You are on page 1of 56

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL PADA NY. T ATAS INDIKASI MILD


MENTAL RETARDATION
DESA DUKUHAN, MINGGIR, SLEMAN
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Klinik Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh:
Latifa Khoirul Anisa P07120220030
Intan Ihya Ilawati P07120220033

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL PADA NY. T ATAS INDIKASI MILD
MENTAL RETARDATION
DESA DUKUHAN, MINGGIR, SLEMAN

Diajukan Oleh

Latifa Khoirul Anisa P07120220030


Intan Ihya Ilawati P07120220033

Telah disetujui pada dan oleh:

Hari :

Tanggal :

Pembimbing Puskesmas Pembimbing Pendidikan

Faitun Puji Astuti, Amd. Kep Abdul Ghofur, S.Kp., M.Kes

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan Jiwa Harga Diri
Rendah Situasional Pada Ny. T Atas Indikasi Mild Mental Retardation Desa Dukuhan, Minggir,
Sleman. Dalam pembuatan Asuhan Keperawatan, penulis mendapatkan banyak tambahan
pengetahuan dan kontribusi berharga dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Joko Susilo, SKM., M.Kes. selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

2. Bondan Palestin, SKM., M.Kep., Sp.Kom. selaku Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta
3. Ns. Maryana, S.SIT., S.Psi., S.Kep., M.Kep. selaku Ketua Prodi Sarjana Terapan
Keperawatan Poltekkes Kementerian Kesehatan Yogyakarta.
4. Abdul Ghofur, S.Kp., M.Kes selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Keperawatan Jiwa
5. Faitun Puji Astuti, Amd. Kep selaku Clinical Instructure Puskesmas Minggir Sleman

Penulis menyadari makalah yang disusun ini masih jauh dari istilah sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk
penyempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna
bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Sleman,03 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii

BAB I................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2

1.4 Manfaat ................................................................................................................... 2

BAB II .............................................................................................................................. 4

TINJAUAN TEORI .......................................................................................................... 4

2. 1 Kasus (Masalah Utama) .......................................................................................... 4

2. 2 Proses Terjadinya Masalah ...................................................................................... 4

2. 3 Teori Asuhan Keperawatan ................................................................................... 11

BAB III ........................................................................................................................... 15

ASUHAN KEPERAWATAN ......................................................................................... 15

3.1 Pengkajian ............................................................................................................. 15

3.2 Analisa data........................................................................................................... 34

3.3 Diagnosa Keperawatan .......................................................................................... 36

3.4 Perencanaan .......................................................................................................... 37

iii
3.5 Pelaksanaan dan Evaluasi ...................................................................................... 39

BAB IV ........................................................................................................................... 49

PENUTUP ...................................................................................................................... 49

4.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 49

4.2 Saran ..................................................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 51

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan jiwa merupakan bagian yang integral dari kesehatan. Kesehatan jiwa bukan
sekedar terbebas dari gangguan jiwa, akan tetapi merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh
semua orang. Kesehatan jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu mengatasi
tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagai mana adanya. Serta mempunyai sikap
positif terhadap diri sendiri dan orang lain (Kemenkes, 2013).
Retardasi mental merupakan suatu kelainan mental seumur hidup, diperkirakan lebih dari
120 juta orang di seluruh dunia menderita kelainan ini. Oleh karena itu retardasi mental
merupakan masalah di bidang kesehatan masyarakat, kesejahteraan sosial dan pendidikan baik
pada anak yang mengalami retardasi mental tersebut maupun keluarga dan masyarakat
Salah satu hal yang spesifik dan mudah dilihat dengan kasat mata adalah bentuk tubuh atau
bentuk badan seseorang. Dengan menggunakan cermin dapat dengan mudah melihat bentuk
tubuh diri sendiri. Tubuh merupakan objek utama yang paling mudah ditangkap oleh mata.
Oleh sebab itu, banyak orang yang menginginkan bentuk tubuh bagus dan ideal (Mursyidto,
2014).
Pola pikir negatif terhadap citra tubuh mengakibatkan seseorang menutupi bagian
tubuh yang tidak disukai secara berlebihan dan tidak ingin bertemu orang lain karena takut
terjadi penolakan kehadirannya yang mengakibatkan komunikasi individu dengan individu
yang lain terhambat dan mengakibatkan ketidakmampuan menjalin hubungan baik dengan
orang lain (Kawuwung, 2015)
Berat badan lebih merupakan salah satu dari sekian banyak faktor yang menyebabkan
seseorang mengalami Harga Diri Rendah Situasional. Harga Diri Rendah Situasional tersebut
terjadi karena bentuk tubuh yang tidak ideal. Seseorang yang mengalami obesitas cenderung
tidak menyukai bentuk tubuhnya. Tubuhnya yang berukuran besar menjadikan seseorang
merasa bahwa dirinya jauh dari kesempurnaan
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Keperawatan Jiwa Harga Diri Rendah Situasional Pada Ny. T Atas
Indikasi Mild Mental Retardation Desa Dukuhan, Minggir, Sleman?.

1
1.3 Tujuan Penulisan
a) Tujuan Umum

Tujuan penulisan makalah ini adalah mampu mendeskripsikan Asuhan Keperawatan


Jiwa Harga Diri Rendah Situasional Pada Ny. T Atas Indikasi Mild Mental Retardation
Desa Dukuhan, Minggir, Sleman

2. Tujuan Khusus

a) Mampu mendeskripsikan pengkajian keperawatan pada Ny.T dengan diagnosa medis


Mild Mental Retardation.
b) Mampu merumuskan analisa data pada Ny.T dengan diagnosa medis Mild Mental
Retardation.
c) Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny.T dengan diagnosa medis Mild
Mental Retardation.
d) Mampu mendeskripsikan perencanan tindakan keperawatan pada Ny.T dengan
diagnosa medis Mild Mental Retardation.
e) Mampu mendeskripsikan rencana tindakan keperawatan pada Ny.T dengan
diagnosa medis Mild Mental Retardation.
f) Mampu mendeskripsikan evaluasi tindakan keperawatan pada Ny.T dengan
diagnosa medis Mild Mental Retardation.
1.4 Manfaat
a. Bagi Peneliti Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
dalam mengaplikasikan ilmu tentang penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan
diagnnosa medis Mild Mental Retardation.
b. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bacaan atau pembelajaran di
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta mengenai asuhan keperawatan terhadap pasien dengan
diagnosa medis Mild Mental Retardation.
c. Bagi Penulis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran mengenai
asuhan keperawatam terhadap pasien dengan diagnosa medis Mild Mental Retardation.
Dapat juga dijadikan atau digunakan penulis sebagai pedoman/acuan dalam melakukan
praktik asuhan keperawatan terhadap pasien dengan diagnosa medis Mild Mental
Retardation.

2
d. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalampeningkatan pemberian
pelayanan kesehatan kepada pasien dengan diagnosa medis Mild Mental Retardation.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

2. 1 Kasus (Masalah Utama)


Harga diri rendah situasional
2. 2 Proses Terjadinya Masalah
2.2.1 Harga Diri Rendah Situasional
a) Pengertian
Harga diri rendah adalah Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal
karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri, perasaan tidak berharga, tidak
berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri
atau kemampuan diri (Yosep, 2010).
Sedangkan menurut (Depkes RI, 2000 dalam Nurarif & Hardhi, 2015, p. 55) Harga
diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk kehilangan rasa
percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak berdaya, pesimis, tidak ada harapan dan
putus asa.
b) Macam-macam harga diri rendah
 Situasional
Harga diri rendah situasional dalam Wilkinson, Ahern (2009) didefinisikan
sebagai suatu perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon
terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit, kondisi ini dapat
disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh, kegagalan dan penolakan, perasaan
kurang penghargaan, proses kehilangan, dan perubahan pada peran sosial yang dimiliki.
 Kronik
Menurut Fitria (2012) menyatakan bahwa gangguan konsep diri: harga diri rendah
kronis biasanya sudah berlangsung sejak lama yang dirasakan pasien sebelum sakit atau
sebelum dirawat. Sedangkan menurut Nurarif dan Hardhi (2015, p. 55) harga diri rendah
kronis merupakan evaluasi diri/ perasaan negatif tentang diri sendiri atau kemampuan diri
yang berlangsung lama

