You are on page 1of 19

JURNAL

MAKE UP DAN KEPERCAYAAN DIRI


(Studi korelasi Antara Intensitas dan Motivasi Penggunaan Make Up Terhadap
Tingkat Kepercayaan Diri dalam Komunikasi Interpersonal Mahasiswi Ilmu
Komunikasi UNS Angkatan 2017- 2020)

Oleh:
Luh Dyah Savitania Tantri Arka
D0217050

PROGRAM STUDI ILMU


KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU
SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2022
MAKE UP DAN KEPERCAYAAN DIRI
(Studi Korelasi Antara Intensitas dan Motivasi Penggunaan Make Up
Terhadap Tingkat Kepercayan Diri dalam Komunikasi Interpersonal
Mahasiswi Ilmu Komunikasi UNS Angkatan 2017-2020)

Luh Dyah Savitania Tantri Arka


Sri Herwindya Baskara Wijaya

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan


Politik Universitas Sebelas Maret

Abstract

Student interpersonal communication is influenced by many


factors, one of which is self-confidence. To be able to increase
student self-confidence, it can be done by beautifying their
appearance with make-up. The intensity of the use of make-up and
the motivation to use make-up will encourage female students to use
make-up properly and perfectly, in order to increase their self-
confidence.
The theory used by Victor E. Vroom is the theory about hope
and motivation which is related to this research. Motivation is the
result of something that someone wants to achieve with an estimated
concerned regarding their actions which will affect the outcome. In
other words, if someone wants to achieve something, they will act
within the direction of what they desired. In this research, The
student's goal is to look attractive, and using make-up is the most
trusted way to help them covering their flaws. Because using make-
up is one of the quickest methods, and also the effect using make-up
can boost the student’s confidence.
This study aims to examine the effect of the intensity and
motivation of using make-up on the self-confidence level of female
students. The sample of this research is UNS communication science
students class 2017-2020 in total of 80 respondents. The sample were
taken using instrument of data were mentioned in the questionaire’s
form. The data analysis technique used is multiple linear regression.
From the results of data analysis obtained multiple linear
regression equation that is Y = -13.960 + 0.604X1 + 1.203X2. Based
on these equations, it can be concluded that each independent
variable has an effect on self-confidence with a variable coefficient
of intensity of make-up use of 0.604 and a variable coefficient of
motivation of make-up use of 1.203. The results of the t-test found 1)
the intensity of the use of make-up had a significant positive effect on
self-confidence (p = 0.005), 2) the motivation to use make-up had a
significant positive effect on self-confidence (p = 0.000). The results
of the F test show that the intensity of make-up use and motivation to
use make-up have a significant effect on firm value (p = 0.000). The
results of the R Square coefficient of determination show that female
students' self-confidence can be explained by the independent
variable of 30.9%.

Keywords: intensity of use of make up, motivation to use make up, self-
confidence.

Pendahuluan

Dalam dunia perkuliahan setidaknya menghabiskan 4 tahun


untuk mendapatkan gelar sarjana. Dalam kurun waktu tersebut,
mahasiswa melakukan kegiatan perkuliahan yang mewajibkan untuk
melakukan komunikasi antar teman sebaya, dosen dan staff kampus
lainnya. Mahasiswa biasanya mementingkan penampilan fisik dalam
bertemu dengan mahasiswa lainnya. Pernyataan tersebut diperkuat
oleh pernyataan menurut Thomas Kristo (2010) penampilan fisik
adalah modal utama seorang remaja, karena itulah yang akan dijadikan
tameng paling depan yakni ketampanan, kecantikan, membuat dirinya
semenarik mungkin. Apalagi kaum wanita saat ini lebih banyak yang
mementingkan kepentingan fisik dan berusaha tampil maksimal agar
dilihat oleh orang lain.

Komunikasi interpersonal mahasiswi sendiri dipengaruhi oleh


banyak faktor, salah satunya adalah seperti dinyatakan oleh Rakhmat,
2012 adalah kepercayaan diri. Setiap mahasiswi memiliki tingkat
kepercayaan diri yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini,
kepercayaan diri mahasiswi diukur oleh penggunaan make up. Pada
saat ini, mahasiswi setidaknya mempunyai paling sedikit 2 jenis
kosmetik yaitu, bedak dan lipstick untuk dipakai sehari hari. Nisa
Rengganis, salah satu mahasiswi Prodi Psikologi Fakultas kedokteran
Universitas Sebelas Maret (UNS), di dalam penelitiannya yang
berjudul Hubungan antara Stereotip Daya Tarik Fisik dan Kesepian
dengan Perilaku Konsumtif terhadap Produk Kosmetik pada
Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas
Maret melakukan observasi pada mahasiswi UNS menjunjukkan
bahwa dalam sepuluh fakultas, terdapat tiga fakultas yang cenderung
lebih banyak mahasiswinya menunjukan perilaku menggunakan
produk kosmetik pada saat dikampus. Bentuk perilaku yang tampak
antara lain pemakaian make up yang cukup kentara pada saat
dikampus, perbaikan make up di sela-sela jeda jam kuliah, dan
pemakaian pewarna rambut bagi mahasiswi yang tidak berkerudung.
salah satu dari tiga fakultas tersebut tersebut adalah mahasiswi di
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP).

