You are on page 1of 13

TUGAS AKHIR

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

NAMA :RIZALDI

NIM :A32121025

KELAS :A Ppkn

1).Kesimpulan kelompok 1

“FASE PERKEMBANGAN ANAK”

Perkembangan adalah perubahan yang bersifat kuantitatif dan kualitatif.Perkembangan adalah


bertambahnya kemampuan (skill) struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, dalam pola yang teratur
dan dapat diramalkan. Perkembangan menyangkut prosesdiferensiasi sel tubuh, organ, dan sistem organ
yang berkembang sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi fungsinya, termasuk juga perkembangan
kognitif, bahasa, motorik, emosi, dan perkembangan perilaku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya. Perkembangan merupakan perubahan yang bersifat progresif, terarah, dan terpadu.
Progresif mengandung arti bahwa perubahan yang terjadi mempunyai arah tertentu dan cenderung maju
ke depan, tidak mundur ke belakang. Terarah dan terpadu menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
pasti antara perubahan yang terjadi pada saat ini, sebelumnya dan berikutnya (Soetjiningsih & Ranuh:
2013). Menurut Kasiram (1983 : 23), “Perkembangan mengandung makna adanya pemunculan sifat-sifat
yang baru, yang berbeda dari sebelumnya, mengandung arti bahwa perkembangan merupakan perubahan
sifat individu menuju kesempurnaan yang merupakan penyempurnaan dari sifat-sifat
sebelumnya.”Menurut Santrok Yussen (1992), Perkembangan merupakan pola perkembangan individu
yang berawal pada konsepsi dan terus berlanjut sepanjang hayat dan bersifat involusi. Dengan demikian
perkembangan berlangsung dari proses terbentuknya individu dari proses bertemunya sperma dengan sel
telur dan berlangsung sampai akhir hayat yang bersifat timbul adanya perubahan dalam diri
individu.Perkembangan (Development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematangan. Tahap ini mencakup adanya proses

diferensiasi sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan system organ yang berkembang sedemikian
rupa, sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Cakupan tahap ini termasuk juga
perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan
(Sulistyawati, Ari. 2017).Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan
kemandirian. Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ
yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan
sosialisasi. Ke semua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh (Kemenkes
RI: 2016). Perkembangan (Development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalamstruktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematangan ( Armini, Sriasih, dan Marhaeni: 2017). Menurut Marmi & Margiyati tahun 2017
perkembangan adalah perubahan yang progresif dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu
mulai lahir sampai mati. Perubahan –perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaannya
yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan baik menyangkut fisik maupun
psikis.

Perkembangan adalah perubahan yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Perkembangan adalah
bertambahnya kemampuan (skill) struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, dalam pola yang teratur
dan dapat diramalkan. Perkembangan menyangkut proses diferensiasi sel tubuh, organ, dan sistem organ
yang berkembang sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi fungsinya, termasuk juga perkembangan
kognitif, bahasa, motorik, emosi, dan perkembangan perilaku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya. Fase perkembangan adalah penahapan atau periodisasi rentang kehidupan manusia yang
ditandai oleh ciri-ciri atau pola tingkah laku tertentu.• Fase perkembangan berdasarkan ciri-ciri
biologisPeriodisasi atau pembagian masa-masa perkembangan ini didasarkan kepada keadaanatau proses
biologis tertentu.• Fase Perkembangan Berdasarkan Konsep DidaktisPembagian masa-masa
perkembangan sekarang ini seperti yang dikemukakan oleh Harvey A. Tilker, PhD dalam
“Developmental Psycology to day”(1975) dan Elizabeth B. Hurlock dalam “Developmental
Psycology”(1980) tampak sudah lengkap mencakup sepanjang hidup manusia sesuai dengan hakikat
perkembangan manusia yang berlangsung sejak konsepsi sampai mati dengan pembagian periodisasinya.
• Fase Perkembangan Berdasarkan Ciri-ciri PsikologisTokoh utama yang mendasarkan periodisasi ini
kepada keadaan psikologis ialah Oswald Kroch. Beliau menjadikan masa-masa kegoncangan sebagai
dasar pembagian masa-masa perkembangan, karena beliau yakin bahwa masa kegoncangan inilah yang
merupakan keadaan psikologis yang khas dan dialami oleh setiap anak dalam masa perkembangannya.•
Fase Perkembangan Berdasarkan Konsep Tugas PerkembanganTugas perkembangan adalah berbagai ciri
perkembangan yang diharapkan timbul dan dimiliki setiap manusia dalam periode perkembangannya.

2).Kesimpulan kelompok 2

“KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN INDIVIDU”

Perkembangan IndividuPerkembangan individu merupakan pola gerakan atau perubahan


yang secara dinamis dimulai dari pembuahan atau konsepsi dan terus berlanjut sepanjang siklus
kehidupan manusia yang terjadi akibat dari kematangan dan pengalaman (Hurlock, 1991; Rice,
2002).Perkembangan individu adalah perubahan progresif dan kontinyu atau berkesinambungan
dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati yang dalam bahasa Inggris disebut dengan The
progressive and continuous change in the organism from born to death. Menurut F.J Monks dalam
Desmita menyatakan jika perkembangan adalah suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan
tidak diulang kembali.

Perbedaan Pertumbuhan dan PerkembanganPertumbuhan dan perkembangan kadang-


kadang masih kabur pengertiannya dan sukar dibedakan. Biasanya istilah-istilah itu digunakan
untuk menjelasjkan adanya perubahan yang bersifat progresif, namun sifatnya berbeda. Berikut
perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan :a. Pertumbuhan (Groeth) : cenderung
bersifat kuantitatif dan berkaitan dengan aspek fisik. Contoh : Ukuran berat dan tinggi badan,
ukuran dimensi sel tubuh, umur tulang yang bisa diukur.b. Perkembangan (Developmen) :
Cenderung lebih bersifat kualitatif, berkaitan dengan pematangan fungsi organ individu.Contoh :
Bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola
yang teratur, misalnya dalam perkembangan bahasa, emosi, intelektual, perilaku.

