Professional Documents
Culture Documents
ZIRAA’AH, Volume 44 Nomor 3, Oktober 2019 Halaman 301-308 p-ISSN 1412-1468 e-ISSN 2355-3545
(The Effects Of Sterilize Soaking Time Of Rubber Leaf (Hevea Brasiliensis) In In Vitro)
ABSTRACT
Previous research found sterilization formulations for the best rubber leaf explants. The aim
of this study was to get the best treatment for the best soaking time formulation in sterilizing rubber
leaf explants. This study uses the same concentration of sterilization with the soaking time
variations as follows: P1 (control); P2 (15 minutes fungicide, 15 minutes bactericides, Bayclin
20% 1 minute, 5% bayclin for 5 minutes and 70% alcohol 0.5 minutes), P3 (30 minutes fungicide,
bactericide 30 minutes, Bayclin 20% 2 minutes, Bayclin 5 % for 10 minutes and Alcohol 70% 1
minute); P4 (45 minutes Fungicide, Bactericide 45 minutes, Bayclin 20% 3 minutes, Bayclin 5%
for 15 minutes and Alcohol 70% 2 minutes) and P5 (Fungicide 60 minutes, Bactericide 60 minutes,
Bayclin 20% 4 minutes, Bayclin 5% for 20 minutes and Alcohol 70% 3 minutes). Data analysis is
carried out in two ways, namely qualitatively and quantitatively. Qualitative data is descriptive.
While quantitatively, data is analyzed with table, graphs and formulas. The results obtained that
the fastest contamination occured on day 6 after sowing, namely tratment P1 with the number of
contaminated explants as many as 4 units of explants. P4 treatment is the best treatment where
fungal contamination is 13.3% and bacterial contamination is 40%, contaminations of explants is
50% and media contamination is 20%.
kali, Bayclin 20%, 2 menit kemudian selama 3 menit kemudian bilas aquades
bilas aquades steril 2 kali, Bayclin 5% steril 3 kali. Selanjutnya eksplan ditabur
selama 10 menit kemudian bilas aquades dalam medium.
steril 2 kali. Terakhir rendam Alkohol Analisis Data
70% selama 1 menit kemudian bilas Penelitian dilakukan secara bertahap dan
aquades steril 3 kali. Selanjutnya eksplan bersifat eksplorasi. Oleh karena itu, analisa
ditabur dalam medium. data dilakukan dengan dua cara yaitu secara
4. Perlakuan 4 (P4), eksplan daun karet kualitatif dan secara kuantitatif. Data
dicuci dengan detergen kemudian dibilas dianalisa dengan tabel dan rumus untuk
dengan air mengalir. Fungisida (2g/l) perhitungan prosentase jenis kontaminasi
selama 45 menit kemudian bilas aquades jamur, prosentase jenis kontaminasi bakteri,
steril 2 kali, Bakterisida (2g/l) selama 45 prosentase kontaminasi pada eksplan, dan
menit kemudian bilas aquades steril 2 prosentase kontaminasi pada media.
kali, Bayclin 20%, 3 menit kemudian
bilas aquades steril 2 kali, Bayclin 5% HASIL DAN PEMBAHASAN
selama 15 menit kemudian bilas aquades
Sterilisasi eksplan daun karet pada
steril 2 kali. Terakhir rendam Alkohol
penelitian ini menggunakan bahan kimia
70% selama 2 menit kemudian bilas
yaitu detergen cair, alkohol 70%, betadine,
aquades steril 3 kali. Selanjutnya eksplan
Clorox (BayclinTM), bakterisida, fungisida
ditabur dalam medium.
dan aquades steril. Setiap formula pada
5. Perlakuan 5 (P5), eksplan daun karet
perlakuan sterilisasi diawali dengan
dicuci dengan detergen kemudian dibilas
merendam dalam detergen yang berfungsi
dengan air mengalir. Fungisida (2g/l)
membuang lapisan lilin pada permukaan
selama 1 jam kemudian bilas aquades
jaringan agar penetrasi desinfektan lebih
steril 2 kali, Bakterisida (2g/l) selama 1
mudah serta mencegah terbentuknya
jam kemudian bilas aquades steril 2 kali,
gelembung udara yang dapat menutupi
Bayclin 20%, 4 menit kemudian bilas
permukaan jaringan (Wetherell, 1982;
aquades steril 2 kali, Bayclin 5% selama
Gunawan, 2007).
