pada area jalan utama pintu masuk menuju kawasan wisata Candi
Sumberawan dengan menambahkan vegetasi pohon yang tumbuh secara sejajar dan
terarah seperti glodokan tiang (Polyalthia longifolia) yang memberikan efek pembatas
sepanjang jalan dan juga penambahan tanaman yang bervariasi seperti tanaman brokoli
kuning (Euodia ridleyi) dan pucuk merah (Syzygium paniculatum) disepanjang jalan
sehingga menambah nilai visual yang estetika. Selain itu jalan utama menuju lokasi
Candi Sumberawan juga perlu ditambahkan elemen seperti diaspal.
a. Pada Zona Jalur Pejalan

Gambar 8. Zona Pada Jalur Pejalan


Berdasarkan pada Gambar 8 dapat diketahui bahwa pada lokasi zona jalur pejalan
kaki menuju lokasi kawasan Candi Sumberawan terdapat karakter lanskap dengan
kualitas rendah, sedang dan tinggi. Pada zona jalur pejalan kaki dapat
direkomendasikan seperti penambahan paving block disepanjang jalan, papan arah dan
penambahan vegetasi yang tumbuh sejajar dan terarah seperti pohon ketapang
(Terminalia catappa) yang difungsikan sebagai peneduh. Kemudian lahan masyarakat
desa Sumberawan yang masih kosong atau tidak digunakan pada area sepanjang jalan

13
[Martinus Toba Darang]
SEJARAH DAN BUDAYA, VOL. 16 , NO.2 , TAHUN 2022

perlu difungsikan seperti memanfaatkan pola lahan kosong tersebut dengan usaha
budidaya tanaman cabe, persawahan, jagung, sayur-sayuran, kebun campur sehingga
memberikan kesan yang menarik ketika melewati jalur pejalan ditengah-tengah sawah
dan memberikan kesan pada para pengunjung bahwa selain mengetahui adanya objek
wisata Candi Sumberawan tetapi ada juga hasil utama dari masyarakat desa
Sumberawan.

14
[Martinus Toba Darang]
SEJARAH DAN BUDAYA, VOL. 16 , NO.2 , TAHUN 2022

b. Rekomendasi Pada Zona Inti

Gambar 9. Rekomendasi Pada Zona Inti


Pada zona ini merupakan zona utama wisata Candi Sumberawan. Berdasarkan
gambar 19 dapat diketahui bahwa kualitas estetika dengan nilai tertinggi dari
responden terdapat pada zona inti atau zona wisata Candi Sumberawan. Pada zona inti
dapat direkomendasikan seperti penambahan lahan tempat parkir yang diatur pola
parkir roda dua dan roda empat sehingga mudah ketika kendaraan masuk dan keluar.
Penambahan vegetasi pada area parkir seperti pohon ketapang (Terminalia catappa),
liliparis (Chlorophytum comsum), tanaman paku (Tracheophta) dan lidah mertua
(Sansevieria) sehingga memberikan efek kualitas visual yang estetik. Selanjutnya jalur
sirkulasi penghubung yang masih menggunakan jalan tanah dari gapura welcome area
hutan pinus menuju candi dan warung perlu ditambahkan paving block sehingga
mengurangi efek lumpur ketika hujan. Kemudian penambahan dan penataan
beberapa jenis vegetasi tanaman sepanjang jalur sirkulasi seperti pucuk merah
(Syzygium paniculatum), lidah mertua (Sansevieria), bromelia dan hanjuang merah
(Cordyline) sehingga memberikan efek konektifitas vegetasi yang menarik dan
memberikan kesan yang fariatif. Sedangkan untuk vegetasi hutan pinus merupakan
lanskap alami yang perlu dipertahankan untuk keberlangsungan hidupnya. Sedangkan
tanaman sekitar area Candi yang telah mati atau kurang sesuai perlu diganti dengan
tanaman baru yang memiliki nilai fungsi yang berhubungan dengan religi seperti
tanaman pohon bendo, bunga mawar (Rosa), beringin (Ficus benjamina), pinang merah
(Cyrtosstachys lakka becc), pandan wangi (Pandanus amryllifolius) dan maja (Aegle
marmelos) .
Selanjutnya penambahan vegetasi tanaman sebagai pelengkap untuk
menambahkan efek yang memberi kesan indah seperti pucuk merah (Syzygium
paniculatum), brokoli (Euodia ridleyi), liliparis (Chlorophytum comsum), serta tanaman
semak yang memberi pembatas pada area candi. Penambahan dan penataan fasilitas
seperti warung makan dan pusat souvenir dibuat menjadi satu lokasi. Sedangkan
gazebo, bangku, pusat informasi dan lampu taman juga perlu ditambahkan dan fasilitas
lain yang sudah ada seperti toilet, musolah, dikelola dengan baik sehingga menunjang
dalam keberlangsungan kegiatan berwisata.