Faktor- Faktor yang Mempengaruhi PerkembanganMasing-masing individu memiliki


kekhasan sendiri, sehingga pendekatan yang sifatnya personal maupun institusional tentu berbeda.
Kajian medik dan psikologi perkembangan menunjukkan bahwa disamping dipengaruhi oleh
faktor bawaan, kualitas individu juga sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, seperti faktor
lingkungan yang tidak lepas dari pengaruh faktor psikososial. Untuk lebih jelasnya, faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi perkembangan individu adalah sebagai berikut :1. Faktor Internala.
Kondisi FisikFaktor fisik merupakan faktor biologis individu yang merujuk pada faktor genetik
yang diturunkan oleh kedua orang tuanya. Gen inilah yang menentukan warna rambut, kulit,
ukuran tubuh, jenis kelamin, kemampuan intelektual, serta emosi (Atkinson, 1991). Potensi genetik
inilah yang akan berinteraksi dengan lingkungan sehingga membentuk individu tersebut tumbuh
dan berkembang.b. Kondisi PsikisKondisi fisik dan psikis individu sangat berkaitan. Seperti yang
diuraikan sebelumnya, bahwa ranah perkembangan individu menyangkut aspek fisik, intelektual
yaitu kognitif dan bahasa, emosi dan sosial moral. Kondisi fisik yang tidak sempurna atau cacat
juga berkaitan dengan persepsi individu terhadap kemampuan dirinya. Begitupun dengan
ketidakmampuan intelektual yang diulas sebelumnya dapat disebabkan karena kerusakan sistem
syaraf , kerusakan otak atau mengalami retardasi mental.2. Faktor Eksternala. Lingkungan
FisikLingkungan ini mencakup kondisi keamanan, cuaca, keadaan geografis, sanitasi atau
kebersihan lingkungan, serta keadaan rumah yang meliputi ventilasi, cahaya, dan kepadatan
hunian (Soetjiningsih, 1998). Semua kondisi di atas sangat mempengaruhi bagaimana individu
dapat menjalankan proses kehidupannya. Sebagai contoh, kondisi daerah yang tidak aman karena
adanya pertikaian dapat menyebabkan tekanan tersendiri bagi individu dan proses imitasi atau
peniruan perilaku kekerasan yang dapat berpengaruh dalam pola perilaku individu.

Perkembangan individu merupakan pola gerakan atau perubahan yang secara dinamis
dimulai dari pembuahan atau konsepsi dan terus berlanjut sepanjang siklus kehidupan manusia
yang terjadi akibat dari kematangan dan pengalaman.Adapun perbedaan pertumbuha dan
perkembangan yaitu, pertumbuhan adalah perubahan badan tinggi badan, dan lain-lain.
Sedangkan perkembangan adalah perubahan yang bersifat kualitatif atau perubahan yang
mengarah pada perubahan emosi, kognitif, bahasa, dan lain-lain. Tahap-tahap perkembangan
yaitu periode sebelum lahir, dimulai konsepsi dan diakhiridengan kelahiran; Infancy, dimulai saat
manusia lahir dan berlanjut sampai usia 2 tahun;Childhood, dimulai sekitar 2 tahun melewati
masa anak akhir, yaitu sampai sekitar usia 12tahun; Adolescence, dimulai pada usia 12 tahun
sampai kurang lebih usia 21 tahun;Adulthood, dimulai pada usia 21 tahun sampai lanjut. Tugas
perkembangan memilikibeberapa tahap yang sesuai dengan tingkatan umur masing-masing.
Dalam tahap-tahaptersebut mengalami tahap perkembangan yang terlihat secara jelas dan nyata.
Perkembangan tersebut di mulai dari perkembangan masa bayi, anak-anak, remaja, dan dewasa.
Dalam tahap-tahap tersebut seseorang akan mengalami tahap kematangan pola pikir dan
kematangan seksual untuk menunjang masa dewasa yang akan di alami seseorang.

3).Kesimpulan kelompok 3
“PERKEMBANGAN FISIK DAN PSIKOMOTORIK ANAK USIA SEKOLAH”

Perkembangan Fisik dan Psikomotorik atau pertumbuhan biologis (biologicalgrowth) merupakan


salah satu aspek penting dari perkembangan individu yangmeliputi perubahan-perubahan dalam tubuh
(seperti: pertumbuhan otak dan hormon)dan perubahan dalam cara-cara individu dalam menggunakan
tubuhnya (sepertiperkembangan keterampilan motorik dan perkembangan seksual), disertai
perubahandalam kemampuan fisik (seperti penurunan fungsi jantung, penglihatan dansebagainya). Selain
itu Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill)dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur dandapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.

Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik dan PsikomotorikTerdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi perkembangan fisik anak usiasekolah, yaitu:a. Keluarga meliputi faktor keturunan
maupun faktor lingkunganb. Gizi, contohnya anak yang memperoleh gizi yang cukup biasanya akan
lebihtinggi tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai taraf remaja dibandingkandengan mereka yang
kurang mendapatkan asupan gizi.c. Gangguan emosional, contohnya anak usia sekolah yang terlalu
seringmengalami gangguan emosional akan menyebabkan terbentuknya steroidadrenal yang berlebihan,
dan ini akan membawa akibat berkurangnyapembentukan hormone pertumbuhan kelenjarpituitari.d. Jenis
kelamin, contohnya anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih beratdaripada anak perempuan.e.
Status sosial ekonomi, contohnya anak yang berasal dari keluarga denganstatus sosial ekonomi rendah
cenderung lebih kecil daripada anak yang berasaldari keluarga yang status sosial-ekonominya tinggi.f.
Kesehatan, contohnya anak yang sehat dan jarang sakit, biasanya akanmemiliki tubuh yang lebih berat
daripada anak yang sering sakit.g. Pengaruh bentuk tubuh bangun/bentuk tubuh, apakah mesamorf,
ektomorf,atau endomorf, akan mempengaruhi besar kecilnya tubuh anak usia sekolah. h. Pertumbuhan
dan perkembangan sistem syaraf (nervous system).Pertumbuhan syaraf dan perkembangan kemampuan
anak membuatintelegensi (kecerdasan) meningkat dan mendorong timbulnya pola-polatingkah laku baru.
Semakin baik perkembangan kemampuan sistem sistemsyaraf anak, akan semakin baik dan beraneka
ragam pula pola-pola tingkahlaku yang dimilikinya. Namun uniknya, berbeda dengan organ tubuh
lainnya,organ sistem syaraf apabila rusak tak dapat diganti atau tumbuh lagi.i. Pertumbuhan otot-otot.
Peningkatan tonus (tegangan otot) anak dapatmenimbulkan perubahan dan peningkatan aneka ragam
kemampuan dankekuatan jasmaninya. Perubahan ini tampak sangat jelas pada anak yang sehatdari tahun
ke tahun dengan semakin banyaknya keterlibatannya dalampermainan yang bermacam-macam atau dalam
membuat kerajinan tanganyang semakin meningkat kualitas dan kuantitasnya dari masa ke
masa.Peningkatan dan pengembangan keterampilan anak tersebut bergantung padakualitas pusat sistem
syaraf dalam otaknya.j. Perkembangan dan perubahan fungsi kelanjar-kelenjar endokrin
(endocrineglands). Berubahnya fungsi kelenjar-kelenjar endokrin seperti adrenal(kelenjar endokrin yang
meliputi bagian atas ginjal dan memroduksibermacam-macam hormon termasuk hormon seks), dan
kelenjar pituitary(kelenjar di bawah bagian otak yang memproduksi dan mengatur berbagaihormon
termasuk hormon pengembang indung telur dan sperma jugamenimbulkan pola-pola baru tingkah laku
anak ketika menginjak remaja.Perubahan fungsi kelenjar-kelenjar endokrin akan mengakibatkan
berubahnyapola sikap dan tingkah laku anak terhadap lawan jenisnya. Perubahan ini dapatberupa
seringnya melakukan kerja sama dalam belajar atau berolahraga,berubahnya gaya dandanan atau
penampilan, dan lain lain. Perubahan polaperilaku yang bermaksud menarik perhatian lawan jenis. Dalam
hal ini,orangtua dan guru bersikap antisipatif terhadap kemungkinan terjadinyapenyimpangan-
penyimpangan perilaku seksual yang tidak dikehendaki demi kelangsungan perkembangan para anak
remaja yang menjadi tanggungjawabnya.k. Perubahan struktur jasmani. Semakin meningkat usia anak
akan semakinmeningkat pula ukuran tinggi dan bobot serta proporsi (perbandingan bagian)tubuh pada
umumnya. Perubahan jasmani ini akan banyak berpengaruhterhadap perkembangan kemampuan dan
kecakapan motor skills anak.Pengaruh perubahan fisik anak juga tampak pada sikap dan
perilakunyaterhadap orang lain, karena perubahan fisik itu sendiri merupakan konsep diri(self-concept)
anak tersebut. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwaperkembangan fisik peserta didik lebih memiliki
signifikasi daripada usiakronologisnya sendiri. Timbulnya kesadaran anak yang berbadan terlalu besardan
tinggi atau terlalu kecil dan rendah jika dibandingkan dengan temanteman sekelasnya mungkin sekali
akan memengaruhi pola sikap danperilakunya baik ketika berada di dalam kelas maupun di luar kelas.
Sikap danperilaku yang berbeda ini bersumber dari positif atau negatifnya konsep diriyang dimiliki.

4).Kesimpulan kelompok 4

“PERKEMBANGAN KOGNITIF”

Secara Bahasa, kata “congnitive” berasal dari kata cognition yang artinya ialahpengertian
atau mengerti. Kognitif dapat dimaknai sebagai sebuah proses yang terjadi secara internal dalam
pusat susunan syarat ketika manusia sedang berpikir. Kemampuan kognitif adalah proses yang
terjadi secara internal di dalam pusat susunan syaraf pada waktu manusia sedang berpikir.
Menurut Abdurrahman kemampuan kognitif berkembang secara bertahap, sejalan dengan
perkembangan fisik dan syaraf-syaraf yang berada di pusat susunan syaraf.Sedangkan menurut
Ahmad Susanto bahwa kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk
menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Kemampuan
kognitif merupakan dasar bagi kemampuan anak untuk berpikir. Jadi proses kognitif
berhubungan dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang menandai seseorang dengan berbagai
minat terutama sekali ditujukan kepada ide-ide belajar.Husdarta dan Nurlan berpendapat bahwa
perkembangan kognitif adalah suatu proses terus menerus, namun hasilnya tidak merupakan
sambungan (kelanjutan) dari hasil-hasil yang telah dicapai sebelumnya. Anak akan melewati
tahapan-tahapan perkembangan kognitif atau periode perkembangan. Setiap periode
perkembangan, anak berusaha mencari keseimbangan antara struktur kognitifnya dengan
pengalaman-pengalaman baru. Ketidakseimbangan memerlukan pengakomodasian baru serta
merupakan transformasi keperiode berikutnya. Kognitif lebih terkait dengan kemampuan anak
untuk menggunakan otaknya secara menyeluruh. Kemampuan yang termasuk dalam aspek
kognitif sangat banyak dan cakupannya pun sangat luas.Berdasarkan beberapa pendapat di atas
dapat diambil pengertian bahwa faktor kognitif mempunyai peranan penting bagi keberhasilan
anak dalam belajar karena sebagian besar aktivitas dalam belajar selalu berhubungan dengan
masalah mengingat dan berpikir. Kemampuan kognitif dimaksudkan agar anak mampu
melakukan eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca inderanya sehingga dengan
pengetahuan yang didapatkannya tersebut anak dapat melangsungkan hidupnya. Sederhananya,
kognitif ialah seluruh aktivitas mental yang membuat seorang individu untuk mampu
menghubungkan, mempertimbangkan, dan menilai suatu peristiwa. Sehingga, individu tersebut
akan mendapatkan pengetahuan setelahnya.

Perkembangan Kognitif Menurut Jean PiagetPiaget lebih menitik beratkan pembahasannya


pada struktur kognitif. Ia meneliti dan menulis subjek perkembangan kognitif ini dari tahun 1927
sampai 1980. Berbeda dengan para ahli-ahli psikologi sebelumnya, ia menyatakan bahwa cara
berfikir anak bukan hanya kurang matang dibandingkan dengan orang dewasa karena kalah
pengetahuan, tetapi juga berbeda secara kualitatif. Menurut penelitiannya juga bahwa tahap-
tahap perkembangan intelektual individu serta perubahan unsur sangat mempengaruhi
kemampuan individu mengamati ilmu pengetahuan. (Laura A. King:152). Piaget mengemukakan
penjelasan struktur kognitif tentang bagaimana anak mengembangkan konsep dunia di sekitar
mereka. (Loward S. Friedman danMiriam W. Schustack. 2006:59). Teori piaget sering disebut
genetic epistimologi (epistomologi genetik) karena teori ini berusaha melacak perkembangan
kemampuan intelektual, bahwa genetic mengacu pada pertumbuhan developmental bukan warisan
biologis (keturunan). (B. R. Hergenhahn dan Mathew H. Olson. 2010:325).

