Professional Documents
Culture Documents
Lampiran SK HCDP - 1
Lampiran SK HCDP - 1
NOMOR : 305/KEP-100.3.2/VII/2012
TANGGAL : 31 Juli 2012
Tanah merupakan hal yang sangat vital bagi kehidupan berbangsa dan bernegara
di Indonesia. Oleh karena itu, Badan Pertanahan Nasional diberi amanat untuk
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pertanahan secara nasional, regional dan
sektoral sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2006.
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi serta visi dan misi Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia, maka Tujuan Strategis yang akan dicapai adalah:
"Mengelola tanah seoptimal mungkin untuk mewujudkan sebesar-besar kemakmuran
rakyat".
Sedangkan untuk sasaran strategis yang diharapkan adalah sebagai berikut:
(1) Pertanahan berkontribusi secara nyata untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat,
penciptaan sumber-sumber baru kemakmuran rakyat, pengurangan kemiskinan, dan
kesenjangan pendapatan, serta peningkatan ketahanan pangan (Prosperity);
(2) Pertanahan berkontribusi secara nyata dalam peningkatan tatanan kehidupan
bersama yang lebih berkeadilan dan bermartabat dalam kaitannya dengan penguasaan,
pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah (P4T) (Equity); (3) Pertanahan
berkontribusi secara nyata untuk mewujudkan tatanan kehidupan bersama yang harmonis
dengan mengatasi berbagai sengketa, konflik dan perkara pertanahan di seluruh tanah air
serta melakukan penataan perangkat hukum dan sistem pengelolaan pertanahan
sehingga tidak melahirkan sengketa, konflik dan perkara di kemudian hari (Social
Welfare); (4) Pertanahan berkontribusi secara nyata bagi terciptanya keberlanjutan sistem
kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Indonesia dengan memberikan akses
seluas-luasnya pada generasi yang akan datang terhadap tanah sebagai sumber
kesejahteraan masyarakat (Sustainability).
Dalam melaksanakan tugas dan menyelenggarakan fungsi guna mewujudkan visi
pembangunan pertanahan, Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dituntut untuk
memiliki organisasi, ketatalaksanaan, dan aparatur yang bersih, profesional dan
bertanggung jawab untuk menciptakan birokrasi yang efisien dan efektif sehingga dapat
memberikan pelayanan yang prima kepada publik. Merujuk pada pilar reformasi birokrasi
yang salah satunya adalah pilar Sumber Daya Manusia Aparatur maka untuk membangun
sosok aparatur yang profesional, Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia perlu
membina aparatur secara terus menerus dengan jelas, terarah, transparan dan sebagai
salah satu jalur adalah melalui Pengembangan Pola Karier Pegawai Negeri Sipil dan
melalui adanya diklat-diklat. Dengan pola karier yang jelas, terarah dan transparan akan
dapat merangsang pegawai untuk mengembangkan karier dan profesionalisme.
Tak dapat dipungkiri, pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu pendekatan
utama dalam mengembangkan Sumber Daya Manusia. Hal ini dilakukan sebagai
pendekatan, karena pendidikan dan pelatihan mempunyai peran strategis terhadap
keberhasilan mencapai tujuan organisasi, baik pemerintah maupun swasta.
Dalam rangka meningkatkan kompetensi SDM Aparatur di bidang pertanahan,
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan di bidang pertanahan. Salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan menjadi
Participating Agency (PA) dalam program Human Capital Development Plan (HCDP)
dengan nama program Scholarship Program for Strengthening the Reforming Institutions
(SPIRIT) yang merupakan program beasiswa untuk penguatan reformasi birokrasi di
instansi pusat yang diinisiasi oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional,
Kementerian Keuangan Republik Indonesia dan World Bank. Dengan program SPIRIT
diharapkan dapat membantu pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur di Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia untuk peningkatan kompetensi sumber daya
manusia dalam melaksanakan reformasi birokrasi di Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia.
Human Capital Development Plan (HCDP) Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia mempunyai elemen inti: (1) Roadmap Strategic Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia; (2) Roadmap Strategic Kepegawaian Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia; (3) Job Family Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia; (4)
Matrik Form HCDP Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia sudah ada sejak tanggal
26 September 1960 seiring dengan dikeluarkannya Undang-Undang Pokok Agraria
(UUPA) Nomor 5 Tahun 1960. UUPA mencakup seluruh tanah di Indonesia dan
memberikan 7 (tujuh) hak atas tanah yaitu Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna
Bangunan, Hak Pakai, Hak Sewa, Hak Membuka Hutan dan Hak Memungut Hasil Hutan.
