You are on page 1of 17

TUGAS MAKALAH EKONOMI

KRISIS EKONOMI DAN RESESI EKONOMI

Tahun Pelajaran 2022-2023

Nama Kelompok:

1. Dewa Kadek Agus Nugraha Wiguna (1)

2. Gede Very Swardinata(2)

3. Ida Ayu Komang Apriliani (7)

4. Ketut Alex Sander (19)

5. Komang Pajar Januarta(24)

6. Ni Putu Nila Mirayani(28)

7. Ni Pitu Seri Yuliantini(29)


KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat tuhan yang maha esa atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Banjar 24 oktober 2022

Penyusun
Daftar isi

Kata pengantar............i

Daftar isi.......................!

BAB I PENDAHULUAN............1

1.1 Latar belakang....1

1.2 Rumusan Masalah....1

1.3 Tujuan Masalah....2

1.4 Manfaat Penelitian....2

BAB II PEMBAHASAN....3

2.1 Krisis Ekonomi..3

2.1.1 pengertian Krisis Ekonomi...3

2.1.2 Penyebab terjadinya Krisis ekonomi ..4

2.1.3 Dampak krisis ekonomi 4

2.1.4 Krisis Ekonomi di Indonesia...4

2.1.5 Cara menyikapi krisis ekonomi ....5

2.2 Resesi Ekonomi..6

2.2.1 Pengertian resesi ekonomi ..6

2.2.2 Penyebab resesi ekonomi..7

2.2.3 Dampak resesi ekonomi...7

2.2.4 Solusi untuk mengatasi resesi ekonomi ...8.

BAB III PENUTUP..........9

3.1 Kesimpulan dan Saran......

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Krisis ekonomi dan resesi ekonomi yang terjadi di Indonesia telah sukses menghancurkan sendi-sendi
perekonomian masyarakat, banyak pengusaha kecil dan menengah yang gulung tikar terkena dampak
krisis ekonomi tersebut. Apalagi masyarakat Indonesia banyak yang bergerak dibidang industri usaha
kecil dan menengah, tentu saja hal ini semakin menambah ketidakmampuan masyarakat kecil dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kehidupan pokok lebih-lebih kebutuhan sekunder yang
disebabkan oleh tidak mempunyai mata pencaharian yang layak. Akibatnya, berbagai permasalahan
sosial maupun ekonomi mencuat kepermukaan, salah satunya diantaranya adalah fenomena kemiskinan
yang semakin meningkat diberbagai daerah khususnya di Jawa Timur, maka pengembangan masyarakat
merupakan suatu gerakan guna menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat dengan
partisipasinya yang aktif.

Pemberdayaan masyarakat sendiri merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat, lewat


perwujudan potensi kemampuan yang mereka miliki, dalam hal ini,
konsep pemberdayaan dapat dilihat dari tiga sisi. Pertama, pemberdayaan dengan menciptakan suasana
atau iklim yang berkembang. Kedua, pemberdayaan untuk memperkuat potensi ekonomi atau daya
yang dimiliki masyarakat. Dalam rangka memperkuat potensi ini, upaya yang amat pokok adalah
peningkatan taraf pendidikan, derajat kesehatan, serta akses terhadap sumber-sumber kemajuan
ekonomi, seperti modal, teknologi, informasi, dan pasar. Ketiga, pemberdayaan melalui ekonomi rakyat,
dengan cara melindungi dan mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang, serta menciptakan
kebersamaan dan kemitraan antara yang
sudah maju dengan yang belum berkembang.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Krisis Ekonomi dan Resesi Ekonomi serta apa penyebabnya?

2. Bagaimana cara menyikapi serta mengatasi Krisis Ekonomi dan Resesi Ekonomi di Indonesia?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian serta penyebab dari krisis ekonomi & resesi ekonomi.

2. Untuk mengetahui bagaimana cara dan sikap yang perlu dilakukan untuk mengatasi krisis ekonomi
dan resesi ekonomi.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan referensi mengenai
materi krisis ekonomi dan resesi ekonomi.

