Professional Documents
Culture Documents
DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v6i2.305
*
corresponding e-mail
This is an open access article under the terms of the CC-BY-NC license
ABSTRACT
PT Mustika Alam Lestari is a container loading and unloading service at Tanjung Priok Port,
Jakarta. The service prioritizes on the customers’ needs, by having competent operational
employees and available loading and unloading equipment, so that the berthing time is well
achieved. This study aims to analyze the effect of operational employee competency and
loading and unloading equipment on berthing time. The research method used was
descriptive verification with data analysis using multiple linear regressions. Primary data
were collected through the distribution of questionnaires with 61 people as the samples from
operational division employees at PT Mustika Alam Lestari, Jakarta. The result of this
research is the success in berthing time is the integration of operational employees’
competence and loading and unloading equipment. The results of hypothesis testing indicate
that operational employees’ competence and loading equipment show a positive and
significant effect on berthing time.
ABSTRAK
PT Mustika Alam Lestari merupakan jasa bongkar muat container di Pelabuhan Tanjung
Priok, Jakarta. Pelayanannya mengutamakan kebutuhan pelanggan, dengan memiliki
karyawan operasional yang kompeten, tersedianya peralatan bongkar muat sehingga waktu
sandar tercapai dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
kompetensi karyawan operasional dan peralatan bongkar muat terhadap berthing time.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif verifikatif dengan analisis data
menggunakan regresi linear berganda. Data primer dikumpulkan melalui penyebaran
kuesioner dengan sampel sebanyak 61 orang kepada karyawan divisi operasional di PT.
Mustika Alam Lestari, Jakarta. Hasil penelitian adalah keberhasilan dalam Berthing Time
adalah integrasi kompetensi karyawan operasioal dan peralatan bongkar muat. Hasil
pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kompetensi karyawan operasional dan peralatan
bongkar buat berpengaruh positif dan signifikan terhadap berthing time.
Kata kunci : Kompetensi karyawan operasional; peralatan bongkar muat; waktu sandar
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 06 No. 02, Juli 2019
https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
177
Guntur Angkoso, Aswanti Setyawati ISSN 2355-4721
DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v6i2.305
178 Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 06 No. 02, Juli 2019
https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
ISSN 2355-4721 Kompetensi Karyawan Operasional Bongkar Muat dalam Pencapaian Berthing Time
DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v6i2.305
memberikan hasil kinerja sesuai tujuan dan alat produksi yang berfungsi menjembatani
sasaran organisasi. Kompetensi itu adalah kapal dengan terminal, alat yang produktif
gambaran tentang apa yang harus diketahui memperpendek masa parkir (waktu sandar
atau dilakukan seseorang agar dapat kapal). (Lasse, 2014). Selanjutnya alat
melaksanakan pekerjaannya dengan baik bongkar muat dan waktu kapal di pelabuhan
(Hutapea & Thoha, 2008). berhubungan satu sama lain secara asimetris.
Kompetensi adalah karakteristik yang Alat dapat menjadi sebab terhadap suatu
mendasari seseorang berkaitan dengan akibat yakni waktu kapal di pelabuhan
efektivitas kinerja individu dalam (Lasse, 2014).
