You are on page 1of 14

TUGAS AKHIR BLOK SISTEM SARAF

LITERATURE REVIEW

19000025 Elsa Bea Nibasi Zega

19000026 Selsa Arlini Simarmata

19000027 Desi Natalia

19000028 Yessa Yonika

19000029 Daniel Simare-mare

19000030 Rizky Simamora

19000031 Indah Maharani Br. Sembiring

Kordinator Blok : dr. Ristarin P. Zalukhu, M. Med. Ed

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

MEDAN

2022
Management of Japanese Encephalitis : Literature Review Study

Elsa Bea Nibasi Zega, Selsa Arlini Simarmata, Desi Natalia, Yessa Yonika, Daniel Simare-
mare, Rizky Simamora, Indah Maharani Br. Sembiring

Faculty of Medicine, HKBP Nommensen University, Medan 20234

ABSTRACT

Background: Japanese encephalitis is a central nervous system infection. JE caused by the


Japanese encephalitis virus (JEV). JEV is a virus that belongs to the flaviviridae family and
is transmitted through the bite of its vector, namely the Culex Tritaeniorhynchus mosquito
species, or other hosts such as pigs and swamp birds. Humans themselves are incidental hosts
in the JEV transmission cycle. After a human is bitten by an infected mosquito, the virus will
replicate in keratinocytes to be carried to local lymph nodes for further replication. After
complete replication, the virus will produce viremia which will cross the blood brain barrier
to enter the central nervous system and eventually cause diffuse brain infection or
encephalitis.

Methods: This research was conducted using a literature review method. There are seven
articles obtained from online databases such as Pubmed, Springer and ScienceDirect. Seeing
the usefulness of the use of drugs to patients with Japanese encephalitis.

Result: IVIG, minocycline, immunoglobulin combination therapy, ribavirin, and interferon-


α2b, combination therapy have shown improvement in Japanese encephalitis, although some
patients have only partial recovery. Therefore, research on the treatment of JE is still
necessary.

Conclusion: Through this literature review study, it is shown that there is no drug that has
been proven to be effective in treating Japanese encephalitis. The current JE treatment is still
symptomatic, namely based on the symptoms experienced by the patient. Therefore, we are
expected to take preventive measures by vaccination.

Keywords: Japanese encephalitis AND Management, Japanese Encephalitis AND Treatment


AND Symptoms

2
Management of Japanese Encephalitis : Literature Review Study

Elsa Bea Nibasi Zega, Selsa Arlini Simarmata, Desi Natalia, Yessa Yonika, Daniel Simare-
mare, Rizky Simamora, Indah Maharani Br. Sembiring

Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen, Medan 20234

ABSTRAK

Latar Belakang : Japanese encephalitis merupakan infeksi sistem saraf pusat yang dan
disebabkan oleh Japanese encephalitis virus (JEV). JEV merupakan virus yang termasuk
dalam family flaviviridae dan transmisinya melalui gigitan dari vektornya, yaitu nyamuk
spesies Culex Tritaeniorhynchus, ataupun host lainnya seperti babu dan burung rawa.
Manusia sendiri merupakan host insidental dalam siklus transmisi JEV. Setelah manusia
digigit nyamuk yang terinfeksi, virus akan bereplikasi di keratinosit untuk dibawa ke nodus
limfatikus lokal untuk replikasi lebih lanjut. Setelah replikasi lengkap,
virus akan menghasilkanviremia yang akan melewati sawar darah otak untuk
memasukisistem saraf pusat dan akhirnya menyebabkan infeksi otak difusaatau encephalitis.

Metode: Penelitian ini dilakukan dengan metode literature review. Ada tujuh artikel yang
diperoleh dari Database online seperti Pubmed, Springer dan ScienceDirect. Melihat
kegunaan dari penggunaan obat-obatan kepada pasien Japanese encephalitis.

Hasil: IVIG, minocycline, terapi kombinasi immunoglobulin, ribavirin, dan interferon-α2b,


terapi kombinasi telah menunjukan perbaikan dari Japanese Encephalitis, meskipun ada
sebagaian pasien hanya pulih parsial. Sehingga masih harus terus dilakukan penelitian
mengenai pengobatan JE ini.

