You are on page 1of 20

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI


DI RUANGAN PERAWATAN LANTAI IV
RS. BHAKTI RAHAYU

Disusun oleh :

Anggraini Hamdun
NPM : 1420120021

PRODI SI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MALUKU HUSADA

AMBON
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Anggraini Hamdun


NPM : 1420120021
Judul : Laporan Pendahuluan Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi di Ruangan
Perawatan Lantai IV Rs. Bhakti Rahayu.

Ambon, 08 Februari 2022

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

( ) ( )
LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN NUTRISI

A KONSEP TEORI
1 Pengertian
Tubuh memerlukan energi dan fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh,
mempertahankan, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak.
Metabolisme merupakan semua proses biokimia pada sel tubuh. Proses metabolisme
dapat berupa anabolisme (membangun) dan katabolisme (pemecahan). Masalah nutrisi
erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta faktor-faktor yang
memengaruhinya.Secara umum faktor yang memengaruhi kebutuhan nutrisi adalah
faktor fisiologis untuk kebutuhan metabolisme basal, faktor patofisiologi seperti adanya
penyakit tertentu yang mengganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhan nutrisi,
faktor sosioekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi (Noviestari, Ibrahim, Deswani, & Ramdaniati, 2020).
Nutrisi adalah zat-zat gisi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan
atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan- bahan tersebut
untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat
dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi,
reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit.
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang
bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh. Fungsi utama
nutrisi adalah untuk memberi energi bagi aktivitas tubuh,membentuk struktur kerangka
dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia di dalam tubuh. Nutrisi juga
dapat dikatakan sebagai elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh.
Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti: karbohidrat, protein, lemak,
air, vitamin, dan mineral (Mubarak, Indrawati, & Susanto, 2015).
2 Elemen Nutrisi
a Karbohidrat
b Protein
c Lemak
d Vitamin
e Mineral
f Air

Karbohidrat, lemak, dan protein disebut energi nutrient karena merupakan sumber
energi dari makanan; sedangkan vitamin, mineral, dan air merupakan substansi penting
untuk membangun, mempertahankan, dan mengatur metabolisme jaringan tubuh.

3 Etiologi

Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi,diantaranya :


1. Perkembangan
2. Jenis Kelamin
3. Ksehatan
4. Umur
4 Fisiologi
Kondisi fisiologis yang mempengaruhi status nutrisi termasuk tingkat aktivitas, keadaan
penyakit, kemampuan daya beli dan menyiapkan makanan serta prosedur dan
pengobatan yang dilakukan. Bergantung pada tingkat aktivitas , maka nutrisi dan
kilokalori diperlukan untuk meningkatkan,sehingga tingkat aktivitas akan meningkat
atau menurun.
5 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis atau tanda dan gejala nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh menurut
buku saku diagnosa keperawatan NIC-NOC antara lain:

1) Subjektif
a. Kram abdomen
b. Nyeri abdomen
c. Merasakan ketidak mampuan untuk mengingesti makanan.
d. Melaporkan perubahan sensasi rasa
e. Melaporkan kurangnya makanan
f. Merasa kenyang segera setelah mengingesti makanan.
2) Objektif
a. Tidak tertarik untuk makan
b. Diare
c. Adanya bukti kekurangan makanan
d. Kehilangan rambut yang berlebihan
e. Kurangnya minat pada makanan
f. Luka, rongga mulut inflamans
6 Status Nutrisi
Tubuh membutuhkan bahan bakar untuk menyediakan energi untuk metabolisme dan
perbaikan sel, fungsi organ, pertumbuhan, serta pergerakan tubuh.Laju metabolisme
basal (Basal Metabolic Rate/ BMR) adalah energi yang di butuhkan untuk
memepertahankan aktivitas kelangsungan hidup (bernapas, sirkulasi, denyut jantung,
dan suhu) pada periode waktu tertentu saat istirahat. Faktor-faktor seperti usia, berat
badan, jenis kelamin, demam, kelaparan, menstruasi, penyakit, cidera, infeksi, tingkat
aktivitas, atau fungsi tiroid dapat memengaruhi kebutuhan energi. Penggunaan energi
istirahat (Resting Energy Expenditure/ REE) atau laju metabolisme istirahat adalah
jumlah energi yang dibutuhkan oleh individu selama 24 jam sehingga tubuh dapat
mempertahankan semua aktivitas kerja internal saat beristirahat. Faktor yang
memengaruh metabolisme adalah penyakit, kehamilan, laktasi, dan tingkat aktivitas. Di
rumah sakit, hitung kebutuhan energi dengan menghitung konsumsi oksigen, produksi
karbon dioksida, dan ekskresi nitrogen rata-rata pada table metabolism.
Pemecahan makanan, pencernaan, absorpsi, dan asupan makanan merupakan faktor
penting dalam menentukan status nutrisi

Keseimbangan energy

Energi adalah kekuatan untuk bekerja. Manusia membutuhkan energi untuk terus-
menerus berhubungan dengan lingkungannya.