Perkembangan Kognitif adalah perkembangan cara berpikir seseorang yang membuat


seorang individu mampu menghubungkan, mempertimbangkan, dan menilai suatu peristiwa.
Sehingga, individu tersebut akan mendapatkan pengetahuan setelahnya. Menurut Jean Piaget, ia
menyatakan bahwa cara berfikir anak bukan hanya kurang matang dibandingkan dengan orang
dewasa karena kalah pengetahuan, tetapi juga berbeda secara kualitatif. Menurut penelitiannya
juga bahwa tahap-tahap perkembangan intelektual individu serta perubahan unsur sangat
mempengaruhi kemampuan individu mengamati ilmu pengetahuan. Piaget membagi tahapan
perkembangan kognitif menjadi empat yaitu tahap sensori motorik (usia 0–2 tahun), tahap pra-
opersional (usia 2–7 tahun), tahap opersional konkrit (usia 7–11 tahun) dan tahap opersional
formal (usia 11–15 tahun). Tahap sensorimotorik, dalam tahapan ini, bayi menyusun pemahaman
dunia dengan mengoordinasikan pengalaman indra (sensory) mereka dengan gerakan motor (otot).
Tahap pra-operasional adalah tahap pemikiran yang lebih simbolis, tetapi tidak melibatkan
pemikiran operasional. Tahap operasional konkrit, pemikiran operasional konkret mencakup
penggunaan operasi. Penalaran logika menggantikan penalaran intuitif, tetapi hanya dalam situasi
konkret. Kemampuan untuk mengklasifikasikan sesuatu sudah ada, tetapi belum bisa
memecahkan problem-problem abstrak. Tahap operasional formal, pada tahap ini individu sudah
mulai memikirkan pengalaman konkret, dan memikirkannya secara lebih abstrak, idealis dan
logis. Kualitas abstrak dari pemikiran operasional formal tampak jelas dalam pemecahan problem
verbal.

5).Kesimpulan kelompok 5

“TEORI-TEORI PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA DINI”

Pengertian BahasaBahasa merupakan alat komunikasi bagi setiap orang, termasuk anak-anak.
Anakdapat mengembangkan kemampuan sosialnya melalui berbahasa. Keterampilan bergaul dalam
lingkungan sosial dimulai dengan penguasaan kemampuan berbahasa. Melalui bahasa, anak dapat
mengekspresikan pikiran, sehingga orang lainmemahaminya dan menciptakan suatu hubungan sosial.
Jadi, tidaklah mengherankanbahwa bahasa dianggap sebagai salah satu indikator kesuksesan seorang
anak.Bahasa juga merupakan alat komunikasi dengan orang lain dan kemudianberlangsung dalam suatu
interaksi sosial. Bahasa adalah ala tuntuk berfikir,mengekspresikan diri dan berkomunikasi.Ketrampilan
bahasa juga penting dalam rangka pembentukan konsep, informasi dan pemecahan masalah. Melalui
bahasa pula kita dapat memahami komunikasi pikiran dan perasaan.
Teori-Teori Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini1.Teori NativisPara ahli nativis, seperti chomsky
menyatakan bahwa otak manusia memilikikemampuan bawaan untuk menguasai bahasa, maka proses
bayi belajar bahasa samaalmiahnya dengan proses belajar berjalan. Chomsky, howe, dan
maratsosberpandangan bahwa ada keterkaitan antara faktor biologis dan perkembanganbahasa. Mereka
menekankan adanya peran evolusi biologis dalam membentukindividual menjadi makhluk linguistik.
Chomsky mengatakan bahwa individudilahirkan dengan alat penguasaan bahasa (Language Acquisition
Device) danmenemukan sendiri cara kerja bahasa tersebut. Dalam belajar bahasa, individumemiliki
kemampuan tata bahasa bawaan untuk mendektesikategori bahasa tertentu seperti fonologi, sintaksis dan
semantik. Belajar bahasatidakdipengaruhi oleh inteligensi maupun penglaman individu. Para ahli nativis
berpendapat bahwa bahasa merupakan pembawaan dan bersifat alamiah. Mereka menekankan adanya
peran evalusi biologis dalam membentuk individu menjadi makhluklinguistik. Para ahli nativis juga
menjelaskan bahwa kemampuan berbahasa di pengaruhi oleh kematangan seiring dengan pertumbuhan
anak. Pandangan para ahli nativisyang memisahkan antara belajar bahasa dengan perkembangan kognitif
di kritikberkenaan dengan kenyataaan bahwa anak belajar bahasa dari lingkungan sekitarnyadan memiliki
kemampuan untuk mengubah bahasannya jika lingkungannya berubah.