Kesimpulan: Melalui studi tinjauan pustaka ini, menunjukan bahwa belum ada obat yang
terbukti efektif mengobati Japanese Encephalitis. Pengobatan JE yang dilakukan saat ini,
masih simptomatis yaitu berdasarkan gejala yang dialami pasien. Maka dari itu, kita
diharapkan bisa melakukan tindakan pencegahan dengan vaksinasi.

Kata Kunci : Japanese encephalitis AND Management AND Treatment AND Symptoms

3
Pendahuluan bertambahnya usia, protektivitas oleh
sistem imun akan berkurang3.
Japanese encephalitis merupakan
infeksi sistem saraf pusat yang disebabkan JEV merupakan virus penyebab
oleh Japanese encephalitis virus (JEV). utama encephalitis di Asia, namun
JEV merupakan virus yang termasuk demikian, hanya kurang dari 1% orang
dalam famili flaviviridae dan transmisinya yang terinfeksi menunjukkan gejala klinis
melalui gigitan dari vektornya, yaitu dan kasus berat hanya terjadi sekitar 1 dari
nyamuk spesies Culex Tritaeniorhynchus, 250 kasus infeksi JEV.
ataupun host lainnya seperti babi dan
burung rawa. Manusia sendiri merupakan Japanese encephalitis dapat
host insidental dalam siklus transmisi JEV. menunjukkan gejala spektrum luas, mulai
Setelah manusia digigit nyamuk yang dari yang ringan hingga berat. Umunya
terinfeksi, virus akan bereplikasi di gejala diawali dengan rhinitis, diare, nyeri
keratinosit untuk dibawa ke nodus kepala, dan gemetar akibat suhu tubuh
limfatikus lokal untuk replikasi lebih yang meningkat. Kemudia gejala ini
lanjut. Setelah replikasi lengkap, virus diikuti dengan terjadinya perubahan
akan menghasilkan viremia yang akan tingkat kesadaran dan kejang. Hal ini dapat
melewati sawar darah otak untuk berakibat fatal bagi penderita dan
memasuki sistem saraf pusat dan akhirnya dibutuhkan pengelolaan dan pengawasan
menyebabkan infeksi otak difusa atau yang ketat untuk menghindari komplikasi.
encephalitis1. Komplikasi yang sering terjadi diantaranya
ketulian, paralysis flasid, distonia,
Dilaporkan kejadian japanese parkinson, dan hemibalismus4.
encephalitis terjadi sekitar 67.900 kasus
per tahunnya dengan area endemiknya Penatalaksanaan Japanese
yaitu hampir semua negara di Asia, encephalitis hingga saat ini masih berupa
terutama di negara-negara berkembang di tata laksana suportif karena belum ada
Asia timur dan Asia tenggara, hingga terapi antivirus spesifik yang ditemukan
Australia bagian utara2. Transmisi paling efektif untuk kasus ini. Oleh karena itu,
banyak terjadi di area-area agrikultural peran vaksin sangat besar untuk mencegah
seperti peternakan ataupun pertanian terjadinya japanese encephalitis. Dari
namun tidak menutupi kemungkinan beberapa penelitian yang dilakukan
terjadinya di area perkotaan. Transmisi terhadap beberapa obat seperti
juga diketahui berhubungan dengan cuaca. minocycline, asiklovir, interferon,
Di negara tropis sendiri, transmisi banyak ribavirin, immunoglobulin, dan
terjadi di musim hujan atau pada bulan mei dexamethahasone, didapat beberapa
hingga oktober namun dapat bertahan memiliki efek yang cukup berarti5.
sepanjang tahun di beberapa negara. Namun, masih dibutuhkan penelitian yang
lebih lanjut lagi tehadap penatalaksanaan
Japanese encephalitis sendiri sering Japanese encephalitis untuk menghasilkan
menginfeksi anak-anak dibawah usia 15 prognosa yang lebih baik lagi di masa
tahun di area endemik, dan juga pada yang akan datang.
orang lanjut usia yang seiring dengan