Keseimbangan energi = Pemasukan energi - pengeluaran energi Atau

Pemasukan energi = Total pengeluaran energi (panas + kerja + energi yang disimpan)

a Pemasukan energy
Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan selama oksidasi makanan.
Makanan merupakan sumber utama energi manusia. Dari makanan yang dimakan
kemudian dipecah secara kimiawi menjadi protein, lemak, dan karbohidrat.
Besarnya energi yang dihasilkan dengan satuan kalori. Satu kilokalori juga disebut
juga satu kalori besar (K) atau kkal adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu 1 kg air besar 1 derajat celcius. Satu kkal = 1 K atau sama dengan
1.000 kalori.
Ketika makanan tidak tersedia maka akan terjadi pemecahan glikogen yang
merupakan cadangan karbohidrat yang disimpan dalam hati dan jaringan otot.
b Pengeluaran energy
Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk men-support
jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh. Cadangan energi tubuh berbentuk senyawa
fosfat seperti adenosin tripshsfat (ATP).
Kebutuhan energi seseorang ditentukan oleh Basal Metabolism
Rate (BMR) dan aktivitas fisik.
Jika nilai pemasukan energi lebih kecil dari pengeluaran energi maka akan terjadi
keseimbangan negatif sehingga cadangan makanan dikeluarkan, hal ini akan
berakibat pada penurunan berat badan. Sebaiknya, jika pemasukan energi lebih
banyak dari pengeluaran energi maka terjadi keseimbangan positif, kelebihan
energi akan disimpan dalam tubuh sehingga terjadi peningkatan berat badan.
c Basal Metabolism Rate (BMR)
Basal Metabolism Rate adalah energi yang digunakan tubuh pada saat istirahat
yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh sepergi pergerakan jantung, pernapasan,
peristaltik usus, kegiatan kelenjar-kelenjar tubuh.
Kebutuhan kalori basal dipengaruhi oleh:
1). Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basal bertambah dengan cepat,
hal ini berhubungan dengan faktor pertumbuhan. Setelah usia 20 tahun lebih
konstan.
2). Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal laki-laki lebih besar disbanding wanita. Pada
laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/Kg BB/jam sedangkan pada wanita 0,9
kkal/Kg BB/jam.
3). Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh. Makin
luas pengeluaran panas akan lebih banyak sehingga kebutuhan basal
metabolisme lebih besar.
4). Kelainan endokrin
Hormon tiroksin berpengaruh terhadap metabolisme, peningkatan tiroksin
mislanya pada hipertiroid akan meningkatkan basal metabolisme sedangkan
penurunan kadar tiroksin akan menurunkan metabolisme.
5). Suhu lingkungan
Suhu lingkungan yang lebih dingin akan menigkatkan metabolisme untuk
menyesuaikan diri, tubuh harus lebih banyak memproduksi panas.
6). Keadaaan sakit
Pada orang sakit suhu tubuh meningkat. Peningkatan suhu tersebut akan
mempercepat reaksi kimia, di mana peningkatan 1derajat celcius akan
meningkatkan Bmr sebanyak 14%.
7). Keadaan hamil
Konsumsi oksigen pada orang hamil meningkat untuk memenuhi kebutuhan
dan pertumbuhan janin, sehingga metabolisme juga akan meningkat.
8). Keadaan stres dan ketegangan
Keadaan stres dan keterangan akan merangsang produksi katekolamin yang
mempunyai efek peningkatan metabolism
7 Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah sebagai berikut:
a) Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat memengaruhi
pola konsumsi makan.Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi
sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.
b) Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat
memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah, tempe
merupakan sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan bahan makanan yang
layak untuk dimakan karena masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi
makanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka.
c) Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga
dapat memengaruhi status gizi.Misalnya di beberapa daerah, terdapat larangan
makan pisang dan papaya bagi para gadis remaja.Padahal, makanan tersebut
merupakan sumber vitamin yang sangat baik.Ada pula larangan makan ikan bagi
anak-anak karena ikan dianggap dapat mengakibatkan cacingan, padahal ikan
merupakan sumber protein yang sangat baik bagi anak-anak.
d) Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan
kekurangan variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang
dibutuhkan secara cukup.Kesukaan dapat mengakibatkan merosotnya gizi pada
remaja bila nilai gizinya tidak sesuai dengan yang diharapkan.