15
[Martinus Toba Darang]
SEJARAH DAN BUDAYA, VOL. 16 , NO.2 , TAHUN 2022

16
[Martinus Toba Darang]
SEJARAH DAN BUDAYA, VOL. 16 , NO.2 , TAHUN 2022

c. Rekomendasi Konsep Desain

Gambar 10. Rekomendasi Konsep Desain


Rekomendasi konsep desain pada lanskap kawasan wisata Candi Sumberawan
Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang terdiri dari beberapa elemen
lanskap yang digunakan dan beberapa konsep yang direkomendasikan yaitu konsep
pada zona inti, konsep jalur utama wisata, konsep pada zona jalur jalan dan area parkir.
Oleh sebab itu peneliti merekomendasikan konsep desain yang berhubungan dengan
Scenic Beauty Estimation (SBE). Adapun beberapa elemen soft scape yang
direkomendasikan pada area Candi yang berhubungan dengan nilai religi diantaranya
pohon bendo, pohon pulai (Alstonia scolaris), pinang (Areca cathechu), mawar (Rose),
pandan (Pandanus amaryllifolius), hanjuang (Cordyline), maja (Aegle marmelos) dan
kamboja (Plumeria). Sedangkan beberapa elemen soft scape lainnya seperti ketapang
(Terminalia Catappa), brokoli kuning (Euodia Ridleyi), pucuk merah (Syzygium oleana),
bromelia, liliparis (Chlorophytum comosum) dan lidah mertua (Sanseviera)
direkoemndasikan sebagai tanaman pelengkap untuk menambah keindahan pada
kawasan wisata Candi Sumberawan.

KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil analisis kualitas visual pada kawasan wisata Candi
Sumberawan, Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang menggunakan
analisis SBE terdapat tiga kriteria yaitu tingkat kualitas visual sangat indah dengan luas
4,9 Ha (20,5%), tingkat kualitas visual cukup indah dengan luas 5,5 Ha (23,1%), tingkat
kualitas visual lanskap tidak indah dengan luas 13,2 Ha (55,4%). Hasil analisis kualitas
visual menunjukan pada kawasan wisata Candi Sumberawan dikategorikan sebagai
kualitas estetika lanskap yang dominan dengan kriteria Tidak Indah (TI). Kualitas
estetika Tidak Indah (TI) dengan nilai SBE < 62 diantaranya lanskap L1, L2, L3, L4, L6,
L7, L8, L10, L12, L15, L16, L19, L20, L23, L24, L27, L32, L42, L43, L44, L45, L46, L46,
L48, L49, L50, L52, L53, L54, L56 dan L60. Kualitas estetika Cukup Indah (CI) dengan
nilai SBE 62-116 diantaranya lanskap L5, L9, L11, L17, L18, L21, L22, L26, L28, L31,
L34, L41, L51, L57, L58 dan L59. Sedangkan kualitas estetika Sangat Indah (SI) dengan

