You are on page 1of 6

SELECTED PANEL AICIS 2022

PANEL ABSTRACT

Panel Title: STRENGTHENING HALAL ECOSYSTEM FOR SMALL AND


MEDIUM ENTERPRISES IN DIGITAL AGE BUSINESS
Panel Chair: Dr. Sitti Aisya M.E.I.
Anggota : 1. Nursyamsu
2. Tri Mulato
3. Dr. Nurhikmah, S.Sos.I, M.Sos.I.
4. Mutmainnah

ABSTRACT

Indonesia is the third largest Muslim country in the world, and it becomes a potential
market for syariah oriented businesses. At the same time, Muslim communities also
demand halal products and services from the fast-growing syariah oriented industries.
The phenomenon have caused Indonesia government support the emergence of syariah
economic which include halal industry in products and service chain across the syariah
businesses. Efforts to strengthens halal ecosystem are also implemented to maintain all
product and service production, supply, and distribution are complied with halal
requirement according to Islamic principles. For example, government Islamic bonds
have been directed to comply with halal principle to support small and medium
businesses which often directly serve Muslim communities. The small and medium
business which have operated in e-commerce ecosystems are also encouraged to
comply with halal principles in serving their online costumers. Such halal digital small
and medium businesses have been operated in pesantren or Islamic boarding schools
environment where their costumers are very concerned with halal principles when they
consume the product and services. Halal food is the most popular today and it has
become the most concern of Muslim and also another communities because halal food is
often associated with hygienic and health. As such creating and strengthening halal
products and services ecosystems are very important in improving syariah economic.
We argue that by creating and strengthening halal ecosystem, syariah economic will be
improved because products and services produced by Muslim businesses will be highly
demanded not only by Muslim but also by non-Muslim communities.
Keywords: Halal ecosystem, halal value chain, small and medium business, digital
businesses.

ABSTRAK
Indonesia adalah negara Muslim terbesar ketiga di dunia, dan menjadi pasar potensial
bagi bisnis berorientasi syariah. Pada saat yang sama, komunitas Muslim juga
menuntut produk dan layanan halal dari industri berorientasi syariah yang telah
berkembang pesat. Fenomena tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia
mendukung munculnya ekonomi syariah yang memasukkan industri halal dalam
produk dan rantai layanan di seluruh bisnis syariah. Upaya penguatan ekosistem halal
juga dilakukan untuk menjaga agar seluruh produksi, suplai, dan distribusi produk
dan jasa memenuhi persyaratan halal menurut prinsip-prinsip Islam. Misalnya, obligasi
syariah pemerintah telah diarahkan untuk mematuhi prinsip halal untuk mendukung
usaha kecil dan menengah yang sering secara langsung melayani komunitas Muslim.
Usaha kecil dan menengah yang telah beroperasi dalam ekosistem e-commerce juga
didorong untuk mematuhi prinsip-prinsip halal dalam melayani pelanggan online
mereka. Usaha kecil dan menengah digital halal tersebut telah beroperasi di lingkungan
pondok pesantren di mana pelanggan mereka sangat memperhatikan prinsip-prinsip
halal ketika mereka mengkonsumsi produk dan layanan. Makanan halal adalah yang
paling populer saat ini dan telah menjadi perhatian utama umat Islam dan juga
masyarakat lain karena makanan halal sering dikaitkan dengan higienis dan kesehatan.
Dengan demikian menciptakan dan memperkuat ekosistem produk dan jasa halal
sangat penting dalam meningkatkan ekonomi syariah. Kami berpendapat bahwa
dengan menciptakan dan memperkuat ekosistem halal, ekonomi syariah akan
meningkat karena produk dan layanan yang dihasilkan oleh bisnis Muslim akan sangat
diminati tidak hanya oleh Muslim sendiri tetapi juga oleh komunitas non-Muslim.
Kata Kunci: Ekosistim halal, rantai layanan, usaha kecil menengah, bisnis digital
STRATEGI PEMERINTAH DALAM PENGUATAN DIGITALISASI HALAL VALUE
CHAIN PADA UMKM SULAWESI TENGAH
Sitti Aisya
Nama kampus dan email (yang lain juga begitu)

Sebagai negara penduduk terbesar muslim di dunia menjadikan Indonesia berpeluang


sebagai pemain global sektor industry halal. Namun realita menunjukkan
penduduknya masih menjadi bagian konsumen produk halal terbesar dibandingkan
dengan negeri-negara mayoritas muslim lainnya. Oleh karena itu, penelitian ini
menujukkan keiikutsertaan pemerintah dalam penguatan digitalisasi halal value chain
di UMKM. Pengkajian penelitian dilakukan melalui wawancara dengan perwakilan
pemerintah dan informasi dari pihak terkait. Penelitian ini mengungkapkan strategi
pemerintah dalam penguatan digitalisasi halal value chain pada UMKM. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa strategi pemerintah dalam penguatan digitalisasi HVC
telah melibatkan UMKM sebagai prioritas pengembangan ekonomi syariah, percepatan
dan perluasan akses UMKM dalam sertifikasi halal, percepatam proses perizinan dan
menfasilitasi sertifikat halal bagi UMKM secara gratis namun sektor digitalisasi produk
masih kurang dari penyediaan infrastruktur jaringan internet. Pemerintah seyogyanya
menyiapkan infrastruktur jaringan internet yang bisa diakses gratis para UMKM.

Keywords: UMKM, Halal Vallue Chain, digitalisasi halal, sertifikasi halal, peran
pemerintah.

Riwayat hidup (mencakup tempat kerja, Pendidikan, bidang keahlian, scopus ID


atau Google scholar,
Rencana publikasi: sebutan jurnal

OPTIMALISASI INSTRUMEN SUKUK NEGARA MENDUKUNG UMKM HALAL


Tri Mulato
Adanya regulasi UU nomor 33 Tahun 2014 tentang jamin produk halal, mengarahkan
agar pelaku usaha harus memiliki sertifikat halal. Hal ini akan mendorong
pertumbuhan industri halal termasuk UMKM halal menjadi lebih tumbuh lebih baik.
Produk-produk keuangan syariah dapat mengambil peran dalam mendukung
perkembangan UMKM halal, termasuk instrumen sukuk. Tujuan dari penelitian ini
untuk menguraikan pertumbuhan dari instrumen sukuk negara, dan optimalisasi
instrumen sukuk negara dalam mendukung UMKM halal. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini kualitatif, dengan jenis penelitian studi pustaka. Sumber data yang
digunakan adalah data sekunder yang telah disajikan oleh lembaga sebelumnya, seperti
otoritas jasa keuangan. Teknik pengumpulan data berupa kepustakaan dari beberapa
sumber yang relevan dengan tema penelitian. Teknik analisis data yang digunakan
yaitu deskriptif kualitatif yaitu menguraikan tentang perkembangan sukuk negara dan
optimalisasi peran sukuk negara mendukung UMKM halal. Hasil dari penelitian
menunjukkan pertumbuhan pertumbuhan sukuk negara pada periode 2019 sampai 2020,
Sukuk PBS Lelang, Sukuk PBS Private Placement, SNI, SPN-S, Sukuk Rite (SR), dan Sukuk
Tabungan (ST) tumbuh sebesar 40,80 persen. Sukuk PBS lelang tumbuh sebesar 39,59, Sukuk
PBS Private Placement tumbuh sebesar 214,39%, SR tumbuh sebesar, 72,93%, Sukuk SNI
sebesar 26,86 persen. Sedangkan Sukuk SNI mengalami penurunan sebesar -30,01 % dan ST
turun sebesar -35,76 persen. Jika selama ini penyaluran sukuk banyak digunakan untuk
pembangunan infrastruktur, sebagian porsinya dapat digunakan untuk pengembangan
UMKM halal baik dalam proses memperoleh sertifikasi halal, mendapatkan
permodalan, pemasaran digital, dana sukuk dalam kegiatan pendampingan dan
pelatihan untuk pengembangan UMKM. Jenis sukuk wakaf linked sukuk, yang bersifat
sosial dapat dimanfaatkan untuk UMKM halal.
Kata Kunci: Optimalisasi, Sukuk Negara, dan UMKM Halal

PENGEMBANGAN BISNIS HALAL BERBASIS DIGITAL PADA PONDOK


PESANTREN

NURSYAMSU

nursyamsu627@uindatokaramapalu.ac.id
UIN Datokarama Palu

Urgensi digitalisasi pada pengembangan bisnis halal di Indonesia, terutama


dalam mewujudkan mata rantai halal memiliki kontribusi yang sangat signifikan.
Dimana mampu memberikan nilai tambah ekonomi bagi pelaku usaha. Begitu pula
pada kegiatan bisnis yang berorientasi pemberdayaan masyarakat. Praktik bisnis saat
ini, tidak hanya berkembang pada institusi bisnis saja, akan tetapi sudah mulai
merambah pada institusi pendidikan, terutama pada lembaga pondok pesantren.
Penelitian ini dilatari oleh perwujudan ekosistem halal pada komponen
perekonomian masyarakat pada pondok pesantren. Pengelolaan Pondok pesantren
yang menganut prinsip kemandirian, saat ini tidak hanya bergerak dalam bidang
pendidikan, namun juga pada kegiatan bisnis Halal. Di era digital informasi saat ini
praktik bisnis Halal umumnya tidak lagi didominasi dengan praktik konvensional,
namun telah memanfaatkan platform digital, terutama pada aspek promosi, penjualan
hingga menjalin jejaring bisnis. Hal ini ditujukkan pada banyaknya lembaga pondok
pesantren yang tumbuh dan berkembang di Indonesia yang membangun dan
mengelola usaha berbasis pemberdayaan masyarakat. hal ini memberikan gambaran
eksistensi pondok pesantren pada aktivitas bisnis, yang diperkuat dengan pemanfaatan
fasilitas dan instrumen digital pada aktivitas bisnis.
Penulis dalam penelitian ini mencoba untuk mengeksplorasi implementasi
sistem informasi digital pada pengembangan bisnis halal dan pemberdayaan
masyarakat pada pondok pesantren, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dimana studi kasus pada beberapa pondok pesantern yang ada di Sulawesi tengah.
Adapun temuan penting pada penelitian ini menunjukkan bahwa peran
pemanfaatan media sosial pada kegiatan bisnis halal memiliki peran dan kontribusi
untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi pada aktivitas bisnis yang dikelola oleh
pondok pesantren. Terutama dalam menjalin kemitraan bisnis dengan masyarakat dan
jejaring kemitraan dari institusi bisnis lainnya, dan hal ini juga menjadi indikator
perwujudan ekosistem halal.

Kata Kunci: Bisnis halal, Digitalisasi, Pondok Pesantren, pemberdayaan masyakat

UPAYA PEMERINTAH DALAM MEWUJUDKAN EKOSISTEM HALAL MELALUI


KAWASAN PENGEMBANGAN KULINER HALAL DI KOTA PAREPARE
Nur Hikmah

Kebijakan pemerintah dibawah kepemimpinan Presiden Joko Widodoyang menggagas


Indonesia sebagai pusat industry halal dunia tahun 2024 menjadikan momentum
pemerintah Kota Parepare melakukan berbagai upaya untuk mendorong kebijakan
tersebut. Penelitian lapangan ini menggali wujud-wujud ekosistem halal di lapangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Parepare telah membangun
ekosistem halal melalui pengembangan kuliner halal sebagai penompang utama
komponen lainnya seperti pariwisata halal, infrastruktur berkonsep islami, penyediaan
fasilitas wi-fi di masjid-mesjid akses gratis, café dan warkop bernuansa Islami termasuk
masjid terapung Ainun Habibi sebagai icon kota Parepare. Kesimpulannya bahwa
pemrintah telah melakukan upaya-upaya dalam membangun ekosistem halal di kota
parepare dengan mengintegrasikan kuliner dan pariwissata halal. Penelitian ini baru
sebatas upaya pemerintah, harapannya penelitian selanjutnya dapat meneliti tentang
komitmen pelaku usaha dalam menaati kebijakan pemerintah kota Parepare.
Key words: Kuliner halal, ekosistem Halal, pariwiata halal, pemerintah kota parepare

BISNIS HALAL PADA PELAKU USAHA LOKAL BERBASIS DIGITAL


Muthmainnah, MD
Universitas Muhammadiyah Palu

Urgensi pemanfaatan media sosial dengan jaringan (daring) pada kegiatan


usaha, sangatlah penting. Hal ini didasarkan pada perkembangan aktivitas bisnis tidak
lagi banyak di dominasi di area perkotaan. Seiring dengan perkembangan tekhnologi,
aktivitas bisnis juga telah mulai banyak tumbuh dan berkembang di wilayah pedesaan.
Kondisi itu ditunjukkan dengan maraknya brand-brand lokal yang hadir dari daerah-
daerah. Kondisi ini didukung dan ditunjang oleh infrastruktur jaringan internet yang
telah tersedia di berbagai daerah di Indonesia.
Kondisi diatas menjadi penting untuk diperhatikan, karena pengembangan
ekosistem halal tentunya tidak hanya terbentuk di wilayah perkotaan saja, namun juga
di wilayah pedesaan juga sangat penting untuk didukung dan dikembangkan.
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti bagaimana pelaksanaan bisnis halal yang
memanfaatkan sistem informasi berupa media sosial yang menghadirkan brand atau
merek lokal yang nyatanya mampu memberikan kontribusi ekonomi kepada
masyarakat secara khusus dan terutama bagi perekonomian daerah, yang mengusung
konsep halal.
Penelitian ini merupakan adalah kajian lapangan yang menggunakan
pendekatan kualitatif dengan studi kasus pada beberapa usaha halal yang ada di
daerah Bungku, kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, yang telah memanfaatkan
media sosial pada aktivitas bisnis
Adapun temuan penting pada penelitian ini menunjukkan bahwa peran
pemanfaatan media sosial pada kegiatan bisnis halal terutama pada sebagai media
promosi dan penjualan telah berkontribusi dalam meningkatkan nilai tambah ekonomi
berupa pendapatan, memperluas jaringan pasar yang tidak hanya pada wilayah lokal,
namun nasional serta internasional yang terpenting lagi mampu melahirkan beberapa
brand-brand lokal.

Kata Kunci: Usaha halal, pemanfaatan, media dengan jaringan (daring), usaha lokal.

You might also like