You are on page 1of 40

PROPOSAL PENELITIAN

STUDI DESKRIPTIF PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG


PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KAMBANIRU KECAMATAN KAMBERA KABUPATEN SUMBA
TIMUR

Proposal Penelitian Ini Di Ajukan Untuk Melakukan Penelitian


Dalam Rangkah Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

OLEH
MARYENSI MAHELI EHA
NIM:PO530320318720

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU
WAINGAPU
2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN

PROPOSAL

STUDI DESKRIPTIF PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG


PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE(DBD)

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMBANIRU

KECAMATAN KAMBERA KABUPATEN SUMBA TIMUR

OLEH

MARYENSI MAHELI EHA


NIM: PO530320318720

PEMBIMBING

Maria Ch. Endang Sukartiningsih, SST, M.Kes.


NIP : 19680508202122002

MENGETAHUI
KETUA PROGRAM STUDI KEPERAWATAN WAINGAPU

MARIA KARERI HARA, S.Kep,Ns.M.Kes


NIP : 19670210 198903 2 001

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBARAN PERSETUJUAN
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR SINGKAT
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1 PENDAHULUAN

Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Demam Berdarah Dengue
2.1.1 Pengertian Demam Berdarah Dengue
2.1.2 Etiologi
2.1.3 Epidemiologi Demam Berdarah Dengue
2.1.4 Patogenesis dan Patofisiologis Demam Berdarah Dengue
2.1.5 Faktor Risiko Demam Berdarah Dengue
2.1.6 Manifestasi Klins Demam Berdarah Dengue
2.1.7 Diagnosa
2.1.8 Pemeriksaan Laboratorium Demam Berdarah Dengue
2.2 Konsep Pengetahuan Masyarakat
2.2.1 Definisi Pengetahuan
2.2.2 Proses Terjadinya Pengetahuan
2.2.3 Tingkat Pengetahuan
2.3 KONSEP DEMAM BERDARAH DENGUE
2.3.1 Vektor Demam Berdarah Dengue
2.3.2 Cara Penularan
2.3.3 Pencegahan Demam Berdarah Dengue
BAB 3 KERANGKA KONSEP

iii
3.1 Kerangka Konsep

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN


4..1 Jenis Penelitian

4.2 Rencana Penelitian

4.3 Popuasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

4.3.2 Sampel

4.4 Variabel Penelitian

4.4.1 Variabel Independent (Bebas)

4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.6 Instrumen Penelitian

4.7 Teknik Pengumpulan, Pengolahan dan Analisa Data

4.7.1 Teknik Pengumpulan Data

4.7.2, Pengolahan Data

4.7.3 Analisa Data

4.8 Etika Penelitian

4.1 Jadwal Penelitian

iv
DAFTAR TABEL

1..4 Keaslian Penelitian

3.1 Definisi Operasional

4.9. Jadwal Penelitian

v
DAFTAR SINGKATAN

DBD: Demam Berdarah Dengue

3M: Menguras, Mengubur, Menutup

PCR: Polymerase Chain Reaction

RNA: Ribonukleat Acid

SEL NK: Sel Natural Killer

NS1: Substitusi Nukleofilik 1 arti Reaksi Molekul Tunggal

DEN 1: Virus Dengue Serotipe 1

DEN 2: Virus Dengue Serotipe 2

DEN 3: Virus Dengue Serotipe 3

DEN 4: Virus Dengue Serotipe 4

vi
DATRAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Permohonan Menjadi Responden…………………………………………

Lampiran 2: Persetujuan Menjadi Responden………………………………………….

Lampiran 3: Lembar Kuisioner…………………………………………………………

viii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Demam berdarah

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi virus

akut yang di sebabka oleh Virus Dengue terutama yang menyerang anak - anak

yang bertendensi menimbul kan syok dan kematian, (Putu nova helinayati, 2015)

Menurut World Health Organization (WHO), Demam Berdarah Dengue

(DBD) merupakan penyakit yang di sebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes yang

terinfeksi salah satu dari empat tipe Virus Dengue dengan manifestasi klinis

demam, nyeri otot atau nyeri sendi. Pada Demam Berdarah Dengue terjadi

perembesan plasma yang di tandai dengan hemo konsentrasi (Peningkatan

hematocrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh (Putu Nova Helinayati,2015

World Health Organization (WHO), mencatat negara Indonesia sebagai

negara dengan kasus DBD ter tinggi di Asia Tenggara dengan urutan nomor dua di

dunia setelah Thailand (Dyah Ayu Riani1, Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017)

Data Indonesia yang di laporkan Kemenkes RI menujukkan kasus di

Indonesia 138 mencapai 49.563 kasus sehingga 27 April 2020 (Rizal,2020).

Provinsi NTT merupakan salah satu Provinsi dengan jumlah kasus DBD yang tinggi

setiap tahunnya di bandingkan dengan Provinsi lainnya di Indonesia. Data NTT

Laporan Dinkes Provinsi NTT 2020 menunjukkan bahwa jumlah kasus DBD di

NTT hingga 01 April 2020 adalah 4.518 kasus dengan 48 orang diantaranya

meninggal dan ini menunjukan bahwa jumlaah penderita DBD di kota kupang pada

tanggal 01 April 2020 mencapai 578 Penderita DBD dan 6 orang meninggal dan

pada bulan Februari 2020 Kupang berada di urutan ke dua dengan kasus DBD yang

belum teratasi secara maksimal. (Dawe1, Vol.2, No.2, June 2020)

1
Berdasarkan data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba

Timur, jumlah penderita DBD tahun 2020 sebanyak 33 kasus (Profil Dinas

Kesehatan Sumba Timur, 2020).

Puskesmas Kambaniru merupakan salah satu Puskesmas yang ada di Sumba

Timur dengan angka DBD 39 kasus pada tahun 2020.