4
Pengendalian vektor berbahan Kemudian didapatkan 7 artikel yang tepat
kimia tidak direkomendasikan, karena dan sesuai dengan tujuan dan topik
tempat perkembangbiakan nyamuk vektor literatur review ini.
di daerah persawahan sangat luas. Cara
mengurangi jumlah vektor, dilakukan
manipulasi pengairan sawah. Penggunaan
lotion anti nyamuk atau kelambu cukup Artikel yang dikumpulkan melalui
efektif untuk mencegah penularan6. Pubmed, Springer dan ScienceDirect

Metode

Penelitian ini merupakan studi Artikel Clinical Trial


dengan menggunakan sistem studi literatur
dengan cara melakukan pencarian sumber
referensi di database nasional maupun Artikel Full Text
internasional yang merupakan online
database. Pencarian dilakukan pada artikel
dengan tahun terbit 8 tahun terakhir atau 7 artikel memenuhi syarat
mulai dari tahun 2014 dengan database
online pubmed, science direct, dan
springer menggunakan kata kunci 7 artikel yang dilakukan analisis
“Japanese encephalitis” AND
“Management” AND “Treatment” AND
“Symptom”.

Selanjutnya, dilakukan kriteria


inklusi dan ekslusi untuk menentukan
jurnal yang tepat atau berhubungan dengan
konteks studi yang dilakukan. Kriteria
inklusi adalah jurnal internasional
berbahasa Inggris terakreditasi. Sedangkan
untuk kriteria eksklusi adalah jurnal
dengan metode clinical trial dan artikel
gratis lengkap.

Tahap pencarian selanjutnya,


mencari jurnal artikel dengan kriteria
artikel lengkap gratis dan menggunakan
metode clinical trial. Setelah itu, dilakukan
peninjauan untuk judul yang sesuai dengan
topik dan tujuan dari literatur review.
Tahap akhir yaitu menentukan apakah
hasil dan isi dari pembahasan jurnal artikel
yang didapat sudah sesuai dengan topik
dan tujuan literatur review yang dilakukan.

5
Hasil

Tabel 1. Hasil Penyaringan Artikel

No Peneliti/ Judul Tujuan, desain penelitian Sumber data Hasil (Outcome)


Tahun dan variable kovariat dan jumlah
Sampel
1. Rayamaj A Preliminary Untuk mengevaluasi efek Sumber data IVIG memiliki
hi, et al Randomized IVIG pada pasien berasal dari efek yang
(2015)7. Double Blind Japanese Encephalitis (JE) Kanti menguntungkan
Placebo- pada pengurangan Children’s yang signifikan
Nepal Controlled Trial mortalitas, defisit Hospital dengan pasien JE
of Intravenous neurologis dan hasil and the dengan gejala
Immunoglobulin perilaku Liverpool utama seperti
for Japanese School of ketidaksadaran
Encephalitis in Observasional Tropical dan demam.
Nepal Medicine Tidak ada
Kovariant : usia, jenis perbedaan yang
kelamin, gejala klinis 21 pasien signifikan dalam
Mei- frekuensi
september jumlah efek
2009 samping antara
IVIG dan
plasebo. Tidak ada
dugaan seri yang
tidak terduga
reaksi merugikan
(SUSARs)

2. Roy et Evaluation of Menilai aktivitas antiviral Sumber data Setelah intervensi


al antiviral activity dalam kandungan minyak berasal dari JEV(50x107PFU/
(2015)8. of essential oil of esensial antioksidan Departmen ml), hasilnya
Trachyspermum Ajwain (Trachyspermum Virologi, adalah tidak ada
India Ammi against ammi) terhadap Japanese Institut plak pada JEV
Japanese Encephalitis Virus Haffkine, yang diberikan 1
encephalitis India mg/ml minyak
virus Eksperimental esensial ajwain
Bubuk biji dengan efek
Kovariat : antivirus, suhu T. ammi: 50 antioksidan. Sisa
yang tidak optimal untuk g dan 100 30 plak JEV (Dari
perkembangan virus, ml air. 50 plak, berkurang
tingkat resistensi virus, Titer JEV: 20 plak) pada yang
virus mutan 50x107PFU/ diberikan 0,5
mL mg/ml minyak
esensial ajwain
dengan efek
antioksidan
50 plak utuh pada
yang diberikan
0,25 dan 0,125

