You are on page 1of 13

Bahan Ajar

Kelas XI Semester 1

A PETUNJUK BELAJAR

1. Berdoalah setiap Ananda akan memulai dan mengakhiri pembelajaran. Berdoa


merupakan wujud rasa syukur kita sebagai makhluk ciptaan Allah SWT yang
selalu menghambakan diri kepada-Nya dalam setiap kegiatan yang
dilaksanakan.
Doa sebelum melaksanakan pembelajaran

2. Bacalah pendahuluan yang menggambarkan cakupan materi yang akan kamu


pelajari.
3. Bacalah KD, indikator dan Tujuan pembelajaran.
4. Pahami materi pelajaran secara seksama, bila perlu garis bawahi hal-hal yang
dirasa penting.
5. Pahami contoh soal yang diberikan.
6. Kerjakan latihan dengan teman sebangkumu.
7. Uji kemampuanmu dengan mengerjakan evalusi secara mandiri.

B KOMPETENSI DASAR

3.2 Menganalisis sifat elastisitas bahan dalam kehidupan sehari-hari

4.2 Melakukan percobaan tentang sifat elastisitas suatu bahan berikut presentasi
hasil dan makna fisisnya

1
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

C Indikator

 Mengidentifikasi bahan-bahan elastis dalam kehidupan sehari-hari


 Menjelaskan pengertian elastisitas
 Menjelaskan sifat-sifat elastisitas
 Menentukan persamaan tegangan, regangan, dan Modulus Elastis
 Menghitung besaran-besaran yang berkaitan dengan tegangan, regangan,
dan Modulus Elastis
 Menjelaskan hukum Hooke untuk menerangkan perilaku pegas.
 Menentukan hubungan gaya dengan pertambahan panjang pada benda
elastis berdasarkan data percobaan (grafik) .
 Menghitung besaran-besaran yang berkaitan dengan hukum Hooke.
 Membandingkan susunan pegas seri dan paralel
 Menganalisis sifat-sifat susunan pegas seri dan paralel
 Menganalisis pemanfaatan bahan elastik berdasarkan sifatnya

D Tujuan Pembelajaran

Adapun tujuan pembelajaran pada bab ini adalah :


1. Melalui pengamatan peserta didik mampu mengidentifikasi bahan-bahan
elastis dalam kehidupan sehari-hari dengan benar
2. Melalui diskusi peserta didik dapat menjelaskan pengertian elastisitas
dengan tepat
3. Melalui diskusi peserta didik mampu menjelaskan sifat-sifat elastisitas
dengan baik
4. Melalui demonstrasi peserta didik dapat menentukan persamaan tegangan,
regangan, dan Modulus Young dengan benar
5. Melalui diskusi peserta didik dapat menghitung besaran-besaran yang
berkaitan dengan baik
6. Peserta didik mampu menjelaskan Hukum Hooke untuk menerangkan
perilaku pegas dengan tepat
7. Peserta didik dapat menemukan hubungan gaya dengan pertambahan
panjang pada benda elastis berdasarkan data percobaan (grafik) dengan
benar.
8. Peserta didik dapat menghitung besaran-besaran yang berkaitan dengan
Hukum Hooke dengan benar
9. Peserta didik dapat membandingkan susunan pegas seri dan paralel dengan
tepat
10. Peserta didik dapat menganalisis sifat-sifat susunan pegas seri dan paralel
dengan benar
11. Peserta didik mampu menganalisis pemanfaatan bahan elastik berdasarkan
sifatnya dengan baik

2
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

E Informasi Pendukung

1 Elasatisitas bahan

a. Sifat-Sifat Elastisitas Bahan


Sifat elastis atau elastisitas didefinisikan sebagai kemampuan suatu benda untuk
kembali ke bentuk awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan pada benda itu
dihilangkan (dibebaskan).
Berdasarkan sifat keelastisannya benda dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1) Benda elastis yaitu benda yang jika diberi gaya luar, maka benda tersebut akan
mengalami perubahan ukuran atau bentuk, ketika gaya luar dihilangkan maka
gaya dalam cenderung untuk mengembalikan bentuk dan ukuran benda ke
keadaan semula.