e) Ekonomi
Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan
makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.Oleh karena itu,
masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu mencukupi
kebutuhan gizi keluargannya dibandingkan masyarakat dengan kondisi
perekonomian rendah (Alimul, 2019).
8 Masalah Kebutuhan Nutrisi
Secara umum gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan kelebihan nutrisi,
obesitas, malnutrisi, diabetes militus, hipertensi, jantung coroner, kanker, dan anoreksia
nervosa.
a) Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan
yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau risiko
penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan
metabolisme.
b) Kelebihan Nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
mempunyai risiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme
secara berlebih
c) Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari
20% berat badan normal.Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolisme
karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
d) Malnutrisi
Malnutrisi adalah masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada
tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak
sesuai dengan kebutuhan tubuh.
e) Diabetes Melitus
Diabetes mellitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan
adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau
penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
f) Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai
masalah pemenuhan kebutuhan seperti penyebab dari obesitas, serta asupan
kalsium, natrium dan gaya hidup yang berlebihan.
g) Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung coroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh
adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Gangguan ini sering dialami
karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas, dan lain-lain.
h) Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh konsumsi
lemak secara berlebihan.
i) Anoreksia Nervosa 
Anoreksia Nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan
berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri
abdomen, kedinginan, letargi, dan kelebihan energi (Mubarak et al., 2015).
9 Manifestasi Klinis
1 Defisit nutrisi
a Data mayor
Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal
b Data minor
 Cepat kenyang setelah makan
 Kram/nyeri abdomen
 Nafsu makan me nurun
 Bising usus hiperaktif
 Otot pengunyah lemah
 Otot menelan lemah
 Membran mukosa pucat
 Sariawan
 Serum albumin turun
 Rambut rontok berlebihan
 Diare
2 Berat badan lebih
a Data mayor
IMT > 25 kg/m2 (pada dewasa) atau berat dan panjang badan lebih dari presentil
95 (pada anak 2-18 tahun)
b Data minor
Tebal lipatan kulit trisep >25 mm
10 Pemeriksaan Diagnostik
Pemerikasaan diagnose dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium dengan
ketentuan nilai normal yakni sebagai berikut:
 Albumin (N: 4-5,5 mg/100 ml).
 Ransferin (N: 170-25 mg/100 ml).
 BUN (N: 10-20 mg/100 ml).
 Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki: 0,6-1,3 mg/100 ml,wanita: 0,5- 1,0
mg/100 ml)
11 Penatalaksanaan Medis
Pelaksanaan (Tindakan) yang dapat dilakukan pada klien yang mengalami
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah sebai berikut:
a Pemberian Nutrisi Melalui Oral
Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan
pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri dengan
cara membantu memberikan makan/nutrisi melalui oral (mulut), bertujuan
memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan membangkitkan selera makan pada pasien.
b Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Penduga/Lambung
Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung merupakan keperawatan yang
dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara oral
atau tidak mampu menelan dengan cara memberi makanan melalui pipa lambung
atau pipa penduga. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
c Pemberian Nutrisi Melalui Parenteral
Pemeberian nutrisi melalui parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa cairan
infus yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui dara vena, baik secara sentral
(untuk nutrisi parenteral total) ataupun vena perifer ( untuk nutrisi parenteral
parsial). Pemberian nutrisi melalui parenteral dilakukan pada pasien yang tidak bisa
makan melalui oral atau pipa nasogastric dengan tujuan untuk menunjang nutrisi
enteral yang hanya memenuhi sebagian kebutuhan nutrisi harian.