pekerjaanya atau karakterisitik dasar individu Umumnya terdapat tiga peralatan
yang memiliki hubungan kasual atau sebagai utama yang digunakan (terlibat) pada proses
sebab akibat dengan kinerja yang dijadikan bongkar muat yaitu: (1) quay crane atau
acuan, efektif atau kinerja prima atau container crane (CC) merupakan alat
superior di tempat kerja atau pada situasi memindahkan petikemas dari/ke kapal,
tertentu (Moeheriono, 2009). Selanjutnya, terletak di atas alat sandar kapal (dermaga)
kompetensi merupakan perumusan yang terus bergerak di atas rel di atas
kemampuan yang harus dimiliki oleh dermaga dengan jangkauan ke depan atau out
Karyawan utuk melakukan tugas atau reach tergantung dari besar kecilnya
pekerjaan yang berdasarkan pengetahuan, container crane itu, tetapi secara umum
ketrampilan dan sikap kerja (Rivai & Sagala, dapat diberikan contoh bahwa untuk
2011) melayani kapal container generasi kedua out
Karyawan adalah aset yang reach dapat menjangkau ke depan sebanyak
mempunyai andil terbesar terhadap kemajuan 8 – 10 rows container dilengkapi dengan
organisasi atau perusahaan (Hasibuan, 2010). spreader yang sistemnya telescopic; (2)
Operasional adalah suatu proses yang terdiri transtainer atau rubber tyre gantry crane
dari tindakan-tindakan yang berupa (RTG) merupakan crane yang terdapat di
perencanaan, pengorganisasian, lapangan penumpukan peti kemas, berfungsi
penggerakan, pengawasan yang dilakukan untuk memindahkan peti kemas dari
untuk menentukan serta mencapai penumpukan ke truk dan sebaliknya yang
sasaran yang telah ditentukan melalui bergerak di atas jalur yang sudah ditentukan
pemanfaatan sumber daya manusia serta dan dapat berpindah blok dimana diperlukan,
sumber-sumber lainnya. Disimpulkan dilengkapi dengan spreader yang fungsinya
kompetensi karyawan operasional adalah untuk membongkar dan memuat peti kemas
karakteristik atau gambaran yang harus di lapangan, dengan ukuran alat sesuai
dimiliki dan dilaksanakan oleh karyawan kebutuhan yang diperlukan oleh terminal
dalam melaksanakan tugas dan tanggung tersebut; dan (3) head truck dan chassis
jawab perusahaan yang berpengaruh pengangkut peti kemas dari quay crane ke
terhadap kinerja di lapangan (Sumaryono, lapangan penumpukan pada proses bongkar,
2011). dan mengangkut peti kemas dari lapangan
Dalam variabel kompentensi karyawan penumpukan ke quay crane pada proses
operasional menggunakan Thai dan Lirn muat, terdiri dari head truck dan chassis.
terdiri dari 7 indikator: (1) operasi Head truck merupakan bagian depan
pelabuhan, (2) teknik kepelabuhanan, (3) (penarik) truk dan chassis merupakan bagian
urusan logistik, (4) manajemen pelabuhan, belakang yang memuat petikemas. Terdapat
(5) kreativitas/inovasi, (6) interpersonal dua jenis chassis, yaitu yang memuat peti
skill, dan (7) kerjasama tim (Thai & Lirn, kemas 20 kaki dan 40 kaki. Variabel
2012; Ridiasih, 2013), peralatan bongkar muat terdiri dari tiga
Peralatan bongkar muat adalah alat indikator Handajani (2004), yaitu: (1) waktu
pokok penunjang pekerjaan bongkar muat bongkar muat dengan gantry crane, (2)
(Suyono, 2007). Alat bongkar muat adalah waktu kedatangan truk, dan (3) waktu RTG.
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 06 No. 02, Juli 2019 179
https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
Guntur Angkoso, Aswanti Setyawati ISSN 2355-4721
DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v6i2.305
Berthing time adalah jumlah jam Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
selama kapal berada di tambatan sejak tali pengaruh kompetensi karyawan operasional
pertama (first line) diikat di dermaga sampai dan peralatan bongkar muat terhadap
tali terakhir (lastline) dilepaskan dari berthing time.
dermaga (Direktorat Jendral Perhubungan
Laut, 2017). Selain itu, berthing time adalah B. Metode Penelitian
waktu yang dipakai selama bertambat di Metode penelitian ini adalah metode
dermaga untuk melakukan kegiatan bongkar deskriptif verifikatif dengan pendekatan
– muat yang di hitung sejak tali terikat di kuantitatif, untuk mengetahui hubungan
dermaga sampai dengan lepasnya tali siginifikan antar variabel kajian agar dapat
tambatan terakhir dari dermaga (Gurning, memperjelas gambaran objek kajian.