4
c) Etiologi
Berbagai faktor penyebab terjadinya perubahan dalam konsep diri seseorang yaitu :
 Faktor predisposisi
Menurut (Fitria 2009, p. 6) Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronik
adalah penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang
tidak realistis.
 Faktor presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah kronis adalah hilangnya sebagian
anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh, mengalami kegagalan, serta
menurunnya produktivitas. (Fitria,2009, p.6)
d) Manifestasi Klinis
Menurut Fitria (2009 h 6 ; Yosep, 2014 h 264) perilaku-perilaku seperti dibawah ini
diantaranya :
a. Mengkritik diri sendiri
b. Perasaan tidak mampu
c. Pandangan hidup yang pesimistis
d. Tidak menerima pujian
e. Penurunan produktifitas
f. Penolakan terhadap kemampuan diri
g. Kurang memperhatikan perawatan diri
h. Berpakaian tidak rapi
i. Selera makan berkurang
j. Tidak berani menatap lawan bicara
k. Lebih banyak menunduk
l. Bicara lambat dengan nada suara lemah
m. Merusak/melukai orang lain
n. Merusak diri: harga diri rendah menyokong klien untuk mengakhiri hidup
o. Menarik diri dari realitas, cemas, panik, cemburu, curiga, halusinasi
p. Sulit bergaul
q. Menunda keputusan

5
e) Patofisiologi
Keliat, dkk. (2011, p. 76) menyatakan bahwa harga diri rendah muncul apabila
lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuanya. Proses terjadinya
harga diri rendah disebabkan karena sering disalahkan pada masa kecil, jarang diberi pujian
atas keberhasilanya. Individu pada saat mencapai masa remaja keberadaanya kurang dihargai,
tidak diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal di sekolah,
pekerjaan, atau pergaulan.
f) Penatalaksanaan
Terapi yang dapat diberikan pada pasien harga diri rendah antara lain :
 Psikoterapi
Terapi kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi dengan orang
lain, penderita lain, perawat dan dokter. (Nurarif dan Hardhi, 2015, p. 56).
 Terapi hubungan interpersonal
Menurut Enjang (2009, p. 68) Hubungan interpersonal adalah komunikasi antar
orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap peserta menangkap langsung baik
secara verbal maupun secara tatap muka.
2.2.2 Mild Mental Retardation/ Retardasi Mental Ringan
Retardasi mental ringan dikategorikan sebagai retardasi mental dapat dididik
(educable). Mild retardation (retardasi mental ringan), IQ 50- 69. Seseorang mengalami
gangguan berbahasa tetapi masih mampu menguasainya untuk keperluan bicara sehari-
hari dan untuk wawancara klinik. Umumnya mereka juga mampu mengurus diri sendiri
secara independen (makan, mencuci, memakai baju, mengontrol saluran cerna dan
kandung kemih), meskipun tingkat perkembangannya sedikit lebih lambat dari ukuran
normal.
Kesulitan utama biasanya terlihat pada pekerjaan akademik sekolah, dan banyak
yang bermasalah dalam membaca dan menulis. Dalam konteks sosiokultural yang
memerlukan sedikit kemampuan akademik, mereka tidak ada masalah. Tetapi jika
ternyata timbul masalah emosional dan sosial, akan terlihat bahwa mereka mengalami
gangguan, misal tidak mampu menguasai masalah perkawinan atau mengasuh anak, atau
kesulitan menyesuaikan diri dengan tradisi budaya
2.2.3 Berat Badan Lebih dan Gangguan Citra Tubuh
Berat badan lebih merupakan suatu keadaan yang terjadi jika kuantitas jaringan
lemak tubuh dibandingkan dengan berat badan total lebih besar dari keadaan normalnya,
atau suatu keadaan di mana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebih sehingga berat

6
badan seseorang jauh di atas normal. Berat badan lebih dapat terjadi karena adanya
ketidakseimbangan antara energi dari makanan yang masuk lebih besar dibanding dengan
energi yang digunakan tubuh (Sandjaja dan Sudikno, 2014).
Gangguan citra tubuh dapat mengakibatkan kekacauan pada cara seseorang
merasakan citra tubuhnya. Evaluasi diri dan perasaan tentang kemampuan diri negatif,
yang dapat diekspresikan secara langsung atau tidak langsung. Suatu gangguan citra tubuh
dapat diketahui perawat dengan mewawancarai dan mengamati pasien secara berhati-hati
untuk mengidentifikasi bentuk ancaman dalam citra tubuhnya (fungsi signifikan bagian
yang terlibat, pentingnya penglihatan dan penampilan fisik bagian yang terlibat); arti
kedekatan pasien terhadap anggota keluarga dan anggota penting lainnya dapat membantu
pasien dan keluarganya (Hamdani, 2017).
2.2.4 Masalah
a) Pohon Masalah
Resiko Perilaku Kekerasan  Effect

Harga Diri Rendah Situasional  Core Problem

Gangguan Citra Tubuh  Cause

b) Diagnosa Masalah Keperawatan

1. Harga diri rendah situasional b.d perubahan citra tubuh

2. Gangguan citra tubuh b.d perubahan struktur/bentuk tubuh

3. Risiko perilaku kekerasan b.d riwayat atau ancaman kekerasan terhadap diri sendiri
atau orang lain

2.2.5 Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa Perencanaan

Keperawatan Tujuan Rencana Tindakan


Harga diri rendah Setelah dilakukan tindakan Promosi Harga Diri
situasional b.d keperawatan diharapkan harga
Observasi:
perubahan citra diri meningkat, dengan
tubuh kriteria hasil :
 Monitor verbalisasi yang
merendahkan diri sendiri
7
(SDKI. D.0087  Penilaian diri positif  Monitor tingkat harga diri
Hal 194) meningkat setiap waktu, sesuai
kebutuhan
 Kontak mata
meningkat Terapeutik:
 Perilaku asertif
 Motivasi terlibat dalam
meningkat
verbalisasi positif untuk
 Perasaan memiliki
diri sendiri
kelebihan atau
 Diskusikan pernyataan
kemampuan positif
tentang harga diri
meningkat
 Diskusikan pengalaman
(SLKI. L.09069 Hal 30) yang meningkatkan harga
diri
 Diskusikan kepercayaan
terhadap penilaian diri
 Diskusikan persepsi
negatif diri
 Berikan umpan balik
positif atas peningkatan
mencapai tujuan

Edukasi:

 Jelaskan pada keluarga


pentingnya dukungan
dalam perkembangan
konsep positif diri pasien
 Anjurkan
Mengidentifikasi kekuatan
yang dimiliki
 Anjurkan mengevaluasi
perilaku

8
 Latih
pernyataan/kemampuan
positif diri
 Latih cara berpikir dan
berperilaku positif
 Latih meningkatkan
kepercayaan pada
kemampuan dalam
menangani situasi
 (SIKI. 1.09288 Hal 178)

Gangguan citra Setelah dilakukan tindakan Promosi citra tubuh


tubuh b.d keperawatan, diharapkan citra
Observasi
perubahan tubuh meningkat dengan
struktur/bentuk kriteria hasil
 Identifikasi perubahan
tubuh
citra tubuh
 Verbalisasi perasaan
 Identifikassi harapan citra
(SDKI. D.0083 negatif tentang
tubuh berdasarkan tahap
Hal 186) perubahan tubuh
perkembangan
menurun
 Monitor frekuensi
 Verbalisasi
pernyataan kritik terhadap
kekhawatiran pada
diri sendiri
penolakan/reaksi
orang lain menurun
Terapeutik
 Verbalisasi perubahan
gaya hidup menurun  Diskusikan perubahan
 Fokus pada tubuh dan fungsinya
penampilan masa lalu  Diskusi perbedaan
menurun penampilan fisik terhadap
harga diri
(SLKI. L.09067 Hal 19)
 Diskusikan cara
mengembangkan harapan
citra tubuh secara realistis
 Diskusikan persepsi
pasien dan keluarga
9
terhadap perubahan citra
tubuh