Contoh: karet gelang, pegas/per, karet ketapel dan tali busur.

2) Benda plastis (tak elastis) yaitu benda yang diberi gaya luar, maka benda
tersebut akan mengalami perubahan ukuran atau bentuk tetapi setelah gaya luar
dihilangkan ukuran dan bentuk benda tidak kembali ke keadaan semula.
Contoh : plastik dan tanah liat.

Gambar 1. Karet gelang yang diregangkan dengan suatu gaya tarik

Ketika diberi gaya, suatu benda akan mengalami deformasi, yaitu perubahan
ukuran atau bentuk. Karena mendapat gaya, molekul-molekul benda akan bereaksi dan
memberikan gaya untuk menghambat deformasi. Gaya yang diberikan kepada benda
dinamakan gaya luar,sedangkan gaya reaksi oleh molekul-molekul dinamakan gaya

3
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

dalam. Ketika gaya luar dihilangkan, gaya dalam cenderung untuk mengembalikan
bentuk dan ukuran benda ke keadaan semula.
Benda-benda yang elastis mempunyai batas-batas elastisitasnya. Sebagai contoh,
karet gelang diregangkan terus menerus, pada suatu saat tidak akan mampu lagi
diregangkan sehingga kalau diregangkan terus akan putus. Ini menunjukkan bahwa karet
gelang mempunyai batas elastisitas. Dalam hal ini, elastisitas berhubungan dengan
konsep regangan (strain), tegangan (stress), dan Modulus Elastisitas.
1) Regangan (strain)
Suatu batang yang panjang mula-mula l0 menjadi l saat
ditarik gaya F, berarti terjadi pertambahan panjang
Δl.Artinya batang ini dapat meregang sehingga batang ini
memiliki sifat elastis.

Gambar 2. batang yang ditarik dengan gaya F


Regangan (strain) perbandingan antara pertambahan panjang batang dengan panjang
mula-mula.
dengan :
e = regangan
e=
∆L = pertambahan panjang (m)
Lo= panjang awal (m
2) Tegangan (stress)

Jika pemberian gaya tidak melebihi sifat elastisnya maka


pertambahan panjang itu akan kembali lagi. Tetapi jika gaya
yang diberikan melebihi sifat elastisitas inilah yang dikatakan
menegang. Tegangan (stress) adalah besarnya gaya yang
bekerja tiap satu satuan luas penampang.
dengan :
σ = tegangan (N/m2)
σ= F = gaya (N)
A = luas penampang (m2)
Gambar 3. pegas yang menegang
3) Modulus Elastisitas
Modulus Elastisitas adalah besaran yang menggambarkan tingkat elastisitas
bahan.Modulus Elastisitas disebut juga Modulus Young yang didefinisikan sebagai
perbandingan tegangan dengan regangan.

4
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

satuan σ
Satuan E = = N/m2 atau Pa
E= = satuan e

Dalam SI satuan Modulus Elastisitas sama dengan satuan tegangan. Semakin besar nilai
E, berarti semakin sulit untuk merentangkan benda, artinya dibutuhkan gaya yang lebih
besar.
Tabel 1. Modulus Elastisitas berbagai zat
No. Zat Modulus Elastis E (Nm-2)
1 Besi 9
100×10
2 Baja 100×10 9
3 Perunggu 100×10 9
4 Aluminium 9
100×10
5 Marmer 9
50×10
6 Granit 45×109
7 Kayu (pinus) 9
10×10
8 Nilon 9
5×10
9 Tulang muda 15×10 9
10 Batu bara 14×109
Sumber : College Physics, Serway R.A. Faughn J.S
Modulus Elastisitas adalah satu dari sifat-sifat dasar bahan. Jika Modulus
Elastisitas mempunyai nilai yang tinggi maka untuk menghasilkan suatu tegangan
tertentu hanya diperlukan deformasi dalam jumlah sedikit dan oleh karena itu dapat
menahan beban yang cukup besar. Bahan semacam ini terasa keras jika disentuh
contohnya baja dan batu. Jika Modulus Elastisitas suatu bahan cukup rendah maka
banyaknya deformasi yang terjadi sebelum suatu beban ditahan sangat besar contohnya
karet yang terasa lunak jika disentuh.

