You are on page 1of 8

Jurnal Kesehatan Terpadu (Integrated Health Journal)

Vol. 12 No. 2, November 2021 (85-92)


ISSN 1978-7766 (Print) and ISSN 2597-9566 (Online)
Journal homepage: https://www.jurnalpoltekkesmaluku.com/index.php/JKT

Analisis Health Belief Model Perilaku Pencegahan Covid-19 pada Mahasiswa Kesehatan
Health Belief Analysis of Covid-19 Prevention Behavior Models in Health Students

Yohana Hepilita1, Heribertus Handi1, Fransiska Yuni Demang1, Lusia Henny Mariati1
1
Program Studi Keperawatan dan Ners Unika Santu Paulus Ruteng,Jalan Ahmad Yani 10 Ruteng,
Nusa Tenggara Timur
E-mail Korespondensi: yhepilita32@gmail.com

ABSTRACT

Students are considered to have an important role in providing health information and education to the
public by compiling appropriate narratives and informative content related to the management of
Covid-19 and handling hoax busters. The concept of health belief model is a health belief model with 4
(four) main concepts, namely perceived susceptibility, perceived seriousness, perceived benefits, and
perceived barriers. This study aims to describe and analyze the relationship of four (4) health belief
model components with the prevention behavior of Covid-19 in health students. This research method
uses a descriptive-analytic design with a correlation study approach. The sample used in this study
amounted to 97 students with a sampling technique that is probability sampling cluster sampling. The
results of the health belief model components that have a relationship with Covid-19 prevention
behavior in respondents are the perceived susceptibility component with p-value=0.000 (p<0.05), the
perceived severity component with p-value=0.000 (p<0.05), and the perceived benefit component. with
p-value=0.0002 (p<0.05). The component that has no relationship with the respondent's Covid-19
prevention behavior is the perceived barriers component with a p-value=0.28 (p>0.05).

Keywords: Covid-19, health belief model, health student, preventive behavior

ABSTRAK

Kampus sebagai lokus berkumpulnya kelompok usia produktif dan generasi muda memiliki potensi
untuk menjadi agent of change yang berkontribusi mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat
terutama selama masa pandemi Covid-19. Kemendikbud selama tahun 2020, telah mendukung
penerjunanan mahasiswa kesehatan untuk menjadi relawan dalam membantu penanganan pandemi
Covid-19. Mahasiswa dianggap berperan penting dalam memberikan informasi danedukasi kesehatan
kepada masyarakat dengan menyusun narasi dan konten informasi yang tepat terkait penatalaksanaan
Covid-19 dan penanganan hoax buster. Konsep health belief model merupakan suatu model keyakinan
kesehatan dengan 4 (empat) konsep utama yaitu persepsi kerentanan (perceived susceptibility), persepsi
keparahan (perceived seriousness), persepsi manfaat (perceived benefit), dan persepsi hambatan
(perceived barriers). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis hubungan empat
(4) komponen keyakinan health belief model dengan perilaku pencegahan Covid-19 pada mahasiswa
kesehatan. Metode penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan studi
korelasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 97 mahasiswa dengan teknik
pengambilan sampel yaitu probality sampling cluster sampling. Hasil komponen health belief model
yang memiliki hubungan dengan perilaku pencegahan Covid-19 pada responden yaitu komponen
perceived suspectibility dengan p-value=0.000 (p<0.05), komponen perceived severity dengan p-
value=0.000 (p<0.05), dan komponen perceived benefit dengan p-value=0.0002 (p<0.05). Komponen
yang tidak memiliki hubungan dengan perilaku pencegahan Covid-19 pada responden yaitu komponen
perceived barriers dengan p-value=0.28 (p>0.05).