Edukasi

 Anjurkan mengungkapkan
gambaran diri terhadap
citra tubuh
 Jelaskan kepada keluarga
tentang perawatan
perubahan citra tubuh

(SIKI 1.13498 Hal 385)


Risiko Perilaku Setelah dilakukan tindakan Pencegahan perilaku kekerasan
Kekerasan b.d keperawatan, kontrol diri
Observasi
riwayat atau meningkat dengan kriteria
ancaman hasil
 Monitor adanya benda
kekerasan terhadap
yang berpotensi
 Perilaku melukai diri
diri sendiri atau
membahayakan (mis.
sendiri menurun
orang lain
benda tajam)
 Verbalisasi ancaman
 Monitor selama
(SDKI. D.0146 kepada orang lain
penggunaan barang yang
Hal. 312) menurun
dapat membahayakan
(SLKI. L.09076 Hal. 54) (mis. pisau cukur)

Terapeutik

 Pertahankan lingkungan
bebas dari bahaya secara
rutin
 Libatkan keluarga dalam
perawatan

Edukasi

10
 Latih cara
mengungkapkan perasaan
secara asertif
 Latih mengurangi
kemarahan secara verbal
dan non verbal (mis.
relaksasi, bercerita)

(SIKI. I.14544 Hal. 284

2. 3 Teori Asuhan Keperawatan


1) Pengkajian
a. Identitas Identitas terdiri dari nama klien, TTL klien, umur klien, jenis kelamin, alamat,
agama, suku/bangsa, pekerjaan, pendidikan terakhir dan nama penanggung jawab klien
b. Keluhan utama atau alasan masuk
c. Vital Sign meliputi TD, RR, suhu, nadi, BB dan TB
d. Faktor Predisposisi Faktor kehilangan, kegagalan, dan berduka
e. Faktor Presipitasi Faktor gangguan psikologis, gangguan sosial, gangguan emosional dan
gangguan biologis
f. Psikososial
 Genogram : minimal berisi 3 generasi
 Konsep diri
 Hubungan sosial
 Spritual
g. Status mental meliputi penampilan, pembicaraan, aktivitas motoric
h. Masalah psikososial dan lingkungan
i. Sumber daya. Hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan tentang penyakit jiwa,
pengetahuan tentang faktor presipitasi, koping, sistem pendukung, penyakit yang dialami,
dan obat atau cara mengatasinya
j. Aspek medik
k. Analisa data Menurut Carpenito, L J dan Keliat dalam buku Kartika Sari (2015) analisa
data merupakan pengumpulan data pada pengkajian yang dilakukan secara sistematis.
Analisa data Harga Diri Rendah Situasional dapat diperoleh dari :
11
a. Data subyektif
1) Mengungkapkan dirinya merasa tidak berguna.
2) Mengungkapkan dirinya merasa tidak mampu.
3) Mengungkapkan dirinya tidak semangat untuk beraktivitas atau bekerja.
4) Mengungkapkan dirinya malas melakukan perawatan diri (mandi, berhias, makan
atau toileting).
b. Data obyektif
1) Mengkritik diri sendiri
2) Perasaan tidak mampu
3) Pandangan hidup yang pesimistis
4) Tidak menerima pujian
5) Penurunan produktivitas
6) Penolakan terhadap kemampuan diri
7) Kurang memperhatikan perawatan diri
8) Berpakaian tidak rapi
9) Berkurang selera makan
10) Tidak berani menatap lawan bicara
11) Lebih banyak menunduk
12) Bicara lambat dengan nada suara lemah
2) Diagnosa Keperawatan
Kondisi klinis yang menyebabkan individu mengalami mild mental retardation menurut
(SDKI, 2017) yaitu :
1. Harga diri rendah situasional
2. Gangguan citra tubuh
3. Risiko perilaku kekerasan
3) Intervensi
Komunikasi yang baik dan kepercayaan adalah kunci keberhasilan tindakan
keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah Harga Diri Rendah, diantaranya :
a. Rencana tindakan untuk pasien
Tujuan :
- Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
- Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
- Pasien dapat menetapkan / memilih kegiatan yang sesuai kemampuan.
- Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan.

12
- Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih
1) Strategi Pelaksanaan (SP) 1 :
Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien dengan cara
mendiskusikan dengan klien bahwa klien masih memiliki sejumlah kemampuan dan
aspek positif seperti kegiatan maupun hobi, adanya keluarga dan lingkungan terdekat
yang senantiasa menyayangi klien.
2) Strategi Pelaksanaan (SP) 2 :
- Membantu klien memilih/menetapkan kegiatan sesuai kemampuan dengan cara
mendiskusikan beberapa aktivitas yang dapat dilakukan baik secara mandiri atau
dengan bantuan orang lain(keluarga) dan dipilih sebagai kegiatan yang akan
dilakukan sehari-hari.
- Berikan contoh cara pelaksanaan aktivitas yang dapat dilakukan klien.
- Melatih kegiatan yang sudah dipilih sesuai kemampuan klien.
- Berikan dukungan dan pujian yang nnyata atas kemajuan yang diperlihatkan klien.
- Membantu klien merencanakan kegiatan sesuai kemampuanya.
- Susun daftar aktifitas yang sudah di ajarkan bersama klien dan keluarga.
- Yakinkan bahwa keluarga senantiasa mendukung setiap aktivitas yang dilakukan
klien (Yosep, 2014 h 264).
b. Rencana tindakan untuk keluarga pasien
Tujuan :
- Keluarga membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki pasien
- Keluarga memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih dimiliki pasien.
- Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih dan
memberikan pujian atas keberhasilan pasien.
- Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien.
1) Strategi pelaksanaan 1 (SP 1) untuk keluarga.
a) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien.
b) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami pasien
beserta proses terjadinya.
2) Strategi pelaksanaan 2 (SP 2) untuk keluarga
a) Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat pasien harga diri rendah.
b) Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien harga diri
rendah.
3) Strategi pelaksanaan 3 (SP 3) untuk keluarga

13
a) Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat.
b) Menjelaskan kegiatan pasien setelah pulang.
c. Terapi hubungan interpersonal
d. Implementasi
4) Implementasi
suatu tindakan sesuai target yang direncanakan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Implementasi dapat dimulai setelah rencana disusun dan ditujukan pada pasien agar dapat
tercapai tujuan yang ditargetkan.
5) Evaluasi
Evaluasi keperawatan termasuk aspek terpenting dari proses keperawatan. Tindakan
evaluasi bertujuan untuk menilai keberhasilan terhadap implementasi yang telah dilakukan.
Selain itu, evaluasi juga bertujuan untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien dan
mengukur hasil dari proses keperawatan yang telah dilakukan

14
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

Tempat pengkajian : Desa Dukuhan

Riwayat rawat jalan : hasil wawancara dengan keluarga dan pasien, pasien
mengatakan pernah dirawat di RS Grhasia selama 3x yaitu pada tahun 2015, 2019,
dan 2021 dengan keluhan sering mendengar suara-suara seperti orang di sekitarnya
dan melihat bayangan yang tidak jelas selama 6 bulan pertama mengalami
halusinasi . Pasien melakukan rawat jalan di Puskesmas Minggir setiap 1 bulan
sekali. Sampai saat ini pasien mengkonsumsi obat Trihexyphenidyl 2 mg,
Haloperidol 1,5 mg, dan Diazepam 2 mg.
1. Identitas Pasien
Inisial : Ny. T
Umur : 39 Tahun
Tanggal Lahir : 3 Mei 1983
Pendidikan : Sekolah Dasar kelas 2
Alamat : Dukuhan XIII, 003/029, Sendang agung,
Minggir,
Sleman, DIY
Tanggal Pengkajian : Senin, 03 Oktober 2022
Metode : Wawancara dan observasi
Sumber Data : Kader, Pasien, Keluarga, dan Rekam Medik

