Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
RISKI AMALIYAH
192101101
S1 ILMU GIZI
Semester 5
A. Latar Belakang
Permasalahan umum pada anak-anak yang sering dihadapi oleh para orang tua di
Indonesia diantaranya anak sulit disuruh makan buah dan sayur sehingga susah buang air
besar.Menurut penelitian tahun 2020 satu dari tiga anak mengalami indikasi awal
konstipasi pada gangguan saluran pencernaannya ini disebabkan karena kurangnya
asupan serat pada anak (Asnida,2020).
Kurang mengonsumsi buah dan sayur merupakan perilaku makan yang dapat
merugikan bagi kesehatan dan dapat mengakibatkan tubuh mengalami kekurangan zat
gizi seperti vitamin,mineral,dan serat (Farisa,2012).Sayur dan buah merupakan makanan
penting yang harus selalu dikonsumsi setiap kali makan.Tidak hanya bagi orang dewasa,
mengkonsumsi sayur dan buah sangat penting untuk dikonsumsi sejak usia anak-anak,
karena pada usia tersebut merupakan masa emas untuk pertumbuhan dan perkembangan
bagi anak-anak (Putra,2016).
Salah satu jenis sayuran potensial yang sudah lama dikenal dan sering kita jumpai di
pasar swalayan dan pasar tradisional adalah labu kuning (Cucurbita Moschata Duch).
Selain mudah dijangkau dan harga yang relative murah labu kuning juga memiliki nilai
gizi yang cukup tinggi dan sangat baik bagi kesehatan.Diantaranya kandungan vitamin A
yang tinggi,vitamin C,mineral,karbohidrat,antioksidan dan serat yang dapat bermanfaat
mencegah kanker (Kamsiati,2010),bias dijadikan pengganti nasi,dapat dimanfaatkan
untuk mengatasi kurang nafsu makan,cacingan,demam,dan sembelit (Prabantini,2013).
Labu kuning (Cucurbita Moschata Duch) atau tanaman waluh merupakan tanaman
yang termasuk dalam family cucurbitaceae dan banyak ditemukan di semua wilayah di
Indonesia.Tingakt produksi labu kuning di Indonesia relative tinggi pada tahun 2011
misalnya di Jawa 150.000 ton,Sumatera 6.100 ton dan Bali 1.200 ton (Badan Pusat
Statistik (BPS),2012).Tingkat produksi labu kuning di Riau pada tahun 2011 sampai 2015
berturut-turut sebagai berikut: 333 ton,251 ton,515 ton,522 ton,adapun pada tahun 2015
turun menjadi 53 ton (BPS Riau,2015).
Berdasarkan data tersebut,tingkat produksi labu kuning cukup tinggi.Tetapi tingginya
nilai produksi tersebut tidak seimbang dengan tingkat konsumsi labu kuning yang masih
rendah,yaitu kurang dari 5 kg per kapita per tahun (Ifgar,2012).Padahal labu kuning
memiliki manfaat bagi kesehatan,harganya murah,dan mudah didapatkan.Secara umum
pengolahan labu kuning masih terbatas pada pengolahan produk seperti dibuat kolak,
dimasak sebagai sayur atau hanya dikukus (Prabantini,2013).Faktanya labu kuning juga
dapat dijadikan pangan alternative,untul memenuhi kebutuhan karbohidrat dan serat
(Wardani,2017).
Selain karbohidrat dan serat,zat gizi pada labu kuning yaitu air.Kandungan air yang
tinggi menyebabkan labu kuning mudah rusak selama proses pengangkutan.Dengan
demikian labu kuning perlu diolah menjadi produk yang dapat disimpan lebih praktis dan
tahan lama seperti tepung.Pengolahan labu kuning menjadi tepung akan memperpanjang
daya simpan dan memberikan nilai tambah terhadap labu kuning.Tepung labu kuning
baik digunakan untuk bahan fortifikasi pangan terutama makanan anak-anak,karena dapat
meningkatkan nilai gizi terutama kandungan serat pangannya (Wardani,2017).
Tepung labu kuning memiliki kandungan air 6.4%,abu 7.4%,protein 8.15%,lemak
2.19%,karbohidrat 75.86% dan serat pangan 21.74% (Inda,2018).Berdasarkan hasil
penelitian Inda (2018),tepung labu kuning dapat diklaim sebagai bahan pangan tinggi
serat pangan dimana dalam 100 gram tepung labu kuning mengandung 21.74 gram serat
pangan. Batasan yang ditetapkan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (2016)
untuk produk padat tinggi serat adalah apabila dalam 100 gram produk mengandung
minimal 6 gram serat pangan.
Tepung labu kuning tinggi serat sudah diaplikasikan menjadi beberapa olahan pangan
seperti mie basah,puff pastry,roti tawar,pancake,flakes,kue bolu khas melayu (Lestario
dkk,2013,Carolina,2014,Lydia dkk,2015,Isnaini,2016,Anindya,2016,Syahreni dkk 2018).
Hal ini menunjukkan bahwa tepung labu kuning sudah mulai dideversifikasi pada
berbagai jenis produk pangan.
Tepung labu kuning mempunyai kualitas yang baik karena memiliki sifat gelatinisasi
sehingga dapat membentuk adonan dengan konsistensi,kekenyalan,viskositas,maupun
elastisitas yang baik.Dengan demikian produk yang dihasilkan akan berkualitas
baik.Selain itu,dengan bentuk tepung kegunaan labu kuning meningkat sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku industri pangan (Kusumawati,2013).
Salah satu pemanfaatan tepung labu kuning adalah sebagai substitusi brownies.
Brownies merupakan salah satu jenis cake yang berwarna coklat kehitaman.Warna coklat
pada brownies berasal dari cokelat batang yang dilelehkan,cokelat bubuk dan susu kental
manis cokelat.Brownies juga termasuk makanan yang sangat disukai dan digemari oleh
kalangan anak-anak,dewasa sampai orang tua (Muharramah dkk,2016).
Pemanfaatan tepung labu kuning untuk substitusi brownies kukus sebagai makanan
selingan anak belum pernah diketahui.Dalam rangka meningkatkan mutu,konsumsi
asupan serat dan variasi makanan selingan,peneliti tertarik untuk membuat produk baru
yaitu substitusi tepung labu kuning pada brownies kukus sebagai makanan selingan
penambah asupan serat anak.
Dengan demikian substitusi brownies tepung labu kuning diharapkan dapat
meningkatkan asupan serat pada anak.Berdasarkan latar belakang tersebut,peneliti tertarik
untuk meneliti substitusi tepung labu kuning (Cucurbita Moschata Duch) tinggi serat
pangan pada brownies kukus sebagai maknan selingan anak-anak.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang,maka rumusan masalah pada penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana cara pengolahan labu kuning menjadi tepung labu kuning?
2. Apakah substitusi tepung terigu dengan tepung labu kuning dapat meningkatkan nilai
gizi brownies kukus terutama kadar serat pangan?
3. Berapakah persentase substitusi tepung labu kuning pada brownies kukus yang paling
disukai oleh panelis?
4. Bagaimana kandungan zat gizi (kadar air,abu,karbohidrat,protein,lemak,dan serat
pangan) dari tepung labu kuning dan brownies kukus terpilih yang disubstitusi
dengan tepung labu kuning?
C. Tujuan Penelitian
1) Tujuan Umum
Tujuan umum pada penelitian ini adalah melakukan substitusi tepung labu
kuning (Cucurbita Moschata Duch) tinggi serat pangan pada pembuatan brownies
kukus sebagai makanan selingan anak-anak.
2) Tujuan Khusus
a. Membuat tepung labu kuning.
b. Mensubstitusi tepung terigu dengan tepung labu kuning dalam pembuatan
brownies kukus.
c. Melakukan uji hedonic dan mutu hedonic terhadap substitusi tepung terigu
dengan tepung labu kuning dalam pembuatan brownies kukus.
d. Menganalisis kandungan zat gizi (kadar air,abu,karbohidrat,protein,lemak dan
serat pangan) pada tepung labu kuning dan brownies kukus substitusi terpilih
yang paling disukai panelis.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan untuk teori dan
menambahkan informasi ilmiah yang berhubungan dengan tepung labu kuning dalam
pembuatan brownies kukus,makanan selingan untuk anak-anak.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada orang tua
bahwa tepung labu kuning dapat mensubstitusi tepung terigu dalam pembuatan
brownies kukus.Selain itu,penambahan tepung labu kuning dapat meningkatkan nilai
gizi terutama kandungan serat pangan pada brownies kukus dan terciptanya
penganekaragaman produk brownies kukus untuk makanan selingan anak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Labu Kuning
a. Klasifikasi Tanaman
Terdapat lima tanaman labu kuning (Cucurbita Moschata Duch) yang umum
dikenal, yaitu Cucurbita maxima Duchenes,Cucurbita Ficifolia Bouche,Cucurbita
moschata Duchenes dan Cucurbita pipo L.Kelima spesies cucurbita tersebut di
Indonesia disebut labu kuning (waluh) karena mempunyai ciri-ciri yang hampir
sama (Nuraini,2011).
b. Morfologi Tanaman
Labu kuning biasanya disebut sebagai waluh (Sunda,Jawa) atau pumpkin
(Inggris) tumbuh baik didaerah tropis,dari dataran rendah hingga ketinggian 1.500
m diatas permukaan laut.Tanaman ini mampu beradaptasi dengan baik pada
kondisi dingin dan hangat dengan suhu 18-27o C.Iklim yang dikehendaki adalah
iklim kering (Nuraini,2011).
Keistimewaan lain dari tanaman labu kuning yaitu ukuran pertumbuhannya
sangat cepat,mencapai 350 gram per hari.Tanaman jenis semak merambat ini bias
mencapai panjang 25 m dengan buah bulat,berdaging tebal,diameter 25-35 cm.
Tanaman ini banyak tumbuh di Indonesia,penanamannya tidak sulit,baik
pembibitan sampai perawatannya.Hasilnya cukup memberikan nilai ekonomis
bagi masyarakat dan cukup luar biasa karena bias menyesuaikan sendiri dengan
keadaan alam yang berubah-ubah.(Prabantini,2013).
c. Kandungan Gizi Labu Kuning
Kadungan gizi labu kuning per 100 gram dapat dilihat pada Tabel 2.1 yaitu:
Tabel 2.1 Kandungan Gizi Labu Kuning per 100 gram
Sumber : Prabantini,2013
Labu kuning
↓
Tepung Labu Kuning
↓
Brownies Kukus
↓
Uji Hedonik → Uji Organoleptik ← Uji Mutu Hedonik
↓
D. Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan sebagai jawaban sementara atas pernyataan
penelitian,yang harus diuji kesahihannya secara empiris (Luthfy,2019).
Sesuai dengan judul penelitian yang diambil, yaitu substitusi tepung labu kuning
(Cucurbita moschata Duch) tinggi serat pada pembuatan brownies kukus sebagai
makanan selingan pasien anak-anak maka hipotesis adalam penelitian ini adalah :
1. Adanya pengaruh substitusi tepung terigu dengan tepung labu kuning
0%,10%,20% dan 30% terhadap warna,aroma,tekstur dan rasa brownies kukus.
2. Penambahan tepung labu kuniing dapat meningkatkan nilai gizi brownies kukus
terutama serat pangan dengan substitusi 10%,20%,dan 30%.