Oleh karena itu, Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia sebagai Lembaga
Pemerintah Non Kementerian (LPNK) yang berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Presiden mempunyai tugas yang sangat berat. Sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2006, Badan Pertanahan Nasional mempunyai
tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pertanahan secara nasional, regional
dan sektoral.
Dalam menjalankan tugasnya tersebut, Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia mempunyai unsur-unsur yang membantu yaitu:
1. Sekretariat Utama;
2. Kedeputian Bidang Survei, Pengukuran dan Pemetaan;
3. Kedeputian Bidang Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah;
4. Kedeputian Bidang Pengaturan dan Penataan Pertanahan;
5. Kedeputian Bidang Pengendalian Pertanahan dan Pemberdayaan Masyarakat;
6. Kedeputian Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan;
7. Inspektorat Utama;
8. Pusat Data dan Informasi Pertanahan;
9. Pusat Hukum dan Hubungan Masyarakat;
10. Pusat Penelitian dan Pengembangan;
11. Pusat Pendidikan dan Pelatihan.
Selain ke 11 (sebelas) unsur tersebut, Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
juga mempunyai unsur pembantu di setiap Provinsi dan Kabupaten/Kota yaitu Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
yang merupakan kepanjangan tangan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia di
daerah.
Untuk memantapkan pelaksanaan tugasnya, Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia mempunyai visi “Menjadi lembaga yang mampu mewujudkan tanah dan
pertanahan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, serta keadilan dan keberlanjutan
sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Republik Indonesia”. Beranjak dari
Visi Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia ditetapkan misi pembangunan
pertanahan yang akan diemban/dilaksanakan Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia yaitu :
1. Peningkatan kesejahteraan rakyat, penciptaan sumber-sumber baru kemakmuran
rakyat, pengurangan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan, serta pemantapan
ketahanan pangan;
2. Peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan bermartabat
dalam kaitannya dengan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah
(P4T);
3. Perwujudan tatanan kehidupan bersama yang harmonis dengan mengatasi berbagai
sengketa, konflik dan perkara pertanahan di seluruh tanah air dan penataan perangkat
hukum dan sistem pengelolaan pertanahan sehingga tidak melahirkan sengketa, konflik
dan perkara di kemudian hari;
4. Keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Indonesia dengan
memberikan akses seluas-luasnya pada generasi yang akan datang terhadap tanah
sebagai sumber kesejahteraan masyarakat, dan
5. Penguatan lembaga pertanahan sesuai dengan jiwa, semangat, prinsip dan aturan
yang tertuang dalam UUPA dan aspirasi rakyat secara luas untuk mencapai tujuan
pembangunan bidang pertanahan yaitu “Mengelola tanah seoptimal mungkin untuk
mewujudkan sebesar-besar kemakmuran rakyat”.
Dalam melaksanakan tugas dan menyelenggarakan fungsi guna mewujudkan visi
pembangunan pertanahan, Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dituntut untuk
memiliki organisasi, ketatalaksanaan, dan aparatur yang bersih, profesional dan
bertanggung jawab untuk menciptakan birokrasi yang efisien dan efektif sehingga dapat
memberikan pelayanan yang prima kepada publik.
Agar dapat optimal menjalankan tugas dan fungsi yang diembannya dan
mewujudkan tatakelola pemerintahan yang baik sesuai dengan tuntutan masyarakat,
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia perlu melakukan reformasi birokrasi
karena pada saat ini kondisi birokrasi pemerintahan pada umumnya dan Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia pada khususnya masih dirasa belum sesuai
harapan. Upaya Reformasi Birokrasi meliputi berbagai kegiatan penataan/
penyempurnaan kelembagaan, ketatalaksanaan dan Sumber Daya Manusia-nya.
Merujuk pada pilar reformasi birokrasi yang salah satunya adalah pilar Sumber Daya
Manusia Aparatur maka untuk membangun sosok aparatur yang profesional, Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia perlu membina aparatur secara terus menerus
dengan jelas, terarah, transparan dan sebagai salah satu jalur adalah melalui
Pengembangan Sumber Daya Manusia dan melalui adanya pendidikan dan pelatihan.