2. Riwayat Kesehatan
Hasil wawancara dengan keluarga pasien dan pasien, Ny. T mengatakan pernah
mengalami Hipertensi urgency dan vertigo pada 2014. Dirawat di RS Ghrasia ditahun
2015 dengan keluhan halusinasi pendengaran dan pengelihatan, pasien mengatakan
mendengar suara-suara orang mengobrol tetapi tidak ada wajahnya, suara-suara
tersebut terdengar seperti suara ibu, tetangga, dan saudaranya, serta mempunyai
waham curiga bahwa ada orang yang ingin membunuh ia dan keluarga. Pasien juga
melihat bayangan yang tidak jelas berwarna hitam. Awal mula terjadi halusinasi dan
waham curiga karena ketakutan dan tertekan terhadap amarah tetangganya, dan takut
terkena santet dari tetangganya. Pasien mengalami waham curiga pada tetangganya,
sehingga ia meninggalkan ibunya di rumah saudara agar ibunya tidak terkena jeratan
15
santet dari tetangganya, namun ketika sampai rumah tiba-tiba terdengar suara ibunya
berulang-ulang tetapi tidak ada wajah ibunya. Pasien pernah mengalami iritasi
didaerah selangkangan, diperiksakan dan diberikan salep lalu sembuh. Ditahun 2019
pasien mengatakan mondok kembali di Ghrasia karena marah-marah dan
menginginkan ibunya yang asli. Karena begitu banyak suara-suara yang ia dengar
mirip dengan suara ibu kandungnya, sehingga ia tidak bisa membedakan mana ibu
yang asli dan mana bukan ibu aslinya . Pasien pernah mengalami lepuhan kulit pada
tahun 2020 akibat tersiram air mendidih sebayak 2 kali karena rasa bersalahnya
terhadap tetangganya akibat tuyul peliharaan tetangganya mati karena tersiram air
panas yang pasien siramkan ke kabel listrik. Pada tahun 2021 pasien kembali di rawat
di RSJ Ghrasia karena tidak mau melakukan kegiatan apapun, pasien hanya berdiam
diri di kamar. Pasien tidak mau makan dan minum selama hampir 1 bulan, pasien
mengatakan tidak selera makan
3. Riwayat Pengkajian
Pasien berumur 39 tahun, perempuan, berpenampilan rapi, rambut dikuncir dengan
rapi, selama sakit pasien mendapatkan luka pada bagian dada dan pungggung akibat
tersiram air mendidih. Tempat tinggal pasien cukup bersih. Pasien berperilaku asertif,
dan saat diajak berbicara pasien mampu fokus dan berkonsentrasi. pasien mampu
menjawab pertanyaan dengan benar, jawaban sesuai dengan pertanyaan. Akan tetapi
pasien tampak sedih ketika membicarakan mengenai berat badan, karena pasien
menginginkan tubuhnya yang kurus seperti sebelum sakit. Pasien tampak minder
ketika ia sedang berboncengan dengan orang lain, karena menganggap bahwa dirinya
cukup berat sehingga takut orang yang membawanya terasa tidak nyaman. Pasien
mampu mengambil keputusan dengan baik, dan dapat menjelaskan keputusan yang
telah diambilnya. Sampai saat ini pasien mengkonsumsi obat Trihexyphenidyl 2 mg,
Haloperidol 1,5 mg, dan Diazepam 2 mg untuk mengurangi halusinasi yang pernah
pasien alami. Pasien mengatakan berat badan terus bertambah selama 3 tahun terakhir
ini, pasien mengatakan sudah mengurangi porsi makan tetapi berat badannya terus
bertambah. Pasien mengeluh sulit melakukan aktivitas setelah beratnya bertambah,
karena pasien menjadi mudah lelah. Pasien pernah mendapatkan singgungan dari
tetanggga dan kakaknya mengenai berat badan yang bertambah dan aktivitas yang
tidak dapat dilakukan oleh pasien, seperti tidak sangup berjalan terlalu jauh. Pasien
sering merasa malu ketika diperiksa dipuskesmas apabila dokter akan mengecek
tubuhnya. Keluarga mengatakan pasien terkadang tidak mau mengungkapkan

16
perasaanya, sehingga pasien memendam perasaannya sendiri. Pasien mengatakan
pernah marah-marah karena menganggap ibu kandungnya bukanlah ibunya yang asli.
Pasien belum pernah putus obat/lupa meminum obat.

4. Faktor Predisposisi

a. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?

Ya Tidak

b. Pengobatan sebelumnya.

17
Berhasil kurang berhasil tidak berhasil

c. Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia

Aniaya fisik 37

Aniaya seksual

Penolakan

Kekerasan keluarga

Tindakan kriminal

Jelaskan No. a, b, c

Pasien dimasa lalu pernah mengalami gangguan jiwa dan mondok di Ghrasia 3x
karena halusinasi,sering marah-marah, tidak mau makan, dan seperti orang
kebingungan. Pasien pernah melakukan penganiayanan fisik terhadapi dirinya
sendiri, pasien menyiram tubuhnya dengan air panas selama 2x dalam 6 bulan di
tahun 2020. Pasien tidak pernah mengalami atau melakukan aniaya seksual,
penolakan, kekerasan keluarga, atau bahkan tindakan criminal. Pasien tidak
merokok dan tidak pernah mengonsumsi narkoba.

Masalah Keperawatan : Risiko perilaku kekerasan

d. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Ya Tidak

Jelaskan : dalam anggota keluarga pasien, tidak ada yang pernah mengalami gangguan
jiwa. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa hanya pasien

Masalah Keperawatan :-

18
e. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Jelaskan : pasien mengatakan pernah mengalami pengalaman tidak menyenangkan
ketika pertama kali mengalami halusinasi. Pengalaman ini terjadi saat ia berada di
rumah saudara bersama ibunya, tetapi ia meningggalkan ibunya di rumah saudara
dengan alasan agar ibunya terhindar dari santet kiriman tetangga. Ia pulang di antar
oleh pamannya. Akan tetapi setelah sampai rumah ia mendengar suara bisikan-bisikan
menyerupai suara ibunya tetapi tidak ada wajah. Pasien menyalahkan dirinya karena ia
telah meninggalkan ibunya sendiri di rumah saudara. Hingga saat ini, pengalaman
tersebut masih teringat jelas di memori pasien.

Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah Situasional

5. Faktor Presipitasi
Pasien sendirian dirumah, terkadang ada rasa takut kembali adanya halusinasi
pendengaran dan pengelihatan
6. Fisik

a. Tanda vital

TD : 128/80 mmHg N : 78x/menit SPO2:96 %

S : 36,3 ℃ RR: 20 x/menit

b. Ukur : TB : 155 cm BB : 70 kg

c. Pemeriksaan Head to Toe :

1) Kepala : wajah bersih, rambut hitam

2) Mata: tidak anemis dan rabun pada mata kanan

3) Hidung : bersih, dan tidak ada sekret

4) Mulut : gigi lengkap, bibir lembab, keberihan gigi dan mulut baik

5) Telinga : tidak ada benjolan

6) Leher : tidak ada benjolan

7) Dada : bentuk dada simetris, dan pengembangan dada seimbang kanan dan kiri,
terdapat luka bekas bula/kulit melepuh pada area payudara atas

19
8) Perut : tidak ada lesi

9) Punggung : terdapat luka kulit melepuh pada punggung bawah

10) Ekstremitas atas :ekstremitas baik, tidak ada kekakuan atau kelemahan pada
bagian kanan
11) Ekstremitas bawah : tidak edema, dan tidak ada kekuan, terdapat kelemahan
otot saat terlalu lama berjalan dan berdiri

d. Keluhan fisik : Ya Tidak

Jelaskan : Saat pengkajian pasien mengatakan ada keluhan, pasien mengeluh


mudah lelah dan letih, terkadang kaki terasa pegal jika berjalan jauh dan berdiri
terlalu lama. Pasien mengatakan semenjak berat badan bertambah, kekuatan otot kaki
berkurang.
7. Psikososial

a. Genogram

Keterangan :

Laki – laki Perempuan meninggal

Pasien Tinggal satu rumah

Jelaskan: Pasien adalah anak ke tiga dari tiga bersaudara, pasien tinggal satu rumah
bersama dengan ibunya. Ayahnya bekerja di banten dan saudara-saudaranya sudah
berkeluarga sendiri.

b. Konsep diri
1) Gambaran diri

20
Anggota tubuh pasien tampak masih lengkap, pasien menyukai seluruh tubuhnya
kecuali berat badannya. Pasien mengatakan berat badan terus bertambah selama
3 tahun terakhir ini, pasien mengatakan sudah mengurangi porsi makan tetapi
berat badannya terus bertambah. Pasien mengeluh sulit melakukan aktivitas
setelah beratnya bertambah, karena pasien menjadi mudah lelah. Pasien pernah
mendapatkan singgungan dari tetanggga dan kakaknya mengenai berat badan
yang bertambah dan aktivitas yang tidak dapat dilakukan oleh pasien, seperti
tidak sangup berjalan terlalu jauh
2) Identitas

Klien mengatakan klien seorang perempuan, berusia 39 tahun, pasien belum


memiliki anak, tinggal bersama ibunya. Pasien pernah menikah 1 kali dan sudah
cerai. Pasien sehari-hari hanya dirumah membuat iratan bambu.
3) Peran

Klien mengatakan berperan sebagai anak dan membantu pekerjaan orang tuanya
dirumah.