6
mg/ml minyak
esensial ajwain
dengan efek
antioksidan
3. Iro, et al ImmunoglobuliN Mengevaluasi efek Sumber data Penggunaan IVIG
(2016)9. in the Treatment penggunaan IVIG dalam berasal dari
menimbulkan efek
of Encephalitis pengobatan dini ensefalitis 30 Rumah
UK (IgNiTE): pada anak anak serta Sakit di UK yang cukup
protocol for a membandingkan adanya
menguntungkan
multicentre kelainan neurologis pasca 306 pasien
randomised pengobatan dengan terapi anak dalam pengobatan
controlled trial standar pada ensefalitis (6 bulan-16
tahun) ensefalitis baik
Observasional yang baru

Kovariant : usia, dosis, terdiagnosis


onset, gejala klinis, lab, ataupun sedang
EEG
dalam tahap
diagnosis.
Pemberian IVIG
dalam pengobatan
terbagi menjadi 2
dosis, dan dari
hasil uji, pasca
pemberian dosis
pertama sudah
memberikan hasil
yang baik. Untuk
tingkat kegagalan
atau kekurangan
dalam pengobatan,
dapat dipengaruhi
oleh usia, ataupun
penggunaan
steroid saat
pengacakan.
4. Kumar, Role Of Oral Uji coba penggunaan dari Sumber data Meskipun tidak
et al Minocycline In nasogastric/minocycline berasal dari ada perbedaan
(2016)10. Acute oral pada JE dan AES. King yang signifikan
Ensephalitis George’s secara statistik,

7
India Syndrome In Kohort Medical secara keseluruhan
India- a University dalam kematian 3
Randomized Kovariant : umur, jenis (KGMU) bulan antara
Controlled Trial kelamin, dirawat dengan kelompok obat
AES <7 hari. 281 pasien dan placebo RR =
0 · 0 · 83 (0 · 6-1 ·
1), ada tren yang
menggembirakan
pada pasien yang
lebih tua dari 12
tahun
RR = 0,70 (0,41-
1,18) dan di
Glasgow
Outcome Score
(GOS) pada 3
bulan (χ (2) = 7 ·
44, p = 0 · 059).
[RR = 0 · 0 · 83 (0
· 6-1 · 1)], ada tren
yang
menggembirakan
pada pasien yang
lebih tua dari 12
tahun
RR = 0,70 (0,41-
1,18) dan di
Glasgow
Outcome Score
(GOS) pada 3
bulan (χ (2) = 7 ·
44, p = 0 · 059).
5. Singh, et Minocycline trial Untuk mengevaluasi efek Sumber data Minocycline
al in japanese minocycline pada pasien berasal dari memiliki efek
(2016) .
11
encephalitis: a Japanese Encephalitis (JE) Nehru menguntungkan
doubl pada pengurangan Hospital of yang signifikan
India e blind, mortalitas, defisit BRD pada pasien JE
randomized neurologis dan hasil Medical dalam durasi
placebo study perilaku College, gejala utama
India seperti demam dan
Observasional ketidaksadaran
280 pasien dan durasi tinggal
Kovariant: dosis, gejala Juli 2008- di rumah sakit.
klinis, durasi tinggal di Agustus Namun, kematian
RS, deficit neurologi, usia 2009 dan prevalensi
defisit neurologis
dan masalah
perilaku pada
tindak lanjut
pasien ini tetap