Dalam tahap pengembangan Sumber Daya Manusia terdapat dua aspek kegiatan
penting yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, yakni kegiatan pelatihan dan kegiatan
pengembangan sumber daya manusia itu sendiri yang dimaksudkan agar potensi yang
dimiliki pegawai dapat digunakan secara efektif.
Pengembangan ini dilakukan untuk meningkatkan keterampilan melalui pendidikan
dan pelatihan (training), yang diperlukan untuk dapat menjalankan tugas dengan baik.
Kegiatan ini makin menjadi penting karena berkembangnya teknologi dan makin
kompleksnya tugas-tugas pimpinan.
Dengan demikian tak dapat dipungkiri bahwa pendidikan dan pelatihan merupakan
salah satu pendekatan utama dalam mengembangkan Sumber Daya Manusia. Hal ini
dilakukan sebagai pendekatan, karena pendidikan dan pelatihan mempunyai peran
strategis terhadap keberhasilan mencapai tujuan organisasi, baik pemerintah maupun
swasta.
Oleh karena itu merupakan keuntungan tersendiri bagi Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia untuk menjadi Participating Agency (PA) dalam program
Human Capital Development Plan (HCDP) dengan nama program Scholarship Program
for Strengthening the Reforming Institutions (SPIRIT) yang merupakan program beasiswa
untuk penguatan reformasi birokrasi di instansi pusat. Dengan program SPIRIT
diharapkan dapat membantu pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur di Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia untuk peningkatan kompetensi sumber daya
manusia dalam melaksanakan reformasi birokrasi di Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia.
Human Capital Development Plan (HCDP) adalah program beasiswa yang diinisiasi
oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Keuangan Republik
Indonesia, dan World Bank dengan nama program Scholarship Program for Strengthening
the reforming Institutions (SPIRIT). Sebagian besar rangkaian strategi pembaharuan
reformasi birokrasi tercakup dalam Human Capital Development Plan (HCDP) tersebut.
Keberhasilan Reformasi Birokrasi di Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
memerlukan berbagai inisiasi penyempurnaan dan penyesuaian manajemen dan critical
mass dalam rentang dan tataran yang luas meliputi kebijakan dan regulasi, tata kelola,
penilaian, pembinaan, serta dukungan sumberdaya yang kondusif.
Sehubungan hal tersebut, SPIRIT dapat dipandang dan diyakini sebagai program
untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan lingkungan kerja internal Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia dalam rnelaksanakan Reformasi Birokrasi.
SPIRIT dipandang dapat menjadi program untuk pengembangan kompetensi
pegawai Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia karena program ini bertujuan:
1. Meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia dengan mengembangkan
keterampilan teknis, manajerial, dan kepemimpinan aparat pemerintah yang
melaksanakan tugas-tugas pokok dan fungsi institusi; dan
2. Meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia dalam melaksanakan reformasi
birokrasi instansi pusat.
Tujuan pembangunan bidang pertanahan yang akan dicapai tahun 2010- 2014
adalah “Mengelola tanah seoptimal mungkin untuk mewujudkan sebesar-besar
kemakmuran rakyat”. Rincian dari tujuan strategis pembangunan pertanahan tersebut
menunjukkan kondisi yang harus dilanjutkan di tahun 2010- 2014, yaitu:
1. Melanjutkan pengembangan infrastruktur pertanahan secara nasional, regional dan
sektoral, yang diperlukan bagi seluruh Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia;
2. Tetap berupaya mewujudkan suatu kondisi yang mampu menstimulasi, mendinamisasi
dan memfasilitasi terselenggaranya survey dan pemetaan tanah secara cepat, modern
dan lengkap serta tetap menjamin akurasi di seluruh wilayah Indonesia khususnya
wilayah yang memiliki potensi ekonomi tinggi serta rawan masalah pertanahan;
3. Melanjutkan percepatan pendaftaran tanah dan penguatan hak atas tanah melalui
program legalisasi asset pertanahan dengan biaya yang lebih murah, dengan waktu
yang terukur;
4. Melanjutkan penataan dan mengendalikan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah dan mengokohkan keadilan di bidang sumber daya agraria,
mengurangi kemiskinan, serta membuka lapangan kerja melalui Program Pembaruan
Agraria Nasional (Reforma Agraria);
5. Tetap Mengupayakan pengurangan jumlah konflik, sengketa dan perkara pertanahan
serta mencegah terciptanya konflik, sengketa dan perkara pertanahan baru;
6. Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan tugas pada semua unit kerja BPN R.I.;
7. Melanjutkan peningkatan mutu pelayanan publik di bidang pertanahan agar lebih
berkualitas, terukur, akurat, tepat, transparan dan akuntabel, dengan tetap menjaga
kepastian hukum.