Teori BehavioristikPandangan beberapa ahli teori belajar berpendapat bahwa pada dasarnya
anakdilahirkan dengan tidak membawa kemampuan apapun. Bahasa dipelajari melaluipengkondisian dari
lingkungan dan imitasi(peniruan) dari contoh orang dewasa.Dengan demikian anak harus belajar(dalam
hal ini belajar berbahasa) melalui prosesimitasi dan diberikan Reinforcement (penguat).Skinner
menggunakan teori stimulusrespon dalam menerangkan perkembangan bahasa. Skinner menyatakan
bahwa bahasa di pelajari melalui pembiasaan dari lingkungan dan merupakan hasil imitasiterhadaporang
dewasa. Skinner dkk, mengatakan bahwa pembelajaran bahasa,sepertipembelajaraan lainnya, di dasarkan
pada pengalaman. Merujuk kepada teoripembelajaran klasik, anak belajar bahasa melalui pengkondisian
operan.Menurutkaum behavioris, anak-anak lahir dengan potesi belajardan perilaku mereka dapat
dibentuk dengan memanipulasi lingkungan.Dengan penguat yang benar, kemampuanintektual anak dapat
dikembangkan. Teori yang dikemukakan oleh B.F skinner inilebih menekankan pada kebutuhan
“pemeliharaan” perkembangan intektualdengan memberikan stimulus pada anak dan menguatkan
perilaku anak. Diuraikan(clark dan clark, 1997: dworezky, 1990:gleason, 1998) bahwa seorang
bayisebenarnya masih bersifat pasif, sehingga ia menerima stimulus dari lingkungannyadan kemampuan
berkomunikasi melalui bahasa yang ditentukan oleh stimulus darilingkunagnnya dan kemampuan [12.26,
30/5/2022] RIZALDI: berkomunikasi melalui bahasa yang ditentukan oleh stimulus dan peniruan.Jadi,
kemampuan bahasa anak ditentukan oleh lamanya latihandaristimulus yang diberikan, sehingga
kemampuan bahasa anak tidak berlandaskanpada penguasaan kaidah, namun berdasarkan pada apa yang
diperolehnya. Olehkarena itu, menurut skinner perlu adanya suatu latihan dan pengarahan.
Maksudnyabahwa dalam belajar perlu adanya kondisilatihan bahkan perlu adanya “operan” yaitusuatu
kondisi yang ada karena kebutuhan. Pengarah juga dibutuhkan dalam upaya ini,agar tujuan tercapai.

Teori Kognitif Menurut paget berpikir sebagai prasyarat berbahasa, terus berkembangsebagai hasil
dari pengalaman dan penalaran. Perkembangan bahasa bersifat progresifdan terjadi pada setiap tahap
perkembangan. Perkembangan anak secara umum danperkembangan bahasa awal anak berkaitan erat
dengan berbagai kegiatan anak, objekdan kejadian yangmereka alami dengan menyentuh, mendengar,
melihat danmembau.Teori kognitif memandang bahwa perkembangan aspek bahasa tidakterlepas dari
konteks sosial dan perkembangan kognitif anak. Perkembangan kognitifberhubungan erat dengan
perkembangan bahasa karena awal perkembangan bahasaberada pada stadium sensori motorik yaitu
ketika anak berusia sekitar 8 bulan.

Dari penjelasan diatas bahwa :Perkembangan bahasa anak usia dini merupakan suatu perubahan
progresif, adaptasi,secara teratur karena proses kematangan dan pengalaman disertai dengan tanda
bunyiatau lambang bunyi dan disepakati untuk dijadikan alat komunikasi sertamengidentifikasi diri yang
terjadi sepanjang rentang kehidupan manusia.

6).Kesimpulan kelompok 6

“TEORI PERKEMBANGAN EMOSI”

Pengertian perkembangan Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill)


dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan,
sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh,
jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-
masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku
sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 1995). Perkembangan dapat diartikan
sebagai “perubahan yang progresif dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir
sampai mati”. Pengertian lain dari perkembangan adalah perubahanperubahan yang dialami individu atau
organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturtion) yang berlangsung secara
sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik menyamgkut fisik (jasmaniah) maupun psikis
(rohaniah) (Syamsu, 2008).

PENGERTIAN EMOSI Istilah emosi berasal dari kata emotus atau emovere atau mencerca (to stir
up) yang berarti sesuatu yang mendorong terhadap sesuatu, missal emosi gembiramendorong untuk
tertawa, atau dengan perkataan lain emosi didefinisikan sebagaisuatu keadaan gejolak penyesuaian diri
yang berasal dari dalam dan melibatkanhamper keseluruhan diri individu (Sujiono, 2005). Menurut
Sarlito WirawanSartono berpendapat bahwa emosi merupakan setiap keadaan pada diri seseorangyang
disertai warna afekti. Yang dimaksud warna efektif ini adalah perasaanperasaan tertentu yang dialami
pada saat menghadapi (menghayati) suatu situasitertentu contohnya: gembira, bahagia, takut dan lain-lain.
Sedangkan menurutGoleman Bahasa emosi merujuk pada suatu perasaan atau pikiran. Pikirankhasnya,
suatu keadaan biologis dan psikologis serta rangkaian kecenderunganuntuk bertindak (Syamsu,
2008).Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas maka dapat disimpulkanbahwa emosi adalah suatu
keadaan yang kompleksi dapat berupa perasaan /pikiran yang di tandai oleh perubahan biologis yang
muncul dari perilakuseseorang. Pengelompokan Emosi Emosi dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian,
yaitu emosi sensoris dan emosi kejiwaan (psikis). a. Emosi Sensoris, yaitu emosi yang ditimbulkan oleh
rangsangan dari luar terhadap tubuh, seperti rasa dingin, manis, sakit, lelah, kenyang dan lapar. b. Emosi
Psikis, yaitu emosi yang mempunyai alasan – alasan kejiwaan.

Emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang
keadaan mental dan fisik dan berwujud saatu tingkah laku yang tampak. Jadi emosi adalah pengalaman
afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud
suatu tingkah laku yang tampak.Bentuk-bentuk emosi antara in anurah, sedih, rasa takut, kenikmatan,
cintu terkejut. jengkel, dan mah.emosi sanga berhubungan erat dengan tingkah laku man Gangguan emosi
juga dapat menjadi penyebab kesultan bicara. Hambatan-hambatan dalam berbicara tertentu telah
ditemukan bahwa tidak disebabkan oleh kelainan dalam organ berbicara Ketegangan emosional yang
cukup la mangkin menyebabkan seicoming gatap.