4) Ideal diri

Klien mengatakan ingin segera selesai meminum obat karena pasien merasa
dirinya sudah sehat. Pasien mengatakan ingin mengurangi berat badannya
karena ingin kurus seperti dulu sehingga tidak mudah lelah.
5) Harga diri

Klien mengatakan terkadang merasa sedih saat ada yang menyinggung tentang
berat badan dan tingkat keletihan pasien. Pasien mengatakan sering malu apabila
ada dokter dari puskesmas yang memeriksa tubuhnya karena berat badannya
yang berlebih.

Masalah Keperawatan : Harga diri rendah situasional, gangguan


citra tubuh

b. Hubungan Sosial

1) Orang yang berarti

Klien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah keluarga.


21
2) Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat

Pasien mengatakan mengikuti kegiatan masyarakat yaitu arisan dan senam


bersama.

3) Hambatan dalam berbuhungan dengan orang lain

Klien mengatakan tidak ada hambatan ketika berinteraksi dengan orang lain.
Hanya saja pasien tidak suka jika tetangganya terus menerus meminjam uang,
karena membuat ibu pasien sakit, dan membuat pasien tidak menyukai hal
tersebut

Masalah Keperawatan : -

c. Spiritual

1) Nilai dan keyakinan

klien beragama islam dan yakin akan adanya Allah Swt.

2) Kegiatan ibadah

Klien mengatakan melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya


pasien melaksanakan kewajiban solat 5 waktu, pasien memberikan takjil pada
masjid-masjid pada saat bulan puasa, terkadang klien melaksanakan kegiatan
ibadah di rumah.

Masalah Keperawatan : -

8. Status Mental

a. Penampilan

Tidak rapi Penggunaan pakaian tidak sesuai

Cara berpakaian tidak seperti biasanya


Jelaskan :
Jelaskan : Klien berpenampilan rapi, memakai baju bersih dan rapi, rambut

22
Diikat ke belakang dengan rapi

S : Klien mengatakan sudah mandi pagi pukul 07.00 WIB

O : Klien tampak segar, baju yang dikenakan tampak rapi dan bersih,

wajah tampak bersih, kuku klien pendek.

Masalah Keperawatan : -
b. Pembicaraan
Cepat Keras

Gagap Inkoheren

Apatis Lambat

Membisu Tidak mampu memulai pembicaraan

Jelaskan : ketika menjawab pertanyaan yang diberikan, pasien menjawab dengan


pelan dan cukup jelas, klien tampak tidak kesulitan menjelaskan, terkadang pasien
hanya diam jika tidak ada pertanyaan atau pasien belum mampu memulai
pembicaraan.

Masalah Keperawatan : -

c. Aktivitas Motorik:

Lesu Tegang Gelisah Agitasi

Grimasen Tremor Kompulsif


Tik

Jelaskan : pasien selalu memainkan jari atau tangannya ketika berbicara, tidak terdapat
gerakan otot muka .

Masalah Keperawatan: -

23
d. Alam perasaaan

khawatir Ketakutan Putus asa sedih

24
Gembira berlebihan
Jelaskan :

klien tampak sedih saat membicarakan mengenai berat badan dan pengalamannya yang
tidak menyenangkan. Pasien tampak mengusap matanya saat menceritakan ketika
dirinya marah kepada orang sekitar

Masalah Keperawatan : harga diri rendah situasional

e. Afek

Datar Tumpul Labil Tidak sesuai

Jelaskan : saat pasien berbicara terdapat perubahan raut wajah, pasien terkadang
menunjukan wajah lesu dan sedih, pasien menunjukkan wajah gembira saat ada stimulus
menyenangkan .

Masalah Keperawatan : -

f. lnteraksi selama wawancara

Bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung

Kontak mata (-) Defensif Curiga

Jelaskan : Pasien sudah kooperatif pada saat menjawab pertanyaan. Kontak mata
pasien bagus. Pasien dapat mempertahan kan kontak mata dengan lawan bicara

Masalah Keperawatan :-

g. Persepsi

Pendengaran Penglihatan Perabaan

Pengecapan Penghidu
25
Jelaskan : pasien mengatakan ada gangguan penglihatan sejak lahir.

Masalah Keperawatan : -

h. Proses Pikir
kehilangan asosiasi
sirkumtansial tangensial

flight of idea blocking pengulangan pembicaraan/


persevarasi
Jelaskan Pasien dapat menjawab pertanyaan dengan Baik tanpa ada pengulangan
pernyataan tentang masalah yang ia alami. Pasien berusaha meyakinkan hal yang
dirasakan.

Masalah Keperawatan : -

i. Isi pikir
Hipokondria
Obsesi Fobia

Depersonalisa Ide yang terkait Pikiran magis

Waham

Agama Somatik Kebesaran Curiga

Nihilistic Sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir

Jelaskan: selama dilakukan pengkajian pasien tidak memiliki gangguan pola pikir,
pasien mengatakan sudah tidak merasa diawasi orang lain/makhluk lain.

Masalah Keperawatan : -

26
j. Tingkat kesadaran

bingung sedasi stupor

Disorientasi

waktu tempat orang

27
Jelaskan : tingkat kesadaran pasien saat pengkajian composmentis. Pasien t idak
mengalami disorientasi waktu,tempat dan orang baik.

Masalah Keperawatan :-

Memori
Gangguan daya ingat jangka Panjang
Gangguan daya ingat jangka pendek
Gangguan daya ingat saat ini
Jelaskan : Tidak ada gangguan dengan memori / ingatan pasien. Pasien tidak
mengalami gangguan daya ingat, daya ingat jangka panjang masih ingat bahwa
pasien dulu pasien sering mengambil obat sendiri di puskesmas, daya ingat jangka
menengah pasien ingat bahwa sedang melakukan rawat jalan di Puksesmas Minggir,
dan daya ingat jangka pendek pasien mampu mengingat kejadian dalam satu minggu
terakhir ini yaitu berbelanja di warung, pasien mampu mengingat kejadian yang baru
terjadi yaitu pergi ke sleman mengambil sumbangan serta jumlah obat yang pasien
konsumsi.

Masalah Keperawatan :-

k. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Mudah beralih Tidak mampu konsentrasi

Tidak mampu berhitung sederhana


Jelaskan : Pasien mampu melakukan hitungan sederhana, dan mampu
menyebutkanjumlah benda yang diberikan dan mampu membedakan warna dengan
mata yang kiri

Masalah Keperawatan :-

l. Kemampuan penilaian
Gangguan ringan Gangguan bermakna

Jelaskan : pasien tidak mengalami gangguan penilaian, pasien mampu mengambil

28
keputusan sendiri, seperti pasien mengatakan ingin mandi terlebih dahulu sebelum
makan, karena merasa lebih nyaman ketika makan dalam keadaan bersih.

