Professional Documents
Culture Documents
Abstract
This paper explores the contribution of Islamic financial institutions in the halal industry from the
point of view of maqashid sharia. Financial transaction activities are aimed at achieving mashlahah
or economic prosperity for each person and citizen. However, the implementation of this mashlahah
as the conceptual framework of sharia maqashid requires criticism that can contribute instantly to
sharia business activities. The formulation of each Islamic banking and financial product is
inseparable from the study of ushul fiqh and sharia maqashid. Linked to Islamic banking products,
ushul fiqh with a maqashid sharia perspective shares philosophical perspectives and rational
thoughts about contracts in each Islamic banking product. With the Maqashid Syariah approach,
Islamic banking and financial products can grow well and can respond to rapidly changing business
progress. This research uses content analysis by conducting a literature review on the theme. This
paper formulates that Islamic financial institutions are driven by spirituality and ethical values
derived from maqashid al-syari'ah
Pendahuluan
Islam adalah agama terbesar kedua di dunia. Pada tahun 2016, jumlah
penganut agama Islam di dunia diperkirakan mencapai 1.5 milyar orang atau
sekitar 25 persen dari jumlah penduduk dunia. Dari jumlah tersebut, sekitar 1.1
milyar tinggal di empat puluh lima negara yang berpenduduk mayoritas muslim
dan sekitar 400 juta lainnya tinggal di 149 negara sebagai minoritas(Hassan,
2006). Bahkan pada 2030 diperkirakan akan meningkat menjadi 26%, dan pada
Saiful Bakhri, Kasuwi Saiban, Misbahul Munir
2050 diperkirakan jumlah populasi umat muslim didunia akan meningkat jauh
lebih cepat daripada jumlah penduduk dunia secara keseluruhan(Global Muslim
Travel Index, 2021).
dan standar hidup. Halal biasanya hanya dikaitkan dengan hal-hal terkait
kebendaan saja. Namun demikian, dalam Islam halal mencakup perbuatan dan
pekerjaan atau biasa disebut dengan Muamalah(Thomson Reuters &
DinarStandard, 2016). Hal ini yang menjadi dampak positif dan dapat
membangkitkan gerakan industri halal, tidak hanya pada satu bidang industri saja
akan tetapi untuk seluruh bidang kehidupan umat Muslim. Industri halal menjadi
suatu kebutuhan dan berperan dalam memajukan perekonomian umat secara
berkelanjutan. Tentunya kesadaran atas pentingnya industri halal ini tidak hanya
untuk kepentingan satu pihak namun seluruh pihak harus memperjuangkan
eksistensi industri halal.
Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia dan yang telah memiliki sertifikat
halal jumlahnya masih sangat sedikit. Berdasarkan data Majelis Ulama Indonesia
(MUI) selaku lembaga yang berwenang mengeluarkan sertifikasi halal, pada
periode 2014-2015 telah terbit sertifikat halal nasional untuk 6.231 perusahaan dan
UMKM. Sedangkan untuk perusahaan yang berasal dari luar negeri, MUI telah
menerbitkan sertifikat halal untuk 683 perusahaan yang artinya masih ada jutaan
UMKM yang belum melaksanakan sertifikasi halal. Oleh karena itu, pemerintah
harus mampu memaksimalkan penerbitan sertifikat halal untuk UMKM guna
meningkatkan pendapatan industri halal di Indonesia terutama dari sektor jasa
keuangan dan produk lainnya.
Peran dari pemerintah terkait peningkatan sektor industri halal tidak hanya
dititikberatkan pada hasil keputusan atau undang-undang saja, terdapat langkah
dan strategi yang dapat dilakukan mulai dini yaitu dengan keterkaitan pihak
industri-industri dan pelaku-pelaku usaha sehingga dapat mengembangkan
industri halal ini. Peran tersebut tidak terlepas dari peran industri jasa keuangan
syariah yaitu perbankan syariah(Andri Rivai, 2020). Peran perbankan syariah
sangat penting karena perbankan syariah secara langsung berkontribusi di pasar
keuangan syariah yang mewajibkan industrinya dan operasionalnya secara halal
dan sesuai syariah. Selain itu perbankan syariah juga memiliki hubungan langsung
dengan para mitranya yaitu para nasabah dimana nasabah adalah sebagai pelaku
usaha atau pengusaha yang bergerak langsung pada sektor riil dengan berbagai
bisnis yang dijalankan. Hal tersebut merupakan situasi yang sangat baik dan sangat
membantu dalam perkembangan industri halal.