Make up banyak dipilih karena dengan menggunakan make up


dapat memberikan dampak positif terhadap daya tarik fisik perempuan
(Scoot, 2007). Seseorang dengan menggunakan make up yang
berwarna dapat terlihat cantik bahkan jauh lebih cantik dari
sebelumnya. Hal tersebut secara langsung akan membuat
penggunanya merasa lebih percaya diri (Listianti, 2013). Rasa
percaya diri akan penampilan secara langsung akan memberikan
dampak postif bagi suasana hati seseorang (Handayani, 2012). Ingin
tampil menarik, cantik, dan bentuk self love biasanya digambarkan
oleh bagaimana cari mahasiswi merawat dan mempercantik diri. Hal
ini yang menjadi motivasi mahasiswi dalam menggunakan make up.

Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil penelitian dari Aulya


Rahmawati dan Muslikah (2021) yang berjudul Kepercayaan Diri pada
Mahasiswi Pengguna Kosmetik di Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Malang, hasil penelitianya menunjukkan bahwa
remaja putri sangat memperdulikan penampilan fisik. Penampilan fisik
setelah menggunakan make up, remaja putri menjadi lebih positif
dalam memandang dirinya sendiri, mendapat kepuasan terhadap
kondisi tubuh, mudah diterima dan berinteraksi di lingkungan sosial
serta merasa memiliki kemampuan atau keterampilan yang berbeda
dari orang lain.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nusaresearch.net


pada bulan Agustus 2020, dengan responden sebanyak 2830 orang,
mengungkapkan alasan mengapa wanita menggunakan makeup,
75.1% dari responden menyatakan bahwa menggunakan makeup
untuk mempercantik diri, selanjutnya 66.7% dari responden juga
menyatakan untuk meningkatkan kepercayaan diri.

Kepercayaan diri bagi mahasiswi adalah hal yang harus


dipunyai oleh masing-masing individu, karena Kepercayaan diri
merupakan salah satu aspek kepribadian yang penting dalam masa
perkembangan remaja (Walgito, 2000) Percaya diri juga berperan
besar bagi mahasiswi, keyakinan atas kemampuan diri serta penilaian
yang positif bagi dirinya sendiri maupun lingkungannya sehingga,
seseorang dapat tampil dengan penuh keyakinan.

Data dari Kementrian Perindustrian Republik Indonesia


memaparkan, industri kosmetik nasional mencatat kenaikan
pertumbuhan 20% atau empat kali lipat dari pertumbuhan ekonomi
nasional pada tahun 2017. Kenaikan pertumbuhan yang besar ini
didorong oleh permintaan besar dari pasar dosmetik dan ekspor seiring
tren masyarakat yang mulai memperhatikan produk perawatan tubuh
sebagai kebutuhan utama. Apalagi pada saat ini tren kosmetik lokal
juga sedang banyak diminati oleh masyarakat. Brand kosmetik lokal
juga tidak kalah saing dengan brand internasional. Dilansir melalui
Kompas, 50% dari brand Kecantikan Wajah yang masuk dalam
peringkat 10 besar di bulan Januari ini merupakan brand lokal. Ini bisa
menunjukan bahwa kualitas brand-brand lokal juga tak kalah saing
dengan brand asing.
Berdasarkan data, jumlah pasar di Indonesia yang
menggiurkan yakni 267 juta jiwa, dengan demografi populasi wanita
mencapai 130 juta jiwa dan sekitar 68 % nya merupakan usia wanita
produktif. Dari data tersebut, kita mengetahui bahwa pasar kosmetik di
Indonesia sangat menggiurkan. Mahasiswi dikategorikan sebagai
wanita usia produktif, yang artinya pasar kosmetik di Indonesia salah
satunya kalangan dari mahasiswi.