Masalah Keperawatan : -

j. Daya tilik diri


Mengingkari penyakit yang diderita

Menyalahkan hal-hal diluar dirinya


Jelaskan : pasien tidak menyalahkan orang lain/lingkkungan atas masalah yang ia
hadapi. Pasien menjalani hidup dengan lega dan ikhlas. Pasien mengatakan sudah
berterimakasih masih diberikan kesehatan dan kehidupan seperti saat ini

9. Kebutuhan sehari-hari

a. Makan

Bantuan minimal Bantuan total

Jelaskan : Keluarga klien mengatakan klien makan 2 kali sehari, makanan selalu
dihabiskan, tidak ada alergi makanan dan selalu makan menggunakan sendok.
Pasienjuga masih mampu makan secara mandiri, masak sendiri.

b. BAB/BAK

Bantuan minimal Bantual total

Jelaskan : Pasien mengatakan BAK lancar dan BAB lancar, pasien BAK dan BAB
di toilet. Pasien dapat menggunakan dan membersihkan WC secara mandiri. Pasien
dapat membersihkan diri dan mencuci pakaian dengan baik dan benar secara
mandiri.

c. Mandi

Bantuan minimal Bantuan total

29
Jelaskan :
Pasien mengatakan mandi dua kali sehari dan dilakukan secara mandiri.

Masalah Keperawatan : -

d. Berpakaian/berhias

Bantuan minimal Bantual total

Jelaskan :

Klien mampu menyiapkan pakaian sendiri dan pasien tidak berhias/ber make up.
Pasien dapat memilih pakaian yang senada, pasien ganti baju sebanyak 2x dalam
sehari dan mempunyai kaos tersendiri jika ingin mengirat bamboo agar tidak gatal

Masalah Keperawatan : -

e. Istirahat dan tidur

Tidur siang lama : 11.00 s/d 12.00 WIB

Tidur malam lama : 21.00 s/d 04.00 WIB

Kegiatan sebelum / sesudah tidur : merapikan tempat tidur


Jelaskan : Pasien mengatakan pola tidur tidak terganggu. pasien tidur siang selama
1 jam untuk istirahat. Pasien tidur malam dengan nyenyak, tidak merasakan ada
gangguan apapun. Pasien merapikan tempat tidur setelah bangun dan membaca doa
baik sebelum atau sesudah tidur.

f. Penggunaan obat

Bantuan minimal Bantual total

Jelaskan : Paien mengatakan tidak memerlukan bantuan orang lain untuk minum
obat, pasien dapat mengambil dan meminum obat secara mandiri.

g. Pemeliharaan Kesehatan

30
Perawatan lanjutan tidak
Ya

Perawatan pendukung Ya tidak

h. Kegiatan di dalam rumah

Mempersiapkan makanan Ya tidak

Menjaga kerapihan rumah Ya tidak

Mencuci pakaian Ya tidak

Pengaturan keuangan Ya tidak

Jelaskan : Pasien mengatakan selalu membantu pekerjaan rumah dengan baik, sering
menabung hasil menjual irat
i. Kegiatan di luar rumah

Belanja Ya tidak

Transportasi Ya tidak

Lain-lain Ya tidak

Jelaskan : klien mengatakan masih sering belanja di tukang sayur dekat rumah karena
tidak mampu mengendarai motor. Jika klien akan ke mengambil obat selalu diantar
oleh ojek.

Masalah Keperawatan : -

11. Mekanisme Koping

Adaptif Maladaptif

Bicara dengan orang lain Minum alcohol

Mampu menyelesaikan masalah reaksi lambat/berlebih

31
Teknik relaksasi bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif menghindar

Olahraga mencederai diri

Lainnya Lainnya konsentrasi kurang

Jelaskan : Klien mengatakan sering mengikuti senam yang diadakan di balai desa.
Saat ini pasien tidak ada keinginan untuk mencederai diri, pasien sudah tidak
menghindar jika bertemu orang lain, pasien berbicara ke orang dengan baik.

Masalah Keperawatan : -

Masalah Psikososial dan Lingkungan:

Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik

Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik

Masalah dengan pendidikan, spesifik

Masalah dengan pekerjaan, spesifik

Masalah dengan perumahan, spesifik


Masalah ekonomi
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik

Masalah lainnya, spesifik


Pasien mengatakan tidak bisa membaca karena hanya sekolah hingga kelas 2 SD

Masalah Keperawatan :Harga diri rendah situasional

12. Pengetahuan Kurang Tentang:

Penyakit jiwa Sistem pendukung

Faktor presipitasi Penyakit fisik

Koping Obat-obatan

Jelaskan :

32
Pasien kurang memahami mengenai perlunya obat-obatan untuk dirinya, ditandai
pasien mengeluh ingin segera selesai meminum obat. Tetapi sudah diberikan
penjelasan oleh dokter, pasien belum diperbolehkan berhenti meminum obat

Masalah Keperawatan: -

13. Aspek Medik

Diagnosa Medik : mild mental retardation

Terapi Medik :

Nama Side Effect /


Dosis Indikasi
Obat Efek Samping

Trihexypl ½-0- ½ Mengatasi gejala penyakit  Penglihatan buram


enidyl Parkinson dan gejala  Kulit memerah (flushing)
Oral (tablet)
2mg ekstrapiramidal yang  Pusing atau sakit kepala
disebabkan oleh efek  Mulut kering
samping obat  Mual atau muntah

 Konstipasi

 Kantuk

 Kelelahan

 Rasa cemas atau gugup

Haloperid 2x1 Meredakan psikosis,  Kantuk


ol 5 mg Oral gejala skizofrenia atau  Pusing atau sakit kepala
(tablet) mania, serta mengontrol  Sulit buang air kecil
sindrom Tourette  Gangguan tidur

 Kecemasan

 Penglihatan kabur

 Konstipasi

 Mual

33
Diazepam 0-0-1 Mengatasi gangguan  Kantuk
2mg Oral kecemasan (antiansietas),  Pusing
(tablet) meredakan kejang  Lelah
(antikonvulsan), atau  Penglihatan buram
sebagai obat pelemas otot  Gangguan keseimbangan
(muscle relaxan)  Tubuh gemetar (tremor)

 Bingung

3.2 Analisa data

PENYEBAB MASALAH
DATA
DS: Perubahan pada citra Harga Diri
- Pasien terkadang merasa sedih saat tubuh dan pengalaman Rendah
berat badannya bertambah. masa lalu Situasional
- Pasien juga mengatakan terkadang (SDKI. D.0087
jengkel jika ada yang menyinggung (SDKI. D.0087 Hal 194) Hal 194)
masalah berat badannya dan
gangguan aktivitasnya
- Pasien terkadang merasa kurang
percaya diri
- Pasien mengatakan malu, tidak bisa
membaca karena hanya sekolah
hingga kelas 2 SD dan tidak bisa
mengaji
- Pasien mengatakan terkadang masih
menyalahkan diri sendiri mengenai
pengalaman tidak menyenangkan,
saat meninggalkan ibunya di rumah
saudara

34
DO :
- pasien tampak lesu
- cara bicara pasien pelan
- pasien menundukkan kepala dan
mengusap mata saat merasa dirinya
salah
DS: perubahan bentuk tubuh Gangguan citra
- pasien mengatakan ingin kurus (obesitas) tubuh
seperti dulu sehingga tidak mudah (SDKI D. 0083) (SDKI D. 0083)
lelah
- pasien mengatakan sudah makan
sedikit tapi berat badan tetap
bertambah
- pasien mengatakan kurang menyukai
tubuh gendut
- pasien mengatakan setelah berat
badannya bertambah, kaki sering
terasa cepat pegal sehingga aktivitas
kurang
DO:
- fungsi tubuh (otot kaki) berkurang
- pasien tampak terus mengingat-ingat
waktu kurus bisa melakukan apa saja
DS: Tekanan dari lingkungan, Resiko perilaku
- pasien mengatakan pernah menyiram riwayat melukai diri sendiri kekerasan
badannya dengan air panas sebanyak SDKI D.0146
2x dalam 6 bulan pada tahun 2020
- pasien mengatakan pernah
merusak/menghancurkan tempat cuci
piring, karena merasa kesal dengan

35
orang yang tidak menggunakan
tempat cuci piring dengan semestinya
DO:
- saat ini pasien tampak sudah dapat
mengkontrol perilakunya