Kontribusi langsung yang dapat diperankan oleh perbankan syariah adalah
dengan memberikan instruksi kepada para nasabahnya untuk dapat mendapatkan
sertifikasi halal dari Lembaga halal, misalnya apabila terdapat nasabah yang
sedang dalam pengajuan pembiayaan ke bank syariah maka nasabah tersebut dapat
mendaftarkan bisnisnya tesrebut pada Lembaga sertifikasi Majelis Ulama
Indonesia (MUI). Hal ini tentu saja menjadi kebijakan yang dapat dipandang dari
dua sisi yaitu sisi positif dan sisi negatif. Apabila dilihat dari sisi positif tentu dapat
meningkatkan jumlah usaha yang didaftarkan pada Lembaga halal, apabila
dipandang dari sisi negatif maka akan dapat memberatkan bagi nasabah.
usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh penyewa
guna usaha selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran
secara angsuran.
b. Credit card atau yang disebut juga kartu kredit adalah kegiatan
pembiayaan untuk pembelian barang dan atau jasa dengan
menggunakan kartu kredit.
c. Factoring atau yang disebut juga anjak piutang adalah kegiatan
pembiayaan dalam bentuk pembelian piutang dagang jangka pendek
suatu perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut.
d. Consumer finance atau yang disebut juga pembiayaan konsumen adalah
kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan
konsumen dengan pembayaran angsuran.
2. Perusahaan Modal Ventura
adalah badan usaha yang kegiatan usahanya dalam hal
pembiayaan/penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima
bantuan pembiayaan (investee company) berbentuk penyertaan saham,
pembelian obligasi, dan/atau pembiayaan berdasarkan pembagian hasil
usaha untuk jangka waktu tertentu
3. Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur
Kegiatan usaha perusahaan pembiayaan infrastruktur meliputi :
a. Direct lending, yaitu pemberian pinjaman langsung untuk pembiayaan
infrastruktur
b. Refinancing, yaitu pemberian pinjaman atas infrastruktur yang telah
dibiayai pihak lain
c. Subordinated loans, yaitu pemberian pinjaman subordinasi yang
berkaitan dengan pembiayaan infrastruktur.
4. Koperasi Syariah
Berdasarkan KepMen KUKM RI No 91 tahun 2004 pada pasal 1 mengenai
tentang pengertian Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) adalah koperasi
yang bergerak dengan pola bagi hasil syariah di bidang pembiayaan,
investasi dan simpanan(Nur Asnawi & Nina Dwi Setyaningsih, 2021)
5. Baitul Maal wa Tamwil (BMT)
tinggi.
Perkembangan pasar halal membutuhkan peningkatan efisiensi dalam
pasar untuk dapat mengimbangi pertumbuhan tersebut. Salah satu pendekatan
yang dapat digunakan adalah manajemen rantai persediaan (Supply Chain
Management/SCM). SCM dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
produktifitas dan profitabilitas dari pasar halal(Noordin et al., 2014). Koordinasi
yang stratejik dan sistemik dari fungsi-fungsi bisnis dalam sebuah perusahaan
merupakan kunci keberhasilan penerapan SCM dalam perusahaan. SCM yang
bersifat tradisional dapat didefinisikan sebagai proses pengkonversian bahan
mentah menjadi barang jadi untuk selanjutnya didistribusikan sampai dengan
konsumen akhir(Manzouri et al., 2014). Dalam perkembangan industri yang
semakin pesat, terutama perkembangan industri halal, SCM yang bersifat
tradisional dirasa tidak cukup mengakomodasi kebutuhan pasar. Oleh karena
itu, SCM berkembang sesuai dengan kebutuhan industri menjadi halal supply
chain(Khan et al., 2022).