Kata kunci: Covid-19, health belief model, mahasiswa kesehatan, perilaku pencegahan

85
Jurnal Kesehatan Terpadu (Integrated Health Journal)
Vol. 12 No. 2, November 2021 (85-92)
ISSN 1978-7766 (Print) and ISSN 2597-9566 (Online)
Journal homepage: https://www.jurnalpoltekkesmaluku.com/index.php/JKT

PENDAHULUAN

Covid-19 adalah penyakit menular yang baru ditemukan dan disebabkan oleh
Coronavirus. Penyakit Covid-19 ini kemudian dikenal setelah mewabah di Wuhan, Tiongkok
pada Desember 2019. Covid -19 sekarang menjadi sebuah pandemi yang terjadi pada banyak
negara di seluruh dunia1. Covid-19 terutama menyebar melalui percikan saluran pernapasan
yang dikeluarkan oleh seseorang yang batuk atau memiliki gejala lain seperti demam atau
rasa lelah. Banyak orang yang terinfeksi Covid -19 hanya mengalami gejala ringan terutama
pada tahap-tahap awal. Covid -19 dapat menular dari orang yang hanya bergejala ringan,
seperti batuk ringan, tetapi merasa sehat2. Berdasarkan data yang dikutip dari Kemkes (2021),
secara global 151 negara mengalami transmisi komunitas Covid-19 dengan total konfirmasi
191.986.449 kasus dengan 4.128.258 kematian. Situasi penyebaran Covid-19di Indonesia
telah menyebar di seluruh provinsi, 34 provinsi3. Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Covid-19 NTT, (data per tanggal 9 Agustus 2020) provinsi NTT saat ini
memiliki jumlah kasus Covid-19 terkonfirmasi sebanyak 46727 kasus sejak awal pandemi
sampai dengan sekarang. Kabupaten Manggarai sampai dengan saat ini tercatat memiliki
jumlah kasus 1477 kasus dengan jumlah kematian tercatat 56 kasus4.
Masyarakat termasuk komunitas kampus memiliki peran penting dalam memutus
mata rantai penularan COVID-19 agar tidak menimbulkan sumber penularan baru. Mengingat
cara penularannya berdasarkan droplet infection dari individu ke individu, maka penularan
dapat terjadi baik di rumah, perjalanan, tempat kerja, tempat ibadah, tempat wisata maupun
tempat lain dimana terdapat orang berinteaksi sosial. Prinsipnya pencegahan dan
pengendalian COVID-19 di masyarakat dilakukan pada level individu dan pada level
kelompok (masyarakat)5. Perilaku pencegahan kesehatan merupakan suatu upaya atau
aktivitas preventif yang bertujuan mencegah atau menghindarkan diri dari permasalahan
kesehatan atau keluhan kesehatan6. Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi
pada level primer yaitu masyarakat adalah melalui cuci tangan secara teratur menggunakan
sabun dan air bersih, menerapkan etika batuk dan bersin, menghindari kontak secara langsung
dengan ternak dan hewan liar serta menghindari kontak dekat dengan siapapun yang
menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin7.
Kampus sebagai lingkungan pendidikan generasi muda dan tempat berkumpulnya
kelompok usia produktif memiliki potensi untuk menjadi agent of change dan berkontribusi
dengan berbagai inovasi dalam upaya pengendalian Covid-19, oleh karena itu masyarakat
kampus dapat memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki untuk mengembangkan
berbagai sistem atau peralatan yang dapat dilakukan untuk pengendalian dan pencegahan
Covid-19. Berbagai inovasi dapat dilakukan oleh masyarakat kampus untuk berkontribusi
dalam pencegahan penularan Covid-19. Perguruan Tinggi (PT), baik yang mempunyai
fakultas/jurusan/prodi bidang kesehatan ataupun tidak, dapat berperan dalam pengendalian
Covid-19. Puluhan PT di Indonesia telah menyepakati terbentuknya kampus sehat atau
kampus berbasis promosi kesehatan atau Health Promoting University8. Beberapa penelitian
terkait perilaku pengendalian Covid-19 khususnya pada kalangan mahasiswa ternyata
sebagian masih mendapatkan atau memberikan gambaran adanya perilaku yang kurang sesuai
dengan protokol kesehatan selama pandemi. Penelitian-penelitian tersebut antara lain
penelitian yang dilakukan oleh Putri (2021) sebagian besar mahasiswa yakni 57 orang
(52,8%) mempunyai perilaku pencegahan Covid-19 dengan kategori sangat buruk9. Penelitian
lainnya adalah penelitian yang dilakukan Syadidurrahmah (2020) yaitu didapatkan perilaku
physical distancing yang baik dilaksanakan oleh 55,9% mahasiswa sedangkan sisanya hampir
dari setengah responden yaitu 40,1% mahasiswa melakukan perilaku physical distancing yang
buruk10.