2. Dapat dijadikan penelitian lebih lanjut bagi yang berkepentingan dalam masalah yang sama.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 KRISIS EKONOMI

2.1.1 PENGERTIAN KRISIS EKONOMI

krisis ekonomi adalah suatu kondisi yang mana perekonomian dalam suatu negara mengalami
penurunan yang sangat signifikan. Umumnya, negara yang mengalami kondisi tersebut akan mengalami
penurunan produk domestik bruto, menurunnya harga properti dan saham, dan juga tingginya angka
inflasi.

Kondisi ini memang sangatlah menakutkan, karena akan ada banyak sekali orang yang dirugikan. Dikutip
dari laman Detik, gejala yang hadir saat krisis ekonomi umumnya diawali dengan penurunan belanja dari
pihak pemerintah. Lalu, persentase pengangguran yang melebihi 50 % dari jumlah tenaga kerja yang
ada.

Selain itu, akan terjadi juga kenaikan pada harga pokok yang tinggi, menurunnya konsumsi masyarakat,
menurunnya nilai tukar yang sulit dikontrol, dan penurunan perkembangan ekonomi yang sangat
signifikan.

22.1.2 Penyebab Terjadinya Krisis Ekonomi

Setelah kita mengetahui pengertian sebenarnya dari krisis ekonomi, maka kita juga harus mengetahui
penyebab terjadinya krisis ekonomi.

1. Utang Negara Yang Berlebihan

Masih dikutip dari laman Detik, salah satu penyebab kenapa krisis ekonomi bisa terjadi adalah karena
menumpuknya beban utang negara, sehingga negara pun sudah tidak mampu lagi membayarnya.

Hal ini akan sama seperti suatu perusahaan. Bila perusahaan sudah memiliki banyak utang dan tidak bisa
membayarnya, maka bisa kita pastikan perusahaan tersebut mengalami kebangkrutan.

2. Tingginya Laju inflasi

Inflasi adalah suatu peristiwa yang mana harga barang dan jasa mengalami peningkatan harga dalam
waktu yang sangat panjang. Umumnya, inflasi ini tidak selalu dipandang negatif, tergantung pada tinggi
atau rendahnya tingkat persentase inflasi.

Namun, bila inflasi tersebut terjadi dalam waktu yang lama dan mengalami laju yang sangat tinggi, maka
hal tersebut akan menyebabkan nilai mata uang menjadi rendah dan membuat perekonomian dalam
suatu negara memburuk.
3. Macetnya Perkembangan Ekonomi

Penyebab krisis ekonomi lainnya adalah perkembangan ekonomi pada suatu negara yang tidak turut
jalan atau macet. Memburuknya laju perkembangan tersebut, memungkinkan negara masuk kedalam
jurang krisis ekonomi.

Salah satu contoh sederhana dari lambatnya laju perkembangan laju ekonomi dari suatu negara adalah
karena adanya pandemi virus corona. Beberapa negara bahkan ada yang sudah mengalami resesi dari
adanya pandemi ini.

Seperti yang sudah kita jelaskan sebelumnya, pada kuartal II, III, dan IV tahun 2020 lalu perkembangan
ekonomi di mengalami hasil yang negatif dan mengalami resesi.

Walaupun begitu, pemerintah terus berusaha untuk keluar dari jurang resesi dengan melakukan
berbagai kebijakan ekonomi tertentu.

2.1.3 DAMPAK KRISIS EKONOMI

Krisis ekonomi bisa memberikan efek yang sangat besar untuk negara dan untuk semua pihak di
dalamnya. Dilansir dari laman Detik, saat suatu negara sedang mengalami krisis ekonomi, bisa dipastikan
akan banyak perusahaan yang melakukan PHK pada karyawannya.

Hal ini dilakukan karena perusahaan tidak mempunyai dana yang cukup untuk memberikan gaji pada
karyawan. Berdasarkan kondisi tersebut, maka bisa dipastikan juga tingkat pengangguran akan semakin
meningkat. Setelah itu, angka kemiskinan pun akan turut meningkat karena banyak orang yang tidak lagi
mempunyai pendapatan.

