Professional Documents
Culture Documents
TENTANG
TANTANGAN BAHASA INDONESIA DI ERA MILENIAL
DOSEN PEMBIMBING:
JUNITA IRAWATI
OLEH :
1. NUR KHOLIJAH
2. NUR LAILA
3. NABILA AYU
4. NUR HALIMAH
5. MULIA AHSAN
6. SITI PATIMAH
Pemakalah
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Kesimpulan ........................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem perkawinan TNI?
2. Bagaimana sistem perkawinan PNS?
3. Bagaimana sistem perkawinan POLRI?
BAB II
PEMBAHASAN
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang
wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga/rumah tangga
yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa yang dilakukan
menurut hukum masing-masing agamanya/kepercayaannya terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, dan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku,
maka beristri lebih dari seorang dan perceraian sejauh mungkin harus dihindarkan.
Dasar Hukum
1
https://bkpp.kulonprogokab.go.id/detil/1964/perkawinan-perceraian#:~:text=Pegawai
%20Negeri%20Sipil%20(PNS)%20yang,duda%20yang%20melangsungkan
%20perkawinannya%20kembali.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan Dan
Perceraian Bagi Pegawai Negeri Sipil.
c. Surat Edaran Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor
08/SE/1983
d. Surat Edaran Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor
48/SE/1990 Tentang Izin Perkawinan Dan Perceraian Bagi Pegawai
Negeri Sipil.
a. PNS yang akan beristri lebih dari seorang, wajib memperoleh izin tertulis
lebih dahulu dari Pejabat.
b. Setiap atasan yang menerima surat permintaan izin untuk beristri lebih dari
seorang, wajib memberikan pertimbangan kepada Pejabat.
c. Setiap atasan yang menerima surat permintaan izin untuk beristri lebih dari
seorang, wajib menyampaikan kepada pejabat melalui saluran hirarki
selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan terhitung mulai tanggal ia menerima
surat permintaan izin tersebut.
d. Setiap pejabat harus mengambil keputusan selambat-lambatnya 3 (tiga)
bulan terhitung mulai tanggal ia menerima surat permintaan izin tersebut.
e. Izin untuk beristri lebih dari seorang hanya dapat diberikan oleh Pejabat
apabila memenuhi sekurang-kurangnya salah satu syarat alternatif dan
ketiga syarat kumulatif.
a. Ada persetujuan tertulis secara iklas dari isteri dan disahkan atasannya.
b. PNS pria mempunyai penghasilan yang cukup.
c. PNS pria berlaku adil terhadap isteri-isterinya dan anaknya.
6. Sanksi
2
Prawirohamidjojo, R. Soetojo. 1988. Pluralisme dalam Perundang-undangan
Perkawinan di Indonesia. Surabaya. Airlangga University Press. Hal. 90
a. PNS yang tidak memberitahukan perkawinan pertamanya secara tertulis
kepada Pejabat dalam jangka waktu selambat-lambatnya satu tahun setelah
perkawinan dilangsungkan, dijatuhi salah satu hukuman disiplin berat.
b. PNS dijatuhi salah satu hukuman disiplin berat apabila :
1) melakukan perceraian tanpa memperoleh izin dari Pejabat bagi
yang berkedudukan sebagai Penggugat atau tanpa surat keterangan
bagi yang berkedudukan sebagai Tergugat, terlebih dahulu dari
Pejabat.
2) apabila menolak melaksanakan pembagian gaji dan atau tidak mau
menandatangani daftar gajinya sebagai akibat perceraian.
3) tidak melaporkan perceraiannya kepada Pejabat dalam jangka
waktu selambat- lambatnya satu bulan setelah terjadinya
perceraian.
4) setiap atasan yang tidak memberikan pertimbangan dan tidak
meneruskan pemintaan izin atau pemberitahuan adanya gugatan
perceraian untuk melakukan perceraian, dan atau untuk beristri
lebih dari seorang dalam jangka waktu selambat-lambatnya 3 (tiga)
bulan setelah ia menerima permintaan izin atau pemberitahuan
adanya gugatan perceraian.
5) Pejabat yang tidak memberikan keputusan terhadap permintaan
izin perceraian atau tidak memberikan surat keterangan atas
pemberitahuan adanya gugatan perceraian, dan atau tidak
memberikan keputusan terhadap permintaan izin untuk beristri
lebih dari seorang dalam jangka waktu selambat-lambatnya 3 (tiga)
bulan setelah ia menerima izin atau pemberitahuan adanya gugatan
perceraian.3
c. PNS dijatuhi salah satu hukuman disiplin berat apabila:
3
Saebani, Ahmad Beni. 2008. Perkawinan Dalam Hukum Islam Dan Undang-Undang
Cet.1. Bandung. Pustaka Setia. Hal. 81
1) beristri lebih dari seorang tanpa memperoleh izin terlebih dahulu
dari Pejabat.
2) tidak melaporkan perkawinanya yang kedua/ketiga/keempat
kepada Pejabat dalam jangka waktu selambat-lambatnya satu tahun
setelah perkawinan dilangsungkan.
d. PNS Wanita yang menjadi istri kedua/ketiga/keempat dan seterusnya
dijatuhi hukuman disiplin berupa pemberhentian tidak dengan hormat
sebagai PNS.
e. PNS dijatuhi salah satu hukuman disiplin berat berdasarkan apabila
melakukan hidup bersama di luar ikatan perkawinan yang sah dengan
wanita yang bukan isterinya atau dengan pria yang bukan suaminya.
5
Ricky Francois Wakanno Ginting, Endang Kesuma Astuty, dan Markus Gunawan, Buku
Pintar Calon Anggota dan Anggota Polri, cet. 1, (Jakarta: Visimedia, 2009). Hal. 130
bersama dengan wanita/pria sebagai suami istri tanpa ikatan perkawinan yang
sah; 3) Melaksanakan perkawinan selama masa iddah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang
wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga/rumah tangga
yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa yang dilakukan
menurut hukum masing-masing agamanya/kepercayaannya terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, dan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku,
maka beristri lebih dari seorang dan perceraian sejauh mungkin harus dihindarkan.