86
Jurnal Kesehatan Terpadu (Integrated Health Journal)
Vol. 12 No. 2, November 2021 (85-92)
ISSN 1978-7766 (Print) and ISSN 2597-9566 (Online)
Journal homepage: https://www.jurnalpoltekkesmaluku.com/index.php/JKT

Mahasiswa kesehatan merupakan individu-individu yang akan menjadi calon tenaga


kesehatan yang pada saat ini dan pada masa yang akan datang turut memiliki peran menjadi
role model bagi masyarakat umum dalam menerapkan pola perilaku kesehatan yang baik dan
dapat dicontoh. Perilaku itu sendiri merupakan serangkaian proses belajar dari pengalaman,
pembiasaan dan penguatan yang diterima seseorang. Sosial kultur dapat mempengaruhi
persepsi atau keyakinan individu sehingga dapat menimbulkan perubahan dalam perilaku
kesehatan. Keyakinan diketahui menjadi salah satu faktor predisposisi dalam determinan
pembentukan perilaku11. Health belief model (HBM) pertama kali dikembangkan dengan
mengintegrasikan teori stimulus respons dan kognitif dalam menjelaskan seseorang gagal
melakukan kegiatan preferensi dan deteksi penyakit oleh para psikolog sosial, Hocbaum di
tahun 1958, Rosenstock di tahun 1960 dan 1974, kemudian dilanjutkan oleh Kirstch, Becker
dan lainnya12. Konsep Health Belief Model memberikan fokus pada dua aspek yang ada pada
individu terkait dengan kesehatan dan perilaku sehat, yaitu persepsi ancaman dan evaluasi
perilaku dengan kedua aspek ini masing-masing memiliki 2 (dua) keyakinan berbeda.
Pertama, kerentanan yang dirasakan terhadap suatu penyakit (perceived susceptibility) dan
kedua tingkat keparahan yang dirasakan (perceived severity). Kedua aspek ini merupakan
keyakinan yang ditinjau dari aspek persepsi ancaman. Ketiga, manfaat yang dirasakan dari
suatu perilaku kesehatan (perceived benefits) dan keempat hambatan yang dirasakan pada
penerapan suatu perilaku (perceived barriers), yaitu keyakinan ketiga dan keempat ini
merupakan keyakinan yang ditinjau dari aspek evaluasi perilaku13. Sehingga pada konsep
health belief model dapat disimpulkan bahwa terdapat 4 (empat) konsep utamanya adalah
persepsi kerentanan (perceived susceptibility), persepsi keparahan (perceived seriousness),
persepsi manfaat (perceived benefit), dan persepsi hambatan (perceived barriers). Pada
perkembanganya ditambahkan isyarat untuk bertindak (cues of action), faktor motivasi, dan
keyakinan diri (self efficiacy)14.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan tersebut, telah dinyatakan bahwa
mahasiswa merupakan salah satu ujung tombak pengendalian Covid-19, maka tim peneliti
tertarik mengangkat judul “Analisis Health Belief Model Perilaku Pencegahan Covid-19 pada
Mahasiswa Kesehatan”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian


deskriptif analitik dengan pendekatan studi korelasi. Desain kuantitatif deskripstif analitik
merupakan penelitian yang mendeskripsikan dan menjelaskan determinan suatu kejadian15.
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Program Studi Keperawatan dan Ners pada
kampus Unika Santu Paulus Ruteng, Kabupaten Manggarai, Provinsi NTT. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi Keperawatan dan Ners sejumlah 246
mahasiswa yang terdiri dari 4 (empat) tingkat. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah probability sampling dengan teknik cluster sampling. Tingkatan
mahasiswa pada program studi merupakan kelompok responden yang akan dipih secara
random sebagai sampel penelitian. Pada penelitian ini tingkat yang dipilih adalah tingkat II
dan tingkat III, sehingga sampel dalam penelitian ini sejumlah 97 mahasiswa. Penelitian ini
dilakukan setelah mendapat lolos etik melalui kaji etik penelitian dengan nomor
018/KE/USP/ /R04/11/2020.
Pengumpulan data dilakukan selama 1 (satu) bulan pada Mei 2021 dengan
menggunakan kuesioner health belief model dan kuesioner perilaku pencegahan Covid-19.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji univariat dan uji bivariat.
Uji univariat digunakan untuk mendeskripsikan data karakteristik responden, data frekuensi
variabel komponen health belief model, dan data frekuensi variabel perilaku pencegahan
Covid-19. Uji bivariat dalam penelitian menggunakan uji chi square. Uji chi square

87
Jurnal Kesehatan Terpadu (Integrated Health Journal)
Vol. 12 No. 2, November 2021 (85-92)
ISSN 1978-7766 (Print) and ISSN 2597-9566 (Online)
Journal homepage: https://www.jurnalpoltekkesmaluku.com/index.php/JKT

merupakan uji yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel independen
berupa data kategorik (nominal atau ordinal) dengan variabel dependen berupa data kategorik
(nominal atau ordinal)16. Pada penelitian ini uji hubungan dilakukan untuk menganalisis
hubungan antara empat (4) komponen health belief model dengan perilaku pencegahan
Covid-19.

HASIL

Hasil penelitian ini akan menunjukkan hasil univariat dan hasil uji bivariat. Uji
univariat dalam penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan data karakteristik responden
yang meliputi jenis kelamin dan umur. Selain itu, uji univariat juga digunakan untuk
mendeskripsikan keempat komponen health belief model pada responden yang meliputi
komponen perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits, dan komponen
perceived barriers. Uji bivariat dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis hubungan
setiap komponen health belief model dengan perilaku pencegahan Covid-19 oleh responden.

Data Karakteristik Responden dan Deskripsi 4 Komponen Health Belief Model

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden


Karakteristik Jumlah (n) Persentase (%)
Jenis Kelamin
Laki-laki 30 30,9
Perempuan 67 69,1
Umur (Tahun)
18 4 4.1
19 16 16.5
20 23 23.7
21 36 37.1
22 15 15.5
≥23 3 3.1
Komponen Health Belief Model
Perceived Suspectibility
Positif 91 93.8
Negatif 6 6.2
Perceived Severity
Positif 90 92.8
Negatif 7 7.2
Perceived Benefit
Positif 94 96.9
Negatif 3 3.1
Perceived Barriers
Positif 88 90.7
Negatif 9 9.3

88
Jurnal Kesehatan Terpadu (Integrated Health Journal)
Vol. 12 No. 2, November 2021 (85-92)
ISSN 1978-7766 (Print) and ISSN 2597-9566 (Online)
Journal homepage: https://www.jurnalpoltekkesmaluku.com/index.php/JKT

Hasil penelitian pada tabel 1 menunjukkan distribusi responden berdasarkan jenis


kelamin, mayoritas responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 67 responden (69,1%).
Distribusi responden berdasarkan umur, didapatkan mayoritas responden berumur 21 tahun
yaitu sebanyak 36 responden (37,1%).
Hasil penelitian juga menunjukkan, berdasarkan aspek 4 (empat) komponen health
belief model diperoleh hasil untuk komponen perceived suspectibility mayoritas responden
memiliki keyakinan positif sebanyak 91 reponden (93,8%). Komponen perceived severity
mayoritas responden memiliki keyakinan positif sebanyak 90 reponden (92,8%). Komponen
perceived benefit mayoritas responden memiliki keyakinan positif sebanyak 94 reponden
(96,9%). Komponen perceived barriers mayoritas responden memiliki keyakinan positif
sebanyak 88 responden (90,7%).