Selain itu, pihak pemerintah juga akan dipastikan kesulitan dalam memenuhi keperluan belanja
negaranya. Ditambah lagi dengan adanya masyarakat yang kesulitan dalam memenuhi kehidupan
sehari-hari karena harga kebutuhan yang naik secara tajam.

Berdasarkan efek tersebut, krisis ekonomi memang akan selalu menjadi hal yang sangat menakutkan
bagi suatu negara. Bila memang terjadi, maka bisa dipastikan kondisi akan semakin kacau. Bahkan, bisa
jadi akan ada penjarahan dan juga perampokan di mana-mana.

2.1.4 CARA MENGATASI KRISIS EKONOM

Hal-hal yang Harus Dilakukan Ketika Krisis Ekonomi :

1. Mempersiapkan keuangan
Keuangan menjadi sangat krusial ketika menghadapi krisis ekonomi. Untuk itu, Anda harus bisa
mempersiapkan keuangan agar bisa tetap berusahaa keras melewati kondisi ekonomi yang
semakin tidak menentu. Bukan hanya untuk Anda yang sedang mengandalkan gaji dari
pekerjaan saja, namun untuk Anda para wirausahawan juga. Krisis ekonomi ini akan banyak
menampar sebagian besar sektor industri dalam segala skala bisnis.

2. Mengurangi Utang

Harus Anda sadari dari awal bahwa dalam kondisi krisis ekonomi semua orang akan memiliki
risiko kehilangan pekerjaan dan berbagai asetnya seperti rumah dan kendaraan yang
disebabkan oleh utang. Untuk itu, cobalah untuk mengurangi dan segera melunasi utang yang
masih tersisa sebagai upaya menghadapi krisis ekonomi.

Bayarlah utang yang memiliki tingkat bunga paling tinggi lebih dahulu. Hal ini akan bisa
mengurangi beban biaya bunga yang harus Anda bayar dalam jangka waktu yang panjan. Bila
Anda berhasil melunasinya, maka Anda sudah tidak perlu lagi khawatir cara membayar utang
ketika kehilangan pekerjaan karena krisis ekonomi.

3. Mencari penghasilan tambahan

Dalam kondisi krisis ekonomi, menjadi korban PHK memang sangatlah tidak menyenangkan.
Lalu, bagaimana cara membiaya hidup dan juga memenuhi kebutuhan pokok bila sumber
penghasilan sudah terenggut? Caranya adalah dengan meningkatkan keterampilan Anda,
sehingga Anda bisa melakukan kreasi agar bisa memperoleh sumber penghasilan tambahan.

Anda bisa memulainya dengan melakukan bisnis rumahan seperti warung makan, snack
ataupun cemilan, jasa laundry, jual beli pulsa, dll.

4. Diversifikasi aset yang dimiliki

Aset akan menjadi suatu komponen yang sangat penting untuk menghadapi badai krisis
ekonomi. Saat industri perbankan sedang kolaps karena mengalami kredit macet, maka
rekening simpanan, baik itu dalam bentuk tabungan atau deposito, umumnya akan sulit untuk
diakses dan dicairkan dalam kurun waktu yang cepat.

5. Memperkuat Hubungan Dengan Keluarga Dan Masyarakat Sekitar

Disadari ataupun tidak, kondisi badai krisis ekonomi mampu mengubah kehidupan seseorang
yang awalnya sangat kaya raya menjadi sangat miskin dalam waktu yang singkat. Kehilangan
sejumlah materi berupa aset berharga jelas akan sangat mengguncang jiwa mereka yang
mengalaminya. Untuk itu dukungan emosional dari keluarga dan masyarakat sekitar akan
sangat penting sekali.

6. Menjaga kesehatan

Menjaga kesehatan fisik dan psikologis saat terjadi badai krisis tak kalah pentingnya untuk
dilakukan. Kondisi fisik yang kuat akan mendorong jiwa yang kuat, sehingga Anda bisa
mengurangi beban stress karena kondisi ekonomi yang sedang tidak menentu.

