You are on page 1of 5

FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM MENCEGAH KREDIT MACET PADA

LEMBAGA PERKREDITAN DESA


(STUDI KASUS PADA LPD PAKRAMAN BITERA KABUPATEN GIANYAR)

Ni Nyoman Sudiyani1
(Universitas Ngurah Rai)1
Anak Agung Putu Gede Bagus Arie Susandya 2

(Universitas Mahasaraswati Denpasar)


2
ariesusandya@unmas.ac.id

Abstract

Village Credit Institution (LPD) is one of the subsystems of financial institutions owned
by traditional villages whose activities are engaged in credit, namely collecting funds (passive
credit) and channeling funds (active credit) with a certain interest rate. Factors that cause
the emergence of bad credit include errors in investment plans, unbalanced cash flow, less
predictable economic conditions, natural conditions and company management that do not work
according to function. The Internal Control System in the LPD is the LPD Supervisory Board and
the principle of credit assessment using 5C analysis, plays an active role in preventing bad
credit. This study will discuss how the SPI functions of the Supervisory Board in minimizing
bad credit. Based on the results of observations and interviews with Pakraman Bitera LPD
management, it can be concluded, that a) 5C credit assessment has been carried out according
to the rules applicable in Pakraman Bitera LPD to every prospective debtor who submits an
application (credit b) SPI function, namely the Supervisory Board at Pakraman Bitera LPD has
been carried out in accordance with the four functions of the Supervisory Board. The occurrence
of bad credit at Pakraman Bitera LPD is caused by capital and economic conditions that are still
not predictable with certainty. But these policies can still be taken by tackling bad loans through
these 5 methods.

Keywords: Internal Control System, Village Credit Institution

I. PENDAHULUAN Kredit merupakan salah satu produk


Pembangunan nasional suatu bangsa yang dikeluarkan oleh LPD dalam bentuk
dapat dikatakan berhasil apabila mampu jasa dimana kredit tersebut berlandaskan
mensejahterakan seluruh rakyatnya, salah atas dasar kepercayaan kepada masyarakat
satunya dengan meningkatkan tarah hidup desa. Keberadaan kredit merupakan
rakyat. Pertumbuhan perekonomian yang pesat pendapatan terbesar bagi LPD dibandingkan
di Indonesia menunjukkan bahwa pemerintah dengan produk lainnya. Oleh karena itu,
menaruh perhatian yang lebih dibidang pengelolaan kredit sangatlah pentig bagi
ekonomi dalam mencapai tujuan pembangunan LPD. Namun, disamping kredit memberikan
nasional. Hal ini terbukti dengan adanya kontribusi yang sangat besar bagi LPD, kredit
semangat otonomi daerah yang mendorong juga rawan akan gagalnya pengembalian,
setiap daerah untuk dapat meningkatkan sebagian kredit yang diberikan menjadi
perekonomiannya, termasuk mengembangkan kredit bermasalah sehingga mempengaruhi
perekonomian pedesaan. pendapatan LPD. Hal ini sangat sering terjadi
Lembaga Perkreditan Desa (LPD) dalam bisnis perbankan, dimana hampir
merupakan salah satu subsistem lembaga semua lembaga keuangan akan menghadapi
keuangan milik desa adat yang kegiatannya kerdit bermasalah.
bergerak dibidang perkreditan yaitu Faktor yang menyebabkan timbulnya
menghimpun dana (kredit pasif) dan kredit macet, antara lain kesalahan dalam
menyalurkan dana (kredit aktif) dengan tingkat rencana investasi, cash flow yang tidak
suku bunga tertentu. Tujuan utama pendirian seimbang, kondisi ekonomi yang kurang
LPD selain untuk memberdayakan desa adat, terprediksi, keadaan alam serta manajemen
tetapi juga merupakan suatu usaha melindungi perusahaan yang tidak berjalan sesuai
masyarakat desa dari incaran para rentenir. fungsinya.