3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN


1) Harga Diri Rendah Situasional b.d Perubahan Citra Tubuh d.d Pasien terkadang merasa sedih
saat berat badannya bertambah, pasien mengatakan terkadang jengkel jika ada yang
menyinggung masalah berat badannya dan gangguan aktivitasnya, pasien terkadang merasa
kurang percaya diri, pasien mengatakan malu, tidak bisa membaca karena hanya sekolah
hingga kelas 2 SD dan tidak bisa mengaji, pasien mengatakan terkadang masih menyalahkan
diri sendiri mengenai pengalaman tidak menyenangkan, saat meninggalkan ibunya di rumah
saudara
2) Gangguan Citra Tubuh b.d Perubahan Bentuk Tubuh d.d pasien mengatakan ingin kurus
seperti dulu sehingga tidak mudah lelah, pasien mengatakan sudah makan sedikit tapi berat
badan tetap bertambah, pasien mengatakan kurang menyukai tubuh gendut, pasien mengatakan
setelah berat badannya bertambah, kaki sering terasa cepat pegal sehingga aktivitas kurang
3) Resiko Perilaku Kekerasan b.d Tekanan Dari Lingkungan, riwayat melukai diri sendiri d.d
pasien mengatakan pernah menyiram badannya dengan air panas sebanyak 2x dalam 6 bulan
pada tahun 2020, pasien mengatakan pernah merusak/menghancurkan tempat cuci piring,
karena merasa kesal dengan orang yang tidak menggunakan tempat cuci piring dengan
semestinya

36
3.4 Perencanaan
Perencanaan
Diagosa keperawatan
Tujuan Rencana Tindakan Rasional
Harga Diri Rendah Setelah dilakukan tindakan Promosi Harga Diri - Mengidentifikasi
situasional b.d keperawatan selama 3 kali pertemuan, SIKI I.09308 ungkapan perasaan dan
perubahan citra tubuh diharapkan harga diri meningkat Observasi: perilaku pasien
dengan kriteria hasil: - monitor verbalisasi yang merendahkan diri - Membangun kepercayaan
- Penilaian diri positif meningkat sendiri dalam diri pasien
- Perasaan sedih menurun Terapeutik - Mengembangkan pola
- Perasaan bersalah menurun - Diskusikan kepercayaan terhadap penilaian dini pikir yang positif
- Perasaan memiliki kemampuan Edukasi
positif meningkat - Latih pernyataan dan kemampuan positif diri
SLKI L.09069 - Latih cara berpikir dan perilaku positif
Gangguan Citra Setelah dilakukan tindakan Promosi Citra Tubuh - Mengidentifikasi
Tubuh b.d perubahan keperawatan selama 3 kali pertemuan, SIKI I.09305 penyebab harga diri
bentuk tubuh diharapkan citra tubuh meningkat Observasi: rendah
dengan kriteria hasil: - Identifikasi perubahan citra tubuh yang
mengakibatkan harga diri rendah

37
- Verbalisasi perasaan negatif tentang Terapeutik: - Mengidentifikasi
perubahan tubuh menurun - Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya penambahan/penurunan
- Verbalisasi kekhawatiran pada - Diskusikan perbedaan fisik terhadap harga diri fungsi tubuh
reaksi orang lain menurun Edukasi: - Melatih kemampuan
- Fokus pada penampilan masa lalu - Anjurkan mengikuti kelompok pendukung beraktifitas
menurun seperti senam
- Hubungan sosial membaik
SLKI L.09067
Resiko Perilaku Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Resiko Perilaku Kekerasan - Mengetahui peran
Kekerasan b.d keperawatan selama 3 kali pertemuan, SIKI I. 14544 keluarga
Tekanan Dari diharapkan kontrol diri meningkat Obserbasi: - Meningkatkan proses pikir
Lingkungan, riwayat dengan kriteria hasil: - Libatkan keluarga dalam perawatan pasien terhadap
melukai diri sendiri - Perilaku melukai diri sendiri Edukasi perasaannya
menurun - Latih cara mengungkapkan perasaan asertif - Meningkatkan ketenangan
- Verbalisasi rencana bunuh diri - Latih mengurangi kemarahan secara verbal dan
menurun nonverbal
- Perilaku merusak lingkungan
sekitar menurun
SLKI L. 09076

38
3.5 Pelaksanaan dan Evaluasi
Hari/tgl/jam Diagnosa Keperawatan Pelaksanaan Evaluasi
Selasa, 04 Harga Diri Rendah - Memonitor verbalisasi yang S:
Oktober 2022 situasional b.d merendahkan diri sendiri - pasien mengatakan sedih saat ada yang
perubahan citra tubuh - Mendiskusikan kepercayaan menyinggung berat badannya
dan pengalaman masa terhadap penilaian dini - Pasien mengatakan semakin berjalannya
lalu waktu pasien bisa menerima penilaian
orang lain
- Pasien mengatakan sudah menerima
masalah ini dan bersyukur masih diberikan
nikmat hidup
O:
- pasien tampak sedih saat menceritakan
tentang berat badan
- Pasien tampak lesu saat menceritakan
penilaian orang lain

39
A: harga diri rendah situasional belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
- Latih pernyataan dan kemampuan positif
diri
- Latih cara berpikir dan perilaku positif
Gangguan Citra Tubuh - Mengidentifikasi perubahan citra S:
b.d perubahan bentuk tubuh yang mengakibatkan harga - Pasien mengatakan sudah makan sedikit
tubuh diri rendah tapi tetap bertambah gemuk
- Mendiskusikan perubahan tubuh - Pasien mengatakan setelah gemuk
dan fungsinya kekuatan otot kaki berkurang, menjadi
cepat lelah
- Pasien mengatakan kaki sering terasa pegal
setelah berat badan mulai bertambah
- Pasien mengatakan tidak mampu berjalan
jauh, padahal dulu waktu kurus bisa
berjalan jauh
O:
- Berat badan menambah menyebabkan
pasien sulit melakukan aktivitas

40
- Pasien tampak tidak nyaman dengan
kondisi berat badan saat ini
A: gangguan citra tubuh belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
- Diskusikan perbedaan fisik terhadap harga
diri
- Diskusikan cara mengembangkan harapan
citra tubuh secara relistis
Resiko Perilaku - Melatih cara mengungkapkan S:
Kekerasan b.d tekanan perasaan asertif - pasien dapat menceritakan kejadian yang
dari lingkungan, - Melibatkan keluarga dalam terjadi 2 tahun yang lalu, saat pasien
riwayat kekerasan pada perawatan menyiram tubuhnya dengan air panas
diri sendiri - Pasien mengatakan tidak ada maksud untuk
melukai orang lain yang menyinggung
berat badannya
- Keluarga pasien mengatakan pasien tidak
langsung menceritakan kepada keluarga
saat kulit melepuh
O:

41
- keluarga pasien tampak khawatir
- Pasien dapat menceritakan apa yang
dirasakan, dengan tetap menghargai orang
lain
A: resiko perilaku kekerasan teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
Latih mengurangi kemarahan secara verbal dan
nonverbal
Rabu, 05 Harga Diri Rendah - Melatih pernyataan dan kemampuan S:
Oktober 2022 situasional b.d positif diri - Pasien mengatakan sudah mulai mampu
perubahan citra tubuh - Memonitor verbalisasi yang melakukan kegiatan yang positif seperti
dan pengalaman masa merendahkan diri sendiri membuat iratan bambu, sholat dhuha, cuci
lalu - Melatih cara berpikir dan perilaku piring sebagai kegiatan agar berat badanya
positif bisa turun
- Menjelaskan pada keluarga - Pasien mengatakan mulai mampu berpikir
pentingnya dukungan dalam dan berperilaku positif agar dapat
perkembangan konsep positif diri meningkatkan harga dirinya
pasien - Keluarga pasien mengatakan siap
memberikan dukungan sosial agar pasien

42
tidak merasa bersalah dan sedih dengan
berat badannya secara terus menerus
O:
- Pasien tampak bersemangat menceritakan
kegiatan hariannya
- Pasien tampak mau berpikir dan
berperilaku positif
- Verbalisasi yang merendahkan harga diri
dari ucapan pasien sudah berkurang
- Pasien tampak paham bagaimana cara
mendukung kemajuan pasien
A: harga diri rendah situasional teratasi
sebagian
P : berikan umpan balik positif atas
peningkatan mencapai tujuan, monitor
verbalisasi yang merendahkan diri sendiri ,
latih cara berpikir dan perilaku positif
Gangguan Citra Tubuh - Mendiskusikan perbedaan fisik S:
b.d perubahan bentuk terhadap harga diri