5. Menjaga Keamanan Rumah dan Keluarga

Kondisi krisis ekonomi bisa memicu adanya aksi huru-hara, kejahatan, dan juga kekerasan.
Menurunnya daya beli dan meningkatnya biaya hidup tak jarang akan mendorong manusia
untuk melakukan hal nekat, seperti mencuri, mencopet, dan melakukan penjarahan. Kondisi ini
jelas akan mengganggu kondisi stabilitas keamanan yang sangat meresahkan masyarakat.
Untuk itu, menjaga keaman rumah dan juga keluarga sangat penting untuk dilakukan.

7. Menyimpan Stok Makanan

Krisis ekonomi umumnya terjadi karena adanya kelangkaan bahan pokok makanan. Kalaupun
ada, harganya akan sangat mahal. Untuk bisa menyiasatinya, Anda bisa menyimpan stok
makanan Anda sebelum badai krisis ekonomi datang. Namun, Anda tidak perlu stok makanan
dengan jumlah yang berlebihan. Jenis makanan yang di stok juga yang tidak gampang busuk
saat disimpan di suhu ruang. Makanan tersebut bisa berupa makanan kaleng, mie, susu,
makanan kering, makanan beku, dll.

2.2 RESESI EKONOMI

2.2.1 PENGERTIAN RESESI EKONOMI


Resesi sebagai penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan dalam waktu yang stagnan dan
lama, dimulai dari berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Resesi juga berarti kontraksi besar-
besaran dalam hal kegiatan ekonomi.

Para ahli menyatakan resesi terjadi ketika ekonomi suatu negara mengalami peningkatan dalam
jumlah pengangguran, penurunan ritel, produk domestik bruto (PDB) yang negatif, dan
terdapat kontraksi pendapatan dan manufaktur untuk jangka waktu yang lama maupun
pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Dampaknya sendiri mulai dari perlambatan ekonomi yang akan membuat sektor riil menahan
kapasitas produksinya sehingga terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), Kinerja instrumen
investasi yang akan mengalami penurunan sehingga investor cenderung menempatkan
dananya dalam bentuk investasi yang aman hingga melemahnya daya beli masyarakat karena
mereka cenderung lebih selektif menggunakan uangnya dengan fokus pemenuhan kebutuhan
pokok terlebih dahulu

2.2.2 PENYEBAB TERJADINYA RESESI EKONOMI

Penyebab Resesi Ekonomi

Resesi sebagai periode penurunan aktivitas ekonomi yang umumnya ditandai dengan
penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) dalam dua kuartal berturut-turut. Beruntung hingga
saat ini Indonesia belum masuk ke dalam kondisi resesi, meski demikian mari mengenal lebih
dekat faktor-faktor apa saja yang menyebabkan resesi ekonomi pada suatu negara:

1. Inflasi

Inflasi merupakan proses meningkatnya harga secara terus-menerus. Inflasi sesungguhnya


bukan hal yang buruk, namun inflasi yang berlebihan masuk ke dalam kategori berbahaya sebab
akan membawa dampak resesi.

Bank Central AS sendiri mengendalikan inflasi dengan menaikkan suku bunga, dan suku bunga
yang lebih tinggi kemudian menekan aktivitas ekonomi. Meskipun menaikkan suku bunga juga
beresiko mengakibatkan resesi.

2. Deflasi Berlebihan

Meskipun inflasi yang tak terkendali dapat menyebabkan resesi, deflasi dapat memberikan
dampak yang lebih buruk. Deflasi merupakan kondisi saat harga turun dari waktu ke waktu dan
yang menyebabkan upah menyusut, kemudian menekan harga.
Deflasi sendiri lebih berdampak kepada para pemilik usaha (penyedia barang maupun jasa).
Ketika individu dan unit bisnis kemudian berhenti mengeluarkan uang hal ini kemudian akan
berdampak pada rusaknya ekonomi.

Penyebab deflasi sendiri diantaranya terjadinya Jumlah Produksi yang membludak secara
bersamaan dari Beberapa Perusahaan, juga menurunnya permintaan produksi sebuah produk,
serta menurunnya jumlah uang yang ada di pasaran.