Uji Hubungan Komponen Health Belief Model dengan Perilaku Pencegahan Covid 19

Tabel 2. Hasil Uji Bivariat


Perilaku Pencegahan
Variabel p-value
Baik Cukup Kurang
Komponen Health Belief Model
Perceived Suspectibility
Positif 82 9 0 0.000
Negatif 0 0 6
Perceived Severity
Positif 82 8 0 0.000
Negatif 0 1 6
Perceived Benefit
Positif 81 7 6 0.002
Negatif 1 2 0
Perceived Barriers
Positif 76 6 6 0.280
Negatif 6 3 0

Hasil penelitian pada tabel 2 menunjukkan bahwa komponen health belief model
yang memiliki hubungan dengan perilaku pencegahan Covid-19 pada responden yaitu
komponen perceived suspectibility dengan p-value=0.000 (p<0.05) , komponen perceived
severity dengan p-value=0.000 (p<0.05), dan komponen perceived benefit dengan p-
value=0.0002 (p<0.05). Komponen yang tidak memiliki hubungan dengan perilaku
pencegahan Covid-19 pada responden yaitu komponen perceived barriers dengan p-
value=0.28 (p>0.05).

BAHASAN

Perilaku kesehatan merupakan sesuatu yang dihasilkan dari pribadi individu


berdasarkan keyakinan, motif, nilai, persepsi dan elemen kognitif lainnya, karakteristik
kepribadian termasuk keadaan dan sifat afektif dan emosional dan pola perilaku, tindakan dan
kebiasaan terbuka yang terkait dengan pemeliharaan kesehatan, pemilihan kesehatan,
pemulihan kesehatan, dan peningkatan kesehatan17. Berdasarkan penelitian ini, diketahui
mahasiswa kesehatan memiliki mayoritas keyakinan yang positif pada masing-masing
keempat komponen yang pada health belief model. Mahasiswa kesehatan merupakan seorang
calon tenaga kesehatan, yang sedang berada dalam tahap pendidikan. Mahasiswa kesehatan
merupakan individu terdidik yang dibekali dengan pengetahuan tentang ilmu kesehatan.
Keyakinan terkait kesehatan yang diperoleh oleh mahasiswa kesehatan akan membentuk

89
Jurnal Kesehatan Terpadu (Integrated Health Journal)
Vol. 12 No. 2, November 2021 (85-92)
ISSN 1978-7766 (Print) and ISSN 2597-9566 (Online)
Journal homepage: https://www.jurnalpoltekkesmaluku.com/index.php/JKT