Total penjualan untuk kategori Kosmetik Wajah di awal


tahun 2021 sudah mencapai Rp620 Juta. Transaksi untuk kategori
Kosmetik Wajah pun paling banyak terjadi pada marketplace Shopee
dengan 85.8% dibandingkan dengan Tokopedia yaitu sebesar 14.2%.
(Kompas.co.id, 2021)

Pesatnya perkembangan make up di Indonesia juga membuat


banyak mahasiswi dan pelajar pun saat ini sudah mulai memakai make
up dalam kesehariannya seolah-olah make up merupakan hal penting
yang harus dilakukan disetiap harinya. Didukung dengan penelitian
yang berjudul “Penggunaan Make Up Sebagai Identitas Diri” juga
menyebutkan bahwa penggunaan make up sudah menjadi kebutuhan
yang mendasar bagi para mahasiswi (Elianti & Pinasti, 2015). Hal ini
diperkuat dengan pernyataan kosmetik merupakan produk yang
memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan mendasar wanita
akan kecantikan (Fabricant & Gould dalam Wardani & Hastjarja,
2013). Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka
peneliti menarik melakukan penelitian tentang “Make Up dan
Kepercayaan Diri (Pengaruh Intensitas dan Motivasi Penggunaan
Make Up Terhadap Tingkat Kepercayaan Diri dalam Komunikasi
Interpersonal Mahasiswi Ilmu Komunikasi UNS Angkatan 2017-
2020)”.
Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah


dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Apakah terdapat pengaruh
yang signifikan Antara Intensitas Dan Motivasi Penggunaan Make Up
Berpengaruh Terhadap Kepercayaan Diri dalam Komunikasi
Interpersonal Mahasiswi Ilmu Komunikasi UNS Angkatan 2017-
2020?

Kerangka Teori

1. Percaya Diri

Hasan dalam Iswidharmanjaya (2004) mengatakan,


kepercayaan diri merupakan kepercayaan akan kemampuan yang
dimiliki serta dapat memanfaatkannya secara tepat. Pengertian percaya
diri menurut Lautser (2012) kepercayaan diri merupakan suatu sikap
atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri, sehingga dalam
tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk
melakukan hal-hal sesuai dengan keinginan dan tanggung jawab atas
perbuatannya, sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki
dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri
sendiri.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan


bahwa kepercayaan diri adalah suatu sikap atau perasaan yakin pada
kemampuan diri sendiri yang timbul karena adanya sikap positif
terhadap kemampuannya sehingga tidak perlu membandingkan dirinya
dengan orang lain dan tidak membutuhkan dukungan orang lain.
2. Komunikasi Interpersonal
Menurut Webster New Collegiate Dictionary komunikasi
merupakan suatu suatu pertukaran informasi antara individu melalui
sistem lambang-lambang, tanda tanda atau tingkah laku (Riswandi,
2013).
Effendi dalam Hanani (2017) mengatakan komunikasi
interpersonal adalah komunikasi antar dua individu yang mana terjadi
kontak langsung dalam bentuk percakapan. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi komunikasi interpersonal, salah satunya kepercayaan
diri. Menurut Martini dan Adiyati (dalam Alsa, 2006) kepercayaan diri
diartikan sebagai suatu keyakinan seseorang untuk mampu berperilaku
sesuai dengan yang diharapkan dan diinginkan. Kepercayaan diri
berhubungan erat antara komunikasi interpersonal remaja (Chrispin
Thurlow, 2003).
Syamsul Bachri Thalib (1999) mengatakan bahwa seseorang
yang memandang dirinya positif memiliki keyakinan bahwa ia akan
diterima oleh orang lain dan memiliki kemungkinan yang lebih besar
untuk dapat mengembangkan pergaulan dan juga hubungan
interpersonal.
3. Make Up
Make up adalah suatu tata rias yang diterapkan untuk
menutupi kekurangan dan menonjolkan kelebihan demi mendapatkan
kesempurnaan wajah (Paningkiran, 2013). Make up merupakan
pemolesan serta pemberian sentuhan warna pada wajah sehingga
membuat wajah menjadi cantik dan menarik. Make up bila
diaplikasikan ke tubuh akan menghasilkan suatu warna contohnya
seperti lipstick, mascara, eyeliner, eyeshadow, dan blush on
(Yuwanto, 2011; Melliana, 2006).
Make up banyak dipilih karena dengan menggunakan make
up dapat memberikan dampak positif terhadap daya tarik fisik
perempuan (Scoot, 2007). Seseorang dengan menggunakan make up
dapat terlihat cantik bahkan jauh lebih cantik dari sebelumnya. Hal
tesebut secara langsung akan membuat penggunanya merasa lebih
percaya diri (Listianti, 2013).
4. Hubungan antara Penggunaan Make Up dengan Tingkat
Kepercayaan Diri Mahasiwsi
Mahasiswi merupakan individu yang termasuk dalam
kelompok remaja akhir yang melanjutkan pendidikan di perguruan
tinggi. Bertambahnya usia menyebabkan para remaja atau mahasiswi
makin berusaha untuk merawat diri. Salah satu cara merawat diri atau
mempercantik diri, melalui make up. Kegiatan perkuliahan yang
mewajibkan kita bertemu dengan orang banyak biasanya membuat
mahasiswi memakai make up. Make up dapat mengekspresikan aspek
yang berbeda dari kepribadian seseorang (Bibiano, 2002). Bagian
tubuh yang paling sering diberi make up adalah wajah. Wajah dapat
memberikan kesan pertama bagi seseorang ketika berhadapan dengan
orang lain (Zebrowitz & Montepare, 2008).
5. Intensitas
Menurut Daryanto (1997), intensitas adalah keadaan
tingkatan atau ukuran intensnya. Penggunaan didefinisikan sebagai
proses mempergunakan sesuatu (Daryanto, 1997). Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia intensitas ialah keadaan tingkatan atau ukuran
intensnya. Sementara Dahrendorf (dalam Apollo & Ancok, 1993)
mengartikan intensitas sebagai sebuah istilah yang terkait dengan
“pengeluaran energi” atau banyaknya kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang dalam waktu tertentu.
Menurut Chaplin (2006) intensitas merupakan sebuah
kekuatan yang sifatnya mendukung suatu pendapat ataupun sikap.
Sedangkan berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007),
intensitas adalah suatu keadaan tingkatan atau ukuran intensnya.
Klaoh (dalam Kilimanca, 2006) berpendapat bahwa intensitas
merupakan tingkat keseringan seseorang dalam melakukan suatu
kegiatan tertentu yang didasari rasa senang dengan kegiatan yang
dilakukan tersebut. Intensitas dari kegiatan seseorang mempunyai
hubungan yang erat dengan perasaan. Perasaan senang terhadap suatu
kegiatan yang akan dilakukan dapat mendorong orang yang
bersangkutan melakukan kegiatan tersebut secara terus-menerus.
6. Motivasi
Terbentuknya motivasi berawal dari adanya kebutuhan atau
keinginan yang selanjutnya mendorong dan menggerakkan seseorang
untuk memenuhi kebutuhannya dengan terpenuhinya kebutuhan yang
diinginkan, seseorang akan mendapatkan kepuasan (Wahyosumija,
2002).
Robbins dan judge (2008) mendefinisikan motivasi sebagai
proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan usaha untuk
mencapai suatu tujuan. Hermawan (2011), Hoy dan Miskel (1992)
menyatakan bahwa besar kecilnya motivasi individu ditentukan oleh
motif yang sering disepadankan dengan kebutuhan atau needs.
Motivasi perempuan memakai kosmetik, pada umumnya di
sebabkan oleh adanya alasan ingin tampil baik dan dapat diterima di
lingkungannya serta adanya keinginan untuk dihargai orang lain. Make
up juga memberikan dampak positif bagi daya tarik fisik perempuan
(Scott, 2007). Perempuan yang menggunakan make up juga dianggap
lebih sehat dan percaya diri dibandingkan dengan saat tidak
menggunakan make up (Nash, Fieldman, Hussey, Leveque, & Pineau,
2006
7. Teori Harapan
Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori Harapan dari
Vroom. Victor E. Vroom (1964) menyatakan bahwa motivasi merupakan
akibat dari suatu hal yang ingin dicapai oleh seseorang dari perkiraan yang
bersangkutan bahwa tindakannya akan mempengaruhi pada hasil yang akan
diinginkan, artinya bahwa jika seseorang ingin mencapai sesuatu maka
individu tersebut akan memperkirakan tindakan yang mengarah pada hasil
yang diinginkannya. Sebagai contoh, mahasiswi merasa insecure atau tidak
menarik, oleh karena itu mahasiswi mencari cara untuk tampil menarik dan
cantik. Salah satunya cara untuk mencapai tujuan tersebut salah satunya
dengan menggunakan make up. Dengan menggunakan make up, mahasiswi
lebih percaya diri dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Adapun tiga asumsi pokok Vroom dari teorinya adalah sebagai berikut:
• Setiap individu percaya bahwa bila ia berperilaku dengan cara
tertentu, ia akan memperoleh hal tertentu. Ini disebut sebuah
harapan hasil (outcome expectancy) sebagai penilaian subjektif
seseorang atas kemungkinan bahwa suatu hasil tertentu akan
muncul dari tindakan orang tersebut.
• Setiap hasil mempunyai nilai, atau daya tarik bagi orang tertentu.
Ini disebut valensi (valence) sebagai nilai yang orang berikan
kepada suatu hasil yang diharapkan.
• Setiap hasil berkaitan dengan suatu persepsi mengenai seberapa
sulit mencapai hasil tersebut. Ini disebut harapan usaha (effort
expectancy) sebagai kemungkinan bahwa usaha seseorang akan
menghasilkan pencpaian suatu tujuan tertentu.
Vroom dalam Hubies (2013) menyatakan bahwa individu
termotivasi untuk melakukan hal tertentu guna pencapaian tujuan apabila
meyakini bahwa tindakan itu akan mencapai tujuan tersebut. Orang akan
termotivasi bila ia percaya bila suatu perilaku tertentu akan menghasilkan
sesuatu, kemudian hasil tersebut mempunyai nilai positif baginya, setelah
hasil tersebut tercapai dengan usaha yang dilakukan seseorang dengan kata
lain Motivasi, dalam teori harapan adalah keputusan untuk mengeluarkan
atau mencurahkan usaha.

Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif.
Metode penelitian yang digunakan adalah survei yang dihitung
menggunakan SPSS untuk mengetahui pengaruh intensitas penggunaan
make up dan motivasi penggunaan make up terhadap tingkat kepercayaan
diri mahasiswi.
Sampel penelitian ini adalah mahasiswi S1 Ilmu Komunikasi UNS
angkatan 2017-2020 berjumlah 80 mahasiswi yang diambil menggunakan
teknik purposive sampling. Data primer didapatkan melalui angket
kuesioner yang dikumpulkan dari sampel dengan skala likert. Teknik
analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Tahapan yang
ditempuh dalam melakukan analisis data pada penelitian ini adalah: (1) Uji
Asumsi Klasik; (2) Regresi Linear Berganda; (3) Uji Hipotesis.

Sajian dan Analisis Data


Berdasarkan data hasil penelitian diperoleh intesitas penggunaan
make up ketegori rendah sebanyak 37,50% responden, 50,00% masuk
kategori sedang dan 12,50% masuk kategori tinggi. Data motivasi
penggunaan make up diperoleh 31,25% responden termasuk dalam kategori
rendah, 51,25% masuk kategori sedang dan 17,50% masuk kategori tinggi.
Sedangkan kepercayaan diri mahasiswa diperoleh 17,50% responden
termasuk dalam kategori rendah, 47,50% masuk kategori sedang dan
35,00% masuk kategori tinggi.
Tabel 1
Hasil Analisis Regresi Linear Ganda
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) -13.960 10.919

Intesitas penggunaan make up .604 .209 .294


Motivasi penggunaan make up 1.203 .314 .389
a. Dependent Variable: Kepercayaan diri

Sumber: output IBM SPSS 23 for windows


Berdasarkan tabel diatas diperoleh persamaan regresi linear berganda
sebagai berikut:
Y = -13,960 + 0,604X1 + 1,203X2
Perjelasan persamaan regresi linear berganda tersebut adalah:
a. Konstanta sebesar -13,960 yang berarti bahwa jika 2 variabel
independen (intensitas penggunaan make up dan motivasi
penggunaan make up) bernilai nol, maka kepecayaan diri mahasiswa
akan bernilai -13,960.
b. Koefisien regresi variabel intensitas penggunaan make up sebesar
0,604 (bertanda positif), artinya jika motivasi penggunaan make up
dianggap konstan, maka setiap kenaikan intensitas penggunaan make
up sebesar 1 satuan akan meningkatkan nilai kepercayaan diri
sebesar 0,604 satuan.
c. Koefisien regresi variabel motivasi penggunaan make up sebesar
1,203 (bertanda positif), artinya jika intensitas penggunaan make up
dianggap konstan, maka setiap kenaikan motivasi penggunaan make
up sebesar 1 satuan akan meningkatkan nilai kepercayaan diri
sebesar 1,203 satuan.

Tabel 2
Hasil Koefisien Detreminasi
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 .571 .326 .309 10.191
a. Predictors: (Constant), Motivasi penggunaan make up, Intesitas penggunaan make up
b. Dependent Variable: Kepercayaan diri

Sumber: output IBM SPSS 23 for windows


Dari hasil pengujian yang ditunjukkan oleh tabel diatas diketahui
bahwa koefisien determinasi Adjusted R Square adalah 0,309, artinya
kombinasi variabel independen yaitu intensitas penggunaan make up
dan motivasi penggunaan make up mampu menjelaskan variasi dari
perubahan variabel dependen (kepercayaan diri) sebesar 30,9%
sedangkan sisanya sebanyak 69,1% dijelaskan oleh variabel-variabel
lain yang tidak diikut sertakan dalam model ini.
Tabel 3.
Hasil Uji F
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
b
1 Regression 3869.712 2 1934.856 18.631 .000
Residual 7996.488 77 103.850

Total 11866.200 79

a. Dependent Variable: Kepercayaan diri


b. Predictors: (Constant), Motivasi penggunaan make up, Intesitas penggunaan make
up

Sumber: output IBM SPSS 23 for windows


Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai Fhitung sebesar
18,631 dengan probabilitas signifikansi (sig.) sebesar 0,000 < 0,05,
artinya intensitas pengunaan make up dan motivasi penggunaan make up
berpengaruh secara simultan terhadap kepercayaan diri.
Tabel 4
Hasil Uji t
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -13.960 10.919 -1.279 .205