112 FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM MENCEGAH KREDIT MACET PADA LEMBAGA
PERKREDITAN DESA (STUDI KASUS PADA LPD PAKRAMAN BITERA KABUPATEN GIANYAR)
Sistem pengendalian intern (SPI) adalah Rumusan masalah dalam penelitian
meliputi struktur organisasi dan seluruh ini adalah, bagaimanakah penilaian kredit
cara-cara serta alat-alat yang dikoordinasikan berdasarkan prinsip 5 C pada LPD Desa
di dalam perusahaan dengan tujuan untuk Pakraman Bitera? Bagaimanakah fungsi SPI
menjaga keamanan harta (asset) milik Badan Pengawas dalam meminimalkan kredit
perusahaan. Dalam hal ini, SPI pada proses macet pada LPD Desa Pakraman Bitera?
pemberian kredit di LPD adalah Badan Tujuan penelitian ini yaitu, untuk mengetahui
Pengawas LPD dan prinsip penilaian kredit penilaian kredit berdasarkan prinsip 5C
dengan menggunakan analisis 5C. Sebelum pada LPD Desa Pakraman Bitera dan untuk
dimulainya kegiatan pemberian kredit mengetahui fungsi SPI Badan Pengawas dalam
diperlukan analisis yang baik dan seksama meminimalkan kredit macet pada LPD Desa
terhadap semua aspek perkreditan yang Pakraman Bitera.
dapat menunjang proses pemberian kredit
guna mencegah timbulnya resiko kredit II. KAJIAN PUSTAKA
macet. Pada umumnya, prinsip penilaian A. Landasan Teori
kredit yang dilakukan adalah dengan analisis 1. Pengertian Lembaga Perkreditan Desa
5C. Menurut Kasmir (2014:94) analisis 5C (LPD)
yaitu character, capacity, capital, collateral, Berdasarkan Surat Keputusan Kepala
condition of economy. Daerah Tingkat I Bali Nomor 972, Tanggal 1
LPD Desa Pakraman Bitera adalah November 1984 Lembaga Perkreditan Desa
Badan Usaha Keuangan milik desa adat yang adalah suatu badan usaha simpan pinjam
menawarkan berbagai produk jasa keuangan yang dimiliki oleh Krama Desa Adat. Tujuan
untuk masyarakat lingkungan Desa Adat didirikannya LPD adalah : a) mendorong
Bitera. LPD Desa Pakraman Bitera menawarkan pembangunan ekonomi masyarakat desa;
produk salah satunya adalah kredit untuk b) memberantas ijon, gadai gelap, dan
membantu pendanaan masyarakat demi sebagainya; c) menciptakan pemerataan dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat kesempatan berusaha bagi warga dan tenaga
Desa Adat Bitera. Nasabah kredit LPD Desa kerja di pedesaan; d) meningkatkan daya beli
Pakraman Bitera memiliki pekerjaan yang dan melancarkan lalu lintas pembayaran dan
berbeda-beda diantaranya adalah karyawan peredaran uang di desa.
swasta, padagang, petani, pengrajin, dan 2. Pengertian Kredit
Pegawai Negeri Sipil. Pengertian Kredit berdasarkan Undang-
Berdasarkan hasil observasi, dari tahun Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998,
2010 sampai dengan tahun 2014, LPD Desa yaitu penyediaan uang atau tagihan yang
Pakraman Bitera mengalami perkembangan dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
yang signifikan pada jumlah nasabah yang persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam
diberikan kredit. Tahun 2010 jumlah penerima antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