8
tidak berubah,
tetapi ukuran
sampel sangat
kurang untuk
menarik
kesimpulan. Studi
ini memberikan
bukti awal untuk
percobaan
penggunaan
minocycline
terhadap pasien
JE. RCT dengan
ukuran sampel
yang besar dan
tindak lanjut
jangka panjang
diperlukan untuk
menentukan efek
menguntungkan
dari minocycline
pada pasien JE
6. Son, et Clinical Untuk menjelaskan Sumber data 8 pasien adalah
al Outcomes of presentasi klinis, temuan berasal dari diberikan dengan
(2021)12. Japanese laboratorium, hasil klinis, Seoul terapi kombinasi,
Encephalitis dan efek samping setelah National sementara 3
Korea after terapi kombinasi antara University lainnya hanya
Combination imunoglobulin, ribavirin, Hospital menerima terapi
Treatment of dan interferon-α2b yang suportif.
Immunoglobulin, diberikan pada pasien JE 11 pasien 50% yang diobati
Ribavirin, 1 Agustus dengan terapi
and Interferon- Kohort prospective 2010 - 31 kombinasi
α2b Oktober menunjukkan
Kovariant : usia, jenis 2019. pemulihan parsial,
kelamin, kontraindikasi, sedangkan 12,5%
status ekonomi menunjukkan
pemulihan total.
Antara 3 pasien
yang hanya
menerima terapi
suportif, 33,3%
menunjukkan
pemulihan parsial
dan 67,7% tidak
menunjukkan
perbaikan.
7. Miao, et The Effect of a Mempelajari dan menilai Sumber data Dari hasil
al Combined keefektifan regimen berasal dari penelitian,
(2021)13. Ganciclovir, kombinasi gansiklovir, (ICU) di RS didapati bahwa

9
Methylprednisol prednisolon, dan Universitas laju mortalitas
China one, and imunoglobulin (KGPI) Zhengzhou pasien dengan
Immunoglobulin dalam penatalaksanaan KGPI dalam 30
Regimen on japanese encephalitis yang 31 pasien, hari penelitian
Survival and diduga dapat menurunkan 6 tahun lebih rendah dari
Functional angka mortalitas dan terakhir kelompok tanpa
Outcomes in memperbaiki prognosis KGPI (0 dan
Patients With jangka panjang 12,5%), namun
Japanese angka ini belum
Encephalitis Eksperimental mencapai
signifikasi statistik
Kovariant : usia, stase data (P = 0.226).
penyakit, keadaan Dan dari analisis
ekonomi, penyakit ketahanan hidup
jantung, komorbid melalui kurva
Kaplan-Meier
dalam 30 hari,
tidak didapati
perbedaan
signifikan di
antara kedua
kelompok
tersebut. Laju
mortalitas dalam
60 hari penelitian
pada kelompok
dengan KGPI jauh
lebih rendah dari
kelompok tanpa
KGPI () dan
31,25%, P =
0.043), demikian
halnya dengan
kurva Kaplan-
Meier dalam 60
hari penelitian (P
= 0.020). Dalam
penelitian yang
telah dilakukan
selama 6 bulan,
didapati bahwa
laju mortalitas
pada kelompok
dengan KGPI juga

10
jauh lebih kecil
daripada
kelompok tanpa
KGPI (0 dan
37,5%, P =
0.018), begitu juga
dengan kurva
Kaplan-Meier
dalam 6 bulan
menunjukkan
perbedaan yang
signifikan (P =
0.009). Selain itu,
dari penilitian
terhadap
perbandingan skor
Indeks Barthel
antara kedua grup,
tidak ditemukan
adanya perbedaan
yang signifikan
antara kedua
kelompok tersebut
(P = 0.814). Dan
dari penelitian
menggunakan skor
MoCA serta hasil
DTI yang dijalani
oleh 5 pasien yang
bersedia, didapati
4 pasien memiliki
skor 0/5 dan
sisanya mendapat
skor 2/5.

