Professional Documents
Culture Documents
Bahaya Labeling Negatif Terhadap Pembentukan Konsep Diri Pada Anak Tunalaras Dengan Tipe Gangguan Perilaku (Conduct Disorder) Dalam Perspektif Konseling Lintas Budaya
Bahaya Labeling Negatif Terhadap Pembentukan Konsep Diri Pada Anak Tunalaras Dengan Tipe Gangguan Perilaku (Conduct Disorder) Dalam Perspektif Konseling Lintas Budaya
http://ojs.borneo.ac.id/ojs/index.php/JBKB
ISSN 2685-0753 (cetak)
ISSN 2685-2039 (online)
Abstract
Negative labeling is a form of negative stigma given by individuals or groups to other
individuals or groups through a negative assessment of the deficiencies they have.
Someone who is labeled will experience a change in role and tend to behave like the label
given to him. One of them is tunalaras children who often get negative labels from people
around because they experience obstacles in the development of emotional, social or both
aspects, so that behavior tends to deviate, not in accordance with the age and demands of
social norms prevailing in the environment. In this study, we will discuss the effects and
dangers of negative labeling on children with disabilities with the type of conduct
disorder on the formation of self-concept seen from a cross-cultural counseling
perspective. If the problem is viewed through a cross-cultural perspective, negative
labeling is an act that can cause social inequalities, for that children with conduct
disorder really need cross-cultural counseling where cross-cultural counseling plays a
role in helping the process of defining goals that are consistent with life experiences and
values. the child's cultural values, recognizing the child's identity to include individual,
group, and universal dimensions, supporting universal use and cultural specific
strategies and roles in the healing process, and balancing the importance of
individualism and collectivism in the assessment, diagnosis, and treatment of clients and
client systems.
1
2
stigma mereka mewakili kelompok yang menjadikan orang tersebut tidak mampu
memiliki keadaan mekanisme kontrol berkembang dengan baik, munculnya
sosial yang kuat dari pada kelompok ketegangan dan dianggap lemah karena
yang tidak diberdayakan (minoritas). merasa malu terhadap apa yang orang
Labeling cenderung diberikan pada persepsipkan pada dirinya.
orang yang memiliki penyimpangan Bagi anak yang diberi label negatif
perilaku yang tidak sesuai dengan norma tentu hal tersebut menjadi pemahaman
di masyarakat. Seseorang yang diberi baru, bahwa dirinya dianggap lemah dan
label akan mengalami perubahan peranan tidak bisa melakukan apa-apa. Seperti
dan cenderung akan berlaku seperti label yang kita ketahui bahwa anak merupakan
yang diberikan kepadanya. Ketika individu yang berkembang bagaimana
seorang anak yang diberi label negatif pembelajaran yang didapat berpengaruh
berdampak pada ekspektasinya diri signifikan pada dirinya. Tentu saja hal
bukan hanya terkait pendidikan namun tersebut menjadikan bahwa labeling
juga berdampak pada perkembangan negatif sangat berbahaya karena tekanan
psikologisnya dan konsep dirinya stres yang terjadi pada anak-anak
misalnya seorang anak diberi label berpengaruh sampai masa akhir remaja
“nakal” maka pada akhirnya akan atau secara tidak langsung berdampak
menjadi anak yang nakal. Pada pada pembentukan konsep dirinya. Hal
umumnya pemberian label negatif ini sesuai dengan apa yang disampaikan
menyimpulkan secara bahwa sosok oleh Hurlock (Hurlock, 2001)
orang yang diberi label memiliki bahwasanya awal masa kanak-kanak
gambaran diri yang negatif, padahal dapat dianggap sebagai “saat belajar”
stigma tersebut tidak sepenuhnya benar untuk diberi keterampilan. Bagi anak
karena ada alasan tertentu mengapa yang masih membutuhkan penguatan dan
seseorang anak bisa mengalami motivasi dari orang tua tentu menjadikan
gangguan tersebut. modal dia untuk terus berkembang.
Stigma atau labeling menekankan Sebaliknya anak yang diberi label negatif
bahwa individu yang memiliki menjadikan dirinya persepsi diri akan
karakteristik stigmatisasi konsep diri yang lemah.
menginternalisasi label devaluasi terkait Konsep Diri
dan mengalami emosi negatif (Mustillo Konsep diri atau self concept adalah
et al., 2013). Khususnya bagi anak yang persepi atau cara pandang seseorang
diberikan cap atau label negatif dampak terhadap dirinya sendiri yang terbentuk
dari pemberian label tersebut akan melalui pengalaman hidup, interaksi
berdampak pada konsep dirinya. kepada lingkungan dan juga pengaruh
Seseorang yang diberi label negatif dari orang-orang yang dianggap penting
5