3. Gelembung Aset

Merupakan salah satu faktor penyebab resesi. Banyaknya investor yang panik biasanya akan
segera menjual sahamnya yang kemudian memicu resesi. Hal ini disebut juga sebagai
“kegembiraan irasional”.

Kegembiraan ini menggembungkan pasar saham dan real estate. Hingga akhirnya gelembung
tersebut pecah dan terjadilah panic selling dapat menghancurkan pasar yang kemudian menjadi
penyebab resesi.

Hal ini terjadi saat para investor yang mengambil keputusan dengan emosi. Mereka membeli
banyak saham saat ekonomi sedang baik, kemudian berlomba menjualnya saat kondisi ekonomi
berantakan.

4. Guncangan Ekonomi yang Mendadak

Guncangan ekonomi yang mendadak dapat memicu resesi serta berbagai masalah ekonomi
yang serius. Mulai dari tumpukan hutang yang secara individu maupun perusahaan.

Banyak hutang yang dimiliki kemudian otomatis membuat biaya pelunasannya juga meninggi.
Biaya dalam melunasi hutang tersebut lama-lama akan meningkat ke titik dimana mereka tidak
dapat melunasinya lagi.

5. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

Berkembangnya teknologi juga menyumbang faktor terjadinya resesi. Sebagai contoh pada
abad ke-19, terjadi gelombang peningkatan teknologi hemat tenaga kerja.

Revolusi yang dinamakan juga revolusi Industri ini kemudian membuat seluruh profesi menjadi
usang, dan memicu resesi. Saat ini beberapa ekonom khawatir bahwa Artificial Intelligence (AI)
dan robot akan menyebabkan resesi lantaran banyak pekerja kehilangan mata pencahariannya.
6. Indikator Suatu Negara Mengalami Resesi

Krisis ekonomi Uni Eropa di tahun 2008-2009 sempat mengakibatkan 17 negara di kawasan
tersebut memasuki masa resesi, seperti pada Perancis, Spanyol, Irlandia, Yunani, Portugal,
Republik Siprus, dan Italia.

Pada tahun 2010, kelesuan ekonomi melanda Thailand. Negara yang dikenal dengan julukan
Negeri Gajah Putih ini kemudian mengalami penurunan ekonomi yang negatif selama dua
kuartal berturut-turut karena produk domestik brutonya yang terus menerus merosot. Lalu
kapan atau apakah tandanya suatu negara kemudian dianggap mengalami resesi?

7. Ketidakseimbangan Produksi dan Konsumsi

Keseimbangan konsumsi dan produksi menjadi dasar pertumbuhan ekonomi. Di saat produksi
dan konsumsi tidak seimbang, maka terjadilah masalah dalam siklus ekonomi. Tingginya
produksi yang tidak dibarengi dengan konsumsi akan berakibat pada penumpukan stok
persediaan barang.

Namun rendahnya konsumsi sementara kebutuhan kian tinggi akan mendorong terjadinya
impor. Hal ini kemudian akan berakibat pada penurunan laba perusahaan sehingga
berpengaruh pada lemahnya pasar modal.

8. Pertumbuhan Ekonomi Merosot selama Dua Kuartal Berturut-turut

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikasi yang digunakan dalam menentukan baik
tidaknya kondisi ekonomi suatu negara. Jika pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan maka
negara tersebut masih dalam kondisi ekonomi yang kuat begitu pula sebaliknya. Bruto,sebagai
acuan produk. Jika produk domestik bruto mengalami penurunan maka dapat dipastikan bahwa
pertumbuhan ekonomi negara yang bersangkutan mengalami resesi.

9. Nilai Impor Lebih Besar dari Ekspor

Negara yang tidak dapat memproduksi kebutuhannya sendiri kemudian mengimpor dari negara
lain. Sebaliknya, negara yang memiliki kelebihan produksi dapat mengekspor ke negara yang
membutuhkan komoditas tersebut. Sayangnya nilai impor yang lebih besar dari nilai ekspor
dapat berdampak pada perekonomian yaitu defisitnya anggaran negara.

