You are on page 1of 3

Employee Relations Program

Aktivitas yang melibatkan pembentukan dan pemeliharaan employee–employer


relationships yang positif yang berkontribusi pada produktivitas, motivasi, moral, dan disiplin
yang memuaskan, dan untuk mempertahankan lingkungan kerja yang positif, produktif, dan
kohesif. Cara membangun hubungan yang positif dapat dibentuk dengan adanya pelatihan
yang baik, penilaian yang adil, dan gaji dan tunjangan yang kompetitif. Selain itu, untuk
mempertahankan hubungan yang baik antara 2 pihak dapat dilakukan dengan adanya
employee relations programs yang juga berkaitan dengan employee fair treatment programs,
improving employee relations through improved communications, developing employee,
recognition/relations programs, and having fair and predictable disciplinary procedures.
Dalam employee relations program yang berperan untuk mempertahankan hubungan positif
antara 2 pihak terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi employer terhadap
employee yaitu:
1. Ensuring Fair Treatment
Siapa pun yang mengalami perlakuan tidak adil di tempat kerja dapat memahami hal
tersebut adalah hal yang demoralizing, dimana hal ini dapat menyebabkan:
a. Menurunnya semangat kerja.
b. Penurunan kepercayaan yang berdampak negatif pada hubungan dan kinerja
karyawan.
c. Lebih mungkin untuk karyawan berhenti dari pekerjaan.
d. Kepuasan kerja dan hidup yang lebih rendah.
e. Stres yang lebih tinggi.
Perlakuan yang adil mencerminkan tindakan nyata seperti "karyawan diperlakukan
dengan hormat," dan "karyawan diperlakukan dengan adil", dan ketidakadilan dapat
menjadi bumerang bagi perusahaan. Misalnya, korban ketidakadilan menunjukkan
lebih banyak penyimpangan di tempat kerja, seperti pencurian dan sabotase.
Dalam hal hubungan karyawan, persepsi karyawan tentang keadilan berhubungan
positif terhadap:
a. Komitmen karyawan.
b. Keterlibatan kerja.
c. Kepuasan dengan perusahaan, pekerjaan, dan pemimpin.
d. Organizational citizenship behaviors.
e. Rendahnya keinginan pada karyawan untuk berpindah tempat kerja.

2. Bulying and victimization


Adanya pembulian melibatkan 3 hal:
a. Ketidakseimbangan kekuatan. Orang yang melakukan intimidasi menggunakan
kekuatan mereka untuk mengendalikan atau menyakiti, dan orang yang ditindas
mungkin mengalami kesulitan untuk membela diri.
b. Berniat untuk menyebabkan kerusakan. Tindakan yang dilakukan secara tidak
sengaja bukanlah bullying; orang yang melakukan bullying memiliki tujuan untuk
menimbulkan kerugian.
c. Repetition. Insiden intimidasi terjadi pada orang yang sama berulang-ulang oleh
orang atau kelompok yang sama, dan intimidasi itu dapat terjadi dalam berbagai
bentuk, seperti:
 Verbal: menyebut nama, menggoda.
 Sosial: menyebarkan desas-desus, meninggalkan orang dengan sengaja,
memutuskan pertemanan.
 Fisik: memukul, meninju, mendorong.
 Cyberbullying: menggunakan Internet, ponsel, atau teknologi digital lainnya
untuk menyakiti orang lain.
Cara meminimalisir terjadinya Bulying and victimization
 Menerapkan team-building training
 Mengadakan social gathering
 Kompetisi antar tim untuk membangun kohesi tim
 Identifikasi intimidasi melalui survei moral
 Melatih karyawan untuk mengenali intimidasi, dan memiliki kode etik.

3. Communications Programs
 Program komunikasi yang memungkinkan karyawan mengekspresikan
pendapat mereka, dan memberi tahu manajemen jika ada masalah.
 Employer menggunakan open-door policy untuk mendorong komunikasi
antara karyawan dan manajer.
 Buku pegangan karyawan yang mencakup informasi pekerjaan dasar.
 E-mail dan hard copy catatan dan memo.
 Komunikasi dua arah juga membantu manajemen mengetahui apa yang
mengganggu.
 Menyakan keluhan sangat penting bagi pengusaha yang ingin memperpendek
perlakuan yang tidak adil dan mempertahankan hubungan karyawan yang
positif.
 Taktik termasuk hosting employee focus groups.
 Menyediakan ombudsman dan kotak saran.
 Menerapkan telepon, pesan, dan hotline berbasis web.

4. Develop Employee Recognition/Relations Programs


Survei SHRM menemukan bahwa 76% organisasi yang disurvei memiliki program
pengakuan karyawan, dan 5% lainnya berencana untuk segera menerapkannya.
Preparation:
a. Mengembangkan kriteria (seperti layanan pelanggan, dan penghematan biaya).
b. Membuat formulir dan prosedur untuk mengirimkan dan meninjau nominasi.
c. Meninjau masa kerja karyawan dan menetapkan periode penghargaan yang
berarti (1 tahun, 5 tahun, dll.).
d. Menetapkan anggaran, memilih penghargaan.
e. Memiliki prosedur untuk memantau penghargaan apa yang benar-benar
diberikan.
f. Memiliki proses untuk memberikan penghargaan (seperti makan malam
khusus atau rapat staf) dan mengukur keberhasilan program.

5. Employee Involvement Programs


Employer mendorong keterlibatan karyawan dalam berbagai cara.
a. Some organize focus groups
Focus group adalah sampel kecil karyawan yang diberikan sebuah masalah
tertentu dimana karyawan secara interaktif mengungkapkan pendapat dan sikap
mereka tentang masalah itu dengan fasilitator yang ditugaskan dalam kelompok
tersebut.
b. Many employers use social media such as the photo-sharing Web site Pinterest to
encourage involvement.

You might also like