Halal supply chain dapat didefinisikan sebagai integrasi proses dan
aktivitas bisnis dari bahan baku sampai dengan konsumen akhir (from farm to
plate)(Omar & Jaafar, 2011).Jadi perbedaan antara SCM dan halal supply chain
adalah tujuannya. Supply chain management (SCM) diterapkan di perusahaan
supaya perusahaan dapat mengurangi biaya produksi. Di sisi lain halal supply
chain digunakan perusahaan dengan tujuan menjaga dan mempertahankan
kehalalan produk(Hameeda et al., 2016). Kehalalan produk yang tetap terjaga
(halal integrity) akan menjadi salah satu keunggulan kompetitif bagi produsen
untuk dapat bersaing dengan produsen lain di industri yang sama. Berikut ini
adalah contoh gambar halal supply chain untuk dapat menjaga kehalalan
produk. Hanya spesies halal yang boleh dikembangbiakkan dan spesies halal
tersebut tidak mengkonsumsi pakan yang haram(Soon et al., 2017).
Kontribusi Perbankan Syariah Pada Industri Halal di Indonesia
Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini bertumpu pada sektor finansial.
Pertumbuhan ekonomi melalui sektor riil saat ini masih menjadi pekerjaan rumah
yang besar bagi pemerintah. Padahal pertumbuhan ekonomi melalui sektor
finansial tidak terlalu memiliki fondasi yang kuat apabila sektor riil nya
ditelantarkan. Sektor finansial juga tidak terlalu menghasilkan dampak yang dapat
dirasakan langsung bagi masyarakat luas. Selain itu, jika Indonesia ingin mencapai
pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan, maka sektor riil harus segera menjadi
perhatian utama.
Perbankan syariah sebagai lembaga financial memiliki peran yang sangat
penting terhadap perkembangan pada sektor riil terutama pada industri halal,
beberapa strategi yang dapat diterapkan diantaranya adalah:
a) Kerjasama Dengan Perusahaan Yang Akan Mengeluarkan Produk Dengan
Labelisasi Halal
Dalam hal ini diharapkan dukungan pemerintah untuk mengeluarkan aturan
tersebut, misalnya dalam bentuk Undang-undang, surat edaran atau fatwa
bahwa ada kewajiban setiap perusahaan yang bergerak di bidang industri halal
maka secara keuangan harus bekerjasama dengan perbankan syariah. Misalnya
jika perusahaan A akan membuat labelisasi halal pada produknya maka
perusahaan A tersebut telah memiliki sedikit dana yang telah dititipkan pada
salah satu bank syariah, atau telah bekerjasam melalui pembiayaaan pada bank
syariah. Hal ini tentu juga akan meningkatkan industri keuangan syariah di
Indonesia. Ada bentuk timbal balik antara industri halal riil dan perbankan
syariah.
b) Kerjasama perbankan syariah dengan pariwisata halal di Indonesia
Yaitu diskon-diskon di tempat wisata, kuliner, fesyen yang menggunakan
kartu debet atau kredit bank syariah tersebut. Jumlah turis yang melakukan
perjalanan pada tahun 2016 telah mencapai 1235 juta orang atau meningkat
4% dari tahun sebelumnya, dan diprediksi pada tahun 2030 jumlah turis secara
global akan mencapai 1800 juta orang(Rifai, 2017). Tourism (pariwisata)
adalah salah satu sektor industri yang paling cepat pertumbuhannya pada
ekonomi dunia saat ini. Perkembangan pariwisata akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi baik langsung maupun tidak langsung(Rifai, 2017).
Pengeluaran umat muslim secara global dibidang travel mencapai USD 140
miliar pada tahun 2013 (tidak termasuk haji dan umroh). Dan diperkirakan
akan meningkat USD 238 miliar pada tahun 2019(Global Muslim Travel
Index, 2021).
syariah tidak berhenti pada proses produksi saja, namun juga pemasaran produk.