10. Inflasi atau Deflasi yang Tinggi

Harga-harga komoditas yang melonjak terlalu tinggi hingga tak lagi dapat dijangkau oleh semua
kalangan masyarakat, utamanya bagi kelas ekonomi menengah ke bawah. Kondisi ekonomi
akan kian terpuruk jika tidak juga diikuti dengan daya beli masyarakat yang tinggi.
Tak hanya inflasi yang berpengaruh kepada resesi, deflasi pun demikian. Harga komoditas yang
menurun drastis kemudian akan mempengaruhi tingkat pendapatan dan laba perusahaan yang
juga menurun. Akibatnya, biaya produksi tidak lagi tercover dengan baik dan menyebabkan
volume produksi yang kian merendah.

11. Tingkat Pengangguran Tinggi

Tenaga kerja sebagai salah satu faktor yang berperan penting dalam penggerak perekonomian.
Jika suatu negara tidak mampu menciptakan lapangan kerja yang berkualitas bagi para tenaga
kerja lokal, maka tingkat pengangguran meningkat. Resikonya adalah tingginya tingkat kriminal
guna memenuhi kebutuhan hidup.

2.2.3 DAMPAK RESESI EKONOMI

Resesi jelas bukanlah kondisi yang menguntungkan bagi perekonomian. Saat resesi ekonomi
terjadi hampir semua jenis bisnis baik yang berskala besar maupun berskala kecil akan terkena
dampaknya.

Hal ini kemudian akan diperparah lagi dengan kondisi kredit yang kian ketat, dimana
permintaan atau pengajuan permohonannya menurun atau menjadi lebih lambat, sehingga
menciptakan kekhawatiran, ketidakpastian dan ketakutan secara umum. Resesi Ekonomi sendiri
tidak hanya berpengaruh terhadap pemerintah, tetapi juga perusahaan maupun kehidupan
individu, berikut penjelasannya:

1. Dampak Resesi Kepada Pemerintahan

Dampak yang paling terasa adalah Jumlah pengangguran yang kian meningkat. Pemerintah
kemudian dituntut untuk segera menemukan solusi mengakhiri resesi sehingga lapangan kerja
kembali terbuka guna menyerap tenaga kerja.

Selain itu Pinjaman pemerintah juga akan melonjak tinggi sebab Pemerintah di setiap negara
pasti membutuhkan dana yang cukup untuk membiayai berbagai kebutuhan yang berkaitan
dengan upaya pembangunan negara.

Sumber pendapatan negara yang berasal dari pajak dan nonpajak juga menjadi sangat rendah,
sebab saat resesi pekerja menerima penghasilan lebih rendah, sehingga pemerintah menerima
pajak penghasilan yang lebih rendah, harga properti lebih rendah sehingga perolehan pajak dari
jual beli properti tersebut lebih rendah, pengeluaran masyarakat juga cenderung lebih rendah,
sehingga berpengaruh pada pendapatan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) yang lebih rendah pula.
Selain itu pembangunan tetap dituntut untuk terus dilakukan di berbagai sektor pemerintahan
termasuk diantaranya menjamin kesejahteraan rakyatnya. Hal inilah yang kemudian
menyebabkan pengeluaran pemerintah dalam hal pembayaran kesejahteraan rakyat, seperti
tunjangan atau bantuan sosial, subsidi, dan lain sebagainya. Penurunan pendapatan pajak dan
meningkatnya pembayaran kesejahteraan mengakibatkan defisit anggaran dan kian
meningginya utang pemerintah.

2. Dampak Resesi Pada Perusahaan

Bisnis sangat mungkin mengalami kebangkrutan akibat terjadinya resesi, hal ini dipicu oleh
berbagai faktor, seperti ekonomi negatif, tergerusnya sumber daya riil, krisis kredit, jatuhnya
harga aset berbasis utang, dan lainnya. Ketika bisnis gagal, perusahaan mengalami penurunan
pendapatan secara drastis. Saat penurunan pendapatan terjadi kemudian memicu efek domino
terhadap kehidupan ekonomi pekerjanya. Bagi pekerja yang terkena PHK akan kehilangan
seluruh pendapatannya.