43
tubuh - Mendiskusikan cara - Pasien mengatakan mulai tidak percaya diri
mengembangkan harapan citra semenjak berat badanya naik
tubuh secara realistis - Pasien mengatakan sudah bisa menerima
dan merasa biasa ketika ada orang yang
menyinggung berat badannya karena sudah
bisa mulai menerima kondisinya
- Pasien mengatakan mau melakukan
kegiatan yang dapat menurunkan berat
badan
O:
- Pasien tampak mulai bersemangat ketika
berdiskusi kegiatan yang dapat
meningkatkan harga dirinya
- Pasien sudah mulai berkurang
menunjukkan wajah lesu
A: gangguan citra tubuh teratasi sebagian
P: latih fungsi tubuh yang dimiliki (senam),
diskusikan cara mengembangkan harapan citra
tubuh secara realistis

44
Risiko Perilaku - Melatih mengurangi kemarahan S:
Kekerasan b.d tekanan secara verbal; menyatakan - Pasien mengatakan sudah tidak ada
dari lingkungan, kemarahan secara asertif keinginan untuk melukai diri sendiri atau
riwayat kekerasan pada - Menganjurkan keluarga untuk orang lain
diri sendiri mendukung keselamatan pasien - Pasien mengatakan sudah bisa mengalihkan
rasa marah dengan istirahat, relaksasi nafas
dalam, sholat dan membaca istighfar, serta
bersabar
- Pasien mengatakan tidak pernah ingin
membalas perbuatan orang lain yang
merugikannya
- Keluarga pasien mengatakan mau
mendampingi dan menemani pasien ketika
pasien sedang marah
- Keluarga mengatakan akan mendampingi
dan mengawasi pasien ketika berkegiatan
menggunakan barang tajam (pisau) saat
masak dan membuat iratan bambu
O:

45
- Pasien tampak mampu melakukan teknik
relaksasi nafas dalam
- Pasien tampak lebih rileks ketika berbicara
- Keluarga tampak paham tentang
pengawasan selama berkegiatan
A: risiko perilaku kekerasan teratasi
P: hentikan intervensi
Kamis, 06 Harga Diri Rendah - Memonitor verbalisasi yang S:
Oktober 2022 situasional b.d merendahkan diri sendiri - Pasien mengatakan sejak pagi sudah
perubahan citra tubuh - Melatih cara berpikir dan perilaku beraktivitas memasak, mandi, cuci baju,
positif dan cuci piring
- Memberikan penyuluhan - Pasien mengatakan sudah mampu berpikir
peningkatan harga diri dan berperilaku positif agar dapat
- Memberikan umpan balik yang meningkatkan harga dirinya
positif atas kegiatan pasien - Pasien mengatakan akan memulai membuat
Rencana kegiatan harian dibantu dengan
keluarga
- Keluarga pasien mengatakan siap
memberikan dukungan sosial agar pasien

46
tidak merasa bersalah dan sedih dengan
berat badannya secara terus menerus
O:
- Pasien tampak bersemangat menceritakan
kegiatan hariannya
- Pasien tampak mau berpikir dan
berperilaku positif
- Verbalisasi yang merendahkan harga diri
dari ucapan pasien sudah berkurang
- Keluarga tampak paham bagaimana cara
mendukung kemajuan pasien
A: harga diri rendah situasional teratasi
P : Hentikan intervensi
Gangguan Citra Tubuh - Melatih fungsi tubuh yang dimiliki S:
b.d perubahan bentuk (senam) - Pasien mengatakan sudah bisa menerima
tubuh - Melakukan diskusi cara dan merasa biasa ketika ada orang yang
mengembangkan harapan citra tubuh menyinggung berat badannya karena sudah
secara realistis bisa mulai menerima kondisinya

47
- Pasien mengatakan mau melakukan
kegiatan yang dapat menurunkan berat
badan
- Pasien mengatakan paham Gerakan-
gerakan senam yang diajarkan dan akan
dipraktekkan setiap pagi agar berat
badannya turun
- Pasien mengatakan akan lebih giat dalam
beraktivitas, mulai jalan-jalan pagi lagi,
rutin senam dan olahraga
O:
- Pasien tampak mulai bersemangat ketika
berdiskusi kegiatan yang dapat
meningkatkan harga dirinya
- Pasien tampak bersemangat saat mengikuti
senam
A: gangguan citra tubuh teratasi
P: Hentikan intervensi

48
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Telah dilakukan pengkajian terhadap Ny. T didapatkan hasil pasien
berperilaku asertif, dan saat diajak berbicara pasien mampu fokus dan
berkonsentrasi. pasien mampu menjawab pertanyaan dengan benar, jawaban
sesuai dengan pertanyaan. Pasien mengatakan berat badan terus bertambah
selama 3 tahun terakhir ini, pasien mengatakan sudah mengurangi porsi makan
tetapi berat badannya terus bertambah. Pasien pernah mendapatkan singgungan
dari tetanggga dan kakaknya mengenai berat badan yang bertambah dan
aktivitas yang tidak dapat dilakukan oleh pasien, seperti tidak sangup berjalan
terlalu jauh. Pasien sering merasa malu ketika diperiksa dipuskesmas apabila
dokter akan mengecek tubuhnya.
Pasien pernah melakukan penganiayanan fisik terhadapi dirinya
sendiri, Pasien pernah mengalami lepuhan kulit pada tahun 2020 akibat
tersiram air mendidih sebayak 2 kali karena rasa bersalahnya terhadap
tetangganya akibat tuyul peliharaan tetangganya mati karena tersiram air panas
yang pasien siramkan ke kabel listrik
Berdasarkan data yang ada dan melalui proses analisa didapatkan masalah
keperawatan harga diri rendah situasional b.d perubahan citra tubuh, gangguan
citra tubuh b.d perubahan bentuk tubuh, serta risiko kekerasan b.d tekanan dari
lingkungan dan riwayat melakukan aniaya fisik pada diri sendiri. Perencanaan
intervensi keperawatan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pasien
antara lain promosi harga diri, promosi citra tubuh, dan pencegahan perilaku
kekerasan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pada Ny.T,
masalah keperawatan yang muncul dari data pasien dapat teratasi dengan hasil
pasien dapat memiliki pemikiran yang positif, mau mengembangkan
kemampuan yang dimiliki, tidak berpikiran negatif lagi tentang perubahan
tubuhnya

49
4.2 Saran
1. Bagi Pasien
Mengaplikasikan perencanaan kegiatan harian rutin secara
berkesinambungan, menumbukan rasa percaya diri dalam keadaan apapun,
dan selalu berpikiran positif tentang hal yang pernah dan akan terjadi dalam
kehidupan
2. Bagi Keluarga
Selalu mendukung dan mendampingi pasien dalam segala kondisi,
memantau perkembangan kemajuan semangat pasien dalam beraktivitas,
dan mengingatkan jadwal Perencanaan kegiatan yang telah dibuat
3. Bagi Mahasiswa
Melaksanakan asuhan keperawatan secara komprehensif dengan
pendekatan asertif kepada pasien odgj
4. Bagi Puskesmas
Meningkatkan pendampingan pada pasien odgj yang kondisinya sudah
stabil, dan memfasilitasi kegiatan-kegiatan peningkatan skill

50
DAFTAR PUSTAKA

Basuki, G., & Hartati, S. (2013). MAKNA OBESITAS. Jurnal EMPATI,


2(3), 369-376. https://doi.org/10.14710/empati.2013.7361
Khasanah, Robiul (2021) ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. U
DENGAN HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL DI DESA GAJI
KEC. GUNTUR KAB. DEMAK. Diploma thesis, Universitas Islam
Sultan Agung.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2018. “ Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik ” . Jakarta Selatan.
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI.2018. “ Standar Intervensi Keperawatan


Indonesia:.“Definisi dan Tindakan Keperawatan”. Jakarta Selatan.
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. “Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
“Definisi dan KriteriaHasil Keperawatan”. Jakarta Selatan. Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Titi, Muzal (2000) . Retardasi Mental. Sari Pediatri, Vol. 2, No. 3, Desember
2000: 170-177

51

You might also like