Metode Pemberian
a) Nutrisi parenteral parsial Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena yang
digunakan untuk memenuhi sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien kerena
pasien masih dapat menggunakan saluran pencernaan. Cairan yang biasanya
digunakan dalam bentuk dekstrosa atau cairan asam amino.
b) Nutrisi parenteral total Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena yakni
kebutuhan nutrisi sepenuhnya melalui cairan infus karena keadaan saluran
pencernaan pasien tidak dapat digunakan. Cairan yang dapat digunakan adalah
cairan yang mengandung asam amino seperti Pan Amin G, dan cairan yang
mengandung lemak seperti intralipid.
c) Jalur pemberian nutrisi parenteral dapat melalui vena sentral untuk jangka waktu
lama dan melalui vena perifer
B KONSEP ASUHAN
1 PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap pertama dalam proses keperawatan.Data yang komprensif
dan viled akan menentukan penetapan diagnosiskeperawatan dengan tepat dan benar,
selanjutnya akan berpengaruhterhadap perencanaan keperawatan.Tujuan dari pengkajian
adalahdidapatkannya data yang komprensif yang mencakup data biopsikospiritual.
Tahap pengkajian merupakan proses dinamis yang terorganisasi,meliputi empat elemen
dari pengkajian yaitu pengumpulan data secarasistematis, memvalidasi data, memilah,
dan mengatur data danmendokumentasikan data dalam format (Tarwoto dan Wartonah,
2015).
a Riwayat kperawatan dan diet
1). Anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan
2). Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus
3). Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama periode
waktunya?
4). Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet seperti luka bakar dan
demam?
5). Adakah toleransi makanan atau minuman tertentu?
b Faktor yang mempengaruhi diet
1). Status kesehatan
2). Kultur dan kepercayaan
3). Status sosial ekonomi
4). Faktor pisikologis
5). Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet
c Pemeriksaan fisik
1). Keadaan fisik : apatis, lesu
2). Berat badan : obesitas, kurus (underweight)
3). Otot : flaksia/lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu bekerja
4). Sistem saraf : bingung, rasa terbakar, parestbesia, reflek menurun
5). Fungsi gastrointestinal : anoreksia, konstipasi, diare, pembesaran liver
6). Kardiovaskuler : denyut nadi lebih dari 100 x/menit, irama abnormal, tekanan
darah rendah/tinggi
7). Rambut : kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah
8). Kulit : kering, pucat. Iritasi, petekhie, lemak di subkutan tidak ada
9). Bibir ; kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membran mukosa pucat\
10). Gusi : perdarahan, peradangan
11). Lidah : edema, hiperemasis
12). Gigi : karies, nyeri, kotor
13). Mata : konjungtiva pucat, kering, exotalmus, tanda-tanda infeksi
14). Kaku : mudah patah
15). Pengukuran antopometri :

 Berat badan ideal : (TB – 100) ± 1o%


 BMI (body Mass Index) : BB (kg)
TB x TB (m)
 Lingkaran pergelangan tangan
 Lingkar lengan atas (MAC)
Nilai normal Wanita : 28,5 cm
Pria : 28,3 cm
Lipatan kulit pada otot trisep (TSF)
Nilai normal Wanita : 16,5 – 18 cm
Pria : 12,5 – 16,5 cm
d Laboratorium
1). Albumin (N: 4 – 5,5 mg/100 ml)
2). Transferin (N: 170 – 25 mg/100 ml)
3). Hb (N: 12 mg %)
4). BUN (N: 10 – 20 mg/100 ml)
5). Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki: 0,6 – 1,3 mg/100 ml, wanita: 0,5
– 1,0 mg/100 ml)
2 Diagnosa Keperawatan
1). Resiko gangguan kekurangan nutrisi kebutuhan tubuh berhubungan dengan post op
SC,
2). Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilitas, kelemahan fisik, nyeri
post op SC
3). Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan luka post op SC
3 PERENCANAAN
 Kekurangan nutrisi berhubungan dengan post SC
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam kebutuhan
nutrisi terpenuhi.
Kriteria Hasil :
 Nafsu makan bertambah
 Berat badan stabil/dipertahankan
 Makanan habis » porsi makan.