hubungan penting antara sosialisasi dan perilaku sehat. Hasil penelitian yang sama juga
didapatkan dari penelitian Afro (2020), bahwa mayoritas responden memiliki keyakinan
positif ditinjau dari masing-masing komponen health belief model walaupun dalam penelitian
ini yang menjadi sasaran adalah masyarakat awam, bukan kesehatan atau calon tenaga
kesehatan18. Keyakinan adalah karakteristik individu yang bertahan lama yang membentuk
perilaku dan dapat diperoleh melalui sosialisasi primer. Keyakinan juga dapat dimodifikasi
dan dapat membedakan antar individu dari latar belakang yang sama. Teknik persuasif
merupakan suatu cara yang mungkin dapat digunakan untuk mengubah keyakinan terkait
perilaku dan menghasilkan perubahan perilaku. Hal ini di kemudian hari akan dapat
memberikan dasar teoretis dan praktis untuk pendidikan kesehatan berbasis bukti 19.
Keyakinan positif adalah nilai yang telah ditanam sejak dini dalam keluarga dan lingkungan
sekitarnya dalam proses pembelajaran. Keyakinan positif merupakan nilai spiritual dan
gambaran positif individu terhadap kondisi dan kemampuannya sehingga dapat menjadi dasar
dari harapan yang dapat mempertahankan koping adaptif walaupun dalam kondisi penuh
stresor20.
Perilaku manusia terhadap sakit dan penyakit merupakan proses respon baik pasif
(mengetahui, mempersepsi penyakit dan rasa sakit yang ada pada dirinya atau dari luar
dirinya), maupun aktif (tindakan) yang dilakukan sehubungan dengan penyakit dan sakit
tersebut 21. Salah satu tingkatan perilaku terhadap sakit yaitu perilaku pencegahan (health
prevention behavior) yang merupakan respon untuk melakukan pencegahan penyakit dan
tidak menularkan penyakit kepada orang lain22. Pada penelitian ini dapat terlihat bahwa
komponen perceived suspectibility (persepsi kerentanan), komponen perceived severity
(persepsi keparahan) dan komponen perceived benefit (persepsi manfaat) memiliki hubungan
dengan perilaku pencegahan Covid-19 pada mahasiswa kesehatan sedangkan komponen yang
tidak memiliki hubungan dengan perilaku pencegahan Covid-19 pada responden yaitu
komponen perceived barriers (persepsi hambatan). Hasil penelitian ini didukung dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sahputri (2019) pada mahasiswa kesehatan yaitu pada
mahasiswa kedokteran, dikemukakan gambaran persepsi HBM dan perilaku pencegahan
Covid-19 pada kategori cukup baik23. Penelitian lainnya yang mendukung penelitian ini
adalah penelitian yang dilakukan Wahyusantoso (2021) bahwa komponen perceived
suspectibility (persepsi kerentanan), komponen perceived severity (persepsi keparahan), dan
komponen perceived benefit (persepsi manfaat) memiliki hubungan positif dengan perilaku
preventif pada saat pandemi dan komponen perceived barriers (persepsi hambatan) memiliki
hubungan negatif dengan perilaku preventif saat pandemi. Namun responden berbeda
digunakan oleh Wahyusantoso (2021) yaitu responden dengan kelompok awam pada usia
dewasa awal24. Hasil penelitian yang sedikit berbeda dengan penelitian ini adalah penelitian
yang dilakukan oleh Fadilah, dkk (2020) yang mengungkapkan bahwa semua komponen
health belief model yang meliputi persepsi kerentanan, persepsi keseriusan, persepsi
hambatan, persepsi manfaat memiliki hubungan signifikan dengan kepatuhan menjalankan
adaptasi kebiasaan baru termasuk beberapa variabel tambahan seperti efikasi diri, isyarat
bertindak, jenis kelamin, dan pendidikan25.
Selain komponen-komponen health belief model, beberapa faktor lain turut diteliti
dalam hubungannya dengan perilaku pencegahan Covid-19 pada mahasiswa kesehatan.
Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang diteliti memiliki hubungan dengan perilaku
pencegahan Covid-19 seperti yang dikemukakan dalam penelitian Handayani, dkk (2021)26.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Purba, dkk (2021), menyatakan bahwa pengetahuan, sikap,
ketersediaan alat perlindungan diri, dan dukungan keluarga merupakan faktor-faktor yang
memiliki hubungan dengan pencegahan Covid-19 pada mahasiswa kesehatan27.
Berdasarkan teori pembentukan perilaku, persepsi merupakan stimulus awal dalam
proses kognitif dan proses emosional yang kemudian akan membentuk perilaku manusia28.
Hal ini dapat menjelaskan mengapa ketiga komponen health belief model pada penelitian ini