17
[Martinus Toba Darang]
SEJARAH DAN BUDAYA, VOL. 16 , NO.2 , TAHUN 2022

nilai SBE 116-170 diantaranya L13, L14, L25, L29, L30, L33, L35, L36, L37, L38, L39,
L40 dan L55 dengan lanskap 37 adalah lanskap dengan nilai SBE tertinggi 170.
2. Hasil persepsi pengunjung pada kawasan wisata Candi Sumberawan diketahui
bahwa yang paling banyak menurut hasil persepsi adalah daya tarik pada kawasan
wisata Candi Sumberawan yaitu sejarah dan mitos kawasan dengan persentase 90,20%
(46 responden). Fasilitas yang ada pada kwasan wisata Candi Sumberawan adalah layak
dengan 84,31% (43 responden). Kualitas pada kawasan wisata Candi Sumberawan
cukup bersih dengan persentase 64,71% (33 responden). Aksebilitas pada kawasan
wisata Candi Sumberawan adalah kendaraan pribadi 92,16% (47 responden). Promosi
dan informasi pada kawasan wisata Candi Sumberawan adalah teman dengan 82,35%
(42 responden). Hasil persepsi pengunjung berdasarkan keindahan pada kawasan
wisata Candi Sumberawan adalah sangat indah dengan persentase 82,35% (42
responden). Hasil preferensi diketahui pengunjung pada kawasan wisata Candi
Sumberawan yang menjadi daya tarik pengunjung pengunjung adalah Candi
Sumberawan dengan 58,82% (30 responden), jenis kegiatan yang paling disukai pada
saat berkunjung pada kawasan wisata Candi Sumberawan adalah menelusuri history
Candi dengan 56,86% (29 responden), yang perlu diperbaiki untuk menambah
keindahan Candi Sumberawan adalah askes jalan menuju Candi Sumberawan dan
tanaman yang ingin ditambahkan pada sekitar Candi Sumberawan adalah tanaman khas
dengan 72,55% (37 responden).
3. Rekomendasi zona jalan utama pintu masuk seperti penambahan dan penataan
pada area jalan utama pintu masuk dengan penataan gapura dan untuk vegetasi seperti
glodokan tiang (Polyalthia longifolia), brokoli (Euodia ridleyi) dan pucuk merah
(Syzygium paniculatum). Rekomendasi zona jalur pejalan kaki seperti penambahan
paving block, papan arah dan penambahan vegetasi seperti pohon ketapang (Terminalia
catappa). Kemudian pemanfaatan pola lahan kosong masyarakat desa Sumberawan
dengan usaha budidaya tanaman cabe, persawahan, jagung, sayur-sayuran dan buah-
buahan sehingga memberikan kesan bahwa selain mengetahui adanya objek wisata
Candi Sumberawan tetapi ada juga hasil utama dari masyarakat desa Sumberawan.
Rekomendasi zona inti seperti penambahan lahan tempat parkir yang diatur pola parkir
roda dua dan roda empat. Penambahan vegetasi pada area parkir seperti pohon
ketapang (Terminalia catappa), liliparis (Chlorophytum comsum), tanaman paku
(Tracheophta) dan lidah mertua (Sansevieria). Penambahan dan penataan paving block,
gapura, pos karcis, gazebo, bangku dan papan informasi. Kemudian penambahan dan
penataan beberapa jenis vegetasi sepanjang jalur sirkulasi seperti pucuk merah
(Syzygium paniculatum), lidah mertua (Sansevieria), bromelia dan hanjuang
(Cordyline). Kemudian penambahan dan penataan fasilitas pada area Candi seperti
lampu taman serta penambahan dan penataan vegetasi yang telah mati atau kurang
sesuai di sektiar Candi perlu diganti dengan tanaman baru yang memiliki nilai fungsi
yang berhubungan dengan religi seperti vegetasi pohon bendo, pulai (Aistonia
scholaris), beringin (Ficus benjamina), pinang merah (Cyrtosstachys lakka becc), mawar
(Rosa), pandan wangi (Pandanus amryllifolius), maja (Aegle marmelos), kamboja
(Plumeria) dan hanjuang (Cordyline). Selanjutnya penambahan vegetasi tanaman