Kesimpulan
Jika perbankan syariah memiliki peran yang besar pada industri halal di
Indonesia tidak hanya perbankan syariah yang akan maju, namun juga
perekonomian Indonesia secara keseluruhan akan ikut maju. Ada empat sektor
besar yang merupakan peluang besar dalam mengembangkan industri halal yaitu,
industri makanan, industri farmasi, industri fesyen dan industri pariwisata.
Perbankan syariah dapat memiliki peran dalam mengembangkan keempat sektor
tersebut, diantaranya Kerjasama dengan perusahaan yang akan mengeluarkan
produk dengan labelisasi halal untuk secara keuangan menggunakan perbankan
syariah, perbankan syariah dapat mengembangkan kartu debit syariah dan sharia
card untuk mempermudah turis mengakses kemudaan tempat wisata syariah,
perbnakan syariah dapat memberikan pembiayaan bagi pengusaha dibidang
pariwisata syariah, fesyen maupun produk farmasi untuk mengembangkan bisnis
mereka yang pada akhirnya turut meningkatkan industri halal di Indonesia.
Referensi
Andri Rivai. (2020). Produk Jasa Pada Bank Syariah Dan Aplikasinya. WARAQAT :
Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 5(1). https://doi.org/10.51590/waraqat.v5i1.101
Annisaa, A., Ismail, N., & Hidayat, I. N. (2019). Sejarah Hukum Perbankan Syariah
di Indonesia. Ijtihad Jurnal Hukum Dan Ekonomi Islam, 13(2).
Dinar Standard, T. R. and. (2018). State of the Global Islamic Economy Report
2018/19. Dubai International Financial Centre.
DinarStandard & Salaam Gateway. (2019). State of The Global Islamic Economy
Report 2019/20: Driving the Islamic Economy Revolution 4.0. In
DinarStandard.
Global Muslim Travel Index. (2021). Global Muslim Travel Index 2021.
Mastercard-CrescentRating, July.
Hameeda, S., Gillani, B., Mahmood, M., & Khan, S. (2016). Role of islamic
financial institutions in promotion of Pakistan halal food industry. Islamic
Banking and Finance Review, 3(1).
Kesehatan, F., Universitas, M., Jakarta, M., & Selatan, T. (n.d.). Kajian Literatur
pada Makanan dalam Perspektif Islam dan Kesehatan. 178–198.
Khan, M. I., Khan, S., & Haleem, A. (2022). Analysing barriers towards
management of Halal supply chain: a BWM approach. Journal of Islamic
Marketing, 13(1). https://doi.org/10.1108/JIMA-09-2018-0178
Munawir, & Maskupah. (2021). Upaya Bank Syariah Indonesia (BSI) Cabang
Sambas Dalam Meningkatkan Literasi Keuangan Masyarakat Tentang
Perbankan Syariah dan Minat Menabung …. Cross-Border: Jurnal Kajian
Perbatasan Antarnegara, Diplomasi Dan Hubunngan Internasional, 4(1).
Noordin, N., Noor, N. L. M., & Samicho, Z. (2014). Strategic Approach to Halal
Certification System: An Ecosystem Perspective. Procedia - Social and
Behavioral Sciences, 121. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.01.1110
https://doi.org/10.51339/khidmatuna.v2i1.199
Omar, E. N., & Jaafar, H. S. (2011). Halal supply chain in the food industry - A
conceptual model. ISBEIA 2011 - 2011 IEEE Symposium on Business,
Engineering and Industrial Applications.
https://doi.org/10.1109/ISBEIA.2011.6088842
Soon, J. M., Chandia, M., & Regenstein, J. Mac. (2017). Halal integrity in the food
supply chain. British Food Journal, 119(1). https://doi.org/10.1108/BFJ-04-
2016-0150
Van der Cruijsen, C., de Haan, J., & Roerink, R. (2021). Financial knowledge and
trust in financial institutions. Journal of Consumer Affairs, 55(2).
https://doi.org/10.1111/joca.12363