kredit sebanyak 489 orang, sampai di tahun pihak peminjam untuk melunasi utangnya
2014 jumlah penerima kredit sebanyak 572 setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian
orang. Namun setiap tahunnya, LPD Desa bunga. Sedangkan pengertian kredit menurut
Pakraman Bitera mengalami kredit macet Melayu S.P. Hasibuan (2015 : 87) dimana kata
atau piutang tidak tertagih. Dimana tahun kredit berasal dari bahasa Italia, Credere yang
2010 sebanyak 28 orang mengalami kredit artinya kepercayaan yaitu kepercayaan dari
macet, sampai di tahun 2014 meningkat kreditur bahwa debitur akan mengembalikan
menjadi 45 orang yang mengalami kredit pinjaman serta bunganya dengan perjanjian
macet, dengan nilai nominal kredit macet kedua pihak. Jadi, kredit merupakan salah
sebesar Rp 393.116.000,- dari jumlah kredit satu pembiayaan yang dikeluarkan bank dalam
yang diberikan sebesar Rp 11.225.281.000,- bentuk jasa dimana kredit tersebut berlandaskan
pada Tahun 2014. atas dasar kepercayaan yang melibatkan dua
Adanya kredit macet akan mengurangi pihak yaitu pihak bank dengan nasabah yang
besarnya pendapatan yang seharusnya membutuhkan, dalam jangka waktu tertentu
diterima. Berdasarkan uraian latar dengan imbalan berupa bunga.
belakang diatas maka akan dibahas lebih 3. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit
dalam, bagaimana analisis penilaian kredit Menurut Kasmir (2014 : 94) dalam
berdasarkan prinsip 5C dan fungsi SPI Badan melakukan penilaian kriteria-kriteria serta
Pengawas dalam pemberian kredit demi aspek penilaian yang harus dilakukan oleh
meminimalkan kredit macet. bank dalam mendapatkan nasabah yang
Vol.8 No.2, SEPTEMBER 2018 Jurnal Riset Akuntansi JUARA 113
benar-benar menguntungkan dilakukan paruman dan ditetapkan oleh Bupati atau
dengan analisis prinsip 5C, yaitu : Walikota Madya Kepala Daerah.
a) Character (watak), suatu keyakinan bahwa Menurut Keputusan Gubernur Kepala
sifat atau watak dari orang-orang yang Daerah Tingkat I Bali Nomor 491 Tahun
akan diberikan kredit benar-benar dapat 1998 Pembentukan dan Kedudukan Badan
dipercaya, hal ini tercermin dari latar Pengawas adalah : a) ditiap-tiap LPD dibentuk
belakang si nasabah baik dari pekerjaan Badan Pengawas LPD; b) Badan Pengawas
maupun yang bersifat pribadi seperti : gaya terdiri dari seorang ketua dan sebanyak-
hidup, keadaan keluarga dan sebagainya. banyaknya dua orang anggota; c) Bendesa adat
Ini semua menjadi ukuran “kemauan” karena jabatannya secara ex-officio sebagai
membayar. ketua badan pengawas; d) ketua dan anggota
b) Capacity (kemampuan), untuk melihat Badan Pengawas tidak dibenarkan merangkap
nasabah dalam kemampuannya di sebagai Badan Pengawas LPD.
bidang bisnis yang dihubungkan dengan 5. Pengertian Pengendalian Intern (SPI)
pendidikannya, kemampuan bisnis juga Menurut AICPA, pengendalian intern
diukur dengan kemampuannya dalam adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh
memahami tentang ketentuan-ketentuan dewan komisaris, personil manajemen, dan
pemerintah. Begitu pula dengan satuan usaha lainnya, yang dirancang untuk
kemampuannya dalam menjalankan mendapat keyakinan memadai tentang
usahanya selama ini. Pada akhirnya pencapaian tujuan dalam hal-hal berikut
akan terlihat “kemampuannya” dalam : efektivitas dan efisien operasi, keandalan
mengembalikan kredit yang telah pelaporan keuangan, kesesuaian dengan
disalurkan. undang-undang dan peraturan yang berlaku.
c) Capital (modal), untuk melihat penggunaan Berdasarkan definisi tersebut dapat dilihat
modal apakah efektif, dilihat dari laporan bahwa SPI bertujuan untuk : a) menjaga
keuangan (neraca dan laporan laba kekayaan organisasi; b) memeriksa ketelitian
rugi) dengan melakukan pengukuran dan keandalan data keuangan; c) mendorong
seperti dari segi, likuiditas, solvabilitas, efisiensi operasional; d) mendorong
rentabilitas, dan ukuran lainnya. Capital dipatuhinya kebijakan manajemen.
juga harus dilihat dari sumber mana saja
modal yang ada sekarang ini. III. METODE PENELITIAN
d) Collateral (jaminan), merupakan jaminan A. Lokasi dan Objek Penelitian
yang diberikan calon nasabah baik yang Penelitian ini dilakukan secara studi
bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan kasus pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD)
hendaknya melebihi jumlah kredit yang Pakraman Bitera Kabupaten Gianyar. Objek
diberikan. Jaminan juga harus diteliti dalam penelitian ini adalah analisis pemberian
keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu kredit dengan menggunakan prinsip 5 C
masalah, maka jaminan yang dititipkan (character, capacity, capital, collateral, condition
akan dapat dipergunakan secepat of economy) dan fungsi Badan Pengawas LPD
mungkin. Pakraman Bitera Kabupaten Gianyar untuk
e) Condition of Economy (kondisi ekonomi), mengurangi resiko kredit macet.
dalam memberikan kredit hendaknya B. Jenis dan Sumber Data
juga menilai kondisi ekonomi dan politik Menurut Rahyuda (2004 : 75),
sekarang dan dimasa yang akan datang berdasarkan rumusan masalah dalam
sesuai sektor masing-masing, serta penelitian ini, jenis data yang digunakan
prospek usaha dari sektor yang dijalankan. ditinjau dari sifatnya dibedakan menjadi dua,
Penilaian prospek bidang usaha yang yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Sumber
dibiayai hendaknya benar-benar memiliki data yang digunakan dalam penelitian ini dapat
prospek yang baik, sehingga kemungkinan dibagi menjadi dua, (Rahyuda: 2004: 76) yaitu
kredit itu bermasalah kecil. data primer dan data sekunder.
4. Badan Pengawas LPD C. Teknik Pengumpulan Data
Lembaga Perkreditan Desa sebagai Dalam penelitian ini menggunakan beberapa
Lembaga Keuangan lainnya dalam kegiatan teknik pengumpulan data, yaitu :
operasionalnya dilakukan pembinaan dan 1) Observasi.
pengawasan. Pengawasan LPD dilakukan 2) Wawancara.
oleh Badan Pengawas yang diangkat dan 3) Studi dokumentasi.
diberhentikan oleh karma desa melalui D. Teknik Analisis Data