7).Kesimpulan kelompok 7

“PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEPRIBADIAN”

Pengertian Perkembangan Sosial Secara LengkapPerkembangan sosial adalah perolehan perilaku


yang sesuai dengan tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu bermasyarakat (sozialized) memerlukan
tiga proses. Masing-masing proses terpisah dan sangat berbeda satu sama yang lain, tapi saling berkaitan,
sehingga kegagalan dalam satu proses akan menurunkan kadar sosialisasi inividu. Perkembangan sosial
adalah perkembangan perilaku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan-aturan masyarakat dimana
anak itu berada. Perkembangan sosial diperoleh anak melalui kematangan dan kesempatan belajar dari
berbagai respons terhadap dirinya. Perkembangan sosial merupakan proses pembentukan social self
(pribadi dalam masyarakat), yakni pribadi dalam keluarga, budaya, bangsa, dan seterusnya. Dapat
dipahami bahwa perkembangan sosial adalah perkembangan yang menuntut suatu individu agar dapat
berkembang dengan bersosial atau bermasyarakat dan mampu beradaptasi pada lingkungan masyarakat
dengan mengikuti aturan-aturan dalam masyarakat tersebut. Perkembangan sosial juga pembentukan diri
pribadi dalam lingkungan sosial yang dari lingkungan yang kecil dari keluarga hingga ke lingkungan
masyarakat yang lebih luas seperti lingkungan budaya dan bangsa.Perkembangan sosial Peserta Didik,
Perkembangan sosial menurut Hurlock, (1998: 250) adalah kemampuan anak untuk berinteraksi dengan
lingkungannya, bagaimana anak tersebut memahami keadaan lingkungan dan mempengaruhinya dalam
berperilaku baik kepada dirinya sendiri maupun kepada orang lain. .Dari pernyataan ini dapat ditegaskan
bahwa perkembangan sosial peserta didik merupakan kemampuan peserta didik untuk menyesuaikan diri
terhadap norma-norma dan tradisi yang berlaku pada kelompok atau masyarakat, kemampuan untuk
saling berkomunikasi dan kerja sama. Perkembangan sosial peserta didik dapat diketahui/dilihat dari
tingkatan kemampuannya dalam berinteraksi dengan orang lain dan menjadi masyarakat di
lingkungannya.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan SosialKehidupan sosial pada jenjang remaja


ditandai dengan menonjolnya fungsi intelektual dan emosional. Seseorang remaja dpat mengalami sikap
hubungan sosial yang bersifat tertutup sehubungan dengan masalah yang dialami remaja. Keadaan atau
peristiwa ini dinyatakan bahwa anak telah dapat mengalami krisis identitas. Bagaimana seorang remaja
dapat mengembangkan pribadi dan identitasnya dapat diakibatkan oleh berberapa faktor, yaitu: Faktor
HereditasDalam hal ini, perkembangan sosial itu sendiri didapatkan semenjak lahir yang berasal dari
orang tua kandung yang melahirkan. Yang berarti, perkembangan sosial seseorang didapatkan oleh
karena faktor biologis yang diturunkan oleh orang tua yang kedepannya akan terus berkembang.  Faktor
LingkunganFaktor utama yang dimana perkembangan sosial suatu individu ditentukan oleh lingkungan
hidup seseorang yang akan mempengaruhi emosi dan perilaku seseorang. Ada berberapa faktor
lingkungan yang mempengaruhi perkembangan sosial seseorang yaitu keluarga, pendidikan dan
masyarakat. Faktor UmumMerupakan faktor campuran antara faktor lingkungan dan faktor
hereditas.Faktor umum juga tergolong dari kedua faktor di atas.Perkembangan sosial merupakan
pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk
menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi, meleburkan diri menjadi suatu
kesatuan, saling berkomunikasi dan bekerja sama. Anak dilahirkan belum bersifat sosial. . Dalam arti, dia
belum memiliki kemampuan untuk bergaul dengan orang lain. Untuk mencapai kematangan sosial,anak
harus belajar tentang cara-cara menyesuaikan diri dengan orang lain.Kemampuan ini diperoleh anak
melalui berbagai kesempatan atau pengalaman bergaul dengan orang-oran dilingkungannya, baik orang
tua, saudara, teman sebaya maupun orang dewasa lainnya. Proses sosialisasi itu sebagai proses belajar
yang membimbing anak ke arah perkembangan kepribadian sosial sehingga dapat menjadi anggota
masyarakat yang bertanggung jawab dan efektif.

Perkembangan sosial adalah perkembangan perilaku anak dalam menyesuaikan diri dengan
aturan-aturan masyarakat dimana anak itu berada. Perkembangan sosial diperoleh anak melalui
kematangan dan kesempatan belajar dari berbagai respons terhadap dirinya. Perkembangan sosial
merupakan proses pembentukan social self (pribadi dalam masyarakat), yakni pribadi dalam keluarga,
budaya, bangsa, dan seterusnya.Kepribadian yaitu suatu organisasi yang unik (khas) pada diri setiap
individu yang ditentukan atau dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan dan lingkungan, sehingga menjadi
penentu atau pengaruh tingkah laku.Perkembangan kepribadian seseorang mengalami suatu tahapan-
tahapan yang diawali dari struktur fisik yang tumbuh dan berkembang. Bersamaan dengan itu
berkembang pula tingkat kecerdasan atau kebodohan psikis individu menentukan penyesuaian diri di
lingkungan kepemilikan bakat akan mempengaruhi tendensi bertingkah laku.Selama proses belajar
berlangsung, pengembangan kepribadian peserta didik pun ikut berubah. Faktor-faktor yang
mempengaruhinya adalah faktor bawaan, termasuk sifat-sifat yang diturunkan kepada anaknya,
pengalaman awal dalam lingkungan keluarga ketika anak masih kecil pengalaman kehidupan selanjutnya
dapat memperkuat konsep diri dan dasar kepribadian yang sudah ada. Begitu banyak tipe dan
karakteristik dari kepribadian dan tiap individu.Dan setiap orang memiliki kepribadian yang tidak sama,
sehingga dengan ketidaksamaan tiap individu, para pendidik harus bisa memahami kepribadian masing-
masing agar prestasi peserta didik satu dengan peserta lainnya mempunyai peluang yang sama tanpa
membuat kepribadian buruk mereka muncul.