Kejadian DBD di pengaruhi oleh beberapa factor, salah satu faktor yang

mempengaruhi peningkatan angka kesakitan serta kematian adalah kurangnya

Pengetahuan masyarakat dalam pecegahan penyakit DBD dan masyarakat kurang

menjaga kebersihan lingkungan sekitar. memutuskan penyakit DBD dengan

melakukan 3M yaitu mengubur, menguras dan menutup (Lerik & Marni,2008).

Pengetahuan masyarakat tentang demam berdarah dengan perilaku 3M. Apa bila

pengetahuan masyarakat kurang maka 3M juga kurang dan masyarakat memiliki

pengetahuan dalam pencegahan DBD maka akan melakukan 3M dengan

baik(Kurniawati,2008). (Matthews, 2019)

Departemen Kesehatan selama ini telah melakukan berbagai upaya dalam

pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan memberantasan

nyamuk Aedes Aegypti melalui pengasapan, kemudian dengan menggunakan abate

yang di masukkan di daalam penampung air. Namun demikian kedua metode

tersebut belum berhasil. Saat ini Depkes mengembangkan metode pencegahan

penyakit demam berdarah untuk mengubah dengan melibatkan serta masyarakat

dalam pemberantasan sarang nyamuk oleh masyarakat seacara rutin, serentak dan

berkesinambungan. Metode ini di pandang sangat efektif dan relatif. Pencegahan

DBD yang di anjurkan kepada keluarga atau masyarakat adalah dengan cara

melakukan kegiatan 3M yaitu menutup,tempat penampungan air, mengubur barang-

barang bekas yang dapat menampung air hujan di seitar rumah, menguras bak

2
mandi,manabur larvasida di tempat penampungan air,serta cara lain untuk mengusir

atau menghindari gigitan nyamuk Aedes Agypti dengan menggunakan kelambu

waktu tidur, dan memakai obat nyamuk. (Ratnawulan, 2019).

Pengetahuan masyarakat merupakan salah satu faktor kompen yang

mempengaruhi perilaku masyarakat dalam pencegahan DBD.Responden yang

berpegetahuan kurang baik dalam pencegahan DBD akan berdampak gejala DBD di

bandingkan dengan masyarakat yang yang memiliki pengetahuan baik dalam

pencegahan DBD.

Observasi di lakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Kambaniru Kecamatan

Kambera Kabupaten Sumba Timur ada beberapa masalah yang dapat menyebabkan

DBD. Kondisi lingkungan yang kurang bersih yaitu adanya sampah berserakan,

pakian di gantung, pakian tidak di simpan pada tempat yang tertutup, dan bak

kamar mandi kurang bersih dan ada jentik nyamuk.

Studi pendahuluan yang lakukan di RT Kaiku Kelurahan Mauhau pada

hari kamis tanggal 6 Jam 15:00 dengan memberikan beberapa pertanyaan tentang

pencegahan DBD, menunjukkan bahwa dari 10 orang masyarakat yang dapat

menjawab dengan benar hanya 2 orang (20 % ).

Berdasarkan masalah di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

Studi Deskriptif Pengetahuan Masyarakat Tentang Pencegahan Demam Bedarah

Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Kambaniru Kecamatan Kambera

Kabupaten Sumba Timur.

3
1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana Pengetahuan Masyarakat Tentang Pencegahan DBD Di Wilayah Kerja

Puskesmass Kambaniru Kecamataan Kambera Kabupaten Sumba Timur?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk Mengetahui Pengetahuan Masyarakat Tentang Pencegahan DBD Di Wilayah

Kerja Puskesmas Kambaniru Kecamataan Kambera Kabupaten Sumba Timu

1.4 Keaslian Peneliti

No Nama Judul Desain Variabel & Analisis Hasil


Instrumen
1 Surakarta Hubungan Analitik Tingkat Uji Chi- Sebagian besar
Imba Wahyu Tingkat Observasio pengetahuan square kepala keluarga
Ginandra, Pengetahuan nal dengan dan perilaku, berpengetahuan
Burhannudin kepala pendekatan Instumen tinggi yaitu
Ichsan, Erika keluarga Cross penelitian sebanyak 23
Diana Risant, dengan Sectional. menggunakan orang (63,9 %)
(0075, 2015) Perilaku kuesioner dan yang
Pencegahan pengetahuannya
Demam rendah
Berdarah sebanyak 13
Dengue di orang (36,1 %).
Desa Hasil analisis
Sendangmul statistik
yo menunjukkan
Kabupaten nilai p = 0,005.
Blora
Fakultas
2 Parulian Pengetahuan Cross Dependen Deskriptif Menunjukkan
Manalu & dan Perilaku Sectional adalah 92,8%
Munif, 2016) Masyarakat Pengetahuan responden tidak
Dalam dan Perilaku perna
Pencegahan Masyarakat mendengar
DBD tentang DBD, DBD,775
Instumen responden
penelitian memiliki
menggunakan Pengetahuan
kuesioner DBD sebagai
penyakit
menular, 81,5%

Responden
memiliki
Pengetahuan
cara Penularan

4
DBD dengan
gigitan nyamuk
sebesar 63,7%

Responden
melakukan
tindakan
Pencegahan
melalu
Pemberantasan
Saran Nyamuk.

3 (Novikasari, Hubungan Case Dependen Uji Menunjukkan


2016) Pengetahuan control adalah Statistik bahwa distribusi
Orang Tua Hubungan chi square frekuensi
Tentang antar Tingkat responden
DBD Dengan Pengetahuan dengan kategori
Kejadian orang tua pengetahuan
DBD Pada tentang DBD baik
Anak Di dengan 47`responden
Puskesmas Kejadian (71,2%) dan
Iring Mulyo DBD Pada kategori
Kota Metro Anak, pengetahuan
Tahun 2014 Instumen kurang baik
penelitian sejumlah 19
menggunakan responden
kuesioner (28,8%).
Kelompok
kasus memiliki
proporsi
responden
dengan kategori
pengetahuan
yang sama yaitu
50% untuk
masing-masing
kategori, sedang
kelompok
control
memiliki
responden
terbanyak padaa
kategori
pengetahuan
baik sejumlah
36% responden
(81,8)

4 (Engkeng et Hubungan Cross Dependen Uji Menunjukkan


al., 2017) Antar sectional adalah Statistik tindakan baik

5
Pengetahuan Hubungan chi square pengetahuan
Dan Sikap antara Sikap baik 28
Kepala dan Tindakan responden
Dengan Pemberantasa (63,6%) dan
Tindakan n Sarang tingkat
Pemberantas Nyamun pengetahuan
an Sarang DBD, baik
Nyamuk Instumen menunjukkan
DBD Di penelitian tindakan tidak
Kelurahan menggunakan baik 16
Paniki kuesioner responden
Bawah (36,4%).
Kecamatan Responden
Mapanget dengan
Kota Manado pengetahuan
tidak baik
menunjukkan
tindakan baik
19 responden
(36,5%) dan
pengetahuan
tidak baik
menunjukkan
tindakan tidak
baik 33
responden
(63,5%).

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

2.1.1 Pengertian DBD

6
Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit infeksi virus akut yang di

sebabka oleh Virus Dengue, terutama yang menyerang anak anak yang bertendensi

menimbul kan syok dan kematian. (Putu nova helinayati 2015).

Menurut World Health Organization (WHO), Demam Berdarah Dengue (DBD)

merupakan penyakit yang di sebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi salah

satu dari empat tipe Virus Dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot atau nyeri

sendi. Pada Demam Berdarah Dengue terjadi perembesan plasma yang di tandai dengan

hemokonsentrasi (Peningkatan hematocrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh

(Putu nova helinayati,2015

2.1.2 Etiologi

Demam Berdarah Dengue di sebabkan oleh virus dengue yang di tularkan oleh

nyamuk. Virus dengue ini termasuk kelompok B Arthropod Virus (Arbovirus) yang

sekarang di kenal sebagai Genus Flaviviru, Famili Flaviviride, dan mempunyai 4 jenis

serotipe DEN-1, DEN 2, DEN -3, dan DEN-4. Infeksi dari salah satu serotipe.

Menimbulkan antibodi terhadap virus yang bersangkutan, sedangkan aantibodi yang

terbentuk untuk serotipe lain sangat kurang, sehingga dapat memberikan perlindungan

terhadap serotipe lain. Seorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi

oleh ¾ serotipe yang berbeda selama hidupnya. Serotipe DEN-3 merupakan serotipe

yang dominan dan diasumsikan banyak yang menunjukkan manifestasi klinik yang berat.

Menurut WHO kriteria demam berdarah dengue ialah demam yang berlangsung

2-7 hari, terdapat manifestasi pendarahan, trombositopenia (jumlah trombosit <

100.000/mm3), dan peningkatan permeabilitas pembuluh darah .(Putu nova

helinayati ,2015)

2.1.3 Epidemiologi DBD

7
Demam berdarah dengue merupakan penyakit mosquito-borne viral dengan penyebaran

tercepat di dunia. Setiap tahun di perkirakan terjadi sekitar 50 juta infeksi virus

(WHO,2011). Sebanyak 70% popolasi berisiko terdapat di wilayah regional Asia Tengga,

pasifik barat. Negara-negara di daerah tersebut adalah Indonesia, Thailand, Myanmar, Sri

Lanka, dan 30% populasi berisiko lainnya terdapat di b enua Afrika serta Amerika.

2.1.4 Patogenesis dan Potofisiologis DBD

DBD untuk pertama kalinya, sebagaian besar kasus DBD terjadi pada pasien

dengan infeksi sekunder. Hubungan antara kejadian DBD/DSS dengan infeksi DB

sekunder melibatkan sistem imum pada patogenesisnya. Baik imunitas alamilah seperti

sistem komplemen dan sel NK, maupun imunitas adaptif termasuk humoral dan imunitas

dimediasi sel terlibat dalam proses ini. Kenaikan aktivitas imun, khususnya pada infeksi

sekunder, menyebabkan respon sitokin yang berlebihan sehingga merubah permeabilitas

pembuluh darah. Selain itu, produk dari virus seperti NS1 juga berperan dalam mengatur

aktivitas komplemen dan permeabilitas pembulu h darah.

Tanda penting dari DBD adalah meningkatkan permeabilitas vascular sehingga

terjadi kebocoran plasma volume intravascular berkurang, dan syok di kasus yang

parah .Kebocoran plasma bersifat unik karena plasma yang bocor selektif, yaitu di pleura

dan rongga abdomen serta periodenya pendek (24-48 jam). pemulihan cepat dari syok

tanpa sequele dan tidak adanya inflamasi pada pleura dan peritoneum mengindikasikan

mekanisme yang terjadi adalah perubahan fungsi integritas vascular, bukan kerusakan

struktural dari endotel.

Infeksi virus denguemengakibatkan munculnya respon imun baik humoral

maupun seluler, mulai terbentuk pada infeksi primer dan akan meningkat (booster effect)

pada infeksi sekunder. Antibodi tersebut dapat ditemukan dalam darah pada demam hari

ke-5, meningkatkan pada minggu pertama-ketiga, dan menghilang setelah 60-90 hari.

8
2.1.5 Faktor Risiko DBD

Faktor resiko individu yang menentukan beratnya penyakit adalah infeksi

sekunder, usia, etnisitas dan penyakit kronis (asam bronkial, anemia, sel sabit dan

diabetes melitus). Pada anak-anak muda mungkin kurang mampu untuk mengkompensasi

kebocoran kapiler dari pada orang dewasa dan akibatnya berisiko lebih besar mengalami

syok dengue.

Pada wanita lebih berisiko mendapatkan manifestasi berat setelah terinfeksi virus

dengue (DBD) karena secara teori di yakini waanita lebih cenderung dapat meningkat

permeabilitas kapiler di bandingkan dengan laki-laki. Selain itu, orang kulit putih infeksi

virus dengue lebih berat di bandingkan dengan orang kulit hitam (negro)karena virus

lebih banyak berkembang biak pada sel mononuklear orang kulit putih. Infeksi virus

dengan lebih sering terjadi pada orang yang memiliki status gizi yang baik di banding

dengan orang malnutrisi. Pada orang yang memiliki indeks massa tubuh tinggi, kapiler

mereka secara intriksik lebih mungkin bocor sehingga bias menjadi lebih buruk dalam

infeksi dengue.

2.1.6 Vektor Demam Berdarah Dengue (DBD)

Ciri-ciri nyamuk yang menularkan penyakit DBD dengan nama Aedes aegypti

adalah sebagai berikut:berwarna hitam dengan loreng putih di sekujur tubuh nyamuk bias

terbang hingga radius 100 meter dari tempat menetas ,nyamuk betina membunuhkan

darah setiap 2 hari sekali ,nyamuk betina menghisap darah pada pagi hari dan sore hari;

senang hinggap di tempat gelap benda tergantung di dalam di dalam rumah, lingkungan

rumag, gendung dan bangunan nyamuk bias hidup 2 bulan dengan rata-rata

2minggu( hindra 2008).

Tempat yang bias di jadikan tempat bertelur (kemabangbiak) adalah di tempat

yang tergenang air bersih dalam waktu lama seperti bak mandi, vas bunga, kaleng,

9
penambung air, lubang wc, dan talang air. Air kotor seperti got, air keruh, air empang,

genangan yang berhubungan dengan tanah bukan tempat yang cocok bagi nyamuk Aades

telur (Damara,2011).

2.1.7 Cara Penularan

Virus berkembanng dalam tubuh nyamuk selama 8-10 hari terutama dalam

kelenjar air liur, dan jika nyamuk inni mengigit orang lain maka virus dengue akan

dipindahkan Bersama air liur nyamuk. Dalam tubuh manusia, virus akan bekembang

selama 4-6 hari dan orang tersebut akan mengalami sakit demam berdarah dengue. Virus

dengue memperbanyak diri dalam tubuh manusia dan berada dalam darah selama satu

minggu (Widoyono,2008)

2.1.8 Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD)

Upaya pencegahan sarang nyamuk adalah kegiatan pencegahan telur, jentik dan

kepompong nyamuk penularan demam berdarah dengue. Menurut(Depkes RI, 2010)

Pencegahan melakukan 3M (menguras,menutup dan mengubur) langkah- langkah:

1) Menguras penampungan air

3M yang pertama yaitu menguras penampungan air antara lain bak mandi, bak wc, vas

bunga dan tempat minum burung. Cara menguras yang baik adalah menguras

penampungan air seminggu sekali dengan cara menyikat menggosok rata dinding bagian

dalam penampungan air, mendatar maupun turun . Maksudnya agar telur nyamuk tidak

menempel dapat lepas dan tidak menetas jentik nyamuk ( Depkes RI,2006) .

2) Menutup penampungan air

3M yang kedua yaitu menutup.ada 2 jenis menutup penampungan air agar nyamuk

tidak berkembangbiak yaitu menutup penampungan air dengan rapat agar air yang di

simpan tidak ada jentik .Jenis penampungan air antara lain : gentong, drum,reservoar,

dan emberisasi. Selanjutnya menutup penampungaan air agar tidak terisi air, di tonggak

bambu dapat di tutup dengan pasir, Menutup lubang pada pagar dengan tanah, untuk

10
ban bisa di tutup dengn plastic atau di masukkan di dalam karung agar tidak kemasukan

air ( Depkes RI,2006)

3) Mengubur barang bekas

3M yang ke tiga yaitu mengubur. Barang-barang bekas yang dapat menampung air dan

tidak akan di gunakan lagi sebaiknya di singkirkan yang mudah adalah mengubur ke

dalam tanah. Beberapa barang bekas yang perlu di kubur antar lain gelas, pecahan pring

dan botol atau kaleng. Dengann melakukan 3M saja belum cukup untuk melakukan

pecegahan demam berdarah maka ada tindakan yang harus di lakukan antar lain

pecengahan jentik dan gigitan nyamuk, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk,

memakai kelambu di saat tidur untuk menghidari suara nyamuk, tidak mengantung

pakian agar tidak menjadi tempat tinggal nyamuk, memakai abate untuk mematikan

berbagai jentik nyamuk dan larva nyamuk, Penerangan ruangan karena nyamuk tidak

menyukai tempat terang, memakai obat nyamuk, adapun jenis obat nyamuk antara lain

bakar baygon, Autan obat nyamuk kulit, obat nyamuk hit elektrik isi ulang dan obat

nyamuk semprot agar terhhindar dari gigitan nyamuk yang menyebabkan demam

berdarah (Depkes RI,2006). (Tito Rizki Yulinda, 2016)

2.1.6 Manifestasi Klinis DBD

Manifestasi klinik untuk demam berdarah dengue (DBD) yaitu:

1. Demam tinggi, timbul mendadak kontinua, kadang bifasik

2. Berlangsung antara2-7 hari.

3. Muka kemerahan

4. Nyeri epigastric, muntah, nyeri abdomen difus.

5. Disertai sakit tenggorok

6. Faring dan kunjungtiva yang kemerahan

7. Dapat di sertai kejang demam

11
Adapun tanda bahaya yaitu fase Efebris klinis tidak ada berbaikan atau

memburuk, tidak mau minum, muntah terus-terus, nyeri perut hebat, gelisah, perubahan

perilaku, perdarahan mimisan, muntah dan BAB hitam, menstruasi berlebihan, urin

berwarna hitam/hemoglobinuria ataau hematuria, pening, pucat (tangan kaki teraba

dingin), diuresis berkurang dalam 4-6 jam. Warning tersebut di gunakan untuk menilai

syok pada penderita DBD.

Tanda atau gejala DBD yang muncul seperti bitnik-bintik merah pada kulit. Selain

itu suhu badan lebih dari 38oc badan terasalemas dan lesu, gelisah, ujung tangan dan kaki

dingin berkeringat, nyeri ulu hati, dan muntah. Dapat pula di sertai perdarahan seperti

mimisan dan buang air besar bercampur darah serta turunnnya jumlah trombosit hingga

100.00/mm.

2.1.7 Diagnosa

Berdasarkan kriteria WHO 1997 diagnosa DBD di tegakkan semua hal di bawah ini:

1. Demam atau riwayat demam akut 2-7 hari, biasanya bifasik.

2. Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/uL).

3. Terdapat minimal satu atau tanda-tanda perembesan plasma sebagai berikut efusi

pleura, asites atau hipopro-teinemia

4. Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan sebagai berikut:

a. Uji bendung positif.

b. Petekie, ekimosis, atau purpura

c. Perdarahan mukosa (tersering epistaksi atau pendarahan gusi)

d. Hemate atau melena.(Wowor, 2013)

2.1.8 Pemeriksaan laboratorium DBD

12
Menegakkan diagnosa infeksi dengue dengan menggunakan pemeriksaan

laboratorium sangat berperan penting pada perawatan pasien, surveillans epidemiologi,

pemahaman pathogenesis infeksi dengue dan riset formulasi vaksi. Diagnosa definitive

infeksi virus dengue hanya dapa di lakukan di laboratorium dengan cara isolasi virus,

deteksi antigen virus atau RNA dalam serum atau jaringan tubuh (PCR), dan deteksi

spesifik dalam serum pasien. Pemeriksaan laboratorium yang di lakukan adalah

pemeriksaan darah rutin untuk menapis dan membantu menegakkan diagnose passion

demam berdarah dengue.

2.2 Konsep Pengetahuan Masyarakat

2.2.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu sseorang terhadap

objek mealalui indra yang di miliki (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Dengan

sendirinya, pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat di

pengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar

pengetahuan seseorang di peroleh melalui indra pendengaran yaitu telinga dan indra

penglihatan yaitu mata (Notoatmodjo ,2012).

Menurut Notoatmodj (2012), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini

terjadi telah orang melakukan pengindran terhadap suatu objek teetentu. Dalam kamus

Besar Indonesia (2011), pengetahuan adalah sesuatu yang di ketahui berkaitan dengan

berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses belajar ini di pengaruhi berbagai faktor

dari dalam, seperti motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia, serta

keadaan social budaya. Pengetahuan adalah informasi yang di ketahui atau di sadari

seseorang (Agus ,2013).

2.2.2Proses terjadinya pengetahuan

13
Menurut notoatmodjo (2011) pengetahuan mengungkapkan bahwa sebelum

orang mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi proses sebagai

berikut:

1. Kesadaran, di mana o rang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih

dahulu terhadap stimulasi (Objek).

2. Merasa, tertarik terhadap stimulasi atau objek tersebut di sini sikap objek mulai

timbul

3. Menimbang-nimbang, terhadap baik dan tidaknya stimulasi tersebut bagi dirinya ,

hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi

4. Mencoba, dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa

yang di kehendaki

5. Adaption, di mana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran,dan sikap terhadap stimulasi.(Ayu, 2019)

2.2.3 Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoamodjo (2012) pengetahuan yang di cakup dalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkatan yaitu:

1) Tahu(know) di artikan sebagai mengingat kembali suatu materi yang telah di pelajari

dan di terima dari sebelumnya. Kata kerja mengukur bahwa orang taahu tentang apa

yang telah di pelajari antara lain mampu menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan

suatu materi secara benar.

2) Memahami(comprehension)

Memahami merupakaan suatu kemampuan untuk menjelaskan dan

menginterprestasikan materi yang di ketahui secara benar. Orang yang telah paham

terhadap suatu materi ataau objek harus dapat menyebut, menjelaskan, dan

menyimulkan. Seseorang dinyatakan telah memahami penyakit DBD apabila

14
menjelaskan secara lengkap meliputi cara pencegahaan, penularan dan penyebab

penyakit DBD.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi merupakan kamampuan seseorang yang teelah memahami suatu materi atau

objek dapat menggunakan ataau mengaplikasikan prinsip yang di ketahui tersebut

pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi di sini dapat di artikan sebagai

aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya

dalam konteks ataau situasi yang lain. Seseorang anggota masyarakat pada tingkat

aplikasi dapat menerapkan teori dengan menggunakan peralatan yang ada dalam

usaha pencegahan sederhana penyakit DBD di lingkungan masing-masing.

4) Analis (Analysis)

Analisis merupakan kemampuan seseorang yang telah memahami suatu atau objek

tertentu ke dalam komponen -komponen yang terdapat dalam suatu masalah dan

berkaitan satu sama lain. Pengetahuan seseorang sudah sampai pada tingkat analisis,

apabila orang tersebut telah dapat membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan

membuat diagram terhadap pengetahuan ataau objek tertentu. Kemampuan

masyarakat dalam menganalisi penyakit DBD dapat di lihat dari penggunaan kata-

kata : dapat menggambarkan,membedakan memisahkan,dan mengelompokkan

berbagai masalah mengenai penyakit DBD yang meliputi cara pencegahan,penularan

dan penyebab.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan seseorang untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian suatu objek tertentu ke dalam bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.Seorang dapat menerapkan

15
teori tentang penyakit DBD berbagai macam situasi kondisi berdasarkan keinginan

dan kehendak dengan fleksibel tetapi tepat pada sasaraannya.

6) Evaluasi (Evalution)

Evaluasi merupakan suatu kemampuanseseorang untuk melakukan penilain terhadap

suatu materi atau objek tertentu. Penilain itu di dasarkan pada suatu kriteria yang di

tentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Dalam tingkat ini

seseorang dapat melakukan penilaian terhadap tindakan yang di lakukan orang lain

tentang cara pencegahan, penularan, dan penyebab penyakit DBD melakukan

evaluasi dan kemudian melakukan pembenahan sehingga sesuai dengan materi dan

aturan yang benar.

Tingkat pengetahuan dapat di ketahui dan di interprestasikan dengan skala yang

bersifat kualitatif sebagai berikut.(Wiwi, 2015)

1. Baik: Hasil Presentase 76%-100%

2. Cukup: Hasil Presentase 56%-75%

3. Kurang: Hasil Presentase kurang dari 56%

16
BAB 3
KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep

Pengetahuan
baik angka
kesakitan
menurun

Pengetahuan Masyarakat Pencegahan DBD

Pengetahuan
kurang baik
angka kesakitan
meningkat

= Diteliti

= Tidak di teliti

= Mempengaruhi

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

17
Tabel 3.1 Definisi Operasional

NO Variabel Definisi Parameter Alat Skala Hasil Ukur


Operasional Ukur Ukur
1 Variabel Segala Masyarakat mampu Kuisoner Ordinal 1. Baik :Jika
Independen sesuatu yang menjelaskan tentang dapat
Pengetahuan diketahui pencegahan DBD: menjawab
masyarakat masyarakat 1. Menerapakan pertanyaan
3M dengan benar
tentang tentang
2. Mengunakan 76-100%.
pencegahaan pencegahan
Obat nyamuk 2. Cukup: Jika
DBD DBD dapat
3. Menberikan
menjawab
larvasida pada pertanyaan
penampung dengan benar
air 56-75%.
4. Tidak 3. Kurang:
mengantung Jika dapat
pakian menjawab
5. Memakai pertanyaan
kelambu dengan
6. Penerangan benar ≥ 55%.
ruangan
(Arikunto,
2013)

18
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunkan metode deskriptif yaitu suatu metode untuk

mendapatkan gambaran Pengatahuan Masyarakat tentang Pencegahaan

Demam Berdarah Dengue di Wilaya Kerja Puskesmas Kambaniru Kecamatan

Kambera Kabupaten Sumba Timur

4.2 Rencana Penelitian

Rancana penelitian ini menggunkan desain penelitian deskriptif yaitu untuk

meneliti suatu masalah melalui suatu kelompok yang bertujuan untuk

mengetahui Pengetahuan Masyarakat tentang Pencegahan Demam Berdarah

Dengue di Wilaya Kerja Puskesmas Kambaniru Kecamatan Kambera

Kabupaten Sumba Timur.

4.3 Populasi Dan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari variable yang menyangkut masalah

yang di teliti (Nursalam ,2003). Populasi menurut Notoatmodjo (2010) adalah

keseluruhan objek yang di teliti. Populasi dalam penelitian ini adalah semua

masyarakat yang berada di Wilaya Kerja Puskesmas Kambaniru di Wilaya

Kerja Puskesmas Kambaniru Kecamatan Kambera Kabupaten Sumba Timur.

4.3.2 Sampel

Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan

sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2013). Sedangkan

menurut Notoadmodjo, 2005 sampel adalah sebagian yang diambil dari

19
keseluruhan objek yang diteliti yang dianggap mewakili seluruh populasi.

Sampel dari penelitian ini menggunakan sample minimal yaitu 30 orang

(Nursalam,2003). Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

Random Sampling dengan Teknik sampel menggunakan Surve (dari

rumah ke rumah). Penilitian ini membutuhkan jawaban yang jujur tepat

dan dapat di peroleh informasi yang akurat maka sampel dalam penelitian

ini di tambahkan dengan persyaratan sebagai berikut :

Kriteria Inklusi dalam penelitian ini menurut (Nurusalam, 2013):

1. Masyarakat yang berdomisili di Wilaya Kerja Puskesmas Kambaniru

Kecamatan Kambera Kabupaten Sumba Timur.

2. Dapat berkomunikasi dengan baik

3. Bersedia diteliti dan menandatangani surat peryataan calon penelitian

4. Dapat membaca dan menulis

5. Masyarakat yang berumur 20 -30 tahun baik laki-laki maupun

perempuan.

4.4 Variabel penilitian

1) Variabel Independent (Variabel Bebas)

Variabel Independent adalah suatu kegiatan stimulus aktivitas yang

dimanipulasi oleh peneliti untuk menciptakan suatu dampak pada variabel

dependent (Nursalam, 2013). Variabel independent dalam penelitian ini

adalah Pengetahuan masyarakat.

2) Variabel Dependen (Variabel Terikat) Variabel Depeden adalah variabel

respons akan muncul sebagai akibat dari manipulasi suatu variabel-

variabel lain (Nursalam, 2013). Variabel dependen dalam penelitian ini

20
adalah Pencegahan Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja

Puskesmas Kambaniru Kecamatan Kambera Kabupaten Sumba Timur.

4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Kambaniru

Kecamatan Kambera Kabupaten Sumba Timur pada bulan Mei 2021.

4.6 Interumen Penelitian

Instrumen yang digunakan berupa lembaran kuesioner dalam bentuk pilihan

ganda (Multiple Choice) dengan memilih jawaban obsen a, b, c, d atau e, dan

berjumlah 15 soal.

4.7 Teknik Pengumpulan Data, Pengolahan Data Dan Analisa Data

1. Teknik Pengumpulan data

a. Data perimer: data yang diperoleh melalui lembar kuesioner

b. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari

Wilayah Kerja Puskesmas Kambaniru Kecamatan Kambera Kabupaten

Sumba Timur.

2. Pengolahan Data

Pengolahan data menggunakan editing, decoding, dan skoring.

1. Editing: yaitu untuk melihat apakah data yang diperoleh sudah terasa

lengkap atau kurang.

2. Decoding: mengklasifikasikan jawaban responden menurut macamnya

dengan memberi kode pada masing-masing jawaban menurut item

pada kuesioner.

3. Skoring: yaitu dengan pemberian nilai dari masing-masing responden.

Pemberian score : bila jawaban benar diberi nilai 1, bila jawaban salah

diberi nilai 0.

21
4. Tabulasi: Mengelompokan data dalam bentuk tabel

3. Analisa Data

Data dikumpulkan dan dikelompokkan kemudian diolah secra univariat

sesuai dengan variabel penelitian. Kategori baik 80-100%, cukup 50-80%,

dan kurang <50%. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan narasi

sehingga menggambarkan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan

DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Kambaniru Kecamatan Kambera

Kabupaten Sumba Timur

4.8 Etika Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan prinsip etika, antara lain:

1. Informed consent (lembar persetujuan menjadi responde)

Lembaran persetujuan diberikan kepada responden, tujuannya adalag

subjek mengethaui maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang

diteliti selama pengumpulan data. Jika bersedia diteliti maka responden

bersedia menadatangi lembar persetujuan, jika tidak bersedia diteliti maka

peneliti tidak memaksa dan menghormati haknya.

2. Confidentility (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang berikan oleh responden akan tetap dijamin

oleh peneliti.

3. Anomonity (Tanpa Nama)

Untuk menjada kerahasiaan identitas responden maka peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang di

isi oleh responden dan hanya diberikan kode tertentu.

22
4.9 Jadwal Penelitian

Jadwal Penelitian
No Kegiatan Feb Mar 2021 Apr 2021 Mei 2021 Juni 2021
2021
1 Persiapan √ √ √
proposal
2 Seminar √
Proposal
3 Perbaikan √
proposal

4 Pengambilan √ √
Data
5 Penyusunan √
laporan
6 Ujian KTI √
7 Perbaikan KTI √
8 Pengumpulan √
KTI

23
LAMPIRAN- LAMPIRAN

Lampiran I

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN WAINGAPU
JLN. ADAM MALIK, NO.126, TELP (0387) 61715

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth : Bapak/Ibu di wilayah kerja puskesmas kambaniru


Nama saya : Maryensi Maheli Eha, mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang
Program Studi Keperawatan Waingapu angkatan 2018 melaksanakan penelitian dengan
judul “Pengetahuan Masyarakat tentang Pencegahan Demam Berdarah Dengue di
Wilayah Kerja Puskesmas Kambaniru Kecamatan Kambera Kabupaten Sumba Timur
”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengetahuan bapak/Ibu
terhadap pencegahan Demam Berdarah Dengue. Apabila Bapak/Ibu menyetujui, maka
dengan ini saya minta kesediaannya untuk menadatangani lembar persetujuan ini dan
saya mohon kesediaan Bapak/ Ibu untuk menjawab pertanyaan yang saya berikan dalam
bentuk lembar kuisoner. Jika ibu tidak bersedia untuk berpartisipasi saya tidak akan
memaksa.
Atas perhatian Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.
Tanda tangan :....................
Tanggal :
Waingapu, 2021

Pemohon

MARYENSI MAHELI EHA


NIM : PO.530320318720

24
Lampiran II

“STUDI DESKRIPTIF PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG


PENCEGAHAN DBD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMBANIRU

KECAMATAN KAMBERA KABUPATEN SUMBA TIMUR”

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

OLEH

MARYENSI MAHELI EHA


NIM : PO.530320318720

Setelah saya membaca permohonan di atas, maka saya menyatakan bersedia menjadi

responden dalam penelitian ini. Sebagai bukti kesediaan saya menjadi responden di

bawah ini saya bubuhkan tanda tangan saya :

Waingapu, 2021

Tanda tangan responde

25
Lampiran 3

LEMBAARAN KUISIONEER

STUDI DESKRIPTIF PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG


PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMBANIRU KECAMATAN KAMBERA
KABUPATEN SUMBA TIMUR
TAHUN 2021

1.DATA UMUM

IDENTITAS RESPONDEN

1. No = ………… Diisi peneliti)

2. Umur =……………….

3. Jenis kelamin =……………….

4. Pendidikan =…………………

5. Status dalam peneliti =……………….

II. DATA KHUSUS

Pentunjuk pengisian: jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar.

Berilah tanda chek list (√) pada kotak yang telah di sediakan kotak yang telah di sediakan

sesuai dengan jawaban Bapak/Ibu.

1.Waktu yang baik untuk menguras bak mandi atau penampungan air adalah……

a) 2 hari

b) 3 hari

c) 4 hari

d) 5 hari

e.) 1 minggu

26
2. Apa saja yang harus di tutup untuk mencegah terjadinya penyakit demam berdarah?

Kecuali……

a) Menutup lubang Bambu dengan pasir

b) Menutup lubang pada pagar dengan tanah

c) Menutup penampungan air dengan rapat

d) Menutup selokan air

e) Menutup ban dengan plastic atau masukkan dalam karung

3. Apa saja yang harus di kubur untuk mencegah terjadinya penyakit demam berdarah?

Kecuali……

a) gelas bekasan

b) pecahan piring

c) botol atau kaleng

d) plastic

e) meja

4. Apakah Bapak/Ibu mengetahui kegunaan abate?

a) Tidak tahu

b) Mematikan jentik dan larva nyamuk

c) Mematikan kecoak

d) Membersih kan air

e) Mematikan kutu air

5. Apakah Bapak/Ibu mengetahui kepanjangan dari 3M dalam pencegahan DBD?

a) Menggali, mengubur dan menutup

b) Mencuci, menguras dan mengubur

c) Tidak tahu

d) Mengubur,menguras dan menutup

e) Memberikan abate, mecuci dan menguras

6. Manfaat memakai kelambu di saat tidur untuk ……

27
a) Menghindari suara dan gigitan nyamuk

b)) Menghindari gigitan semut

c) Menghias tempat tidur agar indah

d) Menghindari dari gigitan lalat

e) Melindungi dari kedinginan

7. jenis obat nyamuk yang dapat di gunakan untuk mencegah demam berdarah? Kecualli….

a) Bakar baygon

b) Autan obat nyamuk kulit

c) Obat nyamuk hit elektrik isi ulang

d) Obat nyamuk semprot e) Melindungi dari kedinginan

e) Obat nyamuk makan

8. Di larang mengantung pakian agar tidak…………

a) Tidak menjadi tempat tinggal nyamuk

b) Tidak menjadi tempat sarang semut

c) Tidak menjadi tempat sarang nyamuk

d) Tidak menjadi tempat sarang burung

e) Tidak menjadi tempat kecoak

9. Melakukan penerangan ruangan karena nyamuk……..

a) Tidak menyukai tempat terang

b) Tidak menyukai tempat gelaap

c) Menyukai tempat terang

d) Menyukai angina

e) Menyukai matahari

28
10. Cara menguras penampungan air yang baik adalah…………

a) Dengan menyikat atau menggosok rata dinding bagian dalam penampungan air,

mendatar maupun turun agar telur nyampu tidak menempel dapat lepas dan tidak

menetas jentik nyamuk

b) Menyikat luar dinding

c) Menguras tanpa membersihkan

d) Membersih kan lantai

e) Membersihkan pintu

11. Cara menutup Penampungan air yang baik adalah…..

a) Menutup rapat air dengan rapat

b) Tidak menutup rapat

c) Tidak menutup

d) Menutup bak mandi

e) Menutup Wc

12. Ketika penampungan air tidak di kuras maka yang terjadi………

a) Tempat tinggal jentik

b) Tempat tinggal semut

c) Tempat tinggal burung

d) Tempat tinggal kecoak

e) Tempat tinggal belalang

13. Tujuan dari Cara menguras yang baik dengan menyikat menggosok rata dinding bagian

dalam penampungan air, mendatar maupun turun, maksudnya adalah……..

a) agar telur nyampuk tidaak menempel dapat lepas dan tidak menetas jentik nyamuk

b) Agar telur semut mati

c) Agar telur lalat Mati

d) Agar telur cicak mati

29
e) Agar kutu air mati

14. Manfaat obat nyamuk adalah……….

a) Menghindari dari gigitan nyamuk yang menyebabkan demam berdarah

b) Menghindari dari gigitan semut yang menyebabkan demam berdarah

c) Menghindari dari gigitan lalat yang menyebabkan demam berdarah

d) Menghindari dari gigitan cicak yang menyebabkan demam berdarah

e) Menghindari dari gigitan kecoak yang menyebabkan demam berdarah

15. barang bekas gelas, pecahan pring dan botol atau kaleng dan plastic dalam 3M sebaiknya

di…..

a) Mengubur

b) Menguras

c) Menutup

d) Mengali

e) Menghias ruangan

30
DAFTAR PUSTAKA

0075, I. W. G. (2015). No HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KEPALA


KELUARGA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH
DENGUE DI DESA SENDANGMULYO KABUPATEN BLORA NASKAHle.
Ayu, A. I. (2019). Proses Terjadinya Pengetahuan.
Dawe, M. A. ., Romeo, P., & Ndoen, E. (2020). Pengetahuan dan Sikap Masyarakat serta
Peran Petugas Kesehatan Terkait Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD).
Journal of Health and Behavioral Science, 2(2), 138–147.
https://doi.org/10.35508/jhbs.v2i2.2283
Engkeng, S., Max, R., & Mewengkang, D. (2017). KECAMATAN MAPANGET KOTA
MANADO. 9, 1–8.
Matthews, B. J. (2019). Aedes aegypti. Trends in Genetics, 35(6), 470–471.
https://doi.org/10.1016/j.tig.2019.03.005
Novikasari, L. (2016). Hubungan Pengetahuan Orang Tua Tentang Demam Berdarah
Dengue Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue Pada Anak Di Puskesmas Iring
Mulyo Kota Metro Tahun 2014 . The Journal of Holistic Healthcare), 10(4), 1–4.
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/holistik/article/view/284
Parulian Manalu, H. S., & Munif, A. (2016). Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat
dalam Pencegahan Demam Berdarah Dengue di Provinsi Jawa Barat dan
Kalimantan Barat. ASPIRATOR - Journal of Vector-Borne Disease Studies, 8(2),
69–76. https://doi.org/10.22435/aspirator.v8i2.4159.69-76
Putu nova helinayati, N. (2015). 17,18 2.2. NPN Henilayati - 2015, 9–23.
Ratnawulan, A. (2019). BERGAS KABUPATEN SEMARANG UNIVERSITAS NEGERI
SEMARANG TAHUN 2019.
Tito Rizki Yulinda, 2016. (2016). Pengaruh Pelatihan Pemantauan..., TITO RIZKI
YULINDA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016. 10–42.
Wiwi, A. (2015). Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Masyarakat Tentang
Skistosomiasis di Kecamatan Lindu Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah Tahun 2015.
Ilmu Kedokteran, 53(9), 1689–1699.
Wowor, M. F. (2013). Deteksi Dini Demam Berdarah Dengue Dengan Pemeriksaan
Antigen Ns1. Jurnal Biomedik (Jbm), 3(1), 1–9.

31
https://doi.org/10.35790/jbm.3.1.2011.853

32

You might also like