Intesitas penggunaan
.604 .209 .294 2.895 .005
make up
Motivasi penggunaan
1.203 .314 .389 3.831 .000
make up
a. Dependent Variable: Kepercayaan diri

Sumber: output IBM SPSS 23 for windows

a. Pengaruh Intensitas Pengunaan Make Up Terhadap Kepercayaan Diri


Hasil tabel diatas menunjukkan variabel intensitas pengunaan
make up (X1) memiliki koefisien regresi sebesar 0,604 (bertanda positif)
dan memiliki nilai thitung sebesar 2,895 dengan probabilitas signifikansi
sebesar 0,005 < 0,05. Dapat disimpulkan bahwa intensitas pengunaan
make up berpengaruh positif signifikan terhadap kepercayaan diri.
b. Pengaruh Motivasi Pengunaan Make Up Terhadap Kepercayaan Diri
Hasil tabel diatas menunjukkan variabel motivasi pengunaan
make up (X2) memiliki koefisien regresi sebesar 1,203 (bertanda positif)
dan memiliki nilai thitung sebesar 3,831 dengan probabilitas signifikansi
sebesar 0,000 < 0,05. Dapat disimpulkan bahwa motivasi pengunaan
make up berpengaruh positif signifikan terhadap kepercayaan diri.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat dibuat
kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel intensitas penggunaan make up (X1) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kepercayaan diri (Y). Hal ini ditunjukkan
dengan nilai probabilitas signifikansi uji t sebesar 0,005 < 0,05,
sehingga hipotesi pertama dalam penelitian ini dapat diterima.
2. Variabel motivasi penggunaan make up (X2) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepercayaan diri (Y). Hal ini ditunjukkan dengan
nilai probabilitas signifikansi uji t sebesar 0,000 < 0,05, sehingga
hipotesis kedua dalam penelitian ini dapat diterima.
3. Variabel intensitas penggunaan make up (X1) dan motivasi
penggunaan make up (X2) secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap kepercayaan diri (Y). Hal ini ditunjukkan dengan nilai
probabilitas signifikansi uji F sebesar 0,000 < 0,05, sehingga
hipotesis ketiga dalam penelitian ini dapat diterima.

