You are on page 1of 13

Cara Kerja Sistem Limbik Pada Emosi Anak Usia Dini

Oleh:
Kelompok

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS


PENDIDIKAN GANESHA
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
2022
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan penulis berbagai rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “ ”. Penulisan makalah ini digunakan untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah ………….Oleh karena itu, kami mengucapkan rasa
terimakasih kepada Dr. Ketut Indra Purnomo, S.ked. M.Kes selaku dosen mata kuliah
ini.
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, penulis
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasa. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini. Akhir
kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Om Santih, Santih, Santih Om

Singaraja, 10 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

SAMPUL.......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 2

BAB II KAJIAN TEORI


2.1 Sistem Limbik............................................................................................. 3
2.2 Peran Sistem Limbik................................................................................... 3
2.3 Bagian-Bagian Sistem Limbik.................................................................... 4
2.4 Cara Kerja Sistem Limbik Pada Emosi Anak............................................. 4

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan..................................................................................................... 9
3.2 Saran........................................................................................................... 9

ii
BAB I

PEDAHULUAN

1.1 Latara Belakang Masalah

Paparan tentang otak dan fungsinya, dan juga perkembangan fungsi otak,
perlu dipahami oleh para pendidik untuk dapat melakukan pembelajaran/penanaman
karakter yang berkualitas. Misalnya untuk anakanak dari dalam kandungan sampai
usia kira-kira 15 bulan, yaitu masa batang otak berkembang, rasa aman sangat
diperlukan, supaya emosinya bisa terlibat di masa depannya (sistem limbik
berfungsi). Rasa diterima oleh kedua orang tuanya menjadi hal yang utama, sehingga
anak memiliki kepercayaan diri untuk melanjutkan belajar. Pada saat ini anak mulai
belajar berjalan diawali dengan merangkak, tahap ini sangat penting karena dengan
merangkak anak belajar untuk melintasi garis tengah tubuh dan sekaligus belajar
untuk melawan gravitasi, kegiatan ini merupakan dasar belajar dengan kognisi.

Tahap perkembangan otak berikutnya, yaitu sistem limbik, dalam


pembelajaran hindari kata “Jangan/Tidak” atau ancaman-ancaman untuk menakut-
nakuti. Di tahap ini belajar masih sangat memerlukan contoh yang nyata (3D) dan
anak masih perlu banyak bergerak untuk memperkaya syaraf-syaraf belajar di
otaknya, dan di usia 1,5 hingga 5 tahun tidak dianjurkan belajar yang abstrak 2D
(misalnya Calistung), pada masa ini adalah masa – masa untuk berpikir kreatif,
berolah raga, menari, bermain musik yang pada dasarnya masih banyak bergerak dan
bermain. Penanaman bersosialisasi, sopan santun, sportivitas, cinta lingkungan dan
hal-hal yang berkaitan dengan budi pekerti justru hal yang diperlukan pada masa-
masa ini. Pada saat Pendidik mulai mengajarkan membaca, menulis dan berhitung
yang lebih banyak unsur abstraknya, pada saat itu Pendidik mulai membuat stres kecil
kepada anak didiknya

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi sistem limbik?
2. Apa peran sistem limbik?
3. Apa saja bagian-bagian sistem limbik?
4. Bagaimana cara kerja sistem limbik terhadap emosi anak?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sitem Limbik

Sistem limbik adalah keseluruhan lintasan neuronal yang mengatur tingkah


laku emosional dan dorongan motivasional yang terletak di area perbatasan antara
korteks serebri dan hipothalamus. Sistem limbik adalah suatu cincin struktur-
struktur otak depan yang mengelilingi batang otak yang terdiri dari bagian berikut:
lobus-lobus korteks serebri (terutama korteks asosiasi limbik), nukleus basal,
thalamus, dan hipothalamus. Anyaman ini menjadi dasar fundamental neuralis
terhadap aspek naluri, perlikau, motivasi, belajar, dan fungsi ingatan. Keadaan emosi
manusia diatur oleh otak di dalam sistem limbik. Sistem limbik berbeda dengan lobus
limbik. Lobus limbik merupakan kesatuan struktur yang terdiri dari archicortex (formasi
hipokampus dan gyrus dentatus), paleocortex (korteks piriformis dari gyrus hipokampalis
anterior) dan mesocortex (gyrus cinguli). Sedangkan sistem limbik gabungan lobus limbik
dan nukleus subkortikal, yaitu amigdala, nuclei septales, hipotalamus, epithalamus, nukleus
thalamus dan ganglia basalis (Reni et al., 2021).

2.2 Peran Sistem Limbik


Sistem limbik adalah bagian otak yang berhubungan dengan tiga fungsi
utama: emosi, kenangan, dan gairah (stimulasi). Sistem ini terdiri dari beberapa
bagian, yang ditemukan di atas batang otak dan di dalam otak besar. Sistem limbik
mengendalikan macam emosi, otak mamalia (sistem limbik) juga dapat
mengendalikan bioritme tubuh seperti rasa haus, pola tidur, lapar, tekanan darah,
denyut jantung, dan fungsi-fungsi tubuh lainnya. Itulah sebabnya ketidakstabilan
emosi seperti saat stres dapat mempengaruhi kesehatan tubuh lainnya secara langsung
(Istiqomah & Suyadi, 2019).

3
Beberapa prinsip sebagai bentuk kecerdasan emosi yang diperankan sistem limbik
antara lain:

1. Mempengaruhi sistem belajar manusia.


Sistem limbik ini mengontrol kemampuan daya ingat, kemampuan merespon
segala informasi yang diterima pancaindera.
2. Mengontrol setiap informasi yang masuk. 
Sistem limbik ini mengontrol setiap informasi yang masuk dan memilih
informasi yang berharga untuk disimpan dan yang tidak berharga akan
dilupakan. Oleh karena itu sistem limbik menentukan terbentuknya daya ingat
jangka panjang yang berguna dalam pelayanan pendidikan anak.
3. Otak tidak akan memberikan perhatian jika informasi yang masuk
mengabaikan sistem limbik.
Suasana belajar yang membosankan membuat sistem limbik mengkerut dan
kehilangan daya kerjanya. Oleh karena itu suasana belajar yang menyenangkan
akan memberi pengaruh positif pada kerja sistem limbik.

2.3 Bagian-Bagian Sitem Limbik


a. Talamus
Talamus adalah bagian dari otak yang bertanggung jawab untuk mendeteksi
dan menyampaikan informasi dari indera kita, seperti bau dan penglihatan.
Bentuk talamus menyerupai dua buah alpukat yang dijadikan satu, satu buah
berada di otak belahan kanan, dan satu lagi berada di otak sebelah kiri.
Talamus ini terletak dalam batang otak, dan merupakan bagian dari jalur
informasi ke dalam otak, yang merupakan bagian dari otak yang
bertanggung jawab untuk berpikir dan gerakan. Dalam thalamus juga
terdapat Projection Fibers, yaitu kumpulan akson dari soma sel yang terletak
pada satu bagian otak dan memiliki kemampuan untuk bersinapsis dengan
neuron di bagian otak yang lain. Projection fibers ini membantu

4
memproyeksikan atau mengirimkan berita (yang dikirim melalui sinapsis)
tersebut ke korteks.(Hapsari dkk, 2014)

Rangsangan Indera(Reseptor) Otak(Talamus) Penciuman(Bau)

b. Hipotalamus
Hipotalamus adalah bagian penting dari sistem limbik yang bertanggung
jawab untuk memproduksi beberapa pembawa pesan kimiawi, yang disebut
hormon. Hormon-hormon ini mengontrol kadar air dalam tubuh, siklus
tidur, suhu tubuh, dan asupan makanan. Hipotalamus terletak di bawah
talamus. Hipotalamus terbagi atas:
 Hipotalamus Anterior: Mengatur rasa haus dan aktifitas seks
 Hipotalamus Posterior: Mengatur suhu dan mencium bau
 Hipotalamus Lateral: Mengatur rasa lapar
 Hipotalamus Ventra: Mengatur sintesis hormon
 Hipotalamus Ventromedial: Mengatur rasa kenyang

Hormon Otak(Hipotalamus Lateral) Rasa lapar


c. Amygdala
Salah satu dari dua kelompok berbentuk almond sel-sel saraf pada temporal
(sisi) lobus dari otak besar. Kedua amigdala bertanggung jawab untuk
mempersiapkan tubuh untuk situasi darurat, seperti sedang ‘kaget’, dan
untuk menyimpan kenangan peristiwa untuk pengenalan masa depan.
Amigdala membantu dalam pengembangan kenangan, terutama yang
berkaitan dengan peristiwa emosional dan keadaan darurat. Amigdala ini
juga terlibat secara khusus dengan perkembangan emosi rasa takut, dan
dapat menjadi penyebab ekspresi ekstrim ketakutan, seperti dalam kasus
panik. Selain itu, amygdala memainkan peran utama dalam kesenangan dan
gairah generatif, dan membantu mengelola respon “fight or flight” dalam
kelangsungan hidup. Pengamatan terhadap ekspresi emosi mengaktifasi
5
amigdala, amigdala ternyata memberikan respon terhadap ekspresi yang
membutuhkan proses emosi. Contoh: Saat seseorang diberikan stimulus
berupa ular atau ditodong sebuah pistol, maka otak (amigdala) akan
memberikan respon berupa rasa takut.

Amigdala dikatakan baik Amigdala dikatakan buruk


 Emosi responsive  Emosi reaktif (mudah
 Berbicara sesuai emosi)
kenyataan (tidak suka  Suka berbohong
berbohong)  Menurunkan self-
 Meningkatkan self- concept
concept  Tidak punya rasa
 Memiliki empati empati

d. Hippocamus
Bagian lain dari lobus temporal yang bertanggung jawab untuk mengubah
kenangan jangka pendek ke memori jangka panjang, contohnya dapat
memberikan stimulasi berupa rehearsal (pengulangan). Selain itu
hipokampus juga dapat difungsikan sebagai navigasi ruangan, misalnya kita
dapat menghafal rute dari rumah ke kantor. Hipokampus ini diperkirakan
bekerja dengan amigdala untuk penyimpanan memori, dan kerusakan pada
hipokampus dapat menyebabkan amnesia (hilang ingatan).
e. Basal Ganglia
Kumpulan badan sel saraf yang bertanggung jawab untuk
mengkoordinasikan gerakan otot dalam postur tubuh yang terletak di bagian
anterior dari ventrikal lateral. Kontrol motor, dimana gerakan dimulai,
berlangsung dan berakhir seperti yang diharapkan, dikoordinasikan oleh
basal ganglia.
Struktur utama basal ganglia adalah kaudatus, putamen, dan globus pallidus.
6
1. Kaudatus
Bentuknya mirip ekor,letaknya memanjang keluar dari masing masing
amigdala,pertama tama kea arah posterior dan ke arah anterior,masing
masing kaudatus membentuk lingkaran hapir penuh.
2. Putamen
Letaknya dibagian tengah kaudatus.kaudatus dan putamen dihubungkan
dengan serangkaian jembatan serabut.Kaudaus dan putamen keduannya
memiliki cirri yang sama,yaitu memiliki bentuk yang bergaris garis
atau dikenal dengan striatum ( struktur bergaris garis)
3. Globus Pallidus
Struktur yang melingkar yang bewarna pucat, letaknya diarah medial
putamen, diantara putamen dan thalamus.

2.4 Cara Kerja Sistem Limbik Terhadap Emosi Anak

Sistem limbik yakni dimensi pemusatan/ pengaturan. Bagian ini sering


juga disebut juga sebagai otak tengah atau otak emosi, dan berkaitan dengan
pertanyaan: “dimanakah itu?”. Dimanakah posisi seseorang dalam hubungan dengan
orang lain atau obyek. Selanjutnya dengan kemampuan asosiatifnya akan muncul
rasa gembira, takut, frustasi, marah atau kesedihan. Karena itu proses asosiatif ini
otak tengah menjadi penting untuk memori. Kemampuan manusia untuk hidup di
dalam komunitas, sebagai mahluk sosial dikembangkan oleh ritme jantung yang
cenderung mendekati orang lain untuk kerjasama maupun bermain dengan gembira.
Dalam kondisi batang otak aman dan nyaman, maka otak tengah siap menerima
pengalaman fisik dan emosional atau siap untuk melangkah maju. Sebaliknya, jika

7
batang otak terancam, sistem limbik otak tengah akan memberi respon emosional,
dan menggunakan anggota tubuh untuk merespon dalam bentuk perkelahian, atau
merespon dengan cara menangis atau berteriak. Atau, melarikan diri kembali ke
batang otak sampai keadaannya aman, baru keluar lagi dan bemain. Keadaan ini
yang sering kali disebut stres. Stres adalah tekanan internal maupun eksternal serta
kondisi bermasalah lainnya dalam kehidupan. Dalam definisi lain stres juga
merupakan suatu keadaan tertekan baik itu secara fisik maupun psikologis. Stres
sangat berpengaruh terhadap otak untuk dapat berfungsi optimal. Dalam dunia
modern orang banyak berpikir dan terburu-buru sudah menjadi hal yang biasa, yang
artinya sudah tercipta keadaan stres yang kronis. Dan keadaan seperti ini membuat
orang mundur ke keadaan batang otak. Sering kali manusia bertemu dengan orang
yang mengalami stres yang relatif lama.