20 menit kemudian bilas aquades steril 2
kali. Terakhir rendam Alkohol 70%
Parameter yang diamati dalam penelitian Pengamatan dilakukan dari hari pertama
ini meliputi : prosentase kontaminan jamur, setelah tabur (1 HST) hingga hari ke 35
prosentase kontaminan bakteri, prosentase setelah tabur (35 HST). Pengamatan
kontaminasi pada eksplan dan prosentase menunjukkan bahwa setiap perlakuan
kontaminasi pada media (Tabel 1). menunjukkan kontaminasi yang berbeda-
304
ZIRAA’AH, Volume 44 Nomor 3, Oktober 2019 Halaman 301-308 p-ISSN 1412-1468 e-ISSN 2355-3545
30
(unit)
20
10 Jumlah eksplan yang
terkontaminasi (unit)
0
P1 P2 P3 P4 P5
Perlakuan
(1995), terdapat sejumlah besar bakteri dan bergetah seperti karet. Getah pada tulang
fungi yang berasosiasi dengan jaringan daun lebih banyak dibandingkan pada helai
tanaman, terutama pada bagian tanaman yang daunnya, hal ini sejalan
Gambar 2. Hasil perlakuan P4 (a) Tidak terkontaminasi sama sekali; (b) Kontaminasi hanya pada
1 eksplan; (c) Kontaminasi pada 1 eksplan dan media
dengan hasil penelitian Admojo dan Prasetyo perlakuan P4. Pada Perlakuan P4
(2016) bahwa dengan perendaman fungisida kontaminasi jamur sebesar 13.3%, sedangkan
selama 30 hingga 60 menit, kontaminasi pada kontaminasi bakteri sebesar 40% (Tabel 1).
eksplan midrib atau tulang daun sebesar Kontaminasi eksplan yang disebabkan
21,33% dan 21,67% sedangkan pada eksplan bakteri ditandai dengan munculnya lendir
helaian daun atau petiol, kontaminasi dapat dan atau koloni bakteri di sekeliling eksplan
ditekan sebesar 33%. atau di atas permukaan eksplan. Bakteri
Jenis kontaminan merupakan mikroba yang hidup di dalam sel
Jamur merupakan mikroorganisme yang atau ruangan antarsel tanaman (endofitik)
sangat cepat pertumbuhannya dengan kebanyakan dari tanaman sumber eksplan
menggunakan spora. Pada kondisi aseptis, dan sulit diatasi dengan sterilisasi permukaan
spora dapat tumbuh apalagi jika media yang (Yusnita, 2003 dalan Pancaningtyas dan
ditumbuhi jamur kaya akan nutrisi. Pada Cahya, 2011). Oleh sebab itu, koloni bakteri
penelitian ini kontaminan didominasi oleh sering belum muncul pada saat pertama kali
jamur pada semua perlakuan kecuali eksplan baru dikulturkan.
Kontaminasi jamur dapat muncul mulai permukaan ekplan dan media (Gambar 3).
bagian tepi media dan permukaan eksplan. Kontaminasi kultur eksplan daun karet oleh
Kontaminasi jamur pada eksplan umumnya bakteri dapat dilihat pada Gambar 4.
cukup cepat dan berat hingga menutup
Pengamatan selama 35 HST, hal yang terjadi jika waktu penyerangan kurang dari
menarik terdapat pada perlakuan P2, dimana 10 hari setelah tabur, jika lebih dari 10 hari
eksplan hanya terkontaminasi oleh jamur setelah tabur termasuk kontaminasi internal.
sebesar 73,3%, sedangkan kontaminan Resigia dan Herman (2017) menambahkan,
bakteri tidak ditemukan. Hal ini eksplan yang diambil dari lapangan
kemungkinan, miselium dari jamur menutupi mengandung banyak mikroorganisme
permukaan bakteri, sehingga kontaminasu pengkontaminan.
bakteri hamper tidak terlihat. Dalam hal ini, Kontaminasi pada eksplan dan media
perlunya formulasi yang tepat antara Media kultur sangat mendukung
penambahan dosis bakterisida dan fungisida pertumbuhan mikroorganisme karena
untuk meminimalisir kontaminasi jamur dan mengandung air, sumber karbon, sumber
bakteri. mineral, sumber nitrogen dan vitamin
Kontaminasi dapat berasal dari internal (Waluyo, 2004 dalam Oratmangun,
maupun eksternal. Pada penelitian ini, Pandianganan dan Kandou, 2017). Sehingga
kontaminasi yang terjadi merupakan tidak menutup kemungkinan kontaminan
kontaminasi internal karena lebih banyak dalan kultur berasal dari media. Kontaminasi
terjadi pada hari ke 13 – 35 HST (Tabel 2). media dapat disebabkan karena kondisi yg
Hal ini karena eksplan daun karet adalah kurang aseptik baik tempat kerja, alat dan
tanaman berkayu yang rentan terhadap orang yang mengerjakan (Oratmangun dkk,
kontaminasi karena berasal dari lapang, 2017). Kontaminasi dapat terjadi pada
walaupun pencegahan awal sudah dilakukan eksplan maupun media (Gambar 5).
dengan penyemprotan Dithane pada saat Mikroorganisme yang muncul pada
persiapan bahan tanam. Kontaminasi secara media akan menyerang eksplan melalui luka
internal merupakan kontaminan yang akibat pemotongan dan penanganan waktu
terdapat pada jaringan tanaman, sedangkan sterilisasi (Oratmangun, Pandianganan dan
kontaminasi eksternal berada di permukaan Kandou, 2017). Pada penelitian ini,
eksplan (Zulkarnain, 2009 dalam Rodinah kontaminasi dapat terjadi pada eksplan saja
dkk, 2016). Menurut Shofiyani dan tanpa mengkontaminasi media. Namun, jika
Damajanti (2015), kontaminasi eksternal kontaminasi terjadi pada media maka eksplan
307
ZIRAA’AH, Volume 44 Nomor 3, Oktober 2019 Halaman 301-308 p-ISSN 1412-1468 e-ISSN 2355-3545