5
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

Gambar 4. grafik hubungan gaya dan pertambahan panjang suatu benda


Apabila gaya F diperbesar terus sampai melewati titik B, pegas bertambah
panjang dan tidak kembali ke bentuk semula setelah gaya dihilangkan. Ini disebut batas
elastisitas atau kelentingan pegas. Jika gaya terus diperbesar lagi hingga di titik C, maka
pegas akan putus. Jadi, benda elastis mempunyai batas elastisitas. Jika gaya yang
diberikan melebihi batas elastisitasnya, maka pegas tidak mampu lagi menahan gaya
sehingga akan putus.
Hal yang jauh dalam kaitan modulus elastisitas dengan tegangan dan regangan
adalah ketika tegangan dalam suatu bahan berada dalam daerah elastis, grafik beban
untuk bahan tersebut adalah garis lurus dan perilaku bahan ini dikatakan linear. Jika
bahan dalam struktur diberi tegangan dalam daerah inelastis (plastis), hubungan beban
dan lendutan untuk keseluruhan struktur tidak akan berupa garis lurus dan struktur
tersebut dikatakan menunjukkan perilaku non-linear.

CONTOH SOAL
4. Sebuah kawat luas penampangnya 4 mm2, kemudian
diregangkan oleh gaya sebesar 8 N sehingga bertambah
panjang 0,08 cm. Bila panjang kawat mula-mula adalah 60
cm, berapakahh tegangan dan regangan kawat tersebut?
Jawab
A = 4 mm2 = 4.10-6 m2
F=8N
Δl = 0,08 cm
2. lo = 60 cm
Sebuah batan besi yang panjangnya 2 m, penampangnya
Tegangan
berukuran= 4F/A
mm = 8/4.10
x 2 mm.-6
 = 2.10  N/melastisitas
Modulus
6 2
besi tersebut
adalah 105= N/mm
Regangan Δl / lo 2.=Jika pada= 1,333
0,08/60 ujung …batang
x 10-3 ditarik dengan
gaya 40 N. Berapa pertambahan panjang besi tersebut?
Pembahasan 6
Diketahui
lo = 2 m = 2.103 mm
2
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

2 Hukum Hooke

Jika sebuah pegas ditarik dengan gaya tertentu,


maka panjangnya akan bertambah. Semakin besar
gaya tarik yang bekerja, semakin besar pertambahan
panjang pegas tersebut. Ketika gaya tarik dihilangkan,
pegas akan kembali pada keadaan semula.“Jika gaya
tarik tidak melampaui batas elastis pegas,
pertambahan panjang pegas berbanding lurus
Gambar 5. Pegas (sebanding) dengan gaya tariknya.”
yang ditarik gaya F
Jika beberapa pegas ditarik dengan gaya yang sama, pertambahan panjang setiap
pegas akan berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh karakteristik setiap pegas.
Karakteristik suatu pegas dinyatakan dengan konstanta pegas (k). Hukum Hooke
menyatakan bahwa jika pada sebuah pegas bekerja sebuah gaya, maka pegas tersebut
akan bertambah panjang, sebanding dengan besar gaya yang bekerja padanya. Secara
matematis, hubungan antara besar gaya yang bekerja dengan pertambahan panjang pegas
dapat dituliskan sebagai berikut:

F = - k .∆ X
Keterangan : F = gaya yang bekerja (N)

7
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

K = konstanta pegas (N/m)


∆X = pertambahan panjang pegas (m)
Grafik hubungan antara gaya dengan pertambahan panjang pegas.

Gambar 6. Grafik hubungan


gaya terhadap panjang pegas

Dari grafik dapat dilihat bahwa hubungan antara gaya dan pertambahan panjang
pegas adalah berbanding lurus, semakin besar gaya yang diberikan maka semakin besar
pula pertambahan panjang suatu pegas.