18
[Martinus Toba Darang]
SEJARAH DAN BUDAYA, VOL. 16 , NO.2 , TAHUN 2022

sebagai pelengkap untuk menambahkan efek yang memberi kesan indah pada area
kawasan Sumberawan seperti pucuk merah (Syzygium paniculatum), brokoli (Euodia
ridleyi), liliparis (Chlorophytum comsum), lidah mertua (Sanseviera) serta tanaman
semak yang memberi pembatas pada area candi. Penambahan dan penataan fasilitas
seperti warung makan dan pusat souvenir dibuat menjadi satu lokasi. Sedangkan
musolah, toilet perlu ditata dan dikelola dengan baik sehinga menunjang dalam
keberlangsungan kegiatan berwisata.

DAFTAR PUSTAKA
Budiyono, D dan Soelistyari, H.T. 2016. Evaluasi Kualitas Visual Lanskap Wisata Pantai
Balekambang di Desa Srigonco, Kabupaten Malang. Jurnal Lanskap Indonesia,
8(2): 80-90.
Budiyono, D. 2015. Evaluasi Estetika Lingkungan Berdasarkan Persepsi di Welcome
Area Kampus Institut Pertanian Bogor. Buana Sains, 15(1): 19-28.
Budiyono, D. 2014. Perencanaan Lanskap Kawasan Wisata Pesisir Lalong Kota Luwuk,
Sulawesi Tengah. Jurnal Lanskap Indonesia, 5(2): 21–27.
Budiyono, D., Nurlaelih E.E, dan Riyanto, D. 2012. Lanskap Kota Malang Sebagai Obyek
Wisata Sejarah Kolonial. Jurnal Lanskap Indonesia, 4(1): 43–50.
Bell, S. 1993. Element Of Visual Design In The Lanscape. Spon Press. London and New
York.
Daniel, T.C dan Boster, R.S. 1976. Measuring Landscape Aesthetic. The Scenic Beauty
Estimation Method. USA New Jersey.
Fauziah, N., dan Antariksa, A., dan Ernawati, J. 2012. Kualitas Visual Fasade Bangunan
Modern Pasca Kolonial di Jalan Kayutangan Malang. RUAS Riview of Urbanism and
Architectural Studies), 10(2): 11-18.
Http://www.raosoft.com/samplesize.html
Kartika, K.D dan Femy, F. 2008. Pengaruh Activity Support Terhadap Penurunan
Kualitas Visual Pada Kawasan Kampus Undip Semarang Studi Kasus : Koridor
Jalan Hayam Wuruk Semarang : 1–189.
Nassar, J.L. 1988 Environmental Aesthetic. Cambridge Univ Press. New York.
Pernandes, F. 2021. Studi Evaluasi Kualitas Visual Lanskap Koridor Jalan Sumbersari-
Gajayana Kota Malang. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Tribhuwana
Tunggadewi. Malang.
Porteous, J.D. 1996. Enviromental Aesthetics: Ideas, Politics and Planning. Roundlege.
New York.
Pauwah Y. 2013. Persepsi dan Preferensi Pengunjung Terhadap Kawasan Wisata
Soka, H. 2020. Perencanaan Lanskap Wisata Candi sumberawan di Singosari Kabupaten
Malang. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Tribhuwana Tunggadewi. Malang.
Suwardono. 2003. Stupa Sumberawan. Malang.
Setyabudi, I dan Permana, D.A. 2020. Evaluasi Kualitas Visual Lanskap di Kawasan
Hutan Mangrove Sukadana Kabupaten Kayong Utara. Jurnal Aksen, 4(2): 19-30.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. 16
Januari 2009. Jakarta.

19
[Martinus Toba Darang]
SEJARAH DAN BUDAYA, VOL. 16 , NO.2 , TAHUN 2022

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

20

You might also like