114 FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM MENCEGAH KREDIT MACET PADA LEMBAGA
PERKREDITAN DESA (STUDI KASUS PADA LPD PAKRAMAN BITERA KABUPATEN GIANYAR)
Teknik analisis yang digunakan dalam yang strategis.
penelitian ini adalah analisis deskriptif 3) Persediaan, pasokan dan supplier tidak
komparatif yaitu mengumpulkan informasi mengalami hambatan.
mengenai proses analisis pemberian kredit 4) Situasi umum.
yang menggunakan prinsip 5C dan fungsi Menurut Keputusan Gubernur Kepala
Badan Pengawas LPD sebagai auditor intern Daerah Tingkat I Bali Nomor 491 Tahun
dalam mengurangi resiko kredit macet, 1998, terdapat empat tanggung jawab
kemudian membandingkan hasilnya dengan fungsional yang harus dilakukan oleh Badan
penerapan pemberian kredit berdasarkan Pengawas LPD, yaitu :
prinsip 5 C yang terdiri dari : a) Fungsi Perencanaan. Pengawas harus
1) Character (watak) terlibat dalam menetapkan rencana
2) Capacity (kemampuan) operasional yang terintegrasi, baik
3) Capital (modal) jangka pendek maupun jangka
4) Collateral (jaminan) panjang, serta menganalisis dan
5) Condition of economy (kondisi ekonomi). mengkomunikasikan kepada semua
pihak yang terlibat dalam manajemen
IV. PEMBAHASAN LPD.
Berdasarkan hasil pengolahan data b) Fungsi Pengendalian. Pengawas harus
yang telah dilakukan, terdapat beberapa hal mengembangkan dan menetapkan
yang akan dibahas dalam proses penilaian norma-norma sebagai ukuran
kredit dengan menggunakan prinsip 5C, pelaksanaan dan menjadikan pedoman
sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh kepada manajemen dalam menjamin
LPD Pakraman Bitera Kabupaten Gianyar. adanya penyesuaian hasil pelaksanaan
Berikut adalah syarat 5C yang harus dipenuhi dengan rencana yang ditetapkan, yang
oleh calon nasabah LPD Pakraman Bitera selanjutnya perlu dilakukan analisis
Kabupaten Gianyar dalam mengajukan kredit, perbandingan antara pedoman dengan
yaitu : realisasi secara menyeluruh.
a. Character (watak) c) Fungsi Pelaporan. Pengawas perlu
1) Usia berkisar antara 21-55 Tahun. menyusun, menganalisis, dan
2) Tanggungan dalam keluarga maksimal menginterpretasikan hasil-hasil
5 orang. yang dicapai oleh manajemen untuk
3) Sifat Pribadinya baik yaitu jujur, selanjutnya dilaporkan dalam rapat
bertanggung jawab, dan bisa dipercaya. rutin secara periodic dan terprogram.
4) Tempat tinggal merupakan milik d) Fungsi Akuntansi. Pengawas ikut
sendiri. melaksanakan, menetapkan dan
5) Mempunyai pekerjaan yang jelas atau memelihara sistem akuntansi pada
tetap. semua jenjang dan usaha LPD agar
6) Hubungan dengan relasi harus baik. terjamin kewajaran semua transaksi
b. Capacity (kemampuan) keuangan sesuai dengan syarat
1) Tingkat pendidikan yang ditempuh pengendalian intern yang baik.
minimal SD atau sederajat. Layak atau tidaknya nasabah mendapat
2) Kemampuan menjalankan kredit dapat dilakukan dengan menggunakan
pekerjaannya lancer. pendekatan 5C. Pemberian kredit harus
3) Mempunyai penghasilan tetap. berdasarkan atas kebijaksanaan kredit yang
c. Capital (modal) berlaku, yaitu penetapan standar kecil dan
1) Modal yang dimiliki merupakan modal analisis kredit. Kebijaksanaan perkreditan
sendiri dan modal pinjaman. harus diprogram dengan baik dan benar,
2) Usahanya menghasilkan laba. serta didasarkan atas asas yuridis, ekonomis
d. Collateral (jaminan) dan kehati-hatian. Menurut Thomas Suyatno
1) Status kepemilikan harta yaitu atas (2007:76) menyatakan bahwa setiap keputusan
nama sendiri. permohonan kredit, harus memperhatikan
2) Jaminan harus melebihi pinjaman. penilaian syarat-syarat umum yang
3) Kondisi jaminan harus baik. pada dasarnya tercantum dalam laporan
e. Condition of economy (kondisi ekonomi) pemeriksaan kredit dan analisis kredit. Bahan