CONTOH SOAL
5. Grafik hubungan antara gaya (F) terhadap pertambahan panjang (x)
ditunjukan pada gambar di bawah. Konstanta pegas berdasarkan grafik
adalah…

Pembahasan
Rumus hukum Hooke :
k=F/x
Keterangan :
F = gaya (satuan internasionalnya adalah Newton, disingkat N)
k = konstanta pegas (satuan internasionalnya adalah Newton/meter,
disingkat N/m)
x = pertambahan panjang (satuan internasionalnya adalah meter, disingkat
m)
 
Konstanta pegas berdasarkan grafik di atas adalah :
k = 10 / 0,02 = 20 / 0,04
k = 500 N/m

3 Susunan Pegas

8
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melihat beberapa pegas digunakan


secara bersamaan.Sebagai contoh, spring bed menggunakan pegas dalam jumlah banyak
yang disusun secara paralel. Jika beberapa pegas disusun sedemikian rupa, bagaimanakah
konstanta pegas gabungannya?.
Penggunaan pegas pada spring bed merupakan salah satu contoh susunan pegas.
Susunan pegas pada spring bed adalah contoh susunan pegas secara paralel.Secara garis
besar, susunan pegas ada dua macam, yaitu susunan seri dan susunan paralel.
1) Susunan Seri

Susunan seri pegas dapat kita buat dengan cara menyambung pegas dengan
pegas lain, sehingga pegas gabungan tampak panjang. Dari uraian materi yang telah
kita pelajari di depan, jika pegas ditarik dengan suatu gaya, pegas akan bertambah
panjang sebanding dengan gaya yang menariknya. Bagaimanakah pertambahan
panjang pada susunan seri pegas, jika ditarik dengan gaya F?
Jika susunan seri pegas diberi gaya F, setiap pegas akan bertambah panjang.
Bukan hanya pegas yang paling dekat dengan penyebab gaya saja yang bertambah
panjang, tetapi semua pegas akan bertambah panjang

k1

ks

k2

Gambar 7. Susunan seri pada pegas


Untuk susunan seri yang terdiri dari dua pegas atau lebih, maka tetapan pegas
pengganti serinya dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:

Untuk n buah pegas identik dengan tetapan tiap pegasnya k yang disusun seri,
berlaku persamaan berikut :

9
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

dengan :
ks = tetapan pegas pengganti (N/m)
k = tetapan masing-masing pegas (N/m)
n = jumlah pegas
2) Susunan Paralel

Susunan paralel pegas dapat kita lihat pada spingbed, shockbreakersepeda


motor, atau alat olahraga yang digunakan untuk peregangan otot.Ketika kita menarik
alat olah raga tersebutdengan posisi mendatar, pertambahan panjang ketiga pegas
sama besar.

Dua pegas atau lebih yang disusun secara paralel


memenuhi prinsip sebagai berikut :
k1 k2 a. Gaya tarik pada pegas pengganti paralel sama
dengan jumlah gaya tarik pada pegas masing-
masing.
F = F1+ F2
b. Pertambahan panjang pegas pengganti paralel
sama besar dengan pertambahan panjang pada
masing-masing pegas.
F
Gambar 8. Susunan paralel pada pegas
Tetapan pegas pengganti paralel sama dengan jumlah tetapan pegas dari pegas
yang disusun secara paralel. Untuk susunan paralel lebih dari dua pegas, berlaku:

kp = k1 +k2 + . . . ∆x = ∆x1=∆x2

Untuk n buah pegas identik dengan tetapan tiap pegasnya k yang disusun seri,
berlaku persamaan berikut :
kp = n k
dengan :
kp = tetapan pegas pengganti (N/m)
k = tetapan masing-masing pegas (N/m)
n = jumlah pegas
3) Susunan Seri Paralel Pegas

10
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

Bagaimana jika beberapa pegas disusun campuran, akan berlaku sifat


gabungan. Dalam menganalisanya dapat ditentukan dengan memilih susunan yang
sudah dapat dikategorikan seri atau paralelnya.