90
Jurnal Kesehatan Terpadu (Integrated Health Journal)
Vol. 12 No. 2, November 2021 (85-92)
ISSN 1978-7766 (Print) and ISSN 2597-9566 (Online)
Journal homepage: https://www.jurnalpoltekkesmaluku.com/index.php/JKT

antara lain komponen perceived suspectibility (persepsi kerentanan), komponen perceived


severity (persepsi keparahan), dan komponen perceived benefit (persepsi manfaat)
menunjukkan adanya hubungan dengan perilaku pencegahan Covid-19. Hal lainnya adalah
keterkaitan antara perceived benefit (persepsi manfaat) dengan perceived barrier (persepsi
hambatan), kedua komponen ini bersifat berlawanan. Menurut teori health belief model,
apabila salah satu dari kedua komponen ini, baik perceived benefit (persepsi manfaat)
ataupun perceived barrier (persepsi hambatan), memiliki nilai keyakinan yang lebih kuat,
maka hal tersebut akan menentukan perilaku yang dihasilkan atau dilakukan seorang individu
29
.
Penelitian ini dapat dikembangkan kembali dengan memperluas keterjangkauan
sampel untuk pengujian hipotesis yang lebih baik. Selain itu sasaran penelitian juga dapat
diubah untuk mendapatkan perspektif komponen keyakinan HBM dari kelompok yang
berbeda. Selain itu kajian analisis tiap komponen HBM dapat dilakukan secara terpisah untuk
detail hasil yang lebih merperkaya kajian evidence bagi konsep HBM.

SIMPULAN

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa mayoritas mahasiswa kesehatan


memiliki keyakinan positif pada semua komponen health belief model. Pada penelitian ini
juga disimpulkan bahwa ada 3 (tiga) komponen health belief model yang memiliki hubungan
dengan perilaku pencegahan Covid-19 pada mahasiswa yaitu komponen perceived
suspectibility, komponen perceived severity, dan komponen perceived benefit. Komponen
yang tidak memiliki hubungan dengan perilaku pencegahan Covid-19 pada mahasiswa
kesehatan yaitu komponen perceived barriers.

SARAN

Penelitian lanjutan dapat dilakukan dengan menambahkan jumlah sampel atau


responden. Peneliti selanjutnya juga dapat melakukan penelitian terpisah untuk masing-
masing komponen keyakinan HBM berserta faktor-faktor yang mempengaruhi setiap
komponen.

RUJUKAN

1. WHO, 2020. Novel Coronavirus. Diakses Oktober 2020.


https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa-for-public
2. Syadidurrahmah, Fidah, dkk. 2020. Perilaku Physical Distancing Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada Masa Pandemi COVID-19. Indonesian Journal of Health Promotion
and Behavior Vol.2 No.1 Juni 2020
3. Pusat Data dan Informasi. 2013. Ringkasan Data Informasi Kesehatan provinsi NTT. Kemenkes
RI. http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/kunjungan-kerja/nusa-tenggara-
timur.pdf. Diunduh 15 Agustus 2019
4. Covid-19 NTT. 2021. Sebaran Data di Provinsi NTT. Gugus Tugas Percepatan Penanganan
Covid-19 NTT. Diakses di http://www.covid19.nttprov.go.id/ pada tanggal 9 Agustus 2021
5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Coronavirus Diseases (Covid-19) Juli 2020
6. Winarti, Eko dan Saadah, Nurlailis. 2021. Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat Dalam
Pencegahan Covid 19 Berbasis Health Belief Model. Surabaya:Scopindo Media Pustaka
7. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. 2020. Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Coronavirus Disease (Covid 19). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
8. Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. 2020. Buku Panduan Kampus
Siaga Covid 19. Kementerian Kesehatan RI: Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat

91
Jurnal Kesehatan Terpadu (Integrated Health Journal)
Vol. 12 No. 2, November 2021 (85-92)
ISSN 1978-7766 (Print) and ISSN 2597-9566 (Online)
Journal homepage: https://www.jurnalpoltekkesmaluku.com/index.php/JKT