Beranjak dari tujuan strategis di atas, maka Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia mempunyai sasaran strategis sebagai berikut:
1. Prosperity
Pertanahan berkontribusi secara nyata untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat,
penciptaan sumber-sumber baru kemakmuran rakyat, pengurangan kemiskinan, dan
kesenjangan pendapatan, serta peningkatan ketahanan pangan;
2. Equity
Pertanahan berkontribusi secara nyata dalam peningkatan tatanan kehidupan
bersama yang lebih berkeadilan dan bermartabat dalam kaitannya dengan
penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah (P4T);
3. Social Welfare
Pertanahan berkontribusi secara nyata untuk mewujudkan tatanan kehidupan
bersama yang harmonis dengan mengatasi berbagai sengketa, konflik dan perkara
pertanahan di seluruh tanah air serta melakukan penataan perangkat hukum dan
sistem pengelolaan pertanahan sehingga tidak melahirkan sengketa, konflik dan
perkara di kemudian hari;
4. Sustainability
Pertanahan berkontribusi secara nyata bagi terciptanya keberlanjutan sistem
kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Indonesia dengan memberikan akses
seluas-luasnya pada generasi yang akan datang terhadap tanah sebagai sumber
kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan visi misi, tujuan dan sasaran yang diinginkan oleh Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia, maka strategi yang akan ditempuh oleh Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia ke depan dapat dilihat pada peta strategi sebagai berikut :
Road Map Reformasi Birokrasi Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
adalah dengan menyusun 9 (sembilan) program sesuai dengan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia yaitu:
a. Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengajuan Dokumen Usulan Reformasi
Birokrasi Kementerian/Lembaga;
b. Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pedoman Penilaian Dokumen Usulan dan Road Map
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian/Lembaga;
c. Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah;
d. Nomor 10 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Manajemen
Perubahan;
e. Nomor 11 Tahun 2011 tentang Kriteria dan Ukuran Reformasi Birokrasi;
f. Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pedoman Penataan Tatalaksana (Business Process);
g. Nomor 13 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Quicks Wins;
h. Nomor 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Manajemen
Pengetahuan (Knowledge Management);
i. Nomor 15 Tahun 2011 tentang Mekanisme Persetujuan Pelaksanaan Reformasi
Birokrasi dan Tunjangan Kinerja Bagi Kementerian/Lembaga.
9 (sembilan) peraturan baru sebagaimana dimaksud di atas dijabarkan dalam 9
(sembilan) program yang terdiri dari:
1. Program Manajemen Perubahan;
2. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan;
3. Program Penataan dan Penguatan Organisasi;
4. Program Penataan Tatalaksana;
5. Program Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur;
6. Program Penguatan Pengawasan;
7. Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja;
8. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik;
9. Program Monitoring dan Evaluasi.
Khusus Program Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia mempunyai beberapa kegiatan yaitu:
1. Penataan sistem rekrutmen pegawai;
2. Analisis Jabatan;
3. Evaluasi Jabatan;
4. Penyusunan standar kompetensi jabatan;
5. Asesmen individu berdasarkan kompetensi;
6. Penerapan sistem penilaian kinerja individu;
7. Pembangunan/pengembangan database pegawai;
8. Pengembangan pendidikan dan pelatihan pegawai berbasis kompetensi.
Dengan memperhatikan program tersebut, maka road map Biro Organisasi dan
Kepegawaian Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dapat dijabarkan sebagai
berikut:
Dalam menjalankan visi dan misinya, Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia didukung oleh sumber daya manusia sebanyak 21.028 orang (data bulan Maret
2012), dengan perincian sebagai berikut:
a. Lokasi Kerja:
- Kantor Pusat: 1.728 orang
- Kantor Wilayah: 4.208 orang
- Kantor Pertanahan: 15. 097 orang
b. Komposisi Pendidikan
- Doktor/S3: 19 orang
- Master/S2: 1.136 orang
- Sarjana/S1: 6.351 orang
- Diploma IV STPN: 2.171 orang
- Diploma III: 1.273 orang
- Diploma I: 1.782 orang
- SLTA: 7.411 orang
- SLTP: 627 orang
- SD: 258 orang
c. Komposisi Batas Usia Pensiun
- Tahun 2012 : 911 orang
- Tahun 2013 : 1.013 orang
- Tahun 2014 : 1.251 orang
- Tahun 2015 : 1.445 orang
- Tahun 2016 : 1.567 orang
Berikut adalah grafik yang menggambarkan keadaan Sumber Daya Manusia di
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia:
1781 2169
1269 1131
258 618
16
Core:
Pengelolaan Pertanahan
Support Core:
Support Enterprise:
Penguatan Aset Pertanahan:
Survei, Pengukuran dann Pemetaan
Sumberdaya Manusia (SDM),
Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah
Keuangan (Finance),
Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan
Sistem Pengawasan Internal,
Konflik Pertanahan
Teknologi Informatika (IT),
Hubungan Masyarakat (PR),
Akses Pertanahan:
Pengelolaan Aset Negara (PA)
Pengaturan dan Penataan Pertanahan
Pengendalian Pertanahan dan Pemberdayaan
Masyarakat
BAB IV
PENUTUP
EXECUTIVE SUMMARY
Dokumen Human Capital Development Plan (HCDP) Badan Pertanahan Nasional R.I.
2011-2017, secara singkat menggambarkan:
1. Tujuan dan sasaran strategis BPN R.I.;
Sebagai salah satu Participating Agency (PA), BPN R.I. memiliki tujuan dan sasaran
strategis dalam membantu merencanakan dan mewujudkan pelaksanaan program-
program yang ada sesuai dengan visi dan misi BPN R.I., melalui peningkatan kapasitas
SDM yang berkompeten di bidangnya dengan mengikuti training program gelar
maupun non gelar.
2. Inisiatif RB PA yang mendukung Program HCDP;
a. Penyusunan peta strategi (strategy map) yang berisi arahan atau kegiatan yang
bersifat program percepatan (quick wins), penilaian kinerja (lembaga, unit kerja, dan
individu);
b. Analisis beban kerja;
c. Standard operating procedures (SOP), e-government;
d. Peningkatan manajemen SDM (analisis jabatan, evaluasi dan pembobotan
pekerjaan, jenjang pekerjaan atau job grading, penyusunan tunjangan kinerja, dan
diklat pegawai serta penataan pola karier);
3. Usaha-usaha kondisi saat ini dan yang akan datang dalam rangka meningkatkan
kompetensi pegawai sebagai bagian dari strategi HR;
Dalam hal penataan SDM, beberapa upaya yang telah dilakukan adalah melaksanakan
analisis jabatan, pengembangan SIMPEG serta melakukan assesment/profiling kepada
para pegawai yang akan menduduki jabatan struktural, seperti halnya dengan aspek-
aspek lainnya, upaya penataan SDM ini pada masa mendatang juga harus ditingkatkan
dan disempurnakan.
Selain hal tersebut, untuk menuju postur SDM Badan Pertanahan Nasional R.I. yang
profesional dan bebas korupsi dengan langkah:
a. Menyusun kebutuhan SDM yang efektif dan efisien bagi pelaksanaan tugas dan
fungsi BPN;
b. Menerapkan standar kompetensi SDM sesuai dengan kebutuhan pokok dan fungsi;
c. Menyelenggarakan penilaian prestasi kerja berdasarkan kinerja harian terukur
setiap pegawai yang dikaitkan dengan remunerasi;
4. Merekrut SDM berdasarkan standar kompetensi, termasuk dengan menawarkan
secara terbuka jabatan struktural/fungsional kepada pegawai negeri yang
memenuhi syarat kompetensi;
5. Mengembangkan kompetensi SDM sesuai dengan kebutuhan;
6. Menyelenggarakan sertipikasi/lisensi terhadap SDM sesuai dengan standar
profesinya;
7. Menyelenggarakan pola karier yang transparan dan sesuai dengan asas sistem
merit;
8. Menyelenggarakan pola mutasi dan promosi yang didasarkan pada kebutuhan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi;
9. Mengembangkan pola perbaikan kesejahteraan pegawai secara akuntabel
(misalnya: asuransi kesehatan, bantuan hukum, bea siswa, rumah dinas, dsb);
10. Mengembangkan sistem persiapan pensiun pegawai.
4. Elemen-elemen inti dari HCDP;
a. Roadmap Strategic Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia;
b. Roadmap Strategic Kepegawaian Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia;
c. Job Family Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia;
d. Matrix Form HCDP Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.