 
\

Gambar 9. susunan campuran pada pegas


Susunan seri ataupun susunan paralel pegas pada dasarnya memiliki tujuan
tertentu. Susunan seri bertujuan untuk memperkecil konstanta pegas sehingga
pertambahan panjang yang dialami sistem pegas akan lebih besar, sedangkan susunan
paralel bertujuan untuk memperbesar konstanta pegas sehingga pertambahan panjang
sistem pegas lebih kecil dibandingkan dengan susunan seri. Pada susunan seri
pertambahan panjang sistem pegas sama dengan jumlah pertambahan panjang masing-
masing pegas sedangkan pada susunan paralel, masing-masing pegas mengalami
pertambahan panjang yang sama besar yaitu sama dengan pertambahan panjang sistem
pegasnya.

CONTOH SOAL
1. Tiga pegas dengan konstanta k1 = 20 N/m, k2 = 30 N/m, k3 = 60 N/m.
Ketiga pegas dirangkaikan dengan cara seri. Tentukanlah berapa besar
konstanta pegas pengganti?
1/ks = 1/k1 +1/k2 +1/k3
1/ks = 1/20 + 1/30 +1/60
1/ks = 3/60 + 2/60 + 1/60
1/ks = 6/60
ks = 60/6
ks = 10 N/m

3 Pemanfaatan Bahan Elastisitas Berdasarkan Sifatnya

11
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

Dalam kehidupan sehari-hari, alat yang menerapkan sifat elastis bahan banyak
dijumpai. Misalnya, pada mainan anak-anak seperti pistol-pistolan, mobil-mobilan, dan
ketapel; perlengkapan rumah tangga seperti kursi sudut dan spring bed. Di sini akan
dikemukakan beberapa contoh pemanfaatan peranan sifat elastis bahan sebagai berikut.
a. Alat ukur gaya tarik kereta api
Alat ini dilengkapi dengan sejumlah pegas yang disusun sejajar. Pegas pegas ini
dihubungkan ke gerbong kereta api saat kereta akan bergerak. Hal ini di lakukan
untuk diukur gaya tarik kereta api sesaat sebelum meninggalkan stasiun.
b. Peredam getaran atau goncangan pada mobil
Penyangga badan mobil selalu dilengkapi pegas yang kuat sehingga goncangan
yang terjadi pada saat mobil melewati jalan yang tidak rata
dapat diredam. Dengan demikian, keseimbangan mobil dapat dikendalikan.
c. Peranan sifat elastis dalam rancang bangun
Untuk menentukan jenis logam yang akan digunakan dalam membangun sebuah
jembatan, pesawat, rumah, dan sebagainya maka Modulus Young, tetapan pegas,
dan sifat elastis, logam secara umum harus diperhitungkan
d. Contoh-contoh pemanfaatan sifat elastis dalam olahraga
Di bidang olahraga, sifat elastis bahan diterapkan, antara lain, pada papan loncatan
pada cabang olah raga loncat indah dan tali busur pada olahraga panahan. Karena
adanya papan yang memberikan gaya Hooke pada atlit, maka atlit dapat meloncat
lebih tinggi daripada tanpa papan. Sedangkan tali busur memberikan gaya pegas
pada busur dan anak panah.

F Latihan

12
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

1. Apa yang dimaksud dengan sifat elastisitas pada suatu bahan? Berikan contoh!
2. Senar yang terbuat dari plastik memiliki panjang 40cm dan luas penampang 25
mm2. Saat ditarik gaya panjangnya menjadi 20 cm. Regangan yang dialami
senar adalah…
3. Besarnya tegangan yang dilakukan pada sebuah batang adalah 4 x 10 6 N/m2.
Jika panjang batang adalah 2 meter dan modulus elastisitasnya 3 x 108 N/m2,
maka pertambahan panjang batang .…
4. Tentukan konstanta pegas pada gambar berikut!

G Daftar Pustaka

 Foster, Bob. 2011. Terpadu Fisika untuk SMA/MA Kelas XI Semester 1. Jakarta:
Erlangga.
 Giancoli, Douglas C. 2001. FISIKA Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga
 Kanginan, Marthen. 2016. FISIKA untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
 Nurachmandani, Setya. 2009. Fisika 2 untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat
Perbukuan Depdiknas.

13

You might also like