11
Pada studi selanjutnya, 6 dari 7 infeksi. Vaksin ini direkomendasikan
studi menunjukan tatalaksana yang untuk pelancong berisiko tinggi ke daerah
diberikan kepada pasien Japanese endemik. Banyak daerah endemik telah
Encephalitis seperti IVIG, minocycline, menerapkan program vaksinasi anak.
terapi kombinasi immunoglobulin, Perlindungan terbaik adalah pencegahan
ribavirin, dan interferon-α2b, terapi gigitan nyamuk.
kombinasi ganciclovir,
methylprednisolone, dan immunoglobulin Seperti yang sudah dijelaskan
telah menunjukan perbaikan dari Japanese diatas, faktor resiko yang dapat
Encephalitis, meskipun ada sebagaian menyebabkan penularan virus ini semakin
pasien hanya pulih parsial. Sehingga masih meningkat adalah mereka yang tinggal
harus terus dilakukan penelitian mengenai didaerah pertanian atau peternakan.
pengobatan JE ini. Sebuah studi dilakukan untuk meneliti
faktor transmisi JE14. Faktor risiko
Pembahasan potensial disurvei di rumah sakit
penerimaan. Analisis univariat
Japanese Encephalitis atau JE mengungkapkan faktor-faktor berikut yang
adalah penyebab paling umum yang dapat terkait dengan JE: usia yang lebih tua,
dicegah dari penyakit ensefalitis yang rujukan dari puskesmas kecamatan atau
ditularkan oleh nyamuk di Asia, Australia, rumah sakit swasta, bermain di luar rumah
dan Pasifik barat. Nyamuk jenis Culex setelah makan malam, penggunaan obat
menularkan dapat virus melalui nyamuk atau penyemprot, kedekatan
gigitannya. Persentase penularan paling tempat tinggal dengan persawahan, dan
sering terjadi di daerah pertanian seperti kepemilikan babi oleh keluarga atau
pertanian dan sawah.Akan tetapi dapat tetangga sebelah4.
terjadi juga di daerah perkotaan dalam
kondisi tertentu. Sebagian besar infeksi Untuk etiologinya sendiri, japanese
tidak menunjukkan gejala, mereka yang encephalitis merupakan penyakit yang
menunjukkan gejala ensefalitis menderita ditularkan nyamuk oleh virus RNA
morbiditas dan mortalitas yang signifikan. beruntai tunggal yang terkait erat dengan
Pasien yang bergejala mengalami demam flavivirus west nile dan salah satu etiologi
tinggi, sakit kepala, disorientasi, koma, ensefalitis arboviral yang paling
tremor, dan perubahan status mental akibat signifikan. Virus ini ditransmisikan ke
peradangan otak. Gangguan gerakan, manusia melalui gigitan nyamuk Culex
defisit neurologis, dan kejang sering yang terinfeksi, dan paling sering nyamuk
terjadi, terutama pada anak-anak. Sekitar Culex tritaeniorhynchus. Nyamuk ini
satu dari empat kasus yang bergejala sangat aktif dari sore-malam hari dan
berakibat fatal. Anak-anak adalah subjek biasanya berkembang biak di tempat
yang paling sering terkena, dan penampungan air. Virus JE dipelihara dan
kebanyakan orang yang tinggal di daerah diperkuat oleh horpes pengantara
endemik akan memiliki kekebalan pada khususnya burung air dan babi.
usia dewasa. Tidak ada terapi khusus
selain perawatan suportif, tetapi tersedia Japanese encephalitis disebabkan
vaksin yang efektif untuk mencegah oleh virus JE termasuk dalam arbovirus
grup B, genus Flavivurs, family

12
Flaviviridae. Virus JE berbentuk sferis Ucapan Terima Kasih
dengan diameter 40-60 nm, inti virion
terdiri dari nucleoprotein. Terdapat 4 Penulis mengucapkan terimakasih
varian genotip utama virus JE, yaitu isolate kepada semua pihak yang sudah
virus JE tipe 1 (ditemukan di china, membantu dan terkhusus kepada dr.
jepang, indisa, Taiwan dan Vietnam); Ristarin P. Zalukhu sebagai kordinator
isolate virus JE tipe 2 (ditemukan di blok sistem saraf yang telah membantu
kamboja dan Thailand Utara); isolate virus dalam mengkordinir penyelesaian
JE tipe 3 (ditemukan di Indonesia, literature review ini.
Malaysia, dan Thailand selatan dimana Daftar Pustaka
penyebaran genotype ini paling luas
diantara yang lain); dan isolate virus JE 1. Ajibowo AO, Ortiz JF, Alli A,
tipe 4 (diidentifikasi di Indonesia dan Halan T, Kolawole OA.
Malaysia). Management of japanese
encephalitis: a current update.
Pada pasien yang terinfeksi virus Cureus [Internet]. 2021;13(4):1–7.
Available from:
ini, hanya 1% pasien yang terinfeksi virus
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/34
yang nantinya akan berkembang menjadi 036000/
ensefalitis. Namun, kematian pada pasien
yang mengembangkan ensefalitis cukup 2. Baig S, Fox KK, Jee YOP,
besar sekitar 20-30 %. Sementara Hombach J, Wang SA, Hyde T, et
al. Japanese encephalitis
kebanyakan kasus akan membaik dalam 6-
surveillance and immunization
12 bulan tergantung pada konsentrasi [Internet]. Medscape. 2012.
antibody penetralisir yang tinggi dalam Available from:
CSS dan level IgG virus JE yang tinggi https://www.medscape.com/viewart
dalam CSS, banyak pasien yang bertahan icle/810273_1
akan memiliki gejala neurologis dan
3. Simon L V., Sandhu DS, Goyal A,
psikiatris signifikan (30-50% kasus). Kruse B. Japanese encephalitis.
StatPearls Publishing. 2021.
Kesimpulan
4. Yun S-I, Lee Y-M. Japanese
Melalui studi tinjauan pustaka ini, encephalitis the virus and vaccines.
menunjukan bahwa belum ada obat yang Hum Vaccin Immunother [Internet].
terbukti efektif mengobati Japanese 2014;10(2):263–79. Available from:
Encephalitis dikarenakan masih kurangnya https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/24
penelitian untuk pengobatan JE. 161909/