8).Kesimpulan kelompok 8

“PERKEMBANGAN NILAI DAN MORAL”

Pengertian nilaiNilai atau value (bahasa Inggris) atau valere (bahasa Latin) berarti berguna,
mampu akan, berdaya, berlaku, dan kuat. Nilai adalah kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu dapat
disukai, diinginkan, berguna, dihargai, dan dapat menjadi objek kepentingan. Dalam kamus bahasa
Indonesia, nilai adalah harga, angka kepandaian. Adapun menurut Spranger, nilai diartikan sebagai suatu
tatanan yang dijadikan panduan oleh individu untuk menimbang dan memilih alternatif keputusan dalam
situasi sosial tertentu. Di antara definisi nilai yang dikemukakan oleh para ahli, menurut Spranger, dalam
Muhamd Ali (220), nilai diartikan sebagai suatu tatanan yang dijadikan panduan oleh individu untuk
menimbang dan memilih alternative keputusan dalam situasi social tertentu. Nilai dalam kehidupan
adalah norma-norma yang berlaku dalam masyarakat seperti adat dan kebiasaan sopan santun.Menurut
Harrocks(2006), nilai merupakan sesuatu yang memungkinkan individu atau kelompok sosial membuat
keputusan mengenai apa yang dibutuhkan atau sebagai suatu yang ingin dicapai.Dalam buku psikologi
perkembangan peserta didik oleh Prof. Sinolungan mengatakan nilai adalah suatu yang diyakini
kebenarannya, dipercayai dan dirasakan kegunaannya, serta diwujudkan dalam sikap atau perilakunya.
Jadi, nilai bersifat normatif, suatu keharusan yang menuntut diwujudkan dalam tingkah laku, misalnya
nilai kesopanan dan kesederhanaan.

Pengertian moralIstilah moral berasal dari kata Latin, mores, yang artinya tata cara dalam
kehidupan, adat istiadat, atau kebiasaan. Menurut Purwadarminto, dalam Senarto (2008), moral adalah
ajaran tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan , akhlak, kewajiban, dan sebagainya. Moral merupakan
kaidah norma dan pranata yang mengatur perilaku individu dalam hubungannya dengan kelompok social
danmasyarakat. Menurut Rogers, dalam Sunarto (2008), moral merupakan standar baik-buruk yang
ditentukan bagi indivisu oleh nilai-nilai social budaya dimana indibidu sebagai anggota social. Moralitas
merupakan aspek kepribadian yang diperlukan seseorang dalam kaitannya dengan kehidupan social
secara harmonis, adil, dan seimbang. Perilaku moral diperlukan demi terwujudnya kehidupan yang damai
penuhketertauran, ketertiban, dan keharmonisan.Istilah moral kadang-kadang dipergunakan sebagai kata
yang sama artinya dengan etika. Secara etimologi kata etika sama dengan etimologi kata moral karena
keduanya berasal dari kata yang berarti adat kebiasaan. Hanya bahasa asalnya yang berbeda, yaitu etika
berasal dari bahasa Yunani, sedangkan moral dari bahasa Latin. Jika sekarang hendak memandang arti
kata moral maka perlu disimpulkan artinya sama dengan etika,yaitu nilain dan norma yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN NILAI DAN


MORALFaktor lingkungan yang berpengaruh terhadap perkembangan nilai, dan moral individu
mencakup aspek psikologis, sosial, budaya, dan fisik kebendaan, baik yang terdapat dalam lingkungan
keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Kondisi psikologis, pola interaksi, pola kehidupan beragama,
berbagai sarana rekreasi yang tersedia dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat akan
mempengaruhi perkembangan nilai dan moral individu yang tumbuh dan berkembang di dalam
dirinya.BErikut ini faktorfaktor yang mempengaruhi nilai dan moral dalam kehidupan.1. Lingkungan
KeluargaKeluarga sebagai lingkungan pertama yang mempengaruhi perkembangan nilai, moral dan sikap
seseorang. Biasanya tingkah laku seseorang berasal dari bawaan ajaran orang tuanya. Orang-orang yang
tidak memiliki hubungan yang harmonis dengan orang tuanya di masa kecil, kemungkinan besar mereka
tidak mampu mengembangkan superegonya sehingga mereka bias menjadi orang yang sering melakukan
pelanggaran norma.2. Lingkungan SekolahDi sekolah, anak-anak mempelajari nilai-nilai norma yang
berlaku di masyarakat sehingga mereka juga dapat menentukan mana tindakan yang baik dan boleh
dilakukan. Tentunya dengan bimbingan guru. Anak-anak cenderung menjadikan guru sebagai model
dalam bertingkah laku, oleh karena itu seorang guru harus memiliki moral yang baik.3. Lingkungan
Pergaulan Dalam pengembangan kepribadian, factor lingkungan pergaulan juga turut mempengaruhi
nilai dan moral seseorang. Pada masa remaja, biasanya seseorang selalu ingin mencoba suatu hal yang
baru. Dan selalu ada rasa tidak enak apabila menolak ajakan teman. Bahkan terkadang seorang teman
juga bisa dijadikan panutan baginya.4. Lingkungan MasyarakatMasyarakat sendiri juga memiliki
pengaruh yang penting terhadap pembentukan moral. Tingkah laku yang terkendali disebabkan oleh
adanya control dari masyarakat itu sendiri yang mempunyai sanksi-sanksi tersendiri untuk pelanggar-
pelanggarnya.Pengaruh dari kecanggihan teknologi juga memiliki pengaruh kuat terhadap terwujudnya
suatu nilai. Di era sekarang, remaja banyak menggunakan teknologi untuk belajar maupun hiburan.
Contoh: internet memiliki fasilitas yang menwarkan berbagai informasi yang dapat diakses secara
langsung.
Pada dasarnya antara nilai dan moral sangat sulit untuk dapat dibedakan. Namun dapat diambil
kesimpulan bahwa nilai merupakan dasar pertimbangan bagi individu untuk melakukan sesuatu dan moral
merupakan perilaku yang seharusnya dilakukan atau dihindari.Nilai dan moral sama-sama berfungsi
mengingatkan manusia untuk melakukan kebaikan demi diri sendiri dan sesama sebagai bagian dari
masyarakat. Dalam pembentukan nilai dan moral selallu ada faktor yang mempengaruhinya seperti
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, pergaulan, lingkungan masyarakat dan teknologi. Anak mulai
mengenal konsep nilai dan moral pertama kali dari lingkungan keluarga. Pada mulanya mungkin anak
tidak mengerti konsep nilai dan moral ini, tetapi lambat laun anak akan memahaminya. Pada usia sekolah
dasar, anak sudah dapat mengikuti pertautan atau tuntutan dari orang tua atau lingkungan sosialnya. Pada
akhir usia ini, anak sudah memahami alasan yang mendasari suatu peraturan.