Sementara pekerja yang terkena penurunan upah kemudian akan kehilangan sebagian
pendapatannya. Pendapatan yang menurun, kemudian turut mempengaruhi turunnya daya beli
masyarakat. Bagi yang terkena PHK akan sulit untuk memenuhi kebutuhannya. Di saat daya beli
masyarakat menurun, potensi perusahaan untuk meningkatkan pendapatan pun semakin kecil.
Kondisi inilah yang akan mengancam kelancaran arus kasnya.

Apalagi dengan terjadinya resesi, masyarakat tentunya lebih berhati-hati dalam menggunakan
uangnya. Sehingga tingkat permintaan terhadap barang dan jasa mengalami penurunan.
Permintaan yang menurun, tentu saja akan turut menurunkan laba perusahaan. Bahkan apabila
permintaan tidak ada sama sekali perusahaan berisiko mengalami kerugian besar hingga
bangkrut. Yang dapat dilakukan kemudian pengambilan langkah strategis, perang harga.

Dalam suatu perang harga, perusahaan kemudian akan menggantungkan dirinya pada pangsa
pasar, mereka akan melakukan pemotongan harga besar-besaran untuk menarik minat beli
pada konsumen, tentu saja hal ini akan berefek pada berkurangnya profitabilitas. Profitabilitas
yang berkurang kemudian turut memaksa perusahaan untuk melakukan efisiensi dengan cara
menutup area bisnis yang kurang menguntungkan dan memotong biaya operasional. Dalam
upaya pemotongan tersebut tak jarang perusahaan kemudian menurunkan upah pekerja, atau
melakukan Pemutusan Hak Kerja.

3. Dampak Resesi Pada Pekerja


Resesi memberikan Dampak nyata pada para pekerja yaitu dengan pemutusan hubungan kerja,
yang kemudian menjadikannya pengangguran dan membuatnya kehilangan pendapatan utama,
Padahal pengangguran ini juga dituntut untuk tetap memenuhi kebutuhan hidupnya baik pada
dirinya sendiri maupun keluarganya.

Masalah pengangguran sendiri tak hanya menimbulkan dampak pada perekonomian tapi juga
pada ranah sosial. Tingkat pengangguran yang tinggi sendiri menjadi salah satu faktor penyebab
terjadinya ketidakstabilan sosial, yang mengarah kepada vandalisme dan kerusuhan di
masyarakat. Bahkan, pengangguran massal juga dapat mengancam tatanan sosial kehidupan
berbangsa dan bernegara

2.2.4 CARA MENGATASI RESESI EKONOMI

Langkah Pencegahan Resesi

Sebab, Indonesia tengah berjuang agar tidak masuk ke jurang resesi ekonomi sebab beberapa
negara lainnya telah mulai memasuki gelombang resesi seperti pada Singapura dan Korea
Selatan. Berikut ini beberapa Langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam mencegah
terjadinya resesi:

1. Belanja Pemerintah Besar-Besaran

Pemerintah berencana melakukan belanja besar-besaran untuk menghadapi ancaman resesi


sehingga permintaan dalam negeri meningkat dan dunia usaha tergerak untuk berinvestasi.
Dengan cara ini, maka kontraksi ekonomi akibat efek domino Covid-19 dapat diredam.

Belanja pemerintah sendiri menjadi salah daya ungkit yang digunakan untuk memulihkan
perekonomian di saat krisis akibat pandemi Covid-19 ini melanda. Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Indonesia sendiri tercatat hanya berkontribusi kurang lebih 14,5 pada PDB
negara.

2. Bantuan UMKM

UMKM menjadi salah satu sektor dengan kondisi paling berat akibat pandemi Covid-19.
Pemerintah kemudian menyiapkan berbagai program untuk mengungkit sektor ini agar Kembali
bergeliat. Setelah sebelumnya mengeluarkan kebijakan restrukturisasi dan subsidi bunga kredit
bagi para UMKM.
Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi kemudian juga menyiapkan dua program lain,
yaitu bantuan UMKM produktif dan kredit berbunga rendah. Program bantuan ini ditunjukkan
dalam bentuk grant dan bukan pinjaman.

Bantuan tersebut diharapkan tak hanya dipergunakan untuk kehidupan sehari-hari, melainkan
juga untuk memulai usaha. Program tersebut menyasar hingga 12 juta pelaku UMKM. Tak
hanya itu bantuan ini juga akan difasilitasi ke sejumlah program kredit berbunga rendah dengan
target para pengusaha, khususnya yang terkena pemutusan hubungan kerja dan pemilik usaha
rumah tangga. Program ini direncanakan terintegrasi dengan program bantuan UMKM
produktif.

3. Penempatan Dana di Perbankan dan Penjaminan Kredit Modal Kerja untuk Korporasi

Upaya lainnya yang dilakukan pemerintah untuk memutar kembali roda ekonomi, antara lain
dengan melakukan penempatan dana di perbankan. Kemudian para bank sudah menyalurkan
dana tersebut dalam skala yang cukup besar. Pemerintah juga telah meluncurkan berbagai
program penjaminan pemerintah kepada korporasi padat karya dalam rangka pemulihan
ekonomi nasional. Perbankan kemudian menandatangani perjanjian penjaminan terutama pada
sektor padat karya yang merupakan sektor yang banyak memiliki pekerja.

Fasilitas penjaminan kredit modal ini ditujukan bagi para pelaku usaha korporasi yang memiliki
usaha ekspor padat karya dengan karyawan minimal 300 karyawan. Pelaku usaha korporasi
yang dijamin tidak termasuk kategori BUMN dan UMKM, dan tidak termasuk dalam daftar
kasus hukum dan tuntutan kepailitan serta memiliki performing loan lancar sebelum terjadinya
pandemi Covid-19. Besaran tambahan kredit modal ini sendiri bernilai antara Rp 10 miliar
sampai dengan Rp 1 triliun. Skema penjaminan adalah porsi penjaminan sebesar 60 persen dari
kredit, namun untuk sektor-sektor prioritas porsi yang dijamin sampai dengan 80 persen dari
kredit.

Selanjutnya, pemerintah menanggung pembayaran imbal jasa penjaminan sebesar 100 persen
atas kredit modal kerja sampai dengan Rp 300 miliar dan 50 persen untuk pinjaman dengan
plafon Rp 300 miliar sampai Rp 1 triliun. Skema penjaminan direncanakan berlangsung hingga
akhir 2021 dan diharapkan dapat menjamin total kredit modal kerja yang disalurkan perbankan
hingga Rp 100 triliun.

BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Kesimpulan

Dari sekian materi yang telah disampaikan dapat disimpulkan bahwa krisis ekonomi dan resesi
ekonomi sama-sama merupakan masalah yang cukup fatal yang dialami oleh setiap negara.
Dimana kedua masalah ekonomi ini dapat mengganggu dan memberikan dampak negatif bagi
perkembangan ekonomi di setiap wilayah.

Dampak yang terjadi dalam resesi bisa lebih besar dan luas dibandingkan dengan krisis. Selain
itu, dari sisi waktunya pun lebih panjang. Tidak hanya itu, Krisis ekonomi sendiri dipahami
sebagai adanya shock pada sistem perekonomian di suatu negara yang menyebabkan adanya
kontraksi pada instrumen perekonomian di negara tersebut, seperti nilai aset ataupun harga.

Tanda-tanda krisis ekonomi biasanya didahului oleh;

Penurunan kemampuan belanja pemerintah, jumlah pengangguran melebihi 50 persen dari


jumlah tenaga kerja, penurunan konsumsi atau daya beli rendah, kenaikan harga bahan pokok
yang tidak terbendung, penurunan pertumbuhan ekonomi yang berlangsung drastis dan tajam,
dan

penurunan nilai tukar yang tajam dan tidak terkontrol.

SARAN

Penulis menyarankan agar pemerintah dapat segera mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang


lebih efektif untuk mengatasi krisis ekonomi dan resesi ekonomi yabg sedang terjadi.

Selain itu masyarakat diharapkan mampu meningkatkan kesadaran betapa fatal nya masalah
ekonomi bagi kehidupan, oleh karena itu perlu meningkatkan prilaku dalam menyikapi kedua
masalah ekonomi ini.

You might also like