2007). Selanjutnya, berthing time is this is Populasi kajian adalah karyawan
calculated from the time of completing the Divisi Operasional PT Mustika Alam Lestari
berthing process to the time of completion of sejumlah 156 karyawan, dengan
the un-berthing process on final departure pengambilan sampel sejumlah 61 responden
(De Langen, 2015). Variabel berthing time menggunakan metode nonprobability
terdiri dari 4 indikator, yaitu: 1) waktu sampling jenis (isidental). Analisis data
pelayanan, 2) operational time, 3) cuaca, 4) menggunakan uji t dan uji F.
operator bongkar muat (Dhea, 2017).
H1
Kompetensi
karyawan H3
Berthing time
H2
Peralatan
bongkar muat
Gambar 1 Model Kaitan Kompetensi Karyawan, Peralatan Bongkar Muat, dan Berthing Time
180 Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 06 No. 02, Juli 2019
https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
ISSN 2355-4721 Kompetensi Karyawan Operasional Bongkar Muat dalam Pencapaian Berthing Time
DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v6i2.305
kerjasama tim para karyawan dalam bekerja memberi pengaruh baik terhadap perusahaan
selalu koordinasi agar tugas dapat sehingga bisa membantu mempercepat waktu
terselesaikan (72,50%) Dari hasil tersebut sandar kapal.
dapat disimpulkan bahwa karyawan Dari ketiga indikator berthing time
operasional memiliki kompetensi dan penilaian persepsi karyawan yang tertinggi
mampu melaksanakan kegiatan operasional adalah indikator waktu pelayanan dengan
dengan baik. kategori baik. Dari hasil tersebut dapat
Dari ketiga indikator peralatan bongkar disimpulkan bahwa waktu pelayanan
muat penilaian persepsi karyawan yang bongkar muat sudah sesuai dengan rencana.
tertinggi adalah indikator head truck. Dari Diikuti indikator operasional dengan
hasil tersebut peralatan bongkar muat head kategori baik. Dari hasil tersebut dapat
truck bekerja sangat baik selama proses disimpulkan bahwa kegiatan operasional
operasional berlangsung. Diikuti indikator sudah berjalan dengan baik. Diikuti indikator
peralatan bongkar muat container crane operator bongkar muat dengan kategori baik.
(CC) dengan kategori sangat baik, peralatan Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
bongkar muat container crane (CC) bekerja operator bongkar muat mampu menjalankan
dengan baik selama proses operasional tugas sesuai dengan instruksi kerja, dan
berlangsung dan indikator peralatan bongkar operasional di lapangan. Kesimpulan hasil
muat rubber tyred gantry dengan kategori variabel berthing time dalam kategori baik
baik dari hasil tersebut dapat disimpulkan adalah dimana mampu memberi pengaruh
bahwa peralatan bongkar muat rubber tyred baik terhadap perusahaan dalam
gantry bekerja dengan baik selama proses mempercepat proses waktu kapal sandar.
operasional berlangsung. Kesimpulan hasil Hasil rekapitulasi persepsi karyawan seperti
variabel peralatan bongkar muat dalam tersaji dalam Tabel 1.
kategori sangat baik adalah dimana mampu
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 06 No. 02, Juli 2019 181
https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
Guntur Angkoso, Aswanti Setyawati ISSN 2355-4721
DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v6i2.305
182 Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 06 No. 02, Juli 2019
https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
ISSN 2355-4721 Kompetensi Karyawan Operasional Bongkar Muat dalam Pencapaian Berthing Time
DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v6i2.305
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 06 No. 02, Juli 2019 183
https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
Guntur Angkoso, Aswanti Setyawati ISSN 2355-4721
DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v6i2.305
184 Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 06 No. 02, Juli 2019
https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmtranslog