You are on page 1of 16

4 Keaslian Peneliti

No Nama Judul Desain Variabel & Analisis Hasil


Instrumen
1 Semuel Gambaran Desain Tingkat Uji Chi- Hasil penelitian
Sandy, Ivon pengetahuan penelitian pengetahuan square dan berupa
Ayomi 2019 , perilaku potong dan perilaku, uji fisher gambaran,
dan lintang. Instumen perilaku dan
pencegahan penelitian pencegahan
malaria oleh dengan malaria oleh
masyarakat wawancara masyarakat di
di Kabupaten
Kabupaten Maluku
Maluku Tenggara Barat
Tenggara dan Maluku
Barat dan Barat Daya
Maluku antara lain:
Barat Daya pengetahuan
masyarakat
tentang gejala
penyakit
malaria
OR=10,523
(p=0,002),
informasi
tentang malaria
dari petugas
kesehatan
OR=7,302
(p=0,003) dan
aktifitas
masyarakat di
kebun pagi hari
(pukul 05.00)
dan sore hari
(pukul 18.00)
OR=3,685
(p=0,007).
2 Taufik Randy, Gambaran Cross Dependen Deskriptif enelitian ini
Ronald Ottay, Pengetahua Sectional adalah, mendapatkan
Henry n Pengetahuan hasil 75% untuk
Palandeng Masyarakat Masyarakat responden yang
2012 tentang tentang memiliki
Pencegahan Pencegahan pengetahuan
Penyakit Penyakit tentang malaria.
Malaria di Malaria Responden
Desa Tatelu Instumen yang tidak
Kecamatan penelitian mengetahui
Dimembe menggunakan bahwa
kuesioner dan penyebab
wawancara malaria adalah
plasmodium
berjumlah
70,8%
sedangkan
responden yang
tidak
mengetahui
gejala penyakit
malaria
sebanyak
65,8%.
Sebanyak
73,4%
responden sama
sekali tidak
mengetahui cara
menghin dari
diri dari
penyakit
malaria.

3 Hubungan cross Dependen Uji Hasil penelitian


tingkat sectional adalah Statistik menunjukkan
Pengetahua Hubungan chi square 22 responden
n ibu tingkat (34,4%) dengan
Upaya Pengetahuan pengetahuan
Pencegahan ibu Upaya tinggi, 14
malaria Pencegahan responden
dengan malaria (21,9%) dengan
kejadian dengan pengetahuan
malaria kejadian Cukup, dan 28
malaria, responden
Instumen (43,8%) dengan
penelitian pengetahuan
menggunakan kurang.
kuesioner Sebanyak 38
anak responden
(59,4%)
mengalami
kejadian
malaria, 26
anak responden
(40,6%) tidak
mengalami
kejadian
malaria dalam
kurun waktu 3
bulan terakhir.
Hasil uji Chi
Square
diperoleh nilai
2 = 7,898
dengan p =
0,019.
Keputusan
hipotesis yang
diambil adalah
Ho ditolak,
sehingga
kesimpulannya
adalah ada
hubungan
tingkat
pengetahuan ibu
tentang upaya
pencegahan
malaria dengan
kejadian
malaria pada
anak usia 0-9
tahun di
Puskesmas
Timika Jaya
Mimika Papua.
kedalaman air dan ketinggian (Susana,2010)

2.1.4. Cara pencegahan dan pemberantasan

1) Pencegahan berbasis masyarakat

Masyarakat berbasis hidup bersih dan sehat antara lain dengan memperhatikan kebersihkan

lingkungan untuk menghilangkan tempat tempat perindukan nyamuk. Gerakan kebersihan

lingkungan ini dapat menghilangkan tempat-tempat perindukan nyamuk secara permanen

dari lingkungan pemukiman. Air tergenang dialirkan, dikeringkan atau timbun, saluran-

saluran di kolam-kolam air dibersihkan.

2) Tindakan pencegahan perorangan

a. Jangan bepergian antara senja dan malam hari karena pada saat itu umumnya nyamuk

menggigit. kenakan celana panjang dan baju lengan panjang dengan warna terang karena

gelap menarik perhatian nyamuk.

b. Gunakan lotion penangkal nyamuk pada kulit yang tidak tertutup pakian.

c. Gunakan obat nyamuk bakar (khususnya saat duduk diluar) yang

mengeluarkan asap untuk mengusir nyamuk atau membunuhnya ketika mereka terbang

melewati asap tersebut.


d. Semprotkan ruangan dengan enteksida sebelum tidur setiap malam, efektif untuk beberapa

jam, metode ini harus digunakan dengan kombinasi tindakan pencegahan lainnya, misalnya

pintu dan jendela yang dipasang kaca.

e. Gunakan kelambu pada saat tidur.

f. Menggunakan kegiatan 3M dalam pemberantasan sarang nyamuk

yaitu : mengguras bak, menutup dan mengubur barang-barang bekas

(Kemenkes RI, 2012).

2.1.5. Cara penularan

Malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Sebagian besar spesies

menggigit pada senja hari dan menjelang malam dan menjelang malam. Beberapa fektor

utama mempunyai waktu puncak menggigit pada tengah malam dan menjelang fajar. Setelah

nyamuk anopheles betina menghisap darah yang mengandung parasit pada stadium seksual

(gametosit), gamet jantan dan betina bersatu membentuk ookinet di perut nyamuk yang

kemudian menembus perut nyamuk dan membentuk kista pada lapisan luar dimana ribuan

sporosoit dibentuk. Ini membutuhkan waktu 8-35 hari tergantung pada jenis parasit dan suhu

lingkungan tempat dimana vektor berada. Sporosoit- sporosoit tersebut berpindahkeseluruh

organ tubuh nyamuk yang terinfeksi dan beberapa mencapai kelenjar ludah nyamuk dan

disana menjadi matang dan apabila nyamuk menggigit orang maka sporosoit siap ditularkan

(Depkes RI,

2009).

2.1.6. Diagnose malaria

Manifestasi klinis malaria dapat bervariasi dari ringan sampai membahayakan jiwa. Gejala

utama demam sering didiagnosis dengan infeksi lain: seperti demam typhoid, demam
dengue, leptospirosis, chikungunya, dan infeksi saluran nafas. Adanya thrombositopenia

sering didiagnosis dengan leptospirosis, demam dengue atau typhoid. Apabila ada demam

dengan ikterik bahkan sering diintepretasikan dengan diagnosa hepatitis dan leptospirosis.

Penurunan kesadaran dengan demam sering juga didiagnosis sebagai infeksi otak atau

bahkan stroke. Mengingat bervariasinya manifestasi klinis malaria maka anamnesis riwayat

perjalanan ke daerah endemis malaria pada setiap penderita dengan demam harus dilakukan.

Diagnosis malaria ditegakkan seperti diagnosis penyakit lainnya berdasarkan anamnesis,

pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium. Untuk malaria berat diagnosis ditegakkan

berdasarkan kriteria WHO. Untuk anak <5 tahun diagnosis menggunakan MTBS namun pada

daerah endemis rendah dan sedang ditambahkan riwayat perjalanan ke daerah endemis dan

transfusi sebelumnya. Pada MTBS diperhatikan gejala demam dan atau pucat untuk

dilakukan pemeriksaan sediaan darah. Diagnosis pasti malaria harus ditegakkan dengan

pemeriksaan sediaan darah secara mikroskopis atau uji diagnostik

cepat (Rapid Diagnostic Test=RDT)

2.2.2 Proses terjadinya pengetahuan

Menurut notoatmodjo (2011) pengetahuan mengungkapkan bahwa sebelum orang

mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi proses sebagai berikut:

1. Kesadaran, di mana o rang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu

terhadap stimulasi (Objek).

2. Merasa, tertarik terhadap stimulasi atau objek tersebut di sini sikap objek mulai timbul

3. Menimbang-nimbang, terhadap baik dan tidaknya stimulasi tersebut bagi dirinya , hal ini

berarti sikap responden sudah lebih baik lagi


4. Mencoba, dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang di

kehendaki

5. Adaption, di mana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran,dan sikap terhadap stimulasi.(Ayu, 2019)

2.2 Konsep Pengetahuan Masyarakat

2.2.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu sseorang terhadap objek

mealalui indra yang di miliki (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya,

pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat di pengaruhi oleh

intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang di

peroleh melalui indra pendengaran yaitu telinga dan indra penglihatan yaitu mata

(Notoatmodjo ,2012).

Menurut Notoatmodj (2012), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi telah

orang melakukan pengindran terhadap suatu objek teetentu. Dalam kamus Besar Indonesia

(2011), pengetahuan adalah sesuatu yang di ketahui berkaitan dengan berkaitan dengan proses

pembelajaran. Proses belajar ini di pengaruhi berbagai faktor dari dalam, seperti motivasi dan
faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia, serta keadaan social budaya. Pengetahuan

adalah informasi yang di ketahui atau di sadari seseorang (Agus ,2013).

2.2.3 Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoamodjo (2012) pengetahuan yang di cakup dalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkatan yaitu:

1) Tahu(know) di artikan sebagai mengingat kembali suatu materi yang telah di pelajari dan di

terima dari sebelumnya. Kata kerja mengukur bahwa orang taahu tentang apa yang telah di

pelajari antara lain mampu menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan suatu materi secara

benar.

2) Memahami(comprehension)

Memahami merupakaan suatu kemampuan untuk menjelaskan dan menginterprestasikan

materi yang di ketahui secara benar. Orang yang telah paham terhadap suatu materi ataau

objek harus dapat menyebut, menjelaskan, dan menyimulkan. Seseorang dinyatakan telah

memahami penyakit malaria apabila menjelaskan secara lengkap meliputi cara pencegahaan,

penularan dan penyebab penyakit Malaria.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi merupakan kamampuan seseorang yang teelah memahami suatu materi atau objek

dapat menggunakan ataau mengaplikasikan prinsip yang di ketahui tersebut pada situasi atau

kondisi yang sebenarnya. Aplikasi di sini dapat di artikan sebagai aplikasi atau penggunaan

hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks ataau situasi yang

lain. Seseorang anggota masyarakat pada tingkat aplikasi dapat menerapkan teori dengan
menggunakan peralatan yang ada dalam usaha pencegahan sederhana penyakit Malaria di

lingkungan masing-masing.

4) Analis (Analysis)

Analisis merupakan kemampuan seseorang yang telah memahami suatu atau objek tertentu

ke dalam komponen -komponen yang terdapat dalam suatu masalah dan berkaitan satu sama

lain. Pengetahuan seseorang sudah sampai pada tingkat analisis, apabila orang tersebut telah

dapat membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan membuat diagram terhadap

pengetahuan ataau objek tertentu. Kemampuan masyarakat dalam menganalisi penyakit

Malaria dapat di lihat dari penggunaan kata-kata: dapat menggambarkan,membedakan

memisahkan,dan mengelompokkan berbagai masalah mengenai penyakit DBD yang

meliputi cara pencegahan,penularan dan penyebab.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan seseorang untuk meletakkan atau menghubungkan

bagian-bagian suatu objek tertentu ke dalam bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain

sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi

yang telah ada.Seorang dapat menerapkan teori tentang penyakit Malaria berbagai macam

situasi kondisi berdasarkan keinginan dan kehendak dengan fleksibel tetapi tepat pada

sasaraannya.

6) Evaluasi (Evalution)

Evaluasi merupakan suatu kemampuanseseorang untuk melakukan penilain terhadap suatu

materi atau objek tertentu. Penilain itu di dasarkan pada suatu kriteria yang di tentukan

sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Dalam tingkat ini seseorang dapat

melakukan penilaian terhadap tindakan yang di lakukan orang lain tentang cara pencegahan,
penularan, dan penyebab penyakit Malaria melakukan evaluasi dan kemudian melakukan

pembenahan sehingga sesuai dengan materi dan aturan yang benar.

Tingkat pengetahuan dapat di ketahui dan di interprestasikan dengan skala yang bersifat

kualitatif sebagai berikut.(Wiwi, 2015)

1. Baik: Hasil Presentase 76%-100%

2. Cukup: Hasil Presentase 56%-75%

3. Kurang: Hasil Presentase kurang dari 56%

BAB 3
KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep

Pengetahuan
baik angka
kesakitan
semakin
menurun
Pengetahuan Masyarakat Pencegahan Malaria

Pengetahuan
kurang baik
angka semakin
kesakitan
meningkat
= Diteliti

= Tidak di teliti

= Mempengaruhi

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Tabel 3.1 Definisi Operasional

NO Variabel Definisi Parameter Alat Skala Hasil Ukur


Operasional Ukur Ukur
1 Variabel Segala Masyarakat mampu Kuisoner Ordinal 1. Baik :Jika
Independen sesuatu yang menjelaskan tentang dapat
Pengetahuan diketahui pencegahan menjawab
masyarakat masyarakat Malaria: pertanyaan
tentang tentang 1. Menerapakan dengan benar
3M 76-100%.
pencegahaan pencegahan
2. Mengunakan 2. Cukup: Jika
Malaria Malaria dapat
Obat nyamuk
menjawab
3. Menberikan
pertanyaan
Abate pada dengan benar
penampung 56-75%.
air 3. Kurang:
4. Memakai Jika dapat
kelambu menjawab
pertanyaan
dengan
benar ≥ 55%.
(Arikunto,
2013)

BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunkan metode deskriptif yaitu suatu metode untuk

mendapatkan gambaran Pengatahuan Masyarakat tentang Pencegahaan Malaria di

Kelurah Kamalaputi Kecamatan Kota Waingapu Kabupaten Sumba Timur

4.2 Rencana Penelitian

Rancana penelitian ini menggunkan desain penelitian deskriptif yaitu untuk meneliti

suatu masalah melalui suatu kelompok yang bertujuan untuk mengetahui

Pengetahuan Masyarakat tentang Pencegahan Pencegahaan Malaria di Kelurah

Kamalaputi Kecamatan Kota Waingapu Kabupaten Sumba Timur


Kabupaten Sumba Timur.

4.3 Populasi Dan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari variable yang menyangkut masalah yang di

teliti (Nursalam ,2003). Populasi menurut Notoatmodjo (2010) adalah keseluruhan

objek yang di teliti. Populasi dalam penelitian ini adalah semua masyarakat yang

berada di Kelurah Kamalaputi Kecamatan Kota Waingapu Kabupaten Sumba Timur

Kabupaten Sumba Timur.

4.3.2 Sampel

Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai

subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2013). Sedangkan menurut

Notoadmodjo, 2005 sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek

yang diteliti yang dianggap mewakili seluruh populasi. Sampel dari penelitian ini

menggunakan sample minimal yaitu 30 orang (Nursalam,2003). Pengambilan

sampel dalam penelitian ini adalah Random Sampling dengan Teknik sampel

menggunakan Surve (dari rumah ke rumah). Penilitian ini membutuhkan jawaban

yang jujur tepat dan dapat di peroleh informasi yang akurat maka sampel dalam

penelitian ini di tambahkan dengan persyaratan sebagai berikut:

Kriteria Inklusi dalam penelitian ini menurut (Nurusalam, 2013):

1. Masyarakat yang berdomisili Di Kelurahan Kamalaputi Kecamatan Kota

Waingapu Kabupaten Sumba Timur.

2. Dapat berkomunikasi dengan baik

3. Bersedia diteliti dan menandatangani surat peryataan calon penelitian


4. Dapat membaca dan menulis

5. Masyarakat yang berumur 17-35 tahun baik laki-laki maupun perempuan.

4.4 Variabel penilitian

1) Variabel Independent (Variabel Bebas)

Variabel Independent adalah suatu kegiatan stimulus aktivitas yang dimanipulasi

oleh peneliti untuk menciptakan suatu dampak pada variabel dependent

(Nursalam, 2013). Variabel independent dalam penelitian ini adalah Pengetahuan

masyarakat.

2) Variabel Dependen (Variabel Terikat) Variabel Depeden adalah variabel respons

akan muncul sebagai akibat dari manipulasi suatu variabel-variabel lain

(Nursalam, 2013). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Pencegahan

Malaria di Kelurahan Kamalaputi Kecamatan Kota Waingapu Kabupaten Sumba

Timur.

4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Kelurah Kamalaputi Kecamatan Kota Waingapu

Kabupaten Sumba TimurKabupaten Sumba Timur pada bulan Mei 2021.

4.6 Interumen Penelitian

Instrumen yang digunakan berupa lembaran kuesioner dalam bentuk pilihan ganda

(Multiple Choice) dengan memilih jawaban obsen a, b, c, d atau e, dan berjumlah 10

soal.

4.7 Teknik Pengumpulan Data, Pengolahan Data Dan Analisa Data

1. Teknik Pengumpulan data

a. Data perimer: data yang diperoleh melalui lembar kuesioner


Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari Kelurah

Kamalaputi Kecamatan Kota Waingapu Kabupaten Sumba Timur

b. Kabupaten Sumba Timur.

2. Pengolahan Data

Pengolahan data menggunakan editing, decoding, dan skoring.

1. Editing: yaitu untuk melihat apakah data yang diperoleh sudah terasa lengkap

atau kurang.

2. Decoding: mengklasifikasikan jawaban responden menurut macamnya dengan

memberi kode pada masing-masing jawaban menurut item pada kuesioner.

3. Skoring: yaitu dengan pemberian nilai dari masing-masing responden.

Pemberian score : bila jawaban benar diberi nilai 1, bila jawaban salah diberi

nilai 0.

4. Tabulasi: Mengelompokan data dalam bentuk tabel

3. Analisa Data

Data dikumpulkan dan dikelompokkan kemudian diolah secra univariat sesuai dengan

variabel penelitian. Kategori baik 80-100%, cukup 50-80%, dan kurang <50%. Hasil

penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan narasi sehingga menggambarkan

pengetahuan masyarakat Pencegahaan Malaria di Kelurah Kamalaputi Kecamatan

Kota Waingapu Kabupaten Sumba Timur

Kabupaten Sumba Timur

4.8 Etika Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan prinsip etika, antara lain:


1. Informed consent (lembar persetujuan menjadi responde)

Lembaran persetujuan diberikan kepada responden, tujuannya adalag subjek

mengethaui maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama

pengumpulan data. Jika bersedia diteliti maka responden bersedia menadatangi

lembar persetujuan, jika tidak bersedia diteliti maka peneliti tidak memaksa dan

menghormati haknya.

2. Confidentility (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang berikan oleh responden akan tetap dijamin oleh

peneliti.

3. Anomonity (Tanpa Nama)

Untuk menjada kerahasiaan identitas responden maka peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang di isi oleh

responden dan hanya diberikan kode tertentu.

You might also like