Daftar Pustaka

A.H Maslow. (1943). A Theory of Human Motivation: Psychological


Review, hal. 370; A.H Maslow, Motivation and Personality (New
York; Harrper and Row, 1954).
A.M, Sardiman. (2003). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada
Abidin, Y. Z. (2015). Manajemen Komunikasi: Filosofi, Konsep, dan
Aplikasi. Bandung: CV Pustaka Setia.
Andrew E. S. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung:
Erlangga
Anggia Safitri, P. R., Rini, A. Sandhya. (2021). Pengaruh Ketergantungan
Make Up Terhadap Kepercayaan Diri pada Remaja. Jurnal
Psikologi Talenta Mahasiswa Volume 1, No 2.
Apollo dan Ancok, D. 2003. Hubungan Antara Intensitas Menonton
Tayangan Televisi Berisi Kekerasan, Persepsi Terhadap
Keharmonisan Keluarga, Jenis Kelamin, Dan Tahap Perkembangan
Dengan Kecenderungan Agresivitas Remaja, Jurnal Psikologi
Sosiohumanika, 16A(3). Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.
Afable, A.M., Quimbao, M. A., dkk. (2014). Reason Why Women Wear
Make Up (A Descriptive Study)
Ayuningsih, P. (2020). Proses dan Dampak Hegemoni Beauty Vlogger
Terhadap Perilaku Mahasiswa Pengguna Kosmetik
Britton, Ann Marie. (2012). The Beauty Industry’s Influence on Women in
Society
Chaplin, J.P. 2006. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada
Conger.J. (1997). Adolescence and Youth. New York: Harper and Row
Crispin Thurlow, Susan McKay. (2003). Profiling "New" Communication
Technologies In Adolescence. First Published. Research Article.
https://doi.org/10.1177/0261927X02250060
Cutlip, Scott M. et. al. (2007). Effective Public Realtions, Edisi IX, cetakan
ke-2. Jakarta : Kencana.
Daryanto S.S. (1997). Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Surabaya: Apollo.
Del Barrio, Victoria. (2004). Relationship Between Emphaty and The Big
Five Personality Traits in a Sample of Spanish Adolescents, Social
Behavior and Personality. Vol. 32(7); 677-682
Denanti, I. A., Wardani S. Y. (2019). Pengaruh Komunikasi Interpersonal
dan Interaksi Teman Sebaya Terhadap Kepercayaan Diri Dalam
Berpendapat. Vol. 3 No.1
Diza, Farah. L., (2020). Hubungan Antara Citra Diri dan Motivasi
Penggunaan Make Up Terhadap Kepercayaan Diri Mahasiswi
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Elianti, D. (2017). Makna Penggunaan Make up Sebagai Identitas Diri
Fitri E., Zola, N., & Ifdil, I. Profil Kepercayaan Diri Remaja Serta Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi. Jurnal Pendidikan Indonesia
Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program
IBMM SPSS 23 (Edisi 8). Cetakan ke VIII. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Dipenogoro
Ghufron. M. N., Rini. R.S. (2010). Teori-Teori Psikologi. Ar Ruz Media:
Jogjakarta
Ginanjar, D., & Saleh, A. (2020). Pengaruh Intensitas Menonton Film
Animasi Adit Sopo Jarwo Terhadap Interaksi Sosial Anak Sekolah
Dasar. Jurnal Komunikasi Pembangunan, 18(01), 43-55.
Girindra, A., Weliangan, H., Pardede, Y. Oktaria, K. (2018). Citra Tubuh
dan Kepercayaan Diri Pada Mahasiswa Pengguna Kosmetik
Wardah. Jurnal Psikologi Volume 11 No.2
Goodwin, C. J. (2010). Research in psychology: Methods and Design (6th
ed.). John Wiley & Sons Inc
Hakim, Thursan. (2002). Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta:
Puspa Swara.
Hanani, S. (2017). Komunikasi Antarpribadi Teori dan Praktik. Yogyakarta:
AR RUZZ MEDIA.
Haryani, I., Herwanto, J. (2015). Hubungan Konformitas dan Kontrol Diri
Dengan Perilaku Konsumtif Terhadap Produk Kosmetik pada
Mahasiswi. Jurnal Psikologi, Volume 11 Nomor 1, Juni
Herasafitri, Rr., Rahajeng, U. W., Sarirah,T. (2016). Wake Up and Make
Up: Efek Kosmetik Wajah dan Waktu Pemaparan Terhadap
Attractiveness. Vol. 2, No. 2, 30-37
Kartono, I. (2014). Jurnal Tugas Akhir Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Penggunaan Make Up Pada Perempuan Emerging Adulthood.
Calypatra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Surabaya Vol.3 No.1
Khairunissa, Z, (2013). Pengaruh Motivasi, Intensitas, dan Persepsi
Terhadap Perilaku Konsumtif Ibu Rumah Tangga Di Dalam Situs
Jejaring Sosial Multiply
Korichi, R., Pelle-De-Queral, D., Gazano, G., & Aubert, A. (2008). Why
Women Use Makeup: Implication of Psychological Traits in Makeup
Functions. Jurnal: Ilmu Pengetahuan Kosmetik.
Kumalasari, M. (2019). Kepercayaan Diri Pada Mahasiswi Pengguna Make
Up Di Surakarta
Leslie A. Zebrowitz and Joann M. Montepare. (2008). Social Psychological
Face Perception: Why Appearance Matters. doi: 10.1111/j.1751-
9004.2008.00109.x
Listianti, Sri Mulia. (2013). Makna Berdandan Bagi Perempuan (Studi
Kasus Tentang Penggunaan Make Up pada Sales Promotion Girl di
Kota Surakarta). Jurnal
Marwati, S. (2001). Kepercayaan Diri dan Komunikasi Interpersonal Pada
Mahasiswa Tahun Awal Fakultas Psikologi Universitas Ahmad
Dahlan Yogyakarta. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta :
Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada
Meliana, A. (2006). Menjelajah Tubuh: Perempuan dan Mitos Kecantikan.
Yogyakarta: LKiS.
Nash, Fieldman, Hussey, Leveque, & Pineau. (2006). Cosmetics: They