1) Tingkat persaingan disekitar pertimbangan atau informasi-informasi lainnya
lingkungan usaha masih kompetitif. yang diperoleh pejabat pengambil keputusan
2) Lokasi usahanya berada di tempat haru dibubuhkan secara tertulis (disposisi).
Vol.8 No.2, SEPTEMBER 2018 Jurnal Riset Akuntansi JUARA 115
Dalam mengambil keputusan pemberian sudah tidak mampu lagi membayar
kredit, diperlukan analisis kredit yang cermat. semua hutang-hutangnya.
Tujuan adanya analisis kredit adalah untuk V. KESIMPULAN DAN SARAN
menentukan kesanggupan dan kesungguhan Jadi, dapat disimpulkan, bahwa a)
seorang peminjam untuk membayar kembali Penilaian kredit 5C sudah dilakukan sesuai
pinjaman sesuai dengan persyaratan yang aturan yang berlaku di LPD Pakraman
terdapat dalam perjanjian pinjaman. Bitera kepada setiap calon debitur yang
Dalam prakteknya, LPD Pakraman Bitera, mengajukan permohonan kredit, b) fungsi
sudah melakukan proses analisis kredit 5C sebelum SPI yaitu Badan Pengawas pada LPD
mengambil keputusan pemberian kredit kepada Pakraman Bitera sudah dijalankan sesuai
calon nasabah. Badan Pengawas LPD sebagai salah dengan empat fungsi Badan Pengawas.
satu sistem pengendalian intern pada LPD, juga Terjadinya kredit macet pada LPD Pakraman
telah melakukan pengawasan dan keempat fungsi Bitera disebabkan karena faktor modal
tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan dan kondisi ekonomi yang masih kurang
pihak manajemen LPD, nasabah yang mengalami bisa diprediksi dengan pasti. Namun hal-
kredit macet sebagian besar dikarenakan faktor hal tersebut masih bisa diambil kebijakan
capital (modal) dan condition of economy, dimana dengan menanggulangi kredit macet melalui
setelah berjalannya perjanjian kredit, nasabah lima cara tersebut diatas.
mengalami musibah seperti PHK (Pemutusan Fungsi SPI sangatlah penting dalam
Hubungan Kerja), sakit, memiliki tambahan upaya mencegah kredit macet. Disarankan
tanggungan anak, dan lain sebagainya. kepada manajemen dan badan pengawas LPD
Kebijakan perkreditan yang dilakukan oleh Pakraman Bitera untuk bisa membentengi
LPD Pakraman Bitera dalam menanggulangi kredit LPD dengan sistem pengendalian yang baik,
macet tersebut adalah : agar debitur tidak memiliki celah untuk
a) Rescheduling. Yaitu dengan tidak menjalankan prosedur yang sesuai
memperpanjang jangka waktu kredit, dengan aturan LPD Pakraman Bitera.
debitur diberikan keringanan dalam
masalah jangka waktu kredit. Selain DAFTAR PUSTAKA
itu juga, LPD akan memperpanjang
jangka waktu angsuran. Anonim. 1998. Undang-Undang No 10
b) Reconditioning. Kebijakan ini dilakukan Tahun 1998 tentang Perusahaan dan
dengan cara kapitalisasi bunga Undang-Undang Perbankan
(bunga dijadikan hutang pokok) atau Kasmir. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan
penundaan pembayaran bunga sampai Lainnya. Jakarta: Raja Grafindo
waktu tertentu. Persada
c) Restructuring. Yaitu dengan menambah ______. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan
jumlah kredit atau menambah jumlah Lainnya. Edisi Revisi. Jakarta: Raja
equity dengan cara menyetor uang Grafindo Persada
tunai tambahan dari pemilik. Malayu, S.P. Hasibuan. 2015. Dasar-Dasar
d) Kombinasi. Merupakan kombinasi Perbankan. Cetakan Kesepuluh.
antara 3 jenis metode (Rescheduling, Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Reconditioning, Restructuring). Moh. Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor:
e) Penyitaan jaminan. Merupakan jalan Ghalia Indonesia
terakhir bila nasabah sudah benar- Zainuddin Ali. 2008. Hukum Perbankan
benar tidak punya itikad baik atau Syariah. Jakarta: Sinar Grafika

116 FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM MENCEGAH KREDIT MACET PADA LEMBAGA
PERKREDITAN DESA (STUDI KASUS PADA LPD PAKRAMAN BITERA KABUPATEN GIANYAR)

You might also like