Misalnya anak Usia Dini/ anak PAUD yang mogok sekolah. Keadaan ini
terjadi karena di masa sebelumnya anak mengalami perasaan tidak aman atau tidak
nyaman yang terjadi berkali-kali, contoh di “bully” teman sebayanya. Atau anak-
anak di usia balita dipaksa, meski dipaksa secara halus, untuk belajar membaca atau
berhitung. Awalnya, anak-anak senang karena sesuatu yang baru dalam bentuk 2
dimensi abstrak, namun karena perkembangan otak secara natural belum pada tahap
tersebut, keadaan ini menjadikan stres yang kecil-kecil dan tidak nampak
berpengaruh terhadap anak-anak yang berlajar. Jika kondisi ini berlanjut, untuk
sebagian besar anak, stres yang kecil-kecil bertambah sehingga membesar dan
menjadi beban yang muncul anak bisa mogok sekolah atau berbuat sesuatu yang
merupakan bentuk kompensasi atau mempertahankan hidup (survival). Tubuh
manusia tidak didesain untuk mengatasi stres yang terus menerus, sehingga dapat
muncul simptom-simptom sakit. Jika limbik sistem ini didukung dengan rasa aman
dan nyaman oleh Batang otak, maka akan muncul Percaya Diri, dan “I connect”
(terhubung) dengan lingkungan, dan energi akan berlanjut dengan mudah ke bagian
otak tertinggi untuk berpikir, yaitu otak lateral (Swediati, 2020).

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
1. Sistem limbik adalah keseluruhan lintasan neuronal yang mengatur tingkah
laku emosional dan dorongan motivasional yang terletak di area perbatasan
antara korteks serebri dan hipothalamus.
2. Gangguan pada sistem limbik mempengaruhi sistem belajar manusia.
mengontrol setiap informasi yang masuk dan otak tidak akan memberikan
perhatian jika informasi yang masuk mengabaikan sistem limbik.
3. Bagian-bagian sitem limbik adalah talamus, hipotalamus, Amygdala,
Hippocamus, dan basal gaglia.
4. Cara kerja sistem limbik pada kondisi batang otak aman dan nyaman, maka
otak tengah siap menerima pengalaman fisik dan emosional atau siap untuk
melangkah maju. Sebaliknya, jika batang otak terancam, sistem limbik otak
tengah akan memberi respon emosional, dan menggunakan anggota tubuh
untuk merespon dalam bentuk perkelahian, atau merespon dengan cara
menangis atau berteriak.

3.1 Saran
Sistem limbik sangat penting dalam mengatur emosi, pada anak-anak usia dini
emosi anak-anak diatur oleh sistem limbik. Oleh sebab itu, orangtua dan guru
disarankan untuk memberikan kondisi nyaman dan aman untuk anak-anak usia dini,
agar emosinya tetap stabil.

9
Daftar Rujukan

Istiqomah, I., & Suyadi, S. (2019). Gangguan Sistem Limbik Pada Compulsive
Gamer Dalam Pembelajaran Keagamaan Islam. Tadarus, 1–17.
http://103.114.35.30/index.php/Tadarus/article/view/2312
Reni, D. P., Puspitaningsih, R., Imelda, F., Patty, T., & Wati, R. (2021). Kombinasi
Aromaterapi Lavender dan Brain Gym Efektif terhadap Penurunan Tingkat Stres
pada Mahasiswa Kebidanan Semester VI. Jurnal Ilmiah Bidan, 9, 35–42.
https://ejurnal.poltekkes-manado.ac.id/index.php/jidan/article/download/
1551/1025
Swediati. (2020). Metode Pembelajaran Karakter Berdasarkan Dinamika
Perkembangan Otak. Prosiding Seminar Nasional, 199–205.
http://ejurnal.mercubuana-yogya.ac.id/index.php/ProsidingPsikologi/article/
view/1373

10

You might also like