9).Kesimpulan kelompok 9

“PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEPRIBADIAN”

Kemampuan hubungan sosial individu berkembang karena adanya dorongan rasa ingin tahu
terhadap segala sesuatu yang ada di dunia sekitarnya. Dalam perkembangannya, setiap individu ingin tahu
bagaimanakah cara melakukan hubungan secara baik dan aman dengan dunia sekitarnya, baik yang
bersifat fisik maupun sosial. Hubungan sosial dapat diartikan sebagai cara-cara individu bereaksi terhadap
orang-orang disekitarnya dan bagaimanakah pengaruh hubungan itu terhadap dirinya. Dalam hubungan
sosial ini menyangkut juga penyesuaian diri terhadap lingkungan, seperti makan dan minum sendiri,
berpakaian sendiri, mentaati peraturan, membangun komitmen bersama dalam kelompok atau
organisasinya, dan sejenisnya.Secara teoritis, hubungan sosial ini mula-mula dimulai dari lingkungan
rumah sendiri kemudian berkembang ke lingkungan sekolah, dan dilanjutkan kepada lingkungan yang
lebih luas lagi yaitu tempat berkumpulnya teman sebaya. Namun kenyataannya, yang sering terjadi adalah
bahwa hubungan sosial anak dimulai dari rumah, kemudian dilanjutkan dengan teman sebaya, baru
kemudian dengan teman sebaya, baru kemudian dengan teman-temannya di sekolah. Keluarga
merupakam peletak dasar hubungan sosial anak dan yang terpenting adalah pola asuh orang tua terhadap
anak.A.Pengaruh Hubungan Sosial Teradap Tingkah Laku Hubungan sosial memiliki pengaruh yang
sangat besar terhadap tingkah laku individu. Hubungan sosial individu dimulai sejak individu lahir,
hubungan bayi dengan orang disekitarnya, terutama ibu, memiliki arti yang sangat penting. Hubungan ini
paling dirasakan kehangatannnya dan kemudian menjadi pengalaman hubungan sosial yang amat
mendalam adalah melalui sentuhan ibu terhadap anak bayi, terutama saat menyusui. Kasih saying ibu ini
memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan jiwa anak di kemudian hari.Pada usia enam bulan bayi
mulai mengenal orang-orang di sekitarnya dan membedakan orang-orang yang asing baginya. Hal ini
penting karena dengan hal tersebut bayi dapat membedakan antara orang-orang yang dirasakan memiliki
hubungan mendalam dangan dirinya dan orang-orang lain yang dirasakan hubungannya hanya bersifat
sebentar saja.

Pengertian Perkembangan SosialPerkembangan sosial peserta didik adalah tingkatan jalinan


interaksi anak dengan orang lain, mulai dari orang tua, saudara, teman bermain, hingga masyarakat secara
luas. Berikut pengertian perkembangan sosial menurut beberapa ahli:Perkembangan sosial adalah
kemajuan yang progresif melalui kegiatan yang terarah dari individu dalam pemahaman atas warisan
sosial dan formasi pola tingkah lakunya yang luwes. Hal itu disebabkan oleh adanya kesesuaian yang
layak antara dirinya dengan warisan sosial itu.Menurut Elizabeth B. Hurlock, perkembangan sosial adalah
kemampuan seseorang dalam bersikap atau tata cara perilakunya dalam berinteraksi dengan unsur
sosialisasi di masyarakat.Singgih D Gunarsah, perkembangan sosial merupakan kegiatan manusia sejak
lahir, dewasa, sampai akhir hidupnya akan terus melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan
sosialnya yang menyangkut norma-norma dan sosial budaya masyarakatnya.B. Proses Perkembangan
SosialBerikut ini terori perkembangan sosial menurut Erik Erikson yang tergambar pada tahaptahap
perkembangan anak

Pengertian Perkembangan Kepribadian Definisi dari perkembangan menurut Kamus Besar


Bahasa Indonesia adalah suatu perubahan menjadi bertambah sempurna dalam hal pikiran atau akal,
pengetahuan, dan lain sebagainya.Pengertian perkembangan menunjuk pada suatu proses kearah yang
lebih baik atau sempurna dan tidak begitu saja dapat di ulang lagi. Perkembangan menunjuk ada
perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat di putar kembali.Perkembangan juga berkaitan daengan
belajar khususnya mengenai isi proses perkembangan, apa yang berkembang berkaitan dengan perilaku
belajar. Dengan demikian perkembangan dapat diartikan sebagai proses yang kekal dan tetap yang
menuju kea rah suatu organisasi pada tingkat intergrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan,
pemasakan dan belajar. Suatu devinisi yang relevan yang dikemukakan oleh Monks sebagai berikut :
Perkembangan psikologis merupakan suatu proses yang dinamis. Dalam proses 7tersebut sifat individu
dan sifat lingkungan menentukan tingkah laku apa yang akan menjadi actual dan terwujud.Sedangkan
definisi dari kepribadian berdasarkan Kamus Besar Bahasa yakni keadaan manusia sebagai perseorangan
atau keseluruhan sifat-sifat yang merupakan watak-watak seseorang.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan


bahwaPerkembangan sosial anak sangatlah penting bagi pertumbuhan dan proses kematangan anak
menuju tahap kedewasaan. Perkembangan sosial yang baik dimulai dari proses sosialisasi anak dengan
lingkungan yang akan memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi anak di masa depan. Kemampuan
anak dalam berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain sehingga dapat menjadi bagian dari
masyarakat disebut dengan keterampilan sense of community.Perkembangan kepribadian remaja sangan
berpengaruh terhadap bagaimanapendidikannya itu sendiri. Dalam implikasinya perkembangan
kepribadian dan pendidikan terbagi menjadi perkembangan kepribadian mempengaruhi pendidikan dan
pendidikan mempengaruhi perkembangan kepribadian. Hal ini biasanya dapat dijelaskan dengan
bagaimana sikap orang tersebut dalam memahami materi pelajaran dan juga sikapnya di dalam kelas.
Kepribadian seseorang juga dapat menunjukkan tingkat kecerdasan orang tersebut. Dalm hal ini bukanlah
seseorang yang selalu bersifat ramah akan mendapatkan pencapaian yang baik dalam proses belajar, akan
tetapi bagaimana sikapnya dalam memhami materi pelajaran yang disampaikan oleh pendidik. Sehingga
terkadang orang yang dianggap kurang ramah akan mendapatkan hasil yang baik dalam memahami suatu
materi pelajaran.

You might also like