Intervensi :

a Kaji keluhan mual muntah dan sakit menelan


b Berikan makanan dalam porsi sedikit tapi sering
c T imbang berat badan klien secara berkala
d Berikan makanan yang mudah ditelan seperti bubur
e Kolaborasi dengan ahli gizi
f Berikan cairan intravena sesuai indikasi.
 Cemas berhubungan dengan hospitalisasi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan rasa
cemas hilang
Kriteria Hasil :
 Pasien dapat diajak kerjasama dalam tindakan keperawatan
 Ajarkan pasien untuk mengutarakan perasaannya
 Anjurkan orang tua untuk selalu menemani pasien
 Tingkatkan kunjungan teman atau orang terdekaat supaya pasien merasa
terhibur.
Intervensi :

a Melibatkan orang tua berperan aktif dalam perawatan anak


b Bila anak diisolasi lakukan modifikasi lingkungan
c Modifikasi ruang perawatan
d Mempertahankan kontak dengan kegiatan sekolah.
 Nyeri perut berhubungan dengan luka post SC
Tujuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan nyeri
perut berkurang/hilang.
Kriteria Hasil
 Wajah tampak rileks
 Nyeri skala 3 peningkatan aktivitas dengan tepat
 Perut rileks dan tidak tegang.

Intervensi

a Kaji karakter, intensitas dan letak nyeri


b Anjurkan pasien tetap bedrest
c Anjurkan pada pasien tehnik relaksasi dengan nafas dalam
d Berikan rasa nyaman dengan kompres hangat
e Kolaborasi dengan medis.
4 IMPLEMENTASI
Pelaksanaan adalah relisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yangtelah
ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan,
mengobservasi respons pasien selama dan sesudah pelaksanaantindakan, serta menilai
data yang baru (Rohmah & Waid, 2016:99)
5 EVALUASI
Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahankeadaan pasien (hasil
yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yangdibuat pada tahap perencanaan.
Beberapa tujuan evaluasi antara lain:mengakhiri rencana tindakan keperawatan,
memodifikasi rencana tindakankeperawatan, meneruskan rencana tindakan
keperawatan. Untuk
memudahkan perawat mengevaluasi atau memantau perkembangan pasien digunakanko
mponen SOAP.
Pengertian SOAP adalah sebagai berikut.
S : Data Subjektif Perawat menuliskan keluhan pasien yang masih dirasakan setelah
dilakukan tindakan keperawatan.
O : Data Objektif Data objektif adalah data berdasarkan hasil pengukuran atau
observasi perawat secara langsung kepada pasien, dan yang dirasakan pasiensetela
h dilakukan tindakan keperawatan.
A: Analisis Interpetasi dari data subjekif dan data objektif. Analisis merupakan suatu
masalah atau diagnosis keperawatan yang masih terjadi
atau juga dapat dituliskan asalah / diagnosis baru yang terjadi akibat perubahan sta
ts kesehaan klien yang telah teridenifikasi datanyadalam data subjektif dan data
objektif.
P :  Planning Perencaaan keperawatan yang akan dilanjutkan, dihentikan,dimodifikasi,
atau ditambahkan dari rencana tindakan keperawatanyang telah ditentukan
sebelumnya, tindakan yang telah menunjukan hasil yang memuaskan dan tidak
memerlukan tindakan ulang padaumumnya dihentikan. Tindakan yang perlu
dilanjutkan adalah tindakan yang masih kompeten untuk menyelesaikan masalah
pasien
dan membutuhkan waktu untuk mencapai keberhasilannya.Tindakan yang perlu di 
modifikasiadalah tindakan yang dirasadapat membantu menyelesaikan masalah pa
sien, tetapi perluditingkatkan kualitasnya atau mempunyai alternatif pilihan yang
lainyang diduga dapat mempercepat proses penyembuhan.
Sedangkan,rencana tindakan yang baru/ sebelumnya tidak ada dapat di
tentuan bila timbul masalah baru atau rencana tindakan yang sudah ada
tidak kompeten lagi untuk menyelesaikan masalah yang ada (Rohmah &Wahid,
2016:105 & 109).
DAFTAR PUSTAKA

Alimul. (2019). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Keperawatan.

Mubarak, W. I., Indrawati, L., & Susanto, J. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan

Dasar. Buku 1.

Noviestari, E., Ibrahim, K., Deswani, & Ramdaniati, S. (2020). Dasar-Dasar Keperawatan.
Elseiver Singapura.
ASUHAN KEPERAWATAN
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
DI RUANGAN PERAWATAN LANTAI IV
RS. BHAKTI RAHAYU

Disusun oleh :

Anggraini Hamdun
NPM : 1420120021

PRODI SI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MALUKU HUSADA

AMBON
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Anggraini Hamdun


NPM : 1420120021
Judul : Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi di Ruangan
Perawatan Lantai IV Rs. Bhakti Rahayu.

Ambon, 08 Februari 2022

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

( ) ( )

You might also like