Influence More Than Caucasian Female Facial
Attractiveness.Journal of Applied Social Psychology 36(2):493 –
504. DOI:10.1111/j.0021-9029.2006.00016.x
Nikma. (2017). Hubungan Antara Peer Pressure (Tekanan Teman Sebaya)
Terhadap Intensitas Penggunaan Instagram Pada Mahasiswa.
Paningkiran, Halim (2013). Make Up Karakter Untuk Televisi & Film.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Partanto, dkk. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Penerbit Arloka
Pinatul K. Dinda. (2021). Penggunaan Kosmetik Terhadap Meningkatnya
Kepercayaan Diri dan Konsep Diri Pada Mahasiswa
Pramuningtyas, W.A. (2007). Perbedaan Tingkat Kepercayaan Diri Pada
Remaja Putri Dilihat dari Pemakaian Kosmetika Wajah. Yogyakarta
Pribadi, E. A., Erdiansyah, R. (2019). Pengaruh Kepercayaan Diri dan
Harga Diri Terhadap Keterampilan Komunikasi Interpersonal
Remaja di Jakarta. Desember 2019, Vol 3 no 2
Pruzinsky. T., Cash. T.F. (2002). Body Image: A Handbook of Theory,
Research, and Clinical Practice
Rakhmat, J. (2004). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Rosdakarya.
Rahmawati, A., Muslikah. (2021). Kepercayaan Diri pada Mahasiswi
Pengguna Kosmetik di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang. Jurnal Ilmiah Bimbingan dan Konseling. Vol.3, No.1
Rengganis, N. (2016). Hubungan Antara Stereotip Daya Tarik Fisik Dan
Kesepian Dengan Perilaku Konsumtif Terhadap Produk Kosmetik
Pada Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sebelas Maret.
Riswandi. (2013). Psikologi Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu
Safitri, Anggia Riska., Rini, Afinia Sandhya. (2021). Pengaruh
Ketergantungan Make-Up Terhadap Kepercayaan Diri pada Remaja
Putri. Jurnal Psikologi Talenta Mahasiswa. Vol 1, No 2
Salmadevi, N. (2019). Peran Intensitas Penggunaan Kosmetika Terhadap
Kepercayaan Diri Mahasiswi. Skripsi
Sardiman, A.M. (2003). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Sari. N. (2008). Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Kemampuan
Remaja Awal Bersosialisasi dalam Peer Group. Jurnal. Fakultas
Psikologi Universitas Gunadarma.
Siregar. S. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif : Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS. Penerbit kencana:
Jakarta
Rengganis, Nisa. (2016). Hubungan antara Stereotip Daya Tarik Fisik dan
Kesepian dengan Perilaku Konsumtif terhadap Produk Kosmetik
pada Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sebelas Maret.
Robbins, Stephen P. & Timothy A. Judge. (2008). Perilaku Organisasi
Edisi ke-12, Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung:
Alfabeta
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Suhardita, K. (2011). Kelompok Untuk Meningkatkan Percaya Diri Siswa
SMA: Penelitian Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI Sekolah
Menengah Atas Laboratorium (Percontohan) UPI Bandung Tahun
Ajaran 2010/2011. S2 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Sumidjo, Wahyu. (1996). Kepemimpinan dan Motivasi. Bogor. Ghalia
Indonesia
Sumidjo, Wahyu. (2005). Gaya Kepemimpinan dan Motivasi, Cetakan
ketiga, Ghalia Indonesia.
T. F. Cash., Kathryn E. Dawson., P. Davis., Maria. C. Bowen., Chris
Galumbeck. (1989). Effects of Cosmetics Use on the Physical
Attractivesness and Body Image of American College Women. Jurnal
: Psikologi Sosial. DOI: 10.1080/00224545.1898.9712051
Tatik Suryani, (2008). Perilaku Konsumen Implikasi Pada Strategi
Pemasaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Thomas Kristo M. (2010). Andalah Para Orangtua Motivator Terbaik Bagi
Remaja. Penerbit :Elex Media Komputindo
Tresna, P. (2010). Modul 3 Dasar Rias Tata Rias Wajah Sehari-Hari.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Triningtyas, D.A. (2016). Studi Kasus Tentang Percaya Diri, Faktor
Penyebabnya dan Upaya Memperbaiki Dengan Menggunakan
Konseling Individual.
Walgito, B. (2000). Psikologi Sosial : Suatu Pengantar. Yogyakarta : Andi
Offset.
Wardani. E., Hastjarja, D. (2013). Pengaruh Facial Image, Cosmetic Usage
Pada Brand Personality Dan Brand Attitude (Studi Pada Mahasiswi
Universitas Sebelas Maret Surakarta). Jurnal: Vol. 12, No. 1, 2013:
41 - 57
Wijayanti, I. T., Marfu’ah, S. (2019). Hubungan Pengetahuan dan Motivasi
Dengan Perilaku Ibu Hamil Menggunakan Kosmetik Pemutih. Jurnal
Ilmiah STIKES Kendal Volume 9 No 3 Juli 2019, Hal 233-240
Yuniarti., Pratiwi. (2009). Penggunaan Konseling Rasional Emotif Untuk
Meningkatkan Rasa Percaya Diri Siswa. Jurnal. UNESA.
Yuswandari, D. (2019) Pengaruh Intensitas Menonton Iklan Partai
Keadilan Sejahtera di Televisi Terhadap Efek Kognitif Pemilih
Pemula di Sma Bina Dharma Ciracas.
Zebrowitz, L. A., & Montepare, J. M. (2008). First Impressions From
Facial Appearance Cues. In N. Ambady & J. J. Skowronski (Eds.),
First impressions (pp. 171–204). Guilford Publications.
https://compas.co.id/article/data-penjualan-kosmetik/. Diakses pada tanggal
28 Mei 2021
https://nusaresearch.net/public/news/996-
Laporan_Tentang_Makeup_Routine.nsrs. Diakses pada tanggal 2
Juni 2021

You might also like