Pada dasar pengobatan JE yang 5. Amicizia D, Zangrillo F, Lai PL,


Iovine M, Panatto D. Overview of
dilakukan saat ini, masih simptomatis
japanese encephalitis disease and its
yaitu berdasarkan gejala yang dialami prevention. focus on IC51 vaccine
pasien. Maka dari itu, kita diharapkan bisa (IXIARO®). J PREV MED HYG
melakukan tindakan pencegahan dengan [Internet]. 2018;59:99–107.
vaksinasi. Available from:
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29
938245/

13
6. Hariastuti NI. Japanese encephalitis. 2016;3(5):371–7.
BALABA. 2012;8(2):55–7.
12. Son H, Sunwoo J-S, Lee SK, Chu
7. Rayamajhi A, Nightingale S, Bhatta K, Lee S-T. Clinical outcomes of
NK, Singh R, Ledger E, Bista KP, japanese encephalitis after
et al. A preliminary randomized combination treatment of
double blind placebo-controlled trial immunoglobulin, ribavirin, and
of intravenous immunoglobulin for interferon-α2b. J Clin Neurol
japanese encephalitis in nepal. PLoS [Internet]. 2021;17(3):428–34.
One [Internet]. 2015;1–21. Available from:
Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/34
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/25 184451/
886645/
13. Miao W, Guo J, Zhang S, Shen N,
8. Roy S, Chaurvedi P, Chouwdhary Shang X, Liu F, et al. The effect of
A. Evaluation of antiviral activity of a combined ganciclovir,
essential oil of trachyspermum methylprednisolone, and
ammi against japanese encephalitis immunoglobulin regimen on
virus. Pharmacognosy Res survival and functional outcomes in
[Internet]. 2016;7(3):263. Available patients with japanese encephalitis.
from: Front Neurol [Internet]. 2021;12:1–
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/ 9. Available from:
articles/PMC4471653/ https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/34
803868/
9. Iro MA, Sadarangani M, Absoud M,
Chong WK, Clark CA, Easton A, et 14. K M, Nabeshima T, Buerano CC.
al. ImmunoglobuliN in the Japanese encephalitis. Rev Sci Tech
treatment of encephalitis (IgNiTE): Off Int Epiz [Internet].
protocol for a multicentre 2015;34(2):441–52. Available from:
randomised controlled trial. BMJ https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26
Open [Internet]. 2016;6:1–15. 601447/
Available from:
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/27
810972/
10. Kumar R, Basu A, Sinha S, Das M,
Tripathi P, Jain A, et al. Role of oral
minocycline in acute ensephalitis
syndrome in india- a randomized
controlled Ttrial. BMC Infect Dis
[Internet]. 2016;16(67):1–10.
Available from:
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26
847071/
11. Singh A, Mehta A, Kushwaha K,
Pandey A, Mitta M, Sharma B, et al.
Minocycline trial in japanese
encephalitis: a double blind,
randomized placebo study. Pediatr
Rev Int J Pediatr Res.

14

You might also like