9. Putri, Ronasari Mahaji, dkk. 2021. Gambaran Perilaku Mahasiswa dalam Pencegahan Penularan
Corona Virus 2019 Disease (Covid 19). Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol.10,
No.1 Maret 2021
10. Komisi Kesehatan Nasional RRC. 2019. Panduan Menghadapi Penyakit Virus Corona 2019.
Terjemahan: Forum Academia NTT
11. Sari, Marlynda Happy Nurmalita, dkk. 2020. Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan. Medan:
Yayasan Kita Menulis
12. Prabandari, Yayi Suryo, dkk. 2020. Ilmu Sosial Perilaku Untuk Kesehatan Masyarakat.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press
13. Abraham, Charles and Sheeran, Paschal. 2015. Predicting and Changing Heath Behavior:
Research and Practice with Social Cognition Models, 3 rd Edition (Chapter 2). Editors: Mark
Conner, Paul Norman. Publisher: McGraw-Hill Global Education Holdings, LLC. All right
reserved—13
14. Pakpahan, Martina, dkk. 2021. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Medan: Yayasan
Kita Menulis
15. Lapau, Buchari. 2013. Metode Penelitian Kesehatan: Metode Ilmiah Penulisan Skrispi, Tesis
dan Disertasi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
16. Adiputra, I Made Sudarma, dkk. 2021. Statistik Kesehatan:Teori dan Aplikasi. Medan: Yayasan
Kita Menulis
17. Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementrian Kesehatan RI. 2021. Kemenkes Canangkan
Kampus Sehat di Indonesia
18. Afro, Rahmafika Cinthya, dkk. 2018. Analisis Faktor Yang Memengaruhi Kepatuhan Terhadap
Protokol Kesehatan Saat Pandemi Covid-19 Pada Masyarakat Jawa Timur: Pendekatan Health
Belief Model. Jurnal CMHP (Journal Of Community Mental Health And Public Policy). e-ISSN
2622-2655. Diunduh dari http://cmhp.lenterakaji.org/index.php/cmhp/article/view/43/35
19. Alhamda, S. 2014. Buku Ajar Sosiologi Kesehatan. Yogyakarta: Deepublish
20. Wuryaningsih, Emi Wuri, dkk. 2018. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa 1. Jember: UPT
Percetakan&Penerbitan Universitas Jember
21. Sianturi, Efendi, dkk. 2019. Kesehatan Masyarakat. Sidoarjo: Zifatama Jawara
22. Hasnidar, dkk. 2020. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Medan: Yayasan Kita Menulis
23. Sahputri dkk, J. 2021. Gambaran Perilaku Pencegaha Penularan Coronavirus Disease (Covid-19)
dengan Pendekatan Health Belief Model pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Malikussaleh Angkatan 2017. Avverous: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
24. Wahyusantoso, Seno dan Chusairi, Achmad. 2021. Hubungan Health Belief Model pada
Perilaku Prevensi saat Pandemi Covid-19 di Kalangan Dewasa Awal. BRPKM (Buletin Riset
Psikologi dan Kesehatan Mental). Diunduh dari http://e-journal.unair.ac.id/index.php/BRPKM
25. Fadilah, M, dkk. 2020. Evaluasi Kepatuhan Masyarakat Dalam Menjalankan Adaptasi
Kebiasaan Baru Berdasarkan Health Belief Model.Seminar Nasional AVoER XII 2020
Palembang, 18 - 19 November 2020 Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
26. Handayani, d. P. 2021. Hubungan Tingkat Pengetahuan Coronavirus TerhadapPerilaku 3M pada
Mahasiswa Stikes Telogorejo. Jurnal Kesehatan: Bina Generasi Edisi 13 Vol 1 , 100-104
27. Purba, d. C. 2021. Analisis Faktor Perilaku Pencegaan Covid-19 pada Mahasiswa Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Pekanbaru Tahun 2020. Jurnal Kesehatan Masyarakat dan
Gizi Vol.3 No.2 Edisi November , 253-260
28. Amir, Taufiq M. 2017. Perilaku Organisasi. Jakarta: Prenadamedia Group
29. Widayati, Aris. 2019. Perilaku Kesehatan (Health Behavior):Aplikasi Teori